Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER BIOTEKNOLOGI

Nama : Raditya Prabawatmi


NIM : 16308144021
Kelas : Bioteknologi F

Soal
1. Jelaskan tentang beberapa prosedur teknik immobilisasi enzim dengan cara
penjeratan/intrapping dan manfaat aplikasinya dalam berbgai proses industri
berikan contohnya
2. jelaskan tentang prosedur teknik kultur sel hewan secara invitro dan manfaat
aplikasinya dalam industri bioteknologi vaksin viral covid 19
3. jelaskan teknik membuat sel hibridoma terpilih agar dapat menghasilkan antibodi
monoklonal atau MoAb terhadap antigen coronavirus SAR CoV2/virus covid 19
dan jelaskan manfaat MoAB tersebut dalam kehidupan sehari-hari ketika terjadi
wabah pandemic covid 19

Jawaban

1. Teknik Imobilisasi enzim dengan cara penjeratan atau entrapment dapat dilakukan
dengan dua tipemacam prosedur, di antaranya menggunakan ikatan matriks (tipe kisi)
dan menggunakan ikatan kapsul (tipe mikro kapsul).

Metode Penjeratan
(Entrapping)

Ikatan Matrik Kapsul

gel entrapment fibre entrapment microcapsulation

Penjeratan atau Entrapment adalah metode imobilisasi yang didasari oleh


penempatan enzim dengan pola matriks atau membran menutupi enzim dengan
membran yang hanya dilewatkan analyte tetapi tidak melewatkan enzim. Teknik
imobilisasi enzim dengan metode penjeratan memiliki beberapa keuntungan di
antaranya adalah proses reaksi berjalan cepat, mtidak memerlukan biaya banyakurah,
dan biasanya proses reaksi dapat berjalan dalam kondisi ruangan [ CITATION Sit16 \l
1033 ]. Sedangkan kelemahan metode penjeratan adalah terbatasnya perpindahan
massa, sehingga pada kasus penjeratan enzim lipase hanya efektif pada substrat dengan
berat molekul rendah[ CITATION Zha12 \l 1033 ]
Metode penjeratan enzim dengan prosedur ikatan matriks dilakukan dalam kisi-
kisi matriks suatu polimer atau membran yang mencegah lepasnya molekul protein
(enzim) namun memungkinkan penetrasi substrat. Metode ini dapat dilakukan
menggunakan polimer sintetis atau polimer alami. Polimer sintetis yang biasa digunakan
adalah polivinil alkohol dan poliakrilamid. Sedangkan polimer alami yang sering
digunakan adalah protein (kolagen dan gelatin) dan polisakarida (K-karagenan, kalsium
alginat, agar, agarose, kitosan, dan gellan gum)[ CITATION Rat04 \l 1033 ].
Keberhasilan metode penjeratan dapat diketahui dari distribusi enzim dalam
matriks polimer, interaksi enzim amobil dengan substrat dan dari perubahan aktivitas
enzim. Distribusi enzim pada matriks polimer dapat diatur dengan pencampuran enzim
dan matriks polimer pada rasio tertentu. Sedangkan kontak antara enzim dan substrat
dapat ditingkatkan dengan mengatur ukuran pori gel. Ukuran pori gel dapat diatur
dengan konsentrasi matriks polimer. Konsentrasi matriks polimer yang semakin tinggi
akan menghasilkan gel yang semakin padat (rigid) sehingga ukuran pori-pori gel semakin
kecil. Pori-pori gel yang semakin kecil mengakibatkan kontak antara enzim dengan
substrat akan semakin sulit. Pada rasio enzim dengan matriks polimer yang semakin
tinggi akan diperoleh gel yang semakin banyak sehingga distribusi enzim dalam matriks
polimer semakin baik selanjutnya kontak antara substrat dengan enzim akan semakin
luas karena setiap gel mengandung enzim yang semakin sedikit [ CITATION Rat04 \l 1033
].
Beberapa contoh aplikasi teknik imobilisasi enzim secara entrapping dalam
proses industri di antaranya:
1. Sintesis metil ester dari minyak jelantah menggunakan biokatalis
lipase[CITATION ABK \l 1033 ].
2. Sintesis asam lemak alkil esters (FAAEs) atau biodiesel dari lemak nabati dan
minyak jelantah dengan biokatalis lipase [ CITATION Zha12 \l 1033 ].
3. Sintesis Ester-C (turunan dari vitamin C) dengan biokatalis lipase [ CITATION
Sit16 \l 1033 ]

2. Prosedur teknik kultur sel hewan secara in vitro


a. Medium yang digunakan
1) MEM (minimal essential medium) atau disebut juga medium pertumbuhan
2) Antibiotic penicillin dan streptomycin
3) Fungizone (anti jamur)
4) FBS (Fetal Base Serum) sebagai tambahan nutrisi/memperkaya nutrisi.
b. Step-step
1) Isolasi sel/jaringan yang akan dikulturkan
2) Sel/jarngan yang hendak dikulturkan dilakukan sterilisasi, disagregasi secara fisik
dan kimiawi.
3) Sel/jaringan ditumbuhkan pada media yang mengandung nutrigel dan bahan
tambahan lainnya.
4) Setelah ditumbuhkan dalam medium, sel akan berkembang menjadi lebih
banyak dan didapatkan kultur sel primer.
5) Dalam kultur sel primer diambil sampel untuk ditumbuhkan dalam medium
subkultur dan didapatkan kultur sel sekunder.
6) Kultur sel sekunder yang telah berkembang dan bertumbuh menjadi lebih
banyak, diambil sampel sel sekunder untuk ditumbuhkan ke dalam medium
subkultur yang kedua.
7) Setelah kultur sel sekunder tumbuh dan memperbanyak diri, didapatkan kultur
sel line.

Keutamaan dari Sel Line adalah kemampuannya untuk memperbanyak diri akan
lebih mudah. Aplikasi dari kultur sel line ini biasanya digunakan sebagai hospes
dalam pembuatan vaksin viral. Aplikasi pembuatan vaksin viral ini contohnya pada
pembuatan vaksin viral covid 19. Protein yang terdapat pada virus covid (Protein
Spike) diambil dari virus kemudian diinjeksikan ke dalam sel line. Kemudian sel line
akan memperbanyak diri begitu juga dengan protein virus yang terkandung dalam
kultur sel line. Kemudian protein virus tersebut dipisahkan dari medium kultur dan
digunakan sebagai vaksin. Vaksin viral covid 19 ini kemudian disuntikkan ke manusia.
Di dalam tubuh manusia yang divaksin akan terbentuk antibody sebagai kekebalan
dari virus corona yang akan menginveksi.

3. Teknik membuat sel hibridoma terpilih agar dapat menghasilkan antibodi monoklonal
atau MoAb terhadap antigen coronavirus SAR CoV2/virus covid 19 dimulai dengan
merancang beberapa tipe plasmid DNA yang digunakan sebagai vektor atau pembawa
susunan tertentu gen pengkode protein antara lain Receptor Binding Domain (RBD) dari
protein Spike virus SARS-CoV-2 dan antibodi monoclonal spesifik virus SARS-CoV-2.
Kedua plasmid rekayasa ini ditranformasikan ke bakteri Agrobacterium
tumafaciens dengan metode elektroporasi. Selanjutnya bakteri rekombinan yang
mengandung plasmid hasil rekayasa tersebut dimasukkan ke dalam daun
tanaman Nicotiana benthamiana. Pada tahap berikutnya, setelah 3 hari inkubasi
dilakukan ekstraksi dan pemurnian protein RBD dan antibodi monoclonal CR3022
dengan metode homogenisasi, sentrifugasi dan afinitas kimia. Selanjutnya dilakukan
separasi dan deteksi protein tersebut dengan tehnik SDS-PAGE serta immunoassay
Western Blot.
Protein RBD yang telah dimurnikan tersebut lalu dilakukan pengujian lebih lanjut
secara fungsional dengan cara mengetahui kemampuan ikatan protein terhadap
receptor ACE2 (Receptor sel untuk virus SARS-CoV-2). Berdasarkan metode ELISA,
protein RBD berhasil dikenali dan dideteksi dengan baik. Selanjutnya, juga telah diuji
bahwa antibodi monoclonal CR3022 mampu menempel pada protein RBD virus SARS-
CoV-2. Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa antibodi monoclonal CR3022 yang
dihasilkan dari tanaman tersebut memiliki fungsi ikatan kimia yang tepat dan spesifik
terhadap protein RBD virus SARS-CoV-2.
Untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan antibodi monoclonal CR3022
secara mikrobiologis, maka dilakukan uji in vitro virology dengan virus “hidup” SARS-
CoV-2. Dengan uji immunofluoresens, diketahui bahwa antibodi monoclonal CR3022
mampu berikatan pada protein virus di dalam sel Vero E6 yang diinfeksikan SARS-CoV-2,
yang dibuktikan dengan warna hijau fluoresens (FITC) pada mikroskop High-throughput
Operetta. Namun demikian, pada uji netralisasi, antibodi monoclonal CR3022 yang
dihasilkan kurang memiliki daya hambat terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 pada sel
secara in vitro.
Manfaat MoAb (Antibodi monoclonal) pada penyakit coronavirus memang telah
diterapkan sejak dulu. Terapi dengan MoAb kini dapat dikembangkan Kembali untuk
pengobatan pada pasien covid 19. Terapi dengan antibody monoclonal dianggap lebih
spesifik, murni, dan memiliki resiko kontaminasi pathogen lewat darah yang lebih
rendah.

Daftar Pustaka
Ratnaningsih, N. (2004, April). Pengaruh Variasi Konsentrasi Alginat dan Konsentrasi lipase
terhadap aktivitas hidrolisis dan aktivitas spesifik lipase amobil pada proses amobilisasi
lipase dari Rhizopus delemar. Jurnal Penelitian Saintek, 9(1), 31-59.
Rohmah, S. A. (2016). Imobilisasi Enzim Lipase Secara Entrapment Menggunakan Zeolit Alam
dalam Sintesis Ester-C. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Kurniawan, A. B., Nurul, L., Puspitasari, & Pudjihastuti. (2014). TEKNIK IMOBILISASI ENZIM
SECARA ENTRAPMENT DALAM SINTESIS METIL ESTER BERBAHAN MINYAK JELANTAH.
Prosiding SNST ke-5 (hal. 29-32). Semarang: Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim .
Zhang, B. (2012). Enzyme immobilization for biodiesel production. Appl Microbiol Biotechnol,
93, 61-70.

Anda mungkin juga menyukai