y x (x)2 (x)(y) n
2014 15,911,650.00 -2 4 -31823300 1
2015 15,905,132.00 -1 1 -15905132 2
2016 18,762,351.00 0 0 0 3
2017 23,817,511.00 1 1 23817511 4
2018 26,404,818.00 2 4 52809636 5
Total 100,801,462.00 0.00 10.00 28,898,715.00
y = a + bx Triasetin
30,000,000.00
a=∑y/n
25,000,000.00 y = 3E+06x + 1E+07
20,000,000.00
a = 20,160,292.40 15,000,000.00
10,000,000.00
b = ∑ (x)(y) / ∑ x2 5,000,000.00
0.00
b = 2,889,871.50 2014 2015 2016 2017 2018
2019
2020 y n
2021 43,279,264.40 8
2022 46,169,135.90 9
2023 49,059,007.40 10
2024 51,948,878.90 11
2025 54,838,750.40 12
2026 57,728,621.90 13
2027 60,618,493.40 14
2028 63,508,364.90 15
2029 66,398,236.40 16
2030 69,288,107.90 17
Kami memutuskan untuk merancang pra pabrik triacetin dari gliserol dengan
kapasitas 60.000 ton/tahun. Hal ini berdasarkan kebutuhan Triasetin impor.
2. SELEKSI PROSES
Seleksi proses pada pra-perancangan pabrik triacetin dari gliserol ini berdasarkan
Gross Profit Margin (GPM), ketersedian bahan baku, tipikal kondisi proses,
konversi dan selektifitas (reaksi kimia), sistem utilitas, produk samping dan limbah
yang dihasilkan serta proses pendukung lainnya, seperti pemisahan dan pemurnian
produk.
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit
penunjang bagi unit-unit lainnya atau sarana penunjang proses untuk menjalankan
suatu pabrik dengan baik dari tahap awal sampai produk akhir. Pada umumnya,
utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam dan listrik. Penyediaan utilitas dapat
dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut atau
secara tidak langsung yang diperoleh dengan membeli ke perusahaan-perusahaan
yang menjualnya.
Gliserol sebagai bahan baku terlebih dahulu melewati tahap pemurnian dengan
karbon aktif sebagai absorben. Untuk memudahkan operasi maka ditambahkan air.
Campuran kemudian disaring untuk memisahkan gliserol dari karbon aktif dan
dilanjutkan dengan proses pemisahan antara air dan gliserol menggunakan distilasi.
Pada proses ini digunakan katalis karbon aktif tersulfonasi. Katalis terlebih dahulu
dipersiapkan dengan cara mencampurkan asam sulfat pekat dan karbon aktif
dengan perbandingan massa asam sulfat dan karbon aktif adalah 1:0,8-1,2.
Campuran tersebut diaduk dan dipanaskan pada suhu 150-190 0C selama 15-30
menit.
Tahap selanjutnya yaitu reaksi asetilasi menggunakan reaktor fixed bed dengan
umpan asam asetat dan gliserol. Campuran tersebut direaksikan pada suhu 100-
130oC selama 10 jam dengan perbandingan volume gliserol dan asam asetat adalah
1: 3-5 : 0,3-0,5 dengan rasio berat gliserol dan volume katalis (mL/mg) adalah
1:0,004 – 0,1. Produk berupa triacetin kemudian diumpankan pada unit
decolorization. Pada unit decolorization, campuran ditambahkan karbon aktif
sebagai absorben. Perbandingan massa karbon aktif dengan triacetin adalah 1:80-
120. Setelah proses decolorization selesai triacetin dipisahkan dari absorben
dengan menggunakan alat filtrasi.
Triacetin yang telah selesai dimurnikan pada unit decolorization kemudian
diumpankan pada unit distilasi. Keluaran atas menara distilasi berupa air, gliserol,
asam asetat, monoacetin dan diacetin. Produk bottom menara distilasi berupa
triacetin dengan kemurnian 99,7%.
3. Diagram alir
3.1.Persiapan bahan
GLISEROL
30 C 1 atm
ASAM SULFAT
3.2.Reaksi
Air + H2SO4
115 C 1 atm
REACTIVE
Gliserol + H2SO4
DISTILATION
Triasetin + pengotor
3.3.Pemuenian
Pengotor
115 C 1 atm
Menara
Triasetin + pengotor
Distilasi
Triasetin