PRINSIP-PRINSIP
BIOPROSES DAN MANFAATNYA
II.1. Prinsip-prinsip Bioproses
a. Produk Bioproses
Kemampuan mikroorganisme sangat beragam dan kompleks, setiap jenis
mikroorganisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pengembangan
bioteknologi serta penerapan bioproses, prinsip yang paling utama yang harus
diperhatikan, yaitu mendapatkan produk baru dan mengembangkan proses untuk
mengunduh produk. Untuk mencapai hal tersebut menurut Cruger dan Crueger
(1989) (A Irianto, 2004) dapat dilakukan melalui lima pendekatan, yaitu:
1. Menggunakan isolat baru dan atau cara uji baru dalam penapisan untuk
menghasilkan metabolit baru.
2. Modifikasi kirniawi senyawa metabolit mikroorganisme yang sudah dikenal.
3. Transformasi biologis yang menghasilkan perubahan molekul melalui proses
enzimatik mikroorganisme
4.
b. Penggunaan Mikroorganisme
Penerapan bioproses untuk menghasilkan produk bernilai ekonomis,
perbaikan kualitas lingkungan atau untuk melangsungkan suatu transformasi
kimia tertentu, memerlukan beragam mikroorganisme sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Mikroorgaisme harus memiliki karakter tertentu sebagai syarat
dapat digunakan dalam bioproses. Syarat-syarat mikroorganisme tersebut antara
lain:
1. Mampu menghasilkan produk yang diinginkan,
2. Harus dapat tersedia dalam bentuk kultur murni,
3.
4.
5.
2.
3.
4.
A
A
B
B
(a
F
G
Gambar
: Mekanisme Penghambatan Metabolisme
)
(a.) Pada biosintesis lurus;
(b.) Pada biosintesis becabang
Penghambatan umpan balik
Sedang cara berikutnya, yaitu mutasi supresor. Pada mutasi ini mutan
yang semula dikendalikan sisi alostenik tetap memiliki aktivitas enzim tetapi tidak
lagi dikendalikan oleh sisi alosterik (Cruegel & Cruegel, 1989) (A Irianto, 2004).
Meskipun cara di atas utamanya diterapkan pada metabolit primer, tetapi
hal tensebut berhasil pula diterapkan pada produksi metabolit sekunder. Pada
rangkaian biosintesis bercabang yang secara bersamaan menghasilkan metabolit
primer dan sekunder. Biosintesis metabolit primer akan meningkatkan produksi
metabolit sekunder. Produksi metabolit primer dikendalikan oleh 5 gen yang
berbeda, yang meliputi :
1. Gen-gen struktural yang mengkode enzim yang berperan dalam biosintesis
metabolit primer.
2. Gen-gen regulator yang mengendalikan sintesis metabolit sekunder.
3.
4.
5.
d. Substrat Bioproses
Substrat produksi dalam bioproses merupakan salah satu faktor utama
yang menentukan kualitas dan kuantitas produk, kesinambungan produksi dan
harga jual produk. Biaya substrat karbon untuk suatu produk fermentasi dapat
mencapai 25-70% total biaya produksi (Cruegel & Cruegel, 1989) (A Irianto,
2004). Untuk menekan pembiayaan maka digunakan substrat dari limbah suatu
industri, misalnya molase.
Substrat untuk kepentingan kultivasi mikrooragisme harus mengandung
nutrien yang diperlukan bagi pentumbuhan dan produksi senyawa metabolik. Pada
tingkatan produksi skala laboratorium dan mungkin skala pengembangan dapat
menggunakan substrat yang diketahui pasti komposisinya, tetapi pada skala
industri umumnya substrat yang digunakan merupakan substrat kompleks yang
tidak diketahui pasti komposisinya. Substrat produksi skala industri, misalnya
molase dan corn step liquor (CSL). Secara kasar diketahui komposisi CSL atau
molase, misalnya kadar glukosanya tetapi untuk komposisi rincinya tidak
diketahui.
Umumnya proses fermentasi sangat ditentukan oleh rasio C/N yang tepat.
Pada fermentasi yang tidak mensyaratkan sumber karbon khusus, biasanya
digunakan sumber karbon yang murah, antara lain molase yang merupakan
limbah industri gula, sulfite waste liquor yang merupakan limbah industri kertas
ekstrak malt; amilum (pati) limbah cair industri tahu-tempe atau etanol, whey
limbah cair industri keju, serta limbah hidrokarbon atau sampah onganik.
Sumber N dapat pula dipenuhi dan beragam sumber yang murah, kecuali
untuk fermentasi tertentu yang memerlukan sumber N khusus dan terkendali.
Beragam industri fermentasi menggunakan sumber N berupa garam-garam
ammonium, urea atau ammonia. Pada beberapa industri digunakan corn step
liquor, ekstrak yeast, pepton, dan tepung kedele.
e. Proses Produksi
Proses produksi meliputi fermentasi dan pengunduhan hasil. Secara umum
fermentasi berdasarkan prosesnya dapat dilaksanakan dalam dua sistem dasar,
yaitu fermentasi sistem tertutup (batch) dan sistem sinambung (continue).
Beberapa proses fermentasi menggunakan sistem yang dikembangkan dari sistim
tertutup yang disebut sebagai fed-batch system. Sedang bila ditinjau dari
substratnya dapat dibedakan sebagai fermentasi substrat cair dan substrat
padat.
o
g
J
u
m
l
a
h
M
i
k
r
o
b
a
Waktu
Gambar : Fase-fase pertumbuhan mikroba
Keterangan : A = Fase lag; B = Fase log;
C = Fase stasioner; D = Fase kematian
Difusi
Muatan listrik
Tekanan Uap
Kelarutan
Ukunan
partikel/molekul (rim)
>10-2 < 10-2
>10-1 103
>10-3 101
>101 103
>10-3 102
>10-4 100
>10-4 100
>10-4 10-1
>10-4 10-1
>10-4 10-1
>10-3 100
>10-3 101
Tegangan permukaan
Berat
Pengapungan (flotation)
Sentrifugasi ultra
Sentrifugasi
Counter fluid flow
Sedimentasi
>10-1 103
>10-3 100
>10-1 103
>100 103
100 103
b. Stoikimetri bioproses
Dalam suatu bioproses, ukuran bahan yang pasti tidak selalu tersedia.
Meskipun demikian, informasi dapat diambil secara rinci berdasarkan
rasio berbagai produk dan substrat. Sebagai contoh sumber karbon,
sumber nitrogen, pemasokan oksigen, serta zat antara (intermediate).
Keragaman rasio tersebut sebagi reaksi terhadap perubahan lingkungan.
Dalam berapa bioproses, misalnya produksi protein sel tunggal (PST) dari
hidrokarbon, ukuran energi juga mempunyai peran yang penting.
d. Rancangbangun bioreaktor
Informasi (a), (b), dan (c) diperlukan sekali untuk tujuan akhir dari kajian
rekayasa bioproses, yakni rancangbangun dan analisis bioreaktor.
Meskipun fermentor bejana teraduk yang secara geometrik sangat populer,
kini banyak jenis fermentor dengan penampakan lain, seperti fermentor
menara sering digunakan. Perancangan biorektor pada umumnya melalui
tiga tahapan skala, yakni (1) skala laboratorium yang merupakan tahapan
seleksi mikroorganisme, (2) skala pilot-plant untuk menerapkan kondisi
optimal, dan (3) skala industri yang diterapkan dengan
mempertimbangkan ekonomi dan finansial bioproses (Mangunwidjaja, Dj.
& A. Suryani; 1994).