Oleh :
Kelompok 1J
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum UOP Modul Pompa
Sentrifugal ini. Dalam penulisan laporan ini, pertama – tama kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Penanggungjawab Modul Sirkuit
Fluida, Prof Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng, dan Asisten Laboratorium
Praktikum Sirkuit Fluida, Rionelli Gaudeson, yang telah membimbing kami dalam
melaksanakan praktikum.
Di akhir kata, tim penulis memohon maaf jika dalam laporan ini terdapat
kesalahan ataupun kata – kata yang tidak sesuai dengan hati dan pikiran pembaca.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan laporan kami yang belum
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan adanya masukan dan kritik dari
pembaca yang dapat memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Praktikan
2|Page
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Tujuan Percobaan .................................................................................... 4
1.2 Teori Dasar ............................................................................................... 4
1.2.1 Klasifikasi Pompa ............................................................................... 4
1.2.2 Definisi Pompa Sentrifugal ................................................................. 5
1.2.3 Prinsip Kerja dan Penyusun Pompa Sentrifugal ................................. 6
1.2.4 Konversi Energi Kinetik ke Energi Tekanan .................................... 12
1.2.5 Parameter-parameter Pompa Sentrifugal .......................................... 13
BAB II PERCOBAAN ........................................................................................ 16
2.1 Peralatan dan Bahan.............................................................................. 16
2.1.1 Peralatan ............................................................................................ 16
2.1.2 Bahan ................................................................................................. 16
2.2 Variabel Praktikum .............................................................................. 16
2.3 Prosedur ................................................................................................. 16
BAB III DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN .............................. 18
3.1 Data Percobaan ...................................................................................... 18
3.1.1 Percobaan 1 Variasi Q pada RPM tetap ............................................ 18
3.1.2 Percobaan 2. Variasi RPM pada Q tetap ........................................... 19
3.2 Pengolahan Data ..................................... Error! Bookmark not defined.20
3.2.1 Percobaan 1. Variasi Q pada RPM tetap ........................................... 20
3.2.2 Percobaan 2. Variasi RPM pada Q tetap ........................................... 21
3.3 Grafik Hubungan Parameter ................. Error! Bookmark not defined.22
3.3.1 Percobaan 1 ....................................................................................... 22
3.3.2 Percobaan 2 ....................................................................................... 23
BAB IV ANALISA DATA .................................................................................. 25
4.1 Analisis Peralatan dan Bahan ............................................................... 25
4.2 Analisis Prosedur .................................................................................. 25
4.3 Analisis Data dan Grafik ....................................................................... 26
4.4 Analisis Kesalahan ................................................................................. 27
KESIMPULAN .................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
Gambar 1.1 Klasifikasi Pompa
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian melalui
saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute, sehingga akan
terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang
keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan proses
pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang diantara
sudu-sudu menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran
5|Page
fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head
tekanan dan head potensial secara kontinu. Sekarang ini pemakaian pompa
sentrifugal sangat banyak digunakan dan telah berkembang sedemikian maju
sehingga banyak menggantikan pemakaian pompa-pompa lain.
Keterangan:
A = Shaft
B = Impeller/ Blades
C = Stationary casing
E = Discharge Nozzles
6|Page
liquid keluar melalui discharge dari pompa untuk mengubah energi kecepatan ke
energi tekanan. Perubahan energi ini terjadi pada dua bagian penting yaitu impeller
dan volute atau ”diffuser” yang merupakan ”casing pump”. Fluida memasuki
pompa melalui bagian tengah impeller dan fluida mengalir ke outside diameter
dengan gerakan rotasi dari impeller. Baling-baling pada impeller semakin besar dari
tengah impeller yang menunjukkan bahwa kecepatan akan semakin menurun dan
akan meningkatkan tekanan. Hal ini menyebabkan pompa sentrifugal menghasilkan
aliran yang kontinu pada tekanan tinggi.
7|Page
Berikut ini adalah penampang pompa sentrifugal :
1. Komponen statis
Casing pompa
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan
pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu
8|Page
tahap. Untuk pompa multi- tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Jenis
casing pompa antara lain :
a. Volute Casing
Volute casing, dapat menghasilkan head yang cukup besar; adapun circular
casings umumnya digunakan untuk aliran denganhead yang rendah akan tetapi
memiliki kapasitas yang cukup besar.
9|Page
Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
Mechanical Seal
Back Plate
Back plate terbuat dari logam dimana dengan kasing pompa membentuk
kamar cairan untuk fluida untuk dijadikan tekanan.
10 | P a g e
Adaptor
2. Komponen berputar
Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan
pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
11 | P a g e
Gambar 1.11 Jenis impeller
Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Shaft (poros)
Shaft poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
12 | P a g e
lambat. Pada discharge nozzle, kecepatan liquid menurun dan kecepatannya diubah
ke tekanan sesuai dengan prinsip Bernoulli.
𝑃 𝑉2 −𝑑𝑊𝑎0
∆ ( + 𝑔𝑧 + ) = −𝐹
𝜌 2 𝑑𝑚
Kapasitas
3.1 Kapasitas berarti laju alir diamna cairan digerakkan atau didorong
oleh pompa hingga mencapai titik yang diinginkan pada proses. Biasanya
diukur dalam satuan gallons per menit (gpm) atau meter kubik per jam (m3/hr).
Kapasitas bergantung pada beberapa faktor seperti:
𝑄 = 449 × 𝑉 × 𝐴
Q = kapasitas dalam gpm
Head
Istilah head yang sama juga digunakan untuk mengukur energi kinetic yang
dihasilkan oleh pompa. Dengan kata lain, head merupakan pengukuran tinggi dari
kolom cairan yang dapat dihasilkan pompa dari energi kinetik yang diberikan pada
cairan. Misalnya suatu pipa ‘menembakkan’ air tegak lurus ke atas, maka tinggi air
yang naik ke atas merupakan head-nya.
𝑃(𝑝𝑠𝑖) × 2.31
𝐻𝑒𝑎𝑑(𝑓𝑡) =
𝑠𝑔
13 | P a g e
Brake Horse Power (BHP)
Kerja yang dihasilkan oleh pompa merupakan fungsi dari total head dan
berat dari cairan yang dipompa pada periode tertentu.
𝑄 × 𝐻𝑇 × 𝑠𝑔
𝑊𝐻𝑃 =
3960
𝑄 × 𝐻𝑇 × 𝑠𝑔
𝐵𝐻𝑃 =
3960 × 𝐸𝑓𝑓
BHP atau input ke pompa lebih besar dari WHP atau output karena hydraulic dan
mechanical losses yang terjadi pada pompa.
𝑊𝐻𝑃
𝜂=
𝐵𝐻𝑃
14 | P a g e
4. Besarnya NPSHr terhadap flow rate
5. Besarnya minimum stable continuous flow
15 | P a g e
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Peralatan dan Bahan
Dari percobaan ini maka digunakan alat dan bahan sebagai berikut
2.1.1 Peralatan
Satu set Pompa Sentrifugal
Satu Motor Penggerak
Satu Stroboscope
2.1.2 Bahan
Air
2.2 Variabel Praktikum
Pada praktikum ini dikenal variabel tetap dan variabel bebas. Pada
percobaan pertama variabel tetapnya adalah putaran (rpm) dan variabel bebasnya
debit aliran sedangkan pada percobaan kedua variabel tetapnya debit aliran dan
variabel bebasnya putaran (rpm)
2.3 Prosedur
Adapun prosedur percobaan dalam praktikum kami dibagi menjadi dua
yaitu:
16 | P a g e
d. Mentabelkan data-datanya dan plot dalam satu grafik P terhadap
flowrate pada beberapa rpm.
17 | P a g e
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Data Percobaan
Data yang didapat dari percobaan sebagai berikut:
3.1.1 Percobaan 1: Variasi Q pada RPM Tetap
Q Torsi (lbf- P1 (in P2
RPM
(gpm) in) H2O) (oz/in2)
4 11 1 2,6
6 11,3 0,5 2,6
8 12 0 2,5
1100
10 12,3 -1 1,5
12 11,8 -2 1,5
16 12,9 -5 0,9
4 10,1 1 2,9
6 10,8 0,5 2,5
8 10,2 0 2,3
1200
10 10,7 -0,5 2,1
12 10,9 -2 1,9
16 11,1 -4,5 1,4
4 8,6 1 3,4
6 8,2 0,5 3
8 9,3 0 2,9
1300
10 10,2 -1 2,6
12 7,9 -2 2,4
16 9,8 -5 2,1
4 6,4 0,5 3,9
6 7,5 0 3,7
1400
8 7,4 0 3,6
10 8,3 -1 3,4
18 | P a g e
12 7,5 -2 3,1
16 8,7 -5 2,5
4 4,3 1 4,5
6 4,6 0 4,3
8 5,2 0 4,1
1500
10 5,4 -1 3,9
12 5,6 -2 3,8
16 6 -5 3,1
1100 12 -5 1 0,0625
19 | P a g e
3.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai – nilai BHP dan η.
3.2.1 Percobaan 1. Variasi Q pada RPM tetap
P1 (in P1 P2 P2 ΔP torsi BHP ΔHead Efisiensi
RPM Q WHP ̅̅̅̅̅̅
𝐵𝐻𝑃
H2O) (psia) (oz/in2) (psia) (psia) (lbf.in) (hp) (ft) (η)
4 1 1 0,0361 0,1625 0,1263 11 0,2943 0,1918 0,2913 0,15337
1500 4 1 1 0,0361 0,2812 0,2451 4,3 0,5708 0,1022 0,5651 0,55809 0,1233
20 | P a g e
6 0 0 0,000 0,2687 0,2687 4,6 0,9388 0,1094 0,6196 0,85797
1200 6,5 0,5 0,0180 2,7 2,8 0,175 0,1569 0,3654 0,3618 2,9547
4 1300 6,9 1 0,0361 3,1 2,9 0,1812 0,1451 0,3379 0,12693 0,3345 2,3759
1500 5,2 1 0,0361 4,8 4,6 0,2875 0,2513 0,5854 0,5795 4,7326
1100 9,7 -1,5 -0,054 1,6 1,8 0,1125 0,1666 0,970 0,3843 5,7354
1200 8,8 -1 -0,036 2,3 2,4 0,15 0,1861 1,0836 0,4291 6,4709
1400 8,5 -1 -0,036 3,3 3,4 0,2125 0,2486 1,4475 0,5732 7,6705
1500 7,7 -1 -0,036 3,9 4,5 0,2812 0,3173 1,8478 0,7317 10,088
1200 11,7 -5 -0,180 1,9 1,7 0,1062 0,2868 2,6724 0,6614 12,002
16 1300 11,4 -5 -0,180 1,5 2,1 0,1312 0,3118 2,9053 0,23077 0,7190 12,362
21 | P a g e
3.3 Grafik Hubungan Parameter
3.3.1 Percobaan 1
Hubungan antara Perubahan Laju Alir terhadap Torsi Pompa
14
12
10
Torsi Pompa
RPM = 1100
8
RPM = 1200
6
RPM = 1300
4 rpm = 1400
RPM = 1500
2
0
0 5 10 15 20
Laju Alir
0.2
BHP Rata-rata
0
0 500 1000 1500 2000
RPM
22 | P a g e
Hubungan antara peningkatan Laju Alir terhadap Efisiensi Pompa
2.5
2
RPM = 1100
Efisiensi
0
0 5 10 15 20
Q (gpm)
3.3.2 Percobaan 2
Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap RPM
0.4
0.35
0.3
0.25
ΔP
0.2 Q=4
0.15 Q = 10
Q = 16
0.1
0.05
0
0 500 1000 1500 2000
RPM
23 | P a g e
Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap BHP
0.4
0.35
0.3
0.25
ΔP
0.2 Q = 4 gpm
0.15 Q = 10 gpm
Q = 16 gpm
0.1
0.05
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
RPM
14
12
10
Efisiensi
8 Q = 4 gpm
6 Q = 10 gpm
Q = 16 gpm
4
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
BHP
24 | P a g e
BAB IV
ANALISIS
26 | P a g e
berbanding lurus dengan efisiensi. Maka, jika FHP meningkat dibandingkan BHP, efisiensi akan
maksimal.
Dari grafik Efisiensi vs BHP, terlihat bahwa efisiensi tertinggi didapat saat operasi
dilakukan dengan laju alir yang rendah (8 gpm). Hal ini disebabkan, pada laju alir rendah, beban
kerja pompa pun rendah sehingga efisiensi pompa dapat lebih baik (lebih banyak energi yang dapat
diberikan pompa ke fluida per satuan waktu). Efisiensi maksimal didapat saat BHP minimal dan
FHP maksimal. Pada grafik ΔP vs BHP pula, terlihat bahwa ΔP terbesar didapat ketika operasi
dilakukan dengan laju alir yang tinggi (16 gpm). Energi dari impeller per waktu yang di dapat
fluida saat Q rendah akan lebih kecil dibandingkan jika Q bernilai besar. Oleh karena itu, pada Q
besar, tekanan fluida di discharge pompa akan menjadi lebih besar, sehingga pressure drop juga
akan meningkat.
27 | P a g e
KESIMPULAN
Dari kedua percobaan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Terdapat beberapa parameter yang sangat berpengaruh terhadap kerja pompa sentrifugal,
antara lain energy popma (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, dan head.
4. Karena adanya gesekan antara impeller dengan fluida ada sebagian energi yang terbuang.
Namun, energi lain yang diterima fluida digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi
tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.
28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Binder R.C : Advanced Fluid Dinamics and Fluid Mchinery, Practice Hall, Englewood Cliffs, New
York, 1951
De Nevers, Noel. 1991. Fluid Mechanics for Chemical Engineers, 2nd Edition. Singapore:
McGraw-Hill Book Co.
McCabe, Warraen L : Unit Operation of Chemical Engineering, McGraw Hill, NewYork, 1985
ASME Power Test Code, New York.
Spanhake : Centrifugal Pumps, Turbin and Propellers, Technology Press, Cambridge, MA, 1934
29 | P a g e