Anda di halaman 1dari 63

Porifera, porus = lubang kecil (pori) dan ferre = mempunyai.

Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya. Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler yaitu tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja sendiri. Belum ada koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya. Porifera termasuk hewan diploblastik karena tubuh hewan ini terdiri dari sua lapis sel. Selsel yang melapisi bagian luar tubuh disebut sel epithellum dermal (dermal amoebosit), sedangkan sel-sel bagian dalam tubuh yang melapisi spongocoel terdiri atas sel-sel bersilia yang disebut sel leher atau choanosit. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat zat antara yang tersusun dari vahan gelatin yang disebut mesenkim. Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal, sampai kedalaman 3,5 meter, dan hanya satu suku (familia) yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae. Porifera mempunyai bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel). Sedangkan lapisan dalam tersusun atas selsel berleher dan berflagel disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan. Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel arkheosit. Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat. Spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon. Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi. Gambar

Karakteristik porifera Ciri-ciri umum Porifera adalah sebagai berikut: Tubuhnya asimetris maupun simetris, berbentuk radial simestris

Tubuhnya terdiri dari 2 lapisan sel (dipoblastik), sel-selnya tersusun sebagai jaringan yang belum sempurna dengan mesenkim di antaranya Tubuh berpori, mikroskopik, pori-pori disebut ostia, yang mempunyai saluran dalam rongga tubuh pada ujung bebas terdapat oskulum. Sebagian atau seluruh bagian dalam tubuh merupakan sel-sel koanosit (suatu sel yang berflagel) Porifera belum mempunyai organ, simetri tubuh, sel-sel pengindra, sel saraf, saluran pencernaan., jaringan saraf maupun mulut. Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri dan plankton.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit. Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Mereka mempunyai daya regenerasi yang tinggi, artinya mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang (rusak). Hidupnya melekatkan diri pada suatu dasar. Hidup di air tawar. Morfologi tubuhnya biasanya menyerupai tumbuhan seperti piala atau seperti vas bunga. Reproduksi Porifera Proses reproduksi berlangsung dengan dua cara, yaitu: 1. Vegetatif (aseksual), yaitu dengan cara: Membentuk kuncup Membentuk butir gemmule 2. Sexual Generatif (seksual) terjadi dalam tubuh itu sendiri, karena di tempat itu telah terdapat ovum dan spermatozoid. Gambar Struktur Tubuh Porifera

System pencernaan Porifera Berdasarkan atas kerangka tubuh (sifat skeletonnya) atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

1. Kelas Calcarea, kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat, skeleton terdiri dari spikula zat kapur (CaCO3). Misalnya Scypa, Grantia, Leucosolenia botrioides, Sycon ciliatum, Clathrina sp. 2. Kelas Hexatinellida, kerangka tubuh berupa spikula yang mengandung Silikat atau Kersik (SiO2). Bentuk tubuh umumnya berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella aspergilium, Phenorem sp. 3. Kelas Demospongia, kerangka tubuh terbuat dari spongin saja, atau campuran spongin dan zat kersik. Misalnya Euspongia sp dan Spongilla sp. Demospongia dibagi menjadi dua ordo: a. Ordo Tetraxonida Termasuk dalam famili Desmacidonidae. Sponge tegak, bercabang-cabang, dan kadang-kadang beranastomose. Bentuknya bermacam-macam, padat (massife), berbentuk tabung, dan sistem kanalnya kompleks. Contoh: Microciona sp. b. Ordo Keratosa Sponge ini terdiri dari serabut spongin dari zat tanduk, termasuk famili Spongiidae, tubuhnya pipih massif, membentuk jala kecil yang sering terdapat pasir atau benda asing lainnya, dan tipe kanalnya leucon. contohnya Euspongia sp. Tipe Tubuh Porifera Berdasarkan sistem saluran air (susunan kanal) yang terdapat pada Porifera, hewan ini dibedakan atas tiga tipe tubuh, yaitu tipe Ascon, tipe Sycon dan tipe Rhagon. 1. Tipe Ascon Tipe Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek (prosopil), lurus ke spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon misalnya Leucoslenia. 2. Tipe Sycon Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit spongocoel keluar melalui oskulum, misalnya Scypha. 3. Tipe Rhagon (Leucon) Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat. Misalnya Euspongia dan Spongida. Air masuk melalui pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum. Peranan Porifera bagi Kehidupan. Hewan Porifera tidak ada yang merugikan bagi kehidupan kita, tetapi ada yang dapat berguna untuk kehidupan kita, yaitu dari golongan Demospongiae, khususnya Euspongia officinalis. Bila dikeringkan, Euspongia officinalis dapat digunakan sebagai spons untuk alat penggosok badan sewaktu mandi atau dapat digunakan sebagai pembersih kaca. Ada juga yang memanfaatkannya untuk hiasan, yaitu dari Porifera yang sudah mati.

Gambar 8.9 Demospongia

Pengertian Platyhelminthes Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasite. Ciri-ciri umum Bentuk tubuh pipih Hidup bersifat parasit Mempunyai alat penghisap Saluran pencernaan belum sempurna Ciri-ciri umum Platyhelminthes
Hewan

triploblastik aselomata dengan tubuh simetri bilateral, berbentuk pipih, memiliki system saraf, sistem pencernaan satu lubang, tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi, dan eksresi. Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit dalam tubuh manusia dan hewan. tubuh tidak bersegment, sistem pencernaan tidak sempurna. ekskresi dengan menggunakan flame sel (sel api). memiliki sistem saraf tangga tali dan memiliki mata memiliki daya regenerasi yang tinggi, serta bersifat hermafodit (banci atau dwi kelamin). Struktur tubuh Platyhelminthes Semua anggota filum ini berbentuk simetri bilateral dan memiliki bagian kepala. Sudah memiliki tiga lapisan tubuh; ektoderm, mesoderm dan endoderm. Tipe rongga tubuhnya termasuk acoelomata berbetuk kantung dengan satu lubang. Lapisan mesoderm memunculkan otot dam organ perkembangbiakan. Hewan dewasa yang hidup bebas telah memiliki otot, serabut saraf dan organ pencernaan tapi belum memiliki alat pernafasan dan sistem peredaran darah. Cacing pipih seperti planaria memiliki percabangan rongga gastrovascular sebagai tempat pencernaan ekstraseluler juga sebagai tempat mendistribusikan sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Pertukaran gas melalui difusi lewat kulit. Platyhelminthes telah memiliki sistem pengeluaran yang juga berfungsi sebagai sistem osmo-regulasi. Cacing pipih memiliki sistem saraf tangga-tali yang tersusun dari pasanganpasangan ganglion yang membentuk otak dihunungkan lewat sel-sel saraf menuju sel-sel sensori di lapisan tubuh Filum Platyhelminthes yang parasit seperti cacing kait dan cacing pita dicirikan dengan modifikasi berikut;

hilangnya bagian kepala membentuk bantalan kepala berkait dan berpenghisap untuk melekatkan diri pada inang. Perkembangan ekstensif dari sistem reproduksi bertepatan dengan hilangnya sistem-sistem lain. Hilangnya perkembangan sistem saraf dan gastrovaskular yang baik Mengembangkan sistem kulit yang melindungi mereka dari cairan pencernaan inang. Sistem Reproduksi Platyhelminthes

1. 4.

a) b)

Secara aseksual yaitu dengan fragmentasi dan diikuti regenerasi. Secara seksual yaitu dengan cara sendiri atau silang.

Klasifikasi Platyhelminthes Klasifikasi 1. Kelas turbellaria, contoh: Planaria 2. Kelas trematoda, contoh: Fasciola hepatica (cacing hati) 3. Kelas cestoda, contoh: Taenia solium a. Turbellaria Kelas Turbellaria termasuk planaria air tawar seperti Dugesia yang memberi makan organism kecil atau tetap sebagai makhluk kecil. Kepala planaria berbentuk ujung panah, dengan tambahan sisinya sebagai pengindera makanan atau keberadaan organism lain. Cacing pipih mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak seperti mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan berbagai gerak. Sel kelenjar mengeluarkan material lendir untuk hewan ini dapat meluncur. Memiliki sel api sebagai sistem ekskresi yang terdiri dari serangkaian kanakanal yang saling berhubungan di sepanjang kedua sisi longitudinal tubuhnya. Sel api adalah sel berbentuk gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang di bagian tengah gelembung itu. Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis. Planaria bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan individu baru, maupun seksual bersifat hermaphrodit.

b. Trematoda Kelas Trematoda termasuk cacing kait (flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru. Cacing kait tidak memiliki kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem pencernaan, sistem saraf dan sistem pembuangan yang kurang tapi sistem reproduksinya berkembang baik walau hermaphrodit. Cacing kait darah menyebabkan penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan betina. Cacing betina menumpuk/menyimpan telur-telurnya dalam pembuluh darah di sekitar usus inang. Telur-telur ini bermigrasi ke usus lalu dikeluarkan tubuh bersama feses. Telur menetas menjadi larva di dalam air dan berenang mencari siput air. Larva bereproduksi secara aseksual dan akhirnya meninggalkan siput. Ketika larva menembus kulit manusia, selanjutnya akan matang di hati lalu menembus pembuluh darah pada usus. c. Cestoda Kelas Cestoda terdiri dari cacing pita. Bagian scolex memiliki pangait dan pengisap yang memungkinkannya menempel pada dinding usus inang. Di bawah skolex terdapat leher yang pendek dan tali panjang proglottid, dimana setiap proglottid berisi satu set penuh organ kelamin jantan dan betina dan stuktur lainnya.

Seteleh terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan keluar bersama feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya menjadi sistiserkus di dalam otot inang. Jika manusia memakan daging babi atau sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak sempurna, maka manusia akan terinfeksi cacung ini. Daur hidup Fasciola hepatica Telur keluar bersama feces domba menjadi mirasidium. Kemudian mirasidium berenang di air dan jika bertemu dengan siput air tawar, maka mirasidium akan masuk ke tubuh siput. Di dalam tubuh siput mirasidium membesar menjadi sporokista. Sporokista berpartenogenesis menjadi redia, kemudian redia berpartenogenesis menjadi serkaria. Serkaria keluar dari tubuh siput dan melepas ekornya di rumpu menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri membentuk kista. Apabila kista dimakan domba, kista akan menembus dinding usus halus menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa bertelur dan telur dikeluarkan bersama feces.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak sempurna, tanpa anus. Contoh Platyhelmintes adalah Planaria. Planaria mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, faring, usus (intestine) yang bercabang 3 yakni satu cabang ke arah anterior dan 2 cabang lagi ke bagian samping tubuh. Percabangan ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan. Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga buangan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Perhatikan gambar susunan saluran pencernaan Planaria berikut ini.

Gambar 11. Susunan saluran pencernaan Planaria Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabangcabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan sel api Planaria di bawah ini.

Gambar 12 a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api (flame cell)

Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglia ini dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk tangga tali saraf yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabangcabang ke seluruh tubuh. Perhatikan gambar sistem saraf Planaria berikut!

Sistem saraf Planaria Reproduksi pada cacing pipih seperti Planaria dapat secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) dengan regenerasi yakni memutuskan bagian tubuh. Sedangkan reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit. Sistem reproduksi seksual pada Planaria terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis. Perhatikan gambar sistem reproduksi Planaria.

Gambar 14. Sistem reproduksi Planaria Selanjutnya perhatikan gambar reproduksi aseksual Planaria di bawah ini!

Gambar 15. Reproduksi aseksual Planaria A. Terpotong secara alami B. Dibelah dua C. Dibelah tiga

Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia Platyhelminthes kebanyakan merugikan ma-nusia. Sebagian besar hidup sebagai parasit di dalam usus, ataupun dalam hati. Cacing yang hidup di dalam usus, menghisap sari makanan. Sklangkan yang hidup di dalam hati, merusak jaringan di dalam hati dan juga mengisap makanan yang ada di dalam hati.

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin annul/annelus = cincin, gelang dalam bahasa Yunani eidos = bentuk yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulutusus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata. 1.1 Ciri-ciri Umum Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:

Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh Triploblastis Tiap segmen dipisahkan oleh septa Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea) Punya parapodia Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta) Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta) Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus) Reproduksi: -seksual/genertif: konjugasi -Aseksual/vegetatif: fragmentasi regenerasi

Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal) Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan) Statosida indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.

Sirkulasi: peredaran darah tertutup. Habitat: -tanah yang lembab -air laut -air tawar 1.2. Sruktur Tubuh
Bilateral simetris: Triboplastik,

organ yang memiliki dua sisi

Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.

Bersegmen,

tubular dan memanjang

Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas disebut metamere.
Tubuh

ditutupi oleh kutikula fleksibel

Strukur tubuh annelida 1.3 Fisiologi 1.3.1 Alat gerak Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea) Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta ini terdapat pada tonjolan di samping.

Punya parapodia Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi Parapodia terdiri dari sejumlah seta; Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang. 1.3.2 Sistem Respirasi Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab. 1.3.3 Sistem Pencernaan Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.

1.3.4 Sistem Reproduksi Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas. 1.3.5 Sistem Eksresi Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor. 1.3.6 Sistem Saraf dan Indera Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas. Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk otak Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf 1.3.7 Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh. Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan. 1.4 Habitat dan Ekologi Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri. 1.5 Klasifikasi

Annelida dibagi menjadi lima kelas, yaitu: 1. Polychaeta (cacing berambut banyak) Berdasarkan perkembangan anterior dan cara hidup dapat dibedakan menjadi: Erratia Sedentaria 1. Olygochaeta (cacing berambut sedikit) 2. Hirudinae (tidak punya rambut); Bangsa Acanthobdellia Bangsa Rhynchobdellida Bangsa Gnathobdellia Bangsa Pharyngobdellida 1. Archiannelida 2. Echiuoroidea 1. Kelas Polychaeta Polychaeta, dalam bahasa Yunani poly = banyak, chaetae = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius; habitat lautan, ada juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di air tawar atau bahkan terrestrial (di wilayah tropic). Peranan Annelida Bebrerapa jenis annelida erguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat baik untuk bahan pakan ternak. Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsure hara tanah. Lantah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi.selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfuse darah.

Ada kurang dari 80.000 species yang termasuk kedalam filum ini. Mollusca adalah golongan hewan yang bertubuh lunak tidak beruas dan tubuh dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (Kalsium karbonat). Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Cangkang ini dibentuk oleh lapisan dinding tubuh yang disebut mantel. Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional yaitu ekstoderm, mesoderm dan endoderm. Hewan ini memiliki coelem yang sempit. Sebagian besar moluska hidup di laut tetapi banyak juga yang hidup di air tawar bahkan beberapa hidup di darat. Filum ini dibagi menjadi 5 kelas. 1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Ciri ciri umum Mollusca Merupakan hewan triploblastik Tubuh bertipe simetri bilateral Tubuh tidak bersegmen Memiliki mantel yang dapat membuat cangkang dari kalsium, karbonat, dan kelenjar lendir Sistem pencernaan sempurna Sistem saraf terdiri atas ganglion otak, ganglion padat, dan ganglion viseral (organ dalam Sistem predaran darah terbuka, kecuali cephalopoda. Alat ekskresi berupa ginjal Alat pernapasan berupa ingsang, pulmonum, epidermis, atau mantel Tidak semua bersifat hermaprodit Pembuahan dilakukan secara eksternal

2. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. 3. Struktur dan fungsi tubuh Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama : Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang. Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu. Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan. Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal. 4. Cara hidup dan habitat Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit

5. Reproduksi Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa. KlasifikasiMollusca Klasifikasi Mollusca Berdasarkan simetri tubuh, bentuk kaki, cangkang, mantel, insang, dan sistem sarafnya, Mollusca dibagi atas lima kelas, yaitu Polyplacophora, Scapopoda, Gastropoda, Cephalopoda, dan Pelecypoda (Bivalvia).

a. Polyplacophora Ciri-cirinya yaitu, sebagai berikut : a) b) c) d) e) f) Bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak berkembang dengan baik dan terletak di bagian kepala (anterior). Anus terletak di posterior. Tidak memiliki tentakel dan mata. Kakinya pipih dan biasanya memiliki lidah parut (radula) Sistem organ dalam Tubuh Polyplacophora, yaitu : Sistem Organ Sistem Pencernaan Keterangan Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi faring perut usus halus anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang

berhubungan dengan perut. Sistem Saraf Sistem sarafnya berupa cincin esofagus dan dua cabang saraf yang mensarafi mantel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf. Sistem Peredaran darah Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen dari insang. Sistem Ekskresi Ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke arah posterior. Sistem Reproduksi Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma terdapat individu jantan dan betina.

Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Chiton sp.

b. Scapopoda

Ciri-cirinya yaitu, sebagai berikut : a) b) c) d) Bercangkang seperti kerucut atau tanduk. Kedua ujung cangkang berlubang. Kaki terdapat di daerah mulut. Tubuhnya diselubungi mantel.

Contohnya adalah Dentalium vulgare. c. Gastropoda

Ciri-ciri dari anggota kelas ini, yaitu : a) b) c) Habitatnya di laut, air tawar, atau daratan yang lembap. Bersifat herbivor. Tubuhnya terbagi atas :

- kepala, - leher, - kaki, dan - alat-alat dalam (viseral). d) Pada kepala terdapat sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang tentakel panjang sebagai alat penglihat. e) f) g) Di bawah kepala terdapat kelenjar mukosa. Kakinya lebar pipih dan selalu basah. Kaki sebenarnya merupakan perut yang tersusun oleh otot yang sangat kuat dan dapat bergerak bergelombang. h) i) Memiliki cangkang tunggal, ganda, atau tanpa cangkang. Bentuk cangkang :

- bulat, - bulat panjang, - bulat kasar, atau - bulat spiral. j) k) Cangkang umumnya spiral asimetri. Pada keadaan bahaya, cangkang ditutup oleh epifragma.

l)

Sistem organ dalam Tubuh Gastropoda, yaitu :

Keterangan Hewan yang hidup di air berespirasi dengan insang, Sistem Respirasi sedangkan yang hidup di darat berespirasi dengan rongga mantel yang berfungsi sebagai paru-paru. Sistem Pencernaan Alat pencernaan meliputi rongga mulut, kerongkongan, Makanan kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, dan anus. Saluran pencernaan berbentuk huruf U. Makanan dipotong-potong oleh rahang tanduk dan dikunyah oleh radula serta dibasahi dengan lendir dari kelenjar tubuh. Kemudian makanan ditelan ke kerongkongan dan berturut-turut menuju tembolok, lambung, dan dibuang lewat anus yang terdapat di kepala. Sistem Peredaran darah Sistem peredaran darahnya terbuka dengan jantung dan saluran darah sebagai organ transportasi. Darah (plasma dan butir darah) tak berwarna dan berfungsi mengedarkan oksigennya ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa pembakaran. Jantung terdiri atas serambi dan bilik yang dilindungi rongga perikardium. Sistem Ekskresi Organ ekskresi berupa nefridium yang terletak di dekat jantung dan saluran ureter yang terletak di dekat anus. Sistem saraf Susunan saraf berupa ganglion yang bercabang di seluruh tubuh. Sistem Reproduksi Pada Gastropoda ada hewan yang diesis dan monoesis. Pada hewan monoesis, alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu hewan, tetapi tidak dapat membuahi sendiri. Untuk melakukan pembuahan harus didahului dengan kopulasi. Ovotestis menghasilkan sperma yang disalurkan ke vasa deferensia dan akhirnya masuk ke vagina hewan lain dengan perantaraan penis yang dapat dikeluarkan dari lubang genital. Ovotestis juga menghasilkan sel telur. Sel telur ini dibawa lewat saluran hermafroditus untuk mendapat albumin kemudian uterus lalu ke oviduk. Di oviduk sel telur dibuahi sperma hewan lain. Contohnya adalah Achatina fulica (bekicot). d. Cephalopoda Cephalopoda berasal dari kata cephalo yang berarti kepala dan podos yang berarti kaki. Jadi, Cephalopoda adalah hewan yang berkaki di kepala. Ciri-ciri umumnya, yaitu : a) b) c) Tubuhnya berbentuk sekoci atau gelendong. Kulit tubuhnya dapat berubah warna. Memiliki tentakel (lengan) yang jumlahnya bervariasi dan dilengkapi alat penghisap untuk menangkap mangsa. d) Lengan dibantu sirip di kanan dan kiri tubuh yang berfungsi sebagai alat kemudi jika hewan bergerak ke depan. e) f) Kepalanya terletak di antara leher mantel dan tentakel. Pada kepala terdapat sepasang mata.

Sistem Organ

g)

Sistem organ penunjang kehidupan Cephalopoda, yaitu : Sistem Organ Sistem pencernaan Keterangan Organ pencernaan dimulai dari rongga mulut yang dikelilingi tentakel, dan berturut-turut menuju ke faring, esofagus, lambung, usus halus, dan berakhir di anus. Di faring terdapat radula dan mati. Sistem Peredaran darah Alat peredaran darahnya terdiri dari jantung sistemik, aorta, dan arteri, merupakan peredaran darah ganda dan tertutup. Sistem Ekskresi Organ ekskresi berupa nefridium yang terletak di sebelah jantung. Sistem saraf Sister saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indra sensoris juga sangat berkembang bdan dilengkapi dengan dua statosista(alat keseimbangan) dan alat pembau. Sistem Reproduksi Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Hewan jantan dan betina terpisah (diesis).

Contoh Cephalopoda ialah Octopoda, cumi-cumi, dan Nautilus. Kelas Cephalopoda dibagi menjadi dua ordo, yaitu Tetrabranchiata dan Dibranchiata. 1) Tetrabranchiata Tetrabranchiata meliputi spesies yang sangat banyak, di antaranya telah menjadi fosil(kelompok Nautiloid dan Amonoid) yang hidup di era Mesozoikum (kira-kira 60 juta tahun lalu). Contoh Nautiloid adalah genus Naulitus yang masih dapat dijumpai di lautan Pasifik dan lautan Indonesia. Ciri-cirinya, yaitu : a) Memiliki cangkang luar dari kapur yang : membelit, dan memiliki beberapa lengan.

b) Mempunyai dua pasang insang. c) Mempunyai dua pasang nefridium. d) Tidak mempunyai kromatofora. e) Tidak mempunyai kantong tinta. Salah satu famili dari ordo Tetrabranchiata adalah famili Nautilidae. Contohnya adalah Nautilus pompilus. 2) Dibranchiata Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dan lengan lebih sedikit dibandingkan Tetrabranchiata. Ciri-cirinya, yaitu :

a) Mempunyai kantong tinta. b) Mempunyai sepasang insang. c) Mempunyai sepasang nefridia. d) Memiliki kromatofora. Ordo Dibranchiata dibagi menjadi dua subordo yaitu : a) b) Decapoda, contoh : Loligo pealeii dan Sepia officinalis Octopoda; sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus Argonauta. Contoh : Argonauta argo, Octopus vulgaris, dan Octopus bairdi.

e.

Pelecypoda

Pelecypoda disebut juga Lamellibranchiata (jika insangnya berlempeng-lempeng) dan Bivalvia (jika cangkangnya berjumlah dua atau dapat dikatupkan). Anggota Pelecypoda dalam bahasa Indonesia disebut tiram atau kerang. Ciri-cirinya yaitu : a) Habitatnya di perairan, yaitu air tawar dan air laut. Di laut misanya Venus mercenaria, sedangkan di air tawar misalnya Anadonta, Tetrabatulina, atau Lampsilis. b) Hidup bebas dengan memakan zooplankton. Contohnya remis yang termasuk kelompok Bivalvia. 1) Struktur Tubuh Tubuh remis diselubungi oleh cangkang yang setangkup dan dihubungkan oleh engsel. Struktur Cangkang terdiri atas 3 bagian, yaitu Periostrakum (lapisan terluar), Prismatik (lapisan tengah), dan Nakreas (lapisan terdalam). Pembentukan mutiara pada bivalvia adalah proses yang terjadi karena aktivitas cangkang. Mantel terdapat di bagian dorsal. Antara mantel dan tubuh terdapat rongga yang di dalamnya terdapat dua pasang keping insang, alat dalam dan kaki.

2) Sistem Organ Sistem organ yang menunjang kehidupan Bivalvia yaitu : Sistem Organ Sistem pencernaan makanan Keterangan Makanan masuk bersama air ke mulut karena adanya silia pada palpus labialis. Esofagus pendek

menghubungkan mulut dengan lambung. Sesudah

dicerna di lambung, makanan kemudian diserap di usus dan sisanya dibuang ke anus. Sistem Peredaran darah Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, saluran darah, dan rongga sinus. Jantung terdiri dari ventrikulum dan sepasang aurikulum. Sistem Saraf Sistem saraf terdiri dari beberapa ganglion yang terletak sebelah menyebelah di esofagus dan kemudian berhubungan dengan ganglion lain untuk mensarafi antara lain bagian kaki, alat dalam, dan ginjal. Alat indra Alat indra tidak berkembang, tetapi terdapat alat keseimbangan (statosista) yang terletak di belakang ganglion pedal dan osphradium (benda berwarna kuning) yang diduga sebagai alat penyaring air yang masuk ke mantel. Alat ini terletak di dekat ganglion viseral. Sel-sel yang peka terhadap rangsang (sel sensoris) terdapat di tepi mantel. Sistem Reproduksi Tiram air tawar umumnya diesis, tetapi ada juga yang hermafrodit. 4. Peranan Mollusca bagi Manusia Ada beberapa peranan mollusca bagi manusia, yaitu : a. b. Beberapa jenis kerang merupakan sumber protein hewani. Kerang mutiara (Pinctada margaritifera) yang terdapat di lautan Srilangka, India, Jepang, Indonesia, dan Australia menghasilkan mutiara yang dapat dijadikan sebagai perhiasan. c. Mollusca bercangkang menghasilkan cangkang yang indah dan beraneka untuk dimanfaatkan sebagai perhiasan dan cindramata. d. Beberapa jenis siput merugikan karena bersifat merusak dan merupakan hospes perantara cacing hati. e. Teredo navalis menggerakkan kayu galangan kapal.

Arthropoda
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

a. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. b. Struktur tubuh Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku. Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. c. Cara hidup dan habitat Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput. d. Reproduksi Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur. Klasifikasi Arthropoda Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta. a. Arachnoidea Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.

Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea. Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus. Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta). b. Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

c. Chilopoda Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang. Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya. Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).

d. Diplopoda Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme. Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan purapura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.). e. Crustacea Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Sub kelasnya: o Entomostraca Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp. o Malacostraca Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting. Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini. Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen. Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset (majemuk) yang bertangkai. Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen. Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut. Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh. Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod). Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod). Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod). Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod. Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung (terletak di sefalotoraks) dan usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen. Makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya. Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki. Sistem peredaran darah terdiri dari

jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis. Organ kelamin bersifat dioseus. f. Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus. Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga: Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina) Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur nimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta). Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur larva pupa dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa.. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah kupukupu, lalat, dan nyamuk. Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas: Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya : Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir, Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).

Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus). Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala). Endopterigota dibedakan menjadi: Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica). Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes). Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis). Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos). Peran Arthropoda bagi manusia Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia. Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut: Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi. Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor). Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica). Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori) Sementara yang merugikan manusia anatara lain: Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus. Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk. Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk. Perusak makanan.Contohnya kutu gabah. Perusak produk berbahan baku alam, contohnya rayap dan kutu buku.

Filum Echinodermata- Nama Echinodermata berasal dari kata echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Jadi, Echinodermata berarti hewan berkulit duri. Semua anggota Echinodermata ini hidup di laut, seperti bintang laut, bulu babi, dan mