Anda di halaman 1dari 29

MODUL POMPA SENTRIFUGAL

Praktikum Unit Operasi 1

Oleh :
Kelompok 1J

Dwiputra M. Zairin 1406531706


Ghina Marsya Naziha 1406608025
Manggala Pasca 1306409375
Melody Gita Mahardhika Oratmangun 1406531593

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum UOP Modul Pompa
Sentrifugal ini. Dalam penulisan laporan ini, pertama – tama kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Penanggungjawab Modul Sirkuit
Fluida, Prof Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng, dan Asisten Laboratorium
Praktikum Sirkuit Fluida, Rionelli Gaudeson, yang telah membimbing kami dalam
melaksanakan praktikum.

Di akhir kata, tim penulis memohon maaf jika dalam laporan ini terdapat
kesalahan ataupun kata – kata yang tidak sesuai dengan hati dan pikiran pembaca.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan laporan kami yang belum
sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan adanya masukan dan kritik dari
pembaca yang dapat memperbaiki makalah ini di kemudian hari.

Semoga laporan kami bermanfaat, sehingga ilmu pengetahuan dan wawasan


para pembaca menjadi bertambah setelah membaca makalah ini.

Jakarta, 4 November 2016

Praktikan

2|Page
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Tujuan Percobaan .................................................................................... 4
1.2 Teori Dasar ............................................................................................... 4
1.2.1 Klasifikasi Pompa ............................................................................... 4
1.2.2 Definisi Pompa Sentrifugal ................................................................. 5
1.2.3 Prinsip Kerja dan Penyusun Pompa Sentrifugal ................................. 6
1.2.4 Konversi Energi Kinetik ke Energi Tekanan .................................... 12
1.2.5 Parameter-parameter Pompa Sentrifugal .......................................... 13
BAB II PERCOBAAN ........................................................................................ 16
2.1 Peralatan dan Bahan.............................................................................. 16
2.1.1 Peralatan ............................................................................................ 16
2.1.2 Bahan ................................................................................................. 16
2.2 Variabel Praktikum .............................................................................. 16
2.3 Prosedur ................................................................................................. 16
BAB III DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN .............................. 18
3.1 Data Percobaan ...................................................................................... 18
3.1.1 Percobaan 1 Variasi Q pada RPM tetap ............................................ 18
3.1.2 Percobaan 2. Variasi RPM pada Q tetap ........................................... 19
3.2 Pengolahan Data ..................................... Error! Bookmark not defined.20
3.2.1 Percobaan 1. Variasi Q pada RPM tetap ........................................... 20
3.2.2 Percobaan 2. Variasi RPM pada Q tetap ........................................... 21
3.3 Grafik Hubungan Parameter ................. Error! Bookmark not defined.22
3.3.1 Percobaan 1 ....................................................................................... 22
3.3.2 Percobaan 2 ....................................................................................... 23
BAB IV ANALISA DATA .................................................................................. 25
4.1 Analisis Peralatan dan Bahan ............................................................... 25
4.2 Analisis Prosedur .................................................................................. 25
4.3 Analisis Data dan Grafik ....................................................................... 26
4.4 Analisis Kesalahan ................................................................................. 27
KESIMPULAN .................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan ini ialah:
1. Mengetahui apa saja parameter kinerja pompa sentrifugal
2. Mengetahui hubungan-hubungan parameter yaitu energi pompa (BHP),
enegi fluida (FHP), efisiensi, head, dan kecepatan spesifik, agar dapat
mengoperasikan pompa pada kondisi optimum, baik dari segi penggunaan
energi maupun segi keamanan.

1.2 Teori Dasar


Ada banyak macam – macam pompa salah satu contoh tipe pompa yang
banyak dipakai baik di industri maupun di rumah tangga adalah pompa sentrifugal
(centrifugal pump), yang merupakan jenis pompa dinamik. Pompa sentrifugal
adalah pompa yang menaikkan air atau cairan dari permukaan yang rendah ke
permukaan yang lebih tinggi dengan gaya sentrifugal.

Pompa ini banyak dipergunakan untuk memompa bermacam-macam fluida


cair, misalnya: air, minyak, baha bakar cair dan sebagainya. Kinerja (performance)
pompa ini bergantung pada parameter perancangan dan parameter
pengoperasiannya. Beberapa parameter tersebut adalah energi pompa (BHP),
energi fluida (FHP), efisiensi, head, dan kecepatan spesifik.

1.2.1 Klasifikasi Pompa


Pompa dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar (sesuai bagan
berikut), yaitu:

1. Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)


2. Pompa kinetis
3. Pompa open screw

4|Page
Gambar 1.1 Klasifikasi Pompa

1.2.2 Definisi Pompa Sentrifugal


Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros
pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Akibat dari
putaran impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair akan mengalir
dari tengah impeler keluar lewat saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan
impeler dengan kecepatan yang tinggi.

Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian melalui
saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute, sehingga akan
terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang
keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan proses
pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang diantara
sudu-sudu menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap masuk.

Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran

5|Page
fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head
tekanan dan head potensial secara kontinu. Sekarang ini pemakaian pompa
sentrifugal sangat banyak digunakan dan telah berkembang sedemikian maju
sehingga banyak menggantikan pemakaian pompa-pompa lain.

Keterangan:

A = Shaft

B = Impeller/ Blades

C = Stationary casing

E = Discharge Nozzles

Gambar 1.2 Pompa Sentrifugal Tampak Depan

Gambar 1.3 Pompa Sentrifugal Tampak Samping

1.2.3 Prinsip Kerja dan Penyusun Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal terdiri dari komponen rotasi, bagian penutup pompa atau
sering disebut sebagai casing yang digunakan untuk memberi energi ke fluida
dengan gaya sentrifugal. Suatu pompa memiliki dua bagian penting yaitu, rotating
element (komponen rotasi) yang terdiri dari impeller dan shaft, dan stationary
element (komponen utama) yang terdiri dari casing (volute atau solid), stuffing box,
dan bearings.

Pompa sentrifugal beroperasi menggunakan energi kinetik untuk


memindahkan fluida menggunakan impeller dan casing pompa yang circular.
Impeller akan memproduksi kecepatan pada fluida dan casing memberi gaya pada

6|Page
liquid keluar melalui discharge dari pompa untuk mengubah energi kecepatan ke
energi tekanan. Perubahan energi ini terjadi pada dua bagian penting yaitu impeller
dan volute atau ”diffuser” yang merupakan ”casing pump”. Fluida memasuki
pompa melalui bagian tengah impeller dan fluida mengalir ke outside diameter
dengan gerakan rotasi dari impeller. Baling-baling pada impeller semakin besar dari
tengah impeller yang menunjukkan bahwa kecepatan akan semakin menurun dan
akan meningkatkan tekanan. Hal ini menyebabkan pompa sentrifugal menghasilkan
aliran yang kontinu pada tekanan tinggi.

Gambar 1.4 Arah Aliran dalam Pompa Sentrifugal

7|Page
Berikut ini adalah penampang pompa sentrifugal :

Gambar 1.5 Komponen Pompa Sentrifugal

Komponen-komponen penyusun sebuah pompa sentrifugal dapat


digolongkan menjadi dua jenis komponen, yaitu:

1. Komponen statis

Komponen statis pada pompa sentrifugal antara lain adalah:

 Casing pompa
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan
pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu

8|Page
tahap. Untuk pompa multi- tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Jenis
casing pompa antara lain :

a. Volute Casing

Gambar 1.6 Volute Casing

Volute casing, dapat menghasilkan head yang cukup besar; adapun circular
casings umumnya digunakan untuk aliran denganhead yang rendah akan tetapi
memiliki kapasitas yang cukup besar.

Bentukan volute dilukiskan sebagai corong yang berliku seperti thrombone


dengan luasan area yang semakin besar pada ujung discharge-nya seperti terlihat
pada gambar di atas. Dengan makin besarnya luas permukaan penampang volute,
maka volute berfungsi sebagai difuser yang mengubah kecepatan fluida yang
mengalir menjadi tekanan.
 Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing
juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
 Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros, biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

9|Page
 Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.

 Mechanical Seal

Gambar 1.7 Mechanical Seal

Mechanical Seal adalah koneksi antara batang motor shaft/pompa dan


selubung pompa dilindungi oleh suatu segel mekanik.

 Back Plate

Gambar 1.8 Back plate

Back plate terbuat dari logam dimana dengan kasing pompa membentuk
kamar cairan untuk fluida untuk dijadikan tekanan.

10 | P a g e
 Adaptor

Gambar 1.9 Adaptor

Kebanyakan pompa dilengkapi dengan suatu standar IEC motor elektrik.


Koneksi antara motor dan back plate dihubungkan oleh suatu adaptor dimana sesuai
dengan standar IEC atau C-frame motor elektronik.

2. Komponen berputar

 Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

Gambar 1.10 Eye of impeller dan impeller blade

 Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan
pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

11 | P a g e
Gambar 1.11 Jenis impeller

 Vane
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
 Shaft (poros)
Shaft poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
 Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.

Gambar 1.12 Shaft sleeve

1.2.4 Konversi Energi Kinetik ke Energi Tekanan


Energi yang dihasilkan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah
energi yang diberikan ke liquid adalah sebanding dengan kecepatan yang dihasilkan
impeller. Kecepatan tinggi impeller yang berputar hingga menghasilkan kecepatan
yang tinggi pada fluida dan energi yang besar pula pada fluida. energi kinetik yang
dihasilkan impeller adalah karena adanya Resistance pada aliran. Resistance
pertama, yaitu pada volute (casing) yang menahan liquid sehingga mengalirnya

12 | P a g e
lambat. Pada discharge nozzle, kecepatan liquid menurun dan kecepatannya diubah
ke tekanan sesuai dengan prinsip Bernoulli.

𝑃 𝑉2 −𝑑𝑊𝑎0
∆ ( + 𝑔𝑧 + ) = −𝐹
𝜌 2 𝑑𝑚

1.2.5 Parameter-parameter Pompa Sentrifugal


Parameter-paramater dalam pompa sentrifugal antara lain : kapasitas, BHP,
FHP, efisiensi head, dan kecepatan spesifik.

 Kapasitas
3.1 Kapasitas berarti laju alir diamna cairan digerakkan atau didorong
oleh pompa hingga mencapai titik yang diinginkan pada proses. Biasanya
diukur dalam satuan gallons per menit (gpm) atau meter kubik per jam (m3/hr).
Kapasitas bergantung pada beberapa faktor seperti:
𝑄 = 449 × 𝑉 × 𝐴
Q = kapasitas dalam gpm

V = kecepatan lairan dalam ft/sec

A = luas pipa dalam ft2

 Head
Istilah head yang sama juga digunakan untuk mengukur energi kinetic yang
dihasilkan oleh pompa. Dengan kata lain, head merupakan pengukuran tinggi dari
kolom cairan yang dapat dihasilkan pompa dari energi kinetik yang diberikan pada
cairan. Misalnya suatu pipa ‘menembakkan’ air tegak lurus ke atas, maka tinggi air
yang naik ke atas merupakan head-nya.

Pengukuran head bergantung pada berat dari cairan dengan hubungan


sebagai berikut:

𝑃(𝑝𝑠𝑖) × 2.31
𝐻𝑒𝑎𝑑(𝑓𝑡) =
𝑠𝑔

13 | P a g e
 Brake Horse Power (BHP)
Kerja yang dihasilkan oleh pompa merupakan fungsi dari total head dan
berat dari cairan yang dipompa pada periode tertentu.

𝑄 × 𝐻𝑇 × 𝑠𝑔
𝑊𝐻𝑃 =
3960

𝑄 × 𝐻𝑇 × 𝑠𝑔
𝐵𝐻𝑃 =
3960 × 𝐸𝑓𝑓

Q = Kapasitas dalam gpm

HT = Diferensial Head total dalam fee

Sp.Gr = Specific Gravity dari cairan

Eff. = Efisiensi pompa

BHP atau input ke pompa lebih besar dari WHP atau output karena hydraulic dan
mechanical losses yang terjadi pada pompa.

Efisiensi pompa merupakan rasio dari kedua nilai ini :

𝑊𝐻𝑃
𝜂=
𝐵𝐻𝑃

 Net Positive Suction Head (NPSH)


NPSH yang tersedia (NPSH available, NPSHa) merupakan tekanan berlebih
dari cairan dalam feet absolute diatas tekanan uapnya saat tiba di suction pompa,
untuk meyakinkan bahwa pompa yang dipilih tidak terkavitasi. NPSH a harus selalu
lebih besar dari NPSHr agar pompa dapat beroperasi dengan benar, biasanya
setidaknya 2 atau 3 feet NPSH ekstra yang tersedia.

 Kurva Perfomansi Pompa

Kurva performansi bermanfaat untuk menggambarkan beberapa parameter


unjuk kerja dari pompa yang antara lain:

1. Besarnya head terhadap flow rate


2. Besarnya efisiensi terhadap flow rate
3. Besarnya daya yang dibutuhkan terhadap flow rate

14 | P a g e
4. Besarnya NPSHr terhadap flow rate
5. Besarnya minimum stable continuous flow

Gambar 1.13 Kurva perfomansi yang menunjukkan pengaluran data-data head,


flow rate, efisiensi

15 | P a g e
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Peralatan dan Bahan
Dari percobaan ini maka digunakan alat dan bahan sebagai berikut

2.1.1 Peralatan
 Satu set Pompa Sentrifugal
 Satu Motor Penggerak
 Satu Stroboscope

2.1.2 Bahan
 Air
2.2 Variabel Praktikum

Pada praktikum ini dikenal variabel tetap dan variabel bebas. Pada
percobaan pertama variabel tetapnya adalah putaran (rpm) dan variabel bebasnya
debit aliran sedangkan pada percobaan kedua variabel tetapnya debit aliran dan
variabel bebasnya putaran (rpm)

2.3 Prosedur
Adapun prosedur percobaan dalam praktikum kami dibagi menjadi dua
yaitu:

Menentukan hubungan rpm, flowrate dan P dengan variasi putaran kecepatan


motor
a. Menvariasikan putaran dari 1100, 1200, 1300 ,1400, 1500 pada masing-
masing tiap putaran dengan laju alir sebagai berikut 4,6,8,10,12,16 L/s
b. Membaca P1 dan P2 yang terukur pada manometer
c. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope
d. Mentabelkan data-datanya dan plot dalam satu grafik P terhadap
flowrate pada beberapa rpm.
Menentukan hubungan rpm, flowrate dan P dengan variasi debit aliran
a. Menvariasikan debit aliran dari 4, 10, 16 pada masing- masing tiap
putaran dengan laju alir sebagai berikut 1100, 1200, 1300, 1400, 1500
b. Membaca P1 dan P2 yang terukur pada manometer
c. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope

16 | P a g e
d. Mentabelkan data-datanya dan plot dalam satu grafik P terhadap
flowrate pada beberapa rpm.

17 | P a g e
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Data Percobaan
Data yang didapat dari percobaan sebagai berikut:
3.1.1 Percobaan 1: Variasi Q pada RPM Tetap
Q Torsi (lbf- P1 (in P2
RPM
(gpm) in) H2O) (oz/in2)
4 11 1 2,6
6 11,3 0,5 2,6
8 12 0 2,5
1100
10 12,3 -1 1,5
12 11,8 -2 1,5
16 12,9 -5 0,9
4 10,1 1 2,9
6 10,8 0,5 2,5
8 10,2 0 2,3
1200
10 10,7 -0,5 2,1
12 10,9 -2 1,9
16 11,1 -4,5 1,4
4 8,6 1 3,4
6 8,2 0,5 3
8 9,3 0 2,9
1300
10 10,2 -1 2,6
12 7,9 -2 2,4
16 9,8 -5 2,1
4 6,4 0,5 3,9
6 7,5 0 3,7
1400
8 7,4 0 3,6
10 8,3 -1 3,4

18 | P a g e
12 7,5 -2 3,1
16 8,7 -5 2,5
4 4,3 1 4,5
6 4,6 0 4,3
8 5,2 0 4,1
1500
10 5,4 -1 3,9
12 5,6 -2 3,8
16 6 -5 3,1

3.1.2 Percobaan 2: Variasi RPM pada Q Tetap


ΔP
Q RPM Torsi P1 P2
(psia)
1100 7,3 0,5 2,1 0,13125

1200 6,5 0,5 2,8 0,175

4 1300 6,9 1 2,9 0,18125

1400 5,3 1 3,6 0,225

1500 5,2 1 4,6 0,2875

1100 9,7 -1,5 1,8 0,1125

1200 8,8 -1 2,4 0,15

10 1300 8,2 -1 2,8 0,175

1400 8,5 -1 3,4 0,2125

1500 7,7 -1 4,5 0,28125

1100 12 -5 1 0,0625

1200 11,7 -5 1,7 0,10625

16 1300 11,4 -5 2,1 0,13125

1400 11 -5 2,5 0,15625

1500 10,2 -5 2,9 0,18125

19 | P a g e
3.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai – nilai BHP dan η.
3.2.1 Percobaan 1. Variasi Q pada RPM tetap
P1 (in P1 P2 P2 ΔP torsi BHP ΔHead Efisiensi
RPM Q WHP ̅̅̅̅̅̅
𝐵𝐻𝑃
H2O) (psia) (oz/in2) (psia) (psia) (lbf.in) (hp) (ft) (η)
4 1 1 0,0361 0,1625 0,1263 11 0,2943 0,1918 0,2913 0,15337

6 1 0,5 0,0180 0,1625 0,1444 11,3 0,5045 0,1971 0,3330 0,25596

8 0 0 0,000 0,1562 0,1562 12 0,7277 0,2093 0,3602 0,34766


1100 0,2073
10 -1 -1 -0,0361 0,0937 0,1298 12,3 0,7561 0,2145 0,2994 0,35241

12 -1,5 -2 -0,0722 0,0937 0,1660 11,8 1,1598 0,2058 0,3827 0,56344

16 -2 -5 -0,1806 0,0562 0,2368 12,9 2,2067 0,2250 0,5461 0,98061

4 1 1 0,0361 0,1812 0,1451 10,1 0,3379 0,1922 0,3344 0,17584

6 1 0,5 0,0180 0,1562 0,1381 10,8 0,4827 0,2055 0,3186 0,23487

8 1 0 0,000 0,1437 0,1435 10,2 0,6695 0,1941 0,3314 0,34493


1200 0,2023
10 -0,5 -0,5 -0,0180 0,1312 0,1493 10,7 0,8693 0,2036 0,3442 0,42693

12 -1 -2 -0,0722 0,1187 0,1910 10,9 1,3344 0,2074 0,4403 0,64333

16 -1 -4,5 -0,1625 0,0875 0,2500 11,1 2,3295 0,2112 0,5765 1,10281

4 0 1 0,0361 0,2125 0,1763 8,6 0,4107 0,1772 0,4066 0,23167

6 1 0,5 0,0180 0,1875 0,1694 8,2 0,5918 0,1690 0,3906 0,35012

8 0 0 0,000 0,1812 0,1812 9,3 0,8442 0,1917 0,4178 0,44031


1300 0,1855
10 -0,8 -1 -0,0361 0,1625 0,1986 10,2 1,1564 0,2102 0,4579 0,54994

12 -2 -2 -0,0722 0,15 0,2222 7,9 1,5528 0,1628 0,5124 0,95342

16 -6 -5 -0,1806 0,1312 0,3118 9,8 2,9053 0,2020 0,7190 1,43803

4 1 0,5 0,0180 0,2437 0,2256 6,4 0,5255 0,1420 0,5203 0,36989

6 1 0 0,000 0,2312 0,2312 7,5 0,8078 0,1665 0,5331 0,48514

8 0 0 0,000 0,225 0,225 7,4 1,048 0,1642 0,5187 0,63787


1400 0,1694
10 -1 -1 -0,0361 0,2125 0,2486 8,3 1,4475 0,1842 0,5732 0,78553

12 -2 -2 -0,0722 0,1937 0,2660 7,5 1,8584 0,1665 0,6132 1,11610

16 -2 -5 -0,1806 0,1562 0,3368 8,7 3,1382 0,1931 0,7767 1,62472

1500 4 1 1 0,0361 0,2812 0,2451 4,3 0,5708 0,1022 0,5651 0,55809 0,1233

20 | P a g e
6 0 0 0,000 0,2687 0,2687 4,6 0,9388 0,1094 0,6196 0,85797

8 0 0 0,000 0,2562 0,2562 5,2 1,1935 0,1236 0,5908 0,96490

10 -1 -1 -0,0361 0,2437 0,2798 5,4 1,6295 0,1284 0,6452 1,26854

12 -2 -2 -0,0722 0,2375 0,3097 5,6 2,1641 0,1332 0,7141 1,62458

16 -4 -5 -0,1806 0,1937 0,3745 6 3,4876 0,1427 0,8631 2,44354

3.2.2. Percobaan 2 Variasi RPM pada Q tetap


torsi P1 (in P1 P2 P2 ΔP Δhead Efisien
Q RPM WHP BHP ̅̅̅̅̅̅
𝐵𝐻𝑃
(lbf.in) H2O) (psia) (oz/in2) (psia) (psia) (ft) si (η)
1100 7,3 0,5 0,0180 2,4 2,1 0,1312 0,1131 0,2635 0,2609 2,0699

1200 6,5 0,5 0,0180 2,7 2,8 0,175 0,1569 0,3654 0,3618 2,9547

4 1300 6,9 1 0,0361 3,1 2,9 0,1812 0,1451 0,3379 0,12693 0,3345 2,3759

1400 5,3 1 0,0361 4 3,6 0,225 0,1888 0,4398 0,4354 3,7380

1500 5,2 1 0,0361 4,8 4,6 0,2875 0,2513 0,5854 0,5795 4,7326

1100 9,7 -1,5 -0,054 1,6 1,8 0,1125 0,1666 0,970 0,3843 5,7354

1200 8,8 -1 -0,036 2,3 2,4 0,15 0,1861 1,0836 0,4291 6,4709

10 8,2 -1 2,8 0,17552


1300 -0,036 2,9 0,175 0,2111 1,2292 0,4867 7,2712

1400 8,5 -1 -0,036 3,3 3,4 0,2125 0,2486 1,4475 0,5732 7,6705

1500 7,7 -1 -0,036 3,9 4,5 0,2812 0,3173 1,8478 0,7317 10,088

1100 12 -5 -0,180 1 1 0,0625 0,2431 2,2649 0,5605 10,819

1200 11,7 -5 -0,180 1,9 1,7 0,1062 0,2868 2,6724 0,6614 12,002

16 1300 11,4 -5 -0,180 1,5 2,1 0,1312 0,3118 2,9053 0,23077 0,7190 12,362

1400 11 -5 -0,180 2,5 2,5 0,1562 0,3368 3,1382 0,7767 12,850

1500 10,2 -5 -0,180 3 2,9 0,1812 0,3618 3,3711 0,8343 13,888

21 | P a g e
3.3 Grafik Hubungan Parameter

3.3.1 Percobaan 1
Hubungan antara Perubahan Laju Alir terhadap Torsi Pompa
14

12

10
Torsi Pompa

RPM = 1100
8
RPM = 1200
6
RPM = 1300

4 rpm = 1400
RPM = 1500
2

0
0 5 10 15 20
Laju Alir

Hubungan antara Peningkatan RPM terhadap Rata-rata BHP


0.25

0.2
BHP Rata-rata

0.15 y = -0.0002x + 0.4387


R² = 0.8825 BHP Terhadap RPM
0.1
Linear (BHP Terhadap
RPM)
0.05

0
0 500 1000 1500 2000
RPM

22 | P a g e
Hubungan antara peningkatan Laju Alir terhadap Efisiensi Pompa

2.5

2
RPM = 1100
Efisiensi

1.5 RPM = 1200


RPM = 1300
1
RPM = 1400

0.5 RPM = 1500

0
0 5 10 15 20
Q (gpm)

3.3.2 Percobaan 2
 Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap RPM
0.4

0.35

0.3

0.25
ΔP

0.2 Q=4

0.15 Q = 10
Q = 16
0.1

0.05

0
0 500 1000 1500 2000
RPM

23 | P a g e
 Hubungan antara Penurunan Tekanan terhadap BHP
0.4

0.35

0.3

0.25
ΔP

0.2 Q = 4 gpm

0.15 Q = 10 gpm
Q = 16 gpm
0.1

0.05

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
RPM

 Hubungan antara Efisiensi terhadap BHP


16

14

12

10
Efisiensi

8 Q = 4 gpm

6 Q = 10 gpm
Q = 16 gpm
4

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
BHP

24 | P a g e
BAB IV
ANALISIS

4.1 Analisis Peralatan dan Bahan


Terdapat beberapa alat yang digunakan dalam percobaan ini, antara lain pompa sentrifugal,
motor penggerak, torque meter, dan stroboscope. Pompa sentrifugal adalah alat yang diukur
parameternya dan dicari hubungan antar parameter-parameter tersebut. Torque meter berfungsi
untuk mengukur torsi. Prinsip kerjanya adalah stroboscope akan menembakkan lampu yang
berkedip dengan frekuensi kedipan yang sama dengan frekuensi dari kecepatan putar sehingga
seolah-olah mesin yang berputar terlihat diam. Pada mesin yang terlihat diam ini, akan ada skala
torsi yang dapat dibaca dalam satuan lbf-inch. Motor penggerak adalah sumber daya untuk
menggerakan impeller pompa. Stroboscope digunakan untuk memudahkan praktikan membaca
torque meter dengan memperlambat kecepatannya. Adapun fluida yang digunakan dalam
praktikum ini adalah air, karena memiliki tingkat pengotor yang rendah.

4.2 Analisis Prosedur


Pada percobaan Pompa Sentrifugal dilakukan variasi Q (flowrate) sebanyak tiga variasi
dna variasi RPM sebanyak lima variasi. Dari dua percobaan yang telah dilakukan, didapat data P1
dan P2 yang digunakan untuk menghitung ΔP. Dari percobaan tersebut didapat hubungan antara
flowrate (Q) dan perbedaan tekanan untuk tiap nilai RPM berbeda. Selain itu, didapat juga
hubungan RPM dan tekanan untuk nilai flowrate yang berbeda. Pada kedua percobaan, nilai torsi
(τ) juga diukur untuk tiap variasi flowrate (Q) dan rpm. Dari percobaan ini, dapat diketahui
hubungan antara torsi (τ) dan perbedaan tekanan (ΔP) untuk tiap nilai flowrate dan rpm yang
berbeda. Dalam percobaan ini, flowrate dan RPM diatur agar BHP tetap. Untuk mendapatkan nilai
BHP yang tetap, nilai RPM yang naik harus diikuti dengan nilai torsi yang turun. Namun, agar
BHP tetap, nilai RPM dengan torsi tertentu sulit didapat.
Pada percobaan, pompa harus dihidupkan setelah tangki terisi air yang cukup agar tidak
tejadi kavitasi pada pompa. Laju alir (Q) dikendalikan dengan needle valve dengan satuan gallon
per minute (gpm). Kecepatan putaran (rpm) dikendalikan dengan motor penggerak dan diukur
menggunakan tachometer. Perbedaan tekanan yang terjadi akan terbaca pada pressure gauge. Dari
data yang didapat, yaitu RPM, laju alir, torsi, dan perubahan tekanan, praktikan dapat menghitung
nilai parameter-parameter dan hubungan parameter tersebut dengan kinerja pompa. Parameter
yang dimaksud meliputi BHP, FHP, dan efesiensi pompa.

4.3 Analisis Data dan Grafik


Pada kedua percobaan didapatkan nilai P2 lebih besar dibandingkan P1. Hal ini disebabkan
oleh fluida yang mendapat tambahan energy dari pompa, sehingga kecepatan dan tekanan fluida
tersebut naik. Semakin tinggi laju alir, maka pressure drop yang didapat akan semakin kecil. hal
ini disebabkan karena tekanan fluida pada discharge (P2) menjadi lebih kecil saat Q besar. Tekanan
discharge yang kecil saat Q besar, disebabkan oleh energi dari impeller (tekanan) per waktu yang
didapat fluida saat Q besar lebih kecil jika dibanding saat Q kecil. Selain itu, makin besar nilai
RPM (semakin cepat putaran), pressure drop juga akan semakin meningkat. Hal tersebut
dikarenakan semakin besar RPM, semakin banyak energi yang diberikan pompa kepada fluida,
sehinga semakin besar tambahan tekanan yang didapat fluida, maka pressure drop juga akan
meningkat.
Pada data yang didapat, dapat juga terlihat bahwa semakin tinggi laju alir, efisiensi pompa
akan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan efisiensi berbanding lurus dengan FHP dan
FHP juga berbanding lurus terhadap laju alir. Dari data yang didapat dari percobaan pula, dapat
terlihat bahwa semakin tinggi laju alir, maka semakin besar pula torsi yang bekerja pada pompa.
Adapun torsi ialah perkalian antara beban dan panjang lengan beban, Sehingga semakin tinggi alju
alir, semakin besar pula beban yang harus diputar oleh impeller pompa. Oleh karena itu, pada laju
alir dan BHP yang sama, RPM yang paling kecil akan memiliki nilai torsi terbesar.
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat bahwa pada percobaan 2, semakin besar
nilai RPM, akan menghasilkan nilai BHP dan FHP yang besar pula. Sedangkan pada percobaan 1,
nilai BHP hanya mengalami peningkatan seiring meningkatnya laju alir dan tidak mengalami
peningkatan jika RPM ditingkatkan. Adapun BHP adalah energi per satuan waktu atau daya yang
diberikan impeller pompa ke fluida, dan FHP adalah energi per satuan waktu atau daya yang
diterima fluida dari pompa.
Dari grafik Efisiensi vs BHP yang didapatkan, terlihat bahwa pada percobaan 2 efisiensi
paling tinggi diperlihatkan oleh pompa ketika RPM bernilai 1100 dan BHP bernilai 0,25, serta
pada laju alir yang tinggi. Hal ini disebabkan laju alir berbanding lurus dengan FHP dan FHP

26 | P a g e
berbanding lurus dengan efisiensi. Maka, jika FHP meningkat dibandingkan BHP, efisiensi akan
maksimal.
Dari grafik Efisiensi vs BHP, terlihat bahwa efisiensi tertinggi didapat saat operasi
dilakukan dengan laju alir yang rendah (8 gpm). Hal ini disebabkan, pada laju alir rendah, beban
kerja pompa pun rendah sehingga efisiensi pompa dapat lebih baik (lebih banyak energi yang dapat
diberikan pompa ke fluida per satuan waktu). Efisiensi maksimal didapat saat BHP minimal dan
FHP maksimal. Pada grafik ΔP vs BHP pula, terlihat bahwa ΔP terbesar didapat ketika operasi
dilakukan dengan laju alir yang tinggi (16 gpm). Energi dari impeller per waktu yang di dapat
fluida saat Q rendah akan lebih kecil dibandingkan jika Q bernilai besar. Oleh karena itu, pada Q
besar, tekanan fluida di discharge pompa akan menjadi lebih besar, sehingga pressure drop juga
akan meningkat.

4.4 Analisis Kesalahan


Selama percobaan berlangsung, terdapat beberapa hal yang menyebabkan kurang presisi dan
akuratnya data yang dapatakan oleh praktikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai efektivitias
pompa yang sangat kecil. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain, (1) Saat
pembacaan torsi, praktikan kesulitan dalam melihat dan menentukan mana torsi yang sudah sesuai,
(2) Kesalahan dalam pembacaan nilai tekanan juga dapat terjadi selama percobaan berlangsung.
Selain itu, terdapat kesalahan-kesalahan lain yang terjadi akibat kurang telitinya praktikan dalam
mengolah data sehingga data yang didapatkan dari perhitungan tidak sesuai dengan teori yang ada.

27 | P a g e
KESIMPULAN

Dari kedua percobaan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Terdapat beberapa parameter yang sangat berpengaruh terhadap kerja pompa sentrifugal,
antara lain energy popma (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, dan head.

2. Pada saat N tetap :


 Semakin banyak putaran pada impeller dengan Q yang tetap, maka torsi yang
dihasilkan besar sehingga energi pompa (BHP) yang dibutuhkan juga besar.
 Meningkatnya laju alir akan menaikan efisiensi sampai titik maksimum lalu efisiensi
akan cenderung turun, namun hasil yang praktikan dapatkan efisiensi terus naik hal ini
dikarenakan kesalahan yang sudah dijelaskan pada analisis kesalahan.

3. Pada saat Q tetap :


 Jika energi kinetik fluida yang dihasilkan besar, maka hasil tekanan akibat konversi
energi kinetik juga akan besar.
 Semakin besar BHP maka ΔP yang dihasilkan juga akan besar, hal ini dikarenakan saat
putaran impeller cepat energi kinetik yang terkonversi menjadi energi tekanan besar.

4. Karena adanya gesekan antara impeller dengan fluida ada sebagian energi yang terbuang.
Namun, energi lain yang diterima fluida digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi
tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui.

28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Operasi Teknik Kimia 1

Binder R.C : Advanced Fluid Dinamics and Fluid Mchinery, Practice Hall, Englewood Cliffs, New
York, 1951

Church, Austin. Pompa dan blower sentrifugal. Jakarta : Erlangga,1990.

De Nevers, Noel. 1991. Fluid Mechanics for Chemical Engineers, 2nd Edition. Singapore:
McGraw-Hill Book Co.

McCabe, Warraen L : Unit Operation of Chemical Engineering, McGraw Hill, NewYork, 1985
ASME Power Test Code, New York.

Spanhake : Centrifugal Pumps, Turbin and Propellers, Technology Press, Cambridge, MA, 1934

29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai