Anda di halaman 1dari 83

IDENTIFIKASI BAKTERI Listeria monocytogenes

DALAM CONTOH DAGING AYAM

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG


DI BALAI PENGAWASAN DAN PENGUJIAN MUTU BARANG
JAKARTA

Oleh :
MOCHAMMAD ARIEF RAJIB
091010063

PROGRAM KEAHLIAN KIMIA ANALISIS


SMK ANALIS KIMIA YKPI
BOGOR
2012
IDENTIFIKASI BAKTERI Listeria monocytogenes
DALAM CONTOH DAGING AYAM

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Studi
di SMK Analis Kimia YKPI Bogor

Oleh :
MOCHAMMAD ARIEF RAJIB
091010063

PROGRAM KEAHLIAN KIMIA ANALISIS


SMK ANALIS KIMIA YKPI
BOGOR
2012
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui Oleh Tim Pembimbing :

Pembimbing Tempat PKL Pembimbing Sekolah

Kurniawan Triwibowo, S.Si Drs. Edi Sutadi

Disahkan Oleh :

Kepala SMK Analis Kimia YKPI Bogor

H. Endang Soeprijatna, M.Sc.


IDENTITAS SISWA

1. Nama Siswa : Mochammad Arief Rajib

2. Nomor Induk Siswa 091010063

3. Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 1 Januari 1994

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Alamat : Jl. Kelurahan Pabuaran Rt 03/09

Kabupaten Bogor

6. Nomor Telepon 081802905046

7. Nama Orang Tua/Wali : Yusuf

8. Alamat Orang Tua/Wali : Jl. Kelurahan Pabuaran Rt 03/09

Kabupaten Bogor

9. Nomor Telepon Orang Tua/Wali 087878008717


IDENTITAS INSTITUSI TEMPAT PKL

1. Nama Perusahaan/Institut : Balai Pengujian Mutu Barang

2. Alamat : Jl. Raya Bogor km 26, Jakarta Timur

13740

3. No. Telepon/Fax : (021)8710321 / (021)8410478

4. Pimpinan : Dra. Andi Ampa

5. Nama Pembimbing : Kurniawan Triwibowo, S.Si.

Tanda Tangan Pembimbing

Kurniawan Triwibowo, S.Si.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT beserta junjuganNya Nabi

Muhammad Penulisan karya tulis ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan SAW karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan laporan praktik kerja lapang dengan judul, “IDENTIFIKASI

BAKTERI Listeria monocytogenes PADA CONTOH DAGING AYAM”.

Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kimia YKPI Bogor dan

merupakan hasil praktik kerja lapang selama kurang lebih tiga bulan di Balai

Pengujian Mutu Barang Ekspor Impor.

Selama penulisan laporan praktik kerja lapang ini, penulis banyak

menerima bantuan dan partisipasi, baik secara materil maupun non materil. Karena

itu penulis dalam pembuatan laporan ini menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak H. Endang Soeprijatna, M.Sc., selaku kepala Sekolah Menengah

Kejuruan Analis Kimia YKPI Bogor.

2. Ibu Dra. Andi Ampa, selaku Pimpinan Balai Pengujian Mutu Barang

Ekspor Impor.

3. Bapak Hamami, selaku Penyelia Laboratorium Mikrobiologi BPMB.

i
4. Bapak Kurniawan Triwibowo, S.Si., selaku pembimbing tempat PKL

yang telah memberikan bimbingan dalam melaksanakan praktik kerja

lapang dan menyelesaikan penulisan.

5. Bapak Drs. Edi Sutadi, selaku guru pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam melaksanakan

penulisan laporan praktik kerja ini.

6. Ibu Ida, Bu Iin, Bu Ides, Bu Tika dan Aa Hapid juga Mang Edi beserta

staf-staf lainnya yang telah membantu dan membimbing selama

melaksanakan PKL.

7. Seluruh Staf Tata Usaha dan Pegawai Balai Pengujian Mutu Barang

Ekspor Impor.

8. Seluruh Dewan Guru beserta Staf Sekolah Menengah Analis Kimia

YKPI Bogor.

9. Bapak, Mamah, Kiki, Akmal, dan Dita yang telah memberikan

dukungan materil dan non materil serta do’a selama mengikuti kegiatan

belajar mengajar dan praktik kerja lapang.

10. Teman-teman PKL Brama, Boy, dan Akhwan yang telah membantu

selama PKL.

11. Rekan-rekan Angkatan Ke-10 terima kasih semuanya, persahabatan

kita penulis harap akan selama-lamanya.

ii
12. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan keikhlasan hati

kepada penulis, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang berlipat

ganda di dunia maupun di akhirat.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh sekali dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis sangat mengaharapkan serta menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk kemajuan di masa mendatang. Semoga laporan ini bias

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang umumnya.

Bogor, Oktober 2012

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii

DAFTAR TABEL......................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.2.1 Tujuan umum 2

1.2.2 Tujuan Khusus 3

1.3 Waktu dan Tempat............................................................................4

BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL.........................................................5

2.1 Sejarah dan Perkembangan Institusi.................................................5

2.2 Tugas dan Fungsi BPMB..................................................................8

2.3 Visi dan Misi BPMB.........................................................................9

2.4 Eksitensi BPMB 10

2.5 Struktur Organisasi BPMB..............................................................10

2.6 Sarana dan Fasilitas Kerja BPMB...................................................11

iv
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................13

3.1 Pengertian bakteri............................................................................13

3.2 Ciri-ciri bakteri 14

3.3 Struktur bakteri 14

3.4 Bentuk-bentuk bakteri.....................................................................17

3.5 Alat gerak bakteri18

3.6 Fase-fase pertumbuhan bakteri........................................................19

3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri................20

3.8 Listeria monocytogenes...................................................................22

3.9 Struktur dan gambar Listeria monocytogenes.................................26

3.10 Daur hidup listeria monocytogenes.................................................26

3.11 Sumber cemaran Listeria monocytogenes pada pangan..................27

3.12 Teknik Identifikasi Bakteri..............................................................28

3.12.1 Uji katalase 30

3.12.2 Uji Pewarnaan Gram 32

3.12.3 Uji Motilitas 35

3.12.4 Uji hemolisis 36

3.12.5 Pengamatan Mikroorganisme dengan Pewarnaan...............38

BAB IV KEGIATAN DI LABORATORIUM.......................................................41

4.1 Alat dan Bahan 41

4.1.1 Alat 41

4.1.2 Bahan 41
v
4.2 Metode Percobaaan.........................................................................42

4.2.1 Cara kerja 43

4.2.2 Tahap identifikasi 44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................47

5.1 Hasil Pengujian Listeria Monocytogenes Pada Contoh

Daging Ayam..................................................................................47

5.2 Pembahasan 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................53

5.3 6.1 Kesimpulan 53

5.4 6.2 Saran..........................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................54

LAMPIRAN............................................................................................................56

vi
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


1. Struktur Listeria monocytogenes.....................................................................26

2. Daur hidup Listeria monocytogenes................................................................26

3. Pola hemolisis..................................................................................................37

4. Hasil Uji Katalase : Positif (Terbentuk Gelembung gas)................................48

5. Hasil Uji Pewarnaan Gram : Positif (Batang Pendek dan berwarna biru).......49

6. Hasil Uji Karbohidrat......................................................................................50

7. Hasil Uji Motilitas: [A] Negatif (Tidak Terbentuk),

[B] Positif (Terbentuk Payung Terkembang)..................................................51

8. Hasil Uji Hemolisis..........................................................................................52

vii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1. Perbedaan Relatif Sifat Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif....................33

2. Tahapan Pewarnaan Gram...............................................................34

3. Hasil identifikasi Listeria Monocytogenes dalam daging ayam......................47

viii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Interpretasi Hasil Uji Listeria Monocytogenes ………………………… 56

2. Media Pembiakan Dan Pereaksi ……………………………………….. 57

3. Bagan Struktur Organisasi PPMB ……………………………………… 64

4. Jurnal Kegiatan Kerja Harian Yang Dilakukan Selama Praktik


Kerja Lapang (PKL) Di PPMB ………………………………………… 65

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu sebagaimana dijelaskan pada Pasal 15 Undang-undang SISDIKNAS

No.20 Tahun 2003. Sejalan dengan itu, keberadaan SMK Analis Kimia

YKPI Bogor yang telah menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan sejak

tahun 2000/2001 mempunyai visi yaitu menjadi institusi pendidikan yang

menghasilkan tenaga analis kimia yang kompeten dan religius, dengan salah

satu misinya “Menyiapkan siswa menjadi tenaga analis kimia tingkat

menengah yang terampil dan mandiri” (SMK AK YKPI,2012).

Salah satu upaya untuk mencapai Visi dan Misi SMK Analis Kimia

YKPI secara khusus dan tujuan pendirian SMK secara umum, maka suatu

keharusan untuk membangun, membina dan mengembangkan kemitraan

antara SMK Analis Kimia YKPI Bogor dengan dunia industri dan institusi

lain yang terkait yang ada hubungannya dengan pekerjaan seorang analis

kimia. Salah satu kemitraan yang perlu dibina antara sekolah dengan institusi

terkait yaitu melalui Praktik Kerja Lapang (PKL) atau Praktik Kerja Industri

1
2

(Prakerin). Melalui PKL atau Prakerin selain siswa dapat meningkatkan

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam hal metode analisis dan

penggunaan instrumen yang modern untuk analisis kimia, juga dapat

menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa dalam hal-hal yang

termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain organisasi dan disiplin kerja,

sehingga dengan PKL seorang siswa menjadi lebih siap untuk memasuki

dunia kerja sebenarnya (SMK AK YKPI,2012).

1.2 Tujuan

Tujuan dalam praktik kerja lapang memiliki dua tujuan yaitu tujuan

umum dan khusus, diantaranya sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan umum

Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk

bekal kerja sebagai analis kimia.

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam penggunaan

instrumen yang lebih modarn untuk analsis kimia dibandingkan dengan

fasilitas yang ada di sekolah.

c. Menumbuhkan dan meningkatkan wawasan siswa tentang hal-hal yang

termasuk ruang lingkup dunia kerja, antara lain struktur organisasi,

disiplin kerja, lingkungan dan keselamatan kerja.


d. Memperkenalkan calon lulusan tenaga analis kimia SMK Analis Kimia

YKPI Bogor kepada instansi tempat PKL.

e. Mendapatkan masukan dan umpan balik untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualitas pendidikan serta latihan di SMK Analis Kimia

YKPI Bogor.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai

berikut :

a. Untuk memahami analisis bakteri Listeria monocytogenes pada contoh

daging ayam.

b. Memperoleh data pengujian Listeria monocytogenes pada contoh

daging ayam yang diuji keberadaan bakteri Listeria monocytogenes.


1.3 Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Pengujian dan

Pengawasan Mutu Barang yang bertempat di Jalan Raya Bogor km 26

Ciracas, Jakarta Timur 13740. Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan

selama tiga bulan, terhitung dari tanggal 09 Juli 2012 sampai dengan 28

September 2012.
BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1 Sejarah dan Perkembangan Institusi

PPMB (Pusat Pengujian Mutu Barang) ini diresmikan Menteri

Perdagangan dan Koperasi oleh bapak Radius Prawito pada tanggal 6

November 1979. Pada tanggal 24 Oktober 1985 dikeluarkan Surat

Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1017/Kp/X/85 tentang

perubahan nama instansi menjadi Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu

Barang (BPSMB), beserta perubahan tugas dan struktur organisasinya.

Pada tanggal 19 Februari 1986 Menteri Perindustrian dan Perdagangan

kembali mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 29/MPP/SK/2/1996

tentang organisasi dan tata kerja Departemen Perindustrian dan

Perdagangan, sehingga terjadi perubahan nama Balai Pengujian dan

Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) menjadi Pusat Pengujian Mutu

Barang dan Perlindungan Konsumen (PPMBPK).

Menperindag mengeluarkan Surat Keputusan Nomor

444/MPP/Kep/I/1999 yang menyebabkan terjadinya banyak perubahan di

antaranya PPMBPK berubah kembali menjadi Pusat Pengujian Mutu

Barang (PPMB) dan terjadi penambahan tugas untuk membina,

5
6

melaksanakan pengujian, dan sertifikasi mutu barang, serta terjadi

perubahan strutur organisasi. Seiring dengan perubahan Departemen

Perdagangan dan Koperasi menjadi Departemen Perindustrian dan

Perdagangan serta berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun

1999, maka nama Pusat Pengendalian Mutu Barang menjadi Direktorat

Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang (Dit. PPMB) yang

berkedudukan di bawah Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri

(Ditjen PLN) Deperindag. Dit. PPMB ini memiliki dua unit pelaksana

teknis yaitu Balai Pengujian Mutu Barang Ekspor dan Impor dan Balai

Kalibrasi.

Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengujian dan kalibrasi di

lingkungan Ditjen PLN secara operasional dikoordinasikan oleh direktur

PPMB, sangat penting keberadaannya dalam menunjang kebijakan Ditjen

PLN Direktorat PPMB dalam melakukan pengawasan mutu barang

karena :

1. Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengujian dan kalibrasi berfungsi

sebagai laboratorium pembinaan bagi laboratorium uji dan

kalibrasi di daerah.

2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat difungsikan untuk

melaksanakan pengkajian dan pengembangan standar mutu barang

dalam rangka perdagangan bilateral dan multiteral.


3. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dapat berfungsi sebagai koordinator

dalam meningkatkan mutu kinerja laboratorium penguji dan

kalibrasi melalui :

a. Sinkronisasi metode pengujian mutu barang.

b. Uji kemahiran laboratorium dan uji komparasi alat standar.

c. Validasi kebijakan teknis di bidang mutu.

d. Pelatihan bagi tenaga fungsional pengujian mutu barang

asesor laboratorium.

e. Laboratorium rujukan.

4. UPT ini dapat memberikan dukungan kepada Direktorat PPMB

dalam pengembalian keputusan yang cepat, khususnya jika terjadi

pernyataan tidak puas masyarakat terhadap mutu barang impor,

melalui pelayanan pengujian dan sertifikasi yang cepat dan relatif

murah.

Menteri perdagangan mengeluarkan peraturan Nomor

32/MDAG/PER12/2005 sebagai upaya untuk mendukung peningkatan

pelaksanaan teknis pengujian dan sertifikasi mutu barang ekspor dan

impor di mana Direktorat Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang

berubah menjadi Balai Pengujian Mutu Barang. BPMB adalah unit

pelaksana teknis di bidang pengujian dan sertifikasi mutu barang ekspor

dan impor yang berada di bawah tanggung jawab Direktur Pengawasan


Pengendalian Mutu Barang Direktorat Jenderal Perdaganagn Luar Negeri

Departemen Perdagangan Republik Indonesia (Hakim, 2010).

2.2 Tugas dan Fungsi BPMB

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor :

31/M-DAG/PER/7/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Pusat Pengawasan Mutu Barang

yang selanjutnya disebut PPMB adalah unsur penunjang pelaksana tugas

kementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Menteri Perdagangan melalui Sekretaris Jenderal. Dalam melaksanakan

tugasnya BPMB berfungsi sebagai :

1. Penyiapan dan pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan

pelayanan di bidang mutu barang.

2. Penyiapan dan pelaksanaan jaminan mutu, pembinaan dan pengembangan

kerjasama di bidang mutu barang.

3. Penyiapan dan pelaksanaan pengembangan, pembinaan, penilaian dan

evaluasi sumber daya manusia fungsional Penguji Mutu Barang (PMB)

4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat

(http://ppmb.kemendag.go.id).
2.3 Visi dan Misi BPMB

Visi dan Misi Balai Pengujian BPMB sebagai berikut :

1. Visi BPMB adalah terwujudnya peningkatan daya asing global

melalui pengakuan atas mutu barang ekspor Indonesia di pasar

internasional dan terkendalinya mutu barang impor yang masuk ke

pasar dalam negeri.

2. Misi BPMB adalah :

a. Meningkatnya kesadaran para pelaku usaha terhadap mutu

barang/ produk melalui pembinaan mutu barang/produk.

b. Melakukan pengawasan pengendalian, mutu barang ekspor dan

impor.

c. Mengembangkan kemampuan laboratorium pengujian mutu

terakreditasi serta lembaga sertifikasi sebagai fasilitator dalam

peningkatan daya asing mutu barang/ produk.

d. Mengembangkan akreditasi dan MRA di bidang akreditasi dan

pengujian baik bilateral maupun multilateral.

e. Melaksanakan harmonisasi SNI dengan standar internasional.

f. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM dalam

peningkatan daya asing melalui sistem pengawasan dan

pengendalian mutu barang.


g. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif di pasar dalam

negeri melalui pengawasan dan pengendalian mutu barang

(Hakim, 2010).

2.4 Eksitensi BPMB

BPMB telah mendapat pengakuan baik secara nasional

maupun internasional, diantaranya dari :

1. Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk laboratorium pengujian

dan laboratarium kalibrasi.

2. Sri Lanka Standart Institut (SLSI) untuk produk Indonesia yang

diekspor ke Sri Lanka.

3. Internasional Safe Transit Association (ISTA-USA) Reg.Nomor

ST-2215 untuk pengujian kemasan.

4. Produsen dan pembeli, misalnya Group Mark & Spancer, dan JC

Penny untuk pengujian tekstil dan produk tekstil (Hakim, 2010).

2.5 Struktur Organisasi BPMB

Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Nomor

32/MDAG/PER/12/2005 mengenai susunan organisasi dan tata kerja.

BPMB dipimpin oleh seorang kepala yang membawahi empat organisasi,

terdiri atas :

1. Seksi pelayanan teknis yang bertugas memberikan pelayanan teknis

pengujian dan sertifikasi mutu barang ekspor dan impor.


2. Seksi Pengembangan Jasa Pengujian yang bertugas melakukan

pencatatan, penyusunan program, pengembangan, pengendalian, dan

evaluasi mutu pelayanan Unit Pelaksana Teknis.

3. Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, persuratan, kearsipan, pelaporan, perlengkapan

dan rumah tangga.

4. Kelompok Jabatan Fungsional yang bertugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

undang-undang yang berlaku (Hakim, 2010).

2.6 Sarana dan Fasilitas Kerja BPMB

BPMB mempunyai 15 laboratorium yang meliputi 6 kelompok

laboratorium pengujian yaitu :

1. Laboratorium Organoleptik dan Laboratorium Mikrobiologi.

2. Laboratorium Pangan dan Pakan

3. Laboratorium Instrumen dan Kontaminan Kimia.

4. Laboratorium Non Pangan meliputi Laboratorium Uji Kimia Industri,

Laboratorium Uji mineral dan Bahan Galian, dan Laboratorium

Lingkungan.

5. Laboratorium Mekanik dan Furnitur meliputi Laboratorium Uji Karet

dan Bahan Jadi Karet, Laboratorium Uji mekanik, dan Laboratorium

Uji Furniture.
6. Laboratorium Listrik/ Peralatan Listrik dan Elektronik meliputi

Laboratorium Uji Lampu, dan Kelengkapannya, Laboratorium Uji

Peralatan Listrik Rumah Tangga, Laboratorium Uji Elektronik.

Fasilitas yang disediakan untuk menunjang kesejahteraan

seluruh pegawai di BPMB, diantaranya fasilitas kesehatan berupa poli

klinik, sarana olahraga seperti lapangan bulu tangkis dan bola voli,

mushola, serta makan siang yang disediakan setiap hari. Keselamatan

kerja bagi para petugas yang bekerja di laboratorium disediakan jas

laboratorium, masker, kaos tangan, dan disediakannya alat pemadam

kebakaran di setiap laboratorium (Hakim, 2010).


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian bakteri

Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada

1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.

Istilah bacterium kemudian diperkenalkan oleh Ehrenberg pada tahun

1828, diambil dari kata Yunani baktnpiov yang memiliki arti "small

stick". Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah

kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil

(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur

sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel

lain seperti mitokondria dan kloroplas. biasanya hanya berukuran 0,5-5

μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter

(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel

tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda

(peptidoglikan) (http://landasanteori.blogspot.com/2010/06/makalah-

bakteri.html).

13
14

3.2 Ciri-ciri bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk

hidup lain yaitu :

1. Organisme multiselluler.

2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel ).

3. Umumnya tidak memiliki klorofil.

4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron

umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.

5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.

6. Hidup bebas atau parasit.

7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah

atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.

8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya

mengandung peptidoglikan (http://landasanteori.blogspot.com/

2010/06/makalah-bakteri.html).

3.3 Struktur bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

 Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) meliputi: dinding

sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula

penyimpanan.
 Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) meliputi kapsul,

flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

1. Struktur Dasar

Struktur dasar bakteri :

a) Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan

protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi

bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya

tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

b) Membran plasma adalah membran yang menyelubungi

sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein

c) Sitoplasma adalah cairan sel.

d) Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma,

tersusun atas protein dan RNA.

e) Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan

makanan yang dibutuhkan.

2. Struktur Tambahan

a) Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel

pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut

kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.

b) Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk

batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.


c) Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut

halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan

flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih

kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada

bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus

tetapi lebih pendek daripada pilus.

d) Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah

membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan

pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya

terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

e) Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan

berfotosintesis.

f) Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis

bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika

kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri.

Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik,

dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas

protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap

kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika

kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh

menjadi sel bakteri baru (http://landasanteori.blogspot.com/

2010/06/makalah-bakteri.html).
3.4 Bentuk-bentuk bakteri

Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang

(basil),dan spiral (spirilia). Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :

a) Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.

b) Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan.

c) Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk

segi empat.

d) Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk

kubus.

e) Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan

membentuk rantai.

f) Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan

seperti buah anggur.

2. Bakteri Basil

a) Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal.

b) Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.

c) Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan

membentuk rantai.

3. Bakteri Spirilia

a) Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.

b) Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.


c) Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

(http://landasanteori.blogspot.com/ 2010/06/makalah-bakteri.html).

3.5 Alat gerak bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah

struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.

Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan

yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan

bagi kehidupannya.

Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan

letak yang berbeda-beda pula yaitu :

1. Atrik : bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat gerak

2. Monotrik : bakteri yang mempunyai satu flagel / alat gerak pada

salah satu ujung tubuhnya.

3. Lofotrik : bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat gerak pada

satu ujung tubuh bakteri.

4. Amfitrik : bakteri yang mempunyai sejumlah flagel / alat gerak

pada kedua ujungnya.

5. Peritrik : bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak pada seluruh

permukaan tubuhnya (http://landasanteori.blogspot.com/

2010/06/makalah-bakteri.html).
3.6 Fase-fase pertumbuhan bakteri

Fase pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut :

a) Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan

lingkungannya dan mulai bertambah sedikit demi sedikit.

b) Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri

berlangsung paling cepat. Jika ingin mengadakan piaraan

yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali

untuk dijadikan inokulum.

c) Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang

berkembang biak sama dengan jumlah bakteri yang

mengalami kematian.

d) Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri

yang mati semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang

berkembang biak.

e) Fase kematian ditandai dengan cepat merananya koloni dan

jumlah bakteri yang mati senantiasa bertambah. Keadaan ini

dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada

spesies dan keadaan medium serta faktor-faktor lingkungan

(http://landasanteori.blogspot.com/2010/06/makalah-

bakteri.html).
3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan

peningkatan ukuran populasi. Faktor–faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :

1. Suhu

Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang

berlawanan :

a) Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan

pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun,

maka kecepatan metabolisme akan menurun

danpertumbuhan diperlambat.

b) Apabila suhu naik atau turun secara drastis,

tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi

tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.

Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan

dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga,

yaitu :

a) Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya

maka pertumbuhan terhenti.

b) Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung

paling cepat dan optimum (Disebut juga suhu inkubasi).


c) Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya

maka pertumbuhan tidak terjadi.

2. Derajat keasaman atau pH.

Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan

memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan

mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai

pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.

3. Konsentrasi garam.

4. Sumber nutrisi.

Unsur-unsur dasar adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,

oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.

Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah

kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan

mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di

lingkungan seperti ini.

5. Zat-zat sisa metabolisme.

6. Zat kimia (http://landasanteori.blogspot.com/2010/06/makalah-

bakteri.html).
3.8 Listeria monocytogenes

Listeria merupakan organisme yang tergolong di dalam gram

positif anaerob fakultatif, yang tidak membentuk spora dan motil sehingga

dapat tumbuh pada daerah yang memiliki suhu rendah dengan kisaran 4-

10 0C oleh karena itu bergerak mengunakan flagella. Listeria juga di

ketahui sebagai bakteri listeriosis. Pengertian dari listeriosis sendiri lebih

mengacu pada banyaknya jenis penyakit yang di timbulkan oleh hewan dan

manusia. Beberapa penelitian menunjukan bahwa 1-10% manusia mungkin

memiliki bakteri L.monocytogenes di dalam ususnya masing-masing.

Bakteri L.monocytogenes dapat kita temukan pada setidaknya 37 mamalia

spesies mamalia di bumi, baik hewan yang di pelihara maupun hewan yang

hidupnya bebas di alam atau yang lebih di kenal dengan hewan liar, di

mana 37 spesies tersebut dapat di uraikan, 17 spesies burung, dan mungkin

beberapa jenis ikan dan kerang di laut. L.monocytogenes dapat di isolasi

dari tanah, sillage (pangan ternak yang di produksi dari daun daun hijau

yang telah di fermentasikan). Karena bakteri ini tidak membentuk spora

dan bergerak mengunakan flagella maka ia termasuk dalam bakteri yang


sangat kuat terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringgan dan

pemanasan. Listeria merupakan penyakit infeksi yang di sebakan karena

mengonsumsi makanan yang tercemar bakteri tersebut, terutama pada

wanita yang sedang mengandung, pada anak yang baru lahir dan pada

orang dewasa yang keadaan imunitasnya sedang rentang terhadap penyakit

atau keadaan imunitas yang tidak stabil. Penyakit atau infeksi dari listeria

ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia yang terkena

infeksi penyakit ini di mana listeria memiliki mortality rate 25% di

bandingan pada salmonella yang hanya berkisar 1 %.

(http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/25/listeria-monocytogenes).

Secara umum, habitat listeria terdapat pada tanah, air mengalir,

saluran pembuagan kotoran, tumbuhan dan makanan. Sesuai dengan

dokumen standar pemeriksaan Listeria monocytogenes pada makanan

USFDA / BAM (2003), genus Listeria memiliki 6 spesies, yaitu

L. monocytogenes, L. innocua, L. seeligeri, L. welshimeri, L.

ivanovii dan L. grayi. Dari keenam spesies tersebut, diketahui hanya L.

monocytogenes yang bersifat pathogen terhadap manusia apabila

mencemari makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh individu

tersebut. (http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/25/listeria-

monocytogenes).
Listeria tumbuh pada medium seperti agar Mueller Hinton.

Identifikasi meningkat jika perkembangbiakan primer yang di lakukan

pada agar yang mengandung darah pada hewan, namun hewan yang di

gunakan adalah dombah, karena zona hemolisis kecil yang khas dapat

diobservasi di sekitar dan di bawah koloni.Isolasi dapat bertambah jika

jaringan dapat di pertahankan pada suhu 40C selama beberpa hari sebelum

diadakan ninokulasi ke dalam mediam bacteriologi. Organisme bersifat

anaerob fakultatf ini bersifat katalase positif serta motil. Listeria

menghasilkan asan dan bukan gas pada berbagai karbohidrat. Motilitas

pada temperature ruangan dan produksi hemolisin merupakan temuan

primer yang membantu membedahkan listeria dan bakteri korineformis.

(http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/25/listeria-monocytogenes).

L.Monocytogenes masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran

cernah setelah makan makanan yang terkontaminasi seperti keju dan sayur-

sayuran dan yang tidak kalah pentingnya pada makanan siap saji yang

tidak di panaskan secara merata maupun pada sistem pendinginan yang

tidak menyeluruh serta perilaku hidup yang tidak sehat seperti telah di

jabarkan di atas di mana manusia lebih cenderung kepada makanan yang

siap saja dalam beberapa menit. Spesies tersebut memiliki protein

permukaan dinding sel yang disebut internalin yang berinteraksi dengan E-

cadherin, suatu resiptor pada sel-sel epitel yang meningkatkan fagositis ke


dalam sel-sel epitel. Setelah fagositosis bakteri tertutup dalam suatu

fagolisosom, pH rendah mengaktivitasi bakteri untuk mengahasilkan

listeriolisin .Enzim ini melisis membran fagolisosom dan memungkinkan

listeria masuk ke dalam sitoplasma sel epitel, organisme ini melakukan

proliferasu dan menginduksi polimerasi aktin sel penjamu, dan

mengeluarkannya ke membran sel. Dengan disebut filopod. Filopod ini

dinamakan oleh sel-sel epitel yang berdekatan, makrofag dan hepatosit,

listeria dilepaskan dan siklus dimulai lagi. L.Monocytogenes dapat

bergerak dari sel ke sel tanpa terpanjan oleh antibiody, komplemen, atau

sel-sel polimorfonuklear. Shigella flexneri dan riketsia juga membuat aktin

sel penjamu dan system kontraktil untuk menyebarkan infeksinya. Besi

merupakan factor virulen penting. Listeria menghasilkan siderofor dan

mampu mendapatkan besi dari tranferin.Imunita terhadap .L

monocytogenes terutama imunitas seluler.seperti yang di perlihatkan oleh

lokasi infeksi intraseldan hubungan yang nyata antara infeksi dan keadaaan

imunitas seluler yang tergangu seperti kehamilan, AIDS, limfoma dan

transpalansi organ. Imunitas dapat di pindahkan dengan cara transpalansi

limfosit yang tersensitisasi tetapi tidak oleh antibody

(http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/25/listeria-monocytogenes).
3.9 Struktur dan gambar Listeria monocytogenes

L. monocytogenes mempunyai dinding sel yang tipis. Dinding

selnya terpisah dari membrane plasma dan dibatasi oleh sebuah ruang. Di

dalam ruang ini terdapat struktur-struktur vesicular kecil. Sel

L.monocytogenes mempunyai banyak organel membran intrasitoplasmik

yang kemudian disebut mesosom. Pada umumnya, sitoplasma sel

dibungkus oleh granula dengan berbagai variasi ukuran yang akan

mengaburkan struktur sitoplasmik. Fibrillar nucleoplasm umum dijumpai

pada bagian tengah dari batang L.monocytogenes.

Listeria monocytogenes
Transmission EM.© 2008

(Http://cacingkecil.files.
wordpress.com/.../microbial-
listeria-monocytogenes).

Gambar 1. Struktur Listeria monocytogenes

3.10 Daur hidup listeria monocytogenes

Gambar 2. Daur hidup Listeria monocytogenes


Daur hidup dari L.monocytogenes nampak pada gambar di atas.

Sebagai bagian dari pertahanan normal sel inang terhadap infeksi, sel darah

putih (macrophages) memakan Listeria (fagositosis) untuk membunuh

bakteri tersebut. Meskipun demikian, Listeria akan membentuk enzim

spesifik untuk membantunya lolos dari “perut” sel (lisosom) dan masuk ke

sitoplasma. Listeria menghindar dari sistem imunitas dengan tumbuh

dalam sitoplasma sel inang.

Setelah masuk ke sel sitoplasma sel inang, Listeria segera

mengumpulkan protein dari sel inang untuk membentuk ekor yang

menyerupai roket (rocket-like tails) yang mengandung F-actin. Ekor F-

aktin ini menggerakkan bakteri ke seleruh sitoplasma. Ketika bertemu

dengan membran luar sel, Listeria akan merusak bentuk dari membrane

dan akan berusaha menginfeksi sel-sel yang lain. Bakteri kemudian akan

mengatur perlindungan dari membrane luar sel inang. Tidak lama

kemudian, sel inang akan penuh dengan bakteri dan pecah. Sel-sel yang

berdekatan dengan sel inang tersebut kemudian terinfeksi (Http://cacing

kecil.files.wordpress.com/.../microbial-listeriamonocytogenes).

3.11 Sumber cemaran Listeria monocytogenes pada pangan

L. monocytogenes dikaitkan dengan makanan seperti susu mentah,

susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju
yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari

daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah

dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap.

Kemampuannya untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3°C

memungkinkan bakteri ini berkembang biak dalam makanan yang

disimpan di lemari pendingin (http://www.cfsan.fda.gov/~mow/

intro .html).

3.12 Teknik Identifikasi Bakteri

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri

adalah mengisolasi bakteri dari campuran berbagai macam bakteri. Isolasi

bakteri dilakukan untuk mendapatkan satu jenis bakteri dari campuran

beberapa macam bakteri. Dengan menggunakan teknik aseptik maka akan

didapatkan satu jenis koloni bakteri yang terpisah dari campuran beberapa

bakteri. Koloni terpisah ini kemudian diinokulasikan (ditanam) ke media

lain yang steril. Setalah 2 x 24 jam kolona akan berkembang biak dan

selanjutnya disimpan dalam incubator/referigator.

Teknik isolasi dilakukan dengan menggunakan ose/dawai dan

media yang digunakan adalah media cawan petri. Inokulasi dapat

dilakukan dengan ose atau pipet steril, dan media yang digunakan adalah

media cawan petri atau tabung reaksi. Teknik ini sering disebut juga

dengan teknik biakan murni, serta dapat memelihara dan mencegah


pencemaran dari luar. Media yang akan digunakan untuk membiakan

bakteri harus disterilkan terlebih dahulu untuk memperkecil cemaran

bakteri lain. Bentuk cawan petri dengan tutup yang lebih luas dari dasarnya

adalah untuk mencegah pncemaran dari luar. Pencegahan pencemaran

biakan dalm tabung reaksi adalah dengan menggunakan penutup baik dari

kapas, plastik, ataupun logam. Selain itu setiap kali membuka atau

menutup tabung, bibir tabung harus dipanaskan guna memperkecil

kontaminasi dari udara.

Pemindahan biakan cair selain dengan menggunakan jarum ose

dapat juga dengan menggunakan pipet. Pangkal pipet tersebut diberi kapas

untuk memperkecil kontaminasi dari cairan yang dipipet. Secara alami,

bakteri di alam ditemukan dengan populasi campuran, hanya dalam

keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat-

sifat lainnya maka organism yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini

berarti harus diperoleh biakan murni, yaitu suatu biakan yang hanya

mengandung satu jenis bakteri.

Agar dapat mendapatkan biakan murni dapat dilakukan

pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada awalnya

digunakan gelatin sebagain bahan pemadat. Gelatin terdiri dari protein

sehingga dapat dicerna ataupun dicairkan oleh bakteri. Bahan pemadat

yang kemudian ditemukan adalah agar yang merupakan polisakarida dari


rumput laut. Agar akan mencair pada suhu 100 0C , sedangkan pada suhu

44 0C masih dalam bentuk cair. Dalam suhu ini masih memungkinkan

bakteri untuk dapat tumbuh sehingga prinsip ini digunakan untuk

mengisolasi bakteri dengan cara agar tuang. Pada umumnya bakteri tidak

dapat mencerna atau mencairkan agar.

Setelah mendapatkan koloni terpisah (biakan murni) dan kemudian

membiakkannya pada media yang sesuai, maka langkah selanjutnya dalam

identifikasi bakteri adalah melakukan uji preparat basah, uji katalase, uji

pewarnaan gram, uji karbohidrat, uji reduksi nitrat, serta uji motilitas

(Aprian Pakar Majesta, 2011).

3.12.1 Uji katalase

Mikroorganisme mampu merombak lingkungannya dan

menggunakan bahan kimia sebagai sumber energi dan faktor pertumbuhan

serta reproduksinya. Semua aktivitas sel dibantu oleh enzim, bahkan dalam

pemecahan bahan kimia kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana

melibatkan banyak enzim, yang bekerja saling bertautan. Hal itu juga

karena kerja enzim adalah sangat spesifik, satu jenis enzim umumnya

hanya mampu bereaksi dengan satu jenis bahan. Hasil dari reaksi enzimatis

dapat diukur atau hilangnya suatu bahan pada media dapat dideteksi

(http://ml.scribd.com/doc/74672990/12/Uji-Katalase).
Pengujian katalase dilakukan untuk menguji kemampuam mikrob

pengasil enzim katalase dalam mendegradasi hydrogen perosikda. Selama

respirasi aerobic, mikrob menghasilkan hydrogen peroksida yang dalam

kasus tertentu merupakan superoksida yang sangat toksik. Akumulasi

senyawa itu dapat menyebabkan kematian bila tidak segera didegradasi.

Senyawa ini dihasilkan bila mikrob aerobic, anaerobic fakultatif, dan

mikroaerofilik menggunakan lintasan respires aerobic dengan oksigen

sebagai akseptor electron terakhir dan selama degradasi karbohidrat untuk

menghasilkan energy. Mikrob yang menghasilkan katalase dapat segera

mendegradasi hydrogen peroksida.

Katalase

2H2O2 2H2O + O2

Hidrogen peroksida air oksigen bebas

Mikrob aerobic yang tidak mempunyai katalase dapat mendegradai

terutama superoksida toksik dengan enzim superoksida dismutase dan

produk akhir adalah hidrogen peroksida yang kurang toksik dibandingkan

superoksida yang lain. Ketidakmampuan mikrob anaerobic mutlak untuk

mensitesis katalase, peroksidase dan superoksida dismutase menyatakan

bahwa oksigen bersifat toksik bagi mikrob tersebut. Tanpa kehadiran


enzim tersebut, hidrogen peroksida yang toksik tidak dapat di degradasi

bila mikrob dikultivasikan dalam lingkungan beroksigen. Produksi katalase

dapat dibuktikan dengan menambahkan hidrogen peroksida terhadap kultur

media OXA. Dengan adanya katalase maka timbul gelembung gas dari

oksigen bebas. Reaksi negatif tidak menunjukkan hal ini (Aprian Pakar

Majesta, 2011).

3.12.2 Uji Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan differensial yang sediktnya

menggunakan tiga reagen kimia yang diaplikasikan pada preparat

mikrokopis. Reagen pertama disebut pewarna dasar/primer yang fungsinya

untuk mewarnai semua sel. Untuk mendapatkan warna kontras, reagen

kedua yang digunakan adalah agen dekolorisasi. Berdasarkan komposisi

kimia dari komponen sel, agen dekolorisasi akan melarutkan zat warna

primer dari sel secara keseluruhan atau hanya pada struktur sel tertentu.

Reagen terkhir yaitu pewarna penutup yang merupakan pewarna kontras

dari pewarna primer (http://ml.scribd.com/doc/74672990/12/Uji- Katalase).

Berdasarkan komposisi dinding sel serta sifat pewarnaannya,

bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negative. Pada

tahun 1883, Christian Gram seorang ahli bakteriologi dari Denmark

menemukan metode pewarnaan bakteri tidak sengaja. Berdasarkan


pewarnaan ini, bakteri dibagi menjadi dua golongan yaitu Gram positif dan

Gram negatif.

Tabel 1. Perbedaan Relatif Sifat Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Sifat Gram Positif Gram Negatif


Kandungan lipid
Kandungan lipid tinggi
Komposisi dinding sel rendah
(11-22 %)
(1-4 %)
Ketahanan terhadap
Lebih sensitive Lebih tahan
penisilin
Penghabatan oleh
pewarna basa
Lebih dihambat Kurang dihambat
(misalnya Kristal
violet)
Kebanyakan spesies
Kebutuhan nutrient Relatif sederhana
relatif kompleks

Da

Dari pewarnaan Gram adalah kemampuan bakteri untuk tetap

mengikat kompleks Kristal violet-yod setelah diberi larutan pemucat. Pada

Gram negative, kompleks Kristal violet-yod tersebut larut sewaktu diberi

larutan pemucat. Sebaliknya bakteri Gram positif tetap mempertahankan

kompleks Kristal violet-yod.

Pewarnaan Gram hanya dapat dilakukan pada sel utuh. Hal ini

berarti bahwa Gram postif akan menjadi negatif bilamana dinding selnya

mengalami kerusakan. Selain itu diperlukan biakan bakteri yang segar

sehingga tidak akan terjadi penyimpangan dari hasil pewarnaan Gram.


Bakteri Gram negatif bersifat lebih konstan terhadap reaksi

pewarnaan, sebaliknya bakteri Gram positif sering berubah sifat

pewarnaannya sehingga menunjukkan reaksi Gram variable. Sebagai

contoh, kultur bakteri Gram positif yang sudah tua dapat kehilangan

kemampuannya untuk menyerap pewarna Kristal violet sehingga dapat

menyerap pewarna safranin, dan berwarna merah seperti bakteri Gram

negatif. Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh perubahan kondisi

lingkungan atau modifikasi teknik pewarnaan.

Perbedaan tahapan antara pewarnaan Gram positif dengan Gram

negative dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Tahapan Pewarnaan Gram

Pereaksi Gram Positif Gram Negatif

Kristal Violet Ungu Ungu

Larutan Lugol Ungu Ungu

Larutan Pemucat Ungu TIdak berwarna

Safranin Ungu Merah

Perbedaan pada tahapan pewarnaan Gram didasari oleh :

1. Perbedaan pada struktur dinding sel bakteri Gram positif dan Gram

negatif sehingga menyebabkan reaksi dalam permeabilitas zat

warna dan penambahan larutan pemucat. Sebagian besar dinding

sel bakteri Gram positif terdiri dari peptidoglikan, sedangkan


dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai kandungan lipid yang

tinggi dibandingkan dinding sel bakteri Gram positif. Lipid ini akan

larut dalam alkohol dan aseton (larutan pemucat), sehingga pori-

pori dinding sel membesar dan menigkatkan daya larut kompleks

Kristal violet-yod pada dinding sel bakteri Gram negative.

2. Pada bakteri Gram positif akan terbentuk persenyawaan kompleks

Kristal violet-yodium ribonukleat. Persenyawaan kompleks ini

tidak larut dalam larutan pemucat. Persenyawaan kompleks ini

tidak terbentuk pada bakteri Gram negative sehingga diduga adanya

perbedaan kandungan asam ribonukleat antara bakteri Gram postif

dan bakteri Gram negative. (Aprian Pakar Majesta, 2011).

3.12.3 Uji Motilitas

Motilitas ini dimaksudkan untuk melihat pergerakan dengan

menggunakan teknik Craigie’s yaitu bakteri (biakan murni) diinokulasikan

ke dalam tabung yang berisi suatu media agar semi padat tepat ditengah-

tengah media tersebut. Setelah diinkubasikan, kultur bakteri tersebut akan

menyebar. Dengan kata lain, uji motulutas ini bertujua untuk melihat

pergerakan dari bakteri, tepatnya dengan melihat pertumbuhannya yang

menyebar dalam media agar semi padat yang mengandung serbuk

tetrozlium. Jika bakteri ini motil, maka serbuk tetrazolium akan dreduksi

dan media akan berubah warna.


Suhu inkubasi sangat berperan penting dalam pertumbuhan

mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme motil pada suhu rendah antara

15 – 20 0C, sedangkan tidak akan tumbuh pada suhu optimum untuk

pertumbuhan bakteri yaitu pada suhu 37 0C.

Untuk pengujian motilitas pada bakteri dapat juga digunakan media

padat seperti MTM (Motility Test Medium). Media ini mengandung

pepton. Beberapa bakter (Cytopagas) bergerak dengan cara meluncur dan

untuk ini butuh media dan teknik khusus. Teknik ini tidak hanya

bergantung pada konsentrasi agar, tetapi juga tergantung pada konsentrasi

pepton. Teknik ini dilakukan dengan menempatkan media padat tersebut ke

dalam tabung reaksi. Kultur bakteri kemudian dinokulaskan dengan cara

menusuknya dengan cara melihat penyebarannya, apakah kultur tersebut

melebar dari tusukan awal atau tidak. Jika melebar maka kultur bakteri

tersebut bersifat motil. Untuk interpretasi hasil uji Listeria monocytogenes

dapat di lihat pada lampiran 1 (Aprian Pakar Majesta, 2011).

3.12.4 Uji hemolisis

Isolat bakteri yang berhasil diperoleh ditanamkan pada lempeng

agar darah (blood agar). Hal ini untuk menseleksi isolat-isolat mana saja

yang dapat menghasilkan biosurfaktan. Bakteri yang dapat menghasilkan

biosurfaktan akan dapat menghasilkan zona bening disekeliling koloninya.

Hal ini dikarenakan surfaktan berfungsi sebagai zat haemolisin.

Haemolisin memiliki fungsi sebagai antibody terhadap antigen membrane


eritrosi yang membuatnya mengalami hemolisis. (http://ml.scribd.com/

doc/59852027/27/Uji-Hemolisis).

Ada tiga pola hemolisis yang kemungkinan dapat diamati ketika

organisme tumbuh pada Agar Darah (BAP) :

Gambar 3. Pola hemolisis

Hemolisis Beta hemolitik berarti bahwa enzim bakteri melisiskan

sel-sel darah secara total. Hasil pola β-hemolisis di media menampilkan

lingkaran jernih yang jelas di sekitar koloni bakteri. Streptococcus

pyogenes, bakteri radang tenggorokan, adalah organisme B-hemolitik yang

sering ditemukan pada spesimen swab tenggorokan.

Alpha hemolisis (α-hemolisis) berarti bahwa enzim bakteri hanya

memecah sebagian sel-sel darah. Hasil di media menunjukkan /


kekuningan kehijauan / perubahan warna kecoklatan di sekitar koloni,

menunjukkan hemolisis tidak lengkap.

Gamma hemolisis pada dasarnya adalah tidak hemolisis sama

sekali, bahwa bakteri tidak berpengaruh pada sel-sel darah merah dan tidak

ada perubahan warna medium (http://pemburumikroba. blogspot.com

/2010/10/bap.html).

3.12.5 Pengamatan Mikroorganisme dengan Pewarnaan

Pengamatan terhadap bakteri di bawah mikroskop dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu :

1. Pengamatan bakteri dalam keadaan hidup, yaitu dengan cara membuat

preparat tetes gantung.

2. Pengamatan bakteri dalam keadaan mati, yaitu dengan cara membuat

preparat yang diberi zat warna (Aprian Pakar Majesta, 2011).

3.12.5.1 Pewarnaan

Terdapat dua jenis pewarnaan, yaitu pewarnaan negatif dan

pewarnaan positif. Pewarnaan negatif adalah suatu teknik pewarnaan

terhadap preparat yang diberi zat warna dan setelah dilihat di bawah

mikroskop obyeknya (bakteri) tidak berwarna, sedangkan lapangan

pandangnya berwarna. Sedangkan positif sebaliknya.


Pewarnaan positif dibagi menjadi dua teknik, yaitu pewarnaan

sederhana dan pewarnaan differensial. Pewarnaan sederhana adalah

suatu teknik pewarnaan dengan menggunakan satu jenis zat warna dan

dalam waktu yang relatif singkat yaitu 1-2 menit. Sedangkan pewarnaan

differensial adalah suatu pewarnaan dengan menggunakan beberapa

(minimal dua) macam zat warna, yang bertujuan untuk membedakan

bakteri yang satu dengan yang lain. Yang termasuk dalam pewarnaan

differensial adalah pewarnaan gram, pewarnaan spora, dan pewarnaan

bakteri tahan asam. (Aprian Pakar Majesta, 2011).

3.12.5.2 Pewarnaan Differensial

Pewarnaan differansial bertujuan untuk membedakan dua

jenis bakteri atau membedakan bagian-bagian sel bakteri, oleh sebab itu

dalam pewarnaan differensial ini menggunakan minimal dua macam zat

warna yang berbeda.

Prinsip dari pewarnaan differensial adalah harus terdapatnya

zat warna pertama (primary strain), zat dekolorasi (decolorizing agent),

dan zat warna kedua (counter strain).

Primary strain adalah zat warna yang dapat mewarnai semua

jenis/bagian sel bakteri. Contohnya adalah zat warna Kristal violet,

karbol fuchsin, dan malasit hijau.


Decolorizing Agent adalah zat yang bersifat dapat melarutkan

zat warna pertama, tetapi pada kondisi tertentu hanya sebagian saja yang

larut. Contohnya alcohol 95% dan air kran.

Counter Strain adalah zat warna kedua yang dapat mewarnai

bagian bakteri yang transparan setelah yang dihilangkan oleh

decolorizing agent. Contohnya adalah zat warna safranin (Aprian

Pakar Majesta, 2011).


BAB IV

KEGIATAN DI LABORATORIUM

4.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian listeria

monocytogenes, diantaranya :

4.1.1 Alat

a) Autoklaf h) Jarum ose

b) Botol/Erlenmeyer 500 mL i) Mikroskop

c) Bunsen j) Neraca

d) Cawan petri 50 mm x 12 mm k) Pinset

e) Inkubator suhu 30 0C dan 35 0C l) Tabung reaksi biasa

f) Kaca preparat m) Tabung reaksi bertutup

g) Jarum inokulasi

4.1.2 Bahan

a) Daging ayam

b) Buffered listeria enrichment broth (BLEB)

c) Listeria selective enrichment supplement

41
42

d) Agar Listeria according to Ottaviani and Agosti (ALOA)

e) Trypticase soy agar 0,6% yeast extract (TSAye)

f) Trypticase soy broth yeast extract (TSBye)

g) Purple carbohydrate fermentation broth base yang mengandung 0,5%

larutan glukosa, maltose, rhamnosa, xilosa, dan manitol

h) Motility test medium (MTM)

i) Hidrogen peroksida 3%

j) Nitrate reduction medium

k) Nitrate detection reagent

4.2 Metode Percobaaan

Percobaan terdiri dari tiga tahapan diantaranya tahap pengkayaan,

tahap isolasi, serta tahap identifikasi. Percobaan ini merupakan identifikasi

bakteri Listeria monocytogenes pada contoh daging ayam. Identifikasi ini

dilakukan melalui beberapa pendekatan dalam metode International

Standar Organization (ISO) 11290-1 : 1996/Amd.1 : 2004.

Percobaan dilakukan dengan menumbuhkan sampel pada media

pengkayaan kemudian di isolasi pada media selektif dan selanjutnya


diidentifikasi dengan beberapa pengujian diantaranya praparat basah,

katalase, pewarnaan gram, karbohidrat, reduksi nitrat, serta uji motilitas.

4.2.1 Cara kerja

4.2.1.1 Tahap pengkayaan

Sebanyak 25 gram sampel ditimbang ke dalam botol 500 mL

yang berisi 225 mL media buffered listeria enrichment broth (BLEB),

kemudian dihomogenkan. Larutan tersebut diinkubasikan kemudian

ditambahkan reagen selektif Listeria selective enrichment supplement

dan dilanjutkan inkubasi selama 24 dan 48 jam. Larutan menjadi keruh

dan terdapat endapan putih.

4.2.1.2 Tahap isolasi

Koloni yang diperoleh pada tahap pengkayaan digoreskan

dari media BLEB ke dalam media agar yang mengandung esculin

(OXA). Kemudian media ALOA diinkubasikan pada suhu 35 0C selama

24-48 jam. Pengamatan dilakukan dengan melihat ciri khusus koloni

Listeria monocytogenes pada media ALOA berdasar warna koloni biru

dengan warna putih di sekitar koloni. Sebanyak 5 atau lebih koloni yang

berciri khusus tersebut dipindahkan dari media ALOA ke dalam media

TSAye diinkubasikan pada suhu 30 0C selama 24-48 jam. Dengan cara

yang sama, sebanyak 5 atau lebih koloni yang berciri khusus

dipindahkan dari media ALOA ke dalam media TSBye dan


diinkubasikan pada suhu 35 0C selama 24 jam. Biakan pada media

TSAye dan TSBye selanjutnya digunakan untuk pengujian pada tahap

identifikasi.

4.2.2 Tahap identifikasi

4.2.2.1 Uji katalase

Mula-mula disiapkan preparat steril. Koloni tersangka yang

berciri khusus dipindahkan dari media ALOA ke atas preparat steril.

Kemudian ditambahkan 1 tetes pereaksi hidrogen peroksida 3 %. Uji

positif akan terbentuk gelembung pada koloni tersangka.

4.2.2.2 Uji pewarnaan gram

Mula-mula disiapkan preparat steril. Koloni dari biakan yang

berumur 16 -24 jam pada media TSBye diinokulasikan sebanyak satu

jarum ose di atas preparat steril. Kemudian preparat dikeringkan dan

difiksasi 3 kali di atas nyala api. Setelah itu preparat ditetesi dengan

Kristal violet ditunggu selama 1 menit lalu dicuci dengan air. Preparat

ditetesi larutan iod dan ditunggu selama 1 menit lalu dicuci dengan air,

setelah itu preparat ditetesi dengan alcohol 95 % ditunggu selama 20

detik. Preparat diwarnai dengan pewarna kedua yaitu safranin ditunggu

selama 15 detik kemudian kembali dicuci dengan air, lalu dikeringkan

dikeringkan dengan kertas tissue dan fiksasi di atas nyala api. Preparat

ditetesi minyak imersi dan diperiksa di bawah mikroskop dengan


perbesaran 1000 kali. Listeria monocytogenes berukuran kecil, batang

pendek,dan bersifat Gram positif.

4.2.2.3 Uji karbohidrat

Dengan menggunakan biakan pada TSBye, sebanyak 2-3

jarum ose diinokulasikan ke dalam media karbohidrat 0,5 % dalam

purple carbohydrate broth seperti glukosa, maltosa, rhamnosa, xilosa

dan manitol. Masing-masing media diinkubasikan pada suhu 37 0C

selama 24 jam. Setelah diinkubasikan selama 24 jam akan terjadi

perubahan warna media dari warna merah keunguan menjadi kuning

yang menandakan positif untuk uji karbohidrat. Untuk Listeria

monocytogenes pada media glukosa, maltose, serta rhamnosa

merupakan uji positif, sedangkan untuk media xilosa dan manitol

merupakan uji negatif.

4.2.2.4 Uji Motilitas

Koloni tersangka diambil dari cawan biakan kemudian

dipindahkan koloni yang berciri khusus dari media ALOA ke media

motility test medium (MTM) dengan menggunakan jarum inokulasi.

Koloni tersebut ditusukkan pada MTM dengan posisi tusukan horizontal

kemudian diinkubasikan pada suhu 30 0C selama 7 hari. Pengamatan

terhadap pertumbuhan pada media MTM dilakukan setiap hari. Listeria


monocytogenes bergerak dan membuat pola yang khas seperti payung

terkembang.

4.2.2.5 Uji Hemolitik

Biakan L.monocytogenes yang telah di inokulasikan ke media

TSAye diinokulasikan kembali ke media Sheep Blood Agar, setelah

diinkubasi selama 2 hari, akan terbentuk zona bening disekitar koloni.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengujian Listeria Monocytogenes Pada Contoh Daging Ayam

Berdasarkan ISO 11290-1 : 1996/Amd.1 : 2004

Dalam identifikasi ini digunakan bahan uji berupa daging ayam.

Metode yang dilakukan berdasarkan ISO 11290-1 : 1996/Amd.1 : 2004. Data

hasil identifikasi bakteri Listeria Monocytogenes dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil identifikasi Listeria Monocytogenes dalam daging ayam

Listeria
Uji Positif Negatif
Monocytogenes
Adanya Tidak ada
Katalase +
gelembung gas gelembung gas
Pewarnaan
Biru Merah +
Gram
Rhamnosa Kuning Merah +
Xylosa Kuning Merah -
Tidak terbentuk
Terbentuk payung
Motilitas payung +
terkembang
terkembang
Tidak ada zona
Zona bening
Hemolisis bening disekitar +
disekitar koloni
koloni

47
48

5.2 Pembahasan

Identifikasi ini dilakukan untuk menguji sampel daging ayam yang

diperkirakan terdapat bakteri Listeria monocytogenes di dalamnya.

Pengujian ini menggunakan standar ISO 11290-1 : 1996/Amd.1 : 2004,

untuk mengidentifikasi keberadaan Listeria monocytogenes menggunakan

cara gores ke perbenihan yang telah kering yaitu pada medium ALOA.

Untuk mengetahui bahwa bakteri yang diuji benar-benar Listeria

Monocytogenes di adakan beberapa tahap identifikasi sebagai berikut :

1. Uji Katalase

Pada sampel yang diujikan menunjukan hasil positif karena

terbentuk gelembung gas pada koloni yang diujikan setelah

ditambahkan 1 tetes pereaksi hidrogen peroksida 3%. Contoh hasil

pengujian katalase dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Uji Katalase : Positif (Terbentuk Gelembung gas)


2. Uji Pewarnaan Gram

Pada pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil positif pada

sampel yang diuji. Terdapat ciri-ciri dari Listeria monocytogenes yang

berbentuk batang pendek dan berwarna biru yang diamati

menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x. Contoh hasil

ujinya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Hasil Uji Pewarnaan Gram : Positif (Batang Pendek dan


berwarna biru)
3. Uji Karbohidrat

Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu

memfermentasikan karbohidrat. Pada pengujian karbohidrat, hasil uji

positif akan terjadi perubahan warna media dari warna merah menjadi

kuning dan pada hasil negatif tetap berwarna merah. Untuk listeria

monocytogenes pada media glukosa, maltosa, serta rhamnosa

merupakan uji positif, sedangkan untuk media xylosa dan manitol


merupakan uji negatif. Pengujian ini dilakukan dengan mengambil

sebanyak 0,5 biakan dari media TSBye diinokulasikan pada media

rhamnosa dan xylosa. Diinkubasikan pada suhu 37 0C selama 24 jam.

Contoh hasil uji karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil Uji Karbohidrat

Hasil uji pada rhamnosa : A. Negatif (media berwarna merah)

B. Positif (media berwarna kuning)

Hasil uji pada xylosa : C. Negatif (media berwarna merah)

D. Negatif (media berwarna merah)


4. Uji Motilitas

Uji motilitas ini berguna untuk melihat pergerakan dari bakteri.

Motil ditunjukan dengan pertumbuhan yang menyebar dari garis

tusukan, sedangkan non motil ditunjukan dengan pertumbuhan yang

hanya pada garis tusukan saja. Pada sampel yang diujikan menunjukan

hasil positif dengan terbentuknya payung terkembang, sedangkan hasil

negatif tidak terbentuk payung terkembang hanya terlihat sisa tusukan

jarum inokulasi pada media MTM. Contoh hasil uji motilitas dapat

dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Uji Motilitas: [A] Negatif (Tidak Terbentuk),


[B] Positif (Terbentuk Payung Terkembang)
5. Uji Hemolisis
Pada sampel yang diujikan menunjukan hasil positif. Untuk

mengetahuinya biakan Listeria Monocytogenes yang telah diinokulasi

ke media TSAye, diinokulasikan kembali ke media Sheep Blood Agar,

setelah diinkubasi selama 2 hari, akan terbentuk zona bening disekitar

koloni. Contoh hasil uji hemolisis dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hasil Uji Hemolisis


Gambar 7. Hasil Uji Hemolisis
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis cemaran bakteri Listeria monocytogenes pada contoh

daging ayam, dapat ditarik kesimpulan serta saran yang dapat meningkatkan mutu

kerja dalam pengerjaan analisis.

5.3 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil identifikasi Listeria monocytogenes yang telah

dilakukan terhadap sampel daging ayam melalui beberapa pendekatan

terhadap metode International Standar Organization (ISO) 11290-1 :

1996/Amd.1 : 2004 menunjukan hasil yang positif. Artinya terdapat bakteri

patogen Listeria monocytogenes pada sampel yang diujikan.

5.4 6.2 Saran

 Diharapkan untuk pengadaan biakan bakteri Listeria Ivanovii agar dapat

melakukan uji identifikasi CAMP test.

 Melakukan perbandingan uji karbohidrat antara bakteri Listeria

monocytogenes dengan Listeria Ivanovii terutama untuk larutan xylosa

53
54

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, A.R.2010.Analisis Cemaran Bakteri Staphylococcus aureus Pada


Contoh Keju Dan Susu Bubuk.Bogor : SMK Analis Kimia YKPI

International Standard Organization (ISO).11290-1:1996/Amd.1:2004.


Microbiology of food and animal feeding stuffs-Horizontal method for
the Detection and enumeration of Listeria Monocytogenes.

Majesta, A.P.2011.Analisis Bakteri Listeria Monocytogenes Dalam


Produk Pangan.Bogor : Akademi Kimia Analis

Nurdianasari, Dewi.2011.Analisa Listeria Monocytogenes Pada Contoh


Susu Bubuk.Bogor : SMK Analis Kimia YKPI

SMK Analis Kimia YKPI.2012.Pedoman Pelaksanaan Dan Penulisan Laporan


Praktik Kerja Lapang.Bogor : SMK Analis Kimia YKPI

Http://cacingkecil.files.wordpress.com/.../microbial-listeria-monocytogenes....
didownload tanggal 24 Oktober 2012 jam 12.21 WIB.

Http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/25/listeria-monocytogenes/
didownload tanggal 7 Agustus 2012 Pukul 22.05 WIB.

Http://landasanteori.blogspot.com/2010/06/makalah-bakteri.html di download
tanggal 22 Oktober 2012 jam 17.19 WIB.

Http://ml.scribd.com/doc/59852027/27/Uji-Hemolisis didownload tanggal


25 September2012 jam 5.26 WIB.

Http://ml.scribd.com/doc/74672990/12/Uji-Katalase didownload tanggal


2 Oktober 2012 jam 4.08 WIB.
Http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/10/bap.html didownload tanggal
25 September 2012 jam 5.25 WIB.

Http://pemburumikroba.blogspot.com/2010_11_01_archive.html didownload
tanggal 19 September 2012 jam 21.55 WIB.

Http://ppmb.kemendag.go.id/default.aspx di download tanggal 25 Oktober 2012


jam 11.02 WIB.

Http://www.cfsan.fda.gov/~mow/intro.html didownload tanggal 4 Agustus 2012


jam 10.42 WIB.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Interpretasi Hasil Uji Listeria Monocytogenes

Jenis Uji Hasil Uji Keterangan

Bergerak sedikit berputar


Preparat basah +
atau bergerak mendatar

Katalase + Gelembung

Batang pendek, Gram


Pewarnaan Gram +
Positif

Glukosa + Kuning

Maltosa + Kuning

Ramnosa + Kuning

Xilosa - Kuning

Manitol - Kuning

Reduksi Nitrat - Kuning

Motilitas + Koloni berbentuk payung


Lampiran 2. Media Pembiakan Dan Pereaksi

1. Buffered listeria enrichment broth base (BLEB)

Spesifikasi :

Kultur media cair untuk pengayaan listeria spp

Formula (g/L) :

a. Tryptic Soy Broth 30g

b. Yeast Extract 6g

c. Disodium Hydrogen phosphate 9,6 g

d. Potassium dihydrogen phosphate 1,35 g

e. Sodium pyruvate 1,1 g

Pembuatan :

Sebanyak 24 g media instan ditimbang dalam 500 ml air destilasi.

Media dipanaskan hingga mendidih kemudian dipindahkan masing-masing

225 ml ke botol. Media disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada

suhu 121 0C.

2. Brain heart infusion (BHI)

Formula (g/L)

a. Calf brain infusion solids 12,5 g


b. Beef heart infusion solids 5g

c. Proteose peptone 10 g

d. Glucose 2g

e. Sodium chloride 5g

f. Disodium phosphate 2,5 g

Pembuatan :

Sebanyak 37 g media instan ditimbang ke dalam 1 L air destilasi.

Media diaduk rata kemudian dipindahkan masing-masing 10 ml ke botol.

Media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 0C.

3. Listeria selective agar base (Oxford Formulation) OXA

Formula (g/L) :

a. Columbia blood agar base 39 g

b. Ferric ammonium citrate 0,5 g

c. Aesculin 1g

d. Lithium chloride 15 g

Pembuatan :

Sebanyak 27,75 g media instan ditimbang ke dalam 500 ml air

destilasi. Kemudian media dididihkan hingga merata. Media disterilisasi

dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit. Media


dinginkan hingga suhu 50 0C kemudian sebanyak 1 vial Listeria Selective

supplement ditambahkan secara aseptik sesuai dengan petunjuk

penggunaan. Aduk merata dan pindahkan ke dalam cawan petri steril.

4. Listeria Selective Enrichment Supplement

Formula (g/L):

Per vial per liter

Nadilixid acid 20 mg 40 mg

Cyclohexamide 25 mg 50 mg

Acriflavine hydrochloride 7,5 mg 15 mg

Pembuatan :

Sebanyak 18 gram media instan ditambahkan dalam 500 ml air

destilasi kemudian disteril dengan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15

menit. Kemudian media didinginkan sehingga suhu menjadi 50 0C dan

dipindahkan secara aseptik ke dalam vial Listeria selective enrichment

supplement.

5. Motility Test Medium (MTM)

Untuk pengujian motil pada Listeria spp

Formula (g/L) :
a. Beef extract 3g

b. Peptone/gelysate 10 g

c. NaCl 5g

d. Agar 4g

Pembuatan :

Komposisi diatas dilarutkan ke dalam 1 L air destilasi kemudian

dipanaskan sampai hampir mendidih. Kemudian dituangkan sebanyak 8

mL ke dalam masing-masing tabung reaksi. Media disterilisasi dengan

menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C selama 15 menit.

1. Zat warna safranin

Formula :

a. Safranin O 0,25 g

b. Ethanol (95%) 10 mL

c. Air suling 100 mL

2. Trypticase Soy Agar yeast extract (TSAye)

Formula (g/L) :

a. Tryticase soy agar 40 g

b. Yeast extract 6g

c. Air destilasi 1L
Pembuatan :

Sebanyak 46 gram media instan ditimbang dalam 1 liter air destilasi

kemudian diaduk dan disteril menggunakan autoklaf dangan suhu 121 0C

selama 15 menit.

3. Trypticase soy broth yeast extract (TSBye)

Formula (g/L) :

a. Casein peptone 17 g

b. Soya peptone 3g

c. Sodium chloride 5g

d. Dipotassium phosphate 2,5 g

e. Dextrose 2,5 g

Pembuatan :

Sebanyak 30 g media instan ditimbang ke dalam 1 liter air destilasi

kemudian disteril dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C selama

15 menit.

4. Red carbohydrate fermentation broth base

Formula :

a. Red broth base 15 g


b. Air destilasi 900 mL

Pembuatan :

Sebanyak 15 gram media purple broeh base dicampurkan dengan

air destilasi, kemudian di tuang 9 ml ke dalam tabung reaksi. Media

disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15

menit.

5. Indicator methyl red

Formula :

a. Methyl red 0,01 g

b. Ethyl alcohol 95 % 300 mL

c. Air suling 200 mL

Pembuatan :

Methyl red dilarutkan kedalam 300 mL alcohol, dan kemudian

dijadikan hingga 500 mL dengan air suling.

6. Larutan Kristal violet

Formula :

a. Kristal violet (85-90% kadar zat warna ) 2g

b. Etil alcohol 20 mL
c. Ammonium oksalat 0,8 g

d. Air suling 80 mL

Pembuatan :

Kristal violet dilarutkan dalam alkohol dan ammonium oksalat

dalam air suling kemudian kedua larutan tersebut dicampurkan dan

disimpan campuran selama 24 jam sebelum digunakan.


Lampiran 3. Bagan Struktur Organisasi PPMB

64
65

Lampiran 4. Jurnal Kegiatan Kerja Harian Yang Dilakukan Selama


Praktik Kerja Lapang (PKL) Di PPMB

NO HARI, TANGGAL JAM KEGIATAN


1 Senin, 9 - 7 - 2012 08.30-17.00 o Pengenalan dengan lingkungan
laboratorium
o Pengarahan dari pembimbing
o Membaca intruksi kerja
2 Selasa, 10 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Melihat cara kerja penyelia
o Sterilisasi alat dan larutan pengencer
3 Rabu, 11 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media dan larutan
pengencer
4 Kamis, 12 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Menggores salmonella dari contoh
susu bubuk
5 Jumat, 13 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Sterilisasi alat dan larutan pengencer
o Menyiapkan media
6 Senin, 16 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer
o Sterilisasi alat
o Uji IMVIC
7 Selasa, 17 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Sterilisasi alat dan larutan pengencer
o Pengujian margarine
8 Rabu, 18 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Melanjutkan uji MR
o Menulis cara kerja listeria
monocytogenes
o Uji IMVIC
9 Kamis, 19 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Uji salmonella margarin
o Uji E.Colli pada margarin
o Uji coliform, kapang dan khamir,
lipolitik dan ALT
10 Jumat, 20 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer
o Sterilisasi media dan alat
o Membuat media PCA dan MEA
11 Senin, 23 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media E.C Broth dan
VRBGA
o Pengujian salmonella pada sayuran
o Sterilisasi alat
o Pengkayaan dari sampel susu
o Teknik sebar dengan media
VRBGA dari sampel susu
12 Selasa, 24 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media XLD
o Menggores sampel sayuran
13 Rabu, 25 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media selektif
Mac.conkey
o Sterilisasi pipet
14 Kamis, 26 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer peptone
15 Jumat, 27 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer
tryptone dan KCM
o Membuat media PCA
o Menghitung ALT
16 Senin, 30 - 7 – 2012 08.30-17.00 o Uji IMVIC pada contoh sayuran
o Membuat media letheen agar dan
letheen broth
17 Selasa, 31 - 7 - 2012 08.30-17.00 o Pengujian ALT pada sampel
kosmetik
o Uji salmonella
o Uji verifikasi listeria
18 Rabu, 1 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuatlarutan pengencer peptone,
mac.conkey, dan Kf streptococcus
o Menghitung koloni listeria
19 Kamis, 2 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Pengujian ALT pada kosmetik
o Uji motilitas dan katalase
o Membuat larutan pengencer
20 Jumat, 3 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media nitrat broth dan
TSAye
o Pengujian salmonella dan coliform
dalam contoh susu bubuk
o Pengujian margarin
21 Senin, 6 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Pengujian salmonella untuk susu
bubuk
o Membuat Peptone dan mac.conkey
22 Selasa, 7 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Uji identifikasi karbohidrat
o Uji salmonella, staphylococcus, dan
coliform dalam susu bubuk
23 Rabu, 8 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat Larutan pengencer
o Pengujian salmonella untuk susu
bubuk
o Pengujian E.Colli dalam contoh air
24 Kamis, 9 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media agar EMB
o Menggores salmonella
25 Jumat, 10 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media selektif
Mac.Conkey
o Membuat media XLD, HE, dan
BSA
o Ujia karbohidrat dan Nitrat
26 Senin, 13 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Menghitung koloni bakteri
staphylococcus
o Pengujian salmonella dalam contoh
susu bubuk
o Pengujian salmonella dalam contoh
sayuran
o Uji E.Colli dalam contoh susu
bubuk
27 Selasa, 14 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Menggores salmonella
28 Rabu, 15 – 8 – 2012 08.30-17.00 IJIN
29 Kamis, 16 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer peptone
30 Jumat, 23 – 8 – 2012 08.30-17.00 IJIN
31 Senin, 24 – 8 – 2012 08.30-17.00 IJIN
32 Selasa, 27 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan dan media
o Uji IMVIC pada contoh sayuran
33 Rabu, 28 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media PCA dan MEA
o Pengujian salmonella pada kakao
dan susu bubuk
o Pengujian staphylococcus dan
coliform dalam contoh susu bubuk
o Uji kapang dan khamir pada contoh
kakao
34 Kamis, 29 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Uji salmonella
o Menghitung ALT
o Membuat larutan red carbohydrate
fermentation broth base
o Identifikasi bakteri staphylococcus
35 Jumat, 30 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Uji salmonella pada kakao dan susu
bubuk
36 Senin, 31 – 8 – 2012 08.30-17.00 o Membuat MTM
37 Selasa, 3 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan LST
38 Rabu, 4 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media TBA
39 Kamis, 5 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer peptone
o Membuat media agar MEA dan
MYP
o Pengujian terigu
40 Jumat, 6 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Penetapan kadar asam folat pada
contoh terigu
41 Senin, 7 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat peptone dan LB
o Membuat media PCA dan MEA
o Uji salmonella, ALT, APM, Basillus
dan staphylococcus pada contoh
susu
o Uji kapang dan khamir pada contoh
kayu manis
42 Selasa, 10 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Pengujian salmonella pada contoh
susu
43 Rabu, 11 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Menggores salmonella
44 Kamis, 12 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media MEA
45 Jumat, 13 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan red carbohydrate
fermentation broth base
o Membuat larutan rhamnose dan
xylose
46 Senin, 14 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat peptone, LST dan TBA
o Uji pewarnaan gram dan katalase
o Membuat larutan Ringer
47 Selasa, 17 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat larutan pengencer peptone
o Membuat Mac.conkey dan LST
o Membuat media TBA, PCA dan BP
o Uji E.Colli dan Coliform pada
sayuran
48 Rabu, 18 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat TSB dan MEA
o Uji Coliform, ALT, dan
Staphylococcus pada contoh susu
bubuk
49 Kamis, 19 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Uji salmonella pada contoh susu
bubuk dan minuman
o Membuat media BGLB dan EC
50 Jumat, 21 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat peptone, Mac.Conkey dan
EMB
o Mengitung ALT
51 Senin, 24 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat ringer
o Uji E.Colli, Coliform,
Staphylococcus dan ALT pada
contoh susu bubuk
o Uji ALT dan kapang khamir pada
contoh teh
52 Selasa, 25 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Membuat media Mac.Conkey
o Pengujian salmonella dalam contoh
susu bubuk
o Pengujian ALT, Lipolitik, Coliform,
Kapang dan Khamir pada contoh
margarin
53 Rabu, 26 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Menghitung ALT
o Menggores salmonella dari contoh
susu
o Membuat media BGA
54 Kamis, 27 – 9 – 2012 08.30-17.00 o Menghitung ALT
o Menghitung Lipolitik
o Uji IMVIC

Anda mungkin juga menyukai