Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA

STRUKTUR TUBUH DAN KEANEKARAGAMAN


PORIFERA DAN COELENTERATA

NAMA : NABILA SEKAR WILIS


NIM : 14308141042
PRODI : BIOLOGI / E

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
A. TUJUAN
1. Mengenal ciri morfologi hewan Porifera
2. Mengidentifikasikan macam-macam bahan penguat tubuh Porifera
3. Mengelompokkan contoh-contoh hewan Porifera berdasarkan bahan
penyusun tubuhnya
4. Mengenal berbagai jenis Coelenterata
5. Mengenal ciri-ciri hewan Coelenterata
6. Mengenal dan menemukan salah satu contoh hewan Coelenterata

B. DASAR TEORI
Hewan spons (“sponges”) atau disebut juga sebagai kelompok porifera
merupakan hewan multiselular yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki
jaringan maupun organ yang sesungguhnya. Semua hewan dewasa anggota
filum Poriferambersifat menempel/menetap pada suatu dasar dan hanya
menunjukkan sedikit gerakan.
Kata “Porifera” berasal dari bahasa Latin, porus+ferra, porus berarti
lubang kecil (dalam bentuk tunggal = porus sedangkan dalam bentuk jamak =
pori), sedang ferra berarti mengandung atau mengemban. Kata tersebut untuk
menunjukkan akan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan
memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut:hewan
berpori.
Hewan spons adalah hewan akuatik yang sesil, kebanyakan hidup di laut
dan menempel pada substrat yang keras. Porifera termasuk dalam kelompok
hewan parazoa atau primitif. Disebut primitif karena tidak memiliki organ-
organ tubuh, termasuk mulut dan usus. Tubuhnya memiliki bermacam-macam
jaringan tetapi deferensiasi jaringan, kecuali jaringan ikat, tidak berkembang
seperti halnya pada hewan-hewan metazoa yang lain. Di samping itu, Porifera
tidak memiliki sel-sel syaraf dan otot yang sebenarnya. Struktur tubuh hewan
spons terdiri atas dua lapisan jaringan, yakni epidermis dan gastrodermis, serta
satu lapisan non selular, yakni mesoglea.
Kekuatan tubuh pada hewan spons didukung oleh adanya jaringan ikat
yang berisi suatu skeleton dari serabut spongin organik, spikula silika atau
kapur, atau kombinasi serabut spongin dan spikula silika.
Makanan, pertukaran gas, dan pembuangan sampah, tergantung pada
aliran air yang melalui tubuhnya. Makanan hewan spons berupa partikel-
partikel organik dan mikroba, sifat makanannya dapat holozoik atau saprozoik.
Pencernaan hewan spons berlangsung secara internal yang terjadi di dalam sel-
sel koanosit.
Tipe saluran air pada hewan porifera ada tiga macam, mulai dari tipe
askonoid yang paling sederhana, tipe sikon, dan tipe leukon yang paling rumit.
Respirasi dan ekskresi pada hewan spons terjadi secara langsung melalui
sel-sel yang ada pada permukaan tubuhnya.
Bentuk pertumbuhan hewan spons merupakan respon terhadap
ketersediaan ruang, jenis substrat dan arus air. Reproduksi pada hewan spons
terjadi secara aseksual dengan tunas dan gemulae, serta secara seksual melalui
pembentukan sperma dan ovum yang dilanjutkan dengan pembuahan.
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani (Greek); coilos =
rongga, enteron= usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai
hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah
tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan Coelenterata tidak memiliki
rongga tubuh yang sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang
disebut coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai rongga pencernaan dan
sekaligus berfungsi sebagai pengedar sari-sari makanan. Oleh karena itu,
rongga tersebut disebut juga sebagai rongga gastrovaskuler.
Filum Coelenterata ada beberapa ahli yang menyebutkan dengan istilah
Filum Cnidaria. Hewan-hewan yang termasuk dalam filum ini meliputi
golongan Hydra, ubur-ubur, anemon laut, dan koral atau hewan karang.
Coelenterata merupakan hewan berongga yang struktur tubuhnya
sederhana, baik berbentuk polip atau bentuk medusa. Tubuh hewan-hewan
Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan dan satu lapisan non selular.
Bagian luar berupa lapisan jaringan epidermis dan bagian dalam lapisan
jaringan endodermis atau gastrodermis, sedangkan di antara kedua lapisan
tersebut ada lapisan non selular yang di sebut mesoglea. Hydra merupakan
Coelenterata air tawar, bentuk tubuhnya berupa polip dan menempel pada
substrat.
Hydra belum memiliki sistem pencernaan makanan dan sirkulasi, kedua
sistem tersebut diperankan oleh rongga gastrovaskular. Respirasi dan ekskresi
pada Hydra atau Coelenterata pada umumnya, dilakukan secara langsung
melalui sel-sel permukaan tubuhnya yang langsung bersentuhan dengan
lingkungan air. Reproduksi Hydra terjadi secara aseksual dengan bertunas dan
pembentukan gamet untuk fertilisasi.
Obelia, merupakan anggota kelas Hydrozoa yang mengalami
metagenesis dalam siklus hidupnya, yaitu pergiliran antara reproduksi
vegetatif dan generatif. Anggota kelas Scyphozoa, seperti ubur-ubur, dalam
siklus hidupnya ada yang mengalami metagenesis, dan yang dominan dalam
siklus hidanya adalah medusanya.
Anemon dan hewan karang merupakan contoh anggota kelas Anthozoa,
yang umumnya hidup sebagai polip dan sesil. Terumbu dibentuk oleh
kerangka dari komunitas hewan-hewan karang, anemon, dan anggota
Coelenterata yang lain. (Yusuf Kastawi. 2005).

C. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Mikroskop
 Botol jam
 Gelas objek dan penutup
 Loupe
 Jarum preparat
 Kuas kecil
b. Bahan
 Hydra viridis
 Fungia danae
 Favia spesiosa
 Spongia officinalis
 Porites cylindrica
 Euplexaura crassa
 Acropora formasa
 Favites flexuosa
 Pseudosiderostrea sp.
 Madrepora sp.

D. CARAKERJA

E. TABEL PENGAMATAN

Ciri yang Diamati


Struktur
No Obyek Alat Cara Polimorfis Keterang
Simetri Kehidup
Gerak Gerak me an
an
1. Hydra viridis

2. Fungia danae

3. Favia spesiosa

4. Spongia
officinalis
5. Porites
cylindrica

6 Euplexaura
crassa

7 Acropora
formasa

8 Favites
flexuosa
9 Pseudosidero
strea sp.

10. Madrepora
sp.

F. PEMBAHASAN
1. Hydra viridis
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Anthomedusae
Famili : Hydridae
Genus : Hydra
Spesies : Hydra viridis
Hydra dapat ditemukan pada air kolam, sungai yang airnya mengalir
atau dapat pula dikembangbiakkan pada aquarium kaca. Hydra biasanya
hidup menempel dan dia menyukai cahaya. Tubuh Hydra berbentuk polip
yang hidup soliter, dapat berpindah tempat namun biasanya melekat pada
objek tertentu. Tubuhnya berbentuk silindris yang dapat dijulurkan serta
dipendekkan. Kemampuan ini karena memang tubuh Hydra memiliki
fibril-fibril khusus pada beberapa sel. Menurut hasil pengamatan, ternyata
cara bergerak Hydra dibedakan menjadi delapan pola gerak yaitu : gerak
spontan, gerak seperti ulat kilan, gerak merayap, gerak salto, gerak
memanjat, gerak mengapung, gerak melayang, gerak meluncur.
Ujung bawah (proksimal) dari tubuh Hydra merupakan bagian yang
tertutup dan disebut cakram basal (basal disc) yang berfungsi sebagai alat
gerak dan alat pelekat. Ujung atas (distal) dari tubuhnya merupakan
bagian yang membentuk konus atau sirkel yang di sebut hypostome, dan
bagian ujungnya terbuka disebut mulut. Di sekitar mulut dikelilingi 4-12
buah tentakel yang ramping. Mulutnya bermuara pada rongga
gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan
sekaligus mengedarkannya.
Hydra merupakan hewan yang bersifat diploblastik, karena jaringan
dinding tubuhnya terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan epidermis di
bagian luar dan lapisan gastrodermis di bagian dalam. Kedua lapisan
tersebut tersusun dari jaringan epitel, yang di antara kedua lapisan tersebut
terdapat suatu lapisan non selular disebut mesoglea.
Pertukaran gas pada Hydra terjadi secara langsung pada permukaan
tubuhnya. Hal ini terjadi karena Hydra tidak memiliki organ khusus untuk
pernafasan, pembuangan hasil reaksi, dan juga tidak mempunyai darah
serta sistem peredaran darah. Dinding tubuh Hydra merupakan dinding
yang tipis, oleh sebab itu pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
maupun zat-zat sampah dari bahan nitrogen tidak menjadi persoalan bagi
tubuh Hydra.
Walaupun belum ditemukan adanya organ-organ kelamin khusus,
seperti halnya ovarium dan testis yang permanen seperti pada hewan-
hewan tingkat tinggi, Hydra mempunyai cara-cara reproduksi, baik secara
aseksual dengan membentuk kuncup dan membelah diri maupun secara
seksual.

2. Fungia danae
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Fungiidae
Genus : Fungia
Spesies : Fungia danae
Karang ini berwarna putih agak krem atau kecoklatan. Permukaannya
bergasi-garis. Polip sirkular berdiameter sampai 300mm dan tidak mengalami
pengapuran yang berat, mempunyai lengkungan di bagian tengah yang kuat. Septa
lurus, memiliki gigi yang lebar. Kosta berkembang secara sederhana. Habitat dari
fungia jenis ini adalah di daerah perairan umumya dijumpai pada kedalaman 5-15
meter.
3. Favia spesiosa

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus : Favia
Spesies : Favia spesiosa
Hewan ini berwarna putih tulang dengan permukaan atasnya kasar.
Favia spesiosa atau karang otak adalah karang yang bisa ditemukan di
perairan dengan kedalaman 0-6 m. Coral massive merupakan bentuk
bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini
ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi
membentuk sudut atau datar (Timoius, 2003). Merupakan jenis karang
yang tahan akan sedimentasi.

4. Spongia officinalis

Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Dictyoceratida
Famili : Spongiidae
Genus : Spongia
Spesies : Spongia officinalis

Spongia officinalis merupakan salah satu anggota dari porifera karena


mempunyai rongga-rongga seperti ciri-ciri umum porifera. Ciri-ciri dari
porifera jenis ini adalah tubuhnya berwarna coklat, memiliki tubuh yang
empuk seperti spons karena kerangnya tersusun dari bahan spongin (organis),
jika disentuh terasa kenyal dan empuk. Dia hidup dengan cara menempel dan
jarang bergerak. Rongga-rongga tubuhnya digunakan sebagai tempat keluar
masuknya makanan. Berhabitat di laut lepas.
5. Porites cylindrica

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Poritidae
Genus : Porites
Spesies : Porites cylindrica
Tubuhnya berwarna putih keruh, menurut sumber warna dari hewan ini
adalah coklat tua sampai muda. Terdapat cabang-cabang pada tubuhnya.
Koloni bercabang ini berbentuk arboresen atau dengan dasar menyatu.
Terdapat bintik-bintik kecil. Koralit sangat dangkal sehingga menimbulkan
kesan halus di seluruh permukaan koloni. Umunya dijumpai di seluruh
jenis perairan terutama di tempat yang dangkal atau rataan terumbu.

6. Euplexaura crassa

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Alcyonacea
Famili : Plexauridae
Genus : Euplexaura
Spesies : Euplexaura crassa
Tubuhnya berbentuk seperti ranting-ranting pohon yang bercabang-
cabang. Cabang-cabang tersebut menyerupai jari-jari tangan yang
ujungnya lancip. Berwarna hitam dan memiliki ruas-ruas berwarna hijau
pada tubuhnya. Euplexaura crassa memiliki tekstur tubuh yang keras.
Hidup atau berhabitat di laut dan biasanya menempel pada dasar laut.
Hewan ini sedikit bergerak karena tubuhnya tidak elastik dan kerangkanya
sangat keras.

7. Acropora formasa

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas :Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora formasa

Warna tubuh dari Acropora formasa adalah putih. Hidup secara


berkoloni. Koloninya berbentuk seperti tanduk rusa jantan maka atas dasar itu,
koral ini sering disebut dengan istilah koral tanduk rusa. Polip-polipnya
tumbuh menggerombol pada bagian coenenchyme-nya. Polip-polip tersebut
bentuknya seperti cangkir yang silindris. Antara polip satu dengan yang lain
dipisahkan oleh coenosteum. Ada dua bentuk polip, yaitu polip terminal dan
polip lateral. Polip terminal bertentakel 6 buah, sedangkap polip lateral
bertentakel 12 buah. Mesenterisnya teratur dalam posisi saling berpasang-
pasangan bilateral. Coenenchyme-nya berbentuk jalinan saluran-saluran yang
menghubungkan polip satu dengan yang lainnya.
8. Favites flexuosa

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus :Favites
Spesies : Favites flexuosa
Bentuk tubuhnya bulat, setengah bulat. Pada pengamatan, terlihat
hewan ini berwana putih krem atau putih agak kecoklatan. Namun Jasin
(1992) menyebutkan bahwa hewan ini dia berwarna hitam dengan duri
yang hampir sama dengan warna tubuhnya. Terdapat sekat-sekat yang
menjorok ke dalam berwarna coklat. Skeleton tubuhnya terdiri atas 10
pasang baris laminae meridionales yang tersusun deret-deret rapat dari satu
ujung ke sisi ujung yang lain. Pada ossiculum terdapat satu tuber culum
dengan spina bersendi yang dapat digerakkan.
Pada hewan ini terdapat pembuluh sirkular, tabung telapak dengan
gerakan duri-duri dan tabung-tabung telapak sisi oral, selain itu juga
terdapat mulut yang dilengkapi dengan 5 buah gigi. Lalu usus berbalik
arah dan berakhir sebagai rektum dari esophagus mulai dari sebuah siphon
yang berada dalam dinding lambung dan terus ke posterior.
Hewan ini hidup di laut, dari laut yang dangkal sampai yang dalam.
Biasanya bersembunyi dalam batu-batuan, tetapi ada pula yang
bersembunyi di dalam batuan karang.

9. Pseudosiderostrea sp.

Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Siderostreidae
Genus : Pseuudosiderostrea
Spesies : Pseudosiderostrea sp.
Memiliki tubuh berwarna putih dan berbentuk polip. Hidupnya
berkoloni dan melekat pada substrat dasar/objek lain. Mulut terletak di
dasar dan dihungkan dengan rongga pencernaan. Habitat di laut.

10. Madrepora sp.

` Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Oculinidae
Genus : Madrepora
Spesies : Madrepora sp.
Tubuhnya berwarna putih dan berlubang. Pada setiap lubangnya seperti
terdapat saringan. Berbentuk menyerupai batang yang bercabang-cabang.
Hewan ini termasuk hewan karang, tersusun atas zat kapur sehingga tubuhnya
tampak keras. Tentakel pada tubuhnya sebagai alat untuk bergerak. Umumnya
hidup di tempat yang dangkal dengan berkoloni.

G. KESIMPULAN
1. Ciri-ciri morfologi hewan Porifera :
 Organisme multiselular yang primitif
 Tubuhnya berpori
 Simetri
 Warna tubuh bermacam-macam
 Tidak mempunyai alat gerak
 Tidak dapat berpindah tempat
 Hidup menempel/menetap/sesil pada suatu dasar
 Kerangka tersusun atas kristal spikula
2. Macam-macam bahan penguat pada tubuh Porifera :
 Zat kapur (CaCO3)
 Zat Silikat (H2S13O7)
 Serabut spongin
3. Berdasarkan bahan penyusun tubuhnya dan tipenya Porifera dibedakan
menjadi :
a. Calcarea atau Calcispongiae
Memiliki ciri-ciri :
 Spikula terbuat dari senyawa kalsium karbonat (CaCO3)
 Spikula berbentuk manaxon atau 3 sudut atau 4 sudut (triakson dan
tetraxon) yang adanya secara terpisah
 Tidak memiliki serabut spongin bias
 Tipe saluran air mulai dari askonoid, sikonoid, dan leukonoid
 Warna tubuh bermacam-macam
 Ukuran relatif kecil, tinggi tidak lebih dari 10cm
 Habitat di lau terutama perairan dangkal
b. Hexactinellida atau Hyalospongiae
Memiliki ciri-ciri :
 Spikula bertipe triakson dengan 6 ujung atau kelipatannya
 Serabut spikula tampak seperti penyekat
 Bentuk tubuh menyerupai vas bunga, cangkir, atau kendi
 Tinggi sekitar 10-30 cm
 Spongocoel-nya sangat berkembang
 Oskulum tertutup oleh plat seperti ayakan
 Warna tubuhnya pucat
 Umumnya hidup di laut
c. Demospongiae
Memiliki ciri-ciri :
 Warna tubuhnya cerah
 Habitatnya di laut mulai yang dangkal sampai yang dalam, ada juga
yang hidup di air tawar
 Tipe spikula sangat bervariasai
 Ukuran spikula silika monoakson atau tetrakson
 Saluran air bersifat leukonoid
4. Jenis-jenis Coelenterata :
a. Hydrozoa
Tubuh umumnya berbentuk polip, tetapi ada pula yang berbentuk
medusa. Mulut langsung berhubungan dengan rongga pencernaan.
Contoh : Hydra viridis
b. Scyphozoa
Bentuk serupa medusa dengan tentakel.
Contoh : Aurelia (ubur-ubur)
c. Anthozoa
Semua anggotanya berbentuk polip, tidak ada yang medusa.
Contoh : Fungia danae, Favia spesiosa, Porites cylindrica, Euplexaura
crassa, Acropora formasa, Favites flexuosa, Pseudosiderostrea sp.,
Madrepora sp.
5. Ciri-ciri hewan Coelenterata
 Tubuh radial simetri (silindris, globular, spherikal)
 Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan) yang memiliki sel
jelatang atau penyengat.
 Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan
tentakel-tentakel di sekelilingnya
 Sistem percernaan tidak komplit
 Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi, maupun ekskresi yang
khusus
 Semua hidup di dalam air, terutama di air laut.
6. Contoh hewan Coelenterata yang hidup di alam bebas adalah Fungia sp.

H. DISKUSI
a. Struktur tubuh
 Porifera dan Coelenterata merupakan organisme multiselular
 Porifera memliki bentuk yang asimetri dan simetri radial, Coelenterata
memiliki bentuk simetri radial
 Porifera tidak dapat berpindah tempat. Coelenterata pada kelas tertentu
dapat berpindah tempat
 Porifera tidak memiliki tentakel, sedangkan Coelenterata memiliki
tentakel untuk menangkap mangsanya
 Struktur tubuh Porifera terdapat pori-pori pada tubuhnya sebagai jalan
untuk keluar masuknya air, sedangkan struktur tubuh Coelenterata
terdapat rongga yang digunakan sebagai usus
 Tubuh Porifera tersusun atas spikula-spikula, sedangkan tubuh
Coelenterata tersusun atas dua lapisan kulit
 Tingkat perkembangan Porifera sudah sampai pada jaringan dan organ
meskipun masih sederhana. Pada Coelenterata perkembangan jaringan
tubuhnya sudah membentuk suatu organ tertentu meskipun terkadang
masih merupakan koloni dari sejumlah hewan yang menyatu
b. Pola kehidupan pada Porifera adalah koloni, sedangkan pada Coelenterata
ada yang soliter contohnya yaitu Hydra sp. dan Fungia sp. dan ada pula
yang berkoloni contohnya yaitu Favia sp.
c. Kedudukan dalam taksonominya
a. Hydra viridis Genus : Spongia
Kingdom : Animalia Spesies : Spongia officinalis
Filum : Coelenterata
e. Porites cylindrica
Kelas : Hydrozoa
Ordo : Anthomedusae Kingdom : Animalia
Famili : Hydridae Filum : Coelenterata
Genus : Hydra Kelas : Anthozoa
Spesies : Hydra Ordo : Scleractinia
viridis Famili : Poritidae
Genus : Porites
b. Fungia danae Spesies : Porites cylindrica
Kingdom : Animalia
f. Euplexaura crassa
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa Kingdom : Animalia
Ordo : Scleractinia Filum : Coelenterata
Famili : Fungiidae Kelas : Anthozoa
Genus : Fungia Ordo : Alcyonacea
Spesies : Fungia danae Famili : Plexauridae
c. Favia spesiosa Genus : Euplexaura
Spesies : Euplexaura crassa
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata g. Acropora formasa
Kelas : Anthozoa
Kingdom : Animalia
Ordo : Scleractinia
Filum : Coelenterata
Famili : Faviidae
Kelas :Anthozoa
Genus : Favia
Ordo : Scleractinia
Spesies : Favia spesiosa
Famili : Acroporidae
d. Spongia officinalis Genus : Acropora
Spesies : Acropora formasa
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera h. Favites flexuosa
Kelas : Demospongiae
Kingdom : Animalia
Ordo : Dictyoceratida
Filum : Coelenterata
Famili : Spongiidae
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia Spesies : Pseudosiderostrea
Famili : Faviidae sp.
Genus :Favites
j. Madrepora sp.
Spesies : Favites flexuosa
` Kingdom: Animalia
i. Pseudosiderostrea sp.
Filum : Coelenterata
Kingdom : Animalia Kelas : Anthozoa
Filum : Coelenterata Ordo : Scleractinia
Kelas : Anthozoa Famili : Oculinidae
Ordo : Scleractinia Genus : Madrepora
Famili : Siderostreidae Spesies : Madrepora sp.
Genus : Pseuudosiderostrea

I. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Monitoring Coral Ree for Global Changes References
Methods for Marine Potulion Studies No:61. UNCP
Barnes. 1983. Invetebrata Zoology. 4th ed. Japan: Toppan Company
Beck, Elden dan Lee F. Braithwait. 1968. Invertebrata Zoology. USA :
Burgess Publishing Company
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya
Kastawi,Yusuf,dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Suhardi.1983.Evolusi Avertebrata.Jakarta:UI Press
Triatmanto. 2012. Petunjuk Praktikum Avertebrata. Yogyakarta: FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai