Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit dasar terkecil penyusun makhluk hidup
(Sumadi&Marianti, 2007: 1). Sel dibagi ke dalam dua kelompok yakni sel
eukariotik dan sel prokariotik. Di dalam sel terdapat plasma sel atau disebut juga
sitoplasma. Organela-organela yang terdapat di dalam sitoplasma antara lain
adalah retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria, badan golgi, lisosom,
sentrosom, vakuola, dan kloroplas.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas tiga organel sel ,yaitu
retikulum endoplasma, aparatus golgi, dan lisosom. Ketika membahas membran
sel, kita masih ingat bahwa sistem membran tidak hanya terdapat pada membran
sel saja, tetapi pada bagian sitosol dari sel terdapat lipatan-lipatan akibat
invaginasi maupun evaginasi berulang-ulang dari membran sel. Lipatan-lipatan ini
membentuk kompartemen atau ruangan-ruangan di dalam sitoplasma. Semua
aktivitas organel sel selalu ditujukan untuk mendukung kehidupan sel sebagai
suatu bentuk organisasi terkecil dari organisme. Sebagai contoh dalam rangka
mencukupi kebutuhan enzim yang diperlukan untuk aktivitas sel. Organel yang
berperan dalam mekanisme biosintesis ini antara lain adalah retikulum
endoplasma (RE).
Retikulum endoplasma menghasilkan enzim, hormon, dan senyawa-
senyawa lainnya hasil sintesis protein serta hasil sintesis fosfolipid dan kolestrol.
Senyawa-senyawa tersebut diperlukan oleh sel, baik untuk sarana respirasi
maupun aktivitas sel lainnya. Beberapa senyawa tersebut disintesis dalam keadaan
belum siap benar untuk digunakan oleh sel. Untuk menyiapkan agar senyawa
tersebut siap digunakan oleh sel maka harus ada organel yang melakukan tugas
tersebut. Organel itu adalah apparatus golgi. Senyawa yang sudah siap benar
untuk digunakan oleh sel tentunya diproses didalam organel yang berperan dalam
proses persiapan senyawa tersebut.
Aparatus golgi dan retikulum endoplasma memiliki vesikuli yang berfungsi
untuk mengangkut senyawa-senyawa hasil biosintesis RE untuk disekresikan
maupun ditimbun.
Diketahui bahwa di dalam sitoplasma terdapat zarah yang mengandung
enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Novikoff pada tahun 1955
dengan menggunakan mikroskop elektron menemukan adanya zarah yang banyak
mengandung asam fosfatase. Aktivitas enzim dalam zarah tersebut sangat
bervariasi. Zarah yang mengandung enzim hidrolitik kemudian ditentukan sebagai
organela baru dan diberi nama lisosom.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang tuju adalah:
1. Bagaimana struktur molekular retikulum endoplasma?
2. Bagaimana struktur aparatus golgi?
3. Apa saja macam-macam lisosom?
4. Apa saja enzim-enzim yang terdapat pada retikulum endoplasma, aparatus
golgi, dan lisosom?
5. Bagaimana proses biosintesis yang terjadi di dalam retikulum endoplasma,
lisosom?
6. Apa saja fungsi aparatus golgi?
7. Bagaimana proses pencernaan oleh lisosom?

1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui struktur molekular retikulum endoplasma, sturuktur
aparatus golgi dan macam-macam lisosom.
2. Untuk mengetahui enzim-enzim yang terdapat pada retikulum
endoplasma, aparatus golgi, dan lisosom.
3. Untuk mengetahui biosintesis yang terjadi di dalam retikulum endoplasma
dan lisosom serta fungsi aparatus golgi.
4. Untuk mengetahui mekanisme pencernaan oleh lisosom.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Retikulum Endoplasma


2.1.1 Struktur Molekular Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) apabila diamati tampak berupa lembaran
yang terlipat-lipat, mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen atau sisterna
yang berbentuk labirin. Retikulum endoplasma jika diamati lebih teliti terdiri atas
tubulus-tubulus, vesikel dan kantong-kantong pipih yang menempati ruang
sitoplasma. Membran retikulum endoplasma sifatnya kontinyu dan tidak terputus,
serta tertutup membentuk lumen yang memisahkan dengan lingkungan
sitoplasma. Retikulum endoplasma terdiri dari dua bentuk yang pertama RE kasar
(REK) atau RE granular (REG) disebut demikian karena permukaan membran
luarnya ditempeli oleh ribosom dan yang kedua RE halus (REH) atau RE
agranular (REA) dikatakan halus karena retikulum endoplasma tidak ditempeli
oleh ribosom. Kedua retikulum endoplasma ini memiliki perbedaan dalam bentuk
dan susunan dimana REK merupakan tumpukan kantong-kantong pipih yang
disebut sisterna sedangkan REH merupakan anyaman saluran-saluran halus.
Ribosom tidak pernah ditemui dipermukaan dalam (luminal) RE, baik pada REK
maupun REH.
Sebagian besar sel-sel eukariotik mengandung RE, namun jumlah maupun
jenisnya bervariasi. Misalnya pada pankreas lebih banyak mengandung REK
sedangkan pada sel-sel epitel sebagian besar kandungannya adalah REH.

Gambar 2.1 Potongan lapisan sisterna dengan RE kasar


(Glenn & Toole, 1999: 59)
Sebagai organela yang termasuk pada sistem membran, dibandingkan
dengan membran sel, maka membran RE relatif lebih tipis. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan komposisi molekulnya. Pada membran RE kandungan
proteinnya lebih tinggi daripada lipidnya bila dibandingkan dengan membran sel.
Selain itu kadar kolestrolnya lebih rendah dari membran sel, sehingga
menyebabkan membran RE sifatnya lebih stabil dan kental. Masih ingatkan kita
pada fungsi kolestrol pada membran sel?. Fosfatildikelin lebih banyak tetapi
sfingomielinnya lebih sedikit dibandingkan membran sel atau dengan kata lain
rantai asam lemak posfolipid membran RE lebih pendek dan banyak yang tidak
jenuh. Hal ini menyebabkan perpindahan ke arah lateral menjadi lebih muda
daripada membran sel sehingga membran RE dikatakan lebih dinamis
dibandingkan dengan membran sel.

2.1.2 Enzim-enzim Retikulum Endoplasma


Hasil analisis membran RE menunujkkan bahwa pada membran Re
terdapat enzim-enzim dan rantai molekul-molekul pembawa elektron. Enzim-ezim
itu antara hidrolase terutama glukosa 6-fosfatase dan nukleosidafosfotase, enzim-
enzim berperan dalam metabolisme asam lemak, sintesis fosfolipid dan steroid,
glikosltransferase yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis glikolipid dan
glikoprotein. Selain itu juga dapat 2 rantai pengangkut elektron yaitu sitokrom
P450 dan sitokrom b5. Tampak disini bahwa enzim RE sangat heterogen namun
demikian enzim yang terbanyak dijumpai dimembran RE adalah glukosa-6-
fosfatase.
Berkaitan dengan sintesis glikoprotein dan glikolipid hasil isolasi
membran REK ternyata banyak mengandung grup-grup protein. Beberapa
diantaranya adalah protein integral pada membran yang berhubungan dengan
mekanisme pengepakan melalui rute baru sintesis protein yaitu masuk atau
melalui membran RE. Beberapa grup protein lain dalam membran RE
mengandung enzim yang terikat pada membran. Hal ini merupakan langkah
penginisiasi dalam penambahan grup glukosa untuk menghasilkan glikoprotein
dan glikolipid.
Banyaknya enzim hidroksilase dalam membran RE menyebabkan
hidroksilasi. Hidroksilasi yang terjadi pada membran sel RE sebanding dengan
kemampuan sel dalam fungsi anabolik dan protektif. Dalam kaitannya dengan
fungsi anabolik antara lain adalah sintesis kolestrol, hormon steroid, asam-asam
empedu. Berkaitan dengan fungsi ptotektif membran RE mampu mengubah zat
toksik menjadi lebih hidrofil sehingga menjadi lebih mudah dieksresikan.
Enzim-enzim didalam RE mempunyai induktor untuk pengaktifannya.
Induktor itu antara lain adalah 3-metil kolantrene, a naftoflavon, fenobarbital, dan
dioxin (2-3-7-8 tetraklorodibenzo-p-b-oxin). Contoh mekanisme induksi yang
dilakukan zat-zat tersebut pada enzim RE adalah sebagai berikut: jika fenobarbital
diberikan maka aktivitas pada REK akan berubah. Aktivitas sitokrom P450
reduktase akan meningkat demikian juga dengan sitokrem b5 juga meningkat
meskipun sedikit. Sementara itu aktivitas glukosa-6-fosfatase, ATPase, dan
NADH sitokrom b5 reduktase aktivitasnya justru akan menurun.
Setelah kita membahas tentang membran RE tidak lengkap kiranya apabila
kita tidak meninjau sisternanya (lumennya). Sisterna RE berisi cairan aquosa yang
merupakan larutan berbagai macam protein. Macam proteinnya bervariasi sesuai
macam sel, keadaan fisiologi dan macam individunya. Sebagai contoh sisterna RE
plasmosit berisi imunoglobulin, sisterna RE fibroblas berisi protokolagen dan
hidroksilase, sel pankreas sisterna RE nya mengandung proinsulin, sedangkan
RE pada sel-sel asini pankreas berisi hidrolase dan protein-protein yang
mengandung unsur sulfat. Selain itu ternyata lipid disintesis dengan enzim-enzim
yang terdapat dalam sitoplasma RE. Kemudian lipid tersebut disimpan dalam
membran RE

2.1.3 Retikulum Endoplasma sebagai Pusat Biosintesis Sel


Butir-butir ribosom pada membran REK akan mensintesis rantai
polipeptida, yang elongasinya (pemanjangannya) tidak berada disitosol melainkan
menembus membran RE sebagian dari RE polipeptida ini tetap berada didalam
membran menjadi protein transmembran, sedangkan bagian yang lain dilepas
didalam sisterna RE. Protein transmembran yang dihasilkan diperuntukan bagi
membran sel organel lainnya, sedangkan protein-protein yang dituangkan
kedalam lumen RE diperuntukan bago organel lainnya atau disekresikan.
Sintesis protein transmembran dan luminal dilakukan oleh polisoma yang
menempel pada membran RE serta melibatkan dua jenis reseptor. Reseptor
pertama untuk mengenali ribosom subunit benar yang akan mengikat ribosom
pada membran RE sehingga memungkinkan terjadinya pemindahan rantai
polipeptida dari sitosol ke lumen RE. Sedangkan reseptor mengikat ujung 3
mRNA yang akan diterjemahkan. Pemidahan rantai polipeptida kedalam lumen
RE ditentukan oleh rantai mRNA yang diterjemahkan pada mRNA terdapat kodon
untuk polipeptida isyarat. Penerjemah ini terjadi disitosol yang mempunyai
molekul pengenal isyarat (SRP= signal recognition particle). SRP ini akan
mengikat polipeptida segera setelah terbentuk. Kompleksnya RSP dan polipeptida
isyaratnya mengikatkan diri pada reseptornya yang terdapat di membran RE

Gambar 2.2. Skema proses sintesis protein di REK yang melibatkan sinyal N-terminal untuk
memulai proses terjadinya penempelan ribosom di REK pada waktu proses sintesis protein
(Wolfie, 1996 dalam Sumadi& Marianti, 2007: 126)

Proses sintesis protein yang terjadi di REK akan dijelaskan pada uraian
berikut ini.
1. mRNA menginisiasi sintesis protein dengan mengikat subunit ribosom;
2. Segmen pertama dari polipeptida yang baru diterjemahkan dari ribosom adalah
sinyal n-terminal;
3. Akibat bertubrukan dengan RE sinyal yang sifatnya hidrofobik akan menetrasi
kedalam membran;
4. Sintesis protein berjalan terus, pertumbuhan rantai polipeptida meluas
menembus membran mengikuti sinyalnya. Jika protein akan disekresikan,
seluruh rantai polipeptida mengikuti sinyalnya akan menembus membran RE
dan masuk kedalam ruang RE. Jika protein terbenam didalam membran, satu
atau lebih sinyal stocktransfer akan menahan gerakkan protein menembus
membran;
5. Sesudah pertumbuhan polipeptida memanjang memasuki atau melalui
membran RE, sinyal didegradasi oleh enzim peptidase yang terbenam didalam
membran;
6. Setelah disintesis lengkap subunit ribosom terlepas dari mRNA dan lepas RE.
mRNA dibebaskan atau terikat pada membran RE dengan ribosom yang lain
untuk menerjemahkan pesan yang sama.

Setelah molekul protein selesai disintesis akan terjadi perpindahan molekul


tersebut dari sitosol ke mitokondria, kloroplas dan peroksisoma melibatkan
hidrolisis ATP yang terdapat disitosol. Tenaga dari ATP digunakan untuk
menguraikan lipatan-lipatan molekul protein yang akan dipindahkan. Selain itu
untuk menyisipkan dan mendorong masuknya molekul protein kedalam lumen
organela tersebut juga diperlukan tenaga.
Selain protein, didalm RE juga terjadi sintesis fosdolipid dan kolestrol.
Proses sintesisnya terjadi dimembran RE. Fosfolipid dan kolestrol yang disintesis
pada umumnya digunakan untuk memperbaiki membran sel atau membran
organela yang rusak. Fosfolipid yang disintesis kebanyakan adalah fosfatidilkolin.
Fosfatidilkolin dipindahkan ke sitosol belahan luminal membranRE, sedangkan
fosfaditilserin dan fosfatidil mositol tetap berada disitosol membran RE.

2.1.4 Peranan Retikulum Endoplasma dalam Detoksifikasi


RE yang berperan terutama untuk detoksifikasi adalah REH. Enzim yang
berperan dalam proses detoksifikasi adalah sitokrom P450 senyawa yang semula
berbahaya akan diubah menjadi tidak berbahaya. Detoksifikasi sebagian besar
terjadi di hepar selain itu juga terdapat di usus, ginjal, paru-paru dan kulit. Di
dalam membran REH yang terdapat didalam organ-organ ini toksin yang sebagian
larut dalam lipid dibuat tidak aktif oleh serangkaian proses oksidasi menggunakan
oksigen dan NADPH dengan bantuan katalisator NADPH-sitokromP450 reduktase
sitokrom P450. Hasil reaksi ini merupakan senyawa mudah larut didalam air
sehingga mudah dibuang.

2.2 Aparatus Golgi


2.2.1 Struktur Aparatus Golgi
Aparatus golgi terdiri dari setumpuk kantong pipih tersusun dari
membran yang serupa dengan membran sel (Sumadi&Marianti, 2007:132).
Kantong pipih ini disebut dengan sisterna atau (cisternae). Tumpukan kantong
pipih ini disebut diktiosom. Berbeda dengan RE pada membran aparatus golgi,
ribosom tidak dijumpai diruangan antara dan diseputar membran, baik membran
dalam maupun luar. Jadi semuanya agranular.

Gambar 2.3. Struktur Apparatus Golgi


(Yovie, 2015: woocara.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-badan-golgi-dan-fungsi-badan-
golgi.html?m=1)

Sisterna bentuknya pipih tapi sedikit menggembung pada pinggirnya.


Disekitar sisterna terdapat vesikel-vesikel yang tersebar dengan berbagai ukuran,
beberapa diantaranya bertunas dari atau berfusi dengan bagian tepi dari sisterna.
Baik kantong pipih maupun vesikel-vesikel yang terdapat diseputar aparatus golgi
pada umumnya mengandung senyawa yang konsentrasinya pekat dan padat.
Senyawa ini terdiri protein atau glikoprotein yang bergerak di antara sisterna-
sisterna golgi menuju ke membran sel lisosom atau vakuola pada sel tumbuhan.
Aparatus golgi biasanya berasosiasi dengan REK, bukan menyatu utuh
tetapi terpisah oleh jarak yang sempit, dan vesikel-vesikel protein. Vesikel ini
disebut vesikel transisi atau peralihan. Beberapa dari vesikel yang muncul dari RE
tersebut bergabung dengan sisterna golgi yang paling dekat, sehingga terjadi
pengangkutan protein dengan vesikel transisi dari REK ke aparatus golgi. Sisi dari
aparatus golgi yang menghadap RE dikenal dengan nama cis atau daerah
pembentukan sedangkan daerah yang berlawanan disebut trans atau daerah
pemasakan. Di sini vesikel muncul dan berfusi dengan vesikel yang lebih besar.
Vesikel yang berisi senyawa-senyawa imature yang berasal dari REK akan
bergerak dari cis melalui siterna-sisterna menuju ke daerah trans kemudian untuk
kemudian meninggalkan sisterna dalam keadaan senyawa-senyawa yang
dikandungnya dalam keadaan mature atau siap disekresikan senyawa tersebut
akan disimpan di dalam vesikel. Sepanjang perjalanan ini senyawa-senyawa
imatur ini akan di matangkan atau jika perlu disortir oleh enzim-enzim yang
terdapat di aparatus golgi.
Aparatus golgi juga menerima protein yang berasal dari luar sel. Protein
tersebut masuk dengan cara endositosis selanjutnya akan masuk atau bersatu
dengan sisterna aparatus golgi.
Analisis kimia aparatus golgi menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat
di aparatus golgi serupa dengan senyawa yang berada di membran sel maupun
RE (Sumadi & Marianti, 2007:133). Senyawa tersebut misalnya fosfolipid dan
lemak netral, protein yang terdiri dari glikoprotein, mukoprotein, dan enzim.
Transferase glikosil adalah enzim yang banyak terdapat di aparatus golgi.

Gambar 2.4. Lalu lintas vesikel menuju ke dan dari apparatus golgi
(https://www.plengdut.com/kompleks-golgi/756/)
Menurut Sumadi&Aditya Marianti, 2007:134-135) menyatakan:
Dalam struktur aparatus golgi ternyata jumlah dan keaktifan suatu senyawa
berbeda-beda. Dengan tehnik sitokimia in situ, tampak bahwa di dalam
lumen sisterna terdapat polisakarida yang semakin ke arah trans kadarnya
semakin tinggi. Demikian pula aktivitas enzim fosfat berbeda untuk setiap
sisterna, makin ke arah trans menunjukkan aktivitas yang semakin giat.
Kajian histokimia menunjukkan bahwa setiap sisterna mengandung enzim
yang berbeda-beda.

2.2.2 Enzim-enzim Aparatus Golgi


Kandungan enzim pada setiap sisterna berbeda-beda. Tabel dibawah ini
aka menyajikan distribusi enzim di dalam sisterna aparatus golgi:

Tabel 2.1 Distribusi enzim dalam sisterna aparatus golgi


Sis Medial Trans
Jenis enzim
sisterna sisterna sisterna
Lemaksilase +
Mannosidase I +
Asetiglukosamin +
Mannosidase II +
NADPase +
Fosfatase +
Adenilat siklase + + +
Nukleosida + + +
Fosfatase asam +
Galaktosil +
Nukleosida difosfatase +
Sialyl transferase +
Tamin fosfatase +
(Sumadi&Aditya Marianti, 2007: 135)

2.2.3 Fungsi Aparatus Golgi


Aparatus golgi terlibat dalam berbagai kegiatan sel diantaranya perakitan
protein dan lipid berkarbohidrat tinggi (glikosilasi), perbaikan membran sel, dan
sekresi.
a. Glikolisasi
Proses glikolisasi berlangsung dengan cara dan tempat yang bervariasi.
Pengemasan protein maupun lipid berkarbohidrat dapat terjadi di RE saja,
diawali di RE untuk kemudian dilanjutkan digolgi atau hanya terjadi di golgi
saja. Sebagai contoh glikosilasi tiroglobulim oleh epitelium tiroid,
imunoglobulin oleh plasmosit, musin oleh sel goblet intestinal
pengemasannya terjadi di RE untuk kemudian dilanjutkan di aparatus golgi.
Sedangkan glikolisasi protokolagen di fibroblast, lipoprotein plasmatik oleh
hepatosit, sintesis pektin dan hemiselulusa hanya terjadi di aparatus golgi.

b. Menyiapkan sekret untuk sekresi sel


Proses sekresi sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak dari RE tempat
terjadinya sintesis protein. Protein-protein yang terbentuk akan dipisahkan-
pisahkan ke dalam lumen RE sesuai tujuannya. Dari sini protein tersebut akan
diangkut ke daerah sisi aparatus golgi oleh vesikuli pengangkut. Kemudian
akan terjadi pemindahan protein-proyein tersebut dari daerah sis menuju ke
daerah trans aparatus golgi. Di daerah trans ini protein-protein tersebut akan
dipilah-pilah dan dikemas untuk disempurnakan sehingga siap disekresikan,
misalnya dengan memperpendek rantai polipeptida, memotong rantai
polipeptida, dengan enzim-enzim tertentu, atau menambah dengan senyawa-
senyawa tertentu. Kemudian setiap macam protein atau glikoprotein
ditunaskan ke dalam bentuk vesikuli sekretoris untuk ditimbun sampai ada
isyarat untuk disekresikan.
Sel-sel yang berfungsi sekretori, untuk proses sekresinya harus menunggu
isyarat dari luar. Vesikel sekretoris berasal dari pertunasan pada sisterna golgi
daerah trans, untuk pembentukkannya melibatkan selubung protein yang
disebut klatrin. Klatrin akan terlepas di saat vesikel telah masak. Begitu ada
isyarat untuk sekresi maka pensekresian senyawa-senyawa yang terkandung
di dalam vesikuli sekretoris akan dikeluarkan ke lingkungan ekstrasel dengan
cara eksositosis. Pada proses ini akan terjadi peleburan antara selaput pesikuli
sekretotis dengan membran sel, sehingga senyawa-senyawa penyusun
membran vesikuli sekretoris akan menjadi komponen penyusun membran sel.

c. Respirasi membran sel


Membran sel yang rusak akan direspirasi atau dipulihkan dengan
menggunakan vesikel-vesikel dari aparatus golgi. Vesikel pengangkut
dirangsang untuk melebur dengan membran sel setelah meninggalkan
aparatus golgi secara kontinyu. Protein transmembran dan lipid membran
vesikel ini akan menjadi protein dan lipid baru bagi membran sel, sedangkan
protein yang diangkut vesikula disekresikan ke ruang antar sel.

d. Pembentuk senyawa penyusun dinding sel


Ketika terjadi sitokenesis pada pembelahan sel tumbuhan terbentuk matrik
yang merupakan mikrotubula kutub yang terdapat ditengah bidang
pembelahan yang memisahkan kedua inti yang sudah terbentuk
(Sumadi&Marianti, 2007: 137). Di matriks tersebut terdapat banyak vesikel-
vesikel yang berisi bahan baku dinding sel yaitu pektin, selulosa,
hemiselulosa dan sebagiannya yang berasal dari aparatus golgi untuk sel
tumbuhan. Matriks dan senyawa-senyawa tersebut akan melebur dan
membentuk sekat di antara dua buah inti di daerah mikrotubula kutub untuk
membentuk dinding sel primer. Dinding sel primer yang terbentuk akan terus
disuplai dengan bahan-bahan pembentuk dinding sel yang dikemas dalam
vesikuli untuk selanjutnya berubah menjadi dinding sel sekunder.

e. Pembentuk akrosom
Aparatus golgi berperan dalam pembentukan akrosom, yaitu tudung pada
spermatozoon. Tudung akrosom ini berasal dari fusi dari vesikel aparatus
golgi. Fungsi dari tudung akrosom adalah melisiskan membran sel telur
(ovum) pada saat fertilisasi. Karena berisi enzim hidrolitik hialuronidase.

2.3 Lisosom
(lyso = pencernaan; soma = tubuh) merupakan membran yg berbentuk
kantong kecil yg berisi enzim hidrolitik (hidrolase), disebut lisozim; yang
berfungsi untuk pencernaan intra sel (mencerna zat2 yang masuk ke dalam sel).

2.3.1 Pembentukkan Lisosom


Enzim Lisosom / protein yg diproduksi oleh ribosom masuk ke RE
enzim dimasukkan ke dalam membran dikeluarkan ke sitoplasma menjadi
lisosom; Selain itu ada yg enzim dimasukkan ke Golgi dibungkus membran
dilepaskan di dalam sitoplasma.
Gambar 2.5. Pembentukkan Lisosom
(file:///C:/DATA%20SEMESTER%2O5/BIOSEL./bdp-rosita3.pdf)

2.3.2 Macam Lisosom


Lisosom tersusun dari membran seperti halnya membran sel tetapi hanya
terdiri dari satu lapis saja seperti halnya retikulum endoplasma dan aparatus golgi.
Hasil pengamatan mikroskop elektron menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran
lisosom sangat bervariasi (Sumadi&Miranti, 2007:140). Lisosom tetap dapat
diidentifikasi sebagai salah satu organel sel walaupun bentuknya dan ukurannya
bervariasi. Ada dua katagori lisosom jika ditinjau dari segi fisiologisnya, yakni
lisosom primer yang hanya berisi enzim-enzim hidrolase dan lisosom sekunder
yang selain berisi hidrolase juga terdapat substrat yang sedang dicerna. Katagori
terakhir adalah vakuola pencernaan yang berasal dari fusi antara fagosoma atau
endosoma dengan lisosom primer pada beberapa macam sel hewan.

Gambar 2.6. Skema pembentukkan lisosom primer dan granula sekretoris


(http://slideplayer.info/slide/2682574)
Lisosom berasal dari pembentukan tunas sisterna. Aparatus golgi pada sisi
trans. Lisosom primer pada umumnya adalah vesikuli yang bersalutkan protein
yang disebut klatrin. Klatrin akan lepas dari vesikuli begitu vesikuli terlepas.

2.3.3 Enzim-enzim Lisosom


Enzim enzim yang terkandung dalam lisosom berbagai macam. Kalau
dikelompokkan terdapat enzim yang termauk dalam kelompok fosfatase, nuklease
hidrolase, protease, dan enzim pemecah lipid. Dari kesemua enzim tersebut
fostase asam adalah yang terbanyak. Substratnya sebagian besar ester dan
lisosomnya sendiri berasal dari jaringan-jaringan hewan, tumbuhan maupun
protista. Enzim fosfatase yang lain adalah monofosfat dan fosfodiesterase asam
yang substratnya oligonukleotida dan diesfer fosfat. Sedangkan asal lisosomnya
adalah sama dengan fosfatase asam yaitu jaringan hewan, tumbuhan maupun
protista.
Enzim yang tergolong dalam nuklease adalah RNA ase substratnya RNA
dan DNA substratnya DNA ase. Asal lisosom keduanya sama yaitu berasal dari
jaringan hewan, tumbuhan dan protista.

2.3.4 Mekanisme Pencernaan oleh Lisosom


Proses pencernaan yang terjadi secara enzimatis di lisosom terdiri dari
berbagai macam enzim tergantung dari jenis dan asal bahan yang akan dicerna.
Bila bahan yang dicerna berasal dari luar sel proses pencernaannya disebut
heterofagi, sedangkan bila bahannya berasal dari dalam disebut autotagi. Kedua
proses pencernaan ini banyak dijumpai misalnya pada mekanisme pertahanan
tubuh, nutrisi, dan pengaturan sekresi. Selain kedua proses pencernaan tersebut
yang sifatnya intraseluler, enzim lisosom dapat pula disekresikan ke luar dari sel
atau disebut pencernaan ekstra sel misalnya yang terjadi pada jaringan pengikat
hewan dan juga pada sejenis jamur.
Proses pencernaan heterofagi terjadi dengan jalan endositosis, artinya
bahan yang berasal dari luar akan masuk ke dalam sel dengan jalan endositosis
membentuk endosom. Endosom akan melebur dengan lisosom primer sehingga
lisosom akan berkontak langsung dengan bahan yang akan dicerna. Proses
pencernaan berlangsung terbentuk lisosom sekunder, kemudian sisa pencernaan
akan dikeluarkan dari sel dengan cara eksositosis.
Pada proses pencernaan autofagi, berbeda dengan heterofagi pada
pencernaan autofagi ini bahan yang menjadi substrat berasal dari komponen sel
itu sendiri. Mekanismenya dimulai dengan kegiatan sebuah sisterna RE yang akan
melengkung dan mengelilingi sebagian sitoplasma yang padanya terdapat
berbagai organela dan inklusi. Setelah terbentuk vesikel maka enzim akan segera
dicurahkan sehingga terjadi autolisosoma yang akan menghasilkan badan-badan
residu yang akan dikeluarkan dari sel.

Gambar 2.7. Skema proses pencernaan oleh lisosom


(https://biologigonz.blogspot.co.id/search/label/PERTAnYAANSEPUTARSEL?m=1)

Proses pencernaan ekstraseluler yang dilakukan oleh lisosom dilakukan


dengan mencurahkan isi lisosom ke dalam daerah ekstraseluler. Jadi pada proses
ini yang dicerna adalah substansi antar sel,misalnya pencernaan ekstra sel yang
menyebabkan perubahan tulang dan tulang rawan.

2.3.5 Biosintesis dalam Lisosom


Berbicara tentang biosintesis berarti kita juga berbicara tentang hidrolase
dan protein membran. Kedua protein ini seperti halnya protein-protein yang
disintesis di RE untuk kemudian dipindahkan ke aparatus golgi oleh vesikula
pengangkut. Tentunya yang disintesis di RE bukan hanya enzim hidrolase ini
tetapi banyak juga senyawa-senyawa lainnya. Bagaimana RE memilah sehingga
enzim hidrolase terpisah dari enzim-enzim lain? Ternyata, enzim ini ditandai
dengan manosa-6-fosfat (M-6-P). Penambahan ini terjadi di dareah sis aparatus
golgi. Enzim ini selanjutnya akan diangkut ke daerah trans. Di daerah
transmembran terdapat reseptor bagi M-6-P yang letaknya bergerombol di
membran aparatus golgi yang berklatrin. Hal ini menyebabkan enzim hidrolase
yang bertanda tersebut akan selalu menuju ke daerah trans aparatus golgi dalam
rangka untuk terbentuknya kompleks M-6-P dengan reseptornya.
Reseptor M-6-P hanya akan mengikat M-6-P pada pH 7 dan enzim
lisosom akan dilepaskan pada pH kurang dari 6. Penurunan pH di dalam lisosom
primer ini dapat terjadi karena ada penambahan ion H+. Ion H+ ini diangkut oleh
protein pengangkut yang berasal dari membran lisosom primer. Akibat masuknya
ion H+ maka cairan di dalam lumen akan menjadi asam sehingga enzim lisosom
akan dilepaskan.

Gambar 2.8. Skema mekanisme pemilahan enzim lisosom dan perubahan pH di dalam lumen
lisosom primer.
(http://www.generasibiologi.com/2011/12/protein-targeting-perjalanan-protein.html?m=1)

Untuk menghindari selfidigesti membran lisosom oleh enzim lisosomnya


sendiri maka pada membran lisosom dilengkapi dengan pelindung yang terdiri
dari rantai sakarida yang panjang, sehingga sisi protein dan fosfolipid membran
lisosom akan terlindungi dari proses selfdigesti.
BAB 3
EVALUASI

3.1 Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud lisosom?
2. Jelaskan pembentukan akrosom?
3. Retikulum endoplasma terdiri dari dua bentuk sebutkan!
4. Jelaskan perbedaan RE kasar dan RE halus pada reticulum endoplasma?
5. Jelaskan jenis apa saja yang disimpan dalam reticulum endoplasma halus?
6. Jelaskan mengapa reticulum endoplasma halus lebih kecil daripada
reticulum endoplasma kasar?
7. Sebutkan fungsi utama dari reticulum endplasma?
8. Jelaskan pembentukan lisosom?
9. Mengapa lisosom aktif pada sel darah putih?
10. Jelaskan proses sintesis protein yang terjadi pada REK?
3.2 Kunci Jawaban
1. Lisosom, yaitu (lyso = pencernaan; soma = tubuh) merupakan membran
yg berbentuk kantong kecil yg berisi enzim hidrolitik (hidrolase), disebut
lisozim; yang berfungsi untuk pencernaan intra sel (mencerna zat2 yang
masuk ke dalam sel).
2. Aparatus golgi berperan dalam pembentukan akrosom, yaitu tudung pada
spermatozoon. Tudung akrosom ini berasal dari fusi dari vesikel aparatus
golgi. Fungsi dari tudung akrosom adalah melisiskan membran sel telur
(ovum) pada saat fertilisasi. Karena berisi enzim hidrolitik hialuronidase.
3. Retikulum endoplasma terdiri dari dua bentuk yaitu :
a. RE kasar (REK) atau RE granular (REG) disebut demikian karena
permukaan membran luarnya ditempeli oleh ribosom.
b. RE halus (REH) atau RE agranular (REA) dikatakan halus karena
retikulum endoplasma tidak ditempeli oleh ribosom.
4. Perbedaan RE kasar dan RE halus pada retikulum endoplasma ini
memiliki perbedaan dalam bentuk dan susunan dimana REK merupakan
tumpukan kantong-kantong pipih yang disebut sisterna sedangkan REH
merupakan anyaman saluran-saluran halus. Ribosom tidak pernah ditemui
dipermukaan dalam (luminal) RE, baik pada REK maupun REH.
5. Jenis zat yang disimpan dalam reticulum endoplasma halus yaitu zat-zat
yeng berperan dalam fungsi-fungsi khusus. Reticulum endoplasma tidak
mengandung ribosom dan memiliki fungsi berbeda dengan reticulum
endoplasma kasar. Umumnya reticulum endoplasma halus berkaitan
dengan sintesis zat-zat yang dibutuhkan untuk sistem kerja internal sel. Sel
otot valuenteer (antagonis) menyimpan ion-ion kalsium, yang digunakan
pada kontraksi otot.
6. Reticulum endoplasma halus lebih kecil daripada reticulum endoplasma
kasar karena ribosom dalam reticulum endoplasma kasar menyediakan
tempat terjadinya sintesis dengan cara yang teratur. Sintesisi protein
adalah proses yang berkelanjutan dan kompleks dan hanya terjadi atas
instruksi dari DNA. Reticulum endoplasma menyediakan matriks untuk
memungkinkan terjadinya instruksi tersebut, sehingga reticulum
endoplasma kasar berukuran lebih besar daripada reticulum endoplasma
halus.
7. Fungsi dari reticulum endoplasma yaitu mendukung sintesis protein dan
menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi
sebagai alat transportasi zat-zat dialam sel itu sendiri.
8. Pembentukan lisosom yaitu dari enzim Lisosom/protein yg diproduksi
oleh ribosom masuk ke RE enzim dimasukkan ke dalam membran
dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom; Selain itu ada yg enzim
dimasukkan ke Golgi dibungkus membran dilepaskan di dalam
sitoplasma.
9. Lisosom aktif pada sel darah putih karena sel darah putih berfungsi untuk
membantu tubuh melawan penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Lisosom adalah yang berguna untuk pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan serta untuk menghancurkan zat-zat
yang tidak berguna didalam sel.
10. Proses sintesis protein yang terjadi pada REK yaitu
a. mRNA menginisiasi sintesis protein dengan mengikat subunit ribosom;
b. Segmen pertama dari polipeptida yang baru diterjemahkan dari ribosom
adalah sinyal n-terminal;
c. Akibat bertubrukan dengan RE sinyal yang sifatnya hidrofobik akan
menetrasi kedalam membran;
d. Sintesis protein berjalan terus, pertumbuhan rantai polipeptida meluas
menembus membran mengikuti sinyalnya. Jika protein akan
disekresikan, seluruh rantai polipeptida mengikuti sinyalnya akan
menembus membran RE dan masuk kedalam ruang RE. Jika protein
terbenam didalam membran, satu atau lebih sinyal stocktransfer akan
menahan gerakkan protein menembus membran;
e. Sesudah pertumbuhan polipeptida memanjang memasuki atau melalui
membran RE, sinyal didegradasi oleh enzim peptidase yang terbenam
didalam membran;
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Retikulum endoplasma memiliki struktur seperti lembaran yang terlipat
mengelilingi suatu ruangan. Retikulum endoplasma terdiri atas tubulus, vesikel,
dan kantong pipih yang menempati ruang sitoplasma. Struktur aparatus golgi
terdiri dari setumpuk kantong pipih tersusun dari memnran yang serupa dengan
membran sel. Lisosom terdiri dari dua katagori yaitu lisosom primer yang hanya
berisi enzim hidrolase dan lisosom sekunder yang berisi hidrolase dan substrat
yang sedang dicerna.
Ada banyak sekali enzim yang terdapat dalam retikulum endoplasma,
aparatus golgi dan lisosom. Sebagai contoh pada aparatus golgi terdapat enzim
lemaksilase sedangkan pada lisosom terdapat enzim fosfatase.
Fungsi aparatus golgi ada lima, yaitu aparatus golgi berperan dalam (1)
aktivitas glikosilasi, (2) menyiapkan sekret untuk sekresi sel, (3) respirasi
membran sel, (4) pembentuk senyawa penyusun dinding sel, dan (5) pembentuk
akrosom.
Proses pencernaan pada lisosom terjadi secara enzimatis dimana proses
pencernaan heterofagi terjadi dengan jalan endositosis dan fagositosis. Proses
pencernaan ini biasa dijumpai pada mekanisme pertahanan tubuh, nutrisi, dan
pengaruh sekresi.

4.2 Saran
Apabila terdapat kesalahan atau pun kekurangan dalam makalah ini kami
mohon kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Protein targeting perjalanan protein. Diakses tanggal 16


September 2016 dari http://www.generasibiologi.com/2011/12/protein-tar
geting-perjalanan-protein.html?m=1.

Gonzaga, I. (2012). PERTANYAAN SEPUTAR SEL. Diakses tanggal 16


September 2016 dari https://biologigonz.blogspot.co.id/search/label/PERT
AnYAANSEPUTARSEL?m=1.

Irpan. (2003). BADAN GOLGI BIOSINTESIS DAN FUNGSI DALAM


METABOLISME. Diakses tanggal 14 September 2016 dari http://jurnal-o
nline.um.ac.id/data/artikel.BE8D436B26231961D55B5F59B2401428.pdf.

Plengdut. (2013). KOMPLEKS GOLGI. Diakses tanggal 16 September 2016 dari


https://www.plengdut.com/kompleks-golgi/756/.
Rahayu, S, R. (2016). RETIKULUM ENDOPLASMA, APARATUS GOLGI DAN
LISOSOM. Diakses tanggal 16 September 2016 dari
http://slideplayer.info/slide/2682574/.

Sumadi & Aditya Marianti. (2007). BIOLOGI SEL. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Anda mungkin juga menyukai