Anda di halaman 1dari 12

A.

PENDAHULUAN

Secara umum sifat fisik dari famili Asteraceae atau Compositae
termasuk tumbuhan herba, perdu, atau tumbuh-tumbuhan memanjat. Tanaman
ini memiliki morfologi berdaun tersebar atau berhadapan dan tunggal.
Bunganya memiliki tipe perbungaan tunggal. Bunga berada dalam bongkol
kecil dengan disertai daun pelindung, seringkali dalam satu bongkol yang
sama terdapat dua macam bunga yaitu bunga cakram yang berbentuk tabung
dan bunga tepi berbentuk pita. Mahkota bersifat lepas dan terangkai
berkarang. Benang sarinya berada dalam tabung mahkota dan bakal buahnya
tenggelam, sehingga bunganya bertipe hipogen.
Salah satu spesies dari famili Compositae yang sering dimanfaatkan
untuk tanaman hias yaitu Sphagneticola trilobata. Nama lain dari
Sphagneticola trilobata adalah Wedelia trilobata. Wedelia merupakan salah
satu jenis tanaman liar yang hidup di kawasan dengan iklim tropis. Wedelia
masuk ke dalam golongan tanaman herba dikotil dan masih satu keluarga
dengan bunga aster.
Wedelia tumbuh dengan panjang antara 18 hingga 24 inchi. Wedelia
tumbuh menjalar membentuk suatu bentangan seperti tikar yang menutupi
tanah. Daun wedelia berwarna hijau cerah dengan panjang daun antara 1
sampai 3 inchi. Permukaan daun wedelia berbulu dan tepi daun bergerigi.
Sebagian besar bentuk daun wedelia adalah lonjong. Bunga wedelia, berwarna
kuning cerah, berukuran kecil dengan kelopak bunga melingkar seperti bunga
matahari. Putik dan benang sari belingkar penuh di tengah kelopak bunga.
Wedelia berkembang biak secara vegetatif alami yaitu dengan cara merunduk.
Batang tanaman yang menyentuh tanah akan tumbuh akar dan menjadi
tumbuhan baru. Batang wedelia berwarna hijau terang dengan bulu halus yang
menutupi seluruh bagian batang.
Tumbuhan wedelia berasal dari Amerika Tengah dan Pulau Karibia,
tetapi sekarang telah menyebar disemua daerah tropis. Wedelia tumbuh subur
di daerah dengan sinar matahari penuh. Semakin banyak sinar matahari,
semakin bagus pula bunga wedelia yang tumbuh. Wedelia adalah tanaman

tropis sehingga dengan subur hidup di daerah tropis. Wedelia juga hidup di
negara Hindia Barat, Hawaii, Florida selatan, Amerika Tengah, French
Polynesia, Guam, Hawaii, Marshall Islands, Midway Atoll, Nauru, Niue,
Palau, Papua New guinea, Samoa, Tonga, Australia, Indonesia, Christmas
Island, dan Afrika Barat, terutama pada tanah dengan ketinggian rendah.
Tanaman ini lebih suka daerah lembab tetapi juga tahan terhadap kekeringan.
Awalnya, wedelia sering dianggap sebagai tanaman penganggu di
Florida, tetapi sekarag sering digunakan sebagai tanaman penutup tanah untuk
menghiasi halaman dan juga berfungsi untuk mencegah tanah longsor.
Bunganya yang kecil dan banyak dapat mekar lebih lama tanpa mengenal
musim, tanaman ini juga bisa di rapikan dengan alat pemotong.
Tanaman wedelia sejak lama telah digunakan dalam pengobatan
tradisional. Daun wedelia yang diseduh seperti teh dipercaya mampu
membantu mengurangi gejala flu yang disertai dengan pilek. Rebusan
tanaman wedelia juga dapat digunakan untk membersihkan plasenta bagi
wanita setelah melahirkan. Air rebusan batang dan daun tanaman wedelia
dapat digunakan untuk mandi. Mandi menggunakan air rebusan tersebut dapat
menghilangkan kram otot, rematik, memar, dan sakit punggung. Daun wedelia
juga bisa membantu menyembuhkan penyakit hepatitis. Selain penyakit
hepatitis, wedelia juga dapat melancarkan buang air kecil, dan melancarkan
pencernaan.


Berikut adalah klasifikasi ilmiah tanaman Sphagneticola trilobata
Kingdom
Divisio : Plantae
Classis : Eudicots
Ordo : Asterids
Familia : Asterales
Genus : Asteracea
Species : Sphagneticola trilobata
Nama sinonim : Complaya trilobata (L.), Thelechitonia trilobata (L.),
Wedelia carnosa, Wedelia paludosa DC., Wedelia trilobata (L.)

B. STRUKTUR ANATOMI

Struktur anatomi dari tanaman dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
struktur anatomi. Struktur-struktur tersebut yaitu, struktur anatomi batang,
struktur anatomi daun, struktur anatomi akar dan struktur anatomi sistem
reproduksi. Dalam struktur anatomi batang, tanaman tropis tersusun atas
epidermis sebagai jaringan terluar, korteks yang tersusun atas jaringan
parenkim, dan stele yang terdiri atas xylem, floem dan empulur. Struktur
anatomi daunnya seringkali terdiri atas jaringan epidermis adaksial, parenkim
palisade, parenkim sponsa, jaringan pembuluh dan epidermis abaksial.
Sedangkan pada struktur anatomi akarnya tersusun atas epidermis, korteks dan
stele. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian untuk mengetahui struktur
anatomi akar, batang dan daun dari tanaman Sphagneticola trilobata sebagai
contoh tanaman yang hidup di daerah terlindung.
Berikut akan dijelaskan lebih rinci struktur anatomi pada batang, akar, dan
daun tanaman Sphagneticola trilobata






1. STRUKTUR ANATOMI BATANG Sphagneticola trilobata

GAMBAR KETERANGAN
Potongan melintang batang tua































1. Epidermis
2. Korteks
3. Kambium
4. Empulur
5. Jaringan pembuluh
(xylem dan floem)






1. Epidermis
2. Korteks
3. Korteks yang
tersusun dari
jaringan klorenkim
lamellar
4. Korteks yang
tersusun dari
jaringan parenkim
5. Floem
6. Kambium vaskuler

1
2
3
4
5
1 2 3 4 5
6

GAMBAR KETERANGAN
Potongan melintang batang muda

















Trikom










1. Epidermis
2. Berkas pembuluh
3. Kambium
intervaskuler
4. Korteks
5. Empulur



1. Xylem
2. Floem
3. Empulur







Trikom non glanduler
Berdasarkan dari struktur anatomi batang yang ditunjukkan pada gambar
di atas dapat dirumuskan deskripsi dari anatomi batang Sphagneticola trilobata
yaitu: Batang Sphagneticola trilobata D.C.tersusun atas epidermis, korteks,
1
2
3
5
4
1
2
3

