Anda di halaman 1dari 113

DISAIN PABRIK KIMIA

Tugas Pra-Disain
Tugas Pra-Disain
o Bab 1 Pendahuluan : latar belakang pendirian pabrik
o Bab 2 Basis Desain Data
§ Kapasitas Pabrik
§ Lokasi Pabrik
§ Kualitas Bahan baku dan Produk
o Bab 3 Seleksi dan Uraian Proses
§ Pemilihan Proses (Macam-macam Proses
§ Uraian Proses & Flow-sheet
o Bab 4 Neraca Massa
o Bab 5 Neraca Energi
o Bab 6 Spesifikasi Peralatan
o Bab 7 Analisa Ekonomi
o Daftar Pustaka
o Appendiks: Neraca Massa, Neraca Energi, Spesifikasi
Peralatan, dan Analisa Ekonomi
OVERVIEW DESAIN PABRIK

Desain pabrik dapat diartikan sebagai suatu aktifitas


kreatif yang dilakukan oleh engineer untuk
menghasilkan suatu unit pabrik kimia yang
memuaskan ditinjau dari segi teknis, ekonomis,
dan lingkungan
TAHAP DESAIN PABRIK
• Penetapan kapasitas dan kualitas produk pabrik
1.
• Pemilihan proses dan pembuatan engineering flow diagram
2.
• Perhitungan neraca massa dan energy serta penetapan spesifikasi peralatan proses
3.
• Penetapan instrumentasi dan control serta safety
4.
• Penggunaan utilitas
5.
• Penetapan lokasi pabrik dan lay-out dan peralatan pabrik
6.
• Evaluasi ekonomi pabrik
7.

Hasil Desain:
• Feasible: desain yang menguntungkan
• Possible: desain yang mungkin
• Probable: design yang disukai
• Best design: desain yang optimum atau yang baik
untuk mengatasi masalah
Pendahuluan
o Potensi Pasar (5 th terakhir) :
n Data konsumsi Nasional & Dunia
n Data Produksi Nasional & Dunia
n Data Ekspor
n Data Impor
n Harga Bahan Baku & Produk
o Sifat-sifat Bahan
n Bahan baku,
n Bahan Penunjang,
n Produk
Kebutuhan Sagu Nasional
Perhutani siap dan terus mengembangkan pabrik sagu untuk memenuhi
kebutuhan sagu nasional yang saat ini mencapai 5 juta ton per tahun.

(http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150303164037-85-36427/perhutani-baru-rampungkan-85-
persen-pabrik-sagu-di-papua/)
LATAR
BELAKANG

Konsumsi tepung terigu terus meningkat. Namun bahan


baku pembuatan tepung terigu yakni gandum masih
sangat bergantung pada import
LATAR
BELAKANG

Indonesia memiliki
potensi sagu yang
besar
90% luasan sagu
di dunia
atau 1,25 juta
ha
LATAR BELAKANG Daerah Hutan Alami
Semi
Kultivasi

Maluku 50.000 ha 10.000 ha

Scale 1 : Sulawesi – 30.000 ha


35.000.00
0
Kalimantan – 20.000 ha
Sumatera
(terutama – 30.000 ha
Riau)
Kepulauan
– 20.000 ha
Riau

Kepulauan
– 10.000 ha
Mentawai

Bintuni 300.000 ha 2.000 ha

Lake Plain 400.000 ha –

Papua bagian
Sago area 350.000 ha 2.000 ha
Selatan

Distrik lainnya 150.000 ha 10.000 ha


1.200.000
Papua, total 14.000 ha
ha
Spesifikasi Bahan Baku
Jenis uji Satuan Persyaratan
Keadaan

Bentuk -

Bau - Normal (bebas dari bau


asing)
Rasa - Normal (bebas dari bau
asing)
Warna - Putih khas terigu
Benda asing - Tidak boleh ada
Serangga - Tidak boleh ada
Air %, b/b Maksimal 14,5%
Abu %, b/b Maksimal 0,6%

Target Produk
Protein %, b/b Minimal 7,0%
Keasamaan mgKOH/100 Maksimal 50/100 gr
gr
Besi (Fe) mg/kg Minimal 50
Zeng (Zn) mg/kg Minimal 30
Vitamin B1

(Thiamin) mg/kg Minimal 2,5


Vitamin B2

(Riboflavin) mg/kg Minimal 4


Asam Folat mg/kg Min. 2
Cemaran
Logam
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,10
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,05
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10
PERHITUNG
AN
KAPASITAS

PERHITUNGAN PERHITUNGAN
LINIER DISCOUNTED

Kusnarjo, 2010
Perhitungan secara Linier
Perhitungan secara linier dapat dilakukan
dengan menghitung kenaikan setiap tahun dan
dirata-rata untuk pertumbuhan setiap tahun.
Dari data tersebut, perhitungan pertumbuhan
rata-rata setiap tahun suatu produk pabrik
dihitung menggunakan persamaan :

Keterangan :
i = pertumbuhan rata – rata per tahun
(%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan
Kusnarjo, 2010 (-)
Contoh Perhitungan secara
Linier
Pertumbuhan rata-rata produksi Acrolein di
Amerika Serikat, dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tahun Produksi (ton)
1989 1.176.000
1990 1.470.000
1991 2.837.000
1992 3.906.000
1993 3.515.000

Dari data tersebut dapat dihitung pertumbuhan


produksi setiap tahunnya.

Kusnarjo, 2010
Dari hasil perhitungan pertumbuhan dapat
diambil kesimpulan :
a. Pertumbuhan produksi Acrolein di Amerika
Serikat sebesar 41,42% per tahun
b. Pada data terdapat produksi di tahun 1993
menurun dibandingan dengan data produksi
di tahun 1992 sehingga ketelitian data ini
perlu dipertimbangkan sebelum diambil
keputusan untuk memasukkan data tersebut
sebagai data yang benar.
c. Hasil perhitungan pertumbuhan melebihi dari
kebiasaan pertumbuhan yaitu sebesar 10-
15% per tahun, sehingga hasil perhitungan ini
perlu mendapatkan perhatian yang cermat
sebelum mengambil kesimpulan dalam
penentuan kapasitas produksi pabrik.
Kusnarjo, 2010
Perhitungan secara
Discounted
Menghitung jumlah produk untuk beberapa
tahun ke depan, dapat dipakai cara perhitungan
discounted. Persamaan yang digunakan adalah :
F= P (1+i)n
dimana :
F = jumlah produk pada tahun terakhir
(ton)
P = jumlah produk pada tahun pertama
(ton)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun (%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan (-)

Kusnarjo, 2010
Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi suatu pabrik ditetapkan
sesudah mengetahui peluang kapasitas yang
jumlahnya sangat dipengaruhi oleh nilai impor,
ekspor, produksi dan konsumsi setiap tahunnya
atau perkembangan industri untuk kurun waktu
tertentu.
Setelah jumlah peluang kapasitas
diketahui maka kapasitas pabrik dapat ditetapkan
dengan berorientasi pada : pasar atau konsumen,
investasi, bahan baku dan kapasitas optimal
reaktor. Kusnarjo, 2010
Neraca massa peluang kapasitas :

m1 + m2 + m3 = m4 + m3= (m4+m5) - (m1 +


atau
m5 m2 )

Dimana : m1 = nilai import


m2 = produksi pabrik di dalam
negeri
m3 = kapasitas pabrik yang akan
didirikan m4 = nilai ekspor
m5 = nilai konsumsi dalam negeri

Kusnarjo, 2010
KAPASITAS
PABRIK
Kapasitas Pabrik
Penentuan Kapasitas pabrik didasarkan pada :
n Kajian potensi pasar (Data ekspor & Impor)
n Kebutuhan masa mendatang (kebijakan
Pemerintah, trend dunia, …)
n Kapasitas pabrik rata-rata ( yang paling
efisien), Contoh :
o Pabrik Semen : 2 – 3 juta ton/tahun
o Pabrik CPO : 30 – 60 ton TBS/hari
o Pabrik Gula tebu : 5000 – 6000 TCD
Penentuan Kapasitas Pabrik

Penentuan Kapasitas Pabrik
Data Pertumbuhan Nilai Tepung Terigu di Indonesia

Impor Pertum- Ekspor Pertum- Konsumsi Pertum- Produksi Pertum-


Tahun
(ton/year) buhan (ton/year) buhan (ton/year) buhan (ton/year) buhan

2011 679.000 - 31.656,19 - 4.722.608 - 4.555.000 -

2012 480.000 -29,3% 38.414,83 21,35% 5.144.337 8,93% 4.662.000 2,3%

2013 205.000 -57,3% 56.884,40 48,08% 5.357.313 4,14% 5.150.000 10,47%

2014 197.000 -3,9% 67.995,80 19,53% 5.630.000 5,09% 5.431.000 4,46%

Rata-rata -30,20% Rata-rata 29,65% Rata-rata 6,05% Rata-rata 6,09%

(https://www.bps.go.id/)
Penentuan Kapasitas Pabrik
Data Prediksi Nilai Impor, Ekspor, Konsumsi, dan Produksi pada Tahun 2020

Impor Ekspor Konsumsi Produksi


Tahun
(ton/thn) (ton/thn) (ton/thn) (ton/thn)

2020 22.779 322.999,9 8.010.402 7.743.744

Rumus :
Kebutuhan tepung terigu tahun 2020 :
F = P (1 + i)n
di mana = (Ekspor + Konsumsi) – (Impor + Produksi)
F = jumlah produk pada tahun tertentu
P = jumlah produk pada tahun terakhir yang diperhitungkan = (322.999,9 + 8.010.402) – (22.779 +
n = selisih tahun yang diperhitungkan
7.743.744)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun
= 566.880,2 ton/tahun
Perhitungan Kapasitas

Dari data perkiraan yang telah didapatkan, maka dapat dicari jumlah tepung sagu yang

dibutuhkan dengan menggunakan rumus :

Kebutuhan tepung sagu = (Ekspor + Konsumsi) – (Impor + Produksi)

Maka, kebutuhan sagu nasional pada tahun 2020 = 566.880,2 ton.

Berdasarkan perhitungan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan sagu nasional sebesar

15%, maka kapasitas produksi pabrik tepung sagu yang akan didirikan pada tahun 2020

adalah sebesar 90,000 ton/tahun.


Penentuan Kapasitas Pabrik
• Perkiraan kebutuhan tepung terigu pada tahun 2020 adalah 566.880,2 ton.

• Kapasitas dari pabrik ini adalah 90.000 ton / tahun.

• Sehingga memenuhi 15% kebutuhan tepung terigu di Indonesia pada tahun 2020.
Penentuan Kapasitas dan
Seleksi Proses pada
Pabrik Methanol dari
Gasifikasi Batubara
PENDAHULUAN
q Metanol adalah senyawa
Alkohol dengan 1 rantai karbon.
Rumus kimia CH3OH, dengan berat
molekul 32. Titik didih 64-65 oC
(tergantung kemurnian), dan berat
jenis 0,7920-0,7930 (juga
tergantung kemurnian). Secara
fisik metanol merupakan cairan
bening, berbau seperti alkohol,
dapat bercampur dengan air,
etanol, chloroform dalam
perbandingan berapapun,
hygroskopis, mudah menguap dan
mudah terbakar dengan api yang
berwarna biru (Sumber : Spencer, (Indoneisa Invesment, 2017).
1988).
q Dari tahun ke tahun
kebutuhan akan metanol di
Indonesia semakin meningkat.
Sekitar 70% dari produksi
metanol di dunia, digunakan
sebagai bahan baku sintesis
bahan kimia lainnya, terutama
untuk pembuatan
Formaldehyde dan MTBE
(Methyl Tertier Buthyl Ether).
Sedangkan untuk 30% lagi
digunakan sebagai bahan
bakar atau sumber energi.
(Sumber : Ditjen Mineral dan
Batubara)

qDiperkirakan peningkatan
kebutuhan metanol di dunia
sampai dengan tahun 2020
yaitu sebesar 34,175 milyar
gallon atau 3 kali produksi
metanol saat ini sebesar 12,5
Penentuan Kapasitas
Pabrik Methanol dari
Gasifikasi Batubara
Data Produksi Batubara di Indonesia
Tahun 2015
No Perusahaan Jumlah Produksi
1 Adaro Indonesia, Tbk 28,150,271.00
2 Antang Gunung Meratu 5,183,774.85
s
3 Arutmin Indonesia 25,421,457.00
4 Berau Coal 22,322,567.00
5 Borneo Indobara 6,278,020.97
6 Indominco Mandiri 22,487,573.00
7 Kaltim Prima Coal 50,359,639.00
8 Kideco Jaya Agung 28,393,647.00
9 Perkasa Inakakerta 63,379,916.74
10 Lainnya 40,357,055.89
Total 292,335,922.45

(Sumber : Ditjen Mineral dan Batubara)


Data Produksi Methanol di
Indonesia
Kapasitas
Nama Pabrik Lokasi Produksi
(MT/tahun)
Bontang,
PT. KMI Indonesia Kalimantan 660.000
Timur
Bunyu,
PT. Medco
Kalimantan 330.000
Metanol Bunyu
Timur
Total Produksi
(Sumber 990.000
: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)
Penentuan Kapasitas
Data Impor Metanol di
Tahun
Indonesia
Jumlah (Ton) Pertumbuhan (%)
2009 77 -
2010 192,2 149,61
2011 275,9 43,55
2012 261,9 -5,074
2013 341,5 30,39
Pertumbuhan Rata-rata 54,62
(Sumber : Kemenperin, 2019)

Maka besarnya impor pada tahun 2019


adalah :
F = P(1+i)n
= 341.500 ton/tahun*(1+ 0,5462)(2019-2013)
= 4.666.328 ton/tahun
Data Ekspor Metanol di
Indonesia
Tahun Jumlah (Ton) Pertumbuhan (%)
2009 495.100 -
2010 430.800 -12,99
2011 476.800 10,68
2012 438.700 -7,99
2013 486.800 10,96
Pertumbuhan Rata-rata 0,166

(Sumber: Kemenperin, 2019)

Maka besarnya ekspor pada tahun


2019 adalah:
F = P(1+i)n
= 486.800 ton/tahun* (1+
0,00166)(2019-2013)
Kebutuhan kapasitas pabrik = 10%*total impor tahun 2019
= 10% * 4.666.328
ton/tahun
= 466.633 ton/tahun
= 450.000 ton/tahun
Contoh Lain
Penentuan
Kapasitas Pabrik
Olein dari CPO
Data Produksi Kelapa Sawit di
Indonesia
Provinsi Produksi

Sumatera 21.442.711

Jawa 60.511

Kalimantan 8.645.293

Sulawesi 754.008

Maluku + 167.493
Papua
Total 31.070.015

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017)


Daftar Industri CPO di Indonesia
Produsen Kapasitas Produksi
(Ton/Tahun)
Wilmar Group (5 2.819.400
Perusahaan)
Musim Mas (6 2.109.000
perusahaan)
Permata Hijau Group (6 932.000
perusahaan)
PT Smart 713.027
Salim Group 654.900
PT. Bina Karya Prima 370.000
PT. Tunas Baru Lampung 355.940
(Sungai Budi Group)
BEST Group 341.500
PT. Pacific Palmindo 310.800
Industri
PT. Asian Agro Agung Jaya 307.396
(RGM Group)
(Sumber : Wikipedia,
Penentuan Kapasitas
Data Produksi Olein di
Indonesia
Tahun Produksi Olein %
(Ton) Pertumbuhan
2013 4.721.439
2014 4.127.166 -0,1259
2015 2.948.906 -0,2855
2016 6.851.889 1,3235
2017 5.487.646 -0,1991
Pertumbuhan Rata-rata per(Sumber0,1783
: Pusdatin, 2018)
Tahun

Produksi = P (1+i)n
= 5.487.646
ton/tahun (1+0,1783)5
= 12.462.583,91
ton/tahun
Data Konsumsi Olein di
Indonesia
Tahun Konsumsi Olein %
Pertumbuh
an
2013 2.218.569
2014 2.421.854 0,0916
2015 2.868.031 0,1842
2016 2.706.071 -0,0565
2017 2.824.908 0,0439
(Sumber : Pusdatin, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,0658
Tahun
Konsumsi = P (1+i)n
= 2.824.908 ton/tahun
(1+0,0658)5
= 3.885.394,57 ton/tahun
Data Impor Olein di
Tahun
Indonesia
Impor Olein (ton) %
Pertumbuh
an
2013 172.459,58
2014 93.031,50 -0,4606
2015 240.461,68 1,5847
2016 190.976,43 -0,2058
2017 286.412,07 0,4997
(Badan Pusat Statistik, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,3545
Tahun
Impor = P (1+i)n
= 286.412,07 ton/tahun
(1+0,3545)5
= 1.305.956,23 ton/tahun
Data Ekspor Olein di
Indonesia
Tahun Ekspor Olein (ton) %
Pertumbuh
an
2013 14.050.642,01
2014 15.630.921,84 0,1125
2015 18.072.052,70 0,1562
2016 15.541.766,60 -0,1400
2017 18.395.402,20 0,1836
(Badan Pusat Statistik, 2018)
Pertumbuhan Rata-rata per 0,0781
Tahun
Ekspor = P (1+i)n
= 18.395.402,20 ton/tahun
(1+0,0781)5
= 26.787.092,87 ton/tahun
Data Jumlah (ton/tahun)

Produksi 12.462.583,91

Konsumsi 3.885.394,57

Impor 1.305.956,23

Ekspor 26.787.092,87

Kebutuhan Tahun 2022= (Konsumsi + Ekspor) – (Impor + Produksi)


= (3.885.394,57 + 26.787.092,87 ) –
(1.305.956,23 + 12.462.583,91)
= 16.903.947,31 ton/tahun
Kapasitas = 2,5% x 16.903.947,31 ton/tahun
= 422.598,68 ton/tahun
= 425.000 ton/tahun
Pemilihan Lokasi
Pabrik
Lokasi Pabrik
o Market Oriented
o Resources Oriented
o Labour Oriented
o Energy Intensip
o Kawasan Industri
Lokasi Pabrik
o Ketersediaan Tenaga Kerja
o Ketersediaan Bahan Baku
o Ketersediaan Listrik/Power Plant
o Ketersediaan Air
o Pelabuhan
o Sosial
Basic Theory

Pemilihan lokasi pabrik merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan


efisiensi perusahaan ditinjau dari segi ekonomis, sedangkan tata letak
pabrik dan tata letak peralatan proses merupakan faktor penting dalam
kelancaran operasional pabrik

(Kusnarjo, 2010)
Analytical Hierarchy Process
5
Pemilihan Lokasi
Pembuatan Methanol from Natural
Gas Reserves
6
2
Main Indicators for Choosing Plant Locations

Political Enviromental
Set of activities that are associated with
the governance of a country. Due to the Set of activities that are related to or caused by
given journal, there are 3 indicators the surroundings where the plant exist. There
that affecting political indicators. But, are 3 indicators that being used on this AHP
we only choose 1 indicator due to Model
limitation of study

Economical Supporting
Activities which are concerned with the
efficient use of scarce means as can
Infrastructures
Refers to basic systems and services that a region
satisfy the needed.
needs in order to function properly, such as roads,
utilities, airport, etc
6
Political Indicator

Government Regulations
Legal Standing for site building. Legislation imposed by a
government on individuals and private sector firms in order to
regulate or modify the economic behaviours.
6
Economical Indicators

