Dalam jumlah yang benar untuk menjamin bahwa aliran panas yang memadai tersedia untuk
perpindahan panas
Pada suhu dan tekanan yang benar, atau akan mempengaruhi kinerja
Bebas dari udara dan gas yang dapat mengembun yang dapat menghambat perpindahan panas
Bersih, karena kerak (misal karat atau endapan karbonat) atau kotoran dapat meningkatkan laju
erosi pada lengkungan pipa dan orifice kecil dari steam traps dan katup
Kering, dengan adanya tetesan air dalam steam akan menurunkan entalpi penguapan aktual, dan
juga akan mengakibatkan pembentukan kerak pada dinding pipa dan permukaan perpindahan
panas.
Sebagai alat bantu untuk mengetahui tingkat keadaan pada suatu siklus dapat digunakan diagram
fasa dan tabel uap, baik yang berbentuk manual maupun dalam bentuk piranti lunak.
Dalam membaca diagram fasa ada beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu:
Cairan subdingin (subcooled liquid), yaitu kondisi cairan pada temperatur di bawah titik didihnya
(T<Tsat) pada tekanan tertentu.
Cairan jenuh (saturated liquid), yaitu kondisi cairan tepat di temperatur didihnya pada tekanan
tertentu.
Campuran jenuh (saturated mixture), yaitu kondisi campuran cairan jenuh dan uap jenuh dalam
kondisi kesetimbangan pada temperatur di temperatur didihnya pada tekanan tertentu. Tekanan
pada saat ini disebut tekanan penguapan (vapor pressure).
Uap jenuh (saturated vapor), yaitu kondisi uap tepat di temperatur didihnya pada tekanan tertentu,
dimana uap itu akan mulai terkondensasi.
Uap superpanas (superheated vapor), yaitu kondisi uap pada temperatur di atas titik didihnya
(T<Tsat) pada tekanan tertentu.
Kurva cairan jenuh, yaitu kurva dimana hanya terdapat cairan jenuh saja
Kurva uap jenuh, yaitu kurva dimana hanya terdapat uap jenuh saja
Titik kritis, yaitu titik pertemuan antara kurva cairan jenuh dan uap jenuh
Kualitas x, dalam suatu campuran uap jenuh dan cairan jenuh, kualitas yang dimasud disini adalah
fraksi massa fasa uapnya. Besaran ini sangat penting untuk diketahui karena perbedaan yang
sangat besar antara sifat termodinamika cairan dan uap.
x = muap/mtotal , dimana mtotal = mcairan + muap
Ketika air dipanaskan dari 0C sampai suhu jenuhnya, kondisinya mengikuti garis cair jenuh sampai
menerima seluruh entalpi cairannya, hf, (A - B). Jika panas ditambahkan lebih lanjut, maka akan
merubah fase ke steam jenuh dan berlanjut meningkakan entalpi sambil tetap pada suhu jenuhnya,
hfg, (B - C). Jika campuran steam/air meningkat kekeringannya, kondisinya bergerak dari garis cair
jenuh ke garis uap jenuh. Oleh karena itu pada titik tepat setengah diantara kedua keadaan
tersebut, fraksi kekeringan (x) nya sebesar 0,5. Hal yang sama, pada garis uap jenuh steamnya 100
persen kering. Begitu menerima seluruh entalpi penguapannya maka akan mencapai garis uap
jenuh. Jika pemanas dilanjutkan setelah titik ini, suhu steam akan mulai naik mencapai le wat jenuh
(C - D).
Garis-garis cairan jenuh dan uap jenuh menutup wilayah dimana terdapat campuran uap/air uap
basah. Dalam daerah sebelah kiri garis cair jenuh, hanya terdapat air, dan pada daerah sebelah
kanan garis uap jenuh hanya terdapat uap lewat jenuh. Titik dimana garis cairan jenuh dan uap
jenuh bertemu dikenal dengan titik kritis. Jika tekanan naik menuju titik kritis maka entalpi
penguapannya berkurang, sampai menjadi nol pada titik kritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa air
berubah langsung menjadi uap jenuh pada titik kritisnya.
Di atas titik kritis hanya gas yang mungkin ada. Keadaan gas merupakan keadaan yang paling
terdifusi dimana molekulnya hampir memiliki gerakan yang tidak dibatasi, dan volumnya meningkat
tanpa batas ketika tekanannya berkurang. Titik kritis merupakan suhu tertinggi dimana bahan
berada dalam bentuk cairan. Pemberian tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis tidak akan
mngakibatkan perubahan fase. Walau begitu, pemberian tekanan pada suhu konstan dibawah titik
kritis, akan mengakibatkan pencairan uap begitu melintas dari daerah lewat jenuh/ superheated ke
daerah steam basah. Titik kritis terjadi pada suhu 374,15oC dan tekanan steam 221,2 bars. Diatas
tekanan ini steam disebut superkritis dan tidak ada titik didih yang dapat diterapkan.
Karena volume spesifik air beberapa tingkat lebih rendah daripada steam, tetesan air dalam steam
basah akan menempati ruang yang dapat diabaikan. Oleh karena itu volum spesifik steam basah
akan lebih kecil dari steam kering.
Simbol-simbol yang digunakan dalam tabel yang memperlihatkan bermacam-macam sifat air dan
uap dan keterangan-keterangan yang berhubungan dengannya. Arti dari simbol-simbol tersebut
adalah sebagai berikut :
P : tekanan absolut (bar)
t : temperatur ( C)
f : sifat jenuh air (hf adalah entalpi air jenuhm ketika air pada kondisi
temperatur jenuh).
g : sifat gas/uap jenuh (hg adalah entalpi uap pada kondisi jenuh).
fg : tingkat campuran, perubahan air menjadi uap atau menyatakan panas laten (hfg adalah entalpi
yang dibutuhkan untuk merubah air menjadi kondisi uap jenuh).
Cara penggunaan :
1. Data primer yang diketahui adalah temperatur, maka gunakan Tabel Temperatur. Demikian juga jika
data primer yang diketahui adalah tekanan, maka gunakan Tabel Tekanan.
2. Dari data primer lihat nilainya pada kolom pertama (paling kiri) kemudian tarik ke kanan untuk
melihat data yang dicari. Data yang diperoleh yaitu :
Carilah :
a. Titik didih
b. Entalpi spesifik
c. Volume uap spesifik
Jawab :
harga-harga tersebut dapat dicari secara langsung dan tabel uap, yaitu pada tekanan 30 bar. (tabel
3)
Carilah :
a. Tekanan pendidih
b. Entalpi penguapan, serta
c. Volume uap jenuh
Jika kondisi dari uap tersebut berada pada temperatur 80 C. (tabel 2)
Jawab :
Jawab :
a. Temperatur penguapan
b. Panas penguapan
c. Volume
Jawab :
= 1570 kj/kg x 3 kg
= 4710 kj
c. V = Vs x 3
= 0,03244 m3/kg x 3 kg
= 0,09732 m3
Cara penggunaan :
1. Untuk mengetahui sifat uap panas lanjut diperlukan dua data primer yaitu tekanan dan temperatur.
Langkah pertama tentukan basis tekanan kerja, selanjutnya tentukan temperatur kerjanya.
2. Dari data primer lihat nilainya pada kolom pertama (paling kiri) kemudian tarik ke kanan untuk
melihat data yang dicari. Data yang diperoleh yaitu :
a. Volume spesifik (cairan/uap)
b. Energi dalam (cairan/uap)
c. Enthalpy (cairan/uap)
d. Entropy (cairan/uap)
Contoh 1 :
Carilah entalpi spesifik uap pada tekanan 50 bar pada temperatur 450 C.
Jawab :
Pada tekanan 50 bar (lihat tabel uap halaman 7) dan temperatur 450 C.
Entalpi spesifik (h) = 3316 kj/kg.
Contoh 2 :
Uap jenuh pada tekanan 100 bar (abs) temperaturnya dinaikan hingga mencapai 500 C = 3373
kj/kg, sedangkan temperatur uap jenuh pada tekanan 100 bar (lihat tabel uap hal 5) = 2725 kj/kg dan
temperaturnya : 311 C, jadi :
= x 100 % = 23,3 %
c. Temperatur turun dari 450 C - 29 C = 421 C
Data Data
Primer Dicari
A X
B Y
C Z
Bila data yang tersedia dalam tabel adalah pada baris A dan C, sedangkan data yang dicari ada
pada baris B besarnya ada diantara A dan C namun tidak tersaji dalam tabel,maka nilai Y ditentukan
dengan interpolasi sebagai berikut :
Hitunglah panas yang dikandung 1 kg uap pada tekanan 6,6 bar (6,6 Mpa) dan temperaturnya
400 C.
Jawab :
dari tabel uap panas lanjut :
uap pada tekanan 60 bar T 400 C = 3177 kj/kg
uap pada tekanan 70 bar T 400 C = 3158 kj/kg
pada perbedaan tekanan 10 bar perbedaan panas yang dikandung sebesar
= 3177 kj/kg - 3158 kj/kg
= 19 kj/kg.
untuk selisih 13 C =
= 36.4 kj/kg
Jadi pada 70 bar dan 360 C entalpinya sebesar :
= 3018 kj/kg + 36.4 kj/kg
= 3054.4 kj/kg