Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERKEMBANGAN HEWAN

“PERKEMBANGAN KATAK DAN AMPHIOXUS”

OLEH :

NAMA : SAKINAH AZHARI

NIM : 14032009

PRODI : BIOLOGI SAINS

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya Saya bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dibuat dengan tujuan
menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Hewan pada semester III.

Saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini terutama buat dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Hewan dan teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada saya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan makalah ini saya
sebagai penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan tapi dapat diselesaikan dengan
baik berkat bantuan dari teman-teman.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Ibarat
kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh sebab itu saya sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 21 November 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua makhluk hidup mengalami proses perubahan berupa pertumbuhan dan


perkembangan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah bertambahnya ukuran, jumlah
dan volume sel-sel yang menyusun tubuh organism tersebut. Perubahan ini bersifat
irrevesibel ( tidak dapat kembali ke ukurannya semula). Contoh pertumbuhan yaitu
bertambahnya tinggi, berat, maupun perubahan bentuk tubuh yang menjadi bentuk
dewasa. Pertumbuhan dapat di ukur atau disebut kuantitatif. Sedangkan perkembangan
yaitu proses perubahan dimana organisme tumbuh menuju kedewasaan atau
kematangan. Tahap perkembangan ini tidak dapat diukur atau bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dibagi menjadi dua fase yaitu
fase embrionik dan pasca embrionik. Fase embrionik diawali ketika telah terjadi
pembuahan (fertilisasi) antara telur sel telur dan sperma. Hasil pembuahan ini diawali
adalah zigot, zigot akan berkembang menjadi embrio.
Fase ini meliputi beberapa tahapan, diantaranya fase morulasi, blastulasi,
gastrulasi, dan organogenesis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perkembangan ?
2. Apa itu metamorfosis ?
3. Bagaimana metamorfosis pada Katak ?
4. Bagaimana perkembangan embrionik pada Katak ?
5. Bagaimana perkembangan embrionik pada Amphioxus ?

