Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia hewan (Animalia) adalah suatu kingdom yang anggotanya beragam

dimuka bumi. Baik dari bentuk tubuh, tempat hidup, makanan, perkembangbiakan

dan lain-lain. Dimuka bumi ini terdapat hewan yang merugikan dan juga

menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari. Hewan banyak mengandung protein

yang berperan penting untuk tubuh. Hewan juga sangat berperan penting dalam

keseimbangan ekosistem di muka bumi ini. Tanpa adanya hewan dimuka bumi ini

akan terjadinya ketidak seimbangan dalam ekosistem.

Dunia Hewan dibedakan menjadi dua yaitu Kelompok hewan

tidak bertulang belakang(invertebrata) dan Kelompok hewan bertulang

belakang(vertebrata). Kelompok hewan tidak bertulang belakang(invertebrata)

merupakan kelompok hewan yang paling banyak di muka bumi, hampir 2 juta

jenis yangtelah dikenali saat ini. Hidup pada lingkungan yang beragam, dari

lingkunganhutan, gua, sampai lumpur dasar laut. Ada sekitar 50.000 jenis hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang diketahui sampai saat ini. Mereka hidup

pada semua lingkungan biologi baik di daratan, air laut, air tawar, maupun udara.

Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam tetapi mempunyai struktur dasar

tubuh yang sama.

Inilah yang melatar belakangi dibuatnya makalah ini untuk

membandingkan bentuk morflogi dari hewan invertebrata dan avertebrata

terkhusus kepada morfologi dari alat kelamin betina.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

suatu permasalahan dalam makalah ini yaitu bagaimana bentuk morfologi dari alat

kelamin betina dari hewan invertebrata dan vertebrata.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami

tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui bentuk morfologi dari

alat kelamin betina dari hewan invertebrata dan vertebrata.

2
BAB II

ISI

A. Invertebrata

1. Filum Porifera

Porifera berasal dari bahasa latin yaitu porus berarti pori dan fer berarti

membawa. Porifera atau sponga atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk

hewan multiseluler yang paling sederhana. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu

tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai

hewan sponga.

Tubuh Porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun

ada yang simetris radial. Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk

atau bercabang seperti tumbuhan. Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau

pori (Ostium). Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat dan ada yang

berwarna cerah seperti merah, jingga, kuning dan ungu Porifera hidup di air laut

dan air tawar, tapi kebanyakan hidup di laut mulai dari daerah perairan pantai

yang dangkal hingga kedalaman 5,5 km, hidupnya selalu melekat pada substrat

(sesil) dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas. Di dalam tubuhnya terdapat

rongga yang disebut spongosol. Filum porifera terdiri dari tiga kelas, yaitu

Calcarea, Demospongiae, dan Hexactinellida

 Kelas Calcarea

Salah satu kelas dari filum Porifera adalah Kelas Calcarea. Ciri-ciri dari

spesies yang termasuk dalam kelas Calcarea bersifat Calcareous, yaitu; spikula

tersusun atas kalsium karbonat yang disebut calcite (kalsit). Elemen rangka tidak

berdiferensiasi menjadi megascleres dan microscleres; spikula berkelipatan 1, 3

3
atau 4. Tubuh dengan kanal tipe asconoid (askon), synconoid (sicon), atau

leuconoid (leucon). Semua spesies dari kelas Calcarea hidup di lautan.calcarea

terdiri dari dua ordo yaitu asconosa dan syconosa Contoh spesiesnya adalah

Scypha sp. (Sycon).

Gambar 1. Scypha sp.

 Kelas Hexactinellida

Kelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum Porifera. Ciri-

ciri spesies pada kelas Hexactinellida adalah berbentuk seperti gelas atau kaca,

spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal), terdapat

megascleres dan microscleres, Kelas Hexatinellida terbagi menjadi dua ordo yaitu

Hexasterophora dan Amphidiscophora. Contoh spesiesnya adalah

Gambar 2. Euplectella sp.

4
 Kelas Demospongiae

Demospongiae adalah Porifera yang memiliki ciri tubuh tersusun atas

spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun

atau tergantikan oleh kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan

pada semua kedalaman air. Kelas Demospongiae terbagi menjadi delapan ordo

yaitu Carnosa, Choristida, Hadromenira, Halichondrina, Poeciloclerina,

Haplosclerina dan Keratosa. Contoh spesies pada kelas Demospongiae ialah

Asteropus sp

Gambar 3. Asteropus sp.

5
Cara Reproduksi Porifera

Porifera berkembang biak melalui dua cara,pertama secara seksual, dan yang

kedua secara aseksual

1. Perkembangbiakkan Secara Seksual

Perkembangan secara seksual ini belum dilakukan dengan alat kelamin

yang khusus. Ovum dan spermatozoidnya berkembang dari sel-sel

amubosit khusus yang disebut arkeosit. Ovum yang belum dibuahi atau yang

sudah dibuahi oleh spermatozoid tetap tinggal didalam tubuh induknya

(mesoglea). Setelah terjadi pembuahan, maka zygot akan mengadakan

pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva berambut getar yang

disebut amphiblastula, kemudian ia akan keluar dari dalam tubuhnya melaui

oskulum. Setelah amphiblastula ini tiba dilinhkungan eksternal, dengan rambut

getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari lingkungan hidupnya (kaya

dengan O2 dan zat-zat makanan).Larva ini kemudian akan berubah menjadi

parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang sesuai, maka ia akan

melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi

porifera baru.

2. Perkembangbiakkan Secara Aseksual

Perkembangan secara non seksual dilakukan secara : (1) membentuk tunas

atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup

sebagai individu baru; (2) dengan membentuk kuncup kearah dalam (gemul=butir

benih). Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang

menguntungkan. Gemul dibentuk dari sel arkeosit, dikelilingi oleh dinding tebal

dari kitin dan diperkuat oleh spikula, serta dilengkapi oleh zat makanan. Cara

reproduksi demikian umumnya ditemukan pada Porifera yang hidup di air tawar.

6
2. Filum Coelenterata

Ciri-ciri Umum Filum Coelenterata. Filum Coelenterata disebut juga

Cnidaria, berasal dari kata Cnide (bahasa yunani) yang berarti sengat. Berbeda

dengan Porifera, Coelenterata mempunyai rongga pencernaan dan mulut, tetapi

tidak memiliki anus. Tubuh simetri radial, beberapa simetri biradial. struktur

tubuh Coelenterata dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu polyp yang hidup

menetap dan medusa yang hidup berenang bebas. bentuk polyp lebih kurang

silindris dengan satu ujung yang disebut oral yang mengandung mulut dan

tentakel dan ujung lainnya yang disebut aboral. Bentuk medusa seperti lonceng

atau mangkuk. Dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan, yaitu epidermis lapisan paling

luar, gastrodermis merupakan lapisan paling dalam dan membatasi rongga

pencernaan, serta mesoglea yang terletak diantara epidermis dan gastrodermis.

Filum coelenterata terdiri dari 3 kelas yaitu :

 Kelas hydrozoa

Kebanyakan dari kelompok hewan ini adalah berkoloni. Beberapa jenis

Hydrozoa mempunyai nemotista yang kuat yang dapat menyebabkan iritasi dan

sakit jika dasar dari kulit kita bersentuhan dengan mereka.

 Kelas Schypozoa

Hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sebenarnya. Badannya berbentuk

genta, sebagian besar terdiri dari mesoglea yang jernih, ukurannya mulai dari 2

cm sampai 2 m diameternya dan mempunyai tentakel untuk menangkap makanan

dan banyak berisi nematosista. Hewan ini bergerak lamban, tak mampu melawan

arus. Dengan alat kelamin terpisah, dan perkembangbiakan seksual terjadi antara

medusa jantan dan betina. Contoh pada kelas Schypozoa adalah marga Aurelia

adalah ubur ubur yang terluas sebarannya.

7
 Kelas Anthozoa

Anthozoa dari kata anthor, yakni kata Yunani yang berarti bunga, karena

walaupun kelas ini benar-benar hewan, tapi menyerupai bunga. Kebanyakan

Anthozoa berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Mereka menghasilkan

larva dengan bulu getar yang berenangrenang dalam plankton sejenak sebelum

menetap pada substrat keras dan tumbuh menjadi dewasa. Termasuk dalam kelas

ini adalah anemon laut, karang, kipas laut.

Gambar 4. Hydra sp.

Perkembangan secara seksual dilakukan dengan membentuk testes di

bagian atas dan ovarium di bagian bawah. Dalam reproduksi secara seksual

beberapa spesies ada yang bersifat dioecious dan ada pula yang bersifat

monoecious (hermaprodit). Kebanyakan Hydra bersifat dioecious.

Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas

pada dinding tubuhnya yang kemudian melepaskan diri menjadi Hydra baru.

8
3. Filum Echinodermata

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma

artinya kulit. Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal, umumnya

terdapat di terumbu karang dan padanglamun. Hewan ini memiliki kemampuan

autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua

hewan yang termasuk dalam kelas ini memiliki bentuk tubuh yang radial simetris

dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur seperti tonjolan berupa

duri (Budiman, 2014)

Adapun species Echinodermata yaitu kelas Asteroidea diwakili oleh

Linckia laevigata, Protoreaster nodosus dan Nardoa tuberculata. Ophiomastix

annulosa termasuk pada kelas Ophiuroidea. Kelas Echinoidea diwakili oleh

Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei, Echinothrix

diadema dan Echinothrix calamaris. Kelas Holothuroidea diwakili oleh Synapta

maculata, Holothuria atra, Holothuria scabra dan Bohadschia marmmota

(Budiman, 2014).

Reproduksi dan Siklus hidup dari Bulu Babi Echinoidea

Reproduksi dan siklus hidup bulu babi perlu diketahui terutama untuk

tujuan budidaya. Bulu babi mempunyai kelamin yang terpisah dalam artian bahwa

induk jantan mempunyai kelamin jantan (testis) yang menghasilkan sperma dan

induk betina mempunyai kelamin betina (ovum) yang menghasilkan telur. Induk

jantan biasanya terlebih dulu mengeluakan sperma kemudian diikuti oleh

pengeluaran telur oleh betina. Pembuahan terjadi di luar tubuh. Pembelahan sel

pada umumnya berkelipatan 2. Pada saat fase embrio, bentuknya menyerupai

segitiga sama kaki dan apabila telah mencapai fase anakan akan mulai tampak

9
tentakel-tentakel dan duri-duri dan selanjutnya dapat tumbuh hingga organ

tubuhnya menjadi lengkap pada saat mencapai tahap dewasa (Abdul, 2001).

Tanda kelamin penting artinya untuk mengetahui jenis kelamin suatu

individu. bulu babi mempunyai kelamin terpisah, ada individu jantan dengan

kelamin jantan (testis) dan ada individu betina dengan gonad betina (ovari).

Kedua jenis kelamin ini tidak memberikan kenampakan morfologi luar yang

berbeda nyata. Sampai saat ini tanda kelamin sekunder yang dapat memberi

petunjuk adalah bentuk papila genitalia (Abdul, 2001).

Gambar 5. Papila genitalia pada beberapa bulu babi

a. Tipe Mespilia.: papila genitalia pada hewan jantan adalah pendek sedikit me-

nonjol berbentuk kerucut (conical protuberances), sedang pada betina adalah

rata/mendatar atau masuk tenggelam di bawah dinding per-mukaan dinding

cangkang. Jenis-jenis yang termasuk tipe ini ialah Mespilia globulus,

Toxopneustes pileolus, Temnopleurus toreumaticus, Hemicentrotus pulcherimus

dan Pseudocentrotus depressus.

10
b. Tipe Tripneustes: papila genitalia pada hewan jantan ditandai dengan bentuk

tabung memanjang, sedang pada yang betina berbentuk tonjolan tumpul (stumpy

protuberances). Jenis-jenis yang termasuk tipe ini ialah Tripneustes gratilla,

Echinometra mathaei, Echinostrephus aciculatus, dan Diadema setosum (Sese,

2018).

Bulu babi dewasa telah mempunyai or-gan tubuh yang lengkap mulai dari tubuh

bagian dalam sampai pada organ tubuh bagian luar semuanya telah tampak dengan

jelas. Namun bulu babi dapat dikatakan dewasa betul apabila bulu babi sudah dapat

dijadikan sebagai induk dan telah mencapai ukuran cangkang 60 mm. Selain itu bulu

babi dewasa mempunyai organ lengkap secara morfologi.

Gambar 6. Morfologi bulu babi

Gambar 7. Contoh species bulu babi

11
Mespilia globulus merupakan Echinoidea yang tergolong dalam famili

Temnopleuridae. Bulu babi ini memiliki bentuk tubuh membulat dengan diameter

tubuh 3,2 cm dan tinggi tubuh 2,2 cm. Permukaan cangkang dipenuhi duri-duri

primer yang panjang dan halus. Warna duri primer tersebut merah dengan ujung

berwarna putih, sedangkan duri sekunder kemerahan namun sangat sulit dilihat

karena jarang dan sangat pendek. Bulu babi jenis ini hidup secara soliter dan

menyukai habitat lamun.

Tripneustes gratilla merupakan Echinoidea yang tergolong dalam famili

Toxopneustidae. Bulu babi ini memiliki bentuk tubuh bulat pipih dengan diameter

tubuh 6,2–7,1 cm dan tinggi tubuh 4,3–5,4 cm. Duri-duri primer panjang dengan

ukuran yang relatif sama diseluruh bagian cangkang, sedangkan duri sekunder

jarang. Warna duri primer beragam akan tetapi pada umumnya memiliki warna

orange muda dan putih. Bulu babi jenis ini hidup soliter dan menyukai

mikrohabitat lamun

Echinometra mathaei merupakan Echinoidea yang tergolong dalam famili

Echinometridae dengan karakteristik bentuk tubuh bulat, agak oval dan berwarna

hitam dengan diameter tubuh 3,2–4,4 cm dan tinggi tubuh 2,1–3,9 cm. Duri-duri

primer meruncing, tajam, berwarna kuning pucat dan pada umumnya di bagian

pangkalnya terdapat cincin berwarna putih. Bulu babi jenis ini menyukai

mikrohabitat karang.

Diadema setosum merupakan Echinoidea yang tergolong dalam famili

Diadematidae. Bulu babi ini memiliki bentuk tubuh bulat pipih dengan diameter

tubuh 5,3–8,2 cm dan tinggi tubuh 3,6–5,6 cm. Duri-duri primer panjang dan

runcing. Warna duri primer hitam tetapi beberapa individu kadang dijumpai

dengan warna belang (Sese, 2018).

12
4. Filum Mollusca

Mollusca merupakan hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini

tripoblastik yaitu mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (Lapisan luar),

mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam), bilateral simetri umumnya

memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkang berupa kalsium karbonat.

Cangkang tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur

misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot. Mollusca mempunyai alat

pencernaan yang sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah perut)

sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantelnya (Dewi, 2010).

Gambar 8. Morfologi Siput Achatina fulica

Siput Achatina fulica memiliki sebuah cangkang sempit berbentuk kerucut

dan terdiri dari tujuh sampai Sembilan ruas lingkaran ketika umurnya dewasa.

Cangkang bekicot umumnya memiliki warna cokelat kemerahan dengan corak

vertical berwarna kuning tetapi warna spesies tersebut tergantung pada keadaan

lingkungan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Bekicot dewasa panjangnya

dapat melampaui 20 cm tetapi rerata panjangnya sekitar 5-10 cm. sedangkan berat

rerata bekicot kurang lebih adalah 32 gram. Bekicot lebih memilih untuk

memakan tumbuhan yang busuk, hewan, dan alga. Bekicot juga dapat

13
menyebabkan kerusakan serius pada tanaman pangan dan tanaman hias tersebut

(Cooling, 2005 dalam Dewi, 2010).

5. Filum Arthropoda

1.Kelas Onychopora

2. Kelas Arachnoidea

3. Kelas Chilopoda

4. Kelas Diplopoda

5. Kelas Insecta

Arthropopda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas

dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-

ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-

buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar

900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai

ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai

kedalaman 10.000 meter.

Insecta (dalam bahasa latin, insecti=serangga). Ciri khusunya adalah

kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering disebut juga hexapoda.

Insecta dapat hidup diberbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini

merupakan satu-satunya kelompok invertebrate yang dapat terbang. Insect ada

yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit (Arsin, 2012).

Nyamuk dapat menjadi vektor jika memenuhi beberapa syarat tertentu, antara

lain; umur nyamuk, kepadatan, ada kontak dengan manusia, terdapat parasit, dan

sumber penularan. Larva nyamuk Anopheles sp. ditemukan pada berbagai habitat,

tetapi setiap habitat memliki sifat umum dalam penyediaan makanan, terdiri dari

mikroorganisme, bahan organik, dan biofilm. Sumber makanan pada setiap habitat

14
berbeda pada lokasi yang berbeda. Permukaan air kaya akan bahan organik dan

mikoorganisme yang digunakan larva nyamuk Anopheles sp. untuk mempertahankan

hidupnya (Arsin, 2012).

Contoh spesies dari kelas Insecta Anopheles sp.

Gambar 9. Anopheles sp.

6. Filum Platyhelminthes

Ciri-ciri umum dari filum Platyhelminthes yaitu sebagai berikut:

1) Tubuh simetri bilateral; dinding tubuh terdiri atas 3 lapis yaitu ektodermis,

mesodermis dan endodermis; tubuh pipih dorso-ventral; tidak mempunyai ruas

ruas sejati.

2) Triploblastik aselomata

3) Sistem pencernaan tidak lengkap, terdiri atas mulut, rongga pencernaan yang

bercabang atau tidak, atau tidak ada; anus tidak ada.

4) Hermaprodit

5) Epidermis/ektodermis lunak dan bercilia pada Turbelaria, namun tertutup

kutikula dan mempunyai alat penghisap eksternal

15
6) Cara hidup: bebas (Turbellaria) dan parasite

7) Rangka, sistem peredaran darah dan pernapasan tidak ada; sistem ekskresi

adalah protonephridia.

8) Sistem ekskresi: sel api atau solenosit (flame cell)

9) Lapisan otot tumbuh dengan baik; rongga tubuh tidak ada; rongga di antara

dinding tubuh dan organ dalam berisi mesenkhim (jaringan mesodermis).

10) Habitat: air tawar, air laut, tempat lembap, tubuh inang=siput air, babi, sapi,

manusia (endoparasit)

11) Reproduksi seksual dan pada beberapa jenis aseksual; umumnya monoecious;

pembuahan di dalam, telur dibungkus sel kuning telur dan cangkang; telur

menetas menjadi satu atau beberapa stadia larva, atau perkembangan langsung.

Reproduksi: asetsual (fragmentasi-Turbellaria) dan setsual (fertilisasi internal)

12) Sistem pencernaan & sirkulasi: gastrovaskuler

13) Sistem syaraf terdiri atas sepasang ganglia anterior atau cincin syaraf yang

berhubungan dengan 1-3 pasang benang syaraf longitudinal. Sistem saraf:

tangga tali..

Turbelaria

Umumnya memiliki sepasang ovarium, dengan parovaria dengan ukuran

dan bentuk variabel (tergantung pada kematangan individu), sepasang saluran

ovovitelline atau saluran telur yang bersatu di atas posterior bagian dari atrium

laki-lakisetelah yang kanan telah melewati ruang antara atrium dan kanal bursa

sanggama, dengan banyak kelenjar eosinofilik yang membuka ke bagian posterior

oviduktus berpasangan dan ke oviduk umum "uterus" Woodworth, adalah kantung

besar yang terletak di antara kantong faring dan umbi penis. Outlet atau

16
salurannya sangat lebar dan dipindahkan dari garis tengah ke sisi kanan atrium

pria. Bagian yang lebih besar dari saluran terdiri dari lapisan epitel sel-sel kelenjar

yang tinggi dikelilingi oleh dua lapisan serat otot yang biasa, yang melingkar dan

yang longitudinal. Bagian posterior duktus, saat membengkok ke arah perut

mendekati atrium dekat gonopore, dilengkapi dengan mantel otot yang sangat

tebal membentuk sfingter yang terdiri dari beberapa lapisan serat otot melingkar

dan longitudinal yang berselang-seling.

Gambar 10. Morfologi Turbellaria

17
18
Tabel perbandingan morfologi platyhelminthes:

 Ultrastruktur Sistem Reproduksi Betina Pleioplana atomata

(Platyhelminthes: Polycladida)

Ultrastruktur dari sistem reproduksi wanita dari cacing pita poliklad

Pleioplana atomata dijelaskan.Banyak ovarium tersebar di seluruh tubuh tetapi

sebagian besar terkonsentrasi di sisi punggung.Di dalam ovarium, zona germinatif

dengan oogonia dan sel-sel prefolikular terletak di bagian punggung

ovarium.Bagian yang tersisa dari gonad diisi dengan oosit vitellogenik

19
preitellogenik dan awal yang dibungkus oleh sel-sel folikel.Selama

previtellogenesis, oosit menghasilkan banyak butiran kulit telur, yang

didistribusikan ke area kortikal sel pada tahap selanjutnya.Akhirnya, gumpalan ini

melepaskan isinya ke ruang antara penutup kulit telur dan oolemma. Jenis globula

yang serupa juga ditemukan pada cacing pipih yang lain, dan mungkin mewakili

karakter filogenetik yang berguna. Oosit entolecital, vitellogenic melewati uteri

berpasangan, di mana vitellogenesis selesai.Sisa dari sistem reproduksi betina

terdiri dari saluran uterus tipis berpasangan yang bergabung dengan

vagina.Bagian distal dari vagina yang panjang dan melengkung membentuk

vesikel Lang yang besar, sementara bagian proksimal terhubung ke atrium betina

yang mengarah ke gonopore betina.Vesikel Lang berfungsi dalam pencernaan

kelebihan sperma yang diterima.Dua jenis kelenjar (semen) yang berbeda yang

melepaskan sekresi mereka ke dalam vagina diidentifikasi.Keduanya adalah

kelenjar uniseluler dan setiap sel kelenjar terhubung ke lumen vagina melalui

kanal individu.Kelenjar serupa di polycads acotylean lainnya telah terlibat dalam

pembentukan penutup kulit telur. J. Morphol. 270: 337-343, 2009.

Sistematika terbaru dari Polycladida didasarkan pada morfologi struktur

reproduksi pada tingkat mikroskop cahaya (untuk ulasan lihat: Faubel, 1983,

1984; Prudhoe, 1985; Rieger et al., 1991). Dalam beberapa spesies yang diselidiki

sampai saat ini, gonad betina adalah homoseluler, di mana setiap folikel ovarium

berkembang dari sel oogonial tunggal dan dikelilingi oleh sel folikel somatik

(Rieger et al., 1991).

Sistem reproduksi wanita Pleioplana atomata terdiri dari banyak ovarium

yang didistribusikan ke seluruh tubuh, tetapi terkonsentrasi di sepanjang sisi

20
punggung.Setiap ovarium memiliki saluran telur kecil dan halus.Oviduct

bergabung dan terhubung ke salah satu segmen berpasangan dan melebar yang

disebut uteri.Uterus mulai dekat bagian anterior faring dan memanjang di kedua

sisi faring menuju ujung posterior tubuh. Pada tingkat di mana faring berakhir,

uteri membentuk saluran uterin tipis, yang akhirnya bergabung satu sama lain

tepat di bawah bagian atas vagina dan dengan demikian, membentuk segmen yang

tidak berpasangan yang sangat pendek, yang menghubungkan ke sisi perut vagina

bagian atas. Vagina yang panjang (1 mm) dan terlipat menghubungkan atrium

wanita dengan vesikel Lang yang panjang (1 mm). Sejumlah kelenjar shell

(kelenjar semen) dari dua jenis yang berbeda mengosongkan sekresi mereka ke

dalam vagina (lihat fig. 1).

Ovarium terdiri dari oosit yang berkembang dan bersifat preventif yang

dikelilingi oleh sel folikular somatik.Ada zona germinatif tunggal terutama di

bagian punggung setiap ovarium (Gambar 2A).Seluruh gonad dipisahkan dari

parenkim oleh lamina basal yang juga dipisahkan dari sel germinal oleh lapisan

tipis yang dibentuk oleh sel folikuler (Gbr. 2B).Oogonia atau sangat muda, oosit

previtellogenic, serta beberapa sel somatik (prefollicular), hadir di zona

perkecambahan ovarium.Sel-sel benih muda memiliki nukleus bulat yang besar

(berdiameter 12 lm) yang dikelilingi oleh tepi sitoplasma elektron-lucent yang

21
relatif tipis. Mitokondria kecil (0,3 lm) terletak di dekat amplop nuklir. Sel-sel ini

diselubungi oleh sel-sel folikel yang mengandung lebih banyak sitoplasma opak-

elektron (Gbr. 2C).Bagian tengah dan ventral ovarium mengandung oosit yang

bersifat preogenik yang tumbuh.Diameternya sekitar 200 lm, dan nukleus

(berdiameter 50 lm) mengandung nukleolus besar (berdiameter 10 lm) (Gbr.

2A).Nukleoplasma lucent-elektron mengelilingi nukleolus padat-elektron yang

besar dan kasar (Gbr. 2D).Sitoplasma dari oosit-oosit yang bersifat mencegah ini

lebih bersifat opak elektron, dengan banyak mitokondria, ribosom bebas, dan

sistem ER yang berkembang dengan baik membentuk struktur bulat yang besar

(Gambar 2D, E).Gumpalan besar dari opacity elektron yang berbeda muncul di

sitoplasma (Gambar 2A, E-G).Oosit yang tumbuh dikelilingi oleh sel-sel somatik

dengan nukleus yang melebar dan sitoplasma padat elektron.Inti sel-sel ini terletak

di antara oosit dan lamina basal, dan mereka memiliki banyak kromatin

terkondensasi. Sitoplasma sel-sel ini lebih padat-elektron daripada sitoplasma

oosit dan diisi dengan ribosom bebas, rER, mitokondria, dan vesikel kecil

(berdiameter 0,5 lm) yang mengandung bahan padat elektron (Gbr. 2G, H). Oosit

vitellogenik yang tumbuh melewati saluran telur menuju uteri yang berpasangan,

tempat mereka disimpan dan di mana vitellogenesis selesai. Selama proses ini,

oosit tumbuh, dan mereka padat dikemas ke dalam rahim. Nukleinya dengan

nukleolus besar terletak di pusat di sel yang matang.Butiran elektron-buram

terletak di daerah kortikal sel, sedangkan butiran kuning padat (Gambar 3A)

mengisi sebagian besar bagian tengah sel. Sitoplasma juga mengandung rER, di

samping banyak ribosom gratis. Dinding uteri sangat tipis (0,2 lm) dan terdiri dari

sel-sel yang sangat halus. Nuklei (panjang 7 lm) dari sel-sel ini juga terfleksi dan

diisi dengan sejumlah besar heterokromatin (Gbr. 3B).

22
Saluran uterus yang panjang dan berpasangan dimulai pada bagian

posterio-dorsal uteri dan meluas ke bagian posterior tubuh.Mereka bergabung dan

membentuk segmen tidak berpasangan yang sangat pendek yang memasuki sisi

perut vagina dekat dengan vesikel Lang. Saluran berdiameter sekitar 50 lm dan

dindingnya terdiri dari dua bagian.Bagian luar adalah penutup otot berlapis-lapis

(sekitar 5 lapis).Lapisan otot bergantian berjalan secara longitudinal atau bundar

23
di sekitar saluran.Bagian dalam dipisahkan dari lapisan otot oleh lamina basal dan

terdiri dari sel-sel yang sangat terpolarisasi.Bagian basal dari sel-sel ini sangat

terlipat dan mengandung sitoplasma yang kaya ribosom dan banyak

mitokondria.Inti menempati bagian tengah sel. Mereka besar dan bulat dengan

jumlah besar heterochromatin.Bagian sentral dan apikal sel-sel ini mengandung

sitoplasma padat-elektron dan banyak vesikel dengan bahan elektron-buram.

Ukuran vesikel bervariasi (0,3-1 lm) dan isinya mungkin dilepaskan ke lumen

saluran (Gbr. 3C). Plasmalemma apikal sel-sel ini membentuk banyak mikrovili

yang diarahkan ke lumen duktus.Koneksi antara sel-sel di bagian apikal mereka

dibuat oleh desmosom yang berkembang dengan baik.Lumen dari saluran istirahat

menyusut dan diisi oleh bahan padat-elektron dari opacity yang berbeda, serta

struktur seperti vesikel diisi dengan vesikel yang lebih kecil, padat elektron.

Struktur terakhir terlihat mirip dengan sekresi salah satu kelenjar shell (tipe I;

Gambar. 3D

Vagina adalah saluran berbentuk panjang yang menghubungkan vesikel

Lang ke pori genital wanita. Vesikula Lang adalah struktur besar yang terletak di

posterior pori genital wanita. Dindingnya tebal (50 lm) dan terdiri dari banyak sel

kelenjar berbentuk silinder memanjang.Bagian basal dari sel-sel ini bersandar

pada lamina basal (Gbr. 4A). Sitoplasma mereka adalah elektron-buram dan diisi

dengan ribosom bebas, mitokondria, rER, dan vesikel diisi dengan bahan

electrondense (diameter 0,5 hingga 5 lm). Nuklei (berdiameter 10 μm) berbentuk

oval dan biasanya mengandung nukleolus besar (Gambar 4B).Bagian apikal sel-

sel ini memiliki banyak mikrovili yang diarahkan ke lumen organ.Koneksi apikal

antara sel-sel ini dibuat oleh desmosom yang berkembang dengan baik (Gbr. 4C).

24
Sistem reproduksi betina Pleioplana atomata terdiri dari tiga bagian

utama: gonad, sistem kanal, dan kelenjar aksesori. Banyak, gonad betina yang

tersebar luas adalah tipe sakular dan folikel (Rieger et al., 1991).Semua anggota

tingkat organisasi ini memiliki gonad betina sederhana, yang hanya terdiri dari

ovarium yang mengandung telur entolecithal dan kurang vitellaria. Sebaliknya,

Neoophora dianggap sebagai takson monofiletik dengan kondisi heteroseluler

gonad betina yang diturunkan, karakter autoapomorfik (Ehlers, 1986; Gremigni,

1988). Semua anggota Neoophora yang diteliti memiliki gonad betina kompleks

yang terdiri dari germovitellaria atau germaria yang terpisah dengan oosit dan

vitellaria dengan sel vitelline atau kuning telur (Gremigni, 1988). Polycladida

sebagai perwakilan Archoophora, memiliki ovarium sederhana yang

menghasilkan telur entolecithal. Oogonia atau oosit yang sangat muda biasanya

terletak di bagian dorsal gonad, dan nampak bahwa setiap folikel ovarium

berkembang dari sel oogonial tunggal yang dikelilingi oleh sel folikuler (atau sel)

pada awal oogenesis. Selama tahap awal oogenesis (previtellogenesis), sebuah

oosit menghasilkan banyak butiran padat elektron yang tersebar luas di seluruh

ooplasma. Selama vitellogenesis, butiran ini bergerak dan menjadi lebih teratur

(biasanya dalam satu baris) dalam ooplasma kortikal. Seperti butiran ini telah

dijelaskan dengan nama yang berbeda di beberapa spesies polyclads:

Prostheceraeus fl oridanus (butiran kortikal; Boyer, 1972), Notoplana alcinoi

(gumpalan kulit telur, Domenici et al., 1975; Gremigni, 1988), dan

Pseudostylochus sp. dan Planocera multitentaculata (butiran pembentuk kerang;

Ishida et al., 1981; Ishida dan Teshirogi, 1986; Ishida, 1989). Tes sitokimia

mengungkapkan bahwa setidaknya dalam satu spesies, inklusi ini sebagian besar

25
terdiri dari protein dan polifenol (Domenici et al., 1975). Senyawa ini adalah

komponen utama dari kebanyakan cangkang Platyhelminthes.

B. Vertebrata

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdul W R, 2001.Reproduksi dan Siklus Bulu Babi (Echindermata).

Arsin, A.A dan S.A. Karim. 2012. Pola Spasial Kasus Malaria dengan Aplikasi
Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Halmahera Tengah 2008.
Jurnal masyarakat Epidemiologi Indonesia. 1(2): 84-89.

Budiman .,2014. Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Basaan satu


Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara.

Dewi, S.P., 2010. Perbedaan Efek Pemberian Lendir Bekicot (Achatina fulica)
dan gel bioplacenton terhadap penyembuhan luka bersih pada tikus putih.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Garcia JL, AF Navia, PAM Falla, EA Rubio. 2012. Feeding Habits and Trophic
Ecology of Dasyatis longa (Elasmobranchii: Myliobatiformes): sexual,
temporal and ontogenetic effects. Journal of Fish Biology (2012) 80, 1563–
1579.

Henningsen AD, RT Leaf. 2010. Observations on the Captive Biology of the


Southern Stingray. Transactions of the American Fisheries Society
139:783–791.

Marcin K. Liana and Marian K. Litvaitis.Anatomy and Ultrastructure of the


Female Reproductive System of Pleioplana atomata (Platyhelminthes:
Polycladida).Journal Of Morphology.Department of Zoology, University of
New Hampshire, Durham New Hampshire, 270:337–343 (2009).

Rusyana A. 2010. Zoologi Invertebrata. Alfabeta.

Sese M R, Annawaty, Eddy Y. 2018. Keanekaragaman Echinodermata


(Echinoidea dan Holothuroidea) Di pulau Bakalan, Banggai Kepulauan
Su;awasi Selatan.

Zakiyul F. 2016. Keanekaragaman Porifera Di Zona Sub Litoral Rinon


Kecamatan Pulo Aceh Sebagai Materi Pendukung Kingdom Animalia Di
Sman 2 Blang Situngkoh Kabupaten Aceh Besar.

27
28

Anda mungkin juga menyukai