Disusun oleh:
RADITYA PRABAWATMI
16308144021
Telah dilaksanakan dan dinilai oleh Dosen Pembimbing PKL pada tanggal
……………………. 2021 dan dinyatakan lulus.
Dosen Pembimbing:
Nama : Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes. Tanda tangan ……………….
NIP : 19620414 198803 1 003
Pembimbing Lapangan :
Nama : Hari Waluyo, S. KM., M. Sc. Tanda tangan ……………….
NIP : 196804171991031008
ii
KATA PENGANTAR
iii
6. Ibu Ria, Ibu Nur, dan Bapak Sumadi, serta Bapak Ibu pegawai lainnya
di BLKK yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
pelaksanaan PKL.
7. Dek Dani dan Dek Hana teman-teman siswi SMK-SMTI Yogyakarta
yang telah menemani, membantu, dan membagikan banyak ilmunya
kepada kami dalam pelaksaan Praktik Kerja Lapangan.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Kami sebagai penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan berupa
saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan
kontribusi pengetahuan dagi pembacanya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................3
C. Pembatasan Masalah...............................................................................4
D. Rumusan Masalah...................................................................................4
E. Tujuan......................................................................................................4
F. Manfaat....................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................6
A. Pengertian................................................................................................6
1. Air Limbah.........................................................................................6
2. Karakter Fisik Limbah Cair................................................................7
3. Degradasi Bahan Organik (Organic Degradation)............................7
4. Oksigen Terlarut (DO)........................................................................8
5. Metode Analisis Oksigen Terlarut (DO)............................................9
6. Kebutuhan Oksigen Biokimia atau BOD.........................................10
7. Metode Pengukuran BOD................................................................12
8. Prosedur Kerja Analisis BOD dengan Titrimetri
(SNI 6989.72:2009)..........................................................................12
BAB III METODE PKL.....................................................................................20
A. Lokasi PKL............................................................................................20
B. Desain PKL...........................................................................................20
C. Objek PKL.............................................................................................20
v
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................21
E. Instrumen PKL......................................................................................22
F. Teknik Analisis Data.............................................................................22
BAB IV HASIL PKL DAN PEMBAHASAN...................................................26
1. Tujuan...............................................................................................36
2. Waktu Pelaksanaan...........................................................................37
3. Prinsip...............................................................................................37
4. Alat dan Bahan.................................................................................37
5. Perhitungan Kebutuhan Media Pengencer........................................37
6. Prosedur kerja...................................................................................38
7. Data Hasil Pengamatan.....................................................................41
8. Perhitungan Kadar BOD...................................................................41
9. Data Hasil Perhitungan Kadar BOD.................................................46
10. Pembahasan.....................................................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................53
A. Kesimpulan............................................................................................53
B. Saran......................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................56
vi
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program studi Biologi adalah salah satu program studi yang berada di
bawah Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan visi dan
misi Program Studi Biologi, maka diperlukan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) bagi mahasiswa sebagai upaya upaya untuk memberikan
pengalaman praktis sebagai bekal bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia
kerja atau sosial.
Kegiatan PKL berperan penting dalam membekali mahasiswa dengan
pengalaman dan pengetahuan untuk mempelajari manajemen organisasi,
kegiatan operasional terkait tempat dilaksanakannya PKL, permasalahan di
wilayah kerja, dan penyelesaian permasalahan yang muncul di instansi PKL.
serta membantu mahasiswa membangun hubungan dan mengidentifikasi
peluang kerja di masa depan. Keberhasilan dan kegagalan selama masa PKL
menjadikannya pelajaran yang sangat berharga bagi mahasiswa untuk
meningkatkan keterampilan mahasiswa baik secara pribadi maupun profesi
agar tidak canggung dengan masalah masa depan di dunia kerja. Kegiatan
PKL yang dilakukan bertujuan untuk membantu mahasiswa memperoleh
pengalaman bagaimana melakukan pelayanan sebagaimana dilakukan oleh
seorang analis kesehatan lingkungan untuk mendapatkan suatu data yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelayakan suatu objek yang diuji.
Dalam hal ini, mahasiswa tertarik pada pekerjaan praktis di otoritas
kesehatan.
Salah satu fasilitas kesehatan yang berada di Yogyakarta adalah Balai
Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Provinsi Yogyakarta yang berada di
Jl. Ngadinegaran MJ III No. 662, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi
Yogyakarta (BLKK) merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di
1
2
hal 10). Namun, kini masih saja terdapat air sumur warga yang memiliki
kadar BOD di atas standar baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2001. Menurut Rachmawati (2019, hal 22), sebanyak 5 sampel
air sumur tidak memenuhi syarat baku mutu kriteria mutu air kelas I
bersumber dari limbah cair aktivitas industri soun atau dari faktor cemaran
lain seperti selokan dan septictank.
Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam air, maka diperlukan
adanya analisis berbagai parameter, salah satunya adalah penentuan Kadar
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD). Prinsip dari kegiatan ini adalah
pengukuran BOD. Pengukuran BOD yaitu mengukur kandungan oksigen
terlarut awal (DO0) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian
mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20 C) yang sering disebut
DO5. Selisih DO0 dan DO5 merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam
miligram oksigen per liter (mg/L). Prosedur pengukuran BOD yang dilakukan
pada praktik ini di antaranya: pembuatan larutan pengencer, pengenceran
sampel, penentuan oksigen terlarut hari ke-0 (DO0) dengan titrasi, penentuan
oksigen terlarut (DO5) dengan titrasi, dan perhitungan nilai BOD.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu untuk dilaksanakan
Praktik Kerja Lapangan untuk menganalisis kualitas air limbah dengan
parameter BOD di Laboratorium Kimia Air Balabkes dan Kalibrasi daerah
Istimewa Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang teridentifikasi dari latar belakang masalah di
antaranya:
1. Permintaan instansi baik dari rumah sakit, hotel, dan tempat wisata
ataupun permintaan secara perorangan akan layanan analisis air limbah di
Laboratorium Kimia BLKK cenderung lebih tinggi dibanding layanan
lainnya.
4
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Gambaran profil Balai Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta.
2. Proses analisis kualitas air limbah dengan parameter BOD di
Laboratorium Kimia Air BLKK Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat berdasarkan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) adalah:
1. Bagaimana gambaran profil Balai Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta?
2. Bagaimana cara memeriksa kadar BOD sampel air limbah di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta?
3. Bagaimana hasil uji BOD sampel air limbah di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta?
E. Tujuan
1. Mengetahui gambaran profil Balai Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta.
2. Mengetahui cara memeriksa kadar BOD sampel air limbah di Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
3. Mengetahui hasil uji BOD sampel air limbah di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta.
5
F. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan PKL baik mahasiswa
maupun lembaga pendidikan, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan nyata yang meliputi kondisi fisik
Llaboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta, peralatan yang
digunakan, kondisi para karyawan dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan di bidang yang sesuai dengan program
studi biologi
c. Mengetahui informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sesuai dengan perkembangan industri
d. Memperoleh dan mendapatkan relasi (hubungan kerja) baik dengan
suatu perusahaan, Industri, maupun instansi.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Meningkatkan hubungan antara Program Studi Biologi khususnya
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY dengan
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
b. Mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan kualitas Pendidikan
sehingga senantiasa dapat mengikuti perkembangan dunia industri.
3. Bagi Balai Laboratorium
a. Memperoleh saran dan masukan baru dari Lembaga Pendidikan,
melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL.
b. Dapat menjalin hubungan baik dengan Lembaga Pendidikan,
khususnya dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNY.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Air merupakan kebutuhan pokok yang paling utama bagi seluruh makhluk
hidup di bumi. Makhluk hidup seperti manusia sangat bergantung kepada air
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga, namun
untuk kebutuhan lainnya seperti kebutuhan industri (Chairunnisa, 2021, hal
61). Air adalah pelarut yang baik, oleh karena itu, air di alam tidak pernah
dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut
dan tidak terlarut, termasuk juga mikroorganisme (Aliya, 2006, hal 4).
Balai laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY menganalisis tiga jenis
sampel air, di antaranya: air limbah, air minum, dan air bersih. Petugas
pengambil sampel mengambil langsung sampel air yang akan diuji sesuai SNI
06-2412-1991. Petugas dapat mengambil sampel sekitar Daerah Istimewa
Yogyakarta dan luar daerah.
1. Air Limbah
Air limbah pada dasarnya adalah persediaan air masyarakat setelah
digunakan pada berbagai aplikasi, seperti air buangan domestik atau
rumah tangga, instansi, dan perusahaan komersial serta industri. Air
limbah tersebut bisa berwujud air tanah, air permukaan, dan air hujan. Air
limbah banyak mengandung mikroorganisme patogen dan nutrisi yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman air. Air limbah dapat
mengandung senyawa beracun atau senyawa mutagenik dan karsinogenik
(Yuliwati, 2020, hal 5).
Pada konsentrasi tertentu, kehadiran air limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat pengaruh buruk air
limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya. Limbah cair memiliki
karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Karakteristik fisika antara lain:
6
7
suhu, bau, densitas, warna, Total Suspended Solid (TSS), Total Solid
(TS), konduktivitas, dan kekeruhan. Sementara karakteristik kimia terdiri
atas Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), protein, karbohidrat, minyak dan lemak serta derajat keasaman
(pH). Karakteristik biologi terdiri atas bakteri dan mikroorganisme
(Metcalf, 1991 dalam Sitorus, 2021, hal 2).
2. Karakter Fisik Limbah Cair.
Peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan air dan
pengendalian pencemaran air menjelaskan beberapa jenis limbah cair, di
antaranya:
a. Limbah cair domestik atau rumah tangga (domestic wastewater), yaitu
limbah hasil dari kegiatan rumah tangga, perkantoran, perdagangan,
dan sisa bahan bangunan. Contohnya: Limbah cair sisa dari air sabun,
detergen sisa cucian, dan air tinja.
b. Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair sisa
kegiatan industri seperti industri tekstil dalam proses pewarnaan kain,
industri pengelolaan makanan air yang digunakan untuk proses
pencucian bahan seperti daging, buah, dan sayur.
c. Rembesan dan luapan (Infiltration and Flow), yaitu limbah cair
karena adanya kebocoran, sehingga merembes ke dalam tanah atau
adanya luapan dari permukaan. Instalasi pemasangan AC atau
pendingin ruangan, saluran pembuangan air di atap Gedung atau
rumah.
d. Air hujan (storm water), yaitu air hujan yang mempunyai banyak
manfaat, akan tetapi air hujan yang jatuh ke tanah yang tidak meresap
ke dalam tanah, maka akan mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Proses mengalir ini akan membawa serta partikel-partikel yang
terdapat di atas permukaan tanah. Proses ini yang menyebabkan air
hujan termasuk sebagai limbah cair (Sitorus, 2021, hal 16).
3. Degradasi Bahan Organik (Organic Degradation)
8
disebut DO5. Selisih DO0 dan DO5 merupakan nilai BOD yang dinyatakan
dalam miligram oksigen per liter (mg/L) (Balai Laboratorium Kesehatan
dan Kalibrasi, 2018, hal 1).
e. Pengujian
1) Botol DO disiapkan sebanyak 2 buah, kemudian masing-masing
botol ditandai dengan notasi A1 dan A2.
2) Botol Blangko diisi dengan larutan pengencer tanpa larutan
contoh uji, dibuat sebanyak 2 buah (B1 dan B2).
3) Botol Larutan Standar diisi dengan hasil pengenceran larutan
glukosa-glutamat, dibuat sebanyak 2 buah (C1 dan C2).
4) Larutan contoh uji dimasukkan ke dalam masing-masing botol
secara hati-hati untuk menghindari gelembung udara.
5) Botol berisi larutan uji dikocok beberapa kali, kemudian
ditambahkan air bebas mineral pada sekitar mulut botol DO
yang telah ditutup.
6) Botol A2 disimpan dalam lemari 20oC 1oC selama lima hari.
7) Larutan uji pada botol A1 dilakukan pengukuran oksigen dengan
titrasi. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai
oksigen terlarut 0 hari (A1). Pengukuran pada nol hari harus
dilakukan paling lama 30 menit setelah pengenceran.
8) Pengukuran oksigen dengan titrasi juga dilakukan untuk larutan
uji pada botol A2 yang telah diinkubasi selama 5 hari 6 jam.
Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen
terlarut 5 hari (A2).
9) Pengukuran oksigen dengan titrasi juga dilakukan untuk larutan
pada botol blangko. Hasil pengukuran yang diperoleh
merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (B1), dan nilai oksigen
terlarut 5 hari (B2).
19
f. Perhitungan
1) Nilai BOD5 contoh uji dihitung dengan rumus sebagai berikut:
( B1−B2 )
BOD5=
( A ¿ ¿1− A2 )−
[ VB ] VB
¿
1/ P
Pengertian:
a) BOD5 adalah nilai BOD5 kontrol standar (2 ulangan)
dalam mg/l.
b) A1 adalah kadar oksigen terlarut glukosa-asam glutamat 0
hari (mg/l).
c) A2 adalah kadar oksigen terlarut glukosa-asam glutamat 5
hari dalam mg/l.
d) B1 adalah kadar oksigen terlarut blangko o hari dalam
mg/l.
e) B2 adalah kadar oksigen terlarut blangko 5 hari dalam
mg/l.
f) VB adalah volume suspensi mikroba (ml) dalam botol DO
blangko.
g) VC alah volume suspensi mikroba (ml) dalam botol contoh
uji
h) P adalah pengenceran
i) Catatan: Perbedaan antara nilai replikasinya (RPD) tidak
lebih dari 30%.
BAB III
METODE PKL
A. Lokasi PKL
Nama Lembaga/Instansi : Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Alamat Lembaga/Instansi : Jl. Ngadinegaran MJ III No. 62,
Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, 55143
G. Desain PKL
1. Waktu PKL
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 20 hari kerja, yaitu tanggal
04 Oktober sampai dengan 27 November 2021.
2. Pelaksanaan PKL
Mulai hari pertama hingga hari terakhir dilaksanakan praktik di
laboratorium Kimia Air dan Laboratorium Makanan dan Minuman.
Praktik yang dilakukan adalah menganalisis berbagai sampel air maupun
sampel makanan yang masuk ke Balai Laboratorium Kesehatan dengan
menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan parameter yang akan
diuji. Parameter tersebut salah satunya adalah penentuan kadar BOD
(Biochemical Oxygen Demand) pada sampel air limbah.
H. Objek PKL
Objek dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yaitu berupa sampel atau
contoh uji dari berbagai tempat, antara lain sampel air minum, air bersih, air
limbah, serta sampel makanan dan minuman. Sampel-sampel tersebut
kemudian diberi nama atau kode nomor untuk memudahkan pengujian di
laboratorium.
22
J. Instrumen PKL
Alat-alat yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan di laboratorium
Kimia Air meliputi:
1. Inkubator BOD suhu 20C
2. Botol DO (Botol Winkler)
3. Aerator
4. Pipet volume 1,0 dan 10,0 mL.
5. pH meter
6. Labu ukur 100 mL, 200 mL dan 1000 mL
7. Timbangan analitik
8. Buret
9. Tabung Erlenmeyer
10. Lap kain
11. Ember kecil
12. Batang Pengaduk
13. Gelas ukur 50 ml
4. Aspek Organisasi
a. Struktur Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
Struktur organisasi menunjukkan tugas, wewenang dan
tanggung jawab setiap orang dalam laboratorium sehingga tercipta
suatu kerjasama dan pembagian tugas yang sesuai dengan
bidangnya. Adapun struktur Balai Laboratorium Yogyakarta
adalah:
1) Kepala Balai
2) Sub bagian Tata Usaha
3) Seksi Pelayanan
4) Kelompok Jabatan Fungsional
b. Realisasi kegiatan masing-masing bagian
1) Kepala Balai Laboratorium Yogyakarta bertugas memimpin
dalam penyelenggaraan kegiatan balai sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.Uraian tugas kepala balai
adalah sebagai berikut :
32
1. Aspek Teknis
a. Alur Sampel
Sampel diterima kemudian masuk ke sub seksi yang
bersangkutan. dilakukan preparasi sampel (penyimpanan,
pengawetan dan pengerjaan), dan analisis hasil. Hasil kemudian
diberikan kepada kepala urusan data dan pengetikan, kepala seksi
pengetikan, kepala seksi pengecekan, kepala seksi/kepala BLK,
kepala urusan data pengarsipan, hasil diberikan kepada pengirim
sampel.
a. Keselamatan kerja
Maksud dan tujuan Keselamatan Kerja untuk mencegah terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari pekerjaan baik bagi petugas maupun
orang lain, bahkan lingkungan serta menghindari kerusakan alat
sebagai akibat dari kelalaian petugas.
1) Pembuatan tanda-tanda bahaya
2) Kotak P3K
3) Alat pemadam kebakaran
4) Pemakaian jas praktik, sarung tangan dan masker
5) Sterilisasi meja kerja
6) Pencucian alat-alat gelas dilakukan terlebih dahulu dengan
merendamnya didalam larutan antiseptik
7) Bekerja sesuai protap.
b. Pengolahan limbah laboratorium
Untuk limbah cair yang sifatnya infeksius diberi desinfektan
terlebih dahulu baru dibuang kesaluran pembuangan limbah
selanjutnya dilakukan pengolahan limbah lebih lanjut dengan cara
aerasi, apabila limbah cair sudah aman selanjutnya dialirkan ke
saluran lingkungan.
35
1) Nasional
a) Pemantapan Mutu Bidang Immunologi yaitu HBs Ag.
Anti HIV, VDRL dan Widal.
b) Pamantapan Mutu Bidang Toksikologi dan Kimia Air.
c) Pemantapan Mutu Bidang Kimia Klinik dan Hermatologi
2) Internasional
Pemantapan Mutu Bidang Mikrobiologi/Immunologi yaitu
isolasi virus campak oleh CDC di Atlanta serta IgM Campak
dan IgM Rubella oleh WHO SEARO India-Australia.
e. Peningkatan Mutu Pelayanan
Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dalam upaya
meningatkan mutu pelayanannya telah mengikuti akreditasi yang
dilaksanakan oleh:
1) Komite akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) dari hasil
audit memperoleh nilai akhir 88,66% sehingga memiliki status
penuh sesuai SK Kepala Dinas Kesehatan Prop.DIY tanggal 14
Januari 2006 No.445/0299/IV.2
2) KAN ISO 17025 pada tahun 2008
3) BSM TELAPI TUK pada tahun 2010
f. Kegiatan Unggulan
1) Satu-satunya Laboratorium Kesehatan di Indonesia yang
mampu membuat antigen FI untuk pemeriksaan Serologi Pes,
yang hasilnya setara dengan dengan produk dari Ford Collins
Amerika Serikat.
2) Memelihara kurang lebih 174 strain kuman yang sangat
bermanfaat untuk penelitian/pendidikan dan Program
Pemantapan Mutu Eksternal Mikrobiologi.
38
2. Waktu Pelaksanaan
13 Oktober 2021 sampai dengan 18 Oktober 2021
3. Prinsip
Menganalisis kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan
mikroorganisme selama 5 hari atau BOD 5 pada sampel air limbah yang
masuk di laboratorium kimia air dengan metode titrimetri.
4. Alat dan Bahan
Inkubator BOD suhu 20C, botol DO, aerator, dirigen 10 L pipet
volume 1,0 dan 10,0 mL, pH meter, labu ukur 100 mL, 200 mL dan 1000
mL, pengaduk, gelas ukur 250 ml, buret dan penyangganya, erlenmeyer
250 ml, sucker ball, dan pipet tetes. Sementara bahan-bahan yang
digunakan dalam proses praktik ini di antaranya: larutan seed, larutan
nutrisi, larutan glukosa – asam glutamat, larutan NaOH 1 N, larutan
H2SO4, larutan natrium sulfit, asam asetat, larutan kalium iodida, dan
larutan indikator amilum.
5. Perhitungan Kebutuhan Media Pengencer
Kebutuhan larutan pengencer tiap sampel dapat dihitung dengan rumus:
250
jumlah larutan pengencer tiap sampel ( ml ) =250−
Faktor P sampel
Maka, hasil perhitungan kebutuhan larutan pengencer tiap sampel
ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Data hasil perhitungan kebutuhan larutan pengencer
No. Sampel Faktor Kebutuhan larutan
Perhitungan
Air limbah P (x) pengencer (ml)
Pengencer - - 250
Blangko - - 250
Standar 50 250
250− 245
50
17751 25 250
250− 240
25
17761 2 250
250− 125
2
17766 2 250
250− 125
2
40
17767 2 250
250− 125
2
17778 2 250
250− 125
2
17781 2 250
250− 125
2
17783 2 250
250− 125
2
17873 100 250
250− 249,75
100
17873 R 100 250
250− 249,75
100
17874 5 250
250− 200
5
17875 2 250
250− 125
2
17878 2 250
250− 125
2
Jumlah larutan pengencer 2684,5
Pembulatan 3000
6. Prosedur kerja
a. Pembuatan Larutan Pengencer/Media Pengencer
a. Sebanyak 3000 ml + 300 ml akuades diaerasi dengan aerator
selama kurang lebih 1 jam.
b. Akuades yang telah diaerasi ditambah dengan nutrisi: buffer
fosfat, MgSO4, CaCl2 dan FeCl3 masing masing sebanyak 1
ml/liter serta larutan bibit mikroba sebanyak 2 ml/liter.
c. Setelah semua nutrisi dan bibit mikroba ditambahkan, kemudian
semua diaerator hingga homogen. Waktu yang diperlukan
kurang lebih 5- 10 menit.
d. Larutan pengencer siap untuk digunakan dalam pengenceran
sampel air limbah.
b. Pengenceran Sampel Air Limbah
a. Masing-masing botol winkler diberi label sesuai nomor sampel
dan notasi A1 untuk pengujian DO hari ke-0 serta A2 untuk
pengujian hari ke-5.
41
= 7,746
BOD5 (mg/l) = {(DO0 – DO5) – (DO0B – DO5B)} Faktor P
= {(8,583– 7,746) – (8,354 – 8,333)} 2
= 1,63
10. Pembahasan
Tujuan dalam praktik ini untuk mengetahui kadar oksigen terlarut
yang dibutuhkan mikroorganisme selama 5 hari atau BOD 5 pada sampel
air limbah yang masuk di laboratorium kimia air dengan metode
titrimetri. Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2021 sampai
dengan 18 Oktober 2021 bertempat di Laboratorium Kimia Air Balabkes
dan Kalibrasi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Prinsip dari kegiatan ini adalah pengukuran BOD. Pengukuran BOD
yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DO0) dari sampel
49
DO5 lebih besar dari 0,5 mg/l dan penurunan DO nya lebih besar dari 2
mg/l, atau 30-70%. Untuk memprediksi BOD dari suatu contoh air, dapat
dilakukan berdasarkan literatur atau berdasarkan hasil penentuan angka
permanganate.
Pada praktik ini, penentuan faktor pengenceran ditentukan oleh analis
yang telah berpengalaman. Kelemahannya, penentuan faktor
pengenceran oleh analis bisa saja tidak tepat, sehingga perlu mengulang
pengenceran suatu sampel setelah didapatkan nilai DO0 sampel yang
tidak memenuhi harapan. Seperti, angka yang didapat terlalu kecil atau
reagen habis bereaksi sebelum dilakukan titrasi (DO0 0,0 mg/l).
