SINAR MENTARI
Disusun oleh :
Abdulloh (I0516001/2016)
SURAKARTA
2018
i
DAFTAR ISI
ii
6. BAB ASPEK KEUANGAN .............................................................................11
7. BAB ANALISA RESIKO USAHA ..................................................................11
7.1 Resiko Peningkatan Kompetisi pada Segmen Usaha ....................................8
7.2 Resiko Fluktuasi Harga Bahan Baku .............................................................8
7.3 Resiko Suksesi dan Ketrampilan Sumber Daya Manusia .............................8
7.4 Resiko Finansial ............................................................................................8
8. BAB KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 11
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mocaf adalah salah satu produk hasil olahan singkong menjadi tepung yang
dapat menyubstitusi terigu, karena memiliki karakteristik lembut, putih, tidak
berbau singkong. Mocaf merupakan singkatan dari modified cassava
flour yang artinya tepung singkong modifikasi. Tepung mocaf telah banyak
diuji coba untuk membuat aneka produk makanan seperti mie, kue, roti,bakso,
kerupuk, dan lain-lain menggantikan terigu 30-100 % dengan kualitas produk
yang cukup baik. Saat ini, para produsen produk makanan berbasis terigu sudah
mulai bergeser menggunakan tepung mocaf sebagai salah satu bahan dasar
produk olahannya. Namun, masih banyak pula produsen yang masih fanatik
menggunakan terigu yang merupakan komoditas impor meskipun harus
membeli harga yang cukup mahal berkisar Rp. 6000 hingga Rp.7000.
Sedangkan tepung mocaf berkisar Rp.5500 – Rp.6000 untuk segmen pasar
pabrik. Sedangkan harga jual eceran bisa mencapai harga Rp.7500 di toko atau
supermarket. Inovasi produk olahan singkong menjadi tepung mocaf
merupakan terobosan baru yang telah memberi keuntungan banyak fihak
antara lain; industri makanan, konsumen rumah tangga, petani singkong,
investor, teknologi produksi, dan pengentasan pengangguran.
v
1.3.Metode Penyusunan Bisnis Plan
Metode pengumpulan data dalam penulisan rencana kegiatan ini
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Studi pustaka dengan mengumpulkan literatur, artikel, dan data sekunder
dari beberapa sumber
Observasi ke beberapa lokasi perusahaan mocaf
Observasi ke beberapa bengkel peralatan.
Observasi ke beberapa supplier bahan baku
1.4.Batasan-batasan Bisnis Plan
Untuk menyamakan pemahaman akan batasan-batasan dalam penulisan
rencana kegiatan ini, maka dijelaskan beberapa asumsi sebagai berikut:
Industri
Perusahaan tepung mocaf merupakan perusahaan yang cukup berpotensi
untuk dikembangkan
Lingkup Bisnis/Layanan yang Ditawarkan
Perusahaan ini menawarkan tepung mocaf yang berkualitas tinggi dengan
harga merakyat
Pasar Sasaran
Perusahaan ini menargetkan konsumen berupa usaha – usaha kecil yang
berkutik di bidang kuliner maupun kebutuhan pokok
Pesaing
Pesaing utama dalam usaha ini adalah produsen mocaf yang lain yang sudah
memiliki pangsa pasar sendiri
1.5.Sistematika Pembahasan
Proses penulisan rencana kegiatan pabrik tepung mocaf ini dilakukan
dengan sistematika pembahasan yang terdiri atas :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan penulisan bisnis plan, metode penyusunan
bisnis plan batasan – batasan bisnis plan.
BAB II. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
vi
Membahas mengenai profit manajemen dan organisasi tentang pabrik
tepung mocaf sendiri
BAB III. ASPEK TEKNIK OPERASIONAL
Membahas lokasi pabrik dan aksesibilitas, fasilitas penunjang yang tersedia,
mesin – mesin dan peralatan produksi, kapasitas produksi dan target
produksi, teknologi dan proses produksi, serta tenaga kerja.
BAB IV. ASPEK PENGELOLAAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Membahas mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya
pembangunan pabrik ini terhadap daerah di sekitanya, upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan serta penanganan limbah. Dibahas pula
perubahan – perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi dengan adanya
pengoperasian pabrik tepung mocaf ini
BAB V. ASPEK PEMASARAN
Membahas mengenai sampai seberapa jauh pabrik tepung mocaf dapat
meraih pasarnya sendiri
BAB VI. ASPEK KEUANGAN
Membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan pabrik
tepung mocaf
BAB VII. ANALISA RESIKO USAHA
Mengkaji hasil resiko usaha yang dihadapi pabrik ini meliputi resiko
internal maupun resiko eksternal dalam operasional pabrik
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pembahasan atau studi kelayakan maka akan diberikan
kesimpulan mengenai studi kelayak serta saran – saran untuk kelangsungan
operasional
vii
BAB II
viii
Direktur Utama
Wakil Direktur
Utama
Divisi Manajemen
Resiko
Satuan Usahan
Pengamanan
Satuan Usaha
Engineering Service
Direktorat Direktorat
Operasi/Produksi Teknologi
Direktorat Umum
ix
2.3 Tugas dan Wewenang
2.3.1 Direktur Utama
Direktur Utama memiliki tugas dan wewenang :
x
Direktorat Niaga dan Pengembangan Usaha berfungsi untuk menganalisis
perkembangan lawan usaha, menganalisis perkembangan usaha pabrik sendiri, dan
melakukan modifikasi terhadap produk.
2.3.9 Direktorat Teknologi
Direktorat teknologi bertugas untuk mengatur proses produksi dengan
pengecekan alat – alat produksi, mengembangakn teknologi produksi, dan menjaga
aset pabrik.
2.3.10 Direktorat Umum
Direktorat Umum berfungsi sebagai penghubung pabrik dengan masyarakat
sekitar, mengatur jalannya produksi di masyarakat, dan mengatur hubungan pabrik
dengan pihak – pihak yang berhubungan.
xi
BAB III
12
Stripping efficiency : 75 - 85%
Engine : Diesel 7.5 PK
b. Mesin pencuci singkong
Material body : Mild steel
Material silinder : Stainless steel
Size P x L x T : 2350 x 800 x 1210 mm
Saringan silinder dia : 600 x 1040, mesh 5 mm
Blade pengaduk : 6 buah
Dilengkapi karet pengaduk
Motor penggerak : Diesel 8 Hp
Kapasitas : 500 - 1500 kg/jam
Pompa air 300 watt
c. Mesin perajang singkong untuk Gaplek
Untuk gaplek
Size PxLxT : 750x800x1250 mm
Kapasitas : 500 - 1500 kg/jam
Penggerak : Diesel 16 Pk
d. Mesin penyawut singkong
Untuk menyawut singkong
Material Bak : Plat Stainless Steel 304, Tebal 1.2 mm
Material Kaki : Hollow 50 x 50
Kapasitas : 500 kg/jam
Size : 800 x 800 x 1100 mm
e. Mesin parut singkong
Untuk Memarut Singkong
Material Bak : Plat Stainless Steel 304
Tebal : 1,2 mm
Material Rangka : Besi UNP
Diameter Roll Parut : 10 Inch
Bahan Material Roll Parut : stainless Steel 304
Penggerak : Elektromotor 7.5 Hp, 3 phase
13
Size PxLxT : 130x80x140 cm
Kapasitas : 500 kg /jam
f. Mesin perajang singkong
Material Body : Stainless Steel 1 mm
Framework : UNP Steel
Size : 845 x 550 x 1080 mm
Engine : E.Motor 1 Hp
Kapasitas singkong : 197.03 kg/jam
Kapasitas ubi : 259 kg/jam
Memiliki tes report
g. Mesin Penggoreng
Size LxWxH : 600 x 600 x 1000 mm
Capacity : 20 Litre / Batch
Heater : LPG
h. Mesin Spinner / Mesin Peniris Minyak / Centrifuge
Size LxWxH : 800 x 500 x 650 mm
Capacity : 5 Kg / shift
Engine : E. Motor ½ HP
i. Mesin Penepung Bubuk Tapioka Basah
Merk Hörja, Type HRJHM SS 01
Dimensi Tabung
Panjang : 500 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 500 mm
Bahan Tabung : Stainless steel 304
Material Rangka : Mild Steel
Dimensi keseluruhan
Panjang : 1100 mm
Lebar : 600 mm
Tinggi : 1000 mm
14
Penggerak : Diesel 12 Pk
Kapasitas : 500 - 1500 kg/ jam
j. Mesin Hammer Mill Cyclone
Merk Hörja, Type HRJ HCYC 02
Dimensi Tabung
Panjang : 500 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 500 mm
Bahan Tabung : Stainless steel 304
Material Rangka : Mild Steel
Dimensi keseluruhan
Panjang : 1100 mm (tidak dengan cyclone)
Lebar : 600 mm (tidak dengan cyclone)
Tinggi : 1000 mm (tidak dengan cyclone)
Penggerak : Diesel 12 PK
Kapasitas : 200 - 500 kg/ jam (Tergantung kerapatan
Saringan)
Cyclone bahan stainlless steel
Diameter Tabung cyclone : 250 mm
Tinggi Cyclone :1650 mm
Penggerak Blower 1/4 hp - listrik
k. Mesin Dehydration Dryer
Mesin pengering singkong iris
Power supply : 220 v - 50 Hz
Power input : 1 kW
Running current : 5.0 A
Fast heating up : 1 kW
Maximum power : 2.0 kW
Dehydration amount : 3.3 kg/h
Best drying temp. : 55-65 °C
Max. hot air temp. : 65 °C
15
Working ambient temp. : -20 - 50 °C
Noise level : ≤ 60 db
Wind volume : 1100 mᵌ/h
Dimension LxWxH : 1180 x 680 x 1800 mm
Net weight : 153 kg
Gross weight : 165 kg
l. Mesin Pengering umbi
Horja
Type : KMUUMB7
oven cabinet (LPG)
Kapasitas : 40 rak
Dimensi mesin : 200 x 120 x 180 cm
Bagian dalam : stainless steel
Bagian luar : stainless steel
Rak : besi, stainless steel
Burner box : stainless steel
Support frame bawah (kaki) : mild steel
Jumlah rak : 40 buah
Sumber panas : kompor LPG
sirkulasi panas : Blower exhaust fan
Kontrol suhu : s.d 150 °C
m. Alat Perajang Serbaguna
Size PxLxT : 45,5 x 23 x 53 cm
Dia. Piringan : 38 cm
Berat : 12,7 kg Ukuran besar
Bahan Rangka : Besi Cor
Pisau : Plat Besi
3.3. Kapasitas Produksi dan Target Produksi
Kapasitas Produksi 6000 ton per tahun dengan target produksi 500
ton per hari.
3.4. Teknologi dan Proses Industri
16
Sortasi dan
Pengupasan Pencucian Slicing/Chiping
Penimbangan
Pengeringan/ Fermentasi/
Penepungan Pencucian
Penjemuran Perendaman
Pengayakan Pengemasan
17
terkontaminasi bahan kimia. Penggunaan air yang mengandung kaporit
akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi terhambat.
4. Slicing/Chiping
Singkong yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-
tipis berbentu chip berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan
bisa secara manual dengan menggunakan pisau atau dengan
menggunakan mesin slicing.
5. Fermentasi/Perendaman
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum
plastik yang diisi air kemudian dilarutkan starter mikobra yang mampu
menghidrolisis pati. Perendaman chip singkong diupayakan
sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air.
6. Pencucian
Setelah proses fermentasi selesai kurang lebih 30 jam, kemudian
dilakukan pencucian kembali untuk menghilangkan sifat asam pada
chips singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau. lebih cepat kering.
7. Pengeringan/Penjemuran
Setelah chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan
penjemuran terbuat dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan
ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau dapat dengan menggunakan terpal.
Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari.
Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis penanganannya
jika terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat
lebih cepat kering. Jika panas matahari normal maka penjemuran dapat
dilakukan minimal 3 hari. Penjemuran dengan menggunakan energi
matahari ini memerlukan lahan yang datar, luas, lapang dan tidak
terhalang oleh pepohonan. Jika kita menginginkan kapasitas besar dan
tidak bergantung pada pengeringan dengan energi matahari, maka bisa
dilakukan dengan mesin pengering yang kapasitas lebih cepat dan
besar.
8. Penepungan
18
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air
maksimal 13%, selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan
dengan menggunakan mesin penepung.
9. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut.
Pengayakan dapat dilakukan secara manual menggunakan saringan
atau dengan menggunakan mesin sehingga kapasitasnya lebih besar dan
waktu yang digunakan lebih singkat dengan mesh 80-100.
10. Pengemasan
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang
kita kehendaki. Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan
plastik umumnya digunakan untuk produk eceran, sedangkan kemasan
karung umumnya pemasaran ke industri atau pedagang besar.
3.5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan :
a. Memiliki pengalaman minimal 1 tahun
b. Mempunyai dasar perhitungan
c. Jenjang minimal Strata 1
d. Memiliki komitmen tinggi
e. Bersedia ditempatkan di segala bidang
f. Mempunyai keahlian software perhitungan Teknik kimia
19
BAB IV
Pendirian pabrik tepung mocaf pasti memiliki limbah yang dihasilkan dan
aspek sosial yang terjadi akibat pendirian pabrik.
20
BAB V
ASPEK PEMASARAN
21
BAB VI
ANALISIS EKONOMI
Harga Alat
22
Komponen Total Physical Plant Cost (PPC)
NO KETERANGAN Rp
NO KETERANGAN Rp
23
NO KETERANGAN Rp
Manufacturing Cost
a. Direct manufacturing cost
1. Bahan Baku
Biaya bahan baku untuk 1 bulan produksi (30 hari)
Buah- buahan = Rp 10.000/kg
Kebutuhan = 1500 kg/ bulan
Harga = Rp 15.000.000
Biaya total bahan baku = Rp 15.000.000
2. Tenaga Kerja
Daftar Gaji Karyawan
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Jumlah/bulan(Rp)
Staff Produksi 2 1.600.000 3.200.000
Staff Pemasaran 1 1.600.000 1.600.000
TOTAL 3 4.800.000
24
Harga tiap tabung (3kg) = Rp 18.000
Harga total = Rp 36.000
Penyediaan Air
Kebutuhan air(Liter) = 36L/hari
Biaya air per Liter = Rp 3.000/L
Harga total = Rp 108.000
Total biaya utilitas = Rp 144.000
NO KETERANGAN Rp
3 Utilitas 144.000
4 Packaging 180
1 Depresiasi 605.909
25
NO KETERANGAN Rp
General Expense
1. Administrasi
Tabel Jumlah dan Penggajian Manajemen
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Jumlah/bulan (Rp)
Pemilik Usaha 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Produksi 1 2.500.000 2.500.000
Kepala Pemaaran 1 2.500.000 2.500.000
TOTAL 3 9.000.000
NO KETERANGAN Rp
1 Administration 9.000.000
NO KETERANGAN Rp
26
2. Keuntungan (Profit)
Total Penjualan = harga penjualan x jumlah produksi
= Rp 36.000.000/bulan
Keuntungan sebelum pajak = Pendapatan – Biaya produksi
= Rp 6.449.911/bulan
Pajak Pendapatan = 0,83% dari keuntungan sebelum pajak
= 0,83% x Rp 6.449.911
= Rp 53.534/bulan
Keuntungan sesudah pajak = keuntungan sebelum pajak – pajak
= Rp 6.396.377/bulan
Modal Awal
Perhitungan waktu modal awal balik = Keuntungan sesudah pajak x 1 bulan
= 5,17 bulan
27
BAB VII
Resiko industri kecil menengah kebab buah yang akan dihadapi antara lain
28
pasar. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan industri
kecil menengah untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
7.2 Resiko fluktuasi harga bahan baku
Harga jual dan biaya produksi dipengaruhi oleh harga bahan baku. Fluktuasi
harga bahan baku yang tidak menentu akan mempengaruhi tingkat permintaan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan, terutama dalam bidang kuliner. Harga
bahan baku yang tinggi akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual yang
akan mengakibatkan penurunan permintaan kosumen terhadap kebab buah.
7.3 Resiko suksesi dan ketrampilan sumber daya manusia
Kesuksesan IKM kebab buah tidak luput dari faktor ketersediaan sumber
daya manusia yang handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta
mendukung budaya untuk terus berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul.
Oleh karena itu, risiko kegagalan pengembangan atau mempertahankan sumber
daya yang bertalenta dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan
perkembangan usaha kebab buah
7.4 Resiko finansial
Finansial sering menjadi persoalan dalam pengembangan sebuah usaha.
Seperti halnya IKM kebab buah juga membutuhkan modal dalam menjalankan
usaha tersebut, dan keterbatasan memperoleh jalur terhadap sumber sumber
pemodalan menjadi pokok yang mendasar. Karena dengan memperoleh sumber
sumber pemodalan yang banyak, maka akan memperoleh modal yang besar untuk
mengembangkan IKM kebab buah secara lebih cepat.
29
BAB VIII
1. Kesimpulan
a. Industri Kecil Menengah (IKM) kebab buah merupakan IKM yang
membuka peluang yang cukup besar dengan memperkuat segmentasi
pasar.
b. IKM ini mampu membuka lapangan pekerjaan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
c. Aspek bisnis IKM dapat berperan dalam menghadapi tantangan yang
dihadapi IKM, yaitu bagaimana IKM harus dapat bertindak kreatif dan
inovatif, serta berani mengambil resiko.
2. Saran
a. IKM harus mengelola usaha dengan baik berdasarkan resiko yang ada
maka disarankan IKM memiliki manajemen resiko yang baik
b. Bisnis plan tidak akan berjalan jika pelaku IKM tidak memiliki sikap
positif. Oleh karena itu, diharapkan memiliki sikap positif seperti berpikir
kreatif, bertindak inovatif, dan berani mengambil resiko.
30