Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum UOP 1

POMPA SENTRIFUGAL

Disusun Oleh:
Kelompok 7R

Andikaputra Brahma W.

1406607893

Cut Shafira Salsabila

1506800281

Irfan Aditya

1406531800

Nur Annisa

1406552931

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum UOP 1 untuk modul Pompa Sentrifugal
ini.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan dalam melakukan praktikum dan juga menyelesaikan laporan praktikum
UOP 1 untuk modul pompa sentrifugal ini. Pihak-pihak yang turut membantu penulis antara lain:
1. Bapak Heri Hermansyah, ST. M.Eng, PhD.Eng selaku dosen pembimbing praktikum modul
pompa sentrifugal yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan
nasehat dalam pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan praktikum ini.
2. Rioneli Ghaudenson selaku asisten laboratorium praktikum modul pompa sentrifugal yang
telah banyak mendampingi praktikan selama kegiatan praktikum.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penulisan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa Tiada gading yang tak retak.Penulis-pun juga
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum ini. Oleh
sebab itu, penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan teknis maupun non teknis di dalam
laporan praktikum ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan pada penulisan berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan praktikum UOP 1 untuk modul Pompa
Sentrifugal ini dapat menjadi sumber referensi di bidang Teknik Kimia yang bermanfaat bagi
banyak pihak.
Terima kasih.
Depok, 8 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ 2


Daftar Isi ..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4
Tujuan Percobaan.................................................................................................................. 4
Teori Dasar............................................................................................................................ 4
BAB II PERCOBAAN ............................................................................................................. 11
Alat dan Bahan .................................................................................................................... 11
Variabel Praktikum ............................................................................................................. 11
Prosedur .............................................................................................................................. 12
BAB III PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ................................................................ 13
Data Percobaan ................................................................................................................... 13
Percobaan 1 ....................................................................................................... 13
Percobaan 2 ....................................................................................................... 14
Pengolahan Data ................................................................................................................. 15
Percobaan 1 ....................................................................................................... 17
Percobaan 2 ....................................................................................................... 19
Grafik Hubungan Parameter ............................................................................................... 20
Percobaan 1 ....................................................................................................... 20
Percobaan 2 ....................................................................................................... 21
Analisis ............................................................................................................................... 23
Analisis Percobaan ................................................................................................ 23
Analisis Data dan Perhitungan .............................................................................. 24
Analisis Grafik ...................................................................................................... 25
Analisis Kesalahan ................................................................................................ 28

BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................................... 30


3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan-hubungan parameter - parameter kinerja


pompa seperti energi pompa (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, head, dan kecepatan spesifik.
1.2 Teori Dasar

1.2.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa yang banyak digunakan baik di industri
maupun di rumah tangga. Pompa ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya karena
pengoprasiannya yang mudah, pemeliharaan yang tidak terlalu mahal, tidak berisik dan
sebagainya. Kinerja pompa ini bergantung pada parameter perancangan dan parameter
pengoperasiannya. Beberapa parameter yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah energi
pompa (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, head, dan kecepatan spesifik.
Pompa Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai elemen utama yakni
berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang berbutar dengan kecepatan tinggi. Fungsi
pompa sentrifugal adalah untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi
energi fluida dalam bentuk head tekanan dan head kecepatan.
1.2.2 Mekanisme Kinerja Pompa Sentrifugal
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari poros yang
menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa membutuhkan daya dari mesin
penggerak pompa. Berputarnya impeler menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa,
akibatnya fluida yang mengalir terhisap masuk ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida
mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir
keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan
4

berkurang dan berubah menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang
timbul tergantung pada besarnya kecepatan fluida.
1.2.3 Komponen Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang berputar pada
kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang menaikkan tekanan maupun
kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan
untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam
aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan
pompa rumah tangga. Secara umum pompa sentrifugal tersusun atas beberapa bagian penting
yaitu casing, impeller, shaft/poros, bearing/bantalan, kopling, packing & seal, dan sistem
lubrikasi.

Gambar 1. Bagian bagian pompa sentrifugal

Impeller

Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada air, sehingga air akan
mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air
secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan statis.

Casing
Komponen utama pertama dari pompa sentrifugal adalah casing pompa. Casing pompa
5

sentrifugal didesain berbentuk sebuah diffuser yang mengelilingi impeller pompa.


Diffuser ini lebih sering dikenal sebagai volute casing. Sesuai dengan fungsi diffuser,
volute casing berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran (flow) fluida yang masuk ke
dalam pompa. Menuju sisi outlet pompa, volute casing didesain membentuk corong yang
berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik menjadi tekanan dengan jalan
menurunkan

kecepatan

dan

menaikkan

tekanan,

hali

ini

juga

membantu

menyeimbangkan tekanan hidrolik pada shaft pompa.

Shaft (Poros)

Poros pompa adalah bagian yang mentransmisikan putaran dari sumber gerak, seperti
motor listrik, ke pompa. Yang perlu kita perhatikan adalah, pada sebuah pompa
sentrifugal yang bekerja di titik efisiensi terbaiknya, maka gaya bending porosnya akan
secara sempurna terdistribusikan ke seluruh bagian impeller pompa.

Bearing
Bearing pada pompa berfungsi untuk menahan (constrain) posisi rotor relatif terhadap
stator sesuai dengan jenis bearing yang digunakan. Bearing yang digunakan pada pompa
yaitu berupa journal bearing yang berfungsi untuk menahan gaya berat dan gaya-gaya
yang searah dengan gaya berat tersebut, serta thrust bearing yang berfungsi untuk
menahan gaya aksial yang timbul pada poros pompa relatif terhadap stator pompa.

Kopling
Pada dasarnya kopling berfungsi untuk menghubungkan dua shaft, dimana yang satu
adalah poros penggerak dan yang lainnya adalah poros yang digerakkan. Kopling yang
digunakan pada pompa, bergantung dari desain sistem dan pompa itu sendiri. Macammacam kopling yang digunakan pada pompa dapat berupa kopling rigid, kopling
fleksibel, grid coupling, gear coupling, elastrometic coupling, dan disc coupling.

Packing dan Seal


Sistem packing pada pompa adalah untuk mengontrol kebocoran fluida yang mungkin
6

terjadi pada sisi perbatasan antara bagian pompa yang berputar (poros) dengan stator.
Sistem sealing yang banyak digunakan pada pompa sentrifugal adalah mechanical seal
dan gland packing

Sistem Lubrikasi

Sistem lubrikasi pada pompa berfungsi untuk mengurangi koefisien gesek antara dua
permukaan yang bertemu sehingga mengurangi resiko keausan. Lubrikasi pada pompa
terutama digunakan pada bearing. Sistemnya dapat berupa lub oil atau juga tipe greas
tergantung dari desain pompa itu sendiri.

1.2.4 Parameter Pengoperasian Pompa Sentrifugal

Brake Horse Power (BHP)


BHP yaitu energi yang diberikan shaft kepada impeller pompa. Besarnya energi ini
persatuan waktu sama dengan besarnya torsi () dikalikan dengan kecepatan sudut ().
=
=
Wp = energy yang diterima pompa

Fluid Horse Power (FHP)


Fluid Horse Power (FHP) adalah energi yang diterima oleh fluida.
=
= total head pompa

Head
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H) adalah
meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung beda
tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian

yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi
aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.

Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam pengujian ini
pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter. Satuan dari
kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini adalah m3/s.

Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa, dinyatakan
dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.

Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakandinamometer, kemudian
hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.

1.2.5 Kerja dan Daya Pompa


Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari motor
listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
Daya Poros (W1) :
W1 F

n
k

(Watt )

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)

Daya Air (W2) :


2 = ( ).

(Watt)

1.2.6 Efisiensi Pompa

Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan daya poros
dari motor listrik.

W2
100%
W1

1.2.7 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya
berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat menguap ketika
tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam hal ini temperatur fluida lebih
besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi sehingga
tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena fluida mencapai titik
didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang pada kecepatan tinggi akan
menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini
dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam pipa.
Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat
rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami
kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat bekerja
dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam jangka lama,
maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini
disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding
secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka kavitasi perlu
dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir dipompakan.
9

b. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.


c. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada poros yang
sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl) terhadap aliran. Cara ini
merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya
(Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi
pada runner pembantu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini
diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.

Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan umumnya adalah
NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR (NPSH yang dibutuhkan) untuk
menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar antara NPSHA dengan NPSHR dapat
menyebabkan resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang dari
150 F).

2. Recirculation Cavitation
Recirculation Cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah pada pompa. Ada
dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan discharge side dimana bisa terjadi
pada saat yang bersamaan ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu
aliran balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.

10

BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan

Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan unit Pompa Sentrifugal yang terdiri dari:

2 alat pengukur tekanan

1 buah tangki

Pompa Sentrifugal

1 alat pengukur flowrate

1 stroboskop

Air

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal


2.2 Variabel Praktikum

Variabel praktikum terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi factor-faktor yang diukur untuk menentukan hubungan
antara fenomena yang sedang diamati, sedangkan variabel terikat adalah factor yang diukur
untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas. Pada percobaan ini, data-data variabel
praktikumnya yaitu pada percobaan 1, variabel bebasnya adalah kecepatan putaran pompa
sentrifugal (rpm), sedangkan pada percobaan 2 adalah flowrate (gpm). Serta variabel terikat
dari kedua percobaan ini adalah tekanan P1, tekanan P2 dan Torsi.
11

2.3 Prosedur
A. Menentukan hubungan rpm, flowrate, dan P dengan memvariasikan putaran
kecepatan motor
1. Memvariasikan rpm dari 1100, 1200, 1300, 1400, 1500 dengan laju alir sebagai berikut 4, 6,
8, 10, 12, 16 untuk setiap masing-masing rpm
2. Mencatat data P1 dan P2 yang terukur pada manometer
3. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope
4. Membuat table data dan memplot grafik P terhadap flowrate pada beberapa rpm
B. Menentukan hubungan rpm, flowrate, dan P dengan memvariasikan debit aliran
1. Memvariasikan debit aliran dari 4,10, 16 dengan laju alir sebagai berikut 1100, 1200, 1300,
1400, 1500 untuk setiap masing-masing debit aliran
2. Mencatat data P1 dan P2 yang terukur pada manometer
3. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope
4. Membuat table data dan memplot grafik P terhadap flowrate pada beberapa rpm

12

BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

1. Data Pengamatan
Percobaan 1
Tabel 1. Pengamatan saat = 1100 rpm
Q (gpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1.8

2.2

4.5

2.18

4.9

10

0.3

2.1

5.2

12

-0.4

1.9

5.4

16

-3.8

1.5

5.8

Tabel 2. Pengamatan saat = 1200 rpm


Q (gpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1.9

2.68

1.1

2.65

5.2

10

0.6

2.48

5.6

12

-0.1

2.4

5.9

16

-3.5

1.9

6.3

Tabel 3. Pengamatan saat = 1300 rpm


Q (gpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1.4

3.24

3.2

5.2

10

0.1

3.1

5.6

12

-0.8

2.93

5.9

16

-3.8

2.2

6.3

13

Tabel 4. Pengamatan saat = 1400 rpm


Q (gpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1.9

3.7

6.1

1.2

3.6

6.4

10

0.1

3.4

6.7

12

-0.8

3.2

16

-3.8

7.3

Tabel 5. Pengamatan saat = 1500 rpm


Q (gpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1.9

4.6

6.4

4.1

6.7

10

3.8

12

-1.1

3.6

7.2

16

-3.9

3.4

7.5

Percobaan 2
Tabel 6. Pengamatan saat Q = 6 gpm
(rpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1100

1.8

2.2

4.5

1200

1.8

2.7

4.8

1300

1.8

3.25

5.1

1400

1.8

3.7

5.4

1500

1.8

4.4

5.7

Tabel 7. Pengamatan saat Q = 8 gpm


(rpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)
14

1100

1.1

2.3

4.6

1200

2.6

4.9

1300

3.1

5.2

1400

0.9

3.7

5.5

1500

0.9

4.6

5.8

Tabel 8. Pengamatan saat Q = 12 gpm


(rpm)

P1 (in H2O)

P2 (oz/in2)

Torsi (lb.in)

1100

1.9

4.8

1200

-0.1

2.3

5.1

1300

-0.1

5.4

1400

-0.1

3.25

5.7

1500

-0.1

3.9

2. Pengolahan Data

Faktor pengali konversi satuan:


1) in H2O ft H2O : 0.0833
2) oz/in2 in H2O : 1.7299
3) oz/in2 ft H2O : 0.1442
4) ft H2O ft Head : 1

Konversi satuan dan menghitung variabel yang ingin diketahui menggunakan rumus dari
literatur:
1. Mengubah tekanan menjadi head pup menggunakan faktor pengali
2. Menentukan BHP:
=

2 (. ) ()

12 () 33000

15

3. Menentukan FHP:
=

() ( 2 ) 1
3960 ()( 2 )

4. Menentukan efisiensi:
=

100%

16

Percobaan 1 ( konstan)
rpm

1100

1200

1300

1400

P1

P2

(gpm) (inH2O) (oz/in2)

P1 (ft

P2 (ft

H2O)

H2O)

1.8

2.2

0.14994

0.31724

2.18

0.0833

10

0.3

2.1

12

-0.4

16

deltaP
0.1673

Torsi
(lb.in)

BHP

rata2 BHP

FHP

Efisiensi

4.5

0.07853982

0.00025348 0.32274693

0.314356 0.231056

4.9

0.08552113

0.00046678 0.54580638

0.02499

0.30282

0.27783

5.2

0.09075712 0.09005899 0.00070159 0.77304227

1.9

-0.03332

0.27398

0.3073

5.4

0.09424778

0.00093121 0.98804675

-3.8

1.5

-0.31654

0.2163

0.53284

5.8

0.1012291

0.00215289 2.12674909

1.9

2.68

0.15827

0.386456 0.228186

0.09519978

0.00034574

1.1

2.65

0.09163

0.38213

5.2

0.09900777

0.00058687 0.59275014

10

0.6

2.48

0.04998

0.357616 0.307636

5.6

0.10662375 0.10662375 0.00077686 0.72859807

12

-0.1

2.4

-0.00833

0.34608

0.35441

5.9

0.11233574

0.00107397 0.95603565

16

-3.5

1.9

-0.29155

0.27398

0.56553

6.3

0.11995172

0.00228497 1.90490783

1.4

3.24

0.11662

0.467208 0.350588

0.10313309

0.00053119 0.51505674

3.2

0.0833

0.46144

0.37814

5.2

0.10725842

0.00076392 0.71222308

10

0.1

3.1

0.00833

0.44702

0.43869

5.6

0.11550906 0.11550906

0.0011078

12

-0.8

2.93

-0.06664 0.422506 0.489146

5.9

0.12169705

0.00148226 1.21799224

16

-3.8

2.2

-0.31654

0.31724

0.63378

6.3

0.1299477

0.00256073 1.97058305

1.9

3.7

0.15827

0.53354

0.37527

6.1

0.13550102

0.00056859 0.41962114

1.2

3.6

0.09996

0.51912

0.41916

6.4

0.142165

10

0.1

3.4

0.00833

0.49028

0.48195

6.7

0.14882899

12

-0.8

3.2

-0.06664

0.46144

0.52808

0.15549297

0.2905

0.14882899

0.3631693

0.95906157

0.00084679 0.59563737
0.00121705

0.8177476

0.00160024 1.02914133
17

1500

16

-3.8

-0.31654

0.4326

0.74914

7.3

0.16215695

0.00302683 1.86660406

1.9

4.6

0.15827

0.66332

0.50505

6.4

0.15231964

0.00076523 0.50238253

4.1

0.0833

0.59122

0.50792

6.7

0.15945963

0.0010261

0.6434864

10

3.8

0.54796

0.54796

0.16659961 0.16564761 0.00138374

0.8305766

12

-1.1

3.6

-0.09163

0.51912

0.61075

7.2

0.1713596

0.00185076 1.08004313

16

-3.9

3.4

-0.32487

0.49028

0.81515

7.5

0.17849958

0.00329354 1.84512216

18

Percobaan 2 (Q konstan)
Q

12

rpm

P1
(inH2O)

P2 (oz/in2)

P1 (ft

P2 (ft

H2O)

H2O)

deltaP

Torsi
(lb.in)

BHP

rata2 BHP

FHP

Efisiensi

1100

1.8

2.2

0.14994

0.31724

0.1673

4.5

0.07853982

0.00025348

0.32274693

1200

1.8

2.7

0.14994

0.38934

0.2394

4.8

0.09139179

0.00036273

0.39689264

1300

1.8

3.25

0.14994

0.46865

0.31871

5.1

0.10519575

0.00048289

0.45904318

1400

1.8

3.7

0.14994

0.53354

0.3836

5.4

0.11995172

0.00058121

0.48453838

1500

1.8

4.4

0.14994

0.63448

0.48454

5.7

0.13565968

0.00073415

0.54117148

1100

1.1

2.3

0.09163

0.33166

0.24003

4.6

0.08028515

0.00048491

0.60398357

1200

2.6

0.0833

0.37492

0.29162

4.9

0.09329578

0.00058913

0.63146618

1300

3.1

0.0833

0.44702

0.36372

5.2

0.10725842

0.00073479

0.68506315

1400

0.9

3.7

0.07497

0.53354

0.45857

5.5

0.12217305

0.0009264

0.75827202

1500

0.9

4.6

0.07497

0.66332

0.58835

5.8

0.13803968

0.00118859

0.86104654

1100

1.9

0.27398

0.27398

4.8

0.0837758

0.00083024

0.99102889

1200

-0.1

2.3

-0.00833

0.33166

0.33999

5.1

0.09710377

0.00103027

1.06100175

1300

-0.1

-0.00833

0.4326

0.44093

5.4

0.11138374

0.00133615

1.19959298

1400

-0.1

3.25

-0.00833

0.46865

0.47698

5.7

0.1266157

0.00144539

1.14155977

1500

-0.1

3.9

-0.00833

0.56238

0.57071

0.14279967

0.00172942

1.21108423

0.10183732

0.10413798

0.11233574

19

3. Pengolahan Grafik
3.1 Grafik Percobaan 1

Hubungan antara Perubahan Laju Alir terhadap Torsi Pompa

Q vs
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

10

12

= 1100 rpm

= 1200 rpm

= 1400 rpm

= 1500 rpm

14

16

18

1400

1600

= 1300 rpm

Grafik 1. Hubungan antara Q vs

Hubungan antara Peningkatan RPM terhadap Rata-rata BHP

vs BHP avg
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

200

400

600

800

1000

1200

vs BHP avg

Grafik 2. Hubungan antara vs BHP avg

20

Hubungan antara peningkatan Laju Alir terhadap Efisiensi Pompa

Q vs
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0

10

= 1100 rpm

= 1200 rpm

= 1400 rpm

= 1500 rpm

12

14

16

18

= 1300 rpm

Grafik 3. Hubungan antara Q vs

Grafik Percobaan 2
3.2 Grafik Percobaan 2

Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap RPM

vs P
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

200

400
Q = 6 gpm

600

800
Q = 12 gpm

1000

1200

1400

1600

Q = 16 gpm

Grafik 4. Hubungan antara vs P

21

Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap BHP

BHP vs P
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

0.02

0.04

0.06

Q = 6 gpm

0.08

0.1

Q = 12 gpm

0.12

0.14

0.16

0.14

0.16

Q = 16 gpm

Grafik 5. Hubungan antara BHP vs P

Hubungan antara Efisiensi terhadap BHP

BHP vs
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0

0.02

0.04
Q = 6 gpm

0.06

0.08
Q = 12 gpm

0.1

0.12
Q = 16 gpm

Grafik 6. Hubungan antara BHP vs


Kemudian penjelasan hubungan setiap parameter diatas akan dianalisia dalam bagian
selanjutnya.

22

ANALISIS

A. Analisis Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui hubungan parameter-parameter dari pompa
sehingga kita dapat mengoperasikan pompa pada kondisi optimum, baik dari segi penggunaan
energi maupun segi keamanan. Parameter-parameter tersebut adalah energi pompa (BHP),
efisiensi (), head, kecepatan spesifik.
Mekanisme kerja pompa yaitu cairan proses pertama-tama memasuki suction nozzle dan
kemudian menuju impeller. Impeller diputar oleh poros yang digerakkan oleh motor listrik.
Putaran impeller menimbulkan gaya sentrifugal, menyebabkan zat cair tersebut mengalir melalui
sudut- sudut impeller. Ketika liquid meninggalkan pusat impeller, terbentuk daerah bertekanan
rendah yang menyebabkan lebih banyak liquid yang mengalir ke inlet. Kemudian, gaya
sentrifugal mendorong liquid ke dalam arah radial dan tangensial. Karena terdorongnya zat cair
tersebut dalam arah radial dan tangensial, maka tekanan pada zat cair tersebut bertambah pula.
Energi yang dihasilkan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang
diberikan ke liquid adalah sebanding dengan kecepatan pada tepi impeller. Semakin cepat
perputaran impeller, maka kecepatan liquid akan semakin cepat sehingga akan semakin besar
energi yang diberikan kepada liquid. Energi kinetik diubah menjadi energi tekanan dalam rumah
volut. Zat cair yang dilempar oleh impeller dialirkan lewat rumah volute, kecepatannya
berkurang dan tekanannya naik, dan kemudian zat cair dikeluarkan lewat discharge pompa.
Penguapan dapat terjadi saat tekanan uap liquid pada suhu operasi sama dengan tekanan
eksternal system, dimana tekanan pada system terbuka selalu sama dengan tekanan atmosfer.
Setiap penurunan tekanan eksternal atau kenaikan suhu operasi dapat menyebabkan penguapan.
Pompa selalu membutuhkan jumlah suction head yang cukup untuk mencegah penguapan pada
titik tekanan terendah di dalam pompa.
Stroboscope digunakan untuk membaca torsi dengan cara mengatur stroboskop yang telah
disinkronisasi dengan rpm dari pompa dan pengulangan gerakan sehingga benda yang berpindah
sangat cepat terlihat tidak bergerak (freeze / putaran tampak diam dan bergerak ke satu arah) atau
berpindah perlahan. Stroboscope harus diputar berlawanan arah dengan arah rotor agar didapat
keadaan yang freeze.

23

Percobaan yang dilakukan adalah menentukan hubungan antara RPM, Flowrate, dan P
yaitu dengan memilih beberapa kecepatan (rpm). Setelah pompa dihidupkan variasikan flowrate
dengan needle valve yang hasilnya dibaca pada P1 dan P2, dan juga torsi yang bisa dibaca
dengan stroboscope. Percobaan pertama yang dilakukan adalah variasi Q pada RPM tetap.
Variasi yang dilakukan oleh praktikan adalah nilai RPM dari 1100 1500 dengan interval
100 dan untuk nilai Q 6-16 dengan interval 2, sehingga didapatkan 25 data untuk percobaan
pertama ini. Selanjutnya, untuk percobaan kedua yang dilakukan adalah variasi RPM pada Q
tetap. Variasi yang dilakukan adalah nilai Q 6, 8, 12 dan variasi nilai RPM dari 1100-1500
dengan interval 100 sehingga didapatkan 15 data untuk percobaan pertama. Data yang perlu
dicatat adalah P1, P2, dan torsi.

B. Analisis Data dan Perhitungan


Parameter kunci dari kinerja (performance) pompa sentrifugal adalah kapasitas (Q), head,
BHP (Brake Horse Power), BEP (Best Efficiency Point) dan kecepatan spesifik yang mana
parameter-parameter ini bisa divariasikan untuk mendapatkan kerja pompa yang memuaskan.
Pada percobaan yang kita lakukan parameter kunci yang digunakan dalam percobaan adalah Q,
head, dan BHP.
Kapasitas (Q) berarti laju alir dimana liquid bergerak atau didorong oleh pompa ke titik
tertentu yang diinginkan dalam proses. Satuan yang kita gunakan gallons per minute (gpm) atau
kubik meter per jam (m3/hr).
BHP adalah energi pada input pompa yang merupakan horsepower aktual yang dikirimkan
ke pump shaft dari motor. BHP digunakan untuk menentukan efisiensi pompa. Persamaan yang
berlaku:

dimana:

kapasitas dalam gallons per minute (GPM)

HT

Total differential head, ft

Sp.Gr.

Specific gravity fluida


24

Selain BHP dikenal juga FHP atau output pompa yaitu horsepower liquid yang dikirimkan
oleh pompa. BHP lebih besar daripada FHP karena adanya kehilangan energi mekanik dan
hidrolik yang terjadi di dalam pompa. Oleh karena itu untuk efisiensi pompa berlaku persamaan:

Kinerja pompa optimal menghasilkan nilai efisiensi tertinggi berupa BEP (Best Efficiency
Point). BEP merupakan kapasitas maksimum diameter impeller saat efisiensi tertinggi. Faktor
lainnya adalah kecepatan spesifik (Ns). Ns adalah bilangan tak berdimensi yang digunakan
untuk mengklasifikasikan impeller pompa sesuai dengan tipe dan kebutuhan. Pompa dengan Ns
sama tapi berbeda ukuran dianggap secara geometri adalah serupa, satu pompa akan menjadi
factor ukuran untuk pompa yang lain. Adapun persamaan yang digunakan:

dimana:

kapasitas pada BEP saat diameter impeller maksimum, GPM

Head per stage pada BEP at saat diameter impeller maksimum, ft

Kecepatan pompa, RPM

C. Analisis Grafik
Analisis Grafik Pengolahan Data Variasi Q pada RPM tetap
1. Hubungan antara perubahan laju alir terhadap torsi pompa
Pada grafik pada bab sebelumnya dapat terlihat bahwa torsi berbanding lurus dengan laju
alir. Hubungan ini dapat dilihat dengan menggunakan persamaan

()(2 )104
2(. )()

Untuk mendapatkan head yang diinginkan atau di set konstan, saat laju alir ditingkatkan
maka energi pompa (BHP) akan semakin besar juga. Sehingga putaran impeller pompa juga
25

harus semakin besar. Akibatnya torsi harus meningkat juga. Karena torsi adalah kemampuan
mesin untuk memutar atau menggerakan suatu motor (Impeller pada pompa). Sehingga data
yang didapatkan sesuai dengan teori pada literatur.

2. Menentukan hubungan RPM terhadap BHP avg


Dari grafik terlihat bahwa kenaikan rpm akan mengakibatkan kenaikan BHP. Kerja
yang dihasilkan oleh pompa merupakan fungsi total head dan berat cairan yang dipompa pada
periode tertentu. Kerja pompa aktual yang didefinisikan sebagai BHP merupakan produk torsi
dan kecepatan angular pimpa. Sedangkan nilai torsi dan angular velocity sangat dipengaruhi oleh
kenaikan rpm pompa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa:

BHP 2

lbf .in rpm


in 33000 ft.lb
12
hp
ft

dimana grafik terlihat mengalami gradien positif. Hal ini menunjukkan peningkatan RPM akan
sebanding dengan peningkatan BHP, dan terlihat juga bahwa besarnya kenaikan cenderung
konstan mengikut garis linier. Grafik ini menunjukkan bahwa BHP rata-rata akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan perputaran pompa.

3.

Hubungan terhadap Q dengan beberapa RPM konstan


Dari grafik yang diperoleh, nilai efisiensi berbanding terbalik dengan nilai Q. Semakin

besar laju alir fluida maka akan dihasilkan efisiensi yang semakin mengecil. Jika ditinjau pada
persamaan efisiensi

flowrate H 10 4 H

2 torsi rpm
WP

Semakin meningkatnya flow rate maka akan semakin besar efisiensi yang didapatkan.
Namun, salah satu parameter lain yaitu torsi tidak mengalami suatu nilai yang konstan, nilai torsi
disaat meningkatnya nilai flow rate cenderung mengalami gradient positif. Sehingga jika dilihat
seutuhnya maka factor Q harus terlebih dahulu dibagi torsi sebagai variasi untuk melihat
26

pengaruhnya terhadap laju. Namun, dari data yang didapatkan, semakin besar nilai laju alir maka
efisiensi akan semakin kecil. Hal ini berarti nilai peningkatan torsi lebih besar daripada
peningkatan laju alir. Sehingga menyebabkan gradient negative. Besarnya efisiensi pompa yang
digunakan adalah berkisar antara 0.3%-1.2%, dan efisiensi terbesar dicapai ketika pompa
digunakan pada 1500 RPM.

Analisis Grafik Pengolahan Data Variasi RPM pada Q tetap


1. Hubungan P terhadap laju putaran impeller (RPM) pada Volumetric Flowrate (Q) yang
Konstan
Pada grafik, terlihat bahwa pada RPM yang semakin besar pada Q konstan, pressure drop
yang dialami fluida cenderung membesar. Hal ini disebabkan pada saat RPM meningkat, putaran
impeller semakin cepat dan energi kinetik yang diterima oleh fluida bertambah. Sebagai
akibatnya, energi kinetik yang diubah menjadi tekanan oleh fluida juga akan meningkat dan
perbedaan tekanan fluida pada suction dan discharge pompa bertambah. Sehingga delta P
cenderung mengikuti besarnya pertambahan kecepatan impeller.
Pada pompa yang digunakan dalam percobaan ini, persamaan Bernoulli yang berlaku
adalah

dWa, o V2

dm 2

dengan v adalah kecepatan fluida pada discharge. Persamaan tersebut menunjukkan


bahwa kerja pada pompa dipergunakan untuk meningkatkan energi kinetik fluida saat masuk ke
impeller. Setelah itu, energi kinetik fluida tersebut diubah menjadi tekanan oleh volute setelah
berada di luar impeller, sehingga berlaku persamaan (v22/2 = P/ ) untuk daerah ujung blade
hingga discharge point.
2. Hubungan P terhadap BHP (pada Q tetap)
Pada grafik, terlihat bahwa pressure drop cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya BHP. Hal ini disebabkan BHP merupakan horse power aktual yang diberikan
shaft kepada impeller sehingga mewakili variabel kerja yang diberikan kepada pompa. Semakin
besar BHP, semakin besar energi kinetik yang diberikan pada fluida karena putaran impeller
27

yang semakin cepat. Hal tersebut mengakibatkan jumlah energi kinetik yang dapat diubah mejadi
head tekanan bertambah dan pressure drop yang dialami fluida meningkat.

3. Hubungan efisiensi () terhadap BHP (pada Q tetap)


Dari Grafik diatas, peningkatan efisiensi akan meningkatkan nilai BHP. Namun, grafik
yang dihasilkan terlihat sangat fluktuatif, namun masih terlihat sebuah hubungan bahwa semakin
besar efisiensi akan semakin besar BHPnya. Sehingga untuk mendapatkan efisiensi yang besar,
lebih baik memaksimalkan kerja pompa yang digunakan pada RPM yang tinggi. Hal ini tidak
sesuai dengan persamaan umum dari efisiensi yaitu

= WHP/BHP
Jika ditinjau pada persamaan inti dari persamaan tersebut, maka

Terlihat bahwa variable yang secara langusng mempengaruhi WHP adalah Head (Q
konstan), dan pada BHP yang mempengaruhi adalah RPM, dan torsi. Jika pada grafik
meninjukkan nilai positif artinya, penginkatan nilai WHP lebih besar dibanding peningkatan nilai
BHP. Artinya Head yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan nilai BHP, dan peningkatan
nilai Head lebih besar daripada BHP, sehingga terjadi gradient positive pada grafik. Hal ini dapat
ditinjau pula pada grafik hubungan Pressure drop vs BHP, dimana Pressure drop dapat dikatakan
berbanding lurus dengan besarnya Head.

D. Analisis Kesalahan
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dan grafik yang didapat setelah pengolahan
data, terdapat beberapa kesalahan yang terjadi pada percobaan seperti adanya data yang tidak
konsisten. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
28

1. Kekurang telitian dalam mengatur laju alir air melalui rotameter.


2. Pembacaan torsi yang kurang akurat saat menggunakan stroboscope karena cukup sulit
menentukan setelan stroboscope sampai keadaan freeze.
3. Kurang ketelitian saat menentukan keadaan freeze sehingga data yang diperoleh tidak
akurat.
4. RPM mencapai nilai yang cukup besar melebihi kapasitas optimal pompa.
5. RPM yang tidak stabil saat dilakukan variasi laju alir.
6. Kesalahan dalam perhitungan.

29

BAB IV
KESIMPULAN

Dari percobaan didapatkan kesimpulan:

1. Parameter yang berpengaruh terhadap kerja pompa sentrifugal adalah energi pompa
(BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, dan head atau penurunan tekanan.
2. Hubungan laju alir dengan torsi berbanding lurus, yaitu semakin meningkat laju alir (Q)
maka semakin meningkat juga torsi yang bekerja pada pompa.
3. Hubungan antara peningkatan RPM terhadap nilai rata-rata BHP memperlihatkan bahwa
semakin meningkat putaran dari impeller (RPM) maka akan semakin meningkat juga BHP
(energi per satuan waktu dan daya yang diberikan impeller pompa ke fluida) yang
dihasilkan.
4. Hubungan laju alir dengan efisiensi pompa berbanding lurus, yaitu semakin meningkat
nilai laju alir (Q) yang diberikan maka akan meningkatkan efisiensi pompa.
5. Efisiensi optimum dari percobaan 1 terdapat pada saat diberikan laju alir sebesar 16 gpm.
6. Hubungan antara nilai perubahan tekanan dengan nilai putaran impeller (RPM) berbanding
lurus, nilai perubahan tekanan akan semakin besar dengan bertambahnya nilai putaran
impeller.
7. Hubungan antara nilai perubahan tekanan dengan BHP berbanding lurus, dimana nilai
perubahan tekanan semakin besar saat nilai BHP semakin besar pula.
8. Efisiensi tidak hanya dipengaruhi oleh nilai BHP saja, melainkan dipengaruhi oleh nilai
FHP dan BHP.

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Modul Praktikum POT 1. Depok : Departemen Teknik Gas dan Petrokimia
McCabe, Warren L, Julian C. Smith, Peter Harriott. 1999. Operasi Teknik Kimia. Alih bahasa E
Jasjfi. Jakarta : Erlangga.
Nevers, Noel de. 1991. Fluida Mechanics for Chemical Engineering, second edition. Singapore:
McGraw-Hill Book. Co.

31

Anda mungkin juga menyukai