Anda di halaman 1dari 3

UPDATE

PENYELIDIKAN ANION

Pemisahan Anion Menggunakan Fasa Diam HILIC Imidazol pada


Hydrophilic Interaction Liquid Chromatography dengan Penambahan Garam
Ammonium Asetat
Kebutuhan untuk pendeteksian anion dan kation dalam berbagai sampel
air lingkungan semakin pesat seiring dengan meningkatnya masalah lingkungan
(environmental problems) dan saatnya dibutuhkan metoda analisis yang tepat,
cepat, sederhana dan dapat memberikan analisis yang akurat. Hydrophilic
Interaction Liquid Chromatography (HILIC) merupakan teknik yang sangat tepat
untuk memisahkan senyawa polar atau senyawa yang bersifat hidrofilik dan juga
senyawa biological aktif seperti obat – obatan, nukleosida, nukleotida, asam
amino, peptida, protein, oligosakarida, karbohidrat dan lain – lain. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menilai pemisahan anion dengan menggunakan fasa
diam HILIC imidazol dalam kromatografi cair interaksi hidrofilik dengan
penambahan garam amonium asetat. Untuk memisahkan anion dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu : pemisahan anion berdasarkan variasi laju alir, pemisahan
anion menggunakan asetonitril dengan variasi konsentrasi Ammonium Asetat, dan
pemisahan anion berdasarkan variasi konsentrasi asetonitril. Dari penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa HILIC Imidazol dapat memisahkan
anion SCN-, NO3-, NO2-, Br, I-, dan BrO3- menggunakan fase gerak asetonitril.
Penambahan garam Amonium Asetat dalam fase gerak dapat meningkatkan
sensitivitas dan selektivitas anion. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang
dibutuhkan untuk memisahkan ke 6 anion lebih sedikit dibanding menggunakan
fasa diam Aminopropil Silika. Waktu yang dibutuhkan memisahkan anion
menggunakan HILIC Imidazol adalah kurang dari 12 menit. Sedangkan
menggunakan Aminopropil Silika waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan 6
anion adalah 20 menit. Walaupun waktu pemisahannya lebih cepat tetapi fasa
gerak yang digunakan untuk pemisahan anion harus ditambah dengan garam
Ammonium Asetat. Apabila tidak menambahkan kan garam Ammonium Asetat,
hanya membentuk satu puncak dengan kata lain anion tidak terpisahkan.
Ammonium Asetat dapat meningkatkan selektivitas dan sensitivitas dari
pemisahan. Jadi konsentrasi Ammonium Asetat yang paling baik adalah 50 mM.
Anion dapat terpisah dengan sempurna dan puncak yang dihasilkan lebih tajam
(www.ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/sainstek/article/view/136).

Karakterisasi Sifat Fisika-Kimia Limbah Cair Industri Electroplating


Electroplating atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan
bahan padat dengan lapisan logam, biasanya perak, krom, nikel, dan emas,
menggunakan arus listrik searah melalui suatu larutan elektrolit. Larutan yang
digunakan tersebut berupa bahan-bahan kimia yang merupakan bahan beracun dan
berbahaya sehingga limbah yang dihasilkan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pengolahan limbah secara fisika maupun secara kimia memerlukan karakter
limbah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan karakteriasi sifat fisika dan kimia
dari limbah cair industri electroplating. Sifat fisika yang diamati meliputi warna
dan bau yang dilakukan secara visual menggunakan panca indera. Sifat kimia
yang diamati dan diukur adalah derajat keasaman, kandungan anion terlarut dan
kandungan kation terlarut. Salah satu sifat kimia yang diamati adalah kandungan
anion. Identifikasi anion dilakukan dengan menambahkan pereaksi tertentu ke
alam limbah cair kemudian diamati terjadinya reaksi kimia yang dinyatakan oleh
terbentuknya gas, terbentuknya endapan atau perubahan warna. Anion yang
diidentifikasi adalah anion Cl-, Br- , I-, CN- , CNS- , C2O42-, CO32-, NO2-, NO3-,
PO43-, S 2-, SO32-, SO42- , dan S2O82-. Setelah diketahui adanya anion tertentu
dalam limbah cair maka dilakukan analisis kuantitatif anion yaitu anion CN - dan
SO42- untuk mengetahui kadarnya. Analisis kuantitatif dilakukan secara
spektrofotometri UV-Vis. Anion yang dianalisis adalah SO42- dan CN- karena
pada umumnya proses electroplating menggunakan H2SO4 dan garam-garam
sianida pada setiap tahap proses electroplating. Kadar SO42- dalam sampel
berturut turut adalah 13,084 ppm, 5,860 ppm, 26,542 ppm, 12,913 ppm, 31,482
ppm. Kadar CN- pada Sampel I-V berturut-turut adalah 0,185%, 1,590%, 0,015%,
5,074% dan 3,218%. Proses pemisahan anion ini sangat diperlukan untuk
mengolah limbah cair electroplating agar siap dibuang tanpa mencemari
lingkungan dan membahayakan kesehatan dengan menyelidiki kandungan-
kandungan berbahaya apa saja yang terdapat dalam limbah
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/marfuatun-msi/karakterisasi-
fisika-kimia-limbah-cair-electroplating.pdf).

Anda mungkin juga menyukai