Setelah faktor pengencer didapatkan dengan tepat, kemudian volume
larutan pengencer dapat ditentukan. Berdasarkan perhitungan, media
pengencer yang dibutuhkan sebanyak 3000 ml + 300 ml. Pembulatan ke
atas dilakukan untuk cadangan apabila pengenceran air sampel perlu
diulang, pengenceran tertumpah, atau kejadian lain yang tidak terduga.
Sementara ditambah 300 ml untuk cadangan pengencer, blangko dan
standar. Dalam praktik ini disediakan masing-masing dua botol BOD
untuk blangko dan standar. Satu botol diberi label A 1 untuk pengukuran
DO hari ke-0, sedangkan botol lainnya diberi label A 2 untuk pengukuran
DO hari ke-5.
Prosedur selanjutnya yaitu membuat larutan pengencer atau air
pengencer atau media pengencer sampel yang akan diuji BOD. Larutan
pengencer pada praktik ini dibuat dari akuades yang diaerasi ditambah
dengan nutrisi. Pertama-tama, akuades dengan volume sesuai kebutuhan
diaerasi dengan aerator supaya jenuh dengan oksigen selama 1 jam.
Kemudian ke dalam akuades yang telah diaerasi tersebut, ditambahkan
nutrisi dan bibit mikroba (seed) sesuai dosis. Nutrisi yang ditambahkan
yaitu buffer fosfat, MgSO4, CaCl2 dan FeCl3 masing-masing sebanyak 1
ml/liter serta larutan bibit mikroba sebanyak 2 ml/liter. Selanjutnya,
media pengencer tersebut diaerasi kembali hingga larutan nutrisi dan
bibit mikroba tercampur hingga homogen.
51
A. Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran profil Laboratorium Kesehatan dan kalibrasi Yogyakarta
yang didapat di antaranya mengenai sejarah singkat BLK; Visi,
Misi, dan Tujuan BLK; Fungsi dan Tugas BLK Yogyakarta;
Struktur Organisasi; Aspek Teknis; dan disiplin kerja di BLK
Yogyakarta.
2. Analisis kadar BOD sampel air limbah di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta dilakukan menggunakan metode Titrasi
Iodometri Winkler (Titrimetri) dengan cara pengenceran.
3. Hasil analisis BOD sampel air limbah di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta dalam mg/l yaitu yaitu: 189,19; 0,28; 2,89;
7,54; 3,52; 1,63; 0,96; 718,23; 696,67; 33,40; 12,43; dan 0,90.
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta yaitu:
1. Untuk Mahasiswa PKL
a. Mengetahui dasar-dasar dalam kegiatan PKL terutama pengujian
atau Analisis BOD dengan metode titrimetri.
b. Perlu adanya kehati-hatian dan konsentrasi dalam proses Praktik
Kerja Lapangan
2. Untuk Jurusan/Program Studi
a. Perlu diadakan pembimbingan dan motivasi pra PKL.
b. Mempertimbangkan untuk alokasi KKN dan PKL dijadikan satu
tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Andika, B., Wahyuningsih, P., dan Fajri, R. (2020). Penentuan Nilai BOD dan
COD Sebagai Parameter Pencemaran air dan Baku mutu Air Limbah di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKs) Medan. Quimica: Jurnal Kimia
Sains dan Terapan. 2(1): 14-22.
Atima, W. (2015). BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah. Jurnal Biology Science & Education. 4(1):83-93.
Chairunnisa, N., Arif, C., Perdinan, dan Wibowo, A. (2021). Analisis Neraca Air
di Pulau Jawa-Bali sebagai Upaya Antisipasi Krisis Air. Jurnal Teknik
Sipil dan Lingkungan. 06(02): 61-80.
Dewata, I., dan Tarmizi. (2015). Kimia Lingkungan. Padang: UNP Press.
Effendi, H. (2007). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Rachmawati, H., Raharjo, M., dan Lanang, H. (2019). Pengaruh Kondisi Fisik
Sumur dan Penurunan Kualitas Air (BOD) terhadap Kejadian Penyakit
(Studi Kasus Industri Soun di Desa Manjung Kecamatan Ngawen
Kabupaten Klaten). Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 18(2): 19-22.
Salmin. (2005). Oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologi sebagai salah satu
indicator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana. 30(3): 21-26.
Sitorus, E, Sutrisno, E., Armus, R., Gurning, K., Fatma, F., Parinduri, L., Chaerul,
M., Marzuki, I., dan Priastomo, Y. (2021). Proses Pengolahan Limbah.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sudiajeng, L., Wiraga, I.W., dan Parwita, I.G.L. (2016). Inovasi Sumur Imbuhan
untuk Pemanenan Air Hujan Domestik. Jurnal Logic. 16(03):155-160.
57
Widiyanto, A. F., dan Kuswanto, S.Y. (2015). Polusi Air Tanah Akibat Limbah
Industri dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(2):
246-254.
LAMPIRAN
,
65
BO
BO
D5
Rata2 DO 0 - D5
VOL DO 0 Hari DO 5 Hari (mg
N KODE Fakt Seed DO 5 (mg
SEED /L)
O SAMPEL or P /L)
(L) SNI
F Vol Vol DO 0 hr F Vol Vol DO 5 hr
thio Botol Titrasi (mg/L) thio Botol Titrasi (mg/L)
Pengenc 1,0 1,0
1 er 2 ml/l 363 100 4,10 8,671 363 104 3,90 7,925 0,204 0,746
1,0 1,0 0,0 0,02
2 BL (2) 1 2 ml/l 363 100 3,95 8,354 363 99 3,90 8,333 0,199 0,021 21 1
1,0 1,0 236 236,
3 STD (2) 50 2 ml/l 363 100 4,05 8,565 363 100 1,80 3,807 0,200 4,759 ,88 88
AL 1,0 1,0 189 189,
25
4 17751 2 ml/l 363 103 3,75 7,695 363 99 0,05 0,107 0,202 7,588 ,19 19
AL 1,0 1,0 0,2
2
5 17761 2 ml/l 363 99 3,70 7,906 363 101 3,70 7,746 0,200 0,160 8 0,28
AL 1,0 1,0 2,8
2
6 17766 2 ml/l 363 100 3,70 7,825 363 103 3,10 6,361 0,203 1,464 9 2,89
66
BO
BO
D5
Rata2 DO 0 - D5
VOL DO 0 Hari DO 5 Hari (mg
N KODE Fakt Seed DO 5 (mg
SEED /L)
O SAMPEL or P /L)
(L) SNI
F Vol Vol DO 0 hr F Vol Vol DO 5 hr
thio Botol Titrasi (mg/L) thio Botol Titrasi (mg/L)
AL 1,0 1,0 7,5
2
7 17767 2 ml/l 363 104 3,60 7,315 363 102 1,70 3,523 0,206 3,792 4 7,54
AL 1,0 1,0 3,5
2
8 17778 2 ml/l 363 100 3,70 7,825 363 98 2,80 6,045 0,198 1,780 2 3,52
AL 1,0 1,0 1,6
2
9 17781 2 ml/l 363 101 4,10 8,583 363 101 3,70 7,746 0,202 0,837 3 1,63
1 AL 1,0 1,0 0,9
2
0 17783 2 ml/l 363 100 3,80 8,037 363 101 3,60 7,537 0,201 0,500 6 0,96
1 AL 1,0 1,0 718 718,
100
1 17873 2 ml/l 363 100 3,70 7,825 363 102 0,30 0,622 0,202 7,203 ,23 26
1 AL 1,0 1,0 696 696,
100
2 17873 R 2 ml/l 363 100 3,70 7,825 363 101 0,40 0,837 0,201 6,988 ,67 68
1 AL 1,0 1,0 33, 33,4
5
3 17874 2 ml/l 363 98 3,30 7,125 363 100 0,20 0,423 0,198 6,702 40 0
1 AL 1,0 1,0 12, 12,4
2
4 17875 2 ml/l 363 100 3,05 6,450 363 98 0,10 0,216 0,198 6,235 43 3
1 AL 1,0 1,0 0,9
2
5 17878 2 ml/l 363 100 3,75 7,931 363 102 3,60 7,461 0,202 0,470 0 0,90
67