Abstrak
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian,
yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan
supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan
mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).
Menggunakan jenis sedimentasi batch. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai laju
sedimentasi pada larutan suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm,
48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, 83000 ppm dan untuk mengetahui
hubungan antara konsentrasi, densitas, dan laju sedimentasi pada suspensi larutan CaCO3 dengan
konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm,
76000 ppm, dan 83000 ppm.
Prosedur Percobaan yang pertama yaitu tahap persiapan, yaitu membuat larutan suspensi
dengan mencampurkan padatan CaCO3 beberapa gram sesuai variabel dan menambahkan air
sebanyak 1000 ml dalam beaker glass kemudian mengaduknya sampai homogen. Selanjutnya tahap
percobaan yaitu mengukur ketinggian awal larutan suspensi CaCO 3 setelah itu mengukur perubahan
ketinggian interface pada masing-masing variabel pada larutan suspensi CaCO3, tiap 8 detik dengan
menggunakan penggaris. Tahap terakhir yaitu mengukur densitas larutan suspensi dengan piknometer.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan kecepatan pengendapan dari larutan
suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm,
62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm masing-masing sebesar 0,0766 cm/s, 0,0778 cm/s,
0,0784 cm/s, 0,0799 cm/s, 0,0803 cm/s, 0,0820 cm/s, 0,08218 cm/s, 0,08269 cm/s, 0,0828 cm/s. Dan
didapatkan densitas larutan berturut-turut 0,989 gr/cm3, 0,995 gr/cm3, 1,005 gr/cm3, 1,010 gr/cm3,
1,013 gr/cm3, 1,015 gr/cm3, 1,018 gr/cm3, 1,023 gr/cm3, 1,025 gr/cm3.
1.0 Pendahuluan
Pemisahan komponen-komponen suatu campuran sehingga terpisah menjadi fraksinya
masing-masing masih banyak dikembangkan dalam industri. Suatu komponen memiliki fraksi-
fraksi yang berbeda antara satu dengan lainnya dalam hal ukuran partikel, fasa ataupun
komposisi kimianya. Prosedur pemisahan komponen campuran dalam industri kimia dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu : operasi difusi (difusional operation) yang
meliputi perubahan fasa atau perpindahan massa dari fasa yang satu ke fasa yang lain dan
pemisahan mekanik (mechanical separation) yang digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel zat padat (Mustafa, 2010).
Menurut Mustafa (2010), sedimentasi merupakan salah satu bagian dari proses
pemisahan yang didasarkan atas gerakan partikel zat padat melalui fluida akibat adanya gaya
gavitasi. Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek flokulasi yang
menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang
lebih besar sehingga dengan mudah dapat diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel
yang dapat terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi
dengan cara-cara berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam medium
pendispersi)
2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat adanya
pengadukan.
Kontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu dengan adanya tumbukan antara
partikel yang mempunyai kecepatan pengendapanlebih besar dengan partikel yang mempunyai
kecepatan pengendapan lebih kecil.
Menurut Mustafa (2010), Hasil-hasil percobaan sistem batch menunjukkan dengan jelas
bahwa kecepatan pengendapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi. Kesetimbangan
penurunan kecepatan linear dan kenaikan kecepatan massa akibat berat jenis padatan di dalam
lapisan yang lebih besar tidak dapat diduga, namun hal ini sangatlah penting dalam proses
desain.
Gadien (slope) dari kurva pada sembarang titik waktu menunjukkan kecepatan
pengendapan suspensinya dan merupakan karakteristik suatu konsentrasi padatan spesifik.
Sebagian permulaan kurva tersebut cenderung linear sesuai dengan kecepatan pengendapan
konstan larutan pada konsentrasi awal. Dalam thickening, daerah permulaan tersebut
menunjukkan bagian kecil yang sangat kecil disbanding waktu thickening total. Ketika
waktunya meningkat, kecepatan pengendapannya menurun. Suatu cara untuk menjelaskannya
yaitu dengan asumsi bahwa kecepatan pengendapan sebanding dengan konsentrasi padatan
yang terkumpul (Mustafa, 2010).
Ketika daerah dengan kecepatan pengendapan konstan terlampaui (Gambar 1.1), setiap
titik pada kurva menunjukkan konsentrasi padatan yang berbeda-beda. Perlu ditekankan bahwa
kurva pengendapan yang ditunjukkan dalam percobaan laboratorium hanya berlaku bagi slurry
yang dipakai dan oleh sebab itu hasilnya mungkin mempunyai beberapa penyimpangan kecil
(Mustafa, 2010).
Menurut hukum Stokes-Newton rumus persamaan kecepatan pengendapan adalah
sebagai berikut :
B. Tahap Percobaan
1. Larutan suspensi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000
ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm yang telah dibuat lalu dituangkan ke
dalam tangki sedimentasi
2. Mengaduknya hingga homogen.
3. Mengukur ketinggian awal larutan suspensi CaCO3 setelah itu mengukur perubahan
ketinggian interface pada masing-masing variabel pada larutan suspensi CaCO3, tiap
8 detik dengan menggunakan penggaris. Pada saat proses percobaan ini, ada yang
mencatat perubahan ketinggian interface dan menghitung waktu setiap 8 detik.
4. Pengukuran ketinggian interface dilakukan hingga konstan dan terpisah antara slurry
dan supernatant.
5. Larutan suspensi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000
ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm yang telah dibuat dilarutkan dengan air
lalu dituangkan ke dalam tangki sedimentasi. Lalu mengulangi tahap 2-4 untuk CaCO3
yang lain menggunakan tangki sedimentasi
C. Mengukur Densitas Larutan Suspensi CaCO3 24000 ppm, 34000 ppm, 41000
ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, 83000 ppm
1. Mengukur berat piknometer kosong dengan menggunakan timbangan elektrik.
2. Menuangkan larutan suspensi CaCO3 ke dalam piknometer hingga mencapai batas
pada volume piknometer 10 ml, kemudian mengukur berat piknometer yang telah
terisi oleh larutan suspensi CaCO3 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm,
55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm.
3. Melakukan tahap yang sama pada suspensi CaCO3 dengan variabel.
3.0.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui nilai laju sedimentasi pada larutan
suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000
ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm. Untuk mengetahui hubungan antara
konsentrasi, densitas, dan laju sedimentasi pada suspensi larutan CaCO3 dengan konsentrasi
24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000
ppm, dan 83000 ppm.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 100 200 300 400
Waktu (s)
Grafik 3.1 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm
Pada Grafik 3.1 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0766 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 24000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 376 s dengan tinggi slurry 2.6 cm.
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 100 200 300 400
Waktu (s)
Grafik 3.2 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 34000 ppm
Pada Grafik 3.2 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0778 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 34000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 368 s dengan tinggi slurry 2,8 cm.
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 100 200 300 400
Waktu (s)
Grafik 3.3 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 41000 ppm
Pada Grafik 3.3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0784 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 41000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 360 s dengan tinggi slurry 3,2 cm.
35
Interface (cm) 25
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Waktu (s)
Grafik 3.4 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 48000 ppm
Pada Grafik 3.4 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0799 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 48000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 352 s dengan tinggi slurry 3,3 cm.
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)
Grafik 3.5 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 55000 ppm
Pada Grafik 3.5 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0803 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 55000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 344 s dengan tinggi slurry 3,8 cm.
35
30
Ketinggian Penurunan Tiap
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)
Grafik 3.6 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 62000 ppm
Pada Grafik 3.6 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0820 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 62000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 336 s dengan tinggi slurry 3,9 cm.
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 100 200 300 400
Waktu (s)
Grafik 3.7 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 69000 ppm
Pada Grafik 3.7 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,08218 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 62000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 328 s dengan tinggi slurry 4,5 cm.
35
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)
Grafik 3.8 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 76000 ppm
Pada Grafik 3.8 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,08269 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 76000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 320 s dengan tinggi slurry 5 cm.
35
Ketinggian Penurunan Tiap
30
25
Interface (cm)
20
15
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)
Grafik 3.9 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 83000 ppm
Pada Grafik 3.9 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0828 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 83000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 312 s dengan tinggi slurry 5,6 cm.
0.084 0.0828
0.082
0.082 0.08218
0.081 0.0803
0.08
0.0799
(cm/s)
0.079 0.0778
0.078 0.0784
0.0766
0.077
0.076
0.98 0.99 1 1.01 1.02 1.03
3
Densitas (g/cm )
Pada Grafik 3.11 diatas dapat dilihat pada konsentrasi 24000 ppm didapatkan densitas
sebesar 0,989 gr/cm3; pada konsentrasi 34000 ppm didapatkan densitas sebesar 0,995 gr/cm3;
pada konsentrasi 41000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,005 gr/cm3; pada konsentrasi 48000
ppm didapatkan densitas sebesar 1,010 gr/cm3; pada konsentrasi 55000 ppm didapatkan
densitas sebesar 1,013 gr/cm3; pada konsentrasi 62000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,015
gr/cm3, pada konsentrasi 69000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,018 gr/cm3, pada
konsentrasi 76000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,023 gr/cm3, dan pada konsentrasi 83000
ppm didapatkan densitas sebesar 1,025 gr/cm3.
Hasil percobaan menunjukkan kesesuaian dengan literatur menurut Roessiana (2014)
yang memperlihatkan bahwa semakin besar densitas partikel maka semakin besar laju
pengendapan larutan karena densitas berbanding lurus dengan laju pengendapan.
4.0 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Laju pengendapan dari larutan suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm
didapatkan laju sebesar 0.0766 cm/s; pada konsentrasi 34000 ppm didapatkan laju
sebesar 0.0778 cm/s, pada konsentrasi 41000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0784 cm/s;
pada konsentrasi 48000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0799 cm/s; pada konsentrasi
55000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0803 cm/s; pada konsentrasi 62000 ppm didapatkan
laju sebesar 0.0820 cm/s; pada konsentrasi 69000 ppm didapatkan laju sebesar 0.08218
cm/s; pada konsentrasi 76000 ppm didapatkan laju sebesar 0.08269 cm/s; pada
konsentrasi 83000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0828 cm/s. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa konsentrasi yang semakin besar, kecepatan
pengendapannya semakin lambat.
2. Laju pengendapan dari larutan suspensi CaCO3 dengan densitas 0,989 gr/cm3 sebesar
0,0766 cm/s, pada densitas 0,995 gr/cm3 sebesar 0,0778 cm/s, pada densitas 1,005
gr/cm3 sebesar 0,0784 cm/s, pada densitas 1,010 gr/cm3 sebesar 0,0799 cm/s, pada
densitas 1,013 gr/cm3 sebesar 0,0803 cm/s, pada densitas 1,015 gr/cm3 sebesar 0,0820
cm/s, pada densitas 1,018 gr/cm3 sebesar 0,08218 cm/s, pada densitas 1,023 gr/cm3
sebesar 0,08269 cm/s, pada densitas 1,025 gr/cm3 sebesar 0,0828 cm/s. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa densitas yang semakin besar, kecepatan
pengendapannya semakin besar.
Daftar Pustaka
D.L., Roessiana, Setiyadi, & BH, S. (2014). Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses
Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 98-
106.
Mustafa. (2010). Evaluasi Laju Sedimentasi pada Kolom Sedimentasi Sistem Batch dengan
Penambahan Flokulan. Jurnal Teknologi Media Perspektif, 8-12.
Setiyadi, Lourentius, S., W., E. A., & M.S., G. P. (2017). Menentukan Persamaan Kecepatan
Pengendapan pada Sedimentasi. JURNAL ILMIAH WIDYA TEKNIK, 1-16.
Appendiks Massa = 69 gram
h. Pada larutam suspensi CaCO3
1. Menghitung Massa Larutan 76000 ppm
Suspensi CaCO3 Volume air = 1000 ml = 1 L
a. Pada larutam suspensi CaCO3 0,001 gr
24000 ppm Massa = 76000
𝐿
Volume air = 1000 ml = 1 L
0,001 𝑔𝑟
Massa = 24000 . Massa = 76 gram
𝐿 i. Pada larutam suspensi CaCO3
Massa = 24 gram 83000 ppm
b. Pada larutam suspensi CaCO3 Volume air = 1000 ml = 1 L
0,001 gr
34000 ppm Massa = 83000
Volume air = 1000 ml = 1 L 𝐿
0,001 gr
Massa = 34000 Massa = 83 gram
𝐿