C. Tujuan
1. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui pengertian metamorfosis
3. Memahami metamorfosis pada katak
4. Memahami perkembangan embrionik pada Katak
5. Memahami perkembangan embrionik pada Amphioxus
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses menambahnya tinggi, volume, atau massa tubuh
makhluk hidup yang biasanya bersifat kuantitatif (dapat dihitung dengan angka).
Pertumbuhan ini kebanyakan dapat dilihat dari fisik makhluk hidup itu sendiri. Proses
pertumbuhan dapat terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel karena pembelahan
sel. Umumnya pertumbuhan akan terbatas pada usia, artinya pada usia tertentu
makhluk hidup akan terhenti pertumbuhannya.
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif
(tidak dapat digambarkan dengan angka, lebih dilihat dari segi fungsionalnya) untuk
menjadi makhluk yang sempurna seutuhnya. Perkembangan, tidak terbatas pada usia,
artinya makhluk hidup akan terus berkembang seiring pertambahan usianya. Contoh
perkembangan adalah proses seorang manusia dari lahir hingga mampu berbicara,
berdiri, dan berjalan. Perkembangan pada hewan dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu Perkembangan Embrionik dan perkembangan Pasca Embrionik.
Perkembangan embrionik atau embriogenesis adalah proses pembentukan dan
perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan setelah
terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sperma dan ovum. Sebelum pembelahan sel
dimulai, sebelumnya telah terjadi proses penyatuan dua heterozigot (sperma dan telur)
yang akan menghasilkan zigot. Setelah zigot terbentuk maka ia akan mengalami
pembelahan mitosis dan mulailah tahapan tahapan perkembangan embrio
(embriogenesis). Embriogenesis meliputi pembelahan sel (cleavege) dan pengaturan
tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut dengan sel embrionik. Secara umum sel
embrionik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase antara lain :
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi)
Setelah fertilisasi awal maka akan terbentuk inti zigot yang diploid. Selanjutnya
akan mengalami pembelahan mitosis dan memulai tahapan
embriogenesisnselanjutnya yaitu terbentuknya morula, blastula, gastrula, neurula,
dan berakhir pada organogenesis.
2. Morula
Setelah terjadi pembelahan sel awal (cleavege), maka sel pada embrio akan
mengalami pemmbelah meiosis secara cepat menjadi sel-sel yang banyak yang
disebut blastomer.
3. Blastula
Morula akan mengalami pembelahan yang terus menerus sehingga terbentuklah
rongga pada bagian tengahnya. Rongga ini makin lama akan semakin membesar
dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga ini disebut blastula dan rongga
yang dimilikinya disebut blastosol, sedangkan sel-sel kecil hasil pembelahan
disebut blastomer.
4. Gastrula
Gastrula berasal dari kata gaster (lambung) karena pada tingkatan ini akan
terbentuk suatu rongga yang nantinya akan jadi saluran pencernaan. Rongga
tersebut disebut dengan gastrosol (archenteron). Setelah mencapai bentuk blastula,
pertambahan massa sel masih terus terjadi dengan pembelahan mitosis. Akibatnya
sel mendesak ke bawah sehingga terjadi pelipatan sel ke arah dalam atau bias
disebut dngan istilah invaginasi, yang akan menbentuk sebuah lekukan yang
diseebut blastoporus, dan proses inilah yang menandai dimulainya proses
gastrulasi. Sel-sel yang mengalami invaginasi akan terus tumbuh ke arah dalam
sehingga terbentuk rongga archenteron. Sehingga dalam proses ini sel-sel blastula
akan diatur kembali dan akan mengalami transformasi embrionik menjadi embrio
yang memiliki 3 lapisan yaitu lapisan Eksoderm, Mesoderm, dan Endoderm.
5. Neurula
Setelah terbentuknya gastrula, embrio akan berdiferensiasi dengan cara merubah
sel-sel yang belum terspesialisasi menjadi sel-sel yang mempunyai struktur dan
fungsi khusus. Hal ini berarti perubahan fisik dan fungsi sel sewaktu sel
berpoliferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang berbeda-beda.
Organ pertama yang terbentuk adalah neural tube(bumbung neuron) yang berasal
dari pelipatan lempeng neuron ektoderm dan notocord yang terbentuk melalui
kondensasi mesoderm dorsal, serta pembentukan selom dari pemisaham mesodern
lateral. Seghingga proses ini disebut neurulasi karena merupakan tahapan
pembentukantabung neural (neural tube) dan notocord pada embrio. Pada tahap ini
general ektoderm akan berdiferrensiasi menjadi Epidermal ektoderm, Neural plate,
ektoderm, dan neural crest ektoderm. General mesoderm akan terspesialisasi
menjadi epimer, mesomer, dan hipomer. Sedangkan daerah general endoderm
akan terspesialisasi menjadi foregut, hitgut, dan midgut.
6. Organogenesis
Setelah neurulasi berlangsung, embrio akan memulai reorganisasi membentuk
embrio yang lebih sempurna melalui beberpa tahap, yaitu :
a. Perubahan polaritas, yaitu dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior dan
posterior dari tubuh embrio.
b. Histogenesis, yaitu penempatan diri 3 lapisan germinal (ektoderm, mesoderm,
dan endoderm) berkembang menjadi jaringan organ dewasa.
c. Organogenesis, yaitu tahap dimana ketiga lapisan germinal tersebut saling
berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk. Pada
lapisan ektoder akan membentuk kulit dan siistem syaraf. Pada lapisan
mesoderm akan membentuk rangka, otot, dan sistem sirkulasi. Pada lapisan
endoderm akan membetuk saluran pencernaan dan derivatnya.

B. Pengertian Metamorfosis
Beberapa hewan mengalami perubahan bentuk yang signifikan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Proses tersebut dinamakan metamorphosis.
Metamorphosis adalah perubahan bentuk secara bertingkat dan signifikan dari masa
muda hewan menjadi dewasa. Metamorfosis terbagi atas dua jenis, yaitu metamorfosis
sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
1. Metamorfosis Sempurna

Metamorphosis sempurna adalah perubahan bentuk tubuh hewan dari telur


hingga dewasa yang setiap fasenya mengalami perubahan bentuk yang sangat
berbeda. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mengalami
metamorphosis sempurna adalah telur, telur berubah menjadi larva, larva berubah
menjadi pupa, pupa berkembang menjadi dewasa, dan begitu seterusnya.
Contohnya yaitu nyamuk, lalat, kupu-kupu, dan katak.

2. Metamorfosis Tidak Sempurna

Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna berbeda dengan hewan


yang mengalami metamorfosis sempurna. Metamorphosis tidak sempurna adalah
perubahan bentuk hewan yang tidak terlalu berbeda.
Hewan yang mengalami metamorphosis tidak sempurna tidak mengalami fase
larva dan pupa. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangannya yakni telur,
menjadi nimfa, kemudian menjadi hewan dewasa. Contohnya yaitu capung,
belalang, kecoa dan jangkrik.
C. Metamorfosis pada Katak

Katak merupakan hewan golongan amphibi, yaitu hewan yang mempunyai dua
fase keberadaan yakni dia air dan di darat atau hewan yang hidup di dua alam. Tubuh
katak terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher) dengan mulut yang sangat
lebar. Tiap tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki mempunyai 5
buah jari dengan selaput antar jari – jari. Katak mempunyai peredaran darah tertutup
dan peredaran darah ganda. Dan katak merupakan hewan ovivar (bertelur). Katak
merupakan hewan berdarah dingin, jadi katak memerlukan panas untuk
mempertahankan hidupnya dan metabolisme tubuhnya. Dan katak berperan sangat
penting sebagai indicator pencemaran lingkungan.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan
mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan
berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan.
Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan(Fejervarya limnocharis) dan kintel
lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana
beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara
keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan
menggembung besar manakala digunakan.
Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan
katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan
melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air atau pun tempat-tempat yang lembab. Seperti beberapa jenis
kodok pegunungan yang menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di
pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung
kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga
menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil. Setiap ovum yang dikeluarkan katak
betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak
yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan
ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak
betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau
uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-
kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan
menyusul mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah
sepasang dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak
jantan bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di
kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental,
sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Sekali bertelur katak
mampu mengeluarkan telur sebanyak 5.000 sampai 20.000 telur dan umumnya
berlangsung tiga dalam kali setahun. Metamorfosis berlangsung dalam beberpa
tahapan yaitu :
1. Tahap Telur

Telur katak ditutupi oleh kapsul mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh
air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-
telur ini bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih terjaga dan
panas juga lebih dapat bertahan. Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu
singkat. Banyak katak dan kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa
tertentu, karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan kecebong mereka.

2. Tahap Kecebong (Usia 3 hari setelah menetas)

Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Bernafas dengan insang dan mulut yang
terbuka untuk makan. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur
dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisapnya. Makanannya berupa
fitoplankton sehingga pada tahap awal berudu merupakan herbivor.
3. Tahap Kecebong Lanjutan (Usia sekitar 4 minggu setelah menetas)

Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka
memakan ganggang. Kaki belakang muncul seperti berudu berkaki.
4. Usia 6 minggu setelah menetas

Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di
tepi sungai secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk
seperti bumerang. Bersamaan dengan itu, mulai terbentuk lubang hidung dan paru-
paru. Serta celah-celah insang mulai tertutup dan celah-celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
5. Usia 9 minggu setelah menetas
Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini
memiliki tiga ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.
6. Usia 16 minggu setelah menetas
Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol.
Ekornya sangat pendek.
7. Katak Muda
Katak-katak muda berkumpul di tepian sungai sebelum meninggalkan air untuk
pertama kalinya. Mereka melakukan ini secara berkelompok. Dan pernapasan yang
digunakan adalah paru-paru dan kulit. Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi
sebagai alat pernapasan ketika katak berada di air atau pun di darat. Kulit katak sangat
tipis, mengandung kapiler darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil
lendir di bagian dermis dan di bawah kulit.
8. Katak Dewasa

Walaupun naluri bertahan hidup anura (katak) tidak berkembang baik, katak dan
kodok juga merawat anak mereka. Mereka bertelur dalam jumlah besar untuk
memastikan ada banyak kecebong yang dapat lolos dari predator yang memakan telur.
Lapisan gelatin juga melindungi telur dari predator lain. Beberapa jenis kodok bahkan
memelihara anak mereka dengan menjadikan punggung mereka sendiri sebagai
sarang. Contoh kodok demikian adalah katak suriname.

D. Perkembangan Emrionik Katak

Tipe pembelahan pada katak adalah holoblasti teratur yaitu pembelahan pada
berbagai daerah zigot.Telur yang belum terfertilisasi memiliki ciri khas yaitu derajat
diferensiasi yang cukup besar. Hemisver animal disebelah atas sangat terpigmentasi,
tetapi hemisfer vegetal disebelah bawah lebih padat dan dipenuhi kuning telur. Segera
setelah perlekatan sperma sel telur mengorientasikan diri dengan kutub animal di
sebelah atas. Pembelahan awal (morula) terjadi dalam waktu 2-3 jam setelah
masuknya sperma. Setelah pembelahan awal selesai, sel di hemisfer vegetal membelah
dengan kecepatan yang lebih rendah. Dengan begitu maka akan lebih banyak sel yang
terbentuk di hemisfer animal. Sel-sel di hemisfer animal jumlahnya lebih banyak
tetepi ukurannya lebih kecil dari pada sel-sel di hemisfer vegetal. Sel-sel di hemisfer
animal dikenal sebagai mikromer.

Tahap blastula pada amphibi disertai dengan pembentukan silia pada embrio
yang sedang tumbuh, sehingga embrio dapat berputar-putar pada rongga perivitelin.
Membran vitelin mengelilingi embrio dan dan pada tahapan awal terangkat menjadi
membran vertilisasi yang merupakan penghalang yang efisien bagi perlekatan
sperma.Blastosel pada amphibi tidak berada persis di tengah dan dikelilingi oleh
dinding yang tebalnya lebih dari satu sel.
Tahap gastrulasi yang akan membentuk organisme tritubular memanjang dari
kumpulan sel berbentuk bola berlapis tunggal. Proses ini dimulai ketika sebuah lipatan
kecil, yaitu bibir dorsal blastophori muncul pada salah satu sisi blastula. Lipatan itu
dibentuk oleh sel-sel yang mengalami invaginasi ke arah dalam dari permukaan.
Tambahan sel-sel yang menjadi endoderm dan mesoderm kemudian menggulung ke
arah dalam (involusi) di atas bibir dorsal dan berpindah menjauh dari blastopori dan
menuju ke bagian dalam bagian interior gastrula. Sementara itu, sel-sel kutub animal
yang akan membentuk ektoderm menyebar di seluruh permukaan luar embrio. Secara
eksternal bibir blastopori mulai menjadi sirkuler. Secara internal ketiga lapisan
germinal mulai terbentuk, sementara sel-sel terus berpindah ke arah dalam. Endoderm,
mesoderm, dan arkenteron yang semakin melebar berkembang yang dilapisi oleh
endoderm terus memenuhi ruangan yang ditempati oleh blastosel. Pada akhir
gastrulasi blastopori sirkuler mengelilingi sumbat (sumbat kuning telur).

Pada tahap neurulasi notocard dan neural tube terbentuk. Notocord terbentuk
dari mesoderm dorsal yang berkondensasi persis di atas arkenteron. Sedangkan neural
tube(tabung neural) berawal sebagai lempengan ektoderm dorsal persis di atas
notocord yang berkembang. Setelan notocord terbentuk, lempeng neuron melipat ke
arah dalam dan menggulung membentuk sebuah jaringan berlubang (neural tube).
Jaringan pada pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung memisah dari tabung
sebagai pial neuron (neural cest).

Tahap organogenesis amphibi ditandai dengan deferensiasi neural tube menjadi


sistem syaraf pusat (otak danm sumsum tulang belakang). Notocord memanjang dan
merenggangkan embrio di sepanjang sumbu anterior posterior. Notocord akan
berfungsi sebagai pusat dan disekitarnya akan ada sel-sel mesodermal yang
mengumpul dan membentuk vertebre. Kondensasi lain terjadi pada potongan
memanjang mesoderm yang terletak lateral pada notocord yang memisah yang
menjadi blok-blok yang disebut sebagai somit. Sel-sel somit tidak hanya menjadi
vertebra tulang belakang tetapi juga membentuk otot-otot yang berkaitan dengan
kerangka aksial.Mesoderm memisah menjadi 2 lapisan yang membentuk lapisan
rongga tubuh atau selom. Sedangkan yang unik bagi organogenesis katak adalah
adanya neural crest yang merupakan sumber sel-sel yang akan bermigrasi untuk
membentuk banyak struktur, meliputi tulang dan otot, tengkorak, sel-sel pigmen kulit,
sel-sel adrenal,dan ganglia periferal sistem syaraf.

E. Perkembangan Embrionik Amphioxus


Perkembangan embrio diawali dengan proses impregnasi dimana sel telur
dimasuki sel jantan. Pencampuran sel telur dan spermatozoa terjadi dalam sitoplasma
telur. Tipe pembelahan pada amphioxus adalah holoblastik teratur yaitu pembelahan
pada semua daerah sel telur secara merata.
Tahap morulasi pada amphioxsus sama seperti pada amfibi. Pembelahan
pertama dan kedua pada bidang meredian menghasilkan 4 sel yang sama besar.
Pembelahan ke3 pada biodang latitudinal menghasilkan 8 sel (4 macromer dan 4
micrimer) . Pembelahan ke4 pada bidang meredian menghasilkan 16 sel(8 macromer
dan 8 micromer). Pembelahan ke 5 pada bidang latitudinal menghasilkan 32 sel
macromer bagian atas lebih besar. Pembelahan ke6 pada bidang meredian
menghasilkan 64 sel. Pembelahan ke 7 dan ke 8 Menghasilkan 70 sel, sehingga
tersusun morula bentuk apel yang masif (tak berongga).
Tahap blastulasi amphioxus mempunyai tipe celoblastula yaitu blastula bentuk
bundar.Dimulai ketika bakal ektoderm epidermis dibina oleh sebagian besar daerah
epiblas(micromer). Ectoderm saraf berupa sabit dorsal, terletak ke bawah dari daerah
bakal ektoderm epidermis. Bakal notocord juga berupa sabit dorsal, terletak di bawah
daerah bakal ektoderm syaraf.
Tahap gastrulasi Amphioxsus ditandai dengan epiboli berlangsung pada pada
seluruh bakal ektodem, sepanjang anterio-posterior tubuh. Mengiringi proses
membesar dan melonjongnya embrio. Terjadi invaginasi hipoblas dibagian daerah
yang berbatasan dengan dengan sabit dorsal ke arah blastosol sampai bertemu dengan
epiblas. Sel-sel bertambah banyak sehingga hipoblas memanjang menurut proses
embrio. Daerah invaginasi hipoblas disebut blastopore. Selain itu juga terjadi involusi
pada bakal notocord dari sabit dorsal. Ekstensi pada saerah bakal pembentuk alat,
sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar. Konvergensi terjadi pada
daerah bakal mesoderm ke arah dorso median blastopore di daerah bibir lateral.
Tahap Neurulasi amphioxus sedikit berbeda yaitu ketika neural plate berinvaginasi
ektoderm epidermis mulai melipat dan bergerak melingkupi dorso mediana yang
mulai berlangsung sejak dari bibir dorsal blastopore. Pelingkupan ektoderm menutupi
bumbung neural didorsal, sehingga hanya ada satu neuopore terbentuk.
Tahap organogenesis pada amphioxus hampir sama dengan katak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahap perkembangan mahluk hidup di dahului dengan adanya proses fertilisasi
yaitu peleburan sperma dan ovum yang akan menghasilkan inti zigot yang diploid.
Dan setelah zigot terbentuk akan mengalami pembelahan mitosis dan memulai
tahapan perkembangan embrio. Tahap perkembangan embrionik ini disebut juga
embriogenesis yaitu proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ
tubuh (organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang fungsional. Proses
tersebut meliputi proses pembelahan morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan
organogenesis. Kecepatan pembelahan masing-masing organisme berbeda-beda
tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolknya. Makin banyak
yolk maka makin lambat kecepatan pembelahannya, begitu pula sebaliknya.
Jumlah yolk juga mempengaruhi pembelahan yang merata dan tidak merata pada
waktu morula.
Metamorfosis adalah perubahan bentuk secara bertingkat dari masa muda
hewan menjadi dewasa. Metamorphosis dibagi menjadi dua jenis yaitu
metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna. Katak termasuk
kedalam kelompok amphibi yang tergolong kedalam hewan dengan
metamorphosis sempurna. Yaitu dari bentuk telur, menjadi berudu, kemudian
berudu berkaki, katak berekor, dan katak dewasa.

B. Saran

1. Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mempelajari dan lebih mengenal
tentang proses perkembangan Katak dan Amphioxus.
2. Diharapkan makalah ini mampu dijadikan sebagai bahan bacaan yang erat
kaitannya dengan alam dan proses kehidupan suatu makhluk hidup yang tak
bisa lepas dari kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Fried,George.H. George.J.Hademenos.2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Gayton.Hall.1997. Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
Reece,Campbell.Mitchel. 2009. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Yatim,Wildan. 1994. Embriology.Bandung : Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai