Anda di halaman 1dari 34

Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I

“Sedimentasi”

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA I

“SEDIMENTASI”

GRUP : C
1. Nella Putri Syarifah 1531010161
2. Dhayu Nitratama 1531010157

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembiming,


Operasi Teknik Kimia I

Ir. Caecilia Pujiastuti, MT Ir. Nurul Widji Triana, MT


NIP 19630305 198803 2 001 NIP 19610301 198903 2 001

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 1
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “ SEDIMENTASI“.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 27
Februari 2017 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Operasi
Teknik Kimia dan Ibu Ir. Nurul Widji Triana, MT selaku dosen
pembimbing pratikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap
penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik
khususnya jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 28 Februari 2017

Penyusun

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 2
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 5
INTISARI................................................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 7
I.1. Latar Belakang ............................................................................................. 7
I.2. Tujuan .......................................................................................................... 8
I.3. Manfaat ........................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9
II.1. Secara Umum ........................................................................................... 9
II.2. Sifat Bahan ............................................................................................. 16
II.3. Hipotesa .................................................................................................. 17
II.4. Diagram Alir........................................................................................... 18
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................................... 19
III.1. Bahan .................................................................................................. 19
III.2. Alat...................................................................................................... 19
III.3. Gambar Alat ........................................................................................ 19
III.4. Rangkaian Alat ................................................................................... 20
III.5. Prosedur .............................................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 21
IV.1. Pengamatan ......................................................................................... 21
IV.2. Perhitungan, Grafik dan Pembahasan ................................................. 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 31
V.1. Kesimpulan ............................................................................................. 31
V.2. Saran ....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32
APENDIX ............................................................................................................. 33

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 3
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Konsentrasi 3% (15 gram)....................................................................21


TABEL 2. Konsentrasi 4% (20 gram)....................................................................21
TABEL 3. Konsentrasi 5% (25 gram)....................................................................21
TABEL 4. Konsentrasi 6% (30 gram)....................................................................22
TABEL 5. Perhitungan pada konsentrasi 3% (15 gram)........................................23
TABEL 6. Perhitungan pada konsentrasi 4% (20 gram)........................................24
TABEL 7. Perhitungan pada konsentrasi 5% (25 gram)........................................26
TABEL 8. Perhitungan pada konsentrasi 6% (30 gram)........................................28

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 4
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tinggi permukaan dan konsentrasi dari


zona sedimentasi batch ........................................................................5
Gambar 2. Mekanisme sedimentasi semi-batch ....................................................5
Gambar 3. Mekanisme sedimentasi kontinyu .......................................................6
Gambar 4. Hubungan antara waktu pengendapan (t, menit)
dengan tinggi slurry (Z1, cm) untuk konsentrasi 3% ........................17
Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi slurry 3% (C1, gr/ml)
dengan laju pengendapan (V, cm/menit) ..........................................18
Gambar 6. Hubungan antara waktu pengendapan (t, menit)
dengan tinggi slurry (Z1, cm) untuk konsentrasi 4% ........................19
Gambar 7. Hubungan antara konsentrasi slurry 4% (C1, gr/ml)
dengan laju pengendapan (V, cm/menit) ..........................................19
Gambar 8. Hubungan antara waktu pengendapan (t, menit)
dengan tinggi slurry (Z1, cm) untuk konsentrasi 5% ........................20
Gambar 9. Hubungan antara konsentrasi slurry 5% (C1, gr/ml)
dengan laju pengendapan (V, cm/menit) ..........................................21
Gambar 10. Hubungan antara waktu pengendapan (t, menit)
dengan tinggi slurry (Z1, cm) untuk konsentrasi 6% ........................22
Gambar 11. Hubungan antara konsentrasi slurry 6% (C1, gr/ml)
dengan laju pengendapan (V, cm/menit) .........................................23

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 5
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

INTISARI

Pada pecobaan sedimentasi ini betujuan untuk mengetahui faktor-faktor


yang mempengaruhi sedimentasi dan laju pengendapannya. Untuk menghitung
laju pengendapan slurry. Serta untuk mengetahui dan merancang continous
thickener dari data sedimentasi batch. Praktikan juga dapat memahami hubungan
antara laju pengendapan dengan konsentrasi campuran. Dapat menghitung luas
penampang dan kedalaman suatu thickener dan juga dapat memahami proses serta
jenis-jenis sedimentasi.
Metodologi percobaan dilakukan dengan menggunakan bahan tepung
tapioka dan aquadest. Mula-mula dibuat slurry dari campuran tepung tapioka dan
aquadest dengan konsentrasi 3%, 4%, 5% dan 6%. Kemudian aduk campuran
hingga homogen lalu masukkan ke dalam gelas ukur hingga volume larutan 500
ml. Catat tinggi permukaan surry dan air setiap selang waktu 30, 40, 50, dan 60
menit. Catat pula tinggi slurry setelah selang waktu tersebut hingga terjadi critical
settling point. Selanjutnya data yang didapat dilakukan perhitungan dan dibuat
grafik antara waktu pengendapan dengan tinggi permukaan slurry serta grafik
antara konsentrasi slurry dengan laju pengendapannya. Variabel peubah yang
digunakan adalah variabel waktu pengendapan.
Dari keempat konsentrasi slurry yang dibuat, proses sedimentasi yang
dilakukan pada selang waktu 30, 40, 50 dan 60 menit, hasil dari tinggi slurry yang
didapatkan sebanding dengan waktu pengendapannya. Semakin lama waktu yang
diperlukan untuk pengendapan, maka semakin tinggi slurry yang didapatkan.
Tinggi slurry yang dihasilkan dalam selang waktu 60 menit lebih tinggi dari yang
hanya terendapkan dalam waktu 50, 40, maupun 30 menit. Dari masing-masing
konsentrasi slurry, harga C1 yakni konsentrasi slurry (gr/ml) berbanding terbalik
dengan laju pengendapannya. Semakin besar konsentrasi slurry maka semakin
kecil laju pengendapannya.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 6
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Beberapa metode pemisahan secara mekanik didasarkan pada pergerakan
partikel solid dalam fluida salah satunya yaitu proses sedimentasi. Sedimentasi
merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi fluida jernih (supernatant)
dan slurry yang mengandung konsentrasi padatan lebih tinggi. Larutan suspensi
terdiri dari campuran fase cair dan fase padat yang bersifat settleable yakni dapat
diendapkan karena perbedaan densitas antar fasenya. Proses sedimentasi dapat
dilakukan secara batch dan continue. Proses batch sering dipergunakan dalam
skala laboratorium yang menggambarkan proses sedimentasi sederhana.
Sedangkan proses continue dipergunakan dalam skala komersial dengan
mempertimbangkan kecepatan pengendapan terminal dari partikel-partikelnya.
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan sedimentasi. Mula-mula, buat
slurry dari campuran tepung tapioka dan aquadest dengan konsentrasi 3%, 4%,
5% dan 6%. Lalu aduk hingga homogen. Kemudian masukkan campuran tersebut
ke dalam gelas ukur 500 ml. Catat tinggi permukaan slurry dan air setiap selang
waktu 30, 40, 50 dan 60 menit hingga tercapai tinggi slurry yang konstan. Catat
pula tinggi slurry setelah waktu 30, 40, 50 dan 60 menit hingga terjadi critical
settling point. Selanjutnya, setelah semua data diperoleh, buat grafik hubungan
antara tinggi permukaan endapan dengan waktu pengendapan.
Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan praktikan dapat
menghitung laju pengendapan slurry dalam suatu campuran. Praktikan juga dapat
mengetahui dan merencanakan continous thickener dari data sedimentasi batch
sederhana. Mampu memahami faktor faktor yang mempengaruhi sedimentasi dan
laju pengendapan suatu campuran dan memahami hubungan antara laju
pengendapan dengan konsentrasi campuran. Untuk menghitung luas penampang
dan kedalaman suatu thickener. Serta praktikan dapat memahami proses dan
jenis-jenis sedimentasi.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 7
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

I.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
sedimentasi dan laju pengendapannya
2. Untuk menghitung laju pengendapan slurry suatu campuran
3. Untuk mengetahui dan merancang continous thickener dari data sedimentasi
batch

I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami hubungan antara laju pengendapan dengan
konsentrasi campuran
2. Agar praktikan dapat menghitung luas penampang dan kedalaman suatu
thickener
3. Agar praktikan dapat memahami proses serta jenis-jenis sedimentasi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 8
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum


Sedimentasi adalah suatu pemisahan suatu suspensi (campuran padat air)
menjadi jernih (cairan bening) dan suspensi yang lebih padat (sludge).
Sedimentasi merupakan salah satu cara yang paling ekonomis untuk memisahkan
padatan dari suspensi, bubur atau slurry. Rancangan peralatan sedimentasi selalu
didasarkan pada percobaan sedimentasi pada skala yang lebih kecil. Sedimentasi
merupakan peristiwa turunnya partikel padat yang semula tersebar merata dalam
cairan karena adanya gaya berat, setelah terjadi pengendapan cairan jernih dapat
dipisahkan dari zat padat yang menumpuk di dasar (endapan).
Selama proses berlangsung terdapat tiga buah gaya, yaitu :
1. Gaya gravitasi
Gaya ini terjadi apabila berat jenis larutan lebih kecil dari berat jenis
partikel, sehingga partikel lain lebih cepat mengendap. Gaya ini biasa dilihat pada
saat terjadi endapan atau mulai turunnya partikel padatan menuju ke dasar tabung
untuk membentuk endapan.
2. Gaya apung atau melayang
Gaya ini terjadi jika massa jenis partikel lebih kecil dari pada massa jenis
fluida yang sehingga padatan berapa pada permukaan cairan.
3. Gaya Dorong
Gaya dorong terjadi pada saat larutan dipompakan kedalam tabung
klarifier. Gaya dorong dapat juga dilihat pada saat mulai turunnya partikel
padatan karena adanya gaya gravitasi, maka fluida akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan berat padatan itu sendiri.
(Azza, 2013)
II.1.1. Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu : cara
batch, cara semi-batch, dan cara kontinyu.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 9
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

1. Cara Batch
Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi
batch paling mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah.
(Budi, 2011)
Pada awal sedimentasi batch konsentrasi padatan sepanjang silinder sama.
Segera setelah proses dimulai seluruh partikel suspensi padat jatuh bebas melalui
fluida pada kecepatan maksimum di bawah kondisi hindered settling yang ada.
Partikel-partikel padat jatuh bebas pada kecepatan yang sama dan membentuk
garis pembatas tajam antara cairan bening supernatan (zona A) dan slurry (zona
B). Di salam slurry yang mengandung partikel –partikel yang lebih besar dan
mengendap lebih cepat, garis pembatas tidak tajam, dan cairan supernatan
mungkin terlihat kabur atau seperti susu. Dalam kasus lain partikel-partikel yang
dekat dengan dasar tabung mulai menumpuk di dasar, membentuk sludge pekat
(zona D). Mungkin tidak ada batas yang jelas yang memisahkan zona B dan zona
D tapi dalam semua kasus, sludge pekat mebangun sebuah proses sedimentasi.
Selama dua pembatas itu berjatuhan pada kecepatan maksimum konstan dan tidak
ada perubahan pada laju sedimentasi, yang diamati densitas atau konsentrasi
padatan di dalam suspensi yang dekat dengan pembatas atas tetap konstan.
Zona B mempertahankan komposisi konstan sampai batas antara zona A
dan B mencapai batas antara zona B dan D. Selagi batas bagian atas bergerak
mendampingi dan mendekati sludge terbentukdi bagian bawah , densitas dan
viskositas suspensi dikellilingi partikel yang jatuh meningkat dengan penurunan
kecepatan settling yang sesuai. Kecepatan ini terus berkurang selama periode
transisi, setelah itu settling slurry nampak sama dengan sludge kental (zona D),
zona B telah menghilang. Proses sedimentasi sejak saat itu hanya terdiri dari
kelanjutan pemadatan lambat padatan di zona D. Selama pemadatan sludge, cairan
mungkin akan dianggap mengalir melalui sebuah celah penurunan permeabilitas.
Tinggi akhir suspensi yang dicapai mempresentasikan pemadatan maksimum dari
padatan ketika cairan yang diberikan.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 10
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Gambar 1. Tinggi permukaan dan konsentrasi dari zona sedimentasi batch


(Brown, 1998)

2. Cara Semi‑Batch

Pada sedimentasi semi‑batch , hanya ada cairan keluar saja, atau cairan

masuk saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau

beningan yang keluar. Mekanisme sedimentasi semi‑batch bisa dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 2. Mekanisme Sedimentasi Semi‑Batch

Keterangan :
A = cairan bening

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 11
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

B = zona konsentrasi seragam


C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan
3. Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan
secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme
sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Mekanisme Sedimentasi Kontinyu


Keterangan :
A = cairan bening
B = zona konsentrasi seragam
C = zona ukuran butir tidak seragam
D = zona partikel padat terendapkan
(Budi, 2011)

II.1.2. Jenis Pengendapan


Ada empat kelas pengendapan partikel secara umum yang didasarkan pada
konsentrasi dan partikel yang saling berhubungan, empat jenis pengendapan
tersebut adalah :
1. Discrette Settling
Adalah pengedapan yang memerlukan konsentrasi suspensi solid yang
paling rendah, sehingga analisisnya menjadi yang paling sederhana. Partikel

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 12
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

mengendap dengan bebas dengan kata lain tidak mempengaruhi pengendapan


partikel lain.
2. Flocculant Settling
Pada jenis ini konsentrasi partikel cukup tinggi, dan terjadi pada sat
penggumpalan meningkat. Peningkatan massa menyebabkan partikel jatuh lebih
cepat.
3. Hindered Settling
Konsentrasi partikel pada jenis ini tidak terlalu tinggi, partikel akan
bercampur dengan partikel lainnya dan akan jatuh bersamasama.
4. Compression Settling
Berada pada konsentrasi yang paling tinggi pada suspensi solid dan terjadi
pada jangkauan yang paling rendah dari darifiers.
(Azza, 2013)
II.1.3. Sedimentasi Pada Industri
Proses sedimentasi dalam dunia industri dilakukan secara sinambung
dengan menggunakan alat yang dikenal dengan nama thickener,sedangkan untuk
skala laboratorium dilakukan secara batch. Data-data yang diperoleh dari prinsip
sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk proses yang sinambung.
Di industri aplikasi sedimentasi banyak digunakan, antara lain :
1. Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambik senyawa magnesium dari
air laut
2. Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya
pada pabrik gula
3. Pengolahan air sungan menjadi boiler feed water.
4. Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan
prinsip perbedaan terminal velocity
(Budi, 2011)
II.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Pengendapan
1. Konsentrasi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 13
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Dengan semakin besarnya konsentrasi, gaya gesek yang dialami partikel


karena partikel lain semakin besar sehingga drag forcenya pun semakin besar. Hal
ini disebabkan karena dengan semakin besarnya konsentrasi berarti semakin
banyak jumlah partikel dalam suatu suspensi yang menyebabkan bertambahnya
gaya gesek antara suatu partikel dengan partikel yang lain. Drag force atau gaya
seret ini bekerja pada arah yang berlawanan dengan gerakan partikel dalam fluida.
Dalam hal ini gaya drag ke arah atas dan gerakan partikel ke bawah. Gaya seret
ini disebabkan oleh adanya transfer momentum yang arahnya tegak lurus
permukaan partikel dalam bentuk gesekan. Maka, dengan adanya drag force yang
arahnya berlawanan dengan arah partikel ini akan menyebabkan gerakan partikel
menjadi lambat karena semakin kecilnya gaya total ke bawah sehingga kecepatan
pengendapan semakin turun.

2. Ukuran partikel
Ukuran partikel berpengaruh langsung terhadap diameter partikel. Jika
ukuran partikel semakin besar maka semakin besar pula permukaan dan
volumenya. Luas permukaan partikel berbanding lurus dengan gaya drag dam
volume partikelnya berbanding lurus dengan gaya apungnya. Hal ini disebabkamn
gaya ke atas (gaya drag dan gaya apung) semakin besar sehingga gaya total untuk
mengendapkan partikel semakin kecil sehingga kecepatan pengendapan semakin
menurun.

3. Jenis partikel
Jenis partikel berhubungan dengan densitas partikel yang berpengaruh
terhadap gaya apung dan gaya gravitasi yang dapat mempengaruhi kecepatan
pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida yang statis. Densitas partikel yang
semakin besar akan menyebabkan gaya apung semakin kecil sedangkan gaya
gravitasi semakin besar, sehingga resultan gaya ke bawah yang merupakan
penjumlahan dari gaya drag, gaya apung dan gaya gravitasi akan semakin besar
pula. Ini berarti kecepatan pengendapannya akan semakin besar.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 14
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Kecepatan pengendapan (sedimentation rate)


𝑍1 − 𝑍2
𝑉1 =
𝑡1 − 0

Keterangan :
V1 : Kecepatan pengendapan (cm/menit)
Z1 : Tinggi larutan suspensi (cm)
Z2 : Tinggi slurry dan supernatant (cm)
t1 : Waktu (menit)
(Rosita, 2013)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 15
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

II.2. Sifat Bahan


1. Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Merupakan cairan
2. Tidak berwarna atau putih
3. Dalam wujud padat berbentuk hexagonal
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul : 18.016 gr/mol
3. Specific gravity : 1.00 (liquid) dan 0.915 (es)
4. Titik lebur : 0o C
5. Titik didih : 100o C
6. Larut dalam segala reagen, larut dalam ethyl, alkohol dan larut dalam
ethyl eter
(Perry, 1997)

2. Tepung tapioka
A. Sifat Fisika
1. Berbentuk amorf
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : (C6H10O5)x
2. Berat molekul : 162.14 gr /mol
3. Specific gravity : 1.5
4. Kelarutan : Tidak larut dalam air, alkohol dan eter
(Perry, 1997)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 16
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

II.3. Hipotesa
Semakin lama wktu pengendapan, semakin banyak slurry yang
didapatkan. Semakin tinggi konsentrasinya, semakin cepat laju
pengendapannya.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 17
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

II.4. Diagram Alir

Buat slurry dari campuran tepung tapioka


dengan air dengan konsentrasi 3%, 4%, 5%
dan 6%

Aduk hingga homogen dan masukkan ke


dalam tabung gelas ukur sampai 500 ml

Catat tinggi permukaan slurry dan air dalam


selang waktu 30, 40, 50, dan 60 menit

Catat tinggi slurry setelah selang waktu


hingga terjadi critical settling point

Buat grafik hubungan antara tinggi


permukaan dengan waktu

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 18
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
1. Aquadest
2. Tepung tapioka

III.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Neraca analitik
4. Spatula

III.3. Gambar Alat


No Nama Alat Gambar Alat

1. Beaker glass

2. Spatula

3. Gelas ukur

4. Neraca analitik

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 19
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

III.4. Rangkaian Alat

Keterangan :
1 1. Gelas ukur
2. Slurry

III.5. Prosedur
1. Buat slurry dari campuran tepung tapioka dan aquadest dengan konsentrasi
3%, 4%, 5%, dan 6%
2. Aduk hingga homogen, masukkan ke dalam gelas ukur hingga volume 500
ml
3. Catat tinggi permukaan slurry dan air setiap selang waktu 30, 40, 50 dan
60 menit hingga dicapai tinggi permukaan slurry yang konstan
4. Catat pula tinggi slurry setelah selang waktu tersebut hingga terjadi critical
settling point
5. Buat grafik hubungan antara tinggi permukaan slurry dengan waktu
pengendapan dan juga grafik antara konsentrasi slurry dengan laju
pengendapannya

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 20
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengamatan
Tabel 1.Konsentrasi 3% ( 15 gr )
t ( menit ) Zl ( cm ) Z0 ( cm ) Zi (cm)
30 2,45 22,55 25
40 2,5 22,5 25
50 2,6 22,4 25
60 2,65 22,35 25
t ~ 110 2,7 22,3 25

Tabel 2.Konsentrasi 4 %( 20 gr )
t ( menit ) Zl ( cm ) Z0 ( cm ) Zi (cm)
30 3,1 21,9 25
40 3,2 21,8 25
50 3,35 21,65 25
60 3,5 21,5 25
t ~ 100 3,5 21,5 25

Tabel 3.Konsentrasi 5 % ( 25 gr )
t ( menit ) Zl ( cm ) Z0 ( cm ) Zi (cm)
30 3,5 21,50 25
40 3,6 21,40 25
50 3,64 21,36 25
60 3,7 21,30 25
t ~ 90 3,8 21,2 25

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 21
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

Tabel 4.Konsentrasi 6 % ( 30 gr )
t ( menit ) Zl ( cm ) Z0 ( cm ) Zi (cm)
30 4,70 20,30 25
40 4,75 20,25 25
50 4,85 20,15 25
60 4,90 20,10 25
t ~ 90 4,90 20,10 25

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 22
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

IV.2. Perhitungan, Grafik dan Pembahasan


Tabel 5. Perhitungan pada konsentrasi 3 % ( 15 gr )
T Z1 Z0 Zi Co Cl V Q A D H
(menit) (cm) (cm) (cm) (gr/ml) (gr/ml) (cm/menit) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
30 2,45 22,55 25 0,03 0,28 0,752 16,67 22,17 5,31 22,56
40 2,5 22,5 25 0,03 0,27 2,250 50 22,22 5,32 22,50
50 2,6 22,4 25 0,03 0,26 2,240 50 22,32 5,33 22,40
60 2,65 22,35 25 0,03 0,25 2,235 50 22,37 5,34 22,35

2.7

2.65
y = 0.007x + 2.235
Tinggi slurry (Z1, cm)

R² = 0.98
2.6

2.55
Series1
2.5 Linear (Series1)

2.45

2.4
0 20 40 60 80
Waktu pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 1. Hubungan antara Waktu Pengendapan (t,menit) dengan Tinggi fluida


(Z0, cm) untuk konsentrasi 3%

Pada grafik diatas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-30 sebesar 2,45
cm. Pada menit ke-40 diperoleh tinggi slurry 2,5 cm. Sedangkan pada menit ke-50
tinggi slurry sebesar 2,6 cm dan menit ke-60 diperoleh tinggi slurry 2,65 cm.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
semakin pula tinggi endapan yang didapatkan, sedangkan untuk tinggi cairan
bening akan semakin kecil.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 23
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

3
Laju Pengendapan (V, cm/menit)
2.5
y = -44.39x + 13.633
2 R² = 0.5919

1.5
Series1
1 Linear (Series1)

0.5

0
0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
Konsentrasi slurry (C1, gr/ml)

Grafik 2. Hubungan antara Konsentrasi Slurry 3% (Cl,gr/ml) dengan Laju


Pengendapan (V,cm/menit)

Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,28 gr/ml didapatkan laju


pengendapannya sebesar 0,752 cm/menit. Pada konsentrasi 0,27 gr/ml
didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,250 cm/menit. Pada konsentrasi 0,26
gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,240 cm/menit. Pada konsentrasi
0,25 gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,235 cm/menit. Sehingga
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi slurry mempengaruhi laju
pengendapan, yakni semakin besar konsentrasi slurry, maka semakin kecil laju
pengendapannya.

Tabel 6. Perhitungan pada konsentrasi 4 % ( 20 gr )


T Z1 Z0 Zi Co Cl V Q A D H
(menit) (cm) (cm) (cm) (gr/ml) (gr/ml) (cm/menit) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
30 3,1 21,9 25 0,04 0,28 0,730 16,67 22,84 5,39 21,90
40 3,2 21,8 25 0,04 0,27 2,180 50 22,94 5,41 21,80
50 3,35 21,65 25 0,04 0,26 2,165 50 23,1 5,43 21,65
60 3,5 21,5 25 0,04 0,25 2,150 50 23,26 5,44 21,50

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 24
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

3.55
3.5
3.45 y = 0.0135x + 2.68
Tinggi slurry (Z1, cm)

3.4 R² = 0.9918
3.35
3.3
Series1
3.25
3.2 Linear (Series1)

3.15
3.1
3.05
0 20 40 60 80
Waktu pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 3. Hubungan antara Waktu pengendapan (t,menit) dengan tinggi fluida (Z0,
cm) untuk konsentrasi 4%

Pada grafik diatas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-30 sebesar 3,1
cm. Pada menit ke-40 diperoleh tinggi slurry 3,2 cm. Sedangkan pada menit ke-50
tinggi slurry sebesar 3,35 cm dan menit ke-60 diperoleh tinggi slurry 3,5 cm.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
semakin pula tinggi endapan yang didapatkan, sedangkan untuk tinggi cairan
bening akan semakin kecil.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 25
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

3
Laju Pengendapan (V, cm/menit)
2.5
y = -42.45x + 13.055
2 R² = 0.5832

1.5
Series1
1 Linear (Series1)

0.5

0
0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
Konsentrasi slurry (C1, gr/ml)

Grafik 4. Hubungan antara Konsentrasi Slurry 4% (Cl,gr/ml) dengan Laju


Pengendapan (V,cm/menit)

Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,28 gr/ml didapatkan laju


pengendapannya sebesar 0,730 cm/menit. Pada konsentrasi 0,27 gr/ml
didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,180 cm/menit. Pada konsentrasi 0,26
gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,165 cm/menit. Pada konsentrasi
0,25 gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,150 cm/menit. Sehingga
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi slurry mempengaruhi laju
pengendapan, yakni semakin besar konsentrasi slurry, maka semakin kecil laju
pengendapannya.

Tabel 7. Perhitungan pada konsentrasi 5 % ( 25 gr )


T Z1 Z0 Zi Co Cl V Q A D H
(menit) (cm) (cm) (cm) (gr/ml) (gr/ml) (cm/menit) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
30 3,5 21,5 25 0,05 0,31 0,717 16,67 23,25 5,44 21,51
40 3,6 21,4 25 0,05 0,30 2,140 50 23,37 5,46 21,40
50 3,7 21,3 25 0,05 0,20 2,136 50 23,41 5,46 21,36
60 3,8 21,2 25 0,05 0,28 2,130 50 23,47 5,47 21,3

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 26
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

3.75

3.7
y = 0.0064x + 3.322
Tinggi slurry (Z1, cm)

R² = 0.966
3.65

3.6
Series1
3.55 Linear (Series1)

3.5

3.45
0 20 40 60 80
Waktu pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 5. Hubungan antara Waktu Pengendapan (t, menit) dengan Tinggi Fluida
(Z0, cm) untuk konsentrasi 5%

Pada grafik diatas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-30 sebesar 3,5
cm. Pada menit ke-40 diperoleh tinggi slurry 3,6 cm. Sedangkan pada menit ke-50
tinggi slurry sebesar 3,64 cm dan menit ke-60 diperoleh tinggi slurry 3,7 cm.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
semakin pula tinggi endapan yang didapatkan, sedangkan untuk tinggi cairan
bening akan semakin kecil.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 27
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

3
Laju Pengendapan (V, cm/menit)
2.5
y = -42.35x + 14.274
2 R² = 0.5944

1.5
Series1
1 Linear (Series1)

0.5

0
0.27 0.28 0.29 0.3 0.31 0.32
Konsentrasi slurry (C1, gr/ml)

Grafik 6. Hubungan antara Konsentrasi Slurry 5 % (Cl,gr/ml) dengan Laju


Pengendapan (V,cm/menit)

Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,31 gr/ml didapatkan laju


pengendapannya sebesar 0,717 cm/menit. Pada konsentrasi 0,30 gr/ml
didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,140 cm/menit. Pada konsentrasi 0,29
gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,136 cm/menit. Pada konsentrasi
0,29 gr/ml didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,130 cm/menit. Sehingga
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi slurry mempengaruhi laju
pengendapan, yakni semakin besar konsentrasi slurry, maka semakin kecil laju
pengendapannya.

Tabel 8. Perhitungan pada konsentrasi 6 % ( 30 gr )


T Z1 Z0 Zi Co Cl V Q A D H
(menit) (cm) (cm) (cm) (gr/ml) (gr/ml) (cm/menit) (cm3/menit) (cm2) (cm) (cm)
30 4,7 20,3 25 0,06 0,26 0,677 16,67 24,62 5,60 20,31
40 4,75 20,25 25 0,06 0,26 2,025 50 24,69 5,61 20,25
50 4,85 20,15 25 0,06 0,25 2,015 50 24,81 5,62 20,15
60 4,9 20,2 25 0,06 0,24 2,010 50 24,87 5,63 20,11

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 28
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

4.95

4.9 y = 0.007x + 4.485


R² = 0.98
Tinggi slurry (Z1, cm)

4.85

4.8
Series1
4.75 Linear (Series1)

4.7

4.65
0 20 40 60 80
Waktu pengendapan slurry (t, menit)

Grafik 7. Hubungan antara Waktu Pengendapan (t,menit) dengan Tinggi Fluida


(Z0,cm) untuk konsentrasi 6%

Pada grafik diatas, diperoleh tinggi slurry pada menit ke-30 sebesar 4,7
cm. Pada menit ke-40 diperoleh tinggi slurry 4,75 cm. Sedangkan pada menit ke-
50 tinggi slurry sebesar 4,80 cm dan menit ke-60 diperoleh tinggi slurry 4,9 cm.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengendapan, maka
semakin pula tinggi endapan yang didapatkan, sedangkan untuk tinggi cairan
bening akan semakin kecil.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 29
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

2.5
Laju Pengendapan (V, cm/menit) y = -35.991x + 10.769
R² = 0.2646
2

1.5

Series1
1
Linear (Series1)

0.5

0
0.235 0.24 0.245 0.25 0.255 0.26 0.265
Konsentrasi slurry (C1, gr/ml)

Grafik 8. Hubungan antara Konsentrasi Slurry 6% (C1, gr/ml) dengan Laju


Pengendapan (V,cm/menit)

Pada grafik tersebut, ketika konsentrasi 0,26 gr/ml pada menit ke-30
didapatkan laju pengendapannya sebesar 0,677 cm/menit. Pada konsentrasi 0,26
gr/ml pada enit ke-40 didapatkan laju pengendapannya sebesar 2,025 cm/menit.
Pada konsentrasi 0,25 gr/ml pada menit ke-50 dan 60, laju pengendapannya
masing-masing 2,015 cm/menit dan 2,010 cm/menit. Sehingga dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi slurry mempengaruhi laju pengendapan,
yakni semakin besar konsentrasi slurry, maka semakin kecil laju pengendapannya.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 30
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
1. Endapan paling tinggi sebesar 4,9 cm didapatkan pada larutan tepung
tapioka 6% dengan waktu pengendapan selama 60 menit , sedangkan
endapan paling rendah sebesar 3,1 cm pada larutan tepung tapioka 3%
dengan waktu pengendapan 30 menit.
2. Semakin besar konsentrasi pada tepung tapioka, maka semakin cepat laju
pengendapannya.
3. Semakin lama waktu pengendapan, maka slurry yang didapatkan semakin
banyak.

V.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menghitung tinggi slurry.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menimbang berat tepung tapioka.
3. Sebaiknya praktikan memahami prosedur serta perhitungan sebelum
mengikuti praktikum.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 31
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

DAFTAR PUSTAKA

Azza.2013. “Sedimentasi”. (http://mchemicals.blogspot.co.id/2013/10/sedimentasi


.html). Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 17.30 WIB.
Brown, George Granger. 1958. “Unit Operations”. New York : John Wiley and
Sons.
Budi, Ginanjar Listantya. 2011. “Sedimentasi”. (https://tentang
teknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/Sedimentasi/). Diakses pada
tanggal 21 Februari 2017 pukul 17.00 WIB.
Perry, Robert H. dkk. 1997. “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook Seventh
Edition”. New York: McGraw-Hill.
Rosita, Rani. 2013. “Praktikum Sedimentasi”. (dwiranirosita2.blogspot.co.id/
2013/10/Sedimentasi-bab-II.html). Diakses pada tanggal 21 Februari 2017
pukul 17.35 WIB.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 32
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

APENDIX

1. Perhitungan berat zat terlarut


a. Konsentrasi 10%, Volume 500 ml
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝐶 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3% = 𝑔𝑟 𝑥 100%
500 𝑚𝑙 𝑥 1
𝑚𝑙

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 15 𝑔𝑟𝑎𝑚


b. Konsentrasi 4%, Volume 500 ml
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%𝐶 = 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
4% = 𝑔𝑟 𝑥 100%
500 𝑚𝑙 𝑥 1
𝑚𝑙
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚
c. Konsentrasi 5%, Volume 500 ml
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%𝐶 = 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
5% = 𝑔𝑟 𝑥 100%
500 𝑚𝑙 𝑥 1
𝑚𝑙
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 25 𝑔𝑟𝑎𝑚
d. Konsentrasi 6%, Volume 500 ml
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
%𝐶 = 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑥 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
6% = 𝑔𝑟 𝑥 100%
500 𝑚𝑙 𝑥 1
𝑚𝑙
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 30 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Perhitungan Zi
𝑍𝑖 = 𝑍1 + 𝑍𝑜
𝑍𝑖 = 3,1 + 21,9 = 25 𝑐𝑚
3. Perhitungan Co

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 33
Laporan Resmi Praktikum Operasi Teknik Kimia I
“Sedimentasi”

𝑊 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 15 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟


𝐶𝑜 = = = 0,04
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 500 𝑚𝑙 𝑚𝑙
4. Perhitungan C1
𝑍𝑜 21,9 𝑐𝑚 𝑔𝑟 𝑔𝑟
𝐶1 = 𝑥 𝐶𝑜 = 𝑥 0,04 = 0,28
𝑍1 3,1 𝑐𝑚 𝑚𝑙 𝑚𝑙
5. Perhitungan V
𝑍𝑜 21,9 𝑐𝑚 𝑐𝑚
𝑉= = = 0,73
∆𝑡 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
6. Perhitungan Q
𝑉 500 𝑐𝑚3
𝑄= = = 16,67𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
∆𝑡 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
7. Perhitungan Luas partikel
𝑐𝑚3
𝑄 16,67
𝐴= = 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 22,84 𝑐𝑚2
𝑉 𝑐𝑚
0,73 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

8. Perhitungan diameter partikel

4 𝑥𝐴 4 𝑥22,84
𝐷= √ = √ = 5,39 𝑐𝑚
𝜋 3,14

9. Perhitungan tinggi
𝑐𝑚3
𝑄 𝑥 ∆𝑡 16,67 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝐻= = = 21,90 𝑐𝑚
𝐴 22,84 𝑐𝑚2

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur Page 34

Anda mungkin juga menyukai