Anda di halaman 1dari 34

ANIMALIA

Peta Konsep

Kingdom Animalia merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak dan
bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan
vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang).
Ahli biologi telah mengidentifikasi 1,3 juta spesies hewan yang masih hidup sampai saat ini. Hewan adalah
organisme eukariotik multiseluler dan heterotrofik dengan jaringan yang berkembang dari lapisan embrionik.
Mengapa hewan dikelompokkan ke dalam organisme eukariotik multiseluler? Karena tubuh hewan
disusun oleh milyaran sel yang memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Hewan berbeda
dengan tumbuhan yang dapat menghasilkan molekul organik melalui peristiwa fotosintesis. Hewan harus
mengkonsumsi molekul organik dengan memakan organisme hidup lain atau menelan molekul organik tak
hidup.

1. Ciri-ciri Animalia
 Semua organisme yang termasuk ke dalam kingdom Animalia merupakan organisme eukariotik.
 Organisme yang termasuk ke dalam kingdom Animalia merupakan multiselular.
 Animalia tidak mempunyai dinding sel.
 Animalia dapat bergerak aktif.
 Tidak berklorofil sehingga bersifat heterotrof.
 Habitat darat dan aquatik.
 Bereproduksi secara seksual dan aseksual, aseksual diantaranya; fragmentasi dan tunas.
 Kingdom ini mempunyai keanekaragaman paling tinggi.

2. Klasifikasi Animalia
Klasifikasi kingdom Animalia berdasarkan simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuh
a. Simetri Tubuh
1. Simetri Radial
Simetri radial menggambarkan bahwa hewan mempunyai bagiantubuhyang tersusun
melingkar.Apabila diambil garis yang melewati. Mulut akan menghasilkan bagian-bagian yang
sama. Hewan ini hanya memiliki bagian oral (puncak) dan bagian aboral (dasar). Contoh :
bintang laut (Filum Echinodermata)
2. Simetri Bilateral
Simetri bilateral menggambar hewan yang bagian tubuhnyatersusun bersebelahan dengan
bagian yang lain. Apabila diambil garis memotong yang melewati mulut dan anus, akan
menghasilkan bagian yang sama antara sisi kiri dan kanan. Hewan dengan simetri bilateral
memiliki sisi atas (dorsal), sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior), sisi ekor (posterior),dan sisi
samping (lateral). Contoh : manusia.

b. Lapisan Penyusun Tubuh


Berdasarkan jumlah lapisan tubuh, hewan dapat dibedakan menjadi dua yaitu diploblastik dan
triploblastik
1. Hewan Diploblastik
Hewan diploblastik memiliki dua lapisan sel pembentuk tubuh, yaitu ektoderma (lapisan luar)
dan endoderma (lapisan dalam).
2. Hewan Tripoblastik
Hewan tripoblastik memiliki tiga lapis sel pembentuk tubuh. Tiga lapis sel tersebut yaitu
ektoderma, mesoderma (lapisan tengah), dan endoderma. Ektoderma pada hewan tripoblastik
berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf. Mesoderma berkembang menjadi jaringan
otot dan jaringan lainnya. Sementara itu, endoderma berkembang menjadi usus dan kelenjer
pencernaan.
Hewan tripoblastik dibedakan berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh. Hewan tersebut yaitu
aselomata, pseudeselomata, dan selomata. Aselomata merupakan hewan yang tidak mempunyai
rongga di antara usus dan tubuh terluarnya. Pseudoselomata merupakan hewan yang
mempunyai rongga dalam saluran tubuh yang berisi cairan tanpa dibatasi jaringan dari
mesoderma. Hewan selomata memiliki rongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas
yang berasal dari jaringan mesoderma
.
Gambar Lapisan Tubuh pada Hewan [Sumber Champbell, 2012]

Klasifikasi Animalia
Berdasarkan perbedaan pada simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuhnya kingdom Animalia
dibagi menjadi delapan Filum yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida,
Mollusca, Echinodermata dan Arthropoda sering disebut hewan Avertebrata. Avertebrata merupakan
hewan yang tidak mempunyai tulang belakang (vertebrae). Hewan-hewan ini banyak dijumpai di darat,
air tawar, maupun di laut.
1. Avertebrata
a) Filum Porifera
Pernahkah kalian menonton kartun Spongebob? Tahukah kalian kalian bahwa Songebob itu
merupakan hewan Porifera?
1. Ciri-ciri Porifera
- Merupakan kelompok hewan yang menetap (sessil) di dasar perairan
- Tubuh hewan ini mempunyai pori atau lubang-lubang kecil yang disebut ostium.
- Porifera termasuk hewan diploblastik. Oleh karena itu, hewan ini tersusun atas dua lapis sel.
- Lapisan luar tersusun oleh sel-sel epitel sederhana yang disebut pinakosit. Sementara itu di
lapisan dalam tersusun oleh sel-sel berleher dinamakan sel koanosit. Koanosit mempunyai
flagella, vakuola dan nukleus. Diantara pinakosit dan koanosit terdapat mesoglea.
- Secara umum porifera berkembang biak dengan dua cara yaitu aseksual dan seksual
Secara aseksual dengan pembentukan kuncup tunas pada bagian luar dan pembentukan
gemmulae (plasma bening) oleh arkeosit. Perkembangbiakan aseksual ini dilakukan bila
keadaan tidak sesuai untuk melakukan perkembangan secara seksual.
Gambar Struktur Tubuh Porifera

- Memiliki beberapa tipe saluran air


Menurut Rusyana (2011), tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan atau
sistem saluran air dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Ascon, merupakan tipe yang paling sederhana, proses pengambilan zat-zat makanan
terjadi di dalam spongocoel.
2. Sycon, proses pengambilan makanan terjadi di dalam rongga berflagel.
3. Rhagon/Leucon,  proses pengambilan zat-zat makanan terjadi di kamar (ruang) kecil yang
berflagel yang terdapat di bagian tengah saluran. Flagel tersebut bersal dari koanosit-
koanosit yang melapisi dinding kamar atau ruang tersebut.

Gambar Tipe-tipe Saluran Air Porifera

2. Klasifikasi Porifera
Berdasarkan bentuk dan kandungan spikula, porifera dibagi menjadi tiga kelas sebagai berikut:
a) Kelas Calcarea
Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini Karena spikulanya mengandung kalsium
karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon dan triakson. Anggota kelas ini
banyak tersebar di laut dangkal di seluruh dunia.
Contoh: Scypa sp., Cerantia sp., Sycon sp., Leucon sp., dan Clathrina sp .

Gambar Clathrina sp. Gambar Scypha sp.

b) Kelas Hexactinellida
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat. Sementara itu spikulanya
berbentuk triakson dengan enam cabang. Bentuk hewan-hewan pada kelas ini menyerupai
gelas. Oleh karena itu anggotanya dikenal dengan nama sponggelas.
Contoh: Euplectella sp., Pheronema sp., Hyalonema sp.

Gambar Euplectella sp. Gambar Pheronema sp.,

c) Kelas Demospongia
Hewan anggota kelas ini bertulang lunak Karena tidak mempunyai rangka. Apabila ada yang
memili rangka, maka rangkanya tersusun dari serabut-serabut sponging dengan spikula dari
zat silikat. Bentukspikulanya ada yang Monaxonatau tetraxon.
Contoh: Euspongia sp., Callyspongia sp., Clionia sp., dan Spongilla sp .

Gambar Euspongia sp. Gambar Spongilla sp.

3. Peranan Porifera
Beberapa jenis porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa spons ya dapat digunakan alat
penggosok badan dan pembersih kaca. Contoh Spongia sp. Jenis lainnya berperan penting
menyusun biodiversitas di dasar samudera. Selain itu, anggota Porifera juga mampu
bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan “bioaktif”. Bioaktif ini dapat di manfaatkan
sebagai bahan baku obat.

b) Coelenterata/Cnidaria
Tahukah kalian bahwa terumbu karang merupakan hewan? Terumbu karang termasuk ke dalam
hewan Coelenterata yang menghasilkan kalsium karbonat yang lama-kelamaan mengeras menjadi
karang
1. Ciri-ciri Coelenterata
- Tubuhnya simetri radial dan terdiri dari dua lapisan jaringan atau diploblastik.
- Menggunakan rongga tubuh/gastrovaskuler sebagai tempat pencernaan makanan, pengedar
sari makanan, dan pengeluaran makanan.
- Mempunyai tentakel disertai zat beracun (knidoblast) yang mengandung kapsul penyengat
(nematosis) untuk pertahanan tubuh.
- Umumnya merupakan karnivora (hewan pemakan daging), namun tidak aktif atau mengejar
mangsanya.
- Habitatnya berada di perairan, baik di perairan tawar maupun laut. Namun umumnya hidup
di perairan laut
- Selain untuk pertahanan tubuh, tentakelnya juga berfungsi untuk menangkap makanan.
- Sistem pencernaan makanannya tergolong ke dalam sistem gastrovaskuler, dimana
peredaran makanan tidak melalui darah melainkan melalui usus.
- Terdapat oskulum yang berfungsi sebagai mulut dan anus.
- Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu :
a. Polip
- Coelenterata yang hidupnya tidak bebas atau hanya menempel pada suatu substrat
tertentu.
- Berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal memiliki mulut yang
dilingkupi tentakel, berkoloni, serta gonad dapat eksternal maupun internal.
b. Medusa
- Coelenterata yang hidupnya bebas karena memiliki kemampuan untuk berenang.
- Berbentuk menyerupai payung atau lonceng dengan tentakel yang menggantung di
permukaan.
- Ruang digesti/pencernaan berupa saluran radial, bercabang empat, dan bermuara di
saluran sirkular.

2. Reproduksi Coelenterata
- Coelenterata bereproduksi secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual) atau dsebut
mengalami metagenesis/pergiliran keturunan yaitu antara fase generatif/medusa dan fase
vegetatif/polip
- Reproduksi generatif terjadi dengan peleburan antara sel kelamin jantan (sperma) dan sel
telur (ovum).
- Beberapa Coelenterata juga hidup sebagai hemaprodit (sperma dan ovum dihasilkan oleh
satu individu yang sama).
- Reproduksi vegetatif terjadi melalui pembentukan tunas. Apabila tunas tersebut lepas dari
induknya, maka akan tumbuh menjadi individu baru.

Gambar Reproduksi pada Ubur-ubur/ Aurelia aurita


3. Klasifikasi Coelenterata
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Coelenterata diklasifikasikan ke
dalam tiga kelas, yaitu :
a. Hydrozoa
- Sebagian besar berbentuk polip dan hidup di perairan laut.
- Dapat bekembangbiak dengan seksual maupun aseksual.
- Sebagian besar merupakan hermaprodit. Namun, meskipun hermaprodit, hewan tersebut
tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena saat dewasa sel telur dan sperma yang
dihasilkan tidak bersamaan, sehingga dalam fertilisasi tetap membutuhkan individu lain.
- Contoh : Hydra viridissima (hidra hijau), Hydra fusca (hidra coklat).

Gambar Hydra viridissima


b. Scyphozoa
- Bentuk tubuh menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga seirngkali disebut dengan
ubur-ubur mangkuk.
- Hidup dengan dua bentuk (medusa dan polip), namun bentuk medusanya lebih
mendominasi.
- Diameter tubuh dapat mencapai 2 m.
- Memiliki kelenjar kelamin (gonad) yang teradapat dalam kantung-kantung ruang
gastrikum.
- Hidup di perairan laut.
- Contoh: Aurelia aurita/ubur-ubur

Gambar Aurelia aurita

c. Anthozoa
- Bentuk tubuh menyerupai bunga
- Memiliki tentakel di sekitar mulut dalam jumlah yang banyak.
- Mulutnya memanjang, bermuara di dalam tabung yang disebut stomodeum.
- Pembentuk anemon laut atau terumbu karang.
- Hidup dengan bentuk polip. Bentuk polip dari koral yang menyekresikan kalsium
karbonat di sekitar tubuhnya.
- Koral berukuran kecil, berkoloni, dan bervariasi dalam warna serta bentuk.
- Beberapa jenis koral bersimbiosis mutualisme dengan dinoflagellata. Koral dengan
polipnya melindungi dinoflagellata, sedangkan dinoflagellata menyediakan oksigen dan
mendaur ulang sisa metabolisme koral.
- Contoh : Stephnauge, Tubifora musica, Acropora sp., Fungia sp.

GambarTubifora musica Gambar Fungia sp.

Gambar Anemon laut/ Stichodactyla gigantae Gambar Diploria labyrinthiformis /karang otak

4. Peranan Coelenterata
 Menguntungkan
- Bahan pembuatan agar-agar.
- Bahan baku industri kosmetik
- Cinderamata atau hiasan.
- Koralnya dapat dijadikan sebagai bahan bangunan.
- Pada ekosistem laut, Coelenterata berperan dalam mencegah abrasi daratan dengan
menahan gelombang laut menggunakan terumbu karang.
- Dalam perairan, berperan sebagai plankton.
- Karang yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan biota laut.
- Dapat memperindah pemandangan dasar laut (terumbu karang).
 Merugikan
- Mengganggu aktivitas pelayaran kapal
Pertumbuhannya di laut lepas dapat menyebabkan pendangkalan air laut yang akan
menganggu pelayaran, karang yang terdapat di permukaan laut dapat tersangkut oleh
kapal dan akan menghambat jalannya kapal.
- Mengganggu keamanan dan kenyamanan penyelam
Sengatan yang dihasilkan oleh Hydrozoa dapat dengan mudah menyengat dan akan
membahayakan bagi para penyelam.

c) Filum Platyhelmithes/Cacing Pipih


Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani Platy yang berarti pipih dan Helminth yang berarti
cacing. Platyhelminthes merupakan salah satu pembagian terstruktur mengenai Kingdom Animalia
yang di dalamnya terdapat anggota spesies cacing yang berbentuk pipih dan bervariasi.
1. Ciri-ciri
- Struktur tubuh berbentuk simetri bilateral
- Terdapat rongga pencernaan yang berupa gastrovaskuler yang tidak mempunyai jalan
pembuangan (anus)
- Platyhelminthes bersifat triploblastik aselomata. Artinya, tersusun atas lapisan embrional tiga
lapis yaitu, eksoderm, mesoderm, dan endoderm) namun tidak memiliki rongga tubuh
- Platyhelminthes sanggup bergerak dengan cara mengkontraksi otot-otot yang berada di
dalam tubuh
- Secara keseluruhan hidupnya bersifat sebagai parasit, terkecuali untuk jenis Planaria yang
hidup di ekosistem air tawar
- Untuk sistem saraf Platyhelminthes tersusun atas sepasang ganglion otak di penggalan
kepalanya dan terpasang saraf yang ibarat tali memanjang dan bercabang serta membentuk
pola mirip tangga
- Tidak mempunyai sistem peredaran darah, sistem pernapasan, dan sistem ekskresi
- Platyhelminthes melaksanakan proses respirasi melalui seluruh lapisan kulit tubuhnya
dengan cara difusi
- Melakukan proses ekskresi dengan pemberian sel api/ flame cell yang terdapat di seluruh
permukaan tubuh Platyhelminthes

2. Reproduksi Platyhelminthes
Platyhelminthes bisa melaksanakan tahap perkembangbiakannya melalui reproduksi
seksual maupun aseksual. Adapun tahap terjadinya proses reproduksi pada Platyhelminthes
ialah sebagai berikut :
a. Aseksual
Platyhelminthes mengalami reproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri
atau fragmentasi yang diiringi dengan tahap regenerasi di dalam siklusnya. Dengan
pembelahan diri tersebut Platyhelminthes sanggup memperbanyak jumlah generasi
mudanya
b. Seksual
Reproduksi secara seksual yang terjadi pada Platyhelminthes merupakan peleburan antara
sel sperma dan ovum yang terdapat pada betina. Proses peleburan ini biasanya juga dikenal
dengan istilah fertilisasi internal. Platyhelminthes tergolong dalam jenis hewan hermaprodit,
yaitu testis dan ovarium tersusun di dalam satu individu. Hal ini yang mengakibatkan pada
tahap fertilisasi Platyhelminthes sanggup dilakukan dengan sendirinya atau oleh dua
individu lainnya yang sanggup membantu dalam proses reproduksi.

3. Klasifikasi Platyhelminthes
Klasifikasi pada filum Platyhelminthes ini dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda,
dan Cestoda. Adapun penjelasannya mengenai ketiga kelas Platyhelminthes tersebut ialah
sebagai berikut :
a. Turbellaria/Cacing Berambut Getar
- Turbellaria merupakan cacing yang mempunyai berambut bergetar
- Bentuk badan pipih
- Hidup di sekitar perairan tawar yang damai dan jernih
- Untuk penggalan tepi badan Turbellaria dilapisi dengan rambut getar (silia), misal pada
Planaria sp. Karakteristik dari Planaria ini mempunyai ukuran badan yang kecil, struktur
badan berbentuk simetri bilateral, dan memiliki daya regenerasi yang tinggi. Jika
tubuhnya terpotong maka dari potongan tubuh tersebut dapat menjadi individu baru. Hal
ini dikarenakan Planaria memiliki sel-sel formatif.
- Pada permukaan luar badan Planaria dilapisi dengan silia dan penggalan kepala
mempunyai bentuk mirip segitiga. Kemudian, untuk penggalan kepala juga dilengkapi
dengan stigma, otak, dan auricula atau telinga.
Gambar Planaria

b. Trematoda/Cacing Isap
- Trematoda pada umumnya perperan sebagai parasit
- Bentuk badan dari Trematoda ini mirip daun, pipih, dan terdapat alat penghisap yang
terletak di depan (anterior) serta alat penghisap pada penggalan perut (posterior)
- Permukaan luar tubuhnya dilapisi dengan kutikula dan tidak bersilia, kemudian sistem
jalan masuk pencernaan tidak mengalami perkembangan.
- Contoh :
• Cacing Hati (Fasciola hepatica)

Gambar Cacing Hati (Fasciola hepatica)

Cacing hati sanggup ditemui pada hati hewan ternak yang merupakan parasit dalam
organ hewan tersebut. Cacing ini bertempat tinggal di sekitar badan siput air sebagai
inang perantara dan bersifat hermaprodit.

Gambar Daur Hidup Fasciola hepatica

• Clonorchis sinensis
Jenis cacing ini merupakan parasit yang terdapat di dalam hati manusia. Kemudian,
sebagai perantaranya mempunyai dua jenis inang yang berupa ikan dan siput. Pada
umumnya cacing Clonorchis sinensis sering diderita orang yang mengonsumsi ikan
belum matang
• Cacing Darah (Schistosoma haematobium)
Cacing Darah (Schistosoma haematobium) ialah cacing yang dapat mengakibatkan
seseorang menderita penyakit anemia
c. Cestoda/Cacing Pita
- Cestoda merupakan cacing pita yang mempunyai bentuk badan permukaannya pipih dan
panjang mirip pita. Struktur tubuh Cestoda bersegmen dan biasanya untuk masing-
masing segmen dikenal dengan istilah proglotid.
- Cacing ini memiliki kepala yang disebut skoleks. Pada skoleks terdapat kait-kait
(rostelum). Alat kait ini tersusun dari bahan kitin. Pada skoleks juga terdapat empat buat
penghisap untuk melekat pada dinding usus.
- Di dalam tubuh manusia, cacing berkembangbiak secara seksual dengan membentuk
telur. Proglotid akhir yang mengandung telur masak akan terlepas dari rangkaian
proglotid serta keluar dari usus inang bersamaan dengan feses. Apabila proglotid akhir ini
termakan oleh sapi, maka telur akan menetas dan keluarlah larva yang disebut heksakan
(onkosfer). Larva heksakan akan menembus dinding usus sapi, menuju jaringan, antara
lain jaringan otot. Di dalam jaringan ini heksakan berubah menjadi sistiserkus. Apabila
manusia memakan daging sapi yang mengandung sistiserkus, maka sistiserkus akan
berkembang menjadi cacing pita dewasa di dalam usus. Selanjutnya daur hidup cacing ini
terulang kembali

Gambar Siklus Hidup Cacing Pita (Taenia sp.)

Contoh anggota Cestoda :


• Cacing Pita Sapi (Taenia saginata)
Cacing pita sapi mempunyai karakteristik bentuk badan yang pipih, bersegmen, dan
panjang sampai 5 meter. Cacing pita sapi sanggup menghisap makanan yang berasal dari
inangnya dengan pemberian permukaan tubuhnya.
• Cacing Pita Babi (Taenia solium)
Cacing pita babi menjadi parasit di dalam usus manusia. Cacing ini mempunyai bentuk
yang sama dengan Taenia saginata, akan tetapi pada penggalan kepala dilengkapi
dengan rostelum sebagai penghubung inang dan mempunyai ukuran sampai 3 meter.
Gambar Cacing Pita T. saginata dan T. solium
4. Peranan Platyhelminthes
 Menguntungkan
-Planaria dapat dijadikan sebagai indikator pencernaan air. Apabila suatu temapt
ditemukan cacing Planaria maka tempat tersebut masih tergolong bersih dari polusi
karena Planaria sangat sensitif terhadap polutan/zat penyebab polusi/pencemaran
 Merugikan
- Mengakibatkan penyakit atau gangguan pada fungsi organ tubuh seperti sistem
pencernaan (usus dan hati) dan sistem peredaran darah (misalnya dapat menyebabkan
anemia)

d) Filum Nemathelminthes/Cacing Gilig


Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang mempunyai tubuh bulat panjang
dengan ujung yang runcing. Secara bahasa, Kata Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani,
yakni “nema” yang artinya benang, dan “helmintes” yang artinya cacing.
1. Ciri-ciri Nemathelminthes
- Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh
yang runcing
- Sudah dapat dibedakan antara cacing cacing jantan dan betina. Cacing betina mempunyai
tubuh yang ujungnya lurus, sedang jantan tubuhnya melengkung.
- Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (rndoderm).
- Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini disebut
pseudoselomata.
- Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindunginya
dari enzim pencernaan inang.
- Sistem pencernaannya sudah lengkap
- Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf merupakan
saraf cincin.
- Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring, usus, dan anus. Makanan masuk ke dalam
tubuh melalui mulut pada bagian depan tubuh, kemudian masuk ke faring, dan dicerna di
usus, setelah dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh oleh cairan
pada rongga tubuh pseudoaselomata, kemudian sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui
anus.
- Sistem eksresi terdiri atas 2 saluran utama yang akan bermuara pada sebuah lubang ditubuh
bagian ventral
- Sistem reproduksi Nemathelminthes umumnya melakukan sebuah reproduksi secara
seksual, sistem reproduksi bersifat gonokoris, yakni organ kelamin jantan dan betina terpisah
pada individu yang berbeda, artinya setiap individu hanya mempunyai satu organ kelamin.
Fertilisasi (pertemuan sperma dan ovum) terjadi di dalam tubuh, kemudian akan
menghasilkan telur yang sangat banyak (ribuan). Kumpulan telur ini akan membentuk kista
yang bisa bertahan hidup pada keadaan lingkungan yang buruk
- Sistem sirkulasi (peredaran darah)  dan sistem pernapasannya tidak ada, sehingga
pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi secara difusi, yakni dengan mekanisme
pertukaran zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.
- Sistem sara, adalah sebuah sistem saraf cicin yang mengelilingi esofagus dan mempunyai 6
cabang saraf utama.
-
- Struktur Tubuh Nemathelminthes

2. Klasifikasi Nemathelminthes
a. Kelas Nematoda
Nematoda mempunyai kutikula tubuh yang transparan. memiliki mulut dan lubang ekskresi,
alat reproduksi pada jantan dengan testis dan betina dengan ovarium. Umur cacing pada
umumnya mencapai 10 bulan. Contoh anggota Nematoda, antara lain:
- Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia)
Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia dengan panjang 20-40 cm, dan diameter
0,5 cm. Telur cacing yang keluar bersama feses akan masuk ke saluran pencernaan.
manusia melalui makanan yang tidak higienis. Selanjutnya, telur berkembang menjadi
larva yang menembus dindme usus dan mengikuti peredaran darah manusia sampai e
paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongaat, dan kembali ke usus hingga
dewasa, kemudian menetaskan telur 200.000/hari
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Dalam keadaan hidup,
tubuhnya berwarna putih seperti susu dengan kutikula transparan bergaris-garis. Pada
hewan jantan, dekat lubang anal terdapat tonjolan yang disebut penial setae untuk
melakukan perkawinan. Pada cacing betina lubang kelamin terletak di 1/3 panjang tubuh
dari ujung anteriornya. Cacing betina lebih lurus, sedangkan cacing jantan melengkung.

Gambar Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

- Necator americanus = Ancylostoma duodenale (cacing tambang pada manusia)


Cacing tambang parasit dalam usus manusia. Panjang tubuhnya 1-1,5 cm. Mulut di
bagian anterior dengan gigi kait dari kitin. Saat menggigit dinding usus penderita,
cacing ini mengeluarkan zat antipembekuan darah (zat antikoagulasi) dan darah terus-
menerus diisapnya sehingga penderita dapat mengalami anemia. Telur yang keluar
bersama feses akan menetas di tempat becek membentuk larva rabditiform (filariform).
Larva dapat menembus kulit telapak kaki manusia dan mengikuti peredaran darah
sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring (kerongkongan), dan kembali ke usus
sampai dewasa. Cacing ini menghasilkan telur 9.000/hari.
Antara cacing jantan dan cacing betina dapat dibedakan dengan mengamati
morfologinya. Cacing jantan mempunyai testis, vesika seminalis, kelenjar semen, spikula
(atau disebut gubernakulum yang merupakan alat kopulasi), kloaka, dan bursa. Adapun
cacing betina memiliki ovarium, uterus, vagina, dan anus. Cacing betina juga memiliki
duri ekor yang berguna untuk membantu saat proses perkawinan berlangsung.

Gambar Siklus Hidup Necator americanus

- Enterobius vermicularis/cacing kremi


Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis adalah cacing kremi pada manu-sia.
Cacing kremi hidup dalam usus besar manusia. Panjang cacing betina 9-12 mm, cacing
jantan 3-5 mm. Cacing betina akan bertelur pada malam hari di anus sehingga
menyebabkan rasa geli (gatal). Apabila digaruk, telur akan menempel pada kuku.
Telur yang tertelan melalui makanan dapat menyebabkan autoinfeksi (infeksi yang
disebabkan oleh penderita sendiri). Telur menetas di usus halus sampai raenjadi cacing
dewasa. Apabila akan kawin, cacing menuju ke usus besar. kemudian yang betina akan
meletakkan telur di anus penderita sehingga penderita mengalami rasa gatal di anusnya.

Gambar Siklus Hidup Enterobius vermicularis/cacing kremi

- Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)


Cacing Filaria bancrofti mengakibatkan penyakit elefantiasis/kaki gajah. Larva cacing
pada siang hari akan berada di pembuluh darah besar (aorta) dan pada malam hari akan
keluar menuju pembuluh darah tepi (di bawah kulit). Larva Filaria yang berada dalam
kelenjar ludah nyamuk Culex sp. akan masuk ke tubuh orang sehat yang digigitnya.
Larva masuk dan mengikuti sebuah peredaran darah manusia menuju ke kelenjar getah
bening sampai dewasa. Cacing yang berkembang biak dengan cepat akan menyumbat
saluran getah bening. Bagian tubuh yang tidak mendapat aliran getah bening akan
mengalami pembengkakan. Jika pembengkakan terjadi pada kaki. disebut penyakit kaki
gajah.
Gambar Penderita Filariasis/Kaki Gajah

- Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia)


Cacing ini mengakibatkan penyakit yang disebut : trikinosis. Manusia bisa terserang
karena makan daging babi yang mengandung larva cacing yang dimasak tidak matang.
Larva tinggal di dalam usus halus hingga dewasa dan bertelur. Telur menetas menjadi
larva dan masuk dalam otot lurik untuk membentuk sista.

b. Kelas Nematomorfa
Nematomorfa adalah cacing yang mempunyai duri di kepala. Hidup dalam usus Vertebrata
dan biasanya melekat pada dinding usus dengan belalai bengkok.. Cacing ini memiliki
sebuah alat pencernaan makanan yang sempurna dan alat reproduksinya terpisah.
Nematomorfa memiliki hospes perantara, yakni bangsa Crustacea (udang dan Insecta
(serangga), misalnya Neoechi norhynchus yang menyerang penyakit kura-kura, dan penyu.

3. Peranan Nemathelminthes
Pada umumnya Nemathelminthes merugikan karena hidup parasit dan mengakibatkan penyakit
pada inangnya (penyakit cacingan).
Berikut beberapa gambar penderita cacingan

e) Filum Annelida
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-gelang
atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti
cincin, dan oidos yang yang berarti bentuk.
1. Ciri- ciri Annelida
 Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot.
 Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
 Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus, dan anus).
 Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
 Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
 Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
 Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang mempunyai hemoglobin
 Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
 Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)

Struktur Tubuh Annelida

 Sistem Organ Annelida


Sistem peredaran darah:. Annelida mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan
pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah.
Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke
seluruh tubuh. Di bagian kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, karena bernafas
melalui kulit
Sistem pernafasan. Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di seluruh kulit
permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies
yang melalui insang.
Sistem pencernaan: Annelida mempunyai sebuah sistem pencernaan lengkap yang
teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
Sistem ekskresi: Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi
yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori
tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-
masing.
Sistem reproduksi: Annelida mempunyai sebuah sistem perkembangbiakan secara
seksual. Satu Annelida memiliki 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina (hermafrodit),
tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua individu yang akan mengatur
dirinya sedimikian rupa sehingga dapat menukarkan sperma. Lalu, dari hasil sperma
tersebut, akan dilepas dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah.
Sebagian annelida bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan
regenerasi.

2. Klasifikasi Annelida
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu poly yang berarti
banyak, dan chaeta berarti rambut. Sehingga Polychaeta dapat diartikan sebagai cacing
berambut banyak.
Ciri-ciri Polycaeta :
- Mempunyai bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor palpus
- Berambut banyak, rambut dilapisi kutikula sehingga licin.
- Habitat di air
- Memiliki parapodia/kaki dayung dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip
dayung, yang berfungsi sebagai alat gerak. Di setiap parapodium terdapat rambut
halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta,
- Umumnya ukuran tubuh Polychaeta adalah 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm
Contoh Polychaeta :
1. Eunice viridis (cacing palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
2. Lysidice oele (cacing wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
3. Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
4. Arenicola sp,

b. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata oligo yang berarti sedikit, dan chaeta
yang berarti rambut. Kelas Oligochaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya
sedikit rambut. 
Ciri-ciri Oligochaeta :
- Tidak mempunyai parapodia
- Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen
- Memiliki sedikit rambut
- Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
- Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan klitelum.
- Telur terbungkus oleh kokon
- Daya regenerasi tinggi
- Hidup air tawar atau darat
- Hermafrodit
Contoh Oligochaeta :
1. Moniligaster houtenil (cacing tanah sumatra)
2. Tubifex sp (cacing merah), berperan sebagai indikator pencemaran air.
3. Lumbricus terestris, Pheretima sp (cacing tanah), berperan membantu aerasi tanah
sehingga menyuburkan tanah
4. Perichaeta musica (C.Hutan)
c. Kelas Hirudinea
Tubuh Hirudinea pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit runcing.
Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan
menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah
mekanisme pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit
yang sering di dapati di permukaan luar inangnya dan menghisap darah. Jenis ini dikenal
dengan sebutan lintah. Saat menggigit korbannya, lintah mengeluarkan dua macam zat
yaitu zat anestetik yang berfungsi semacam obat bius yang menyebabkan korban tidak
merasa sakit saat digigit, kemudian mengeluarkan zat kedua yaitu zat hirudin yang
mencegah pembekuan darah [antikoagulasi] korban sehingga memungkinkan lintah
menghisap darah sebanyak-banyaknya.
Ciri-ciri Hirudenia :
- Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen tubuhnya
- Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm
- Tubuhnya pipih dengan ujunga anterior dan posterior yang meruncing
- Hidup di air tawar, darat dan laut
Contoh Hirudenia :
 Heaemodipso zeylanice (pacet), hidup di darat tempat lembap dan menempel pada
daun
 Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa)
 Dinobdelia ferox (lintah yang terdapat di india)
 Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar
3. Peranan Annelida
 Menguntungkan
- Dalam bidang pertanian cacing tanah membantu degradasi sampah organik menjadi zat
anorganik dan memperbaiki aerasi (pengudaraan) tanah. Dengan demikian cacing tanah
dapat meningkatkan kualitas tanah pertanian. Banyak juga yang membudidayakan cacing
tanah untuk bahan pembuatan konsentrat makanan ternak,khususnya ikan.
- Ekstrak cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai obat tifus
- Cacing wawo dan cacing palolo keduanya dapat dikonsumsi dan mengandung protein
tinggi
- Pada zaman dulu lintah dipergunakan dalam bidang kedokteran, terutama untuk
menyedot darah kotor atau cairan nanah dari bagian tubuh tertentu.
 Merugikan
- Di alam bebas lintah dan pacet bersifat ektoparasit yang merugikan bagi hewan, bahkan
manusia karena menghisap darah.

f) Filum Mollusca/Hewan Lunak


Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk
dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti dari
berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton, dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca
merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang dalam
bentuk fosil. Mollusca hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat berada
di palung laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan mudah di
sekitar rumah kita. Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi
(malacology).
1. Ciri-Ciri Mollusca
 Mempunyai ukuran dan tubuh yang bervariasi
 Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
 Merupakan tripoblastik selomata
 Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang belakang)
 Hidup di air dan didarat
 Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Mempunyai radula (lidah bergigi)
 Bersifat hewan heterotrof
 Berkembangbiak secara seksual
 Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral
 Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan dan betina) dalam satu
tubuh.
 Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut
kelasnya. Kaki yang beradapatasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor
substrat, berang atau melakukan pergerakan.
 Struktur tubuh Mollusca
Tubuh Mollusca mempunyai 3 truktur utama antara lain sebagai berikut.
Kaki, merupakan penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca ini
berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis Mollusca kaki
digantikan dengan tentakel yang fungsinya dalam menangkap mangsa.
Massa Viseral, yaitu bagian tubuh yang lunak tempat terdapatnya organ-organ tubuh.
Massa yang dselubungi oleh jaringan tebal yang disebut dengan mantel.
Mantel, merupakan bagian yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada
mantel terdapat rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus dan
cairan hasil ekskresi. Mantel bisa mensekresikan komponen yang membentuk
cangkang.

Struktur Tubuh Mollusca

 Sistem organ Mollusca


Sistem Peredaran Darah Mollusca
Sistem peredaran darah Mollusca ialah sebuah sistem peredaran darah terbuka,
kecuali pada kelas cephalopoda. Arti sistem peredaran darah terbuka yaitu darah
mengalir dari rongga terbuka pada tubuh dan tidak ada arteri atau vena utamanya
yang bisa meningkatkan tekanan darah, sehingga tekanan darahnya lambat dan juga
organ tergenang oleh darah. Sistem peredaran darahnya terdiri dari jantung dan
pembuluh darah, jantung terdiri dari satu atau dua atrium dan satu ventrikel.
Sistem Pencernaan Mollusca
Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus.
Pada jenis Mollusca tertentu, dibagian mulutnya terdapat organ seperti rahang dan
lidah yang bergerigi yang bisa bergerak ke depan dan belakang.
Sistem Saraf Mollusca
Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus dan serabut
saraf lainnya dengan menyebar dari cincin tersebut untuk mempersarafi berbagai
organ.
Sistem Ekskresi Mollusca
Sistem ekskresi Mollusca yaitu berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal,
Nefridia juga mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan.
Sistem Respirasi Mollusca
Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, Bila hewan yang hidup di air maka yang
berperan yaitu insang, sedangkan yang hidup di darat melalui paru-paru namun juga
bisa terjadi melalui pertukaran udara dengan memakai terdapat di mantel, sistem ini
berfungsi mirip dengan paru-paru.

2. Klasifikasi Molusca
a. Amphineura
Amphineura adalah jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura mempunyai tubuh
simteri bilateral. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Hidup di sekitar
pantai. Contoh: Chiton.
Gambar Chiton sp.
b. Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atau di pantai, mempunyai cangkang yang tajam, berbentuk
seperti terompet, mempunyai kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak
mempunyai insang. Contoh: Dentalium vulgare.

Gambar Dentalium vulgare


c. Gastropoda
Gastropoda merupakan hewan yang berjalan dengan kaki perut. Hidupnya di darat, air tawar,
maupun di laut. Umumnya Gastropoda mempunyai cangkang. Contoh: bekicot [Achatina
fulica]

Gambar Bekicot/Achatina fulica


d. Cephalopoda
Cephalopoda merupakan hewan yang memiliki kaki di bagian kepala sebagai alat geraknya,
memiliki endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral.
Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Contoh: cumi-cumi [ Loligo sp.], gurita
[Octopus sp.]

Gambar gurita [Octopus sp.] Gambar cumi-cumi [ Loligo sp.],


Gambar Nautilus

e. Pelecypoda (Bilvalvia/Lamellibranchiata)
Pelecypoda mempunyai bentuk kaki pipih seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia
merupakan hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Mempunyai sistem saraf dan
otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut. Contoh: Meleagrina (kerang
mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram), Panope generosa (kerang raksasa).

Gambar Meleagrina (kerang mutiara) Gambar Ostrea (tiram)

3. Peranan Mollusca
 Menguntungkan
- Bahan makanan berptotein tinggi misalnya bekicot, cumi-cumi, kerang
- Menghasilkan mutiara sebagai bahan perhiasan, misalnya tiram mutiara dan kerang
mutiara
 Merugikan
- Merusak galangan kapal, yaitu Teredo navalis
- Hama di kebun, yaitu bekicot
- Merupakan perantara penyakit cacing hati yaitu Lymnaea/siput

g) Filum Arthopoda
Arthropoda berasal dari kata arthro dan poda, arthro artinya ruas, buku, atau segmen; dan
poda/podos artinya kaki. Dengan demikian, Arthropoda merupakan hewan yang memiliki tubuh
dan kaki berbuku-buku atau bersegmen. Arthropoda hidup pada
1. Ciri-Ciri Arthropoda
 Habitat daratan, air tawar, dan air laut.
 Tubuh dan kaki yang bersegmen.
 Termasuk golongan hewan triplobastik selomata, yaitu rongga tubuh sejati dan memiliki
tiga lapisan tubuh.
 Tubuh diselimuti eksoskeleton (terbuat dari senyawa protein dan kitin) yang berfungsi
untuk melindungi dan membentuk kerangka tubuh.
 Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut
(abdomen).
 Sudah memiliki sistem saraf, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem peredaran darah
maupun indra.
 Menggunakan insang, trakea, permukaan tubuh, atau paru-paru buku sebagai alat
respirasi.
 Termasuk hewan berumah dua artinya jenis kelamin sudah terpisah antara jantan dan
betina.
 Sistem organ Arthropoda
Sistem Pencernaan
Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan
dilengkapi alat pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan
anus . Mulut dilengkapi dengan alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior
Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena
mengandung hemosianin.
Sistem Pernapasan
Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru buku atau
melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Sistem Ekskresi
Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan
pembuluh malpighi yang berupada pada usus belakang
Sistem Saraf
Sistem saraf arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena.
Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan
Sistem Reproduksi
Reproduksi dilakukan dengan seksual dan aseksual. Seksual, yaitu dengan fertilisasi
internal (pembuahan terjadi di dalam tubuh). Aseksual, yaitu dengan partenogenesis
(jantan tidak terlibat dalam proses pembuahan) dan paedogenesis (reproduksi terjadi
pada individu muda).

2. Klasifikasi Arthropoda
a. Kelas Arachnoidea
- Tubuh Arachnoidea terbagi menjadi dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala yang bersatu
dengan dada) dan abdomen. Pada sefalotoraks terdapat empat pasang kaki, sepasang
alat sengat yang beracun (kalisera), dan sepasang alat capit (pedicalpus).
- Pada Arachnoidea tidak terdapat antena. Arachnoidea menggunakan paru-paru buku,
trakea atau keduanya sebagai alat pernapasannya.

Gambar Struktur Tubuh Arachnoidea

- Arachnoidea memiliki 3 ordo, yaitu Scorpionidae (kalajengking), Arachnida (laba-laba),


dan Acarina (kutu, tungau, caplak). Arachnoidea merupakan sumber makanan bagi
predatornya, namun beberapa Arachnoidea merupakan hama bagi tumbuhan dan
parasit pada hewan ternak sehingga bersifat merugikan.
- Contoh spesies dari kelas Arachnoidea, yaitu Thelyphonus caudatus (kalajengking),
Heterometrus cyaneus (kalajengking biru), Nephila (laba-laba), dan Boophilus annulatus
(parasit pada sapi).

Gambar laba- laba Gambar Kalajengking

b. Kelas Crustacea
- Crustacea adalah hewan bercangkang. Cangkang merupakan rangka luar yang keras
terbuat dari zat kitin dan kapur.
- Tubuh Crustacea terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sefalotoraks dan abdomen. Terdapat
karapas yang befungsi untuk melindungi sefalotoraks. Pada bagian sefalotoraks
terdapat dua pasang antena yang dilengkapi bintik mata sebagai alat indra dan statolith
sebagai alat keseimbangan tubuh. Pada tiap ruas abdomen terdapat satu atau beberapa
pasang kaki.

Gambar Struktur Tubuh Custacea

- Crustacea memiliki dua ordo, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Crustacea banyak
diolah sebagai makanan oleh manusia karena memiliki protein yang tinggi seperti
udang dan lobster. Namun, beberapa Crustacea seperti ketam dan yuyu merupakan
hama bagi tanaman tertentu.
- Contoh spesies dari kelas Crustacea yaitu Penaeus (udang windu), Macrobium
resenbergi (udang galah), Cambarus virilis (udang air tawar), Parathelpusa tredenlata
(ketam), Portunus sexdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan)

Gambar Kepiting Gambar Udang Windu

c. Kelas Myriapoda
- Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki pada tiap ruas tubuh nya.
- Myriapoda tidak memiliki dada sehingga bagian tubuh Myriapoda hanya terbagi
menjadi kepala dan abdomen. Terdapat sepasang antena dan mulut bertaring pada
bagian kepala Myriapoda.
- Tubuh Myriapoda panjang dan bersegmen dan pada tiap segmen tubuh terdapat satu
hingga dua pasang kaki.

Gambar Struktur Tubuh Myriapoda

- Kelas Myriapoda memiliki dua ordo, yaitu Diplopoda dan Chilopoda. Diplopoda
merupakan hewan yang memiliki dua pasang kaki di setiap ruas abdomen, sementara
Chilopoda memiliki sepasang kaki pada setiap ruas abdomen.
- Contoh dari ordo Diplopoda yaitu Julus teristris (keluwing) dan Lulus sp. (kaki seribu).
Sedangkan contoh ordo Chilopoda adalah kelabang (Scutigera sp.).
- Myriapoda berperan sebagai hewan pendaur ulang atau pemakan sisa-sisa sampah
(detritivor).

Gambar Keluwing dan Kelabang


d. Kelas Insekta
- Insekta atau serangga medominasi jumlah hewan yang banyak ditemukan di alam.
- Tubuh insekta terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan abdomen. Pada
kepala terdapat mulut, reseptor kimia dan mekanik berupa antena, mata tunggal, dan
mata majemuk. Bagian tubuh insekta dilindungi oleh eksoskeleton. Pada umumnya
Insekta memiliki sayap dan bernafas menggunakan trakea.

Gambar Struktur Tubuh Insecta

- Insekta memiliki empat tipe mulut, yaitu tipe dipteran (penjilat dan pengisap), tipe
lepidopteran (penghisap), tipe hemipteran (penusuk dan pengisap), dan tipe
orthopteran (penggigit)
Gambar Tipe-tipe Mulut Insecta

- Insekta merupakan hewan yang mengalami metamorphosis. Metamorphosis merupakan


perubahan bentuk dari telur hingga menjadi hewan dewasa yang terjadi selama proses
pertumbuhan. Terdapat dua macam metamorfosis pada Insekta, yaitu:
 Metamorfosis sempurna/Holometabola
Proses:
Telur   larva (ulat)   pupa (kepompong)   imago (hewan dewasa).
Contoh: lebah dan kupu-kupu.
 Metamorfosis tidak sempurna/Hemimetabola
Proses:
Telur   hewan muda (nimfa)   imago (hewan dewasa).
Contoh: belalang dan jangkrik.
- Berdasarkan keberadaan sayapnya, kelas Insekta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 Pterygota, merupakan kelompok serangga bersayap sayap. Pterygota memiliki 10
ordo, yaitu: Odonata (capung); Homoptera (kutu); Coleoptera (kepik, kumbang):
Orthoptera (belalang sembah); Hemiptera (walang sangit); Isoptera (laron);
Lepidoptera (kupu-kupu); Diptera (nyamuk); Siphonoptera (kutu anjing); dan
Hymenoptera (lebah).
 Apterygota, merupakan kelompok serangga tanpa sayap, seperti kutu buku
(Lepisma).
- Insekta bereperan dalam membantu penyerbukan pada tanaman, penghasil madu
(lebah), sutra (ulat sutra), predator hama, dan membantu menguraikan sampah. Namun,
beberapa Insekta juga bersifat hama (wereng padi), parasit, dan dapat menjadi vektor
penyakit (Trypanosoma sp. vektor malaria.)

3.. Peranan Arthropoda


 Menguntungkan
- Sumber bahan makanan, misalnya udang, kepiting
- Menghasilkan madu, yaitu lebah madu
- Menghasilkan sutera, yaitu ulat sutera
- Perantara penyerbukan pada tumbuhan misalnya kuPu-kupu
- Pemakan sisa-sisa sampah (detritivor).
 Merugikan
- Vektor perantara menyakit, misalnya nyamuk dan lalat
- Bersifat sebagai hama misalnya wereng yang menyerang tanaman padi
- Parasit pada beberapa jenis hewan
h) Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata echinos dan derma. Echinos artinya duri, derma artinya kulit.
Sehingga, Echinodermata adalah hewan yang memiliki duri pada bagian kulitnya.
1. Ciri-ciri Echinodermata
 Hidup pada habitat air laut
 Bagian luar tubuhnya sangat keras, tersusun dari zat kapur/kitin.
 Memiliki lima lengan secara radial dan simetris
 Memiliki kemampuan autotomi, yaitu kemampuan untuk memutuskan bagian tubuh
(umumnya pada lengan) jika merasa terancam dan dapat menumbuhkannya kembali ke
bentuk semula. Termasuk hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki rongga tubuh sejati
yang tersusun dari 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
 Pergerakan Echinodermata menggunakan sistem amburakral, yaitu gerakan lengan terjadi
akibat adanya perubahan tekanan air di dalam sistem pembuluh air. Selain untuk bergerak,
sistem amburakral pada Echinodermata juga dimanfaatkan untuk menangkap mangsa dan
bernapas. Berikut mekanisme pergerakan sistem amburakral yang dilakukan
Echinodermata:
Pada bagian atas tubuh Echinodermata terdapat suatu lubang disebut madreporit
yang dilengkapi oleh saringan (pori).
Air memasuki lubang madreporit menuju saluran cincin dan akan tersebar ke dalam
saluran radial kaki tabung
Air disemprotkan pada kaki tabung untuk memunculkan tekanan hidrolik agar kaki
tabung dapat menjulur keluar.
Hal tersebut menyebabkan ampula dapat melekat pada substrat lain dan
memungkinkan Echinodermata untuk bergerak dan berpindah tempat.

2. Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan karakteristiknya, Filum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
a. Asteroidea (bintang laut)
Bentuk tubuh seperti bintang. Hidup pada habitat pesisir pantai. Memiliki lima
lengan yang berduri pendek dan tumpul pada permukaan tubuhnya. Alat gerak berupa kaki
ambulakral. Tubuh dibedakan menjadi sisi oral atau sisi bawah (tempat mulut) dan sisi
aboral atau sisi atas (tempat anus). Lapisan permukaan paling luar tersusun dari
lapisan sel epidermal yang bersilia dan memiliki endoskeleton dibawahnya.

Gambar Stuktur Tubuh Asteroidea


Contoh Asteroidea adalah Culcita (bintang laut berkulit), Linkia laevigata (bintang laut biru),
Pentaceros (bintang laut bertanduk), Astrias vulgaris (bintang laut besar), dan Ctenodiscus
(bintang laut lumpur).

Gambar Astrias vulgaris Gambar Ctenodiscus crispatus

b. Ophiuroidea
Sering disebut sebagai bintang ular karena memiliki lengan yang panjang dan
pergerakannya seperti ular.

Gambar Stuktur Tubuh Ophiuroidea

Habitatnya berada pada perairan laut dalam dan dangkal, khususnya di balik batu
karang atau terkubur dalam pasir. Memiliki madreporit yang terletak pada bagian bawah
(mulut) dan tidak memiliki anus, sehingga sisa makanan dikeluarkan melalui mulut.
Contoh Ophiuroidea adalah Ophiothrix fragillis dan Ophiopholis aculeata.

Gambar Ophiothrix fragillis Gambar Ophiopholis aculeata

c. Crinoidea
Berbentuk menyerupai bunga lili (lili laut) dan memiliki lima buah lengan yang
bercabang. Hidupnya menempel pada substrat dan membentuk koloni sehingga terlihat
seperti taman laut. Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, Crinoidea akan melepaskan
diri dari substrat dan berpindah ke tempat lain. Tidak memiliki madreporit, mulut dan anus
terletak pada bagian oral. Pada bagian aboral terdapat kaliks, yaitu lempengan kapur yang
berbentuk seperti cangkir. Contoh Crinoidea adalah Antedon sp. dan Holopus sp.
Gambar Antedon sp. Gambar Holopus sp.

d. Echinoidea
Echinoidea biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang, dasar laut, dalam
lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan muara sungai, tubuh berbentuk bola, seperti
mangkuk, oval atau bentuk jantun, tubuh tertutup oleh cangkang endoskeleton dari
lempeng-lempeng kalkareus yang sebelah luar, dibedakan ke dalam 5 daerah ambulakral
berseling dengan 5 daerah inter-ambulakral, kaki tabung keluar dari lubang-lubang dari
lempeng-lempeng ambulakral dan berfungsi untuk pergerakan.

Gambar Struktur Tubuh Echinoidea

Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang
bersifat membrane. Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat
membrane. Lekuk-lekuk ambulakral tidak ada. Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3
jepit. Tidak memliliki lengan.
Contoh: Bulu babi (Diadema) dan landak laut (Echinus).

Gambar Echinus esculentus Gambar Diadema setosum

e. Kelas Holothuroidea
Tubuhnya simetri bilateral, biasanya memanjang atau dengan mulut terletak pada satu
ujung dan anus terletak pada ujung yang lain, permukaan tubuh kesat, tidak ada spina atau
duri, endoskeleton tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis atau lempeng-lempeng
tertanam di dalam dinding tubuh, mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel, podia atau
kaki tabung biasanya ada dan berfungsi untuk pergerakan.
Gambar Struktur Tubuh Holothuroidea

Contoh anggota kelas Holothuroidea adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang


(Holothuria sp.)

Gambar Holothuria  sp.


3. Peranan Echinodermata
 Menguntungkan
- Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi.
-Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk
teripang dan obat
- Membersihkan laut karena memakan pemakan sisa-sisa
 Merugikan
- Echinoderma Dapat merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena
Echinoderamata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
- Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati
olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.
- Beberapa jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.

2. Chordata [Vertebrata]
Chordata adalah kelompok hewan yang memiliki notokorda, tali saraf dorsal berongga, celah
faring (pharyngeal slits), endostyle, dan ekor berotot yang melewati anus.
Chordata terbagi menjadi empat subfilum:
 Vertebrata
 Urochordata
 Cephalochordata
 Hemichordata
Ciri umum hewan yang termasuk filum Chordata:
 Memiliki notokord, yaitu kerangka berbentuk batangan keras tetapi lentur. Notokord terletak di
antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu
kerangka.
 Memiliki tali saraf tunggal, berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung
anterior yang membesar berupa otak.
 Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
 Memiliki celah faring.

a. Ciri-ciri Vertebrata ( Hewan yang bertulang belakang)


Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebrae. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke
dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis Pisces, Amfibia, Reptil,Aves , serta hewan
Mamalia. Kecuali jenis-jenis dari kelompok Pisces, vertebrata diketahui memiliki dua pasang
tungkai. Adapaun ciri-ciri umum vertebrata adalah sebagai berikut.
- Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
- Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
- Tubuh berbentuk simetris bilateral.
- Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada
contohnya pada katak dewasa.
- Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
 Mempunyai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian.
Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh maupun kelenjar eksokrin penghasil
enzim
 Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang , dimana otak dibungkus
cranium ( tergolong Craniata)
 Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan
kondisi lingkungan (poikilotermal)
 Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum
 Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah
vertran (depan) dan tulang belakang
 Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
 Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa
ovarium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma

b. Anggota Vertebrata
Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas:
1. Pisces
Ciri-ciri utama hewan pisces sebagai berikut:
 Hewan berdarah dingin (poikilotermis) yang hidup di dalam air
 Bernapas dengan insang (operkulum) dan di bantu oleh kulit
 Jantung tersusun 2 ruang terdiri atas satu serambi dan satu bilik
 Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi
berenang
 Fertilisasi eksternal
 Reproduksi dengan ovipar (bertelur)
 Alat gerak berupa sirip
 Terdapat anus dan urogenital

Contoh Pisces
Klasifikasi Pisces
a. Chondrichtyes /Ikan bertulang rawan
Contoh: ikan pari dan ikan hiu
b. Osteichtyes/Ikan bertulang sejati
Contoh: Ikan tuna, ikan salmon, ikan mas, ikan lele, kuda laut

2. Amphibi
(Latin amphi = dua, bia = hidup)
Ciri-ciri utama hewan Amfibia sebagai berikut:
 Berkulit licin tidak bersisik, kulit tpis dan lembab
 Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga
tergolong hewan poikilotermis ( berdarah dingin)
 Fertilisasi secara eksternal di air atau di tempat lembab
 Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang
 Ruang jantung ada 3 terdiri atas dua serambi satu bilik
 Alat gerak dengan tungkai kecuali urodella
 Tidak terdapat anus namun berupa kloaka
 Bernafas dengan kulit dan paru paru

Contoh Amfibi
Klasifikasi Amfibia
a. Anura : Amfibia yang tidak berekor, contohnya katak dan kodok
b. Urodela : Amfibia yang berkaki dan berekor, contohnya salamander
c. Apoda : Amfibi yang memiliki bentuk tubuh panjang mirip cacing, contohnya salamander
cacing 

3. Reptilia
(Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
Ciri-ciri utama hewan Reptilia sebagai berikut:
 Memiliki kulit bersisik dari zat tanduk
 Bergerak dengan tungkai dengan jari lima kecuali ophidia
 Bernapas dengan paru-paru
 Jantung beruang empat belum sempurna terdiri 2 serambi masih berlubang dan 2 bilik
 Menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan poikilotermis
 Fertilisasi secara internal
 Menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang , Ada
sebagian yang ovovivipar ( kadal , ular boa)
 Tidak terdapat anus namun berupa kloaka
Contoh Reptilia

Klasifikasi Reptilia
a. Crocodilia, contoh : buaya dan aligator
b. Ophidia, contoh : ular
c. Lacertilia,contoh : kadal dan komodo 
d. Squamata, contoh : cecak , tokek 

4. Aves
Ciri-ciri utama Aves sebagai berikut:
 Tubuh tertutup oleh bulu
 Berparuh dari bahan keratin , tidak bergigi
 Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangnya kuat namun ringan
 Memiliki empedal untuk menghacurkan makanan
 Bernapas dengan paru-paru , memiliki kantung udara untuk membantu pernafasan
ketika terbang membantu paru paru
 Jantung beruang empat sempurna terdiri atas dua serambi dan dua bilik
 Homoiotermis : suhu tubuh tidak mengikuti suhu lingkkungan
 Fertilisasi terjadi secara internal
 Bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning
telur besar mengerami telurnya dan merawat anaknya
 Tidak terdapat anus namun berupa kloaka

Contoh Aves

5. Mamalia
Berasal dari Bahasa Latin mammae yang artinya kelenjar susu/glandula mammae, sehingga
mamalia artinya hewan menyusui
Ciri-ciri utama hewan mamalia sebagai berikut:
 Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti paus, lumba-
lumba
 Berdarah panas ( homoiotermis)
 Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
 Fertilisasi internal
 Bernafas dengan paru-paru
 Terdapat 4 ruang jantung yang sempurna tersusun dari dua serambi (atrium) dan dua
bilik ( ventrikel)
 Beranak ( vivipar) kecuali Platypus
 Terdapat anus dan urogenital
 Tubuhnya ditutup oleh rambut
 Ciri khasnya mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) sehingga menyusui anaknya

Contoh Mammalia

Anda mungkin juga menyukai