“EFFLUX TIME”
GRUP I
LEMBAR PENGESAHAN
“EFFLUX TIME”
GROUP I
Dosen Pembimbing
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Efflux Time”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 23
April 2019 di Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Bapak Ir. Ketut Sumada, MS selaku dosen pembimbing praktikum
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran, seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
III.5 Prosedur................................................................................................... 15
INTISARI
Pada pecobaan efflux time ini betujuan untuk menentukan nilai faktor
koreksi terhadap waktu pengosongan tangki yang dihitung secara teoritis. Selain
itu, untuk mengetahui waktu yang diperlukan pada saat pengosongan tangki serta
menentukan waktu teoritis melalui persamaan efflux time. Metodologi percobaan
dilakukan dengan menggunakan bahan larutan garam jenuh dan aquadest. Hitung
densitas dan viskositas larutan garam dan air. Ukur diameter pipa dan panjang
pipa pada masing-masing tangki. Buka kran pada tangki dan tutup kran sesuai
selisih ketinggian yang telah ditentukan dan tampung larutan garam dalam ember.
Hitung volume larutan garam setiap interval oenurunan tinggi larutan. Dan ulangi
percobaan dengan bahan air kran. Variabel peubah yang digunakan yakni interval
ketinggian fluida, diameter pipa, diameter tangki, dan panjang pipa. Hasil untuk
waktu pengosongan fluida yang tercepat yakni pada tangki III dengan diameter
pipa 1,9 cm dan untuk waktu pengosongan fluida terlama yakni pada tangki II
dengan diameter pipa 0,8 cm. Sehingga, waktu pengosongan tercepat hingga
terlama berturut-turut terjadi pada tangki III, tangki I dan tangki II. Hal ini
disebabkan karena diameter pipa tangki II > diameter pipa tangki I > diameter
pipa tangki III sehingga dengan semakin besarnya diameter pipa maka volume
juga semakin besar dan debit aliran juga semakin besar maka waktu
pengosongannya akan semakin cepat. Untuk nilai faktor koreksi, dari hasil
perhitungan didapat nilai faktor koreksi rata-rata untuk air pada tangki I bernilai
pada 3,4259; pada tangki II bernilai 2,9440; dan pada tangki III bernilai 3,8773.
Sedangkan faktor koreksi untuk larutan garam jenuh pada tangki I bernilai 3,4924;
pada tangki II bernilai 3,1288; dan pada tangki III bernilai 4,3617.
BAB I
PENDAHULUAN
Efflux time merupakan waktu penurunan cairan dalam tangki melalui pipa
vertikal pada dasar tangki karena gaya beratnya sendiri. Efflux time disebut juga
dengan waktu pengosongan tangki. Salah satu komponen penting dalam industri
kimia adalah bagaimana cara menyimpan bahan baku produk yang dihasilkan.
Media penyimpanan yang umum digunakan pada industri kimia adalah tangki
untuk bahan bakar atau produk yang dihasilkan berupa cairan. Operasi dalam
industri kimia biasanya berlangsung secara kontinyu sehingga tinggi cairan di
dalam tangki setiap saat dapat diketahui dengan menghitung waktu penurunan
cairan di mana hal ini dalam efflux time sangat diperlukan dalam industri kimia
yang menggunakan bahan cair.
Dalam percobaan efflux time prosedur yang harus dilakukan adalah
melarutkan garam d ngan aquadest, lalu hitung densitas dan hitung viskositas
larutan garam. Lalu masukkan larutan garam ke dalam tangki dan ujung
ketinggiannya. Ukur diameter pipa dan panjang pita masing-masing tangki yang
disediakan. Lalu kran dibuka sehingga larutan garam dapat keluar dan ditampung
dalam beaker glass. Ukur selisih ketinggian sebelum kran dibuka dan setelah kran
ditutup. Lalu ukur volume larutan yang ditampung pada setiap penurunannya.
Catat hasil percobaan dan ulangi dengan menggunakan bahan air kran.
Tujuan percobaan adalah untuk menghitung faktor koreksi waktu
pengosongan tangki dan pengosongan teoritis, untuk menghitung kecepatan aliran
dan bilangan reynold suatu fluida, serta untuk mengetahui waktu yang diperlukan
pada saat pengosongan tangki.
I.2 Tujuan
1. Untuk menentukan dan menghitung faktor koreksi terhadap waktu
pengosongan tangki.
2. Untuk mengetahui waktu yang diperlukan pada saat pengosongan tangki.
3. Untuk mengetahui perbandingan waktu pengosongan tangki dengan diameter
pipa yang berbeda.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efflux
time.
2. Agar praktikan dapat mengetahui dan menghitung kecepatan aliran dan
bilangan reynolds suatu fluida.
3. Agar praktikan dapat mengetahui persamaan yang digunakan dalam
perhitungan efflux time.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Efflux time adalah waktu penurunan tinggi cairan dari permukaan cairan
sampai dasar tangki melalui pipa vertikal pada dasar tangki karena gaya beratnya
sendiri. Waktu penurunan cairan ini dapat diperkirakan dengan persamaan
pendekatan yang kemudian dikaitkan dengan faktor koreksi yang merupakan
perbandingan antara efflux time sesungguhnya dengan efflux time teoritis. Faktor
koreksi digunakan untuk mendapatkan waktu penurunan cairan yang
sesungguhnya. Jika dalam suatu pipa terdapat suatu fluida yang mengalir di
dalamnya, maka akan terjadi gesekan antara dinding pipa dengan fluida tersebut,
hal ini disebut dengan friksi. Fluida yang mengalir dari ruangan besar masuk ke
dalam dalam pipa kecil, maka pada lubang pemasukan pipa akan terjadi friksi
antara fluida yang mengalir dalam dinding pipa. Adanya pusaran arus cair di
dekat permukaan pipa disebut vortex. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
diameter antara tangki dan pipa pengeluaran yang pengeluaran yang relatif besar
sehingga timbul turbulensi yang kemudian terjadi gaya sentrifugal. Selain itu
karena penurunan tekanan hidrostatis pada bagian dasar pipa sehingga kecepatan
fluida pada titik itu juga turun sehingga waktu pengosongan semakin besar.
(Budi, 2011)
II.1.1 Fenomena Aliran Fluida
1. Aliran Laminer
Pada kecepatan rendah, fluida cenderung mengalir tanpa pencampuran
secara lateral, dan lapisan-lapisan yang berdampingan menggelincir di atas satu
sama lain. Disini tidak terdapat aliran silang atau pusaran. Perilaku ini disebut
aliran laminer. Pada kecepatan yang lebih tinggi, terjadi keturbulenan dan
pembentukan pusaran yang menyebabkan terjadinya pencampuran lateral.
2. Aliran Turbulen
Bila laju alir ditingkatkan akan dicapai suatu kecepatan yang disebut
dengan kecepatan kritis di mana terjadi gelombang. Perilaku ini menunjukkan
bahwa tidak lagi mengalir menurut gerakan laminar, tetapi bergerak ke mana-
mana dalam bentuk aliran silang dalam bentuk aliran silang dan pusaran.
Gerakan ini dinamakan aliran turbulen.
3. Aliran Transisi
Reynold mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain, dan menentukan bahwa kecepatan kritis, di mana aliran
laminer berubah menjadi aliran turbulen. Bergantung pada 4 buah besaran
yaitu diameter tabung, viskositas, densitas, dan kecepatan linier rata-rata zat
cair.
DVρ
Nre = ------------------------------------------ (1)
𝜇
Keterangan:
D = diameter tabung (ft)
V = kecepatan linier rata-rata (ft/sec)
ρ = densitas zat cair (lb/ft3)
μ = viskositas zat cair (lb/ft.sec)
Aliran transisi memiliki NRe antara 2100-4000. Dibawah 2100 merupakan
aliran laminar, sedangkan diatas 4000 merupakan aliran turbulen.
( McCabe, 2005)
II.1.2 Viskositas
Viskositas adalah sifat suatu fluida yang menimbulkan kekuatan yang
dapat menahan pergerakan relatif dari lapisan-lapisan yang berdekatan dalam
fluida. Kekentalan ini timbul dari gaya-gaya yang ada di antara molekul-molekul
dalam fluida dan molekul-molekul dalam fluida dan memiliki karakter yang sama
dengan gaya gaya geser geser dalam padatan.
( Geankoplis, 1978)
Penentuan dan pengukuran viskositas dapat digunakan dengan
menggunakan viskometer Ostwald. Menurut persamaan hagen poiseuille
viskositas zat cair adalah:
𝜇1 𝜋 𝑃1 𝑟 4 𝑑𝑡1 8𝐿𝑉 ∆𝑃1 𝑑𝑡1
= = ------------------------- (2)
𝜇2 8𝐿𝑉 𝜋 𝑃2 𝑟 4 𝑑𝑡2 ∆𝑃2 𝑑𝑡2
Karena penurunan tekanan ∆𝑃1 dan ∆𝑃2 berbanding lurus dengan densitas kedua
zat cair zat cair ρ1 dan ρ2 dengan mengambil waktu awal pengukuran pada t:D
dapat dituliskan
𝜇1 𝜋 ∆𝑃1 𝑑𝑡1 𝜌𝑡1
= = ---------------------------------- (3)
𝜇2 𝜋∆𝑃2 𝑑𝑡2 𝜌𝑡2
Keterangan:
𝜇1 = viskositas zat 1 (lb/ft sec)
𝜇2 = viskositas zat 2 (lb/ft sec)
𝑃1 = tekanan zat 1 (lbf/ft2)
𝑃2 = tekanan zat 2 (lbf/ft2)
𝜌1 = densitas zat 1 (lb/ft2)
𝜌2 = densitas zat 2 (lb/ft2)
t1 = waktu zat 1 (sec)
t2 = waktu zat 2 (sec)
(Setyawan, 2013)
II.1.3 Gaya yang Berpengaruh pada Efflux Time
1. Gaya Friksi
Gaya friksi dianggap sangat kecil dibandingkan gaya-gaya lain karena efek
sangat kecil dibandingkan gaya-gaya lain karena efek lain karena efek dinding
terhadap fluida dapat diabaikan. Efflux time dapat diterapkan pada aliran fluida
laminar dalam kasus aliran fluida sebagai film (pelapis) yang mengalir turun ke
bawah pada permukaan vertikal. Dalam peristiwa friksi adalah besaran yang
berlawanan arah dengan kelajuan. Friksi mengakibatkan kelajuan sebuah objek
berkurang. Besarnya hambatan aliran karena gesekan sangat tergantung dari
kekasaran dinding pipa. Semakin kasar dinding kita maka semakin besar
terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran. Jenis gesekan ini dikenal
dengan gesekan aliran dan besarnya tekanan itu sendiri diukur dengan koefisien
gesekan f.
2. Gaya Tekan
Gaya tekan tergantung pada besarnya tekanan dan luas permukaan yang
dikenal tekanan dengan persamaan
Fp = P x A -------------------------------------- (4)
Keterangan:
Fp = gaya tekan (lbf)
P = tekanan (lbf/ft2)
A = luas penampang (ft2)
3. Gaya Berat
Gaya berat bergantung pada massa dan percepatan gravitasi
W = m x g -------------------------------------- (5)
Keterangan;
W = gaya berat (lb ft/s2)
m = massa (lb)
g = percepatan gravitasi (ft/s2)
(Abdinagar, 2012)
II.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Sebuah tangki diisi dengan air sampai dengan ketinggian tertentu. Pada
dasar tangki tersebut dibuat lubang kecil. Menurut hukum Torricelli kecepatan air
yang keluar dari lubang dipengaruhi oleh ketinggian air. Kecepatan air yang
keluar semakin lama semakin kecil, sesuai dengan penurunan ketinggian air.
Meskipun tangki mempunyai volume, tinggi, dan luas penampang saluran keluar
air yang sama, diperlukan waktu yang berbeda untuk mengosongkan tangki.
(Irmawati, 2009)
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efflux time yaitu:
1. Diameter, semakin besar diameter pipa maka semakin kecil debit air yang
dihasilkan.
2. Ketinggian, ketinggian akan mempengaruhi kecepatan karena ketinggian
akan menekan air karena semakin tinggi air, maka semakin besar
tekanannya sehingga air yang keluar juga semakin besar, begitu pula
sebaliknya.
3. Lamanya waktu yang diberikan dimana bila waktu yang diberikan semakin
lama maka tubuh akan kecil dan bila waktu yang yang diberikan semakin
cepat maka debit air akan semakin besar.
4. Kecepatan aliran air, di mana bila kecepatan air semakin besar maka debit
akan akan semakin besar pula, dan begitu juga sebaliknya.
5. Luas penampang dari tempat aliran itu keluar. Billa luas penampang
keluarnya zat cair tersebut makin besar maka debit semakin besar, dan
begitu pula sebaliknya.
(Abdinagar, 2012)
II.1.5 Aplikasi di Industri
Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada
pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tempat tertutup
serta tangki sebagai penampung fluida, salah satu contohnya adalah dalam
pengosongan cairan minyak di dalam dalam tangki. Cairan mengalir dari tangki
penampung ke pipa karena berat cairan itu sendiri. Pemompaan digunakan untuk
mengatur debit cairan yang keluar dari tangki penampung. Operasi dalam industri
kimia biasanya berlangsung secara kontinyu, sehingga ketinggian cairan setiap
saat di dalam tangki dapat diketahui dengan menghitung waktu penurunan cairan.
Hal ini dapat menghemat biaya pemompaan.
(Budi, 2011)
II.1.6 Perhitungan pada Efflux Time
Faktor kesehatan akan mempengaruhi mempengaruhi perhitungan efflux
time sebab friksi yang terjadi semakin lama akan semakin besar dengan
bertambahnya panjang pita sehingga akan mempengaruhi waktu yang diperlukan
oleh zat cair untuk melewati pipa kecil.
a. Untuk aliran laminar NRe <2100
64
𝑓 = NRe -------------------------------------------- (6)
Keterangan :
f = koefisien gesekan
NRe = Bilangan Reynold
Untuk aliran fluida incompressible, tanpa gesekan, tanpa kerja sumbu dan
isotermal maka digunakan persamaan Bernoulli. Friksi pada tangki dan entrance
pada tangki masuk dianggap maka nilai z diperoleh:
Z = (f.l.V22) / (2.g.Dp) --------------------------------------- (9)
𝑏2
( 2 ) [(L + H1 – Hv)2 – (L + H2 – Hv)2] -------------------------------(12)
Untuk system tanpa vortek dengan a=0, b=0, dan Hv1=0, maka :
32 𝐿 𝐿+𝐻1
𝑡 = 𝜌 𝑔𝐷𝑝2 (𝐷𝑡)2 ln( 𝐿+𝐻2) -------------------------------------------------(13)
7𝑐𝑏 2
(17𝐷𝑝2 ) [(𝐻1 + 𝐿 − 𝐻𝑣1 )17/7 − (𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )17/7 ] ......................... (17)
7𝑐
𝑡 = (3𝐷𝑝2) (𝐷𝑡)2 [(𝐻1 + 𝐿)3/7 − (𝐻2 + 𝐿)3/7 ] ---------------------(18)
II.2.1 Air
A. Sifat Fisika
1. Fase cair
2. Densitas 1 gr/cm3
3. Titik didih : 100ºC
4. Titik Lebur: 0ºC
5. Warna bening
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul H2O
2. Berat molekul 18,02 gr/mol
3. Tidak korosif
4. Tidak mudah terbakar
5. Stabil
C. Fungsi : Sebagai pelarut garam dan sebagai bahan dalam penentuan waktu
pengosongan tangki
(MSDS, 2013 “Water”)
II.2.2 Natrium Klorida
A. Sifat Fisika
1. Fase padat
2. Densitas 2,165 gr/cm3
3. Titik didih : 1413 ºC
4. Titik lebur :801 ºC
5. Warna putih
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul NaCl
2. Berat molekul 58,44 gr/mol
3. Tidak korosif terhadap kac
4. Tidak mudah terbakar
5. Stabil
II.3 Hipotesa
BAB III
PERCOBAAN
III.1 Bahan
1. Aquadest
2. NaCl
III.2 Alat
1. Rangkaian alat efflux time
2. Ember
3. Viskometer Ostwald
4. Ball Filler
5. Pikonometer
6. Neraca analitik
7. Stopwatch
8. Penggaris
9. Pipet
10. Kaca Arloji
III.5 Prosedur
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Melarutkan Garam Grosok dengan Air hingga lewat jenuh
3. Hitung densitas larutan garam dengan piknometer
4. Hitung viskositas larutan garam dengan viscometer Ostwald
5. Masukkan larutan kedalam Tangki
6. Ukur Ketinggian larutan garam pada tangki
7. Ukur diameter pipa dan panjang pipa setiap tangki
8. Buka kran pada tangki 1 putaran dan tampung larutan dalam ember
9. Tutup kran sampai ∆H sesuai dengan variabel
10. Catat waktu penurunan
11. Ukur volume larutan yang ditampung
12. Ulangi percobaan dengan bahan air
BAB IV
IV.3 Grafik
1. Grafik ΔH vs waktu pada air dan larutan garam
A. Air
ΔH vs t teori (Air)
25
20
t teori (s)
15
Tangki 1
10 Tangki 2
5 Tangki 3
0
0 2 4 6 8
ΔH (cm)
B. Larutan garam
20
t teori (s)
15
Tangki 1
10 Tangki 2
5 Tangki 3
0
0 2 4 6 8
ΔH (cm)
t pengamatan
vs Faktor Koreksi (Tangki 1)
4.5
4
3.5
Faktor Koreksi
3
2.5
2 Air
1.5
Garam
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
t pengamatan (s)
B. Tangki II
t pengamatan
vs Faktor Koreksi (Tangki 2)
3.4
3.3
Faktor Koreksi
3.2
3.1
Air
3
Garam
2.9
2.8
0 20 40 60 80
t pengamatan (s)
t pengamatan
vs Faktor Koreksi (Tangki 3)
6
5
Faktor Koreksi
3
Air
2
Garam
1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
t pengamatan (s)
IV.4 Pembahasan
Pada percobaan efflux time digunakan bahan air dan larutan garam jenuh
dengan perbedaan ketinggian bahan untuk tangki I, II, dan III yaitu sebesar
1,65cm ; 2,65cm ; 3,65cm ; 4,65cm ; 5,65cm. Mula-mula siapkan larutan garam
jenuh kemudian hitung densitas dengan menggunakan piknometer dan viskositas
dengan viskometer ostwald. Hitung pula densitas dan viskositas air. Selanjutnya
ukur diameter masing-masing tangki, beserta diameter pipa dan panjang pipanya.
Masukkan larutan garam jenuh ke dalam masing masing tangki dan catat
ketinggian larutan mula-mula. Buka kran masing-masing pipa dengan hati hati
agar tidak terjadi vortex di dalam tangki dan catat waktu penurunannya setiap
interval ketinggian yang telah ditentukan. Lakukan pula prosedur tersebut
terhadap air
Dari hasil percobaan didapatkan hasil perhitungan yaitu densitas air sebesar
0,97575 gr/cm3 dan densitas garam sebesar 1,0341 gr/cm3. Adapun besar
viskositas air sebesar 0,0089 gr/cm.s dan garam sebesar 0,0119 gr/cm.s. Hasil
untuk waktu pengosongan fluida yang tercepat yakni pada tangki III dengan
diameter pipa 1,9 cm dan untuk waktu pengosongan fluida terlama yakni pada
tangki II dengan diameter pipa 0,8 cm. Sehingga, waktu pengosongan tercepat
hingga terlama berturut-turut terjadi pada tangki III, tangki I dan tangki II. Hal ini
disebabkan karena diameter pipa tangki III > diameter pipa tangki I > diameter
pipa tangki II sehingga dengan semakin besarnya diameter pipa maka volume
juga semakin besar dan debit aliran juga semakin besar maka waktu
pengosongannya akan semakin cepat. Untuk nilai faktor koreksi, dari hasil
perhitungan didapat nilai faktor koreksi rata-rata untuk air pada tangki I bernilai
pada 3,4259; pada tangki II bernilai 2,9440; dan pada tangki III bernilai 3,8773.
Sedangkan faktor koreksi untuk larutan garam jenuh pada tangki I bernilai 3,4924;
pada tangki II bernilai 3,1288; dan pada tangki III bernilai 4,3617. Faktor koreksi
yang terjadi dimungkinkan karena adanya kesalahan waktu perhitungan dari saat
keluarnya fluida. Kemudian kesalahan pada waktu pembukaan atau penutupan
kran pada pipa vertikal yang kurang sempurna, dan kesalahan dalam penentuan
ketinggian yang diakibatkan karena adanya gerakan fluida didalam tangki yang
dapat mempengaruhi ketinggian fluida pada penera.
Dari percobaan efflux time yang telah dilakukan dan dari hasil pengamatan
serta perhitungan yang telah didapatkan, maka dapat dibuktikan secara langsung
faktor apa saja yang mempengaruhi proses efflux time. Densitas juga
mempengaruhi waktu pengosongan tangki karena sebanding dengan gaya berat,
semakin besar densitas semakin lama waktu yang dibutuhkan, diameter pipa dan
panjang pipa dalam percobaan terbukti bahwa semakin besar diameter pipa dan
semakin panjang pipa maka semakin cepat waktu pengosongan pada tangki, serta
semakin banyak volume fluida maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan
untuk pengosongan tangki. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dikatakan
bahwa percobaan ini belum sempurna karena sebagian besar faktor koreksinya
belum mendekati satu.
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Percobaan efflux time dipengaruhi oleh diameter pipa dan panjang pipa.
Semakin besar diameter dan semakin panjang pipa, maka waktu efflux
yang dibutuhkan semakin lama. Semakin banyak volume fluida maka
semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki.
2. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil rata-rata untuk faktor
koreksi air pada tangki I, tangki II, dan tangki III secara berturut-turut
adalah 3,4259; 2,9440; 3,8773.
3. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil rata-rata untuk faktor
koreksi garam pada tangki I, tangki II, dan tangki III secara berturut-turut
adalah 3,4924; 3,1288; 4,3617.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memahami prosedur percobaan agar tidak terjadi
kesalahan ssaat melakukan praktikum
2. Sebaiknya praktikan harus lebih teliti dalam mengamati tinggi fluida
dalam tangki
3. Sebaiknya praktikan menghilangkan kotoran yang ada pada larutan agar
tidak menyumbat saluran pipa
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
7. Menghitung Nre
𝜌𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 . 𝐷𝑝 . 𝑉𝑙𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟 (0,97575)( 0,9)(86,9928)
Nre = = = 8583,69
𝜇𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 0.0089
3 3
7 𝑥 0,03283
=( ) (29,4)2 [(30 + 44,5)7 − (28,2 + 44,5)7 ]
3 𝑥 0,93
= 5,40778 s
12. Menghitung Faktor koreksi
𝑡 20,24 s
ɳ = 𝑡𝑠 = 5,40778 𝑠 =3,742
𝑡