Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN PEMBUATAN PABRIK TEPUNG MOCAF

SINAR MENTARI

Disusun oleh :

Abdulloh (I0516001/2016)

Bagas Cahyadi (I0516007/2016)

Candra Abimanyu (I0516010/2016)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................iv
1. BAB PENDAHULUAN .....................................................................................2
1.1 Latar Belakang .............................................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan Bisnis Plan .......................................................................3
1.3 Metode Penyusunan Bisnis Plan ..................................................................3
1.4 Batasan - batasan Bisnis Plan .......................................................................3
1.5 Sistematika Pembahasan ..............................................................................3
2. BAB ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN ..........................................4
2.1 Bentuk Perusahaan .......................................................................................4
2.2 Struktur Organisasi .......................................................................................5
2.3 Tugas dan Wewenang ..................................................................................6
2.4 Status Karyawan dan Sistem Upah ..............................................................6
3. BAB ASPEK TEKNIK OPERASIONAL ..........................................................7
3.1 Lokasi Pabrik Mocaf ....................................................................................7
3.2 Mesin – mesin dan Peralatan Produksi .........................................................7
3.3 Kapasitas Produksi dan Target Produksi .......................................................7
3.4 Teknologi dan Proses Industri .......................................................................8
3.5 Tenaga Kerja .................................................................................................8
4. BAB ASPEK PENGELOLAAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN .................9
4.1 Limbah yang Dihasilkan ..............................................................................7
4.2 Dampak Sosial ............................................................................................... 7
5. BAB ASPEK PEMASARAN ...........................................................................10
5.1 Perkembangan Permintaan Pasar ..................................................................8
5.2 Peluang dan Pangsa Pasar .............................................................................8
5.3 Harga Jual ......................................................................................................8
5.4 Persaingan Usaha ..........................................................................................8
5.5 Sasaran dan Target Pemasaran ......................................................................8

ii
6. BAB ASPEK KEUANGAN .............................................................................11
7. BAB ANALISA RESIKO USAHA ..................................................................11
7.1 Resiko Peningkatan Kompetisi pada Segmen Usaha ....................................8
7.2 Resiko Fluktuasi Harga Bahan Baku .............................................................8
7.3 Resiko Suksesi dan Ketrampilan Sumber Daya Manusia .............................8
7.4 Resiko Finansial ............................................................................................8
8. BAB KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 – Struktur Organisasi Pabrik Tepung Mocaf ...........................................i


Gambar 2 – Diagram Alir Pembuatan Tepung Mocaf ..............................................i

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Mocaf adalah salah satu produk hasil olahan singkong menjadi tepung yang
dapat menyubstitusi terigu, karena memiliki karakteristik lembut, putih, tidak
berbau singkong. Mocaf merupakan singkatan dari modified cassava
flour yang artinya tepung singkong modifikasi. Tepung mocaf telah banyak
diuji coba untuk membuat aneka produk makanan seperti mie, kue, roti,bakso,
kerupuk, dan lain-lain menggantikan terigu 30-100 % dengan kualitas produk
yang cukup baik. Saat ini, para produsen produk makanan berbasis terigu sudah
mulai bergeser menggunakan tepung mocaf sebagai salah satu bahan dasar
produk olahannya. Namun, masih banyak pula produsen yang masih fanatik
menggunakan terigu yang merupakan komoditas impor meskipun harus
membeli harga yang cukup mahal berkisar Rp. 6000 hingga Rp.7000.
Sedangkan tepung mocaf berkisar Rp.5500 – Rp.6000 untuk segmen pasar
pabrik. Sedangkan harga jual eceran bisa mencapai harga Rp.7500 di toko atau
supermarket. Inovasi produk olahan singkong menjadi tepung mocaf
merupakan terobosan baru yang telah memberi keuntungan banyak fihak
antara lain; industri makanan, konsumen rumah tangga, petani singkong,
investor, teknologi produksi, dan pengentasan pengangguran.

1.2.Tujuan Penulisan Bisnis Plan


Tujuan dari penulisan bisnis plan pembuatan pabrik tepung mocaf :

 Menganalisa dan menentukan langkah-langkah strategis terhadap peluang


yang ada dalam perkembangan bisnis kebutuhan pokok
 Menganalisa kemungkinan ancaman dan hambatan yang akan terjadi dalam
usaha ini, sehingga dapat diantisipasi guna memperkecil resiko yang
mungkin terjadi.
 Menganalisa kelayakan investasi sebagai bisnis tepung mocaf

v
1.3.Metode Penyusunan Bisnis Plan
Metode pengumpulan data dalam penulisan rencana kegiatan ini
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
 Studi pustaka dengan mengumpulkan literatur, artikel, dan data sekunder
dari beberapa sumber
 Observasi ke beberapa lokasi perusahaan mocaf
 Observasi ke beberapa bengkel peralatan.
 Observasi ke beberapa supplier bahan baku
1.4.Batasan-batasan Bisnis Plan
Untuk menyamakan pemahaman akan batasan-batasan dalam penulisan
rencana kegiatan ini, maka dijelaskan beberapa asumsi sebagai berikut:

 Industri
Perusahaan tepung mocaf merupakan perusahaan yang cukup berpotensi
untuk dikembangkan
 Lingkup Bisnis/Layanan yang Ditawarkan
Perusahaan ini menawarkan tepung mocaf yang berkualitas tinggi dengan
harga merakyat
 Pasar Sasaran
Perusahaan ini menargetkan konsumen berupa usaha – usaha kecil yang
berkutik di bidang kuliner maupun kebutuhan pokok
 Pesaing
Pesaing utama dalam usaha ini adalah produsen mocaf yang lain yang sudah
memiliki pangsa pasar sendiri
1.5.Sistematika Pembahasan
Proses penulisan rencana kegiatan pabrik tepung mocaf ini dilakukan
dengan sistematika pembahasan yang terdiri atas :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan penulisan bisnis plan, metode penyusunan
bisnis plan batasan – batasan bisnis plan.
BAB II. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

vi
Membahas mengenai profit manajemen dan organisasi tentang pabrik
tepung mocaf sendiri
BAB III. ASPEK TEKNIK OPERASIONAL
Membahas lokasi pabrik dan aksesibilitas, fasilitas penunjang yang tersedia,
mesin – mesin dan peralatan produksi, kapasitas produksi dan target
produksi, teknologi dan proses produksi, serta tenaga kerja.
BAB IV. ASPEK PENGELOLAAN DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Membahas mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya
pembangunan pabrik ini terhadap daerah di sekitanya, upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan serta penanganan limbah. Dibahas pula
perubahan – perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi dengan adanya
pengoperasian pabrik tepung mocaf ini
BAB V. ASPEK PEMASARAN
Membahas mengenai sampai seberapa jauh pabrik tepung mocaf dapat
meraih pasarnya sendiri
BAB VI. ASPEK KEUANGAN
Membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan pabrik
tepung mocaf
BAB VII. ANALISA RESIKO USAHA
Mengkaji hasil resiko usaha yang dihadapi pabrik ini meliputi resiko
internal maupun resiko eksternal dalam operasional pabrik
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pembahasan atau studi kelayakan maka akan diberikan
kesimpulan mengenai studi kelayak serta saran – saran untuk kelangsungan
operasional

vii
BAB II

ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

2.1 Bentuk Perusahaan


Perusahaan tepung mocaf yang akan didirikan, direncanakan mempunyai :
Bentuk : Pabrik skala menengah
Lapangan Usaha : Perusahaan menengah
Lokasi Perusahaan : Wonogiri, Jawa Tengah
Ciri-ciri perusahaan :

a. Usaha produktif milik Pemerintah Negara Indonesia, badan usaha


yang berbadan hukum;
b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki;
c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 105.198.144,00 atau
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 96.000.000,00 per
tahun.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menunjang kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena berhubungan dengan
komunikasi yang terjadi dalam perusahaan demi tercapainya kerjasama yang baik
antar karyawan. Struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan ini adalah
sebagai berikut :

viii
Direktur Utama

Wakil Direktur
Utama

Divisi Manajemen
Resiko

Satuan Usahan
Pengamanan
Satuan Usaha
Engineering Service

Direktorat Direktorat Niaga dan


Keuangan Pengembangan Usaha

Direktorat Direktorat
Operasi/Produksi Teknologi

Direktorat Umum

Gambar 1 - Struktur Organisasi Pabrik Tepung Mocaf

ix
2.3 Tugas dan Wewenang
2.3.1 Direktur Utama
Direktur Utama memiliki tugas dan wewenang :

a. Melakukan pengambilan keputusan.


b. Mengkontrol aktivitas perusahaan.
c. Menjalin hubungan dengan pengusaha lain.
d. Membuat strategi usaha
2.3.2 Wakil Direktur Utama
Wakil Direktur Utama bertugas mengorganisir semua bagian – bagian
perusahaan.
2.3.3 Divisi Manajemen Resiko
Divisi manajemen resiko bertugas untuk menelaah segala bentuk kegiatan
dan menganalisa resiko yang akan terjadi dan cara penanggulangannya.
2.3.4 Satuan Usaha Pengamanan
Satuan Usaha Pengamanan berfungsi untuk menjaga keamanan seluruh
pabrik dan menjaga kesediaan alat – alat yang berada di dalam pabrik.
2.3.5 Satuan Usaha Engineering Service
Satuan Usaha Engineering Service bertugas melakukan kontrol seluruh
program produksi tepung mocaf, menghitung ketersediaan alat, mengevaluasi
pemakaian alat, dan menjaga stablitas produksi.
2.3.6 Direktorat Keuangan
Direktorat keuangan berfungsi untuk mengolah pengelolaan dana,
pendistribusian dana, menghitung profit perusahaan, pengeluaran penggunaan alat,
pembagian gaji karyawan, dan mengatur pengeluaran keuangan dalam pabrik.
2.3.7 Direktorat Operasi/Produksi
Direktorat Operasi/Produksi memiliki tugas yaitu mengatur produksi dalam
pabrik, menjaga stabilitas produksi dalam pabrik, dan menganalisis kebutuhan
dalam pabrik (bahan baku).
2.3.8 Direktorat Niaga dan Pengembangan Usaha

x
Direktorat Niaga dan Pengembangan Usaha berfungsi untuk menganalisis
perkembangan lawan usaha, menganalisis perkembangan usaha pabrik sendiri, dan
melakukan modifikasi terhadap produk.
2.3.9 Direktorat Teknologi
Direktorat teknologi bertugas untuk mengatur proses produksi dengan
pengecekan alat – alat produksi, mengembangakn teknologi produksi, dan menjaga
aset pabrik.
2.3.10 Direktorat Umum
Direktorat Umum berfungsi sebagai penghubung pabrik dengan masyarakat
sekitar, mengatur jalannya produksi di masyarakat, dan mengatur hubungan pabrik
dengan pihak – pihak yang berhubungan.

2.4 Status Karyawan Dan Sistem Upah


Pada IKM Kebab Buah ini sistem upah karyawan berdasarkan
status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan keahlian. Berikut jenis
karyawan yang dimiliki :
a. Karyawan Tetap
Karyawan tetap yaitu karyawan yang diangkat dan
diberhentikan dengan surat keputusan (SK) pemilik usaha dan
mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa
kerjanya.

xi
BAB III

ASPEK TEKNIK OPERASIONAL

3.1. Lokasi Pabrik Mocaf

Lokasi merupakan faktor utama dalam memperoleh bahan baku dan


membuka pasar perdagangan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Ketersediaan Bahan baku


Bahan baku utama pabrik mocaf adalah singkong. Lokasi yang
dipilih yaitu Wonogiri, Jawa Tengah karena dekat dengan perkebunan
singkong dan memiliki area yang cukup luas untuk didirikan pabrik.
b. Sarana Transportasi
Transportasi menggunakan truk yang berkapasitas 100 kg per truk
untuk mengangkut bahan baku dan mengedarkan bahan baku menuju
konsumen.
c. Penyediaan Bahan Bakar dan Energi
Penyediaan bahan bakar dapat ditransfer dari pabrik lain yang
menyediakan bahan bakar untuk keberlangsungan pabrik.
d. Penyediaan Air
Untuk kebutuhan utilitas berupa air, diperoleh dari air danau yang
terdapat di daerah Wonogiri dan menyediakan tampungan air hujan
guna menunjang penyediaan air.
e. Pasar Perdagangan
Pasar perdagangan dibuka melalui promosi di pabrik – pabrik
pengolahan makanan atau pabrik yang membutuhkan tepung mocaf.
3.2. Mesin – Mesin dan Peralatan Produksi
a. Mesin pengupas kulit singkong
Size LxWxH : 4000x700x1700 mm
Capacity : 500 - 1000 kg/jam

12
Stripping efficiency : 75 - 85%
Engine : Diesel 7.5 PK
b. Mesin pencuci singkong
Material body : Mild steel
Material silinder : Stainless steel
Size P x L x T : 2350 x 800 x 1210 mm
Saringan silinder dia : 600 x 1040, mesh 5 mm
Blade pengaduk : 6 buah
Dilengkapi karet pengaduk
Motor penggerak : Diesel 8 Hp
Kapasitas : 500 - 1500 kg/jam
Pompa air 300 watt
c. Mesin perajang singkong untuk Gaplek
Untuk gaplek
Size PxLxT : 750x800x1250 mm
Kapasitas : 500 - 1500 kg/jam
Penggerak : Diesel 16 Pk
d. Mesin penyawut singkong
Untuk menyawut singkong
Material Bak : Plat Stainless Steel 304, Tebal 1.2 mm
Material Kaki : Hollow 50 x 50
Kapasitas : 500 kg/jam
Size : 800 x 800 x 1100 mm
e. Mesin parut singkong
Untuk Memarut Singkong
Material Bak : Plat Stainless Steel 304
Tebal : 1,2 mm
Material Rangka : Besi UNP
Diameter Roll Parut : 10 Inch
Bahan Material Roll Parut : stainless Steel 304
Penggerak : Elektromotor 7.5 Hp, 3 phase

13
Size PxLxT : 130x80x140 cm
Kapasitas : 500 kg /jam
f. Mesin perajang singkong
Material Body : Stainless Steel 1 mm
Framework : UNP Steel
Size : 845 x 550 x 1080 mm
Engine : E.Motor 1 Hp
Kapasitas singkong : 197.03 kg/jam
Kapasitas ubi : 259 kg/jam
Memiliki tes report
g. Mesin Penggoreng
Size LxWxH : 600 x 600 x 1000 mm
Capacity : 20 Litre / Batch
Heater : LPG
h. Mesin Spinner / Mesin Peniris Minyak / Centrifuge
Size LxWxH : 800 x 500 x 650 mm
Capacity : 5 Kg / shift
Engine : E. Motor ½ HP
i. Mesin Penepung Bubuk Tapioka Basah
Merk Hörja, Type HRJHM SS 01
Dimensi Tabung
Panjang : 500 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 500 mm
Bahan Tabung : Stainless steel 304
Material Rangka : Mild Steel
Dimensi keseluruhan
Panjang : 1100 mm
Lebar : 600 mm
Tinggi : 1000 mm

14
Penggerak : Diesel 12 Pk
Kapasitas : 500 - 1500 kg/ jam
j. Mesin Hammer Mill Cyclone
Merk Hörja, Type HRJ HCYC 02
Dimensi Tabung
Panjang : 500 mm
Lebar : 400 mm
Tinggi : 500 mm
Bahan Tabung : Stainless steel 304
Material Rangka : Mild Steel
Dimensi keseluruhan
Panjang : 1100 mm (tidak dengan cyclone)
Lebar : 600 mm (tidak dengan cyclone)
Tinggi : 1000 mm (tidak dengan cyclone)
Penggerak : Diesel 12 PK
Kapasitas : 200 - 500 kg/ jam (Tergantung kerapatan
Saringan)
Cyclone bahan stainlless steel
Diameter Tabung cyclone : 250 mm
Tinggi Cyclone :1650 mm
Penggerak Blower 1/4 hp - listrik
k. Mesin Dehydration Dryer
Mesin pengering singkong iris
Power supply : 220 v - 50 Hz
Power input : 1 kW
Running current : 5.0 A
Fast heating up : 1 kW
Maximum power : 2.0 kW
Dehydration amount : 3.3 kg/h
Best drying temp. : 55-65 °C
Max. hot air temp. : 65 °C

15
Working ambient temp. : -20 - 50 °C
Noise level : ≤ 60 db
Wind volume : 1100 mᵌ/h
Dimension LxWxH : 1180 x 680 x 1800 mm
Net weight : 153 kg
Gross weight : 165 kg
l. Mesin Pengering umbi
Horja
Type : KMUUMB7
oven cabinet (LPG)
Kapasitas : 40 rak
Dimensi mesin : 200 x 120 x 180 cm
Bagian dalam : stainless steel
Bagian luar : stainless steel
Rak : besi, stainless steel
Burner box : stainless steel
Support frame bawah (kaki) : mild steel
Jumlah rak : 40 buah
Sumber panas : kompor LPG
sirkulasi panas : Blower exhaust fan
Kontrol suhu : s.d 150 °C
m. Alat Perajang Serbaguna
Size PxLxT : 45,5 x 23 x 53 cm
Dia. Piringan : 38 cm
Berat : 12,7 kg Ukuran besar
Bahan Rangka : Besi Cor
Pisau : Plat Besi
3.3. Kapasitas Produksi dan Target Produksi
Kapasitas Produksi 6000 ton per tahun dengan target produksi 500
ton per hari.
3.4. Teknologi dan Proses Industri

16
Sortasi dan
Pengupasan Pencucian Slicing/Chiping
Penimbangan

Pengeringan/ Fermentasi/
Penepungan Pencucian
Penjemuran Perendaman

Pengayakan Pengemasan

Gambar 2 - Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Mocaf


1. Sortasi dan Penimbangan
Sebelum singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk
memisahkan singkong yang rusak dan tidak memenuhi standar mutu,
kemudian setelah itu dilakukan penimbangan agar dapat diketahui berat
kotor dan berat bersih sehingga dapat dianalisis total produk jadi dan
dapat dihitung tingkat kegagalan.
2. Pengupasan
Pengupasan kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau. Kulit
singkong ini ditampung dengan menggunakan ember untuk diolah
menjadi produk yang bernilai ekonomis misalnya dibuat menjadi
produk ceriping kulit singkong atau pakan ternak. Singkong yang telah
dikupas sebaiknya ditampung dalam bak atau ember yang berisi air
sehingga tidak menyebabkan timbulnya warna kecoklatan dan
sekaligus menghilangkan asam sianida (HCN).
3. Pencucian
Setelah dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air
bersih. Hindari penggunaan air yang mengandung kaporit atau

17
terkontaminasi bahan kimia. Penggunaan air yang mengandung kaporit
akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi terhambat.
4. Slicing/Chiping
Singkong yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-
tipis berbentu chip berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan
bisa secara manual dengan menggunakan pisau atau dengan
menggunakan mesin slicing.
5. Fermentasi/Perendaman
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum
plastik yang diisi air kemudian dilarutkan starter mikobra yang mampu
menghidrolisis pati. Perendaman chip singkong diupayakan
sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air.
6. Pencucian
Setelah proses fermentasi selesai kurang lebih 30 jam, kemudian
dilakukan pencucian kembali untuk menghilangkan sifat asam pada
chips singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau. lebih cepat kering.
7. Pengeringan/Penjemuran
Setelah chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan
penjemuran terbuat dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan
ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau dapat dengan menggunakan terpal.
Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari.
Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis penanganannya
jika terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat
lebih cepat kering. Jika panas matahari normal maka penjemuran dapat
dilakukan minimal 3 hari. Penjemuran dengan menggunakan energi
matahari ini memerlukan lahan yang datar, luas, lapang dan tidak
terhalang oleh pepohonan. Jika kita menginginkan kapasitas besar dan
tidak bergantung pada pengeringan dengan energi matahari, maka bisa
dilakukan dengan mesin pengering yang kapasitas lebih cepat dan
besar.
8. Penepungan

18
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air
maksimal 13%, selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan
dengan menggunakan mesin penepung.
9. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut.
Pengayakan dapat dilakukan secara manual menggunakan saringan
atau dengan menggunakan mesin sehingga kapasitasnya lebih besar dan
waktu yang digunakan lebih singkat dengan mesh 80-100.
10. Pengemasan
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang
kita kehendaki. Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan
plastik umumnya digunakan untuk produk eceran, sedangkan kemasan
karung umumnya pemasaran ke industri atau pedagang besar.
3.5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan :
a. Memiliki pengalaman minimal 1 tahun
b. Mempunyai dasar perhitungan
c. Jenjang minimal Strata 1
d. Memiliki komitmen tinggi
e. Bersedia ditempatkan di segala bidang
f. Mempunyai keahlian software perhitungan Teknik kimia

19
BAB IV

ASPEK PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pendirian pabrik tepung mocaf pasti memiliki limbah yang dihasilkan dan
aspek sosial yang terjadi akibat pendirian pabrik.

4.1 LIMBAH YANG DIHASILKAN


Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan limbah cair.
4.2 DAMPAK SOSIAL
Dampak sosial dari pembangunan pabrik tepung mocaf ini :
 Dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar pabrik
 Dapat menambah usaha – usaha kecil di sekitar pabrik
 Memanfaatkan produksi singkong setempat
 Limbah dapat dimanfaatkan untuk produksi lain, sehingga masyarakt
sekitar dapat memperoleh keuntungan tersendiri

20
BAB V
ASPEK PEMASARAN

5.1 Perkembangan Permintaan Pasar


Perkembangan produksi tepung mocaf masih relative sama kualitasnya.
Permintaan pasar tentang tepung mocaf masih sangat banyak maka dari itu dengan
mendirikan pabrik tepung mocaf diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mocaf di
pasaran.
5.2 Peluang dan Pangsa Pasar
Peluang yang cukup besar dengan mendirikan pabrik tepung mocaf dan
orang – orang dapat berinvestasi dengan pabrik ocaf karena permintaan di pasar
masih sangat banyak dan diharapkan dapat balik modal dengan cepat dan
memproduksi tepung mocaf yang lebih baik dari yang lainnya.

5.3 Harga Jual


Tepung mocaf dijual dengan harga Rp 15.000/kg

5.4 Persaingan Usaha


Persaingan saat ini cukup ketat dengan perusahaan lain karena sudah
memperoleh pangsa pasarnya terlebih dahulu. Menggunakan brand trending
tersendiri untuk menarik konsumen dengan desain yang unik.

5.5 Sasaran dan Target Pemasaran


Target pemasaran dari pabrik tepung mocaf yaitu produsen – produsen
makanan maupun produsen yang lai yang membutuhkan tepung mocaf.

21
BAB VI

ANALISIS EKONOMI

Harga Alat

No Nama Alat Harga


1 Outlet 4.000.000
2 Alat Pemotong 6.000
3 Freezer 1.175.000
4 Tiang Pemutar Coklat/Keju 1.900.000
5 Talenan 9.000
6 Pemanggang 1.700.000
7 Kompor 1 Tungku 75.000
8 Selang Regulator 100.000
9 Serving Tong 42.000
10 Piring 12.000
11 Tempat Buah 159.000
12 Botol Susu 1.000
13 Bungkus Kebab 180
14 Sarung Tangan 15.000
15 Parutan Keju 4.000
Jumlah 9.198.180

1. Penentuan Modal Tetap (Fixed Capital Investment)


1. Purchased Equipment Cost (PEC)
Total Equipment Cost (EC) =Rp 9.198.180
2. Listrik PLN
Listrik = Rp 420.000
3. Sewa Tempat
Sewa Tempat =Rp 2.500.000

22
Komponen Total Physical Plant Cost (PPC)

NO KETERANGAN Rp

1 Purchased Equipment cost (PEC) 9.198.180

2 Listrik PLN 420.000

3 Sewa Tempat 2.500.000

Total Physical Plant Cost (PPC) 12.118.180

NO KETERANGAN Rp

1 Direct Plan Cost (DPC) 12.118.180

Total Fixed Capital Investment (FCI) 12.118.180

2. Penentuan Modal Kerja (Working capital Investment)


1. Raw material Inventory = 30 hari bahan baku
 Buah - buahan = Rp 10.000/ kg
Kebutuhan = 50 kg/ hari
Harga (1 bulan) = Rp 15.000.000
Total Biaya Raw Material = Rp 15.000.000
2. Product Inventory = 1 bulan penjualan dengan target 80
kebab/hari
= Rp 36.000.000
NO KETERANGAN Rp

1 Raw material inventory 15.000.000

2 Product inventory 36.000.000

Total Working Capital 21.000.000

23
NO KETERANGAN Rp

1 Fix Capital Investment 12.118.180

2 Working Capital 21.000.000

Total Capital Investment 33.118.180

3. Total Biaya Produksi


Biaya produksi terdiri atas : Manufacturing Cost dan General Expense.

Manufacturing Cost
a. Direct manufacturing cost
1. Bahan Baku
Biaya bahan baku untuk 1 bulan produksi (30 hari)
 Buah- buahan = Rp 10.000/kg
Kebutuhan = 1500 kg/ bulan
Harga = Rp 15.000.000
Biaya total bahan baku = Rp 15.000.000
2. Tenaga Kerja
Daftar Gaji Karyawan
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Jumlah/bulan(Rp)
Staff Produksi 2 1.600.000 3.200.000
Staff Pemasaran 1 1.600.000 1.600.000
TOTAL 3 4.800.000

Total biaya gaji 1 bulan = Rp 4.800.000


3. Utilitas
Dengan asumsi operasi outlet 30 hari per bulan, 10 jam per hari
 Biaya bahan bakar LPG
Kebutuhan LPG untuk pemanasan = 2 tabung 3kg/hari

24
Harga tiap tabung (3kg) = Rp 18.000
Harga total = Rp 36.000
 Penyediaan Air
Kebutuhan air(Liter) = 36L/hari
Biaya air per Liter = Rp 3.000/L
Harga total = Rp 108.000
Total biaya utilitas = Rp 144.000

NO KETERANGAN Rp

1 Bahan Baku 15.000.000

2 Tenaga Kerja 4.800.000

3 Utilitas 144.000

Total Direct Manufacturing Cost 19.944.000

b. Indirect Manufacturing Cost


1. Packaging = 1,2% harga jual
= Rp 180
NO KETERANGAN Rp

4 Packaging 180

Total Indirect Manufacturing Cost 180

c. Fixed Manufacturing Cost


1. Depresiasi = 5% FCI
= Rp 605.909
NO KETERANGAN Rp

1 Depresiasi 605.909

Total Fixed Manufacturing Cost 605.909

25
NO KETERANGAN Rp

1 Direct Manufacturing Cost 19.944.000

2 Indirect Manufacturing Cost 180

3 Fixed Manufacturing Cost 605.909

Total Manufacturing Cost 20.550.089

General Expense

1. Administrasi
Tabel Jumlah dan Penggajian Manajemen
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Jumlah/bulan (Rp)
Pemilik Usaha 1 4.000.000 4.000.000
Kepala Produksi 1 2.500.000 2.500.000
Kepala Pemaaran 1 2.500.000 2.500.000
TOTAL 3 9.000.000

NO KETERANGAN Rp

1 Administration 9.000.000

Total General Expence 9.000.000

NO KETERANGAN Rp

1 Manufacturing cost 20.550.089

2 General expence 9.000.000

Total Production Cost 29.550.089

26
2. Keuntungan (Profit)
Total Penjualan = harga penjualan x jumlah produksi
= Rp 36.000.000/bulan
Keuntungan sebelum pajak = Pendapatan – Biaya produksi
= Rp 6.449.911/bulan
Pajak Pendapatan = 0,83% dari keuntungan sebelum pajak
= 0,83% x Rp 6.449.911
= Rp 53.534/bulan
Keuntungan sesudah pajak = keuntungan sebelum pajak – pajak
= Rp 6.396.377/bulan
Modal Awal
Perhitungan waktu modal awal balik = Keuntungan sesudah pajak x 1 bulan

= 5,17 bulan

27
BAB VII

ANALISIS RESIKO USAHA

Setiap usaha apapun bentuknya dan tingkatan usaha tersebut


baik usaha mikro, kecil, menengah bahkan usaha besar tidak akan luput
dari kemungkinan menghadapi resiko usaha yang sangat bervariasi dari beresiko
kecil ke besar bahkan sangat besar. Seperti halnya pada pengembangan
industri kecil menengah berbasis kuliner tidaklah mudah, hal ini dikarenakan dalam
pengembangannya terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti manajemen
sumber daya manusia yang kurang baik, tingkat pemasaran dan keuangan, tingkat
kemampuan sumber daya manusia. Kendala-kendala yang dihadapi secara dasar
yaitu kelemahan dalam memperbesar pangsa pasar dan manajemen segmentasi
pasar, kelemahan dalam aspek organisasi dan manajemen sumber daya manusia,
kelemahan dalam aspek finansial, kelemahan dalam pengelolaan limbah yang
dihasilkan ke lingkungan.

Untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai, meminimalisir bahkan


menghapuskan resiko yang mungkin akan terjadi, maka diperlukan adanya
manajemen resiko. Manajemen resiko diharapkan dapat menuntun suatu
perusahaan untuk perjalanan ke depannya (forward-looking). Hal ini dikarenakan
strategi tidak bisa langsung diterapkan secara pasti di dalam perjalanan perusahaan
karena harus disesuaikan dengan perkembangan situasi perusahaan tersebut.
Dengan demikian, manajemen resiko dapat membantu suatu perusahaan dalam
menetapkan strategi ke depannya, kemudian meninjau kembali strategi yang telah
diterapkan sehingga dapat relevan dengan situasi yang terus berkembang.

Resiko industri kecil menengah kebab buah yang akan dihadapi antara lain

7.1 Resiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha


Pada masa sekarang ini, kompetitor-kompetitor dalam bidang kuliner
semakin bertambah jumlahnya. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak
akan mengoptimalkan upayanya dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa
pasarnya dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing domestik yang memasuki

28
pasar. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan industri
kecil menengah untuk mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
7.2 Resiko fluktuasi harga bahan baku
Harga jual dan biaya produksi dipengaruhi oleh harga bahan baku. Fluktuasi
harga bahan baku yang tidak menentu akan mempengaruhi tingkat permintaan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan, terutama dalam bidang kuliner. Harga
bahan baku yang tinggi akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual yang
akan mengakibatkan penurunan permintaan kosumen terhadap kebab buah.
7.3 Resiko suksesi dan ketrampilan sumber daya manusia
Kesuksesan IKM kebab buah tidak luput dari faktor ketersediaan sumber
daya manusia yang handal untuk terus dapat melakukan yang terbaik serta
mendukung budaya untuk terus berinovasi agar memperoleh hasil yang unggul.
Oleh karena itu, risiko kegagalan pengembangan atau mempertahankan sumber
daya yang bertalenta dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, daya saing, dan
perkembangan usaha kebab buah
7.4 Resiko finansial
Finansial sering menjadi persoalan dalam pengembangan sebuah usaha.
Seperti halnya IKM kebab buah juga membutuhkan modal dalam menjalankan
usaha tersebut, dan keterbatasan memperoleh jalur terhadap sumber sumber
pemodalan menjadi pokok yang mendasar. Karena dengan memperoleh sumber
sumber pemodalan yang banyak, maka akan memperoleh modal yang besar untuk
mengembangkan IKM kebab buah secara lebih cepat.

29
BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Industri Kecil Menengah (IKM) kebab buah merupakan IKM yang
membuka peluang yang cukup besar dengan memperkuat segmentasi
pasar.
b. IKM ini mampu membuka lapangan pekerjaan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
c. Aspek bisnis IKM dapat berperan dalam menghadapi tantangan yang
dihadapi IKM, yaitu bagaimana IKM harus dapat bertindak kreatif dan
inovatif, serta berani mengambil resiko.
2. Saran
a. IKM harus mengelola usaha dengan baik berdasarkan resiko yang ada
maka disarankan IKM memiliki manajemen resiko yang baik
b. Bisnis plan tidak akan berjalan jika pelaku IKM tidak memiliki sikap
positif. Oleh karena itu, diharapkan memiliki sikap positif seperti berpikir
kreatif, bertindak inovatif, dan berani mengambil resiko.

30

Anda mungkin juga menyukai