Anda di halaman 1dari 16

Muhammad Irvansyah* (1), Halimatus Syadiah (2) Zela Marni Safitri.

Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA


Departemen Teknik Kimia Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2019

Abstrak

Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik menjadi dua bagian,
yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan
supernatant adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan
mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).
Menggunakan jenis sedimentasi batch. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai laju
sedimentasi pada larutan suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm,
48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, 83000 ppm dan untuk mengetahui
hubungan antara konsentrasi, densitas, dan laju sedimentasi pada suspensi larutan CaCO3 dengan
konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm,
76000 ppm, dan 83000 ppm.
Prosedur Percobaan yang pertama yaitu tahap persiapan, yaitu membuat larutan suspensi
dengan mencampurkan padatan CaCO3 beberapa gram sesuai variabel dan menambahkan air
sebanyak 1000 ml dalam beaker glass kemudian mengaduknya sampai homogen. Selanjutnya tahap
percobaan yaitu mengukur ketinggian awal larutan suspensi CaCO 3 setelah itu mengukur perubahan
ketinggian interface pada masing-masing variabel pada larutan suspensi CaCO3, tiap 8 detik dengan
menggunakan penggaris. Tahap terakhir yaitu mengukur densitas larutan suspensi dengan piknometer.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan kecepatan pengendapan dari larutan
suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm,
62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm masing-masing sebesar 0,0766 cm/s, 0,0778 cm/s,
0,0784 cm/s, 0,0799 cm/s, 0,0803 cm/s, 0,0820 cm/s, 0,08218 cm/s, 0,08269 cm/s, 0,0828 cm/s. Dan
didapatkan densitas larutan berturut-turut 0,989 gr/cm3, 0,995 gr/cm3, 1,005 gr/cm3, 1,010 gr/cm3,
1,013 gr/cm3, 1,015 gr/cm3, 1,018 gr/cm3, 1,023 gr/cm3, 1,025 gr/cm3.

Kata kunci : Sedimentasi, CaCO3, Laju Sedimentasi

1.0 Pendahuluan
Pemisahan komponen-komponen suatu campuran sehingga terpisah menjadi fraksinya
masing-masing masih banyak dikembangkan dalam industri. Suatu komponen memiliki fraksi-
fraksi yang berbeda antara satu dengan lainnya dalam hal ukuran partikel, fasa ataupun
komposisi kimianya. Prosedur pemisahan komponen campuran dalam industri kimia dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu : operasi difusi (difusional operation) yang
meliputi perubahan fasa atau perpindahan massa dari fasa yang satu ke fasa yang lain dan
pemisahan mekanik (mechanical separation) yang digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel zat padat (Mustafa, 2010).
Menurut Mustafa (2010), sedimentasi merupakan salah satu bagian dari proses
pemisahan yang didasarkan atas gerakan partikel zat padat melalui fluida akibat adanya gaya
gavitasi. Kecepatan sedimentasi dapat bertambah dengan adanya flokulan. Efek flokulasi yang
menyeluruh adalah menciptakan penggabungan partikel-partikel halus menjadi partikel yang
lebih besar sehingga dengan mudah dapat diendapkan. Penggabungan antara partikel-partikel
yang dapat terjadi apabila ada kontak antara partikel tersebut. Kontak partikel dapat terjadi
dengan cara-cara berikut :
1. Kontak yang disebabkan oleh gerak Brown (gerak acak partikel koloid dalam medium
pendispersi)
2. Kontak yang disebabkan atau dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri akibat adanya
pengadukan.
Kontak yang dihasilkan dari partikel yang mengendap yaitu dengan adanya tumbukan antara
partikel yang mempunyai kecepatan pengendapanlebih besar dengan partikel yang mempunyai
kecepatan pengendapan lebih kecil.
Menurut Mustafa (2010), Hasil-hasil percobaan sistem batch menunjukkan dengan jelas
bahwa kecepatan pengendapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi. Kesetimbangan
penurunan kecepatan linear dan kenaikan kecepatan massa akibat berat jenis padatan di dalam
lapisan yang lebih besar tidak dapat diduga, namun hal ini sangatlah penting dalam proses
desain.

Gambar 1.1 Hubungan antara Konsentrasi dan Waktu


(Mustafa, 2010)

Gadien (slope) dari kurva pada sembarang titik waktu menunjukkan kecepatan
pengendapan suspensinya dan merupakan karakteristik suatu konsentrasi padatan spesifik.
Sebagian permulaan kurva tersebut cenderung linear sesuai dengan kecepatan pengendapan
konstan larutan pada konsentrasi awal. Dalam thickening, daerah permulaan tersebut
menunjukkan bagian kecil yang sangat kecil disbanding waktu thickening total. Ketika
waktunya meningkat, kecepatan pengendapannya menurun. Suatu cara untuk menjelaskannya
yaitu dengan asumsi bahwa kecepatan pengendapan sebanding dengan konsentrasi padatan
yang terkumpul (Mustafa, 2010).
Ketika daerah dengan kecepatan pengendapan konstan terlampaui (Gambar 1.1), setiap
titik pada kurva menunjukkan konsentrasi padatan yang berbeda-beda. Perlu ditekankan bahwa
kurva pengendapan yang ditunjukkan dalam percobaan laboratorium hanya berlaku bagi slurry
yang dipakai dan oleh sebab itu hasilnya mungkin mempunyai beberapa penyimpangan kecil
(Mustafa, 2010).
Menurut hukum Stokes-Newton rumus persamaan kecepatan pengendapan adalah
sebagai berikut :

Dimana vs adalah kecepatan pengendapan, g percepatan gravitasi, Ds diameter partikel,


𝜌s densitas partikel, 𝜌 densitas cairan, dan μ viskositas cairan (Roessiana, 2014).
Mekanisme dari sedimentasi dideskripsikan dengan observasi pada tes batch settling
yaitu ketika partikel-partikel padatan dalam suatu slurry mengalami proses pengendapan dalam
silinder kaca. Gambar 1(a) menunjukkan slurry dalam silinder dengan konsentrasi padatan
yang seragam. Seiring dengan berjalannya waktu, partikel-partikel padatan mulai mengendap
dimana laju pengendapan partikel tersebut diasumsikan sebagai terminal velocity pada kondisi
hindered-settling. Pada Gambar 1(b) terdapat beberapa zona konsentrasi. Daerah D didominasi
endapan partikel-partikel padatan yang lebih berat dan lebih cepat mengendap. Pada zona C
terdapat partikel dengan ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi yang tidak seragam.
Daerah B adalah daerah dengan konsentrasi yang seragam dan hampir sama dengan keadaan
mula-mula. Di atas daerah B adalah daerah A yang berupa liquid jernih. Jika sedimentasi
dilanjutkan, tinggi dari tiap daerah bervariasi seperti pada Gambar 1(c) dan Gambar 1(d).
Daerah A dan D semakin luas, sebanding dengan berkurangnya daerah B dan C. Pada akhirnya,
daerah B dan C akan hilang dan seluruh padatan akan terdapat pada daerah D sehingga hanya
tersisa daerah A dan D. Keadaan seperti ini disebut dengan “Critical Settling Point”
(ditunjukkan pada Gambar 1(e), yaitu keadaan dimana terbentuk bidang batas tunggal antara
liquid jernih dan endapan (Roessiana, 2014).

(a) Clear liquid; (b) Uniform Concentration;


(b) (c) Variable Size and concentration zone ; (d) Coarse Solid
Gambar 1.2 Tahapan Proses Sedimentasi
(Roessiana, 2014).

2.0 Metode Penelitian


2.1 Alat dan Bahan Penelitian
Variabel Percobaan
a. Variabel Terikat
Laju Sedimentasi dan Densitas Larutan Suspensi.
b. Variabel Tetap
Volume air (1000 ml)
c. Variabel Bebas
Konsentrasi Suspensi CaCO3 : 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm,
55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, 83000 ppm.
Alat yang Digunakan
1. Batang Pengaduk
2. Beaker glass
3. Kaca arloji
4. Gelas ukur
5. Penggaris
6. Piknometer
7. Spatula
8. Stopwatch
9. Timbangan Elektrik
Bahan yang Digunakan
1. CaCO3
2. Air

Gambar 2.1 Skema Alat Percobaan


2.2 Metodelogi
A. Tahap Persiapan
1. Menimbang variabel berat CaCO3.
2. Membuat larutan suspensi dengan mencampurkan padatan CaCO3 sebanyak 24 gram,
34 gram, 41 gram, 48 gram, 55 gram, 62 gram, 69 gram, 76 gram, dan 83 gram dengan
menambahkan air sebanyak 1000 ml dalam beaker glass kemudian mengaduknya
sampai homogen.
3. Melakukan tahap yang sama untuk membuat larutan suspensi dengan variabel
berikutnya

B. Tahap Percobaan
1. Larutan suspensi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000
ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm yang telah dibuat lalu dituangkan ke
dalam tangki sedimentasi
2. Mengaduknya hingga homogen.
3. Mengukur ketinggian awal larutan suspensi CaCO3 setelah itu mengukur perubahan
ketinggian interface pada masing-masing variabel pada larutan suspensi CaCO3, tiap
8 detik dengan menggunakan penggaris. Pada saat proses percobaan ini, ada yang
mencatat perubahan ketinggian interface dan menghitung waktu setiap 8 detik.
4. Pengukuran ketinggian interface dilakukan hingga konstan dan terpisah antara slurry
dan supernatant.
5. Larutan suspensi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000
ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm yang telah dibuat dilarutkan dengan air
lalu dituangkan ke dalam tangki sedimentasi. Lalu mengulangi tahap 2-4 untuk CaCO3
yang lain menggunakan tangki sedimentasi

C. Mengukur Densitas Larutan Suspensi CaCO3 24000 ppm, 34000 ppm, 41000
ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, 83000 ppm
1. Mengukur berat piknometer kosong dengan menggunakan timbangan elektrik.
2. Menuangkan larutan suspensi CaCO3 ke dalam piknometer hingga mencapai batas
pada volume piknometer 10 ml, kemudian mengukur berat piknometer yang telah
terisi oleh larutan suspensi CaCO3 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm,
55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm.
3. Melakukan tahap yang sama pada suspensi CaCO3 dengan variabel.

