Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SIMULASI PROSES

Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Kelas: 3A-D4 Teknologi Kimia Industri

Kelompok (1):

1. Danang Rizky Mahendra (1741420102)

2. Lutfi Kusuma Wardani (1741420070)

3. Moch. Farhein Ferdinal (1741420008)

4. Rahmadina Shafira (1741420085)

5. Rossy Arifatul Chabibah (1741420048)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)
Rabu, 26 Februari 2020

1. TUJUAN
a. Dapat menentukan konstanta laju reaksi di Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR) pada berbagai suhu.
b. Dapat menentukan energi aktivasi reaksi.

2. DASAR TEORI
Reaktor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau reaksi nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industry. Reaktor CSTR
beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam control temperatur, tetapi waktu
tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari umpan yang masuk atau
keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi reaktan
pervolume reaktor yang tinggi karena dibutuhkan reaktor dengan volume yang sangat
besar (Smith, 1981)
Hatzikioseyian dkk, (2005) menyatakan komposisi campuran yang meninggalkan
CSTR adalah sama dengan yang berada dalam reaktor dan driving force dari reaksi
adalah konsentrasi dari reaktan karena konsentrasi reaktan berubah dengan waktu yaitu
semakin berkurang. Untuk mendapatkan konversi yang diinginkan dibutuhkan CSTR
dengan volume yang besar. Ketika konversi tinggi diperlukan, bebarapa CSTR dapat
dirangkai secara seri.
Komposisi sama di seluruh titik dalam reaktor baik itu di dalam reaktor dan
produk hasil reaksi serta aliran keluaran produk hasil reaksi memiliki komposisi yang
sama dengan komposisi campuran reaksi di dalam reaktor (Levenspiel, 1999).
CSTR beroperasi pada kondisi steady state. Konsentrasi dan suhu pada reaktor ini
seragam di setiap titik. Namun, waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju
alir umpan yang masuk atau keluar. Maka, waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit
mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi karena dibutuhkan reaktor
dengan volume yang sangat besar (Smith, 1981).
CSTR dimonitor oleh probe konduktivitas dari larutan yang berubah dengan
konversi dari reaktan menjadi produk. Reaktor ini digunakan untuk reaksi dase cair dan
biasanya digunakan untuk reaksi kimia organik. Keuntungan dari reaktor ini adalah
menghasilkan kualitas produk yang bagus, sistem kontrol otomatis dan tidak
membutuhkan banyak tenaga operator.
Konstanta laju reaksi (k) merupakan koefisien perbandingan laju reaksi dan hasil kali
konsentrasinya. Orde reaksi merupakan derajat ketergantungan laju reaksi pada
konsentrasi reaktan. Penentuan orde dan konstanta laju reaksi dapat dilakukan dengan
berbagai metode, salah satunya adalah metode integral dimana laju reaksi dapat

dCa dCa
dituliskan sebagai : −rA= =k . Ca2…(1) atau −rA= =k . Cao2(1-XA)2 …(2).
dt dt
CA merupakan konsentrasi awal pada waktu t, dan XA adalah konversi larutan pada
waktu t. Jika persamaan 1 dan 2 diintegralkan, maka akan diperoleh persamaan sebagai

1 1 1 Xa
berikut : −rA= − = k .t … (3).
Ca Cao Cao (1− Xa)
1
Interpretasi persamaan dapat dilakukan dengan melakukan plot antara vs t atau
Ca

Xa 1
vs t seperti pada Gambar 2.1. Apabila menggunakan plot vs t , maka nilai
(1− Xa) Ca
konstanta laju reaksi (k) sama dengan nilai slope dari grafik. Sedangkan untuk plot

Xa
vs t maka nilai konstanta laju reaksi (k) dapat diperoleh dari perhitungan k =
(1− Xa)

slope
Cao

Gambar 2.1 Integral tes untuk mekanisme reaksi bimolekuler dengan nilai Cao = CBo
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh reaktan untuk
menghasilkan produk reaksi. Jika terdapat 2 data, maka nilai E dapat dicari melalui

k2 E 1 1
persamaan : ln = ( − ). Namun, untuk mendapatkan nilai E yang lebih akurat,
k1 R T1 T2
biasanya dilakukan percobaan dengan lebih dari 2 suhu yang berbeda. Sehingga, nilai E
dapat dicari dengan metode plot grafik ln k vs 1/T seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2.

−E
Lalu, nilai E dapat dihitung melalui rumus: slope = .
RT

Gambar 2.2 Ilustrasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, yaitu :


1.  Konsentrasi
Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi yang bereaksi lebih
besar. Makin konsentrasi, makin banyak partikel zat sehingga makin banyak
terjadi tumbukan.
2.  Luas Permukaan
Makin luas permukaan sentuhan zat bereaksi, makin besar frekuensi tumbukan
yang terjadi sehingga reaksi makin cepat.
3.  Suhu
Dengan kenaikan suhu, energi kinetik molekul zat yang bereaksi bertambah
sehingga reaksi akan semakin cepat.
4.  Katalis
Katalis memungkinkan terjadinya penurunan energi aktivasi dan memperbanyak
tahap reaksi (Anonim, 2009)

3. VARIABEL
Suhu reaksi pada 25°C, 35°C, dan 45°C

4. PROSEDUR KERJA
a. Daftar Alat
1. Alat CSTR CEM-304 Stirred Tank Reactor Armfield
2. Pipet Volume
3. Gelas Takar 2 Liter
4. Bak 5 Liter
5. Botol Semprot
6. Beaker Glass
7. Batang Pengaduk
8. Ball pipet
9. Corong
10. Komputer/PC

b. Daftar Bahan
1. Air Demineralisasi
2. Etil Asetat 0,05 M sebanyak 5 Liter
3. NaOH 0,05 M sebanyak 5 Liter

c. Skema Kerja
Mengeluarkan larutan yang masih ada di dalam reactor

Membilas bagian dalam reactor dengan cara mengisinya dengan air demineralisasi
lalu keluarkan melalui drain valve

Mengeluarkan probe konduktivitas dan membilasnya dengan air demineralisasi lalu
pasangkan kembali kedalam reactor.

Memasukkan larutan NaOH 0,05 M ke dalam tangki Feed 1

Memasukkan larutan Etil Asetat 0,05 M ke dalam tangki Feed 2

Menyalakan Pc dan buka software CEM-304 Stirred Tank Reactor

Mengatur waktu sampling setiap 30 detik selama 45 menit

Aktifkan jendela mimic diagram

Memasukkan volume reactor pada “Volume”, suhu reaksi pada “Temperature” serta
konsentrasi umpan NaOH dan Etil Asetat pada “NaOH Conc” dan “EtAC Conc”

Menyalakan kedua pompa umpan dan motor pengaduk

Memposisikan switch pompa pada “manual” dan diatur hingga memberikan laju alir
30 ml/ min flowrate

Memposisikan switch pengaduk pada “manual” dan agitator speed controller diatur
pada 7.00

Mengisi reaktor dengan larutan dan mengukur temperature dalam reaktor

Apabila suhu sudah mencapai set point yang diinginkan, klik “Go” dan pindah ke
jendela table pengamatan

Mengamati hingga proses mencapai kondisi steady state (konduktivitas konstan) atau
paling lama 45 menit.

Klik “Stop” apabila telah selesai mengambil data

Mematikan kedua pompa dan motor pengaduk

Mengeluarkan semua isi reactor dengan membuka “drain valve” dibagian bawah
reaktor

Melepas probe konduktivitas dan bilas dengan air demineralisasi lalu pasangkan
kembali

Mengklik “Begin New Result” untuk memulai pengambilan data variable baru

Mengulangi praktikum dengan menggunakan suhu reaksi yang berbeda
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Data Pengamatan
Tabel 5.1 Data Pengamatan pada suhu 25oC

Current NaOH Stirrer Reactor


Flowrate of Reacto
Flowrate of
Sodium Hydroxide r
t [s] Concentration Ethyl Acetate Speed Volume
Temp.
[cm³/min]
[cm³/min] [°C]
[mol/dm³] [rpm] [dm³]
1 0,02 30,3 30,2 167 25,0 1,12
31 0,02 29,7 29,6 166 25,0 1,12
61 0,02 30,3 30,2 167 25,0 1,12
91 0,02 29,7 29,7 166 25,0 1,12
121 0,02 33,2 33,4 176 25,0 1,12
151 0,02 29,2 29,1 165 25,0 1,12
181 0,02 28,8 28,7 163 25,0 1,12
211 0,02 29,5 29,3 165 25,0 1,12
241 0,02 30,2 30,2 167 25,0 1,12
271 0,02 29,6 29,5 165 25,0 1,12
301 0,02 30,0 29,9 167 25,0 1,12
331 0,02 30,1 30,0 167 25,0 1,12
361 0,02 29,9 29,8 166 25,0 1,12
391 0,02 29,7 29,7 166 25,0 1,12
421 0,02 29,8 29,7 166 25,0 1,12
451 0,02 29,8 29,7 166 25,0 1,12
481 0,02 30,0 29,9 167 25,0 1,12
511 0,02 29,9 29,9 166 25,0 1,12
541 0,02 29,9 29,8 166 25,0 1,12
571 0,02 30,0 29,9 166 25,0 1,12
601 0,02 29,8 29,7 166 25,0 1,12
631 0,02 29,8 29,7 166 25,0 1,12
661 0,02 29,8 29,8 166 25,0 1,12
691 0,02 29,9 29,9 166 25,0 1,12
721 0,02 30,1 30,0 167 25,0 1,12
751 0,02 29,9 29,8 166 25,0 1,12
781 0,02 29,9 29,8 166 25,0 1,12
811 0,02 30,0 30,0 167 25,0 1,12
841 0,02 29,9 29,7 166 25,0 1,12
871 0,02 29,8 29,8 166 25,0 1,12
901 0,02 30,3 30,3 167 25,0 1,12
931 0,02 29,9 29,9 166 25,0 1,12
961 0,01 29,9 29,7 166 25,0 1,12
991 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
102
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
105
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
108
1 0,01 29,5 29,4 165 25,0 1,12
111
1 0,01 29,7 29,5 165 25,0 1,12
114
1 0,01 29,9 29,8 166 25,0 1,12
117
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
120
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
123
1 0,01 30,2 30,1 167 25,0 1,12
126
1 0,02 30,5 30,4 168 25,0 1,12
129
1 0,02 30,3 30,3 167 25,0 1,12
132
1 0,01 29,9 29,8 166 25,0 1,12
135
1 0,01 29,7 29,6 166 25,0 1,12
138
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
141
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
144
1 0,01 30,1 30,1 167 25,0 1,12
147
1 0,01 29,7 29,6 166 25,0 1,12
150
1 0,01 30,3 30,2 167 25,0 1,12
153
1 0,01 29,5 29,3 165 25,0 1,12
156
1 0,01 30,2 30,1 167 25,0 1,12
159
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
162
1 0,01 29,9 29,8 166 25,0 1,12
165
1 0,01 30,0 29,9 166 25,0 1,12
168
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
171
1 0,01 30,0 30,0 167 25,0 1,12
174
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
177
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
180
1 0,01 30,1 30,1 167 25,0 1,12
183
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
186
1 0,01 29,7 29,8 166 25,0 1,12
189
1 0,01 30,0 29,9 167 25,0 1,12
192
1 0,01 29,9 29,8 166 25,0 1,12
195
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
198
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
201
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
204 0,01 29,8 29,8 166 25,0 1,12
1
207
1 0,01 30,4 30,4 168 25,0 1,12
210
1 0,01 29,7 29,6 166 25,0 1,12
213
1 0,01 29,4 29,3 165 25,0 1,12
216
1 0,01 30,2 30,1 167 25,0 1,12
219
1 0,01 30,1 30,1 167 25,0 1,12
222
1 0,01 30,2 30,2 167 25,0 1,12
225
1 0,01 29,9 29,8 166 25,0 1,12
228
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
231
1 0,01 29,9 29,9 166 25,0 1,12
234
1 0,01 29,7 29,7 166 25,0 1,12
237
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
240
1 0,01 29,5 29,4 165 25,0 1,12
243
1 0,01 29,2 29,1 164 25,0 1,12
246
1 0,01 29,5 29,4 165 25,0 1,12
249
1 0,01 29,6 29,5 165 25,0 1,12
252
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
255
1 0,01 29,6 29,5 165 25,0 1,12
258
1 0,01 30,7 30,7 168 25,0 1,12
261
1 0,01 29,8 29,7 166 25,0 1,12
264
1 0,01 31,8 31,7 171 25,0 1,12
Tabel 5.2 Data Pengamatan pada suhu 35oC

Current NaOH Stirrer Reactor


Flowrate of
Flowrate of Reactor
Sodium Hydroxide
t [s] Concentration Ethyl Acetate Speed Temp. Volume
[cm³/min] [°C]
[cm³/min]
[mol/dm³] [rpm] [dm³]
1 0,02 30,5 30,7 168 25,0 1,12
31 0,02 30,0 30,1 167 25,0 1,12
61 0,02 30,3 30,5 168 25,0 1,12
91 0,02 29,4 29,7 165 25,0 1,12
121 0,02 30,5 30,6 168 25,0 1,12
151 0,02 29,5 29,7 165 25,0 1,12
181 0,02 29,7 30,0 166 25,0 1,12
211 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
241 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
271 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
301 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
331 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
361 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
391 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
421 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
451 0,02 29,7 30,0 166 25,0 1,12
481 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
511 0,02 29,8 29,9 166 25,0 1,12
541 0,02 29,7 29,9 166 25,0 1,12
571 0,02 30,1 30,3 167 25,0 1,12
601 0,02 29,5 29,7 165 25,0 1,12
631 0,02 29,3 29,5 165 25,0 1,12
661 0,02 30,1 30,3 167 25,0 1,12
691 0,02 29,3 29,5 165 25,0 1,12
721 0,02 30,1 30,3 167 25,0 1,12
751 0,02 30,0 30,2 167 25,0 1,12
781 0,02 29,5 29,7 165 25,0 1,12
811 0,02 30,7 30,7 168 25,0 1,12
841 0,02 29,9 30,1 167 25,0 1,12
871 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
901 0,02 29,6 29,7 165 25,0 1,12
931 0,02 30,2 30,3 167 25,0 1,12
961 0,02 29,7 29,8 166 25,0 1,12
991 0,02 29,7 30,0 166 25,0 1,12
1021 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
1051 0,02 30,1 30,3 167 25,0 1,12
1081 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
1111 0,02 29,8 30,0 25,0 1,12
1141 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
1171 0,02 29,8 30,1 166 25,0 1,12
1201 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
1231 0,02 29,7 29,9 166 25,0 1,12
1261 0,01 29,0 29,2 164 25,0 1,12
1291 0,01 28,6 28,9 163 25,0 1,12
1321 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
1351 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
1381 0,02 29,6 29,8 165 25,0 1,12
1411 0,01 29,4 29,6 165 25,0 1,12
1441 0,01 28,7 29,0 163 25,0 1,12
1471 0,01 29,3 29,5 165 25,0 1,12
1501 0,02 29,7 29,9 166 25,0 1,12
1531 0,01 28,8 29,1 163 25,0 1,12
1561 0,02 30,3 30,5 168 25,0 1,12
1591 0,01 28,7 29,1 163 25,0 1,12
1621 0,01 29,2 29,5 165 25,0 1,12
1651 0,01 29,3 29,6 165 25,0 1,12
1681 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
1711 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
1741 0,02 30,5 30,6 168 25,0 1,12
1771 0,01 27,7 28,1 160 25,0 1,12
1801 0,02 33,3 33,3 175 25,0 1,12
1831 0,02 33,0 32,9 174 25,0 1,12
1861 0,01 28,8 28,9 163 25,0 1,12
1891 0,01 29,5 29,7 165 25,0 1,12
1921 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
1951 0,02 30,6 30,8 168 25,0 1,12
1981 0,02 29,5 29,8 165 25,0 1,12
2011 0,02 30,3 30,5 168 25,0 1,12
2041 0,01 29,0 29,2 164 25,0 1,12
2071 0,02 33,1 33,1 175 25,0 1,12
2101 0,02 30,3 30,4 168 25,0 1,12
2131 0,02 32,6 32,6 174 25,0 1,12
2161 0,01 27,6 27,9 160 25,0 1,12
2191 0,02 32,3 32,4 173 25,0 1,12
2221 0,01 26,6 27,0 158 25,0 1,12
2251 0,02 31,1 31,1 169 25,0 1,12
2281 0,02 29,9 30,0 167 25,0 1,12
2311 0,02 29,9 30,0 166 25,0 1,12
2341 0,02 30,0 30,2 167 25,0 1,12
2371 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
2401 0,02 29,7 29,9 166 25,0 1,12
2431 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
2461 0,02 30,0 30,1 167 25,0 1,12
2491 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
2521 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
2551 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
2581 0,02 29,7 30,0 166 25,0 1,12
2611 0,02 29,9 30,1 166 25,0 1,12
2641 0,02 29,8 30,0 166 25,0 1,12
Tabel 5.3 Data Pengamatan pada suhu 45oC

Current NaOH Ethyl Acetate Stirre Reactor


Reactor
Flowrate of Sodium r
t [s] Concentration Concentraion Hydroxide Speed Volume
Temp.
[cm³/min]
[°C]
[mol/dm³] [mol/dm³] [rpm] [dm³]
1 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
31 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
61 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
91 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
121 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
151 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
181 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
211 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
241 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
271 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
301 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
331 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
361 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
391 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
421 0,02 0,050 30,0 167 25,0 1,12
451 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
481 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
511 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
541 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
571 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
601 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
631 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
661 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
691 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
721 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
751 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
781 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
811 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
841 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
871 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
901 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
931 0,02 0,050 29,8 166 25,0 1,12
961 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
991 0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
102
0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
1
105
0,02 0,050 29,9 166 25,0 1,12
1
b. Data Perhitungan
Tabel 5.4 Data Perhitungan pada variabel suhu 25oC

Current NaOH Conversion


t [s] Concentration 1/ca of NaOH xa/1-xa
[mol/dm³] [%]
1 0,02 53,77 0,26 0,34
31 0,02 57,59 0,30 0,44
61 0,02 54,36 0,26 0,36
91 0,02 58,91 0,32 0,47
121 0,02 42,43 0,06 0,06
151 0,02 62,07 0,35 0,55
181 0,02 65,45 0,39 0,64
211 0,02 61,51 0,35 0,53
241 0,02 56,25 0,29 0,41
271 0,02 60,22 0,34 0,50
301 0,02 57,59 0,30 0,44
331 0,02 57,66 0,31 0,44
361 0,02 58,88 0,32 0,47
391 0,02 60,18 0,33 0,50
421 0,02 59,88 0,33 0,49
451 0,02 60,42 0,34 0,51
481 0,02 59,69 0,33 0,49
511 0,02 60,49 0,34 0,51
541 0,02 61,55 0,35 0,54
571 0,02 61,51 0,35 0,53
601 0,02 63,27 0,37 0,58
631 0,02 64,17 0,38 0,60
661 0,02 64,25 0,38 0,61
691 0,02 63,35 0,37 0,58
721 0,02 63,57 0,37 0,59
751 0,02 64,44 0,38 0,61
781 0,02 65,41 0,39 0,63
811 0,02 64,21 0,38 0,60
841 0,02 65,96 0,39 0,64
871 0,02 66,41 0,40 0,66
901 0,02 63,06 0,37 0,58
931 0,02 66,41 0,40 0,66
961 0,01 67,31 0,40 0,68
991 0,01 67,74 0,41 0,69
1021 0,01 67,40 0,41 0,68
1051 0,01 67,74 0,41 0,69
1081 0,01 72,39 0,45 0,81
1111 0,01 71,58 0,44 0,79
1141 0,01 69,38 0,42 0,73
1171 0,01 68,73 0,42 0,72
1201 0,01 68,77 0,42 0,72
1231 0,01 67,07 0,40 0,68
1261 0,02 64,83 0,38 0,62
1291 0,02 66,09 0,39 0,65
1321 0,01 70,51 0,43 0,76
1351 0,01 72,73 0,45 0,81
1381 0,01 70,93 0,44 0,77
1411 0,01 70,51 0,43 0,76
1441 0,01 68,77 0,42 0,72
1471 0,01 73,52 0,45 0,83
1501 0,01 68,33 0,41 0,70
1531 0,01 76,42 0,48 0,91
1561 0,01 69,79 0,43 0,74
1591 0,01 73,18 0,45 0,83
1621 0,01 72,45 0,45 0,81
1651 0,01 72,06 0,44 0,80
1681 0,01 73,97 0,46 0,85
1711 0,01 72,06 0,44 0,80
1741 0,01 74,38 0,46 0,86
1771 0,01 73,18 0,45 0,83
1801 0,01 72,06 0,44 0,80
1831 0,01 75,15 0,47 0,87
1861 0,01 75,37 0,47 0,89
1891 0,01 73,57 0,46 0,84
1921 0,01 74,79 0,46 0,87
1951 0,01 75,21 0,47 0,88
1981 0,01 74,85 0,47 0,87
2011 0,01 74,03 0,46 0,85
2041 0,01 76,16 0,47 0,90
2071 0,01 69,52 0,42 0,74
2101 0,01 76,91 0,48 0,92
2131 0,01 81,47 0,51 1,03
2161 0,01 73,18 0,45 0,83
2191 0,01 73,63 0,46 0,84
2221 0,01 72,50 0,45 0,81
2251 0,01 76,11 0,47 0,90
2281 0,01 77,35 0,48 0,93
2311 0,01 76,11 0,47 0,90
2341 0,01 77,85 0,49 0,95
2371 0,01 78,24 0,49 0,95
2401 0,01 82,09 0,51 1,05
2431 0,01 85,12 0,53 1,13
2461 0,01 82,03 0,51 1,05
2491 0,01 80,44 0,50 1,01
2521 0,01 78,24 0,49 0,95
2551 0,01 80,44 0,50 1,01
2581 0,01 69,52 0,42 0,74
2611 0,01 79,62 0,50 0,99
2641 0,02 61,87 0,35 0,55

Tabel 5.5 Data Perhitungan pada variabel suhu 35oC

Current NaOH Conversion


t [s] Concentration 1/ca of NaOH xa/1-xa
[mol/dm³] [%]
1 0,02 44,80 0,10 0,12
31 0,02 47,01 0,15 0,17
61 0,02 46,01 0,13 0,15
91 0,02 50,25 0,20 0,25
121 0,02 46,53 0,14 0,16
151 0,02 51,44 0,22 0,28
181 0,02 50,44 0,20 0,26
211 0,02 50,68 0,21 0,26
241 0,02 51,25 0,22 0,28
271 0,02 52,41 0,23 0,31
301 0,02 52,85 0,24 0,32
331 0,02 53,66 0,25 0,34
361 0,02 53,69 0,25 0,34
391 0,02 54,77 0,27 0,37
421 0,02 54,74 0,27 0,36
451 0,02 55,61 0,28 0,38
481 0,02 55,16 0,27 0,37
511 0,02 56,13 0,29 0,40
541 0,02 56,57 0,29 0,41
571 0,02 54,55 0,26 0,36
601 0,02 58,27 0,31 0,45
631 0,02 60,65 0,34 0,51
661 0,02 55,87 0,28 0,39
691 0,02 60,65 0,34 0,51
721 0,02 56,13 0,29 0,40
751 0,02 57,29 0,30 0,43
781 0,02 60,61 0,34 0,51
811 0,02 54,64 0,27 0,37
841 0,02 59,32 0,32 0,48
871 0,02 59,59 0,33 0,49
901 0,02 61,75 0,35 0,54
931 0,02 58,84 0,32 0,47
961 0,02 61,83 0,35 0,54
991 0,02 61,68 0,35 0,54
1021 0,02 60,62 0,34 0,51
1051 0,02 59,55 0,33 0,48
1081 0,02 61,76 0,35 0,54
1111 0,02 61,96 0,35 0,54
1141 0,02 62,04 0,35 0,55
1171 0,02 62,50 0,36 0,56
1201 0,02 62,11 0,36 0,55
1231 0,02 63,12 0,36 0,57
1261 0,01 68,98 0,42 0,72
1291 0,01 73,75 0,46 0,84
1321 0,02 62,90 0,36 0,57
1351 0,02 62,29 0,36 0,55
1381 0,02 65,28 0,39 0,63
1411 0,01 67,22 0,40 0,67
1441 0,01 72,80 0,45 0,81
1471 0,01 66,89 0,40 0,67
1501 0,02 64,66 0,38 0,61
1531 0,01 72,57 0,45 0,81
1561 0,02 60,58 0,34 0,51
1591 0,01 72,85 0,45 0,81
1621 0,01 68,84 0,42 0,71
1651 0,01 67,85 0,41 0,69
1681 0,02 63,53 0,37 0,59
1711 0,02 64,36 0,38 0,60
1741 0,02 59,92 0,33 0,50
1771 0,01 83,62 0,52 1,08
1801 0,02 45,80 0,13 0,15
1831 0,02 47,26 0,15 0,18
1861 0,01 73,06 0,45 0,82
1891 0,01 66,89 0,40 0,67
1921 0,02 63,49 0,37 0,58
1951 0,02 58,56 0,32 0,46
1981 0,02 66,20 0,39 0,65
2011 0,02 60,08 0,33 0,50
2041 0,01 71,85 0,44 0,79
2071 0,02 46,75 0,14 0,17
2101 0,02 61,24 0,35 0,53
2131 0,02 49,10 0,18 0,23
2161 0,01 86,98 0,54 1,17
2191 0,02 50,35 0,20 0,26
2221 0,01 103,90 0,61 1,58
2251 0,02 57,45 0,30 0,44
2281 0,02 64,09 0,37 0,60
2311 0,02 64,40 0,38 0,61
2341 0,02 63,49 0,37 0,58
2371 0,02 64,40 0,38 0,61
2401 0,02 65,33 0,39 0,63
2431 0,02 63,75 0,37 0,59
2461 0,02 63,20 0,37 0,58
2491 0,02 64,40 0,38 0,61
2521 0,02 63,75 0,37 0,59
2551 0,02 63,79 0,37 0,59
2581 0,02 64,31 0,38 0,60
2611 0,02 63,45 0,37 0,58
2641 0,02 64,66 0,38 0,61

Tabel 5.6 Data Perhitungan pada variabel suhu 45oC

Current NaOH Conversion


t [s] Concentration 1/ca of NaOH xa/1-xa
[mol/dm³] [%]
1 0,02 47,13 0,15 0,17
31 0,02 47,50 0,16 0,19
61 0,02 48,01 0,17 0,20
91 0,02 48,16 0,17 0,20
121 0,02 48,72 0,18 0,22
151 0,02 48,98 0,18 0,22
181 0,02 49,38 0,19 0,23
211 0,02 49,54 0,19 0,23
241 0,02 49,93 0,20 0,24
271 0,02 49,77 0,19 0,24
301 0,02 49,95 0,20 0,25
331 0,02 50,09 0,20 0,25
361 0,02 50,30 0,20 0,25
391 0,02 50,28 0,20 0,25
421 0,02 49,91 0,20 0,24
451 0,02 50,65 0,21 0,26
481 0,02 50,84 0,21 0,27
511 0,02 51,03 0,21 0,27
541 0,02 51,59 0,22 0,28
571 0,02 51,62 0,22 0,29
601 0,02 51,81 0,23 0,29
631 0,02 52,27 0,23 0,30
661 0,02 52,24 0,23 0,30
691 0,02 52,44 0,24 0,31
721 0,02 52,64 0,24 0,31
751 0,02 52,67 0,24 0,31
781 0,02 53,08 0,24 0,32
811 0,02 52,85 0,24 0,32
841 0,02 53,03 0,24 0,32
871 0,02 53,06 0,24 0,32
901 0,02 53,06 0,24 0,32
931 0,02 53,24 0,25 0,33
961 0,02 53,06 0,24 0,32
991 0,02 53,06 0,24 0,32
1021 0,02 53,06 0,24 0,32
1051 0,02 53,08 0,24 0,32

c. Pembahasan
A. Danang Rizky Mahendra (1741420102)

Pada percobaan simulasi proses kali ini menggunakan alat Continuous


Stirred Tank Reactor (CSTR). Disini dilakukan reaksi antara larutan NaOH 0.05
M dengan Ethyl Asetat 0.05 M dengan variabel yang digunakan pada percobaan
ini adalah suhu reaksi sebesar 25oC, 35oC dan 45oC. Untuk pengambilan data
dilakukan setiap 30 detik dengan lama waktu pengambilan sampel selama 45
menit. Pada ketiga suhu variabel diperolah data pengamatan yang kemudian
diolah sehingga dapat diperoleh nilai dari konstanta laju reaksi dan energi
aktivasi dari masing-masing suhu yang merupakan hasil plot data-data ke dalam
bentuk grafik dan dihasilkan dua grafik yang menunjukkan hubungan antara
waktu dengan konsentrasi reaktan dan waktu dengan konversi larutan reaktan.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 25oC

90.00
80.00
f(x) = 0.01 x + 57.35
70.00 R² = 0.77
1 /ca (dm³/m ol) 60.00
50.00
1/ca vs t
40.00
Linear (1/ca vs t)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.1 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 25oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 25oC

1.20

1.00
f(x) = 0 x + 0.43
R² = 0.77
0.80
x a/1 -x a

xa/1-xa vs t
0.60
Linear (xa/1-xa vs t)
0.40

0.20

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)
Ga
mbar 5.2 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 25oC
Berdasarkan grafik pada suhu 25oC, konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin naik. Untuk
konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu, sehingga nilai
xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik mengalami osilasi
yang kemungkinan terjadi karena laju alir yang masuk kadang naik turun. Pada
grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0086
dan nilai R² = 0,7678. Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca
diperoleh nilai slope sebesar 0,0002 dan nilai R² = 0,7699.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 35oC

120.00

100.00

1 /ca (dm³/mol)
80.00 1/ca vs t
Linear (1/ca vs t)
60.00 f(x) = 0 x + 54.02
R² = 0.25
40.00

20.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

t (s)

Gambar 5.3 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 35oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 35oC

1.80
1.60
1.40
1.20
xa/1-xa vs t
xa/1 -xa

1.00
Linear (xa/1-xa vs t)
0.80
0.60 f(x) = 0 x + 0.35
R² = 0.25
0.40
0.20
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.4 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 35oC
Berdasarkan grafik pada suhu 35oC, konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin besar.
Untuk konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu, sehingga
nilai xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik mengalami
osilasi yang kemungkinan terjadi karena laju alir yang masuk kadang naik turun.
Pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar
0,0049 dan nilai R² = 0,2459. Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu
dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0001 dan nilai R² = 0,2493. Kedua
nilai tesebut lebih rendah dari nilai pada suhu reaksi 25 oC.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 45oC

54.00
f(x) = 0.01 x + 48.07
53.00 R² = 0.94
52.00

1/ca (dm ³/m ol)


51.00
1/ca vs t
50.00
Linear (1/ca vs t)
49.00
48.00
47.00
46.00
45.00
44.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.5 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 45oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 45oC

0.35
f(x) = 0 x + 0.2
0.30 R² = 0.94

0.25

0.20
xa/1 -xa

0.15 xa/1-xa vs t

0.10 Linear (xa/1-xa vs t)

0.05

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.6 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 45oC
Berdasarkan grafik pada suhu 45oC, konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin besar.
Untuk konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu, sehingga
nilai xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik mengalami
osilasi tetapi sudah tidak terlalu sering seperti pada percobaan sebelumnya atau
bisa dikatakan hampir mendekati linier. Pada grafik hubungan antara waktu
dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0057 dan nilai R² = 0,9436.
Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope
sebesar 0,0001 dan nilai R² = 0,9439.
Berdasarkan pada grafik literatur pada Gambar 2.1, untuk konsentrasi
reaktan cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Sedangkan,
konversi reaktan terhadap waktu menunjukkan kenaikan nilai karena reaktan
yang bereaksi semakin banyak. Oleh sebab itu, kedua grafik tersebut seharusnya
menghasilkan garis yang cenderung naik dan linier. Hasil percobaan masih bisa
dikatakan sesuai dengan literatur meskipun grafik yang diperoleh tidak linier tapi
masih dalam kategori naik.

B. Lutfi Kusuma Wardani (1741420070)


Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan Continuous Stirred Tank
Reactor atau CSTR. Larutan yang digunakan adalah NaOH 0,05M yang
dimasukkan ke dalam tangki feed 1 dan larutan Etil Asetat 0,05M yang
dimasukkan ke dalam tangki feed 2. Variable percobaan yang digunakan adalah
suhu 25oC, 35oC dan 45oC. Proses dilakukan selama 45 menit dengan
pengambilan sampling setiap 30 detik.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 25oC

90.00
80.00
f(x) = 0.01 x + 57.35
70.00 R² = 0.77
1 /ca (dm³/m ol)

60.00
50.00
1/ca vs t
40.00
Linear (1/ca vs t)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.7 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 25oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 25oC

1.20

1.00
f(x) = 0 x + 0.43
R² = 0.77
0.80
x a/1 -x a

xa/1-xa vs t
0.60
Linear (xa/1-xa vs t)
0.40

0.20

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.8 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 25oC

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan grafik hubungan antara waktu


dengan konsentrasi. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara waktu dengan
konsentrasi yang berlangsung pada suhu 25oC. Berdasarkan literature, didapatkan
bahwa semakin lama waktu proses, maka semakin tinggi nilai konsentrasi dan
grafik yang dihasilkan berupa linear. Pada grafik yang dihasilkan berbentuk linier
sesuai dengan literature dan menunjukkan k sebesar 0,0086. Nilai konstanta laju
reaksi yang dihitung menggunakan konversi memiliki hasil yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai slope yang dihasilkan jika menggunakan konversi lebih kecil daripada
menggunakan konsentrasi.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 35oC

120.00

100.00
1 /ca (dm³/mol)

80.00 1/ca vs t
Linear (1/ca vs t)
60.00 f(x) = 0 x + 54.02
R² = 0.25
40.00

20.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

t (s)

Gambar 5.9 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 35oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 35oC

1.80
1.60
1.40
1.20
xa/1-xa vs t
xa/1 -xa

1.00
Linear (xa/1-xa vs t)
0.80
0.60 f(x) = 0 x + 0.35
R² = 0.25
0.40
0.20
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.10 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 35oC

Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara waktu dengan konsentrasi


yang berlangsung pada suhu 35oC. Berdasarkan literature, didapatkan bahwa
semakin lama waktu proses, maka semakin tinggi nilai konsentrasi dan grafik
yang dihasilkan berupa linear. Pada grafik yang dihasilkan berbentuk linier sesuai
dengan literature dan menunjukkan k sebesar 0,0049. Nilai konstanta laju reaksi
yang dihitung menggunakan konversi memiliki hasil yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai slope yang dihasilkan jika menggunakan konversi lebih kecil daripada
menggunakan konsentrasi.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 45oC

54.00
f(x) = 0.01 x + 48.07
53.00 R² = 0.94
52.00
1/ca (dm ³/m ol)

51.00
1/ca vs t
50.00
Linear (1/ca vs t)
49.00
48.00
47.00
46.00
45.00
44.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.11 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 45oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 45oC

0.35
f(x) = 0 x + 0.2
0.30 R² = 0.94

0.25

0.20
xa/1 -xa

0.15 xa/1-xa vs t

0.10 Linear (xa/1-xa vs t)

0.05

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.12 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 45oC

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan grafik hubungan antara waktu


dengan konsentrasi. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara waktu dengan
konsentrasi yang berlangsung pada suhu 45oC. Berdasarkan literature, didapatkan
bahwa semakin lama waktu proses, maka semakin tinggi nilai konsentrasi dan
grafik yang dihasilkan berupa linear. Pada grafik yang dihasilkan berbentuk linier
sesuai dengan literature dan menunjukkan k sebesar 0,0057. Nilai konstanta laju
reaksi yang dihitung menggunakan konversi memiliki hasil yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan menggunakan konsentrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai slope yang dihasilkan jika menggunakan konversi lebih kecil daripada
menggunakan konsentrasi.
Berdasarkan literature, didapatkan bahwa semakin tinggi suhu, maka nilai
konstanta laju reaksi juga semakin besar. Tetapi pada suhu 25 oC memiliki nilai
konstanta laju reaksi sebesar 0,0086 sedangkan pada suhu 35oC memiliki nilai
konstanta laju reaksi sebesar 0,0049. Sehingga nilai k tidak sesuai dengan
literature. Hal ini disebabkan oleh nilai konduktivitas yang tidak konstan selama
45 menit. Selain itu, dimungkinkan juga mengatur suhu pemanas secara manual
menyebabkan suhu tidak konstan.

Hubungan antara T dengan ln k


0
0 0 0 0 0 0 0
-1

-2

ln k (1/ca) vs 1/T
-3
Linear (ln k (1/ca) vs 1/T)
ln k

ln k (xa/1-xa) vs 1/T
-4 Linear (ln k (xa/1-xa) vs 1/T)

-5
f(x) = 1986.62 x − 11.53
R² = 0.52
-6 f(x) = 3321.87 x − 16.77
R² = 0.77
-7
1/T (K)

Gambar 5.13 Grafik hubungan antara suhu dengan konstanta laju reaksi
Gambar diatas merupakan grafik hubungan antara suhu dengan konstanta
laju reaksi. Grafik tersebut digunakan untuk mencari nilai energi aktivasi.
Berdasarkan literature, semakin tinggi suhu reaksi, maka nilai energi aktivasinya
akan semakin kecil. Pada grafik yang dihasilkan memperoleh nilai slope sebesar
1986,6 sehingga energi aktivasi yang didapat pada suhu 25oC sebesar
-4924422,024, pada suhu 35oC sebesar -5089588 dan pada suhu 45oC sebesar
-5254754. Nilai energi aktivasi yang didapat semakin kecil seiring dengan
bertambahnya suhu sesuai dengan literature.

C. Moch. Farhein Ferdinal (1741420008)


Pada Percobaan ini dilakukan pengamatan pengaruh-pengaruh peristiwa
proses yang terjadi pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk. Dimana reaksi yang
terjadi dalam proses itu adalah reaksi saponifikasi antara NaOH dengan Etil
asetat dengan persamaan reaksi

Dalam percobaan ini juga, Variabel utama yang diamati adalah


Suhu dari tiap reaksi terhadap konduktivitas larutan dimana dari konduktivitas
dan pengamatan lain yang dilakukan, juga didapatkan konversi dari reaksi per
satuan waktu. Sehingga Walaupun dengan kondisi konsentrasi tetap, variabel
suhu terhadap waktu bisa diamati perbedaannya pada reaksi suhu 25, 35, dan 45
derajat celcius. Dari berbagai variabel tersebut dapat dilihat Perbedaan masing-
masing hasilnya sesuai grafik dibawah ini
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 25oC

90.00
80.00
f(x) = 0.01 x + 57.35
70.00 R² = 0.77
1 /ca (dm³/m ol)

60.00
50.00
1/ca vs t
40.00
Linear (1/ca vs t)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.14 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 25oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 25oC

1.20

1.00
f(x) = 0 x + 0.43
R² = 0.77
0.80
x a/1 -x a

xa/1-xa vs t
0.60
Linear (xa/1-xa vs t)
0.40

0.20

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.15 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 25oC

Hubungan Antara Waktu dengan


1/ca pada Suhu 35oC

120.00

100.00
1 /ca (dm³/mol)

80.00 1/ca vs t
Linear (1/ca vs t)
60.00 f(x) = 0 x + 54.02
R² = 0.25
40.00

20.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

t (s)
Gambar 5.16 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 35oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 35oC

1.80
1.60
1.40
1.20
xa/1 -xa xa/1-xa vs t
1.00
Linear (xa/1-xa vs t)
0.80
0.60 f(x) = 0 x + 0.35
R² = 0.25
0.40
0.20
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.17 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu
35oC
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 45oC

54.00
f(x) = 0.01 x + 48.07
53.00 R² = 0.94
52.00
1/ca (dm ³/m ol)

51.00
1/ca vs t
50.00
Linear (1/ca vs t)
49.00
48.00
47.00
46.00
45.00
44.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.18 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 45oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 45oC

0.35
f(x) = 0 x + 0.2
0.30 R² = 0.94

0.25

0.20
xa/1 -xa

0.15 xa/1-xa vs t

0.10 Linear (xa/1-xa vs t)

0.05

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.19 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu
45oC
Bedasarkan Pengamatan data grafik baik pada 1/Ca vs t maupun Xa/1-Xa
vs t. Dapat dilihat bahwa Pada pengamatan diatas Semakin tinggi suhu maka
Proses reaksi terjadi semakin cepat, hal ini ditandai dengan konduktivitas yang
terlihat selama pengamatan, antara suhu 25, 35, dan 45 derajat celcius yang
teramati semakin cepat dan membutuhkan durasi paling sedikit hingga konstan
dimana pada suhu 25oC konduktivitas sangat sulit konstan hingga batas waktu 45
menit, lalu pada suhu 35oC Konduktivitas konstan tepat pada 45 menit, dan pada
45oC konduktivitas sudah berhenti sejak 17 menit reaksi . Apabila konstan, maka
dalam kondisi tersebut, reaksi sudah berlangsung pada titik jenuh atau titik
dimana reaktan tidak bereaksi lagi untuk membentuk produk.
Setelah dibuat Plot grafik antara 1/Ca vs t dan Xa/1-Xa vs t , dapat dilihat
juga pada tiap suhu memiliki nilai yang berbeda-beda juga, dimana 1/Ca dan
Xa/1-Xa apabila dalam suhu rendah memiliki nilai yang lebih tinggi (meskipun
bentuk grafik hampir sama). Hal ini dikarenakan setiap komponen memiliki
Kondisi optimum di suhu yang berbeda-beda sehingga pada reaksi saponifikasi
ini, sudah terlihat bahwa kondisi optimum reaksi berada pada suhu ruangan
(25oC). Namun Apabila dikorelasikan dengan efektifitas waktu, maka Proses
paling efektif berjalan pada suhu 35oC karena Durasi konstan tidak terlalu lama,
dan hasil konversi reaktan menjadi produk tidak terlalu sedikit.

D. Rahmadina Shafira (1741420085)


Pada percobaan kali ini dilakukan reaksi antara larutan NaOH 0,05 M dan
larutan ethyl asetat 0,05 M hingga konduktivitas konstan atau maksimal selama
45 menit dengan interval pengambilan sample setiap 30 detik di dalam reactor
CSTR. Reaksi yang terjadi antara NaOH dengan Ethyl Asetat merupakan reaksi
yang bersifat eksotermik. Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah
suhu yang berbeda-beda yaitu 25oC, 35oC, dan 45oC.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai
konstanta laju reaksi dan energi aktivasi dari setiap variabel suhu yang kemudian
dapat diplotkan ke dalam grafik.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 25oC

90.00
80.00
f(x) = 0.01 x + 57.35
70.00 R² = 0.77
1 /ca (dm³/m ol) 60.00
50.00
1/ca vs t
40.00
Linear (1/ca vs t)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.20 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 25oC
Pada grafik 5.19 dapat dilihat bahwa nilai 1/Ca cenderung mengalami
kenaikan dan hanya terdapat sedikit ketidakstabilan yang ditunjukkan
terbentuknya garis naik turun dibandingkan dengan garis linearnya. Pada literatur
semakin lama waktu proses, konsentrasi reaktan akan semakin berkurang dan
grafik yang diperoleh membentuk garis linear. Terjadinya perbedaan hasil
percobaan dengan literatur dikarenakan dalam waktu maksimal 45 menit (batas
maksimum) selama percobaan tersebut konduktivitas yang dihasilkan belum
mencapai kondisi steady state. Selain itu dapat disebabkan karena adanya larutan
yang tertinggal di dalam reaktor sebelum feed dimasukkan sehingga konsentrasi
awal tidak sesuai dengan feed yang masuk. Pada grafik didapatkan nilai k sebesar
0.0086 dan nilai R2 = 0.7678.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 35oC

120.00

100.00
1 /ca (dm³/mol)

80.00 1/ca vs t
Linear (1/ca vs t)
60.00 f(x) = 0 x + 54.02
R² = 0.25
40.00

20.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

t (s)

Gambar 5.21 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 35oC
Pada grafik 5.21 dapat dilihat bahwa nilai 1/Ca mendekati garis linearnya.
Hal ini dapat dikatakan sudah sesuai dengan literature yang ada meskipun ada
beberapa titik yang naik turun (osilasi) dalam grafik. Hal ini dikarenakan Nilai k
yang dihasilkan pada suhu 35oC yaitu sebesar 0.0049. dan R2 = 0.2459.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 45oC

54.00
f(x) = 0.01 x + 48.07
53.00 R² = 0.94
52.00
1/ca (dm ³/m ol)

51.00
1/ca vs t
50.00
Linear (1/ca vs t)
49.00
48.00
47.00
46.00
45.00
44.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.22 Grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca pada suhu 45oC
Pada grafik 5.22 diatas menunjukkan hubungan waktu dengan konsentrasi
pada suhu 45oC. Nilai konstanta laju reaksi yang dihitung menggunakan konversi
memiliki hasil yang lebih kecil jika dibandingkan dengan menggunakan
konsentrasi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai slope yang dihasilkan jika
menggunakan konversi lebih kecil daripada menggunakan konsentrasi. Nilai k
yang diperoleh adalah 0.0057 dan nilai R2 = 0.9436.
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 25oC

1.20

1.00
f(x) = 0 x + 0.43
R² = 0.77
0.80
x a/1 -x a

xa/1-xa vs t
0.60
Linear (xa/1-xa vs t)
0.40

0.20

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)
Ga
mbar 5.23 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 25oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 35oC

1.80
1.60
1.40
1.20
xa/1-xa vs t
xa/1 -xa
1.00
Linear (xa/1-xa vs t)
0.80
0.60 f(x) = 0 x + 0.35
R² = 0.25
0.40
0.20
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.24 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 35oC
Hubungan Antara Waktu dengan
xa/1-xa pada Suhu 45oC

0.35
f(x) = 0 x + 0.2
0.30 R² = 0.94

0.25

0.20
xa/1 -xa

0.15 xa/1-xa vs t

0.10 Linear (xa/1-xa vs t)

0.05

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.25 Grafik hubungan antara waktu dengan xa/1-xa pada suhu 45oC

Pada grafik 5.23, 5.24, dan 5.25 didapatkan hubungan waktu dengan
konversi pada suhu 25oC, 35oC dan 45oC. Berdasarkan literatur yang diperoleh,
konversi reaktannya akan semakin naik dari waktu ke waktu karena reaktan yang
bereaksi akan semakin banyak dan campuran yang semakin homogen yang
ditunjukkan dengan grafik linear. Nilai konstanta laju reaksi yang dihitung
menggunakan konversi memiliki hasil yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
menggunakan konsentrasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai slope yang dihasilkan.
Jika menggunakan konversi, slope akan lebih kecil daripada menggunakan
konsentrasi. Ketidaksesuaian ini terjadi karena kesalahan dalam membaca suhu
reaksi sehingga reaksi berjalan tidak pada kondisi steady state. Pada grafik 5.22,
didapatkan nilai k sebesar 0.0002 dan nilai R2= 0.7699. Pada suhu 35oC
didapatkan konstanta laju reaksi sebesar 0.0001 dan nilai R 2= 0.2493 yang
ditunjukkan pada grafik 5.24 dan pada suhu 45oC didapatkan konstanta laju reaksi
sebesar 0.0001 dan nilai R2= 0.9493 yang ditunjukkan pada grafik 5.25.
Konsentrasi reaktan seharusnya cenderung mengalami penurunan dari
waktu ke waktu. Sedangkan, konversi reaktan terhadap waktu menunjukkan
kenaikan nilai karena reaktan yang bereaksi semakin banyak. Oleh sebab itu,
pabila dibandingkan dengan hasil literatur pada Gambar 2.1, kedua grafik
tersebut seharusnya menghasilkan garis yang cenderung naik dan linier. Hasil
percobaan dapat dikatakan sesuai dengan literatur meskipun grafik yang
diperoleh tidak linier tapi cenderung naik.

Hubungan antara T dengan ln k


0
0 0 0 0 0 0 0
-1

-2

ln k (1/ca) vs 1/T
-3
Linear (ln k (1/ca) vs 1/T)
ln k

ln k (xa/1-xa) vs 1/T
-4 Linear (ln k (xa/1-xa) vs 1/T)

-5
f(x) = 1986.62 x − 11.53
R² = 0.52
-6 f(x) = 3321.87 x − 16.77
R² = 0.77
-7
1/T (K)

Gambar 5.26 Grafik hubungan antara suhu dengan konstanta laju reaksi
Gambar diatas merupakan grafik hubungan antara suhu dengan konstanta
laju reaksi. Grafik tersebut digunakan untuk mencari nilai energi aktivasi.
Berdasarkan literature, semakin tinggi suhu reaksi, maka nilai energi aktivasinya
akan semakin kecil. Pada grafik yang dihasilkan memperoleh nilai slope sebesar
1986,6 sehingga energi aktivasi yang didapat pada suhu 25oC sebesar
-4924422,024, pada suhu 35oC sebesar -5089588 dan pada suhu 45oC sebesar
-5254754. Nilai energi aktivasi yang didapat semakin kecil seiring dengan
bertambahnya suhu sesuai dengan literature.

E. Rossy Arifatul Chabibah (1741420048)

Pada percobaan kali ini dilakukan reaksi antara larutan NaOH 0.05 M
dengan Ethyl Asetat 0.05 M menggunakan alat Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR). Variabel yang digunakan pada percobaan ini adalah suhu reaksi sebesar
25oC, 35oC dan 45oC. Pengambilan data dilakukan setiap 30 detik dengan lama
waktu pengambilan sampel selama 45 menit. Dari hasil percobaan diperolah data
yang kemudian diolah sehingga dapat diperoleh nilai dari konstanta laju reaksi
dan energi aktivasi dari masing-masing suhu yang merupakan hasil plot data-data
ke dalam bentuk grafik. Pada ketiga suhu variabel dihasilkan dua grafik yang
menunjukkan hubungan antara waktu dengan konsentrasi reaktan dan waktu
dengan konversi larutan reaktan.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 25oC

90.00
80.00
f(x) = 0.01 x + 57.35
70.00 R² = 0.77
1 /ca (dm³/m ol)

60.00
50.00
1/ca vs t
40.00
Linear (1/ca vs t)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Hubungan Antara Waktu dengan


xa/1-xa pada Suhu 25oC

1.20

1.00
f(x) = 0 x + 0.43
R² = 0.77
0.80
x a/1 -x a

xa/1-xa vs t
0.60
Linear (xa/1-xa vs t)
0.40

0.20

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.27 Grafik hubungan antara (a) waktu dengan 1/ca dan (b) waktu
dengan xa/1-xa pada suhu 25oC
Berdasarkan grafik di atas, pada suhu 25oC konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin besar.
Sedangkan konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu,
sehingga nilai xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik
kenaikan yang terjadi tidak konstan dan masih terbentuk osilasi atau penurunan
dan kenaikan garis yang tidak beraturan. Pada grafik hubungan antara waktu
dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0086 dan nilai R² = 0,7678.
Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope
sebesar 0,0002 dan nilai R² = 0,7699.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 35oC

120.00

100.00
1 /ca (dm³/mol)

80.00 1/ca vs t
Linear (1/ca vs t)
60.00 f(x) = 0 x + 54.02
R² = 0.25
40.00

20.00

0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

t (s)

Hubungan Antara Waktu dengan


xa/1-xa pada Suhu 35oC

1.80
1.60
1.40
1.20
xa/1-xa vs t
xa/1 -xa

1.00
Linear (xa/1-xa vs t)
0.80
0.60 f(x) = 0 x + 0.35
R² = 0.25
0.40
0.20
0.00
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
t (s)

Gambar 5.28 Grafik hubungan antara (a) waktu dengan 1/ca dan (b) waktu
dengan xa/1-xa pada suhu 35oC
Berdasarkan grafik di atas, pada suhu 35oC konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin besar.
Sedangkan konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu,
sehingga nilai xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik
kenaikan yang terjadi tidak terlalu besar dan tidak konstan serta masih terbentuk
osilasi atau penurunan dan kenaikan garis yang tidak beraturan. Pada grafik
hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0049 dan nilai
R² = 0,2459. Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca
diperoleh nilai slope sebesar 0,0001 dan nilai R² = 0,2493. Kedua nilai tesebut
lebih rendah dari nilai pada suhu reaksi 25 oC.
Hubungan Antara Waktu dengan
1/ca pada Suhu 45oC

54.00
f(x) = 0.01 x + 48.07
53.00 R² = 0.94
52.00

1/ca (dm ³/m ol)


51.00
1/ca vs t
50.00
Linear (1/ca vs t)
49.00
48.00
47.00
46.00
45.00
44.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Hubungan Antara Waktu dengan


xa/1-xa pada Suhu 45oC

0.35
f(x) = 0 x + 0.2
0.30 R² = 0.94

0.25

0.20
xa/1 -xa

0.15 xa/1-xa vs t

0.10 Linear (xa/1-xa vs t)

0.05

0.00
0 200 400 600 800 1000 1200
t (s)

Gambar 5.29 Grafik hubungan antara (a) waktu dengan 1/ca dan (b) waktu
dengan xa/1-xa pada suhu 45oC
Berdasarkan grafik di atas, pada suhu 45oC konsentrasi larutan mengalami
penurunan dari waktu ke waktu, sehingga nilai 1/ca menjadi semakin besar.
Sedangkan konversi larutan cenderung meningkat seiring berjalannya waktu,
sehingga nilai xa/1-xa mengalami kenaikan, meskipun pada kedua grafik
kenaikan yang terjadi tidak konstan dan masih terbentuk osilasi atau penurunan
dan kenaikan garis yang tidak beraturan. Pada grafik hubungan antara waktu
dengan 1/ca diperoleh nilai slope sebesar 0,0057 dan nilai R² = 0,9436.
Sedangkan pada grafik hubungan antara waktu dengan 1/ca diperoleh nilai slope
sebesar 0,0001 dan nilai R² = 0,9439.
Apabila dibandingkan dengan hasil literatur pada Gambar 2.1, konsentrasi
reaktan seharusnya cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Sedangkan, konversi reaktan terhadap waktu menunjukkan kenaikan nilai karena
reaktan yang bereaksi semakin banyak. Oleh sebab itu, kedua grafik tersebut
seharusnya menghasilkan garis yang cenderung naik dan linier. Hasil percobaan
dapat dikatakan sesuai dengan literatur meskipun grafik yang diperoleh tidak
linier tapi cenderung naik.
6. KESIMPULAN
a. Bahwa pada percobaan ini semakin tinggi suhu pada proses, semakin cepat laju
reaksi yang terjadi (ditandai dengn konduktivitas yang konstan).
b. Pada percobaan ini konversi dan produk yang terbentuk semakin banyak pada reaksi
dengan variable suhu 25oC.
c. Dengan pertimbangan 2 poin diatas, dapat disimpulkan proses terbaik terjadi pada
suhu 35oC dimana konversi dan konsentrasi produk tidak terlalu kecil, namun waktu
reaksi tidak terlalu lama.

7. DAFTAR PUSTAKA
 Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering. John Willey and Sons: New
York
 Modul Ajar Praktikum Simulasi Proses 2018, Politeknik Negeri Malang
 Smith, J, M, 1981. Chemical Engineering Kinetics Mc. Graw-Hill: Tokyo

8. LAMPIRAN
 Pada suhu 25oC
T (K) = 25 + 273,15 = 298,15
k (1/Ca) = 0,0086
k (Xa/1-Xa) = 0,0002/0,05
= 0,004
1/T = 1/298,15
= 0,003354
Ln k (1/Ca) = ln (0,0086)
= -4,756
Ln k (Xa/1-Xa) = ln (0,004)
= -5,521
 Pada suhu 35oC
T (K) = 35 + 273,15 = 308,15
k (1/Ca) = 0,0049
k (Xa/1-Xa) = 0,0001/0,05
= 0,002
1/T = 1/308,15
= 0,003245
Ln k (1/Ca) = ln (0,0049)
= -5,319
Ln k (Xa/1-Xa) = ln (0,002)
= -6,215
 Pada suhu 45oC
T (K) = 45 + 273,15 = 318,15
k (1/Ca) = 0,0057
k (Xa/1-Xa) = 0,0001/0,05
= 0,002
1/T = 1/318,15
= 0,003143
Ln k (1/Ca) = ln (0,0057)
= -5,167
Ln k (Xa/1-Xa) = ln (0,002)
= -6,215

Hubungan antara T dengan ln k


0
0 0 0 0 0 0 0
-1

-2
ln k (1/ca) vs 1/T
-3
Linear (ln k (1/ca) vs 1/T)
ln k

ln k (xa/1-xa) vs 1/T
-4 Linear (ln k (xa/1-xa) vs 1/T)

-5
f(x) = 1986.62 x − 11.53
R² = 0.52
-6 f(x) = 3321.87 x − 16.77
R² = 0.77
-7
1/T (K)

Gambar 5.29 Grafik hubungan antara suhu dengan k


Slope (1/Ca) = 1986,6
Slope (Xa/1-Xa) = 3321,9
 Pada suhu 25oC
E (1/Ca) = -slope x R x T
= -1986,6 x 8,314 x 298,15
= -4924422,024
E (Xa/1-Xa) = -slope x R x T
= -3321,9 x 8,314 x 298,15
= -8234389,168
 Pada suhu 35oC
E (1/Ca) = -slope x R x T
= -1986,6 x 8,314 x 308,15
= -5089588
E (Xa/1-Xa) = -slope x R x T
= -3321,9 x 8,314 x 308,15
= -8510572
 Pada suhu 45oC
E (1/Ca) = -slope x R x T
= -1986,6 x 8,314 x 318,15
= -5254754
E (Xa/1-Xa) = -slope x R x T
= -3321,9 x 8,314 x 318,15
= -8786755

Anda mungkin juga menyukai