Disusunoleh:
Dosen Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik...................................................................1
I.2. Tinjauan Pustaka............................................................................................2
I.3 Tinjauan Kinetika Reaksi dan Termodinamika............................................5
1.3.1 Kinetika Reaksi.......................................................................................5
I.3.2 Tinjauan Termodinamika.......................................................................6
1.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk...................................9
1.4.1 Spesifikasi Bahan Baku..........................................................................9
1.4.2 Bahan Pembantu...................................................................................10
1.4.3 Sifat Fisika dan Kimia Produk..............................................................12
1.5 Kegunaan Produk.........................................................................................13
1.6 Kapasitas Perancanan Pabrik Mononitrotoluena..........................................14
I.7 Pemilihan Lokasi Pabrik...............................................................................16
BAB 2 URAIAN PROSES....................................................................................21
II.1. Tahap Persiapan Bahan Baku.....................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN 1. Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir................................................24
LAMPIRAN II. DIAGRAM ALIR KUALITATIF..............................................26
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Macam – Macam Proses Pembuatan
Mononitrotoluena.....................................................................................................4
Tabel 2. Data Entalpi Pembentukan Strandar 298,15 K........................................6
Tabel 3. Data Entalpi Energi Gibbs Strandar 298,15 K.........................................7
Tabel 4. Sifat Fisika Bahan Baku.............................................................................9
Tabel 5. Sifat Kimia Bahan Baku..........................................................................10
Tabel 6. Sifat Fisika Bahan Tambahan..................................................................10
Tabel 7. Sifat Kimia Bahan Tambahan..................................................................11
Tabel 8. Sifat Fisika Produk...................................................................................12
Tabel 9. Sifat Kimia Produk..................................................................................12
Tabel 10. Data Konsumsi Mononitrotoluen Di Indonesia.....................................13
Tabel 11. Data Impor Mononitrotoluene di Indonesia...........................................14
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
tidak hanya dalam bidang migas saja, tetapi juga industri-industri lainnya seperti
industri pembuatan MNT.
2
Penggunaan nitrating agent, dengan salah satu komponen dari
penitrasi tersebut adalah H2SO4 yang merupakan asam yang sangat
korosif. Perlu unit rekonsentrasi H2SO4 sehingga dapat
diperkirakan biayanya tinggi. (Kirk Othmer, 1996).
2. Nitrasi toluene dengan asam campuran dengan proses batch.
Pada proses ini asam campuran yang digunakan terdiri atas 52-56
% H2SO4, 28-32 % HNO3 dan 12-20 % H2O.
Yield yang diperoleh sekitar 96%.
Waktu reaksi secara batch sekitar 2-4 jam.
Konsentrasi HNO3 untuk penitrasi yaitu 28-32 %,
Kerugian proses batch adalah waktu proses lebih lama dan ukuran alat
yang lebih besar sehingga dari segi ekonomi tidak menguntungkan.
(Kirk Othmer, 1996).
3. Nitrasi toluene dengan asam nitrat proses kontinyu.
Pada proses ini kedudukan asam campuran sebagai asam penitrasi
tergantung pada asam nitrat. Proses ini kurang menguntungkan karena
dibutuhkan asam nitrat yang berlebihan untuk menghasilkan
mononitrotoluen dalam jumlah yang sama. Proses ini membutuhkan
bahan baku yang banyak sehingga ukuran alat yang dibutuhkan jauh
lebih besar. Jadi dari segi ekonomi kurang menguntungkan. (Kirk
Othmer, 1996).
3
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Macam – Macam Proses Pembuatan
Mononitrotoluena
4
Keuntungan dan kerugian pada proses pembuatan mononitrotoluen telah
diuraikan diatas, maka dalam perancangan dipilih proses nitrasi dengan asam
campuran dengan proses kontinyu. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa
kelebihan ini disbanding dengan proses lainnya yaitu :
1. Yield yang dihasilkan lebih tinggi menjadi 98 %.
2. H2SO4 merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai media asam sehingga
HNO3 lebih mudah melepaskan ion nitrit (NO2+ ).
3. H2SO4 merupakan dehidrator yang baik, sehingga air yang terbentuk tidak
akan mempengaruhi kecepatan reaksi.
4. Biaya produksi lebih rendah, tenaga kerja lebih sedikit.
5. Ukuran alat lebih kecil dibandingkan proses batch dan proses yang
menggunakan asam nitrat saja.
6. Faktor keamanan lebih baik, reaksi lebih cepat karena pengadukan yang
efektif. (Kirk Othmer, 1996)
5
Harga k akan mempengaruhi kecepatan reaksi yang ditunjukkan dengan
persamaan umum.
Reaksi : aA + bB cC + d
Sehingga : r = k CA CB
Diperoleh harga k yang besar akan diperoleh harga r yang besar pula,
sehingga reaksi berjalan cepat, begitu juga sebaliknya. Diperoleh harga
konstanta kecepatan reaksi ke arah produk k = 2.600,33 m3/kmol.jam
(Zaldivar dkk, 1995).
I.3.2 Tinjauan Termodinamika
Ditinjau dari segi termodinamika, reaksi pembuatan mononitrotoluena dapat
ditentukan dengan menetapkan harga konstanta kesetimbangan reaksi.
H 2SO 4
C6H5CH3 + HNO3 C6H4CH3NO + H2O
50 o C, 1 atm
(Yaws,L 2003)
6
ΔHrº = Δhproduk – Δhreaktan
={ΔHfº(C7H7NO2)+ΔHfº(H2O)–{ΔHfº(C7H8)
+ΔHfº(HNO3)}
= { (31,00)+(-240,56)}-{(31,00)+(-131,38)}
= -371,94 kJ/mol
(Yaws,L 2003)
7
Menentukan nilai ΔGo298
ΔGo298 =-265,35kJ/mol
−ΔG
ln K = ; R = 0,008314 kJ/mol
RT
T = 423oK 150o C
−ΔG 298
K298 = exp ( )
RT
−265,35 kJ /mol
K298 = exp ( )
0,008314 kJ /mol X 423 K
K298 = 1,70517X1033
K
( 423 ) = 5,41503X1020
1,70517 X10 33
8
K423 = 9,23354X1053
1.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk
B. Sifat Kimia
9
Asam Nitrat Asam nitrat adalah suatu asam monobasa yang kuat, yang mudah
bereaksi dengan alkali, oksida dan senyawa basa dalam bentuk garam.
Asam nitrat merupakan senyawa yang berperan dalam proses nitrasi
sebagai nitrating agent.
(Krik Othmer, 1996)
B. Sifat Kimia
10
membentuk ion nitronium.
Natrium Dalam proses ini NaOH sebagai penetral asam campuran.
Hidroksida Reaksi:
HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O
H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
(Fessenden, 1997)
Spesifikasi Mononitrotoluena
Rumus Kimia C6H4CH3NO2
Bentuk Cair (30oC, 1 atm)
Berat Molekul 137,138 g/mol
Titik Lebur -4,1 oC
Titik Didih 110,63 oC
Densitas (20oC) 1,163 g/cm3
Suhu Kritis 460 oC
Tekanan Kritis 37,5 atm
Impurits H2O 0,3%
Kadar 99,7%
(Yaws,1999)
B. Sifat Kimia
11
1.5 Kegunaan Produk
(http://www.chemicalland21.com, 2020)
Pabrik Lokasi
12
PTPN VII Kebun Musi Landas Palembang
1. Kebutuhan Mononitrotoluene
2. Ketersediaan bahan baku
3. Kapasitas pabrik yang sudah berdiri
Tabel 11. Data Impor Mononitrotoluene di Indonesia
2011 286,851
2012 39,065
2013 35,251
2014 18,560
2015 357,016
(Sumber : www.Bps.go.id 2018)
13
prediksi untuk kebutuhan pada masa yang akan datang.
400
350
300
Kapasitas (Ton/Tahun)
250
200
150 f(x) = 11.98 x − 23973.42
R² = 0.01
100
50
0
2010.5 2011 2011.5 2012 2012.5 2013 2013.5 2014 2014.5 2015 2015.5
Tahun
14
Dengan berbagai pertimbangan antara lain ketersediaan bahan baku,
pemenuhan kebutuhan mononitrotoluena di Indonesia dan untuk tujuan ekspor,
serta melihat dari kapasitas pabrik yang telah berdiri, maka ditentukan kapasitas
produksi metil salisilat sebesar 35.000 ton/tahun.
15
pertimbangan agar pemilihan pabrik dan proses produksi dapat berjalan lancar.
Faktor tersebut, adalah :
1. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan
datang.
2. Kemungkinan perluasan pabrik.
3. Tersedianya air yang cukup.
4. Peraturan pemerintahan daerah setempat.
5. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan dan pondasi.
Faktor Primer
a. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku utama untuk memproduksi Mononitrotoluena adalah toluene
dan asam nitrat. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat yang
diperoleh dari PT. Indonesia Acid Industri.Bahan tersebut dapat
diperoleh dari beberapa industri kimia di Indonesia. Toluena dapat
diperoleh dari PT. 37 Pertamina (Persero) RU IV yang berlokasi di
Cilacap, Jawa Tengah. Asam nitrat dapat diperoleh dari PT. Multi
Nitrotama Kimia, Cikampek.
b. Ketersediaan sumber energi
Kebutuhan tenaga dan steam sangatlah tinggi pada sebagian besar pabrik
kimia, dan biasanya dibutuhkan ketersediaan bahan bakar untuk
memenuhi kebutuhan ini. Daerah Cilacap, Jawa Tengah merupakan
kawasan industri sehingga penyediaan bahan bakar untuk generator dapat
dengan mudah terpenuhi, sedangkan listrik untuk keperluan proses dan
perkantoran disediakan dari PLN setempat.
c. Lokasi pasar
16
Mononitrotoluena merupakan bahan yang tidak dapat dikonsumsi
langsung oleh masyarakat melainkan merupakan bahan antara untuk
industri kimia. Oleh karena itu diusahakan lokasi pabrik dekat dengan
industri yang membutuhkan Mononitrotoluena tersebut. Kawasan
Cilacap merupakan kawasan industri sehingga mempunyai pemasaran
yang cukup baik. Pasar konsumen bahan Mononitrotoluena ini adalah
pabrik pewarna sintetis, bahan peledak, dan lain-lain, karena itu
jangkauan pemasarannya dapat didistribusikan secara meluas di seluruh
Indonesia dan luar negeri.
d. Sarana transportasi
Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik
kimia. Sarana transportasi yang dimaksud adalah jalan yang nyaman
untuk pekerja, transportasi bahan-bahan dan peralatan yang efisien, serta
pengiriman secara cepat dan ekonomis. Tersedianya sarana transportasi
darat dan laut yang memadai sehingga pengiriman barang keluar maupun
ke dalam pabrik tidak mengalami kesulitan.
e. Pembuangan limbah
Limbah yang sudah diolah berada di bawah ambang batas yang telah
ditentukan, sehingga dapat langsung dibuang ke sungai.
f. Ketersediaan tenaga kerja
Dengan adanya pembangunan pabrik ini, diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya. Sedangkan untuk tenaga terdidik
dapat diperoleh dari lulusan sekolah menengah atas maupun perguruan
tinggi yang banyak terdapat di Jawa Tengah dan sekitarnya.
g. Penyediaan utilitas
Pabrik Mononitrotoluena memerlukan air yang cukup banyak untuk
kebutuhan proses, utilitas, rumah tangga dan pemadam kebakaran. Untuk
memenuhi kebutuhan ini pengadaan air diambil langsung dari saluran
induk Sungai Serayu yang dekat dengan daerah Cilacap
Faktor Sekunder
17
Faktor Sekunder yang meliputi kemungkinan perluasan, fasilitas umum, sikap
masyarakat dan keamanan, kebijakan atau peraturan pemerintah setempat,
kondisi geografis dan sosial budaya, perumahan dan fasilitas lain, rencana
pabrik yang mendukung industri lain, penyediaan unit perbaikan dan perawatan
peralatan.
a. Area perluasan pabrik
Pabrik akan didirikan di pengembangan produksi Cilacap yaitu Kawasan
Industri yang jauh dari kepadatan penduduk sehingga tersedia lahan yang
cukup luas dengan infrastruktur yang cukup memadai, sehingga
memungkinkan adanya perluasan areal pabrik dengan tidak mengganggu
pemukiman penduduk.
b. Perijinan
Lokasi pabrik dipilih di wilayah Cilacap termasuk salah satu kawasan
industri yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga memudahkan dalam
permasalahan perijinan pendirian pabrik.
c. Iklim
Keadaan iklim dan cuaca di daerah Cilacap jarang terjadi gempa ataupun
angin topan.
d. Prasarana dan fasilitas sosial
Prasarana seperti jalan dan transportasi lainnya harus tersedia, demikian
juga fasilitas sosial seperti sarana pendidikan, ibadah, hiburan, bank dan
perumahan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup.
18
ditempatkan alatalat pengaman seperti hydrant, penampung air yang
cukup, alat penahan ledakan, dan alat sensor untuk gas beracun. Tangki
penyimpang bahan baku atau produk yang berbahaya diletakkan pada
tempat khusus sehingga dapat dikontrol dengan baik.
3. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor untuk menekan
biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim Indonesia
memungkinkan konstruksi secara outdoor.
4. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian dan
pengaturan ruangan/ lahan.
5. Instalasi dan utilitas juga harus diperhatikan, karena pemasangan dan
distribusi yang baik dari gas, steam, dan listrik, serta utilitas lainnya akan
membantu proses produksi dan perawatannya.
6. Pabrik harus memperhatikan aspek sosial dan ikut menjaga kelestarian
lingkungan, batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada
limbah harus diperhatikan dengan baik. Untuk itu penambahan fasilitas
pengolahan limbah buangan diperlukan, sehingga buangan limbah
tersebut tidak berbahaya bagi komunitas yang ada disekitarnya.
19
BAB 2
URAIAN PROSES
20
berupa toluena dan asam campuran. Produk reaktor selanjutnya diumpankan
keunit pemurnian.
3. Tahap Pemurnian
Pada proses pemurnian ada tiga tahapan.
a. Pemisahan fase organik dan anorganik
Produk keluaran reactor pada suhu 50oC dimasukkan di dalam dekanter
(D-01) untuk memisahkan fase organik dan anorganik pada tahap
pertama. Dekantasi dapat dilakukan karena kedua fase cair tidak saling
melarutkan, dan memiliki beda rapat massa yang besar, dimana fase
organik merupakan fasa ringan karena memiliki rapat massa kecil,
keluar dari dekanter menuju Netralizer (N-01), sedangkan fase
anorganik yang merupakan fase besar karena memiliki rapat massa
besar, keluar dari decanter menuju evaporator (EV-01).
b. Netralisasi
Fase organik dari dekanter (D-01) dipompakan ke netralizer (N-01)
untuk menetralkan asam nitrat dan asam sulfat yang terikut dalam fase
organik. Natrium hidroksida yang digunakan sebagai penetral
mempunyai kadar 48% dipompakan dari tangki penyimpan (T-04).
Hasil netralisasi dimasukkan ke dalam dekanter (D-02) untuk
memisahkan garam Na2SO4 dan NaNO3 yang terbentuk dengan produk.
c. Pemurnian dengan distilasi
Larutan dari dekanter (D-02) dinaikkan suhunya dengan (HE) dari suhu
50ºC menjadi 160,89oC dan diumpankan ke menara distilasi (MD-01).
Menara distilasi berfungsi untuk memisahkan produk MNT dari
impuritasnya. Hasil bawah menara distilasi dengan suhu 211,81ºC
dilewatkan pendingin untuk diturunkan suhunya menjadi 40ºC dan
selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpan (F-05).
d. Penguapan dan pemekatan menggunakan evaporator.
Hasil bawah dekanter dialirkan kedalam evaporator untuk diuapkan dan
dipekatkan dimana hasil atas evaporator berupa gas HNO 3 dengan
impuritas H2O, masuk ke UPL. Selanjutnya hasil bawah evaporator
21
berupa sisa H2O, sisa toluene dan MNT serta H2SO4 dialirkan oleh arus
recycle menuju Mixer (M-01)
22
DAFTAR PUSTAKA
Asahimas Chemical. 2016. https://www.asc.co.id.Diakses pada tanggal 23 Juni
20120.
Badan Pusat Statistik. 2016.Statistik Perdagangan Luar
Negeri.http://www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 23 Juni 20120.
BPS, "Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia", BPS, Yogyakarta
Kirk, R.E. and. Othmer, D.F. 1996.Encyclopedia of Chemical Technology.Edisi
ke-1. The Inter Science Encyclopedia, Inc. New York.
Yaws, C.L. 2003.Thermodynamics and Physical Property Data, Mc. Graw-Hill
Book Co. New York
Yaws. 1999. Thermodynamics and Physical Properties Data. 4 th Edition.
McGraw-Hill Book Co. New York
23
LAMPIRAN 1.
Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir
Bulan
Septembe Oktobe Desembe
Juli Agustus November Januari
r r r
Kegiatan
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Neraca
Massa
Neraca
Panas
Reaktor
Alat Besar
Alat Kecil
Utilitas
Layout
Pabrik
Struktur
Organisasi
Pabrik
Ekonomi
Teknik
Kesimpulan
Pendadara
n
24
LAMPIRAN II.
25
C6H5CH3
C6H5CH3 MD - 01 C6H4CH3NO2 T - 05
T - 01
H2O C6H5CH3 99% C6H4CH3NO2
Toluena 96% C6H4CH3NO2 1% H2O
35 oC, 1 atm
D - 02
Reaktor
Na2SO4
HNO3 NaNO3
T - 02 CF - 01
HNO3
H2SO4
H2O
C6H5CH3 N - 01 T - 04
C6H4CH3NO2
C6H5CH3
H C6H4CH3N
NO3 63% O2
H2O
Mixer C6H5CH3
H2SO4 C6H4CH3NO2
T - 03 H2SO4, H2O
HNO3
HNO3
EV - 01
26
sisa sisa H2O sisa
C6H5CH3 H2SO4 C6H4CH3NO2
H2SO4
H2SO4 98%
35 oC, 1 atm
27