3.0 Hasil Percobaan dan Pembahasan


3.0.1 Hasil Percobaan
Konsentrasi (ppm)
Waktu
No 24000 34000 41000 48000 55000 62000 69000 76000 83000
(detik)
Tinggi (cm)
1 8 30.8 30.8 30.8 30.8 30.8 30.8 30.8 30.8 30.8
2 16 30.3 30.3 30.3 30.3 30.4 30.2 30.1 30.1 30.1
3 32 29.5 29.6 29.3 29.8 29 29.4 29.6 29.5 29.4
4 40 28.6 28.9 28.4 28.8 28 28.9 28.7 28.6 28.6
5 48 28.2 28.4 28 27.7 27.6 28.4 28 28.1 28
6 56 27.6 27.7 27.4 26.6 26.7 27.7 27.2 27.2 27.2
7 64 26.9 27 26.6 26 26.1 26.8 26.4 26.5 26.6
8 72 26.1 26.4 25.8 25.4 25.5 26.1 25.7 25.8 25.8
9 80 25.5 25.8 25 24.7 24.8 25.3 24.9 25.1 24.9
10 88 24.6 25 24.6 24 24.1 24.7 24.2 24.4 24
11 96 24 24.4 24 23.4 23.6 24 23.5 23.7 23.4
12 104 23.7 23.8 23.7 22.8 22.9 23.3 22.6 23 22.7
13 112 23.2 23.1 23.1 22 22.2 22.8 21.8 22.3 22.1
14 120 22.8 22.5 22.4 21.4 21.5 22.2 21 21.5 21.4
15 128 22.3 21.8 21.8 20.6 20.8 21.4 20.4 21 20.8
16 136 21.7 21.2 21.2 20 20.1 20.3 19.8 20.6 19.9
17 144 20.8 20.5 20.5 19.4 19.6 19.9 18.7 20.2 19
18 152 20.1 19.2 19.8 18.7 18.9 19.21 18.2 19.3 18.3
19 160 19.3 18.5 19.3 18 18.3 18.4 17.8 18.6 17.7
20 168 18.8 17.8 18.5 17.4 17.5 17.7 17.2 17.8 16.9
21 176 18.1 17 17.8 16.7 16.9 17.2 16.4 16.4 16.4
22 184 17.4 16.3 17 15.9 16.1 16.5 15.7 15.9 15.5
23 192 16.7 15.6 16.3 15.4 15.6 15.8 14.9 15 14.8
24 200 16 14.5 15.5 14.7 14.9 14.9 14.2 14.3 14
25 208 15.4 14.2 14.5 14 14.3 14.4 13.3 13.7 13.3
26 216 14.8 13.6 14.1 13.4 13.6 13.7 12.7 12.9 12.8
27 232 14.2 13 13.6 12.7 12.9 12.9 12.1 11.9 11.8
28 240 13.6 12.3 13 11.9 12.1 12.3 11.7 10.5 10.9
29 248 12.8 11.2 12.3 11 11.3 11.6 11.1 9.8 9.9
30 256 12 10.4 11 10.6 10.7 10.9 10.5 9 9.1
31 264 11.12 9.7 10.5 9.8 9.9 10 9.9 8.4 8.3
32 272 10.4 9 10.1 9 9.1 9.4 9.3 7.8 7.9
33 280 9.6 8.4 9.6 8.2 8.3 8.8 8.7 7.3 7.2
34 288 8.8 7.8 9 7.9 8 8.1 7.9 7 6.5
35 296 8 7 8.4 7.3 7.5 7.3 7.4 6.4 5.9
36 304 7.8 6.4 7.8 6.5 6.6 6.4 6.8 5.7 5.6
37 312 6.8 5.8 7 5.8 5.9 5.6 5.2 5 5.6
38 320 6.2 5.2 6.5 4.5 4.6 4.8 4.5 5 5.6
39 328 5.9 4.1 5.8 4 4.2 3.9 4.5 5 5.6
40 336 5.2 3.6 4.5 3.8 3.8 3.9 4.5 5 5.6
41 344 4.7 3.2 3.8 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
42 352 4.1 3 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
43 360 3.3 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
44 368 2.6 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
45 376 2.6 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
46 384 2.6 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
47 392 2.6 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
48 400 2.6 2.8 3.2 3.3 3.8 3.9 4.5 5 5.6
Tabel 3.1 Tabel Hasil Percobaan pada suspensi CaCO3

No. Konsentrasi (ppm) Densitas (gr/cm3) Kecepatan Endapan (cm/s)


1 24000 0,989 0,0766
2 34000 0,995 0,0778
3 41000 1,005 0,0784
4 48000 1,010 0,0799
5 55000 1,013 0,0803
6 62000 1,015 0,0820
7 69000 1,018 0,08218
8 76000 1,023 0,08269
9 83000 1,025 0,0828
Tabel 3.2 Tabel Hasil Perhitungan Percobaan pada suspensi CaCO3

3.0.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui nilai laju sedimentasi pada larutan
suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000
ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000 ppm, dan 83000 ppm. Untuk mengetahui hubungan antara
konsentrasi, densitas, dan laju sedimentasi pada suspensi larutan CaCO3 dengan konsentrasi
24000 ppm, 34000 ppm, 41000 ppm, 48000 ppm, 55000 ppm, 62000 ppm, 69000 ppm, 76000
ppm, dan 83000 ppm.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 100 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 3.1 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm
Pada Grafik 3.1 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0766 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 24000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 376 s dengan tinggi slurry 2.6 cm.

35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 100 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 3.2 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 34000 ppm

Pada Grafik 3.2 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0778 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 34000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 368 s dengan tinggi slurry 2,8 cm.

35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 100 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 3.3 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 41000 ppm

Pada Grafik 3.3 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0784 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 41000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 360 s dengan tinggi slurry 3,2 cm.
35

Ketinggian Penurunan Tiap


30

Interface (cm) 25

20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Waktu (s)

Grafik 3.4 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 48000 ppm

Pada Grafik 3.4 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0799 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 48000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 352 s dengan tinggi slurry 3,3 cm.

35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

Grafik 3.5 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 55000 ppm

Pada Grafik 3.5 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0803 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 55000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 344 s dengan tinggi slurry 3,8 cm.
35

30
Ketinggian Penurunan Tiap
25
Interface (cm)
20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

Grafik 3.6 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 62000 ppm

Pada Grafik 3.6 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0820 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 62000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 336 s dengan tinggi slurry 3,9 cm.

35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 100 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 3.7 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 69000 ppm

Pada Grafik 3.7 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,08218 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 62000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 328 s dengan tinggi slurry 4,5 cm.
35

Ketinggian Penurunan Tiap


30

25
Interface (cm)
20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

Grafik 3.8 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 76000 ppm

Pada Grafik 3.8 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,08269 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 76000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 320 s dengan tinggi slurry 5 cm.

35
Ketinggian Penurunan Tiap

30

25
Interface (cm)

20

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

Grafik 3.9 Kecepatan pengendapan larutan CaCO3 dengan konsentrasi 83000 ppm

Pada Grafik 3.9 didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0,0828 cm/s. Dapat dilihat
bahwa larutan suspensi CaCO3 83000 ppm pada waktu 0 s ketinggian suspensi 30,8 cm dan
mencapai pengendapan dalam waktu 312 s dengan tinggi slurry 5,6 cm.
0.084 0.0828

Kecepatan Pengendapan (cm/s)


0.083 0.08218
0.082 0.08269
0.081 0.0803 0.082
0.08
0.079 0.0784 0.0799
0.078
0.0766
0.077 0.0778
0.076
0.075
0.074
0.073
24000 34000 41000 48000 55000 62000 69000 76000 83000
Konsentrasi Larutan CaCO3 (ppm)

Grafik 3.10 Perbandingan antara Konsentrasi Larutan dan Kecepatan Endapan


Pada Grafik 3.10 didapatkan data bahwa pada saat konsentrasi larutan 24000 ppm maka
didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0766 cm/s lalu pada saat konsentrasi larutan
34000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0778 cm/s, lalu pada konsentrasi
41000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0784 cm/s lalu pada konsentrasi
48000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0799 cm/s lalu pada konsentrasi
55000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0803 cm/s lalu pada konsentrasi
62000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0820 cm/s lalu pada konsentrasi
69000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.08218 cm/s lalu pada konsentrasi
76000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.08269 cm/s lalu pada konsentrasi
83000 ppm didapatkan kecepatan pengendapan sebesar 0.0828 cm/s dapat dilihat bahwa
hubungan antara konsentrasi larutan suspensi dan kecepatan berbanding lurus, yaitu semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka semakin cepat juga kecepatan pengendapannya.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur menurut Mustafa (2010), hasil-hasil percobaan
sistem batch menunjukkan dengan jelas bahwa kecepatan pengendapan menurun dengan
meningkatnya konsentrasi. Kesetimbangan penurunan kecepatan linear dan kenaikan
kecepatan massa akibat berat jenis padatan di dalam lapisan yang lebih besar tidak dapat
diduga.
0.084
0.083 0.08269 0.0828
Kecepatan Pengendapan

0.082
0.082 0.08218
0.081 0.0803
0.08
0.0799
(cm/s)

0.079 0.0778
0.078 0.0784
0.0766
0.077
0.076
0.98 0.99 1 1.01 1.02 1.03
3
Densitas (g/cm )

Grafik 3.11 Perbandingan antara Densitas dan Kecepatan pengendapan


Berdasarkan literatur menurut Mustafa (2010), persamaan empiris yang sering digunakan
dalam menghitung kecepatan sedimentasi adalah :
- dZ / dt = k (Z-Z~)
Dimana :
Z adalah ketinggian zona kompresi pada saat t
Z~ adalah ketinggian zona kompresi akhir sedimen
K adalah konstanta sedimentasi

Bila persamaan diatas diintegralkan, menjadi :

Pada Grafik 3.11 diatas dapat dilihat pada konsentrasi 24000 ppm didapatkan densitas
sebesar 0,989 gr/cm3; pada konsentrasi 34000 ppm didapatkan densitas sebesar 0,995 gr/cm3;
pada konsentrasi 41000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,005 gr/cm3; pada konsentrasi 48000
ppm didapatkan densitas sebesar 1,010 gr/cm3; pada konsentrasi 55000 ppm didapatkan
densitas sebesar 1,013 gr/cm3; pada konsentrasi 62000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,015
gr/cm3, pada konsentrasi 69000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,018 gr/cm3, pada
konsentrasi 76000 ppm didapatkan densitas sebesar 1,023 gr/cm3, dan pada konsentrasi 83000
ppm didapatkan densitas sebesar 1,025 gr/cm3.
Hasil percobaan menunjukkan kesesuaian dengan literatur menurut Roessiana (2014)
yang memperlihatkan bahwa semakin besar densitas partikel maka semakin besar laju
pengendapan larutan karena densitas berbanding lurus dengan laju pengendapan.

4.0 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Laju pengendapan dari larutan suspensi CaCO3 dengan konsentrasi 24000 ppm
didapatkan laju sebesar 0.0766 cm/s; pada konsentrasi 34000 ppm didapatkan laju
sebesar 0.0778 cm/s, pada konsentrasi 41000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0784 cm/s;
pada konsentrasi 48000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0799 cm/s; pada konsentrasi
55000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0803 cm/s; pada konsentrasi 62000 ppm didapatkan
laju sebesar 0.0820 cm/s; pada konsentrasi 69000 ppm didapatkan laju sebesar 0.08218
cm/s; pada konsentrasi 76000 ppm didapatkan laju sebesar 0.08269 cm/s; pada
konsentrasi 83000 ppm didapatkan laju sebesar 0.0828 cm/s. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur yang menyebutkan bahwa konsentrasi yang semakin besar, kecepatan
pengendapannya semakin lambat.
2. Laju pengendapan dari larutan suspensi CaCO3 dengan densitas 0,989 gr/cm3 sebesar
0,0766 cm/s, pada densitas 0,995 gr/cm3 sebesar 0,0778 cm/s, pada densitas 1,005
gr/cm3 sebesar 0,0784 cm/s, pada densitas 1,010 gr/cm3 sebesar 0,0799 cm/s, pada
densitas 1,013 gr/cm3 sebesar 0,0803 cm/s, pada densitas 1,015 gr/cm3 sebesar 0,0820
cm/s, pada densitas 1,018 gr/cm3 sebesar 0,08218 cm/s, pada densitas 1,023 gr/cm3
sebesar 0,08269 cm/s, pada densitas 1,025 gr/cm3 sebesar 0,0828 cm/s. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa densitas yang semakin besar, kecepatan
pengendapannya semakin besar.

Daftar Pustaka
D.L., Roessiana, Setiyadi, & BH, S. (2014). Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses
Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 98-
106.
Mustafa. (2010). Evaluasi Laju Sedimentasi pada Kolom Sedimentasi Sistem Batch dengan
Penambahan Flokulan. Jurnal Teknologi Media Perspektif, 8-12.
Setiyadi, Lourentius, S., W., E. A., & M.S., G. P. (2017). Menentukan Persamaan Kecepatan
Pengendapan pada Sedimentasi. JURNAL ILMIAH WIDYA TEKNIK, 1-16.
Appendiks Massa = 69 gram
h. Pada larutam suspensi CaCO3
1. Menghitung Massa Larutan 76000 ppm
Suspensi CaCO3 Volume air = 1000 ml = 1 L
a. Pada larutam suspensi CaCO3 0,001 gr
24000 ppm Massa = 76000
𝐿
Volume air = 1000 ml = 1 L
0,001 𝑔𝑟
Massa = 24000 . Massa = 76 gram
𝐿 i. Pada larutam suspensi CaCO3
Massa = 24 gram 83000 ppm
b. Pada larutam suspensi CaCO3 Volume air = 1000 ml = 1 L
0,001 gr
34000 ppm Massa = 83000
Volume air = 1000 ml = 1 L 𝐿
0,001 gr
Massa = 34000 Massa = 83 gram
𝐿

Massa = 34 gram 2. Menghitung Densitas Larutan


c. Pada larutam suspensi CaCO3 Suspensi CaCO3
41000 ppm a. Pada Larutan suspensi CaCO3 24
Volume air = 1000 ml = 1 L gram
0,001 gr Data yang didapat:
Massa = 41000 Berat pikno kosong + larutan =
𝐿
149,9 gram
Massa = 41 gram Berat pikno kosong = 51,0 gram
d. Pada larutam suspensi CaCO3 Volume pikno = 100 ml
(berat pikno kosong+ larutan)-(berat pikno kosong)
48000 ppm ρ=
volume pikno
Volume air = 1000 ml = 1 L 149,9-51,0
0,001 gr ρ=
Massa = 48000 100
𝐿 ρ = 0,989 g/cm3
b. Pada Larutan suspensi CaCO3 34 gram
Massa = 48 gram
Data yang didapat:
e. Pada larutam suspensi CaCO3
Berat pikno kosong + larutan = 150,5
55000 ppm
gram
Volume air = 1000 ml = 1 L
Berat pikno kosong = 51,0 gram
0,001 gr
Massa = 55000 Volume pikno = 100 ml
𝐿 (berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong)
ρ=
volume pikno
Massa = 55 gram 150,5-51,0
f. Pada larutam suspensi CaCO3 ρ=
100
62000 ppm ρ = 0,995 g/cm3
Volume air = 1000 ml = 1 L c. Pada Larutan suspensi CaCO3 41 gram
0,001 gr
Massa = 62000 Data yang didapat:
𝐿 Berat pikno kosong + larutan = 151,5
gram
Massa = 62 gram
Berat pikno kosong = 51,0 gram
g. Pada larutam suspensi CaCO3
Volume pikno = 100 ml
69000 ppm (berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong)
Volume air = 1000 ml = 1 L ρ=
volume pikno
0,001 gr 151,5-51,0
Massa = 69000 ρ=
𝐿 100
ρ = 1,005 g/cm3 Berat pikno kosong + larutan = 153,3
d. Pada Larutan suspensi CaCO3 48 gram gram
Data yang didapat: Berat pikno kosong = 51,0 gram
Berat pikno kosong + larutan = 152 Volume pikno = 100 ml
gram (berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong)
ρ=
Berat pikno kosong = 51,0 gram volume pikno
Volume pikno = 100 ml 153,3-51,0
ρ=
(berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong) 100
ρ=
volume pikno ρ = 1,023 g/cm3
152-51,0
ρ=
100 i. Pada Larutan suspensi CaCO3 83 gram
ρ = 1,010 g/cm3 Data yang didapat:
Berat pikno kosong + larutan = 23,7
e. Pada Larutan suspensi CaCO3 55 gram gram
Data yang didapat: Berat pikno kosong = 153,5 gram
Berat pikno kosong + larutan = 152,3 Volume pikno = 100 ml
gram (berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong)
ρ=
Berat pikno kosong = 51,0 gram volume pikno
Volume pikno = 100 ml 153,5-51,0
(berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong)
ρ=
ρ=
100
volume pikno ρ = 1,025 g/cm3
152,3
ρ=
100 3. Menghitung Laju Pengendapan
ρ = 1,013 g/cm3 larutan suspensi CaCO3
a. Pada Suspensi CaCO3 24 gram
f. Pada Larutan suspensi CaCO3 62 gram Zi = 30,8 cm
Data yang didapat: Z1 = 2,6 cm
Berat pikno kosong + larutan = 152,5 t = 368 s
gram Zi -Z1
v1 =
Berat pikno kosong = 51,0 gram t
Volume pikno = 100 ml 30,8 − 2,6
(berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong) v1 =
ρ= 368
volume pikno v1= 0,0766 cm/s
152,5-51,0
ρ=
100 b. Pada Suspensi CaCO3 34 gram
ρ = 1,015 g/cm3 Zi = 30,8 cm
Z1 = 2,8 cm
g. Pada Larutan suspensi CaCO3 69 gram t = 360 s
Data yang didapat: Zi -Z1
Berat pikno kosong + larutan = 152,8 v1 =
t
gram 30,8 – 2,8
Berat pikno kosong = 51,0 gram v1 =
360
Volume pikno = 100 ml v1= 0,0778 cm/s
(berat pikno kosong + larutan)-(berat pikno kosong) c. Pada Suspensi CaCO3 41 gram
ρ=
volume pikno Zi = 30,8 cm
152,8- 51,0 Z1 = 3,2 cm
ρ=
100 t = 352 s
ρ = 1,018 g/cm3 Zi -Z1
v1 =
t
h. Pada Larutan suspensi CaCO3 76 gram 30,8 – 3,2
Data yang didapat: v1 =
352
v1= 0,0784 cm/s i. Pada Suspensi CaCO3 83 gram
d. Pada Suspensi CaCO3 48 gram Zi = 30,8 cm
Zi = 30,8 cm Z1 = 5,6 cm
Z1 = 3,3 cm t = 304 s
t = 344 s Zi -Z1
Zi -Z1 v1 =
v1 = t
t 30,8 – 5,6
30,8 – 3,3 v1 =
v1 = 304
344 v1= 0,0828 cm/s
v1= 0,0799 cm/s

e. Pada Suspensi CaCO3 55 gram


Zi = 30,8 cm
Z1 = 3,8 cm
t = 336 s
Zi -Z1
v1 =
t
30,8 – 3,8
v1 =
336
v1= 0,0803 cm/s

f. Pada Suspensi CaCO3 62 gram


Zi = 30,8 cm
Z1 = 3,9 cm
t = 328 s
Zi -Z1
v1 =
t
30,8 – 3,9
v1 =
328
v1= 0,0820 cm/s

g. Pada Suspensi CaCO3 69 gram


Zi = 30,8 cm
Z1 = 4,5 cm
t = 320 s
Zi -Z1
v1 =
t
30,8 – 4,5
v1 =
320
v1= 0,08218 cm/s

h. Pada Suspensi CaCO3 76 gram


Zi = 30,8 cm
Z1 = 5 cm
t = 312 s
Zi -Z1
v1 =
t
30,8 – 5
v1 =
312
v1= 0,08269 cm/s

Anda mungkin juga menyukai