cambium, berkas pembuluh dan empulur. Epidermis tersusun atas selapis sel yang
rapat dan bersifat parenkimatik. Korteks tepat berada di bagian bawah epidermis,
tersusun atas beberapa lapis sel yang terisi oleh jaringan dasar yaitu parenkim.
Jaringan dasar (parenkim) yang mengisi korteks batang Sphagneticola trilobata
juga berperan dalam fotosintesis dan mengandung kloroplas sehingga dapat
disebut sebagai klorenkim. Oleh sebab itu, batang Sphagneticola trilobata
berwarna hijau. Berkas pembuluh terdiri dari xylem dan floem yang dipisahkan
oleh kambium vaskuler. Kambium vaskuler membelah ke arah luar membentuk
floem dan membelah ke arah dalam membentuk xylem. Antara satu bendel berkas
pengangkut dengan berkas pengangkut yang lainnya dipisahkan oleh kambium
intervaskuler. Pada bagian pusat lingkaran terdapat empulur yang diisi oleh
jaringan parenkim. Pada bagian terluar batang terdapat trikoma yang merupakan
pemanjangan dari sel epidermis. Trikoma pada batang tanaman Sphagneticola
trilobata merupakan trikoma non glandular, hal ini dikarenakan pada sel-sel
penyusun trikoma tidak terdapat cairan yang mengisinya.
Batang Sphagneticola trilobata memiliki berkas pembuluh dengan tipe
konsentris kolateral karena xylem dan floem tersusun melingkar berdampingan.
Batang Sphagneticola trilobata termasuk kolateral terbuka karena dipisahkan oleh
Kambium. Jaringan dasar (korteks) dan berkas pembuluh terlokalisir. Batang
tersusun atas epidermis, korteks, berkas pembuluh (xylem dan floem), Kambium
vaskuler, kambium intervaskuler, dan empulur. Perbedaan batang muda dan
batang tua terletak pada berkas pembuluhnya. Berkas pembuluh pada batang
muda masih terlihat jelas kambium intervaskularnya sedangkan pada batang tua
kambium vaskularnya telah mengalami perkembangan dengan pembelahan keluar
membentuk floem dan ke dalam membentuk xylem dan adanya lapisan periderm.
Selain itu, pada batang tua bagian korteksnya juga berbeda dengan batang yang
muda, yaitu korteks tidak hanya tersusun dari jaringan parenkim saja, tetapi juga
tersusun dari jaringan yang terdiri dari sel-sel kolenkim lamelar yang pada
dindingnya mengalami penebalan, jaringan ini berfungsi sebagai penguat dari
batang tumbuhan tersebut. Sehingga memang dapat dirasakan saat disentuh
perbedaan antara batang tua yang lebih keras dan kuat dibandingkan dengan
batang yang masih muda.

2. STRUKTUR ANATOMI AKAR Sphagneticola trilobata

Berdasarkan dari struktur anatomi akar yang ditunjukkan pada gambar di
atas, dapat dirumuskan deskripsi dari anatomi akar Sphagneticola trilobata yaitu:
GAMBAR KETERANGAN
Penampang melintang akar muda













Penampang melintang akar tua
















1. Epidermis
2. Korteks
3. Stele










1. Lapisan gabus
2. Floem sekunder
3. Kambium vaskuler
4. Xilem sekunder
5. Xilem primer
1
2
3
1
3
4
5
2

Akar Sphagneticola trilobata merupakan akar poliarkh, hal ini dikarenakan oleh
berkas pembuluh membentuk banyak bubungan. Struktur yang membentuk akar
Sphagneticola trilobata secara berurutan dari luar ke dalam yaitu sebagai berikut:
epidermis, korteks, dan stele atau silinder pusat. Epidermis selapis terdiri atas sel-
sel berderet yang tersusun rapat dan bersifat parenkimatik. Korteks merupakan
daerah antara epidermis dengan silinder pusat atau stele. Korteks tersusun atas sel-
sel parenkim yang isodiametris dan memiliki ruang antarsel yang besar. Silinder
pusat yang berisi berkas pembuluh dan empulur. Berkas pembuluh membentuk
struktur konsentris radial, yaitu antara xylem dan floemnya tersusun secara
berseling. Sel-sel yang besar merupakan xylem sekunder. Xylem sekunder
terbentuk karena adanya perkembangan kambium yang membelah kearah luar
menjadi floem sekunder dan kearah dalam menjadi xylem sekunder. Sedangkan
kambium vaskularnya tetap menjadi pembatas antara floem sekunder dan xylem
sekunder.



















3. STRUKTUR ANATOMI DAUN Sphagneticola trilobata

GAMBAR KETERANGAN
Trikom pada daun













Permukaan adaksial daun















Trikom non glanduler














1. Sel penutup
2. Celah stomata
3. Sel penjaga










KETERANGAN
1
2
3

Permukaan abaksial daun











Potongan melintang daun













1. Sel tetangga
2. Sel penutup
3. Celah stomata








1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Parenkim palisade
4. Berkas pengangkut
5. Parenkim sponsa
6. Epidermis bawah


Berdasarkan dari struktur anatomi daun yang ditunjukkan pada gambar di
atas, dapat dirumuskan deskripsi dari anatomi daun Sphagneticola trilobata yaitu:
Daun Sphagneticola trilobata merupakan daun bersimetri bifasial, hal ini
dikarenakan oleh jaringan parenkim palisade yang menyusunnya hanya berada
pada permukaan atas saja, sehingga bagian-bagian daun ini dari atas secara
berurutan yaitu epidermis atas, parenkim palisade (yang terdiri dari 2 lapis),
parenkim sponsa dan epidermis bawah. Parenkim palisade merupakan jaringan
1
2
3
1
2
3
4
5
6

yang berbentuk seperti batang dan berderet-deret rapat tanpa ruang antar sel serta
berisi kloroplas, sehingga berfungsi sebagai jaringa fotosintetik. Sedangkan
parenkim sponsa merupakan sel-sel parenkimatik yang tersusun tidak teratur dan
memiliki rongga antar sel lain yang cukup lebar, sehingga berfungsi sebagai
pertukaran gas.
Berdasarkan susunan mesofilnya, daun Sphagneticola trilobata dapat
diketahui bahwa merupakan daun dari tanaman dikotil. Hal ini dikarenakan bagian
mesofil mengalami diferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim sponsa.
Pada bagian mesofil ini terdapat suatu berkas pengangkut yang terdiri dari xilem
dan floem. Xilem pada daun ini berada pada permukaan adaksial daun atau berada
di atas floem.
Epidermis pada daun tersusun atas satu lapis sel yang tersusun rapat dan
bersifat parenkimatik. Pada permukaan epidermis daun ini memiliki suatu lapisan
yang melapisinya, yaitu kutikula. Adanya kutikula ini merupakan suatu adaptasi
atau upaya yang dilakukan oleh tumbuhan agar bisa bertahan dengan kondisi
habitatnya yang kekurangan air, karena kutikula memiliki suatu fungsi untuk
mempertahankan kandungan air dalam daun atau mencegah kehilangan air yang
berlebihan. Pada epidermis daun ini selain memiliki kutikula juga memiliki suatu
derivat dari epidermis yaitu stomata dan trikom.
Stomata pada daun Sphagneticola trilobata merupakan stomata yang
bertipe parasitik, yaitu dimana sel penutup stomata diiringi oleh sel tetangga yang
sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang sel penutup. Stomata pada daun
ini dapat ditemukan pada permukaan adaksial maupun permukaan abaksial daun
(kedua sisi daun), sehingga daun tanaman ini disebut daun yang amphistomatik.
Dan stomata pada daun ini merupakan stomata yang terletak secara paneropor,
karena stomata terdapat pada permukaan atau sejajar dengan letak epidermis.
Sedangkan untuk trikom pada daun tanaman ini merupakan suatu derivat
epidermis yang berupa rambut-rambut yang berfungsi sebagai pelindung dan
mengurangi laju transpirasi.




DAFTAR PUSTAKA

Budiono, J. Djoko. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya
PIER. 2010. Pacific Islands Ecosystem at Risk. George Town, Cayman Islands:
Department of Environment.
http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=44
Sandoval, J. Rojas and Rodriguez, Pedro A. 2013. Invasive Species Compendium.
Washington DC, USA: Department of Botany-Smithsonian NMNH.
http://www.cabi.org/isc/datasheet/56714

Anda mungkin juga menyukai