Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUENE


DARI TOLUENE DAN ASAM ASAM CAMPURAN
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN

Disusunoleh:

Isnaini Nur Rahmawati (1500020094)

Diah Nurcahyani (1600020112)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUENE DARI


TOLUENE DAN ASAM ASAM CAMPURAN KAPASITAS
35.000 TON/TAHUN

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh:

Isnaini Nur Rahmawati (1500020094)

Diah Nurcahyani (1600020112)

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Dosen pembimbing skripsi Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi


Industri

Universitas Ahmad Dahlan

Telah disetujui untuk dikerjakan sebagai Tugas Akhir

Dosen Pembimbing

Shinta Amelia, S.T., M.Eng

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik...................................................................1
I.2. Tinjauan Pustaka............................................................................................2
I.3 Tinjauan Kinetika Reaksi dan Termodinamika............................................5
1.3.1 Kinetika Reaksi.......................................................................................5
I.3.2 Tinjauan Termodinamika.......................................................................6
1.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk...................................9
1.4.1 Spesifikasi Bahan Baku..........................................................................9
1.4.2 Bahan Pembantu...................................................................................10
1.4.3 Sifat Fisika dan Kimia Produk..............................................................12
1.5 Kegunaan Produk.........................................................................................13
1.6 Kapasitas Perancanan Pabrik Mononitrotoluena..........................................14
I.7 Pemilihan Lokasi Pabrik...............................................................................16
BAB 2 URAIAN PROSES....................................................................................21
II.1. Tahap Persiapan Bahan Baku.....................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN 1. Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir................................................24
LAMPIRAN II. DIAGRAM ALIR KUALITATIF..............................................26

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Macam – Macam Proses Pembuatan
Mononitrotoluena.....................................................................................................4
Tabel 2. Data Entalpi Pembentukan Strandar 298,15 K........................................6
Tabel 3. Data Entalpi Energi Gibbs Strandar 298,15 K.........................................7
Tabel 4. Sifat Fisika Bahan Baku.............................................................................9
Tabel 5. Sifat Kimia Bahan Baku..........................................................................10
Tabel 6. Sifat Fisika Bahan Tambahan..................................................................10
Tabel 7. Sifat Kimia Bahan Tambahan..................................................................11
Tabel 8. Sifat Fisika Produk...................................................................................12
Tabel 9. Sifat Kimia Produk..................................................................................12
Tabel 10. Data Konsumsi Mononitrotoluen Di Indonesia.....................................13
Tabel 11. Data Impor Mononitrotoluene di Indonesia...........................................14

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prediksi Kebutuhan Metil Salisilat di Indonesia..................................15


Gambar 2. Lokasi Pembangunan Pabrik,Cilacap...................................................16

v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan sektor


industri menuntut bangsa Indonesia meuju ke arah industrialisasi. Sampai saat ini
pembangunan sektor industri di Indonesia mengalami peningkatan, salah satunya
adalah pembangunan sub sektor industri kimia. Namun, Indonesia masih banyak
megimpor bahan baku atau produk-produk suatu industri kimia dari luar negeri
sakah satunya adalah mononitrotoluen. Untuk jangka panjang diharapkan prouksi
bahan-bahan kimia dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun dapat
menjadi komoditi ekspor sehingga dapat menghasilkan pendapatan dan devisa
negara.

Mononitrotoluene (MNT) merupakan senyawa aromatic compound yang


dirasa mempunyai prospek yang bagus dimasa yang akan datang. Berbagai
manfaat dari produk MNT yakni dapat digunakan dalam produk sintesik
menengah seperti produksi pewarna, produksi busa polyurethane, asam
nitrobenzoid, industri bahan peledak, serta aplikasi industri lainnya.

Dalam perkembangan perindustrian di dunia, Indonesia merupakan salah


satu negara industri yang tengah berkembang pesat baik dalam industri pewarna,
industri asam nitrobenzoid, maupun industri lainnya. Namun sayangnya,
Indonesia belum mampu mengahasilkan produk mononitrotoluene yang
merupakan bahan sintetik menengah produksi diatas. Selama ini Indonesia masih
mengimpor produk MNT dari negara lain seperti : India, Beijing, Italia, Britisg
dan negara-negara lainnya, padahal bahan baku dalam pembuatan MNT banyak
diproduksi di Indonesia seperti toluene, asam nitrat, dan asam sulfat.

Hal tersebut seharusnya menjadi perhatian banyak pihak baik pemerintah


maupun badan-badan perindustrian untuk dapat mengembangkan industri yang

1
tidak hanya dalam bidang migas saja, tetapi juga industri-industri lainnya seperti
industri pembuatan MNT.

Pengembangan Industri pembuatan MNT di Indonesia perlu


dipertimbangkan karena didukung oleh ketersediaan bahan baku pembuatan
MNT, selain itu pengembangan industri pembuatan MNT dapat mengurangi
jumlah penggangguran di Indonesia karena menciptakan lapangan pekerjaan, serta
dapat meminimalisir ketergantungan import Indonesia terhadap Negara asing.

Pendirian pabrik MNT di Indonesia dapat memberikan 4 dampak positif, yaitu :

a. meningkatkan devisa negara


b. membuka lapangan kerja baru.
c. Memacu tumbuhnys industru baru terutama industri yang menggunakan
bahan baku MNT.
d. Dapat memenuhi kebutuhan MNT dalam negeri.

I.2. Tinjauan Pustaka

Mononitrooluene dapat dibuat dengan beberapa proses sebagai berikut :


1. Nitrasi toluene dengan asam campuran, proses kontinyu.
 Pada proses ini asam campuran yang digunakan terdiri atas 52-56
% H2SO4, 28-32 % HNO3 dan 12-20 % H2O
 Versi untuk reaktor yang digunakan untuk proses kontinyu lebih
kecil, 30 gallon nitrator kontinyu setara 1500 gallon nitrator batch
(Faith, Keyes & Clark, 1975).
 Konsentrasi HNO3 untuk penitrasi yaitu 1-8 %.
 Kecepatan reaksi lebih tinggi. Hal ini karena ukuran reaktor lebih
kecil sehingga pengadukan lebih efisien.
 Waktu reaksi lebih cepat yaitu 10-30 menit.
 Yield 98-99%.
Selain mempunyai banyak kelebihan, proses kontinyu juga mempunyai
kekurangan sebagai berikut :

2
 Penggunaan nitrating agent, dengan salah satu komponen dari
penitrasi tersebut adalah H2SO4 yang merupakan asam yang sangat
korosif. Perlu unit rekonsentrasi H2SO4 sehingga dapat
diperkirakan biayanya tinggi. (Kirk Othmer, 1996).
2. Nitrasi toluene dengan asam campuran dengan proses batch.
 Pada proses ini asam campuran yang digunakan terdiri atas 52-56
% H2SO4, 28-32 % HNO3 dan 12-20 % H2O.
 Yield yang diperoleh sekitar 96%.
 Waktu reaksi secara batch sekitar 2-4 jam.
 Konsentrasi HNO3 untuk penitrasi yaitu 28-32 %,
Kerugian proses batch adalah waktu proses lebih lama dan ukuran alat
yang lebih besar sehingga dari segi ekonomi tidak menguntungkan.
(Kirk Othmer, 1996).
3. Nitrasi toluene dengan asam nitrat proses kontinyu.
Pada proses ini kedudukan asam campuran sebagai asam penitrasi
tergantung pada asam nitrat. Proses ini kurang menguntungkan karena
dibutuhkan asam nitrat yang berlebihan untuk menghasilkan
mononitrotoluen dalam jumlah yang sama. Proses ini membutuhkan
bahan baku yang banyak sehingga ukuran alat yang dibutuhkan jauh
lebih besar. Jadi dari segi ekonomi kurang menguntungkan. (Kirk
Othmer, 1996).

3
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Macam – Macam Proses Pembuatan
Mononitrotoluena

Jenis Proses Kelebihan Kekurangan


Nitrasi toluene dengan  Volume  Penggunaan nitrating agent
asam campuran reaktor yang (H2SO4) yang sangat korosif.
dengan proses digunakan 30  Perlu unit rekonsentrasi H2SO4
kontinyu gallon. sehingga biayanya tinggi
 Konsentrasi
HNO3 1-8%.
 Kecepatan
reaksi lebih
tinggi
 Waktu reaksi
10-30 menit
Nitrasi toluene dengan  Volume  Waktu proses lebih lama
asam campuran reaktor yang  Ukuran alat lebih besar sehingga
dengan proses batch digunakan tidak menguntungkan
1500 gallon
 Konsentrasi
HNO3 28-32%.
 Waktu reaksi
2-4 Jam
Nitrasi toluene dengan  Membutuhkan banyak bahan
asam nitrat proses baku
kontinyu  Membutuhkan ukuran alat yang
jauh lebih besar, sehingga tidak
menguntungkan.
(Kirk Othmer, 1996).

4
Keuntungan dan kerugian pada proses pembuatan mononitrotoluen telah
diuraikan diatas, maka dalam perancangan dipilih proses nitrasi dengan asam
campuran dengan proses kontinyu. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa
kelebihan ini disbanding dengan proses lainnya yaitu :
1. Yield yang dihasilkan lebih tinggi menjadi 98 %.
2. H2SO4 merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai media asam sehingga
HNO3 lebih mudah melepaskan ion nitrit (NO2+ ).
3. H2SO4 merupakan dehidrator yang baik, sehingga air yang terbentuk tidak
akan mempengaruhi kecepatan reaksi.
4. Biaya produksi lebih rendah, tenaga kerja lebih sedikit.
5. Ukuran alat lebih kecil dibandingkan proses batch dan proses yang
menggunakan asam nitrat saja.
6. Faktor keamanan lebih baik, reaksi lebih cepat karena pengadukan yang
efektif. (Kirk Othmer, 1996)

I.3 Tinjauan Kinetika Reaksi dan Termodinamika

1.3.1 Kinetika Reaksi


Reaksi yang terjadi :
H 2SO 4
C6H5CH3 + HNO3 C6H4CH3NO + H2O
50 o C, 1 atm
Mekanisme reaksi yang berjalan yaitu asam nitrat bereaksi dengan asam
sulfat dan terurai menjadi ion nitronium (NO2+), ion sulfat (H2SO4-) dan H3O+.
NO2+ berikatan dengan toluena sehingga kelebihan proton (H+). Ion H2SO4-
akan mengikat ion H3O+ membentuk H2SO4. Ion H2SO4 yang tersisa
berikatan dengan H3O+ membentuk H2SO4 dan H2O (Kirk Othmer, 1996)
Dari segi kinetika, kecepatan reaksi akan bertambah dengan adanya
kenaikan temperatur. Hal ini ditunjukkan oleh hubungan persamaan
Arhenius.
E
k= Ae RT

5
Harga k akan mempengaruhi kecepatan reaksi yang ditunjukkan dengan
persamaan umum.
Reaksi : aA + bB cC + d
Sehingga : r = k CA CB
Diperoleh harga k yang besar akan diperoleh harga r yang besar pula,
sehingga reaksi berjalan cepat, begitu juga sebaliknya. Diperoleh harga
konstanta kecepatan reaksi ke arah produk k = 2.600,33 m3/kmol.jam
(Zaldivar dkk, 1995).
I.3.2 Tinjauan Termodinamika
Ditinjau dari segi termodinamika, reaksi pembuatan mononitrotoluena dapat
ditentukan dengan menetapkan harga konstanta kesetimbangan reaksi.

Reaksi yang terjadi :

H 2SO 4
C6H5CH3 + HNO3 C6H4CH3NO + H2O
50 o C, 1 atm

A. Menghitung ΔHreaksi standar pada suhu 298,15 K


Besar atau kecil nilai ΔH menunjukkan jumlah energi yang
dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai positif (+) menunjukkan bahwa
reaksi tersebut membutuhkan panas untuk berlangsungnya reaksi sehingga
semakin besar ΔH maka semakin besar juga energi yang dibutuhkan.
Sedangkan ΔH bernilai negatif (-) menunujukkan bahwa reaksi tersebut
menghasilkan panas selama proses berlangsungnya reaksi.

Tabel 2. Data Entalpi Pembentukan Strandar 298,15 K

Senyawa ΔHfº (kJ/mol )


C7 H 8 50,00
HNO3 -131,38
C7H7NO2 31,00
H2 O -240,56

(Yaws,L 2003)

6
ΔHrº = Δhproduk – Δhreaktan
={ΔHfº(C7H7NO2)+ΔHfº(H2O)–{ΔHfº(C7H8)
+ΔHfº(HNO3)}
= { (31,00)+(-240,56)}-{(31,00)+(-131,38)}
= -371,94 kJ/mol

Harga ΔHrº yang negatif menunjukkan bahwa reaksi yang


terjadi merupakan reaksi eksotermis yaitu reaksi yang melepaskan panas,
sehingga untuk menjaga agar reaksi tetap berlangsung pada kondisi proses
perlu ditambahkan pendingin.

B. Menghitung energi Gibbs (ΔGreaksi )


ΔG menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi
kimia. ΔG bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak
dapat berlangsung secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan
dari luar. Sedangkan ΔG bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi
tersebut dapat berlangsung secara spontan dan hanya sedikit membutuhkan
energi. Oleh karena itu, semakin kecil atau negatif ΔG maka reaksi
tersebut akan semakin baik karena untuk berlangsung spontan energi yang
dibutuhkan semakin kecil.

Tabel 3. Data Entalpi Energi Gibbs Strandar 298,15 K

Senyawa ΔHfº (kJ/mol )


C7 H 8 122,01
HNO3 -70,98
C7H7NO2 155,00
H2 O -227.36

(Yaws,L 2003)

7
Menentukan nilai ΔGo298

ΔGo298 = Goproduk - Goreaktan

ΔGo298 ={ΔGº(C7H7NO2)+ΔGº(H2O)–{ΔGº(C7H8) +ΔGº(HNO3)}

ΔGo298 = (155,00+(-227,36)) kJ/mol –((122,01)+(-70,98) kJ/mol

ΔGo298 =-265,35kJ/mol

Menentukan nilai K298 dengan rumus berikut :

−ΔG
ln K = ; R = 0,008314 kJ/mol
RT
T = 423oK 150o C
−ΔG 298
K298 = exp ( )
RT
−265,35 kJ /mol
K298 = exp ( )
0,008314 kJ /mol X 423 K
K298 = 1,70517X1033

Menentukan nilai K pada suhu 150ºC (423 K) menggunakan persamaan


Van’t Hoff :
K 424 −Δ Hr 1 1
ln ( ) = ( − )
K 298 R T 298
K −−371,94 kJ /mol 1 1
ln ( 423 ) = ( − )
1,70517 X10 33 0,008314 kJ /mol 423 298
K
ln ( 423 ) = - 44,3625241
1,70517 X10 33

K
( 423 ) = 5,41503X1020
1,70517 X10 33

8
K423 = 9,23354X1053

Berdasarkan nilai K423 pada kondisi operasi adalah 9,23354X1053.


Karena nilai K > 1, maka reaksi pembentukan mononitrotoluena ini
berlangsung searah (irrevelsibel) kearah kanan.

1.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk

1.4.1 Spesifikasi Bahan Baku


A. Sifat Fisika

Tabel 4. Sifat Fisika Bahan Baku

Spesifikasi Toluen Asam Nitrat


Rumus Kimia C6H5CH3 (C7H8) HNO3
Bentuk Cair (30oC, 1 atm) Cair (30oC, 1 atm)
Warna Jernih Tidak Berwarna Jernih Tidak Berwarna
Berat Molekul 92,141 g/mol 63,0129 g/mol
Titik Lebur -94,97 oC -41,59 oC
Titik Didih 110,63 oC 83 oC
Densitas (20oC) 0,8665 g/ml 1,509 g/ml
Viskositas (25oC) 0,548 cP 0,808 cP
Suhu Kritis 318,65 oC 246,85 oC
Tekanan Kritis 41,8 atm 68,90 Bar
Panas Pembentukan (25oC) 50,17 kJ/mol -174,10 kJ/mol
Panas Pencampuran (25oC) 6,62 kJ/mol 10,48 kJ/mol
Energi Bebas Pembentukan 122,2 kJ/mol -80,71 kJ/mol
(25oC)
(Kirk Othmer, 1996)

B. Sifat Kimia

Tabel 5. Sifat Kimia Bahan Baku

Senyawa Sifat Fisika


Toluen  Nitrasi
Toluen bereaksi dengan asam nitrat membentuk mononitrotoluen.

9
Asam Nitrat Asam nitrat adalah suatu asam monobasa yang kuat, yang mudah
bereaksi dengan alkali, oksida dan senyawa basa dalam bentuk garam.
Asam nitrat merupakan senyawa yang berperan dalam proses nitrasi
sebagai nitrating agent.
(Krik Othmer, 1996)

1.4.2 Bahan Pembantu


A. Sifat Fisika

Tabel 6. Sifat Fisika Bahan Tambahan

Spesifikasi Asam Sulfat Natrium Hidroksida


Rumus Kimia H2SO4 NaOH
Bentuk Cairan pekat (30oC, 1 Cair (30oC, 1 atm)
atm)
Warna Tidak Berwarna Jernih Tidak Berwarna
Berat Molekul 98,078 g/mol 39,997 g/mol
Titik Leleh -94,97 oC 318 oC
Titik Didih (1 atm) 336,85 oC 1388 oC
Densitas (20oC) 1,833 g/ml 2,13 g/ml
Viskositas (25oC) 23,541 cP
Suhu Kritis 651,85 oC
Tekanan Kritis 64 Bar
Panas Pembentukan (25oC) -460,2 kJ/mol -102 kJ/mol
Panas Pencampuran (25oC) 10,711 kJ/mol 167,4 kJ/mol
Energi Bebas Pembentukan 359,9 kJ/mol -397,5 kJ/mol
(25oC)
(Kirk Othmer, 1996)

B. Sifat Kimia

Tabel 7. Sifat Kimia Bahan Tambahan

Senyawa Sifat Fisika


Asam Sulfat Asam sulfat bereaksi dengan asam nitrat untuk membentuk ion nitrit
atau nitronium (NO2+) yang sangat penting dalam suatu reaksi nitrasi.
Dalam reaksi nitrasi, sifat asam sulfat ini mencegah asam nitrat
membentuk ion hidrogen (H+) dan ion nitrat (NO32-) dan hanya

10
membentuk ion nitronium.
Natrium Dalam proses ini NaOH sebagai penetral asam campuran.
Hidroksida Reaksi:
HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O
H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
(Fessenden, 1997)

1.4.3 Sifat Fisika dan Kimia Produk


A. Sifat Fisika

Tabel 8. Sifat Fisika Produk

Spesifikasi Mononitrotoluena
Rumus Kimia C6H4CH3NO2
Bentuk Cair (30oC, 1 atm)
Berat Molekul 137,138 g/mol
Titik Lebur -4,1 oC
Titik Didih 110,63 oC
Densitas (20oC) 1,163 g/cm3
Suhu Kritis 460 oC
Tekanan Kritis 37,5 atm
Impurits H2O 0,3%
Kadar 99,7%
(Yaws,1999)
B. Sifat Kimia

Tabel 9. Sifat Kimia Produk

Senyawa Sifat Fisika


Mononitrotoluen Dapat dioksidasi menjadi m-nitrobenzoic acid dengan asam
e kromat dalam larutan alkali.

11
1.5 Kegunaan Produk

Mononitrotoluena sangat berguna bagi bahan baku pembuatan zat warna


sintetik, bahan baku untuk pembuatan busa poliuretan yang merupakan bahan
isolasi refrigerator dan pembuatan trinitrotoluene. (Kirk dan Othmer, 1996).

Mononitrotoluen merupakan bahan kimia yang terdiri dari isomer-isomer


yaitu O-nitrotoluen, M-nitrotoluen, dan P-nitrotoluen. O-nitrotoluen biasa
digunakan sebagai bahan intermediate pembuatan pestisida, bahan farmasi,
parfum, dan bahan campuran industri karet. Produk intermedietnya seperti O-
toluidine, O-nitrobenzaldehyde, 2 nitro-4-chlorotoluen, dan 2 amino-4-
chlorotoluen. Sedangkan P-nitrotoluen digunakan untuk bahan busa plastik dan
bahan campuran industri cat. Produk intermedietnya seperti P-toluidine, P-
nitrobenzaldehyde dan 4 nitro-2-chlorotoluen.

(http://www.chemicalland21.com, 2020)

Kebutuhan terbesar isomer mononitrotoluen adalah sebagai bahan baku


pembuatan campuran industri cat, busa plastik, dan karet. Sehinggga kebutuhan
mononitrotoluen di Indonesia dapat diwakilkan oleh pabrik cat, busa plastik, dan
karet. Beberapa pabrik di Indonesia yang menggunakan mononitrotoluen sebagai
bahan baku dalam pembuatan cat, busa plastik, dan karet dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10. Data Konsumsi Mononitrotoluen Di Indonesia

Pabrik Lokasi

PT. Dana Paint Indonesia Jakarta Timur

PT. Atlantic Ocean Paint Gresik

PT. Gyung Do Indonesia Mojokerto

PT. Royal Abadi Sejahtera Bandung

PT. Adha Jaya Chemical Jakarta Barat

12
PTPN VII Kebun Musi Landas Palembang

PTPN VII Kebun Cikupa Ciamis

Eternal Buana Jakarta

PT. Pacific Pabrik Cat dan Tinta Jakarta Utara

PT. Nipsea Paint and Chemical Co.LTD Medan

Sumber: Direktorat Industri Kimia Dasar. Kemenperin, 2018

1.6 Kapasitas Perancanan Pabrik Mononitrotoluena

Pemilihan kapasitas perancangan didasarkan pada kapasitas dari pabrik


sejenis yang telah berdiri. Kebutuhan akan Mononitrotoluene dari tahun ke tahun
semakin meningkat, mengingat mononitrotoluene merupakan produk intermediet
yang biasa digunakan oleh pabrik-pabrik lain terutama pabrik yang membutuhkan
mononitrotoluene dalam produksi produknya. Kapasitas produksi pabrik
Mononitrotoluene ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain :

1. Kebutuhan Mononitrotoluene
2. Ketersediaan bahan baku
3. Kapasitas pabrik yang sudah berdiri
Tabel 11. Data Impor Mononitrotoluene di Indonesia

Tahun Impor (Ton)

2011 286,851
2012 39,065
2013 35,251
2014 18,560
2015 357,016
(Sumber : www.Bps.go.id 2018)

Dari data-data impor Mononitrotoluene setiap tahunnya dapat dilakukan

13
prediksi untuk kebutuhan pada masa yang akan datang.

400
350
300
Kapasitas (Ton/Tahun)

250
200
150 f(x) = 11.98 x − 23973.42
R² = 0.01
100
50
0
2010.5 2011 2011.5 2012 2012.5 2013 2013.5 2014 2014.5 2015 2015.5
Tahun

Gambar 1. Prediksi Kebutuhan Metil Salisilat di Indonesia

Pabrik Mononitrotoluene direncanakan beroperasi pada tahun 2025. Dari


hasilprediksi, Mononitroroluene di Indonesia pada tahun tersebut diperoleh
persamaan y = 11,98x – 23973. Dimana y adalah kebutuhan Mononitrotoluene
dan x adalah tahun, perkiraan kebutuhan Mononitrotoluene pada tahun 2025.
y = 11,98x – 23973

= 11,98 (2025) – 23973 = 286,5 ton/tahun.

I.6.1. Kapasitas Pabrik yang Sudah Berdiri


Adapun kapasitas pabrik Mononitrotoluena yang telah berdiri di
beberapa negara, sebagai berikut, pada tahun 1993 pabrik di Amerika Serikat
memproduksi MNT sebesar 26.000 ton/tahun. Sedangkan di Jerman dalam kurun
waktu 1993-1999 memproduksi MNT kurang lebih sekitar 10.000-50.000
ton/tahun. Salah satu dari pabrik tersebut pada tahun 2000 memproduksi MNT
sebesar 34.400 ton/tahun.

14
Dengan berbagai pertimbangan antara lain ketersediaan bahan baku,
pemenuhan kebutuhan mononitrotoluena di Indonesia dan untuk tujuan ekspor,
serta melihat dari kapasitas pabrik yang telah berdiri, maka ditentukan kapasitas
produksi metil salisilat sebesar 35.000 ton/tahun.

Kapasitas ini sengaja ditetapkan 35.000 ton/tahun dengan pertimbangan


antara lain :

a. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan mengalami


kenaikan dari tahun ke tahun sebagai hasil dari pembangunan.
b. Dapat membuka kesempatan berdirinya industri-industri lainnya yang
menggunakan mononitrotoluena sebagai bahan baku yang selama ini
belum berkembang di Indonesia.

I.7 Pemilihan Lokasi Pabrik

Lokasi suatu pabrik kimia memberikan kontribusi yang besar bagi


kesuksesan bisnis berbasis kimia. Sebuah pabrik idealnya memiliki lokasi yang
memberikan biaya produksi dan distibusi minimum. Selain itu kemungkinan
adanya perluasan pabrik serta lingkungan yang kondusif juga harus
dipertimbangkan agar operasi pabrik dapat berjalan lancar.

Gambar 2. Lokasi Pembangunan Pabrik,Cilacap

Faktor pendukung juga perlu mendapatkan perhatian di dalam pemilihan


lokasi pabrik karena faktor-faktor yang ada di dalamnya selalu menjadi

15
pertimbangan agar pemilihan pabrik dan proses produksi dapat berjalan lancar.
Faktor tersebut, adalah :

1. Harga tanah dan gedung dikaitkan dengan rencana di masa yang akan
datang.
2. Kemungkinan perluasan pabrik.
3. Tersedianya air yang cukup.
4. Peraturan pemerintahan daerah setempat.
5. Keadaan tanah untuk rencana pembangunan dan pondasi.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka Pabrik Mononitrotoluene


dengan kapasitas 35.000 ton/tahun ini direncanakan akan didirikan di daerah
Cilacap, Jawa Tengah. Penentuan lokasi pabrik didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :

 Faktor Primer
a. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku utama untuk memproduksi Mononitrotoluena adalah toluene
dan asam nitrat. Katalis yang digunakan adalah asam sulfat yang
diperoleh dari PT. Indonesia Acid Industri.Bahan tersebut dapat
diperoleh dari beberapa industri kimia di Indonesia. Toluena dapat
diperoleh dari PT. 37 Pertamina (Persero) RU IV yang berlokasi di
Cilacap, Jawa Tengah. Asam nitrat dapat diperoleh dari PT. Multi
Nitrotama Kimia, Cikampek.
b. Ketersediaan sumber energi
Kebutuhan tenaga dan steam sangatlah tinggi pada sebagian besar pabrik
kimia, dan biasanya dibutuhkan ketersediaan bahan bakar untuk
memenuhi kebutuhan ini. Daerah Cilacap, Jawa Tengah merupakan
kawasan industri sehingga penyediaan bahan bakar untuk generator dapat
dengan mudah terpenuhi, sedangkan listrik untuk keperluan proses dan
perkantoran disediakan dari PLN setempat.
c. Lokasi pasar

16
Mononitrotoluena merupakan bahan yang tidak dapat dikonsumsi
langsung oleh masyarakat melainkan merupakan bahan antara untuk
industri kimia. Oleh karena itu diusahakan lokasi pabrik dekat dengan
industri yang membutuhkan Mononitrotoluena tersebut. Kawasan
Cilacap merupakan kawasan industri sehingga mempunyai pemasaran
yang cukup baik. Pasar konsumen bahan Mononitrotoluena ini adalah
pabrik pewarna sintetis, bahan peledak, dan lain-lain, karena itu
jangkauan pemasarannya dapat didistribusikan secara meluas di seluruh
Indonesia dan luar negeri.
d. Sarana transportasi
Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik
kimia. Sarana transportasi yang dimaksud adalah jalan yang nyaman
untuk pekerja, transportasi bahan-bahan dan peralatan yang efisien, serta
pengiriman secara cepat dan ekonomis. Tersedianya sarana transportasi
darat dan laut yang memadai sehingga pengiriman barang keluar maupun
ke dalam pabrik tidak mengalami kesulitan.
e. Pembuangan limbah
Limbah yang sudah diolah berada di bawah ambang batas yang telah
ditentukan, sehingga dapat langsung dibuang ke sungai.
f. Ketersediaan tenaga kerja
Dengan adanya pembangunan pabrik ini, diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya. Sedangkan untuk tenaga terdidik
dapat diperoleh dari lulusan sekolah menengah atas maupun perguruan
tinggi yang banyak terdapat di Jawa Tengah dan sekitarnya.
g. Penyediaan utilitas
Pabrik Mononitrotoluena memerlukan air yang cukup banyak untuk
kebutuhan proses, utilitas, rumah tangga dan pemadam kebakaran. Untuk
memenuhi kebutuhan ini pengadaan air diambil langsung dari saluran
induk Sungai Serayu yang dekat dengan daerah Cilacap

 Faktor Sekunder

17
Faktor Sekunder yang meliputi kemungkinan perluasan, fasilitas umum, sikap
masyarakat dan keamanan, kebijakan atau peraturan pemerintah setempat,
kondisi geografis dan sosial budaya, perumahan dan fasilitas lain, rencana
pabrik yang mendukung industri lain, penyediaan unit perbaikan dan perawatan
peralatan.
a. Area perluasan pabrik
Pabrik akan didirikan di pengembangan produksi Cilacap yaitu Kawasan
Industri yang jauh dari kepadatan penduduk sehingga tersedia lahan yang
cukup luas dengan infrastruktur yang cukup memadai, sehingga
memungkinkan adanya perluasan areal pabrik dengan tidak mengganggu
pemukiman penduduk.
b. Perijinan
Lokasi pabrik dipilih di wilayah Cilacap termasuk salah satu kawasan
industri yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga memudahkan dalam
permasalahan perijinan pendirian pabrik.
c. Iklim
Keadaan iklim dan cuaca di daerah Cilacap jarang terjadi gempa ataupun
angin topan.
d. Prasarana dan fasilitas sosial
Prasarana seperti jalan dan transportasi lainnya harus tersedia, demikian
juga fasilitas sosial seperti sarana pendidikan, ibadah, hiburan, bank dan
perumahan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup.

 Tata Letak Pabrik


Untuk mencapai kondisi yang optimal maka hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
1. Perluasan pabrik harus sudah direncanakan sejak awal sehingga masalah
kebutuhan akan tempat tidak akan timbul dimasa mendatang.
2. Penentuan tata letak pabrik harus memperhatikan masalah keamanan.
apabila terjadi hal-hal seperti kebakaran, ledakan, kebocoran gas atau
asap beracun dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat. Oleh karena itu

18
ditempatkan alatalat pengaman seperti hydrant, penampung air yang
cukup, alat penahan ledakan, dan alat sensor untuk gas beracun. Tangki
penyimpang bahan baku atau produk yang berbahaya diletakkan pada
tempat khusus sehingga dapat dikontrol dengan baik.
3. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor untuk menekan
biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim Indonesia
memungkinkan konstruksi secara outdoor.
4. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian dan
pengaturan ruangan/ lahan.
5. Instalasi dan utilitas juga harus diperhatikan, karena pemasangan dan
distribusi yang baik dari gas, steam, dan listrik, serta utilitas lainnya akan
membantu proses produksi dan perawatannya.
6. Pabrik harus memperhatikan aspek sosial dan ikut menjaga kelestarian
lingkungan, batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada
limbah harus diperhatikan dengan baik. Untuk itu penambahan fasilitas
pengolahan limbah buangan diperlukan, sehingga buangan limbah
tersebut tidak berbahaya bagi komunitas yang ada disekitarnya.

19
BAB 2
URAIAN PROSES

II.1. Tahap Persiapan Bahan Baku

Proses pembuatan mononitrotoluena dari toluene dan asam campuran


dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap reaksi nitrasi
3. Tahap pemisahan produk

1. Tahap Persiapan Bahan Baku


Bahan baku dipanaskan dengan tujuan untuk menyesuaikan kondisi
operasi dalam reaktor. Mula-mula bahan baku toluena yang berasal dari tangki
penyimpan (T-01) pada suhu sebesar 30ºC dinaikkan suhunya dengan heat
exchanger (E-01) menjadi suhu 50ºC lalu dipompa menuju reaktor (R-01). Di
dalam mixer (M-01), asam nitrat dari tangki penyimpan (T-02) dicampur dengan
asam sulfat yang dipompa dari tangki penyimpan (T-03) dan hasil rekonsentrasi
asam sulfat dimana bahan-bahan tersebut bersuhu 30ºC. Rekonsentrasi asam
sulfat dilakukan dengan menggunakan evaporator (V-01). Adapun komposisi
asam campuran yaitu 30% HNO3, 56% H2SO4, dan 12% H2O. Perbandingan mol
asam nitrat dan toluena di dalam reaktor adalah1 : 1 dan dialirkan secara kontinyu
pada suhu 50ºC.
2. Tahap Reaksi Nitrasi
Bahan baku yang masuk ke reaktor pada suhu 30ºC dan tekanan 1 atm.
Reaksi nitrasi antara toluena dan asam nitrat bersifat eksotermis dan berlangsung
pada reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Untuk menjaga suhu reaktor agar
tidak lebih dari 50ºC maka diperlukan pendingin. Pendingin reaktor menggunakan
air yang masuk pada suhu 30ºC dan keluar pada suhu 50ºC. Produk yang
diperoleh dari reaktor adalah MNT, dan produk samping berupa air, sisa reaktan

20
berupa toluena dan asam campuran. Produk reaktor selanjutnya diumpankan
keunit pemurnian.

3. Tahap Pemurnian
Pada proses pemurnian ada tiga tahapan.
a. Pemisahan fase organik dan anorganik
Produk keluaran reactor pada suhu 50oC dimasukkan di dalam dekanter
(D-01) untuk memisahkan fase organik dan anorganik pada tahap
pertama. Dekantasi dapat dilakukan karena kedua fase cair tidak saling
melarutkan, dan memiliki beda rapat massa yang besar, dimana fase
organik merupakan fasa ringan karena memiliki rapat massa kecil,
keluar dari dekanter menuju Netralizer (N-01), sedangkan fase
anorganik yang merupakan fase besar karena memiliki rapat massa
besar, keluar dari decanter menuju evaporator (EV-01).
b. Netralisasi
Fase organik dari dekanter (D-01) dipompakan ke netralizer (N-01)
untuk menetralkan asam nitrat dan asam sulfat yang terikut dalam fase
organik. Natrium hidroksida yang digunakan sebagai penetral
mempunyai kadar 48% dipompakan dari tangki penyimpan (T-04).
Hasil netralisasi dimasukkan ke dalam dekanter (D-02) untuk
memisahkan garam Na2SO4 dan NaNO3 yang terbentuk dengan produk.
c. Pemurnian dengan distilasi
Larutan dari dekanter (D-02) dinaikkan suhunya dengan (HE) dari suhu
50ºC menjadi 160,89oC dan diumpankan ke menara distilasi (MD-01).
Menara distilasi berfungsi untuk memisahkan produk MNT dari
impuritasnya. Hasil bawah menara distilasi dengan suhu 211,81ºC
dilewatkan pendingin untuk diturunkan suhunya menjadi 40ºC dan
selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpan (F-05).
d. Penguapan dan pemekatan menggunakan evaporator.
Hasil bawah dekanter dialirkan kedalam evaporator untuk diuapkan dan
dipekatkan dimana hasil atas evaporator berupa gas HNO 3 dengan
impuritas H2O, masuk ke UPL. Selanjutnya hasil bawah evaporator

21
berupa sisa H2O, sisa toluene dan MNT serta H2SO4 dialirkan oleh arus
recycle menuju Mixer (M-01)

22
DAFTAR PUSTAKA
Asahimas Chemical. 2016. https://www.asc.co.id.Diakses pada tanggal 23 Juni
20120.
Badan Pusat Statistik. 2016.Statistik Perdagangan Luar
Negeri.http://www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 23 Juni 20120.
BPS, "Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia", BPS, Yogyakarta
Kirk, R.E. and. Othmer, D.F. 1996.Encyclopedia of Chemical Technology.Edisi
ke-1. The Inter Science Encyclopedia, Inc. New York.
Yaws, C.L. 2003.Thermodynamics and Physical Property Data, Mc. Graw-Hill
Book Co. New York
Yaws. 1999. Thermodynamics and Physical Properties Data. 4 th Edition.
McGraw-Hill Book Co. New York

23
LAMPIRAN 1.
Jadwal Penyelesaian Tugas Akhir

Tabel 1. Jadwal Tugas Penyelesaian Tugas Akhir

Bulan
Septembe Oktobe Desembe
Juli Agustus November Januari
r r r
Kegiatan
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Neraca
Massa
Neraca
Panas
Reaktor

Alat Besar

Alat Kecil

Utilitas
Layout
Pabrik
Struktur
Organisasi
Pabrik
Ekonomi
Teknik
Kesimpulan
Pendadara
n

24
LAMPIRAN II.

DIAGRAM ALIR KUALITATIF

25
C6H5CH3

C6H5CH3 MD - 01 C6H4CH3NO2 T - 05
T - 01
H2O C6H5CH3 99% C6H4CH3NO2
Toluena 96% C6H4CH3NO2 1% H2O
35 oC, 1 atm
D - 02
Reaktor

Na2SO4
HNO3 NaNO3
T - 02 CF - 01
HNO3
H2SO4
H2O
C6H5CH3 N - 01 T - 04
C6H4CH3NO2
C6H5CH3
H C6H4CH3N
NO3 63% O2

35 oC, 1 atm HNO3 H2SO4, HNO3


D - 01
H2SO4

H2O
Mixer C6H5CH3
H2SO4 C6H4CH3NO2
T - 03 H2SO4, H2O
HNO3
HNO3
EV - 01

26
sisa sisa H2O sisa
C6H5CH3 H2SO4 C6H4CH3NO2
H2SO4
H2SO4 98%
35 oC, 1 atm

27

Anda mungkin juga menyukai