Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1

Nama : Sarda
NIM : 1414040006
Prodi : Pendidikan Biologi

BENTUK SEL DAN MORFOGENESIS SEL

Bentuk sel bervariasi, sesuai dengan keadaan diferensiasi dan


lingkungan, mulai dari bentuk bola sederhana, kubus, batang, cakram, bercabang,
hingga tabung berongga. Morfogenesis pada hewan melibatkan perubahan bentuk
sel, posisi sel, dan athesi sel yang spesifik. Pergerakan bagian-bagian sel dapat
menghasilkan perubahan bentuk sel atau membuat suatu sel mampu berpindah
dari satu tempat ke tempat lain di dalam embrio. Perubahan bentuk sel dan posisi
sel tersebut terlibat dalam pembelahan blastulasi, dan organogenesis yang
umumnya melibatkan reorganisasi sitoskeleton.
Adapun pergerakan dan perubahan bentuk sel dapat terjadi secara
invaginasi, ingresi, involusi, epiboli, interkalasi, dan ekstensi konvergen.
Inveginasi terjadi apabila pelipatan terjadi ke arah dalam pada suatu lapisan
embrio. Ingresi yaitu pergerakan sel individu yang memasuki suatu ruang atau
lapisan lain secara bebas. Involusi yaitu pelipatan suatu lapisan sel embrio yang
membentuk lapisan baru tepat di bawah asal lapisan tersebut. Epiboli yaitu
penyebaran atau ekstensi sel embrio, sel yang terbentu tampak lebih tipis dan
memanjang. Interkalasi yaitu fusi dua lapis jaringan embrio menjadi selapis sel
yang lebih luas atau panjang dengan pola beraturan. Sedangkan eksensi konvergen
yaitu mirip dengan interkalasi namun posisi sel yang berfusi lebih beraturan.
Contoh perubahan bentuk pada sel hewan yaitu bagaimana sel-sel
lempeng neuron membentuk tabung neuron. Pertama-tama, mikrotubula yang
terorientasi parallel dengan sumbu dorsal ventral embrio ternyata membantu
pemanjangan sel sepanjang arah tersebut. Pada ujung dorsal masing-masing sel
terdapat susunan parallel filament aktin yang terorintasi menyilang filament
tersebut berkontraksi, yang menyebabkan sel itu berbentuk baji dan memaksa
lapisan ectoderm melekuk kearah dalam. Perubahan bentuk sel yang sama juga
diamati pada invaginasi dan evaginasi yang terjadi pada berbagai lapisan jaringan
lain selama keselurusan perkembangan.
Morfogenesis pada tumbuhan terjadi melalui pertumbuhan diferensial.
Jaringan embrio permanen menghasilkan morfogenetik potensial yang bervariasi
dengan lingkungan dan terus menghasilkan organ baru sepanjang kehidupan dan
tumbuhan tersebut. Terjadinya perluasan sel-sel tumbuhan baik itu tersebar
maupun terpusat disebabkan oleh tekanan turgor osmotik. Hal ini terjadi karena di
dalam sel terdapat cairan dimana tekanan turgor mendorong dengan tekanan yang
sama ke segala arah. Jadi sel tumbuhan memperluas lebih dari satu sumbu dari sel
lainnya.
Selain pemanjangan secara tersebar, tumbuhan juga dapat tumbuh secara
terpusat seperti pada pembentukan rambut-rambut akar, tabung polen, dan
trikoma. Pada rambut akar biasanya berasal dari tabung tunggal tanpa cabang.
Beberapa sel tumbuhan seperti trikoma A. thaliana dapat menghasilkan cabang
dengan mereplikasi DNAnya.
Perbedaan morfogenesis pada hewan dan tumbuhan. Sebagian besar
hewan melalui beberapa variasi tahapan blastula dan grastula yang merupakan
bentuk sederhananya. Blastula adalah kumpulan sel berbentuk bola yang
mengelilingi rongga yang berisi cairan. Pada grastula, suatu daerah pada blastula
meipat kedalam, membentuk rongga mulut awal. Pergerakan sel dan jaringan
berperan pentng dalam morfogenesis hewan. Pada tumbuhan berbiji, embrio
legkap berkembang didalam benih. Morfogonesis yang tidak melibatkan
pergerakan sel atau jaringan terjadi secara terus-menerus sepanjang hidup
tumbuhan tersebut. Meristem apical terus tumbuh dan berembang menjadi
berbagai macam organ tumbuhan selama tumbuhan terus tumbuh hingga
mencapai ukuran yang tidak terbatas.

Anda mungkin juga menyukai