Purchasing Power Transportation


of Consumer Cost
01
06

02 Raw Material
Cost of Labor .
Cost
05

03
04
Cost of Power Cost of Land
6
Environmental Indicators

Pollution and Climate


Environmental

n
tio
Climatic conditions on the regions,

Cli
Constraint such as humidity, wind speed,

llu

ma
average temperature, etc
Constraint that are present related to
Po

te
the plants location ENVIRONMENTAL

Waste Disposal

Waste Disposal
Wastes Disposal Facilities that are offered by the
regions which the plants will be build
6
Supporting Infrastructures Indicators

Availability of Raw
Availability of Labor
Material
Supporting
Transportation Availability of
Facilities Infrastructures Markets
Indicators Availability of
Availability of Power
Industrial Site
Gothwal make scaling
for the importance
factors on the basic of
rating Scale. The results
are from questionnaire-
based surveys and
opinions both from
industry and Academia
Goal : Locations Selection for Methanol Production from Natural Gas Reserves

Indicators

Enviromenta Supporting
Political Economical
l Infrastructures

Governmen Waste
t Disposa Climate
Regulations l

Cost of Cost of Cost of Consumers Availabilit Availabilit


Cost of Cost of Availabilit Transportatio
Transportatio Raw Purchasing y of y of Raw
Power
n Material Land Labor
power
y of Labor n Facilities
Power Material

Availabilit Availability
y of of Industrial
Market Site

A B C
7
Indonesia Natural Gas Reserves, 2018

With data shown from the figure,


we choose 3 gas reserves based on
its potential capacity for natural
gas reserves as:
1. Tanjung Api-api, South Sumatra
2. Bintuni bay, West Papua
3. Sebadai Ulu, Natuna Regency

The remaining reserves are not


choosed, due to exploration
activities by SKK migas
Plant Locations Candidate

Tanjung Api-api, Bintuni Bay, Sebadai Ulu,


South Sumatra West Papua Natuna Regency
8,9,10
Special Economic Zone Tanjung Api-api, South Sumatra By Repsol

Availability of Industrial Site:


• Rubber Processing
• Palm Oil
• Petrochemical
• Logistic

Raw Material Resources :


6.245,0 BSCF (Billion Standart Cubic Feet)

Governments Regulations:
• UU no 39 Tahun 1999, about Special Economic
Zone (SEZ)
• PP no.51 Tahun 2014, about SEZ Tanjung Api-Api

Availability of Labor:
Up to 149000 labors

Cost of Labor:
Rp 3.091.934 • Humidity : 65-100%
Cost of Land Cost of Raw Material • Average Air Temperature : 24-31oC
Rp 150.000/m2 Rp 2.598/m3
• Average Wind Speed : 4-9 km/hour
Cost of Power Cost of Transportation
Rp 996.74/kWh 1.55 USD /MMScf • Precipitation : 2255.9 nm
Special Economic Zone Tanjung Api-api, South Sumatra
8,9,10
Bintuni Bay, West Papua By BP

Main Industries:
• Petrochemical
• Fertilizer

Government Regulations:
• UU No 26 Tahun 2002, tentang pemekaran Bintuni
• Pasal 29, No.2 BAB XIV, Perda Kabupaten Teluk
Bintuni No.1 thn 2019 Tentang Izin Sumber Daya
Alam

Raw Material Resources :


13.982,7 BSCF (Billion Standart Cubic Feet)

Availabilty of Labors:
Up to 20.093 labors

Cost of Labor:
Rp 3.134.600

Cost of Power Cost of Transportation • Humidity : 83%


Rp 996.74/kWh 1.55 USD /MMScf • Average Air Temperature : 25° C
Cost of Raw Material Cost of Land • Average Wind Speed : 11 km/h
Rp 2.598/m3 Rp 150.000/m2 • Precipitation : 25 mm
Bintuni Bay, West Papua
Sebadai Ulu, Natuna Regency

Main Industries:
• Petrochemical
• Fishery

Raw Material Resources :


1.763,6 BSCF (Billion Standart Cubic Feet)

Government Regulations:
• UU no 39 Tahun 1999, about Special Economic
Zone (SEZ)
• PP no.51 Tahun 2014, about SEZ Tanjung Api-Api

Availability of Labor :
Up to 36.901 labors
Climatic Data
Cost of Labor:
Rp 3.005.383

Cost of Land Cost of Transportation • Humidity : 71%


Rp 150.000/m2, kemenperin 2018 1.55 USD /MMScf
• Average Air Temperature : 26° C
Cost of Power Cost of Raw Material • Average Wind Speed : 11 km/h
Rp 996.74/kWh Rp 2.598/m3
• Precipitation : 100 mm
Sebadai Ulu, Riau Islands
Weighting and Selection
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Locations Selection for Methanol
Production from Natural Gas Reserves

32.6% Political 49.3% Tanjung Api-api

The Results show that 20.9% Economical

22.5% Enviromental
23.0% Bintuni Bay

27.7% Other Options

based on 3 indicators, 24.0% Supporting Infrastructures

Political Indicator are the


most considered factors
affecting plants location. 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6

The comparation P olitica l P olitica l


Obje ctive s Na me s
Performance Sensitivity for nodes below: Goal: Locations Selection for Methanol
Production from Natural Gas Reserves

between 3 candidates of Economica l


Envirome
Obj% nta l
Economica l
Envirome nta l Alt%
.60

plan show that Tanjung S.90


upporting I

.80
S upporting Infra s tructure s

Alte rna tive s Na me s


.50
Tanjung Api-api

Api-api is the most .70


Ta njung Api-
.60

Bintuni Ba y
Ta njung Api-a pi
Bintuni Ba y
.40

preferred choice of
.50 .30
Other Options
Othe
.40
r Option Othe r Options
Bintuni Bay
.20

location
.30

.20
.10
.10

.00 .00
Political Economical Enviromental Supporting I OVERALL

Obje ctive s Na me s

P olitica l P olitica l
Economica l Economica l
Envirome nta l Envirome nta l
LOKASI
Kedekatan dengan sumber
bahan baku menjadi alasan Kecamatan Gaung Anak
utama pemilihan lokasi Serka, Kabupaten Indragiri
pabrik Hilir, Riau
Tenaga kerja dapat
direkrut dari penduduk
sekitar

Akses transportasi mudah

Sumber air dari PLTA serta


sumber listrik dari PLN
setempat memadai
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau mengatakan produksi tanaman sagu yang ada
di daerah itu mampu mencapai hingga 246.000 ton per tahun yang dihasilkan dari
lahan seluas 87.000 hektar.

◦ Beberapa daerah di Riau yang memproduksi sagu ialah Kabupaten Kepulauan


Meranti, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.

◦ Pada tahun 2016 lalu, Provinsi Riau berhasil masuk dalam Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai bahan pangan berbasis sagu terbanyak dengan menampilkan 369
menu sagu.

(https://www.potretnews.com/berita/baca/2017/03/07/produksi-sagu-riau-diklaim-capai-246-ribu-ton-per-tahun)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Provinsi Riau menargetkan sebanyak 25% bahan makanan pokok berasal dari sagu,
sehingga tidak tergantung lagi dari beras.

◦ Alasan pengalihan penggunaan bahan pangan beras ke sagu ini karena potensi bahan
karbohidrat ini lebih besar ketimbang padi-padian.

◦ Beras dipasok dari daerah tetangga seperti Sumbar, Palembang, dan Sumut sebanyak
751.000 ton dan produksi padi lokal 247.000 ton.

◦ Sementara di sisi lain produksi sagu Riau mencapai 246.000 ton per tahun (terbesar
secara nasional), yang dihasilkan dari lahan seluas 87.000 hektare, tersebar di
Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Bengkalis.

(http://www.antaranews.com/berita/620577/riau-targetkan-25-persen-bahan-makanan-pokok-dari-sagu)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Potensi sagu sangat besar, mulai dari pesisir Selatpanjang Meranti sampai
ke Indragiri Hilir, semuanya ada sagu, tetapi belum dimaksimalkan saja.

◦ Komoditas sagu di Riau menjadi unggulan karena luas lahannya


mencapai 87.000 hektare dan produksi mencapai 240.000 ton tiap tahun.

(http://riaueksis.com/read-3-6196-2017-03-30-potensi-sagu-di-riau-belum-digarap-maksimal.html)
Alasan Pemilihan Lokasi Pabrik
◦ Akibat gencarnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan
kelapa sawit, akhirnya masyarakat Provinsi Riau 'dianjurkan' makan sagu.

◦ Provinsi Riau kekurangan 415.000 ton beras setiap tahun karena banyaknya
alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Hal ini
membuat produksi beras
jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan.

(http://riaueksis.com/read-1-5738-2017-02-26-dampak-kian-meluasnya-kebun-sawit-masyarakat-riau-dianjurkan--
makan-sagu.html)
Luas Areal
◦ Luas area tanaman sagu di Provinsi Riau mencapai 82.713 hektar,
dengan total produksi 281.704 ton per hektar per tahunnya.

◦ Luas area tanaman sagu di Kepulauan Meranti 44.657 hektar atau 2,98%
luas tanaman sagu nasional.

(http://m.halloriau.com/read-65623-2015-05-31-sagu-tanaman-kehidupan-warisan-anak-cucu-dan-
investasi-masa-depan.html#sthash.Kzrer1co.dpbs)
Penentuan
Lokasi Pabrik
• Lokasi pabrik di Kabupaten
Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
• Luas areal perkebunan sagu di
Kabupaten Indragiri Hilir = 17.969
hektar.

(https://inhilkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Ka
bupaten-Indragiri-Hilir-Dalam-Angka-2016.pdf)
Produksi
Bahan Baku
• Total produksi sagu di Kabupaten
Indragiri Hilir : 7.697.308 kg ≈ 7500 ton
/ tahun.
• Total rata-rata produksi : 1.170 kg /
hektar ≈ 1 ton / hektar / tahun.

(https://inhilkab.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kabupat
en-Indragiri-Hilir-Dalam-Angka-2016.pdf)
Jumlah Penduduk
Proyeksi Penduduk
Sensus Penduduk tahun 2010

(https://riau.bps.go.id/)
Infrastruktur
• Jembatan
Dikenal sebagai Negeri Seribu Jembatan, jembatan-jembatan itu
merupakan infrastruktur yang menghubungkan daerah-daerah
terisolir yang dipisahkan oleh sungai-sungai dan berada di pulau-
pulau. Salah satunya adalah Jembatan Rumbai, yang menjadi akses
utama keluar masuk dari jalur darat.
• Pelabuhan
Terdapat empat pelabuhan laut dan sungai yang berorientasi ekspor-
Impor, yaitu Pelabuhan : Kuala Enok, Kuala Gaung, Sungai Guntung,
dan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan. Dari bagian selatan daerah ini,
jarak ke Batam dan Singapura bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam
dengan menggunakan Speed Boat. Untuk lalu lintas ekspor-Impor,
tersedia kapal-kapal Lintas Negara dengan tujuan pelayaran ke
berbagai pelabuhan penting di dunia, khususnya Asia dan Eropa.
• Bandar Udara
Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki Bandar Udara, yaitu Bandara
Tempuling yang telah diuji coba dan telah dioperasikan. Nantinya
Bandara Tempuling dioperasikan melayani rute penerbangan
regional sehingga membuat daerah ini makin mudah diakses sebagai
pintu Gerbang Riau menuju kancah Ekonomi Global.
(http://home.inhilkab.go.id/kondisi-umum/)
Pemilihan Lokasi Pabrik
CHART

25,6% 20,3% 15,3% 9% 11.2% 7.5% 5,1% 6.1%


KETERANGAN :
1. Aspek Bahan Baku
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Transportasi
4. Aspek Letak Geografis
5. Aspek Utilitas
6. Aspek Tenaga Kerja
7. Aspek Kondisi Lingkungan
8. Aspek Ketersediaan Lahan

1 2 3 4 5 6 7 8
NERACA BATUBARA

(BPPT Outlook Energi, 2018)

Produksi batubara Indonesia cenderung meningkat, sementara itu penggunaan batubara relatif konstan.
Grafik di atas menunjukkan bahwa pasokan bahan baku seperti batubara dijamin. Stabilitas pasokan
bahan baku akan mempengaruhi kelancaran dan kontinuitas produksi.
Petrokimia di Indonesia Terus Memiliki Selisih yang Melebar An
tara Penawaran dan Permintaan

Ethylene

(KT/A) 2,357(1)

1900

1384 1638

(457)(1)
(Chandraasri,2017)
(524)
(748) (758)
2016 2020 2023

(Kemenperin, 2019)
Welcome!!
Ethylen dari batubara
PEMILIHAN LOKASI PABRIK
Insert the title of your subtitle Here

? CILEGON
(Dekat pemasaran)

SUMATERA SELATAN
(Dekat bahan baku)
ASPEK BAHAN BAKU

(ESDM,2016)

Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika
dalam kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta temperatur tertentu pada
kurun waktu yang sangat lama
ASPEK BAHAN BAKU

• Dari peta serta data sumberdaya batubara, lokasi yang mengandung


banyak batubara ialah pulau sumatera.
• Jenis batubara sumatera selatan umumnya rendah, jenis lignit
hingga subbituminous (5000-6500 kkal/kg)
(PSG, 2015)
3 ASPEK PEMASARAN

Kapasitas Produsen Petrokimia di Indonesia - Maret 2017

Kapasitas
Polytama Lainnya Total
('000 ton per tahun)
Ethylene 860 860
Propylene 470 608 1,078
LLDPE 200 200 400
HDPE 136 250 386
Polypropylene 480 45 240 765
Ethylene Dichloride 644 370 1,014
Vinyl Chloride Mon 734 130 864
omer
Polyvinyl Chloride 507 95 202 804
Ethylene Oxide 240 240
Ethylene Glycol 220 220
Acrylic Acid 140 140
Butanol 20 20
Ethylhexanol 140 140
Py-Gas 400 400
Crude C4 315 315
Butadiene 100 100
Benzene 125 400 525
Para-Xylene 298 540 838
Styrene 340 340
Total 3,301 450 1,076 240 1,885 595 940 962 9,449

CAP memiliki jenis produk yang paling beragam dan merupakan produsen dominan dengan
pangsa pasar sebesar 35% dari kapasitas produksi olefins dan polymers di Indonesia

( Chandraasri, 2017)
Pertumbuhan dan Kapasitas Pasokan Ethylene Global
Pertumbuhan Pasokan Ethylene Global

(million tons) (Operating rates)

250 Actual Forecast 100%

200

90%
150

100
80%

50

0 70%
2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023
Total Capacity (with Unsactioned Capacity) Total Capacity (with No Unsactioned Capacity)
Ethylene Consumption
Operating Rates (with No Unsactioned Capacity)
Operating Rates (with Unsactioned Capacity)

Kapasitas Produksi Ethylene : 218MT pada 2023 Kapasitas Baru Berdasarkan Wilayah : 25MT (2017 – 2023)

- Permintaan global ethylene dip


erkirakan tumbuh sebesar 3.2% Asia Pacific (exc.
CTO/MTO and
CAGR selama 2017-2023 SEA and China)
Others
- Sebanyak 20-26 pabrik ethylene 1%
Shale Gas SEA
6% 5% baru diperkirakan selesai di 9%
bangun
- 7-8 tahun diperlukan dari tahap p
erencanaan sampai dengan dimu
lainya produksi Americas
Middle East/Africa 34%
17%

Naphtha/Liquids
NGLs Cracking Cracking
44% 45%
Europe
19%

China
20%
( Chandraasri.com,2017)
Pelabuhan Tanjung Api-Api

Aspek
Transportasi
Pelabuhan tanjung merak sebagai gerbang
pengiriman ethylene untuk dipasarkan ke Pulau
Jawa, lebih tepatnya ke industri petrochemical

(Earth.google,2019)

Karena Pemasaran Produk Etilen Kebanyakan


di daerah Banten maka biaya transportasi dapat
ditekan
ASPEK LETAK GEOGRAFIS

Cilegon,
Banten

Banyuasin,
Sumsel

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pemukiman ,2002)


(Badan Nasional Penanggulangan Bencana ,2019)
ASPEK UTILITAS

PENYEDIA AIR PENYEDIA LISTRIK


Kebutuhan air, jika mendirikan Dari Sumber listrik yang tersedia,
pabrik di Sumsel bisa BATUBARA untuk provinsi Sumsel menggunakan
menggunakan sumber dari PLN dengan kapasitas 1651MW
Pulau di Indonesia dengan
sungai musi sedangkan di sumberdaya yang terbanyak Sedangkan Cilegon menggunakan
Cilegon sumber dari sungai sumber listrik yang berkapasitas
berada di Sumatera Selatan
kedungingas 660 MW.
PENYEDIA AIR (SumSel)

Sungai musi berada di kota sungsang.


Suhu rata-rata 24°C, terpanas 26°C dan
terdingin 23°C. Curah hujan rata-rata
tahunan 344 mm

(BPS,2017)
PENYEDIA AIR (Cilegon)

(BPS,2017)
PENYEDIA BAHAN BAKAR

(PSG, 2015)
PENYEDIA LISTRIK

Sumatera Selatan Cilegon

Your Text Here Your Text Here

Rp. Rp.
997/kWh 1.191/kWh

Get a modern Get a modern


PowerPoint PowerPoint
Presentation that is Presentation that is
beautifully designed. beautifully designed.
(wartaekonomi.com,2018) (kabarbanten.com,2018)
Aspek Tenaga Kerja

SDM UMR

75% 25%

UMR
SDM
Dengan
Dengan mempertimbangkan tingkat
mempertimbangkan UMR di Sumatera Selatan
tingkat populasi di (Banyuasin) Rp. 2.849.446
Sumatera Selatan dan dan di UMR di Cilegon Rp.
Cilegon 3.913. 078
UMK

CILEGON Rp.3.913.078 SUMSEL Rp.2.840.453

DETIK FINANCE,2018
SDM

BPS,2017
Aspek Kondisi Lingkungan

Ed Kes

75% 25%

Edukasi Kesehatan
Dengan Faktor tingkat penyakit
mempertimbangkan disebabkan
lulusan warga di lingkungan sekitar,
daerah sekitar. untuk menunjang agar
pegawai sehat
EDUCATION

(BPS,2017)
KESEHATAN

(BPS,2017)
ASPEK KETERSEDIAAN LAHAN

Ketersediaan Lahan Harga Lahan

Kota Cilegon: 175,3 Km Kota Cilegon : Rp. 200.000-


Provinsi Sumatera Selatan: Rp. 500.000
Musi Banyuasin 14530.36 Km
Provinsi Sumatera Selatan
Musi Banyuasin: Rp.100.000-
Rp.200.000
Ketersediaan Lahan

(banten.bps.go.id,2016)

(sumsel.bps.go.id,2017)
CILEGON SUMATERA SELATAN

Luas wilayah

Regionalkompas.com
Ketersediaan Lahan (Cilegon)
Tanda Merah menandakan ketersediaan lahan dan Rencana pembangunan pabrik

peta.bpn.go.id 2019
Harga Lahan (SumSel)
Tanda Merah menandakan ketersediaan lahan dan Rencana pembangunan pabrik

peta.bpn.go.id 2019
KESIMPULAN

Dengan mempertimbangkan 8 aspek, kami dapat membobot setiap


aspek tersebut dengan menggunakan aplikasi Exphert Choice.
Dengan alat tersebut, menunjukkan hasil dimana lokasi Sumatera
Selatan lebih cocok untuk pendirian lokasi pabrik dengan persentase
57.7% dengan inkonsisten 3%.
Berdasarkan hasil pembobotan dengan aplikasi Exphert Choice,
dipilih lah lokasi Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai