NIM : 041714847
UPBJJ UT : SURABAYA
UNIVERSITAS TERBUKA
2023.2
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 041714847
UPBJJ – UT : SURABAYA
Laporan praktikum ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 20 Mei 2023 di Universitas
Negeri Surabaya
Menyetujui
Instruktur,
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, pada kesempatan ini saya dapat memenuhi
praktikum yang dilaksanakan di Mitra UT Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada tahun
akademik 2023.2 dengan lancar sehingga dapat menyusun laporan ini dengan tepat waktu.
Ucapan terimakasih kepada pembimbing atas bimbingan yang telah diberikan, sehingga
praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai
permasalahan makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap
ilmiah ini sebagai konsekuensi Biologi. Dengan menggunakan proses dan sikap
ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Biologi merupakan salah satu objek
kajian yang dipelajari dalam semua jenjang pendidikan. Biologi berasal dari kata
bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kajian/ilmu, sehingga Biologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Setiap
penelitian yang dilakukan dalam Biologi disusun berdasarkan prinsip-prinsip
ilmiah. Kajian ilmu Biologi sangat luas meliputi mikroorganisme, hewan, dan
tumbuhan, serta lingkungan. Karena kajian hewan dan tumbuhan yang ada di
alam mudah didapat maka belajar Biologi tidak hanya dilakukan dengan teori
saja, 2 akan tetapi juga dengan praktikum. Diadakannya praktikum dalam
pembelajaran Biologi diharapkan mahasiswa lebih paham pada materi yang
diajarkan karena objek yang diamati lebih jelas.
Ada beberapa pendapat yang saling berbeda tentang istilah taksonomi
dansistematik tumbuhan, ada yang berpendapat bahwa taksonomi merupakan
ilmudasar dan mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan dengan sistematik
dan juga ada yang berpendapat sebaliknya. Mason (1950) mengatakan
bahwataksonomi mempunyai bidang studi biologi yang luas, terdiri dari
sistematik danstudi perbandingan organisme, sistem taksonomi, nomenclature
dan dokumentasi.Sedangakan Simsom (1961), Heywood (1967), Mayor (1969),
dan Rose (1974) citUsman mengatakan bahwa sistematik merupakan ilmu yang
mempelajari tentangkeanekaragaman, perbedaan dan hubungannya satu sama
lain. Taksonomi adalah bagian dari sistematik tumbuhan. Kemudian, Clive a.
stace (1979) cit Ustman berpendapat bahwa taksonomi adalah sinonim dari
sistematik tumbuhan Dengandemikian maka tergantung dari sudut mana kita
melihat dan mengembangkannya. Dari kebiasaan penggunaan secara institusi
kelihatannya untuk mata ajaran bagi pendidikan penunjang ilmu-ilmu teknis
semuanya menggunakan istilahsistematik, sedangkan untuk pendidikan basic
ilmiah seperti biologi menggunakanistilah atau judul mata ajaran taksonomi
.Empat aspek utama yang dipelajari dalam taksonomi tumbuhan
adalahidentifikasi, klasifikasi, deskripsi, dan nomenclature. Identifikasi adalah
usahaatau cara mendapatkan atau memberikan nama kepada takson atau
sekelompoktumbuhan tertentu, sesuai dengan cara-cara yang ditetapkan dalam
nomenclature.Klasifikasi adalah cara penempatan suatu takson atau sekelompok
tumbuhan padatingkatan-tingkatan klasifikasi tertentu sesuai dengan ketentuan-
ketentuannomenclature. Deskripsi adalah uraian lengkap tentang morfologi suatu
takson yang dapat menentukan karakter, karakter state, serta karakteristik dari
taksontersebut. Nomenclature adalah peraturan atau pedoman tata cara pemberian
namaserta pengklasifikasian tumbuhan. Secara lengkap nomenclature disebut
International Codes of Botanical Nomenclature atau Kode Internasional Tata
Nama Tumbuhan.
Praktikum dapat dilakukan di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Praktikum di dalam ruangan biasanya digunakan dalam pengamatan objek-objek
yang kecil, sedangkan praktikum di luar ruangan digunakan untuk pengamatan
objek dengan ukuran besar serta jumlah yang banyak yang tidak memungkinkan
dilakukan di dalam ruangan. Anonim (2005), menyatakan bahwa sistematika
adalah disiplin ilmu berkaitan tentang penemuan, deskripsi, dan klasifikasi
kelompok organisme yang berdasar pada karakteristik morfologi dan fisiologi
untuk menentukan sejauh mana perbedaan diantara saling mirip
Praktikum ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan
pengertian yang lebih jelas tentang teori-teori atau konsep-konsep taksonomi
yang diuraikan dalam modul sebelumnya. Pemahaman itu dilakukan dengan cara
mengenal lebih dekat dan melakukan analisis sifat dan ciri morfologi dari setiap
golongan tumbuhan yang berkerabat dekat dalam rangka untuk mengimbangi
uraian-uraian dalam modul yang bersifat teoritis. Berdasarkan pemantapan
penguasaan mahasiswa terhadap materi matakuliah melalui aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi dari teori yang dilakukan di laboratorium.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengenalan dan penggolongan tumbuhan berdasarkan
pengamatan langsung terhadap sifat dan ciri golongan tumbuhan?
2. Bagaimana menganalisis bagian-bagian tubuh tumbuhan dengan benar
dan menerapkannya dalam penggolongan tumbuhan?
3. Bagaimana hubungan kekerabatan antartakson ditinjau melalui sifat dan
cirinya, serta menentukan ciri khas dari setiap takson yang diamati?
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor bioekologi secara umum terbagi menjadi dua yakni faktor abiotik dan faktor
biotik. Faktor abiotik terdiri atas faktor-faktor lingkungan yang bersifat non biologis seperti
iklim, suhu, kelembaban udara intensitas cahaya. Sedangkan faktor biotik berhubungan dengan
keadaan hidup tumbuhan tersebut yang terdiri dari perubahan morfologi, fenologi, fisiologi,
maupun molekularnya sebagai respon adaptasi. Tumbuhan Phanerogamae tergolong tumbuhan
dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi karena memiliki biji. Secara ontogeny biji
pada tumbuhan ini menjadi alat reproduksi generatif, karena proses terhadinya didahului oleh
peristiwa seksual. Embrio tumbuhan biji bersifat bipolar atau dwi polar, tidak hanya kutub
batang yang berkembangmembentuk batang, cabang dan daun. Tetapi kutub akarnya juga
tumbuh membentuk sistem perakaran.
Sesuai kurikulum jurusan Biologi yang tercantum dalam buku pedoman, kompetensi
yang dimiliki mahasiswa setelah memprogram matakuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
(TTT) adalah mengaplikasikan kegiatan taksonomi dalam memahami keanekaragaman
tumbuhan tinggi dan menyusun suatu karya flora. Taksonomi merupakan cabang biologi yang
mempelajari tentang deskripsi, identifikasi, klasifikasi dan kekerabatan. Ilmu ini bersifat
mendasar dan memuncak. Mendasar artinya taksonomi digunakan sebagai dasar ilmu yang
lain, sedangkan memuncak diartikan bahwa taksonomi merupakan ilmu yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, kurang tepat jika taksonomi
dianggap sebagai ilmu yang hanya menghafal saja. Taksonomi Tumbuhan Tinggi merupakan
matakuliah dengan bobot 3 SKS, yang dijabarkan dalam kegiatan tatap muka dan kegiatan
praktikum. Selama ini perkuliahan TTT tidak mengalami kesulitan atau masalah baik dalam
tatap muka maupun praktikum.
Dinamakan dengan biji terbuka karena biji dari tumbuhan Gymnospermae ini bisa
dilihat. Biji pada tanaman ini tidak mempunyai ovarium yang menjadi tempat untuk melakukan
perkembangbiakan atau memperbanyak jenis.Tumbuhan ini juga tidak miliki serbuk sari
serbuk sari.Dengan begitu tumbuhan Gymnospermae ini pun tidak bisa melakukan proses
penyerbukan yang biasa dilakukan oleh tumbuhan lain.Sedangkan organ reproduksi yang
dimiliki oleh tumbuhan Gymnospermae ini adalah strobulus. Organ ini terbentuk dari daun
khusus yang memang berfungsi untuk menghasilkan gamet atau sporofit.
Monokotil adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai biji berkeping tunggal,
tanaman jenis ini akan mempunyai biji tetap utuh saat ditanam namun lama kelamaan biji dari
tanaman ini akan habis dengan sendirinya, berbeda dengan tanaman jenis dikotil yang
mempunyai biji terbelah menjadi dua saat tanaman tumbuh pertama kali.Tanaman atau
tumbuhan dari jenis monokotil mempunyai ciri yang dapat dibedakan, dari mulai akar, batang,
sampai pada
bunganya. Tumbuhan Monokotil mencakup sekitar 22 % dari seluruh Angiospermae,
yang meliputi tumbuhan talas, lili, rimpang, anggrek, iris, palm, dan rumputan. Kelompok
tumbuhan ini dipersatukan oleh karakter morfologi maupun data molekuler. Pada umumnya
tumbuhan anggota kelompok ini dicirikan oleh adanya bagian bunga berjumlah 3 atau
kelipannya, serbuk sari dengan satu pori, daun lembaga satu, pertulangan daun sejajar, susunan
pembuluh primer komplek, dan jarang ada pembuluh sekunder. Berikut ini beberapa ordo dari
tumbuhan Monokot meliputi: Alismatales, Poales, Zingiberales, Asparagales, Arecales,
Liliales, dan Commelinales.
BAB III
Praktikum 1.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : H.rosa-sinensis
Kelopak bunga terdiri dari 5 kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan yang
disebut epicalyx, mahkota bunga terdiri dari 5 lembar, tedapat tangkai sari yang bersatu yang
dinamakan stukal yang ujungnya terdapat kepala putik dan serbuksari. Jumlah kepala putih ada
4 buah, bunga sepatu termasuk bunga lengkap rumus bunga sepatu adalah: K(5), C(5),A~,
G(5).
Pengamatan Bunga Kenanga
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Cananga
Kelopak bunga terdiri dari 3 lembar yang menopang mahkota bunga berjumlah 6 buah,
yang mengelilingi benang sari dan putik, bunga kenanga termasuk bunga lengkap
Pengamatan Bunga Alamanda
Kingdom : Plantae
Divisi : Basidiomycota
Class : Magnoliopsida
Ordo : Apocynales
Family : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Bunga memiliki mahkota seperti terompet berjumlah 5 buah, benang sari dan putik
terdapat di dalam terompet mahkota, benangsari ada 4 buah, putik 1 buah termasuk bunga
sempurna.
Praktikum II
Keanekaragaman Pteridophyta
Hasil Pengamatan
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan
adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh
pengangkut
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah dan sangat pendek,
ada juga yang mencapai 5meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daunnya ketika masih
muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukuran susunannya daun
tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuknya kecil atau
bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel.
Makrofil memiliki ciri daun yang besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, dengan
sel yang telah terdiferensiasi
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang mempunyai kormus, artinya tubuhnya
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun. Alat perkembangbiakan
tumbuhan paku yang utama adalah spora. Oleh sebabnya ahli taksonomi membagi dunia
tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan phanerogamae.
Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan
Pteridophyta.
Dalam mempelajari lebih daam mengenai tumbuhan, serta struktur dan fungsi jaringan
yang ada di dalamnya, buku Struktur & Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan hadir untuk
menjelaskan mengenai seluk beluk tumbuhan secara mendalam.
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan
paku diantaranya adalah:
• Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem
• Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain sebagai
epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain dan sampah-sampah sebagai saprofit
• Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam
kotak spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus.
Sorus-sorus ini kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun
• Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat
sehari-hari disebut generasi sporofit
• Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus
menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora
disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis
• Tidak berbunga dan umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam
tanah).
Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat
disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium, kutikula
pada bagian luar dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang mengangkut air
dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian
transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi
• Akar: Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas
sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri
• Batang: Pada sebagian jenis tumbuhan paku batang tidak tampak karena terdapat
di dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul
di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m, akan tetapi ada
batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon atau paku tiang yang
panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla
dan Cyathea.
• Daun: Bentuknya selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan
bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging
daun, dan tulang daun. Berdasarkan bentuk daun dibedakan lagi menjadi mikrofil
dan makrofil, berikut penjelasannya:
Mikrofil: Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi
sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang
daun.
Makrofil: Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan
bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang,
jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun). Daun
paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut. Jika diperhatikan pada
permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam
yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang
merupakan tempat atau wadah dari spora. Tidak semua daun paku
memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun
fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliksorus
disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun
tropofil.
Spesiment 1
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Pityrogramma
Spesiment 2
Kerajaan : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodinae
Bangsa : Selaginellaes
Suku : Selaginellaceae
Marga : Selaginella
Selaginella padangensis umumnya termasuk jenis paku epipit yang menempel pada batu
atau pohon-pohon besar. Pertumbuhannya merambat, daunberwarna hijau terang dan
berukuran sangat kecil tersusun melingkari batang, daun berbentuk lonjong, tepi daun rata,
daun yang terletak di tengah berbentuk lanset, daun sporofil lebih lancip dengan susunan yang
sangat rapat. Berwarna hijau pada permukaan atas, kedudukan daun berseling. Spora terdapat
pada ujung terminalia. Batang utama atau rimpang menjalar tanpa akar, memanjat atau tegak.
Panjangnya sekitar 60-120 cm. Bagian pangkal tidak bercabang sampai berukuran 45 cm
Spesiment 3
Kerajaan : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilophytinae
Bangsa : Psilotales
Suku : Psilophytinaeae
Marga : Psilotum
Psilotum nodum hidup menempel pada batang atau disela dahan. Psilotum nodum
memiliki banyak cabang, tingginya dapat mencapai kisaran 0,6 m. batang berbentuk bulat atau
segitiga, berwarna hijau sampai hijau muda. Apabila sudah tumbuh dewasa, maka batang yang
bercabang banyak akan tumbuh terjuntai. Akar rimpang berbentuk pendek dan menjalar.
Kantong spora berbentuk benjolan bundar, segitiga, dan berwarna kuning cerah. Kantung
bundaran ini tumbuh tidak bertangkai, bergaris tengah 1-3 mm. daun berukuran sangat kecil,
tersusun dalam 2 atau 3 baris.
Spesiment 4
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetopsida
Ordo : Equisetales
Famili : Eqisetaceae
Genus : Equisetum