Disusun oleh:
www.polinema.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih sayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Isolasi Bakteri Lactococcus
casei pada Kefir ” tepat pada waktunya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekeliruan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa, oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini barulah merupakan langkah awal yang
masih jauh dari tujuan semestinya yang ingin dicapai, atau dapat dikatakan bahwa kami menyusun
makalah ini masih dalam bentuk sederhana, mengingat luasnya permasalahan yang dibahas
Berbagai kesulitan yang kami alami selama penyusunan makalah ini, namun semuanya itu
dapat kami atasi berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak disertai doa kehadirat Tuhan
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………..…..………… i
Bab I Pendahuluan
1.3 Tujuan…………………………………….…………….…… 3
Daftar Pustaka............................................................................................. 40
BAB I
PENDAHULUAN
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya.
Mengisolasi bakteri dapat dilakukan pada suatu bahan pangan yang berupa produk
fermentasi susu kambing etawa yang biasa kita sebut dengan kefir. Kefir merupakan kumpulan
dari bakteri dan khamir yang sangat banyak jumlah strainya. Di indonesia, kefir dikenal dengan
nama dagang kristal alga Jepang.
Kefir ini diproduksi di negara-negara di Rusia dan hanya sedikit diproduksi di negara-
negara Eropa. Kefir mengandung 0.5 – 1,0 % alkohol dan 0,9 – 1,1 % asam laktat. Produk ini
sangat populer di Uni Soviet, dimana konsumsi kefir mencapai 4,5 kg per kapita per tahun. Kefir
lebih encer dibandingkan yoghurt, namun gumpalan susunya lebih lembut dan mengandung gas
CO2 . Kefir susu dibuat dari susu sapi, susu kambing atau susu domba yang ditambahkan starter
kefir berupa granula kefir atau biji kefir, sedangkan kefir air dibuat dari campuran air, buah-buahan
kering seperti kismis, potongan kecil dari lemon, dan gula pasir.
Kefir memiliki sangat banyak kandungan mineral, vitamin, asam amino, pottasium,
sodium, klorida, vitamin A, B2, B6, C, D, E, karoten, thiamin, asam folat, niacin, dan lain-lain.
Selain itu, kefir juga mengandung beberapa bakteri menguntungkan, diantaranya Sterptococcus
thermophilus, Streptococcus lactis, Lactobacillus casei dan Lactobacillus acidophilus dan masih
banyak bakteri lainnya.
Dari cara pemanfaatan bakteri-bakteri diatas, kali ini kami akan mencoba mengisolasi
bakteri Lactobacillus casei dalam kefir.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ISOLASI
Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode
cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis
sel yang dapat diamati (Dwidjoseputro, 1990).
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 450C, dituang ke dalam cawan petri steril
(cawan gelas dengan garis tengah sekitar tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian
menginokulasi biakan dilakukan dengan jarum ose pada permukaan atas agar yang penuh dengan
biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain). Ada beberapa metode penggoresan
yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada
beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan jarum ose bergantian
dari satu bagian ke bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada jarum ose semakin
berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual
cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari
bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni (Hadioetomo, 1993).
a. Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan
gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180odan
dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
b. Goresan T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan
daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak
zig-zag pada daerah berikutnya.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri
gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida
(lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan
berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang
tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi
oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama.
Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria,
2009).
2.4 KEFIR
Kefir merupakan produk susu fermentasi dapat dibuat dari bahan baku susu sapi. Kefir
diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji
kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau cream dari kumpulan bakteri
antara lain streptococcus sp., lactobacilli, dan beberapa jenis ragi khamir non patogen. Bakteri
berperan menghasilkan asam laktat dan komponen flavor, sedangkan ragi menghasilkan gas asam,
arang, atau karbon dioksida, dan sedikit alkohol. (Usmiati, 2007)
Mikroorganisme yang ada dalam starter kefir menghasilkan asam dan alkohol oleh bakteri
asam laktat dan khamir yang hidup bersimbiosis dan tumbuh dalam granula kefir. Bakteri asam
laktat yang berbentuk batang akan menempati lapisan perifer (luar) biji, sedangkan ragi ada di
dalam intinya. Granula kefir berbentuk seperti kembang kol berwarna putih atau kekuningan,
diameter granula antara 2-15 mm dengan berat beberapa gram.
Kefir memiliki kadar asam laktat 0,8-1%, alkohol 0,5-2,5%, CO2, kelompok vitamin B, dan
rasio diasetil-asetal dehid 3,1. Komposisi dan kadar nutrisi kefir adalah air 89,5%, lemak 1,5%,
protein 3,5%, abu 0,6%, laktosa 4,5%, dan pH 4,6. Komponen dan komposisi kimia kefir
bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia starter, suhu, lama fermentasi, serta bahan baku yang
digunakan.
Manfaat yang diperoleh bagi siapa saja yang mengonsumsi kefir adalah meningkatkan sistem
pertahanan tubuh karena kandungan antimikrobia yang terdapat di dalamnya. Antimikrobia yang
dapat dijumpai pada kefir adalah asam laktat, asam asetat, asam format, hidrogen peroksida,
diasetil, asetal dehid, karbon dioksida, alkohol, dan bakteriosin. (Maheswari dan Setiawan, 2009)
Lactococcus lactis merupakan bakteri gram positif, bersifat mesofilik dan fakultatif
anaerob. Bakteri ini tidak membentuk spora, tidak motil, selnya berbentuk bulat atau ovoid
dengan ukuran 0.5 – 1.5 µm serta susunan selnya berpasangan atau berantai. Lactococcus lactis
Lactococcus lactis mempunyai dua subspesies yang sangat berperan dalam fermentasi susu
diantaranya L. Lactis subsp. lactis dan cremoris. Subspesies L. lactis mempunyai perbedaan
pada karakteristik phenotypic. L. lactis subsp. lactis tumbuh pada suhu 40 °C dan 4% NaCl
serta menghasilkan amonia dari arginin sedangkan L. lactis subsp. cremoris tidak dapat
tumbuh pada suhu 40 °C dan 4% NaCl serta tidak menghasilkan amonia dari arginin.
Lactococcus lactis telah banyak digunakan secara luas sebagai kultur starter pada
fermentasi susu di seluruh dunia. Strain L. Lactis digunakan untuk menghasilkan produk
makanan seperti keju, kefir, sour cream dan buttermilk. L. Lactis tidak hanya berperan dalam
memberikan karakteristik rasa, aroma dan tekstur dari produk tetapi juga membantu
pengawetan produk dengan menghasilkan asam organik, bakteriosin dan hidrogen peroksida.
Kingdom : Monera
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacialles
Family : Streptococcaceae
Genus : Lactococcus
METODOLOGI
Praktikum Bioproses studi lapangan isolasi Lactococcus lactis dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 2, 9, dan 16 Januari 2017 di Laboratorium Bioproses Politeknik Negeri Malang.
No Alat Jumlah
1 Cawan Petri 8 buah
2 Kertas Pembungkus Cawan Petri 8 buah
3 Tabung Reaksi 11 buah
4 Mikropipet 1 buah
5 Klip Mikropipet Secukupnya
6 Autoclave 1 buah
7 Tutup Tabung Reaksi 11 buah
8 Jarum Ose 3 buah
9 Kaca Preparat 3 buah
10 Cover glass 3 buah
11 Penjepit Kayu 1 buah
12 Hot Plate 1 buah
13 Pembakar Bunsen 1 buah
14 Mikroskop 1 buah
15 Spidol 1 buah
16 Label 9 buah
17 Vortex Mixer 1 buah
18 Incubator oven 1 buah
19 Oven 1 buah
20 Kulkas 1 buah
21 Kaca Arloji 1 buah
22 Neraca Analitik 1 buah
23 Spatula 1 buah
24 Botol Aquades 1 buah
25 Pipet Ukur 25 ml 1 buah
26 Bulb Pipet 1 buah
No Bahan Jumlah
1 Aquades Seperlunya
2 Etanol 70% Seperlunya
3 Nutrient Agar 4 Gram
4 Kefir 55 cc
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 30 menit pada suhu 121 °C.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian kran pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 30 menit tekanan
mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan turun hingga sama dengan
tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian kran pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
3.3.5 Hemasitometer
1. Bersihkan permukaan hemasitometer dengan tissue dan setetes etnol 70%. Jangan
digosok terlalu kuat kerena kaca hemasitometer mudah tergores.. bersihkan kaca
penutup sampai bersih.
2. Letakkan kaca penutup hemasitometer di atas permukaan hitung hemasitometer.
3. Kocoklah suspensi biakan mikroba yang akan dihitung agar rata jangan sampai
sumbatan basah. Kemudian gunakan mikro pipet untuk mengambil suspensi.
4. Dengan cerat tarulah ujung pipet pada lekukan berbrntuk huruf V pada tepi tutup
kaca hemasitometer dan biarkan ruang hitung terpenuhi suspensi secara kapiler.
Gunakan telunjuk anda untuk mengatur laju aliran suspensi agar bagian bawah
kaca tutup tidak terisi oleh cairan berlebih. Usahakan agar tidak ada cairan yang
masuk di antara kaca tutup dan penyangga kaca tutup.
5. Letakkan hemasitometer di atas pentas mikroskop dengan hati-hati. Amatilah
dengan lensa obyektif berkekuatan rendah (40 x) dan hitngalh jumlah sel yang
terdapat pada 80 buah kotak kecil yang terletak di dalam kotak bagian tegah yang
berukuran 1mm2 .
6. Pembagian ruang hitung hemasitometer. Seluruhnya ada 9 area, masing-masing
berukuran 1mm2 . Kotak yang di tengah, yang kesemua sisinya dibatasi garis ganda
juga berukuran sama, dibagi menjadi 25 kotak besar. Setiap kotak besar ini dibagi
lagi menjadi 16 kotak kecil. Sehingga di dalam kotak tenga tersebut seuruhnya
terdapat 25 x 16 kotak atau 400 kotak kecil yang merupakan ruag hitung.
7. Tempat yang merupakan tempat sampling hitungan adalah 4 kotak besar di ujung
dan 1 kotak besar di tengah. Tiap kotak ini terdiri atas 16 kotak kecil, hingga
totalnya adalah 80 kotak kecil.
8. Bila di temukan sel mikroba di garis batas, maka yang boleh di hitung hanyalah
yang terletak di sudut kiri atas kotak.
Pembuatan larutan
Pemanasan media
Sterilisasi media
3.4.2 Isolasi Mikroorganisme Metode Cawan Tuang
Mengocok Suspensi
Pengenceran
Agar Cair
bersuhu 40oC
Membungkus Agar
Mengamati Koloni
4.3.3 Isolasi Mikroorganisme Metode Cawan Gores
Inokulasi
Inkubasi
Mengocok suspensi
suspensi 0,1mL
Meletakkan cover glass
Nigrosin
Biakan murni
Membersihkan kaca obyek
Mengeringkan preparat
Mengeringkan suspensi
Mengeringkan suspensi
Preparat steril
crystal violet
Fiksasi 20 detik
iodium
10-20 detik
Bilas dengan alkohol
safranin
Mengeringkan preparat
Mengamati di mikroskop