Dimana:
Re–bilangan renolds
U – kecepatan fluida,
d – diameter pipa,
μ – viskositas absolut fluida dinamis,
ν – viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ – kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang
pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.
Dilihat dari kecepatan aliran, dapat diasumsikan/dikategorikan sbb:
o Aliran laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2000,
o Aliran transisi berada pada pada bilangan Re (2000 - 4000 )biasa juga disebut sebagai bilangan
Reynolds kritis, sedangkan
o Aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Misalnya
Diketahui diameter pipanya adalah 40 cm,dan alirannya turbulen, maka kecepatan nya adalah:
Kesimpulannya adalah bahwa hanya dengan diameter pipa sebesar 40 cm dengan kecepatan
alirannya sebesar 8,7 mm /s ,maka alirannya sudah turbulen. Maka kita akan sering menjumpai
aliaran turbulen.
Misalkan fluida datang dari sebelah kiri dengan kecepatan tak hingga, kurang lebih profil
kecepatan alirannya seperti ditunjukkan gambar diatas. Cara membacanya adalah, garis profile
tersebut merupakan gabungan dari beberapa titik sehingga membentuk garis profile. Pada titik
paling atas, nilai kecepatan aliran fluida (u) nya adalah sebesar 0.99 kali nya kecepatan fluida tak
hingga yang masuk dari sebelah kiri. Kecepatan pada titik atas lebih besar dari titik bawah,
disebabkan aliran fluida pada titik bawah mengalami loses akibat gesekan dengan dinding.
Diatas titik tersebut,nilai kecepatan nya adalah tak hingga. Dengan definisi tersebut, kita akan
kesulitan menganalisa nya jika nilai kecepatan aliran yang masuk
juga tak hingga, maka boundary layer tersebut dibatasi menjadi 0.99 kali.
Adapun tinjauan umum dari aliran dan turbulen dari Osborne Reynolds (1842-1912), ilmuwan
dan ahli matematika Inggris, adalah orang yang pertama kali membedakan dan
mengklasifikasikan dua aliran ini dengan menggunakan peralatan sederhana seperti yang
ditunjukkan pada Gambar Aliran laminar terjadi pada partikelpartikel (massa molar yang kecil)
fluida bergerak dalam lintasan - lintasan yang sangat tidak teratur, yang mengakibatkan
pertukaran momentum dari satu bagian ke bagian lainnya. Turbulensi membangkitkan tegangan
geser yang lebih besar di seluruh fluida dan mengakibatkan lebih banyak ketakmampubalikan
(irreversibilitas) atau kerugian.
Gambar 4. Perbedaaan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen
(Sumber: rawicaksana, 2012).
Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang disebut dengan bilangan Reynolds (Re).
Re = ρ v Dμ
Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suau aliran dalam pipa dapat menunjukkan apakah profil
aliran tersebut luminer atau turbulen. Biasanya angka Re<2000 merupakan batas aliran laminer dan
angka lebih besar dari Re >4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd diantara keduanya dinyatakan
sebagai aliran transisi. Karakteristik lain yang mempengaruhi pengukuran laju aliran adalah temperatur
dan tekanan fluida tersebut, khususnya bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal ini disebabkan karena
massa jenis (ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang disebutkan diatas. Jenis aliran
fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Kecepatan fluida (v) didefinisikan besarnya kecepatan aliran yang mengalir persatuan luas:
v = QA [m/detik]
b. Kecepatan (Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya volume fluida
dalam pipa:
Q = A x v [m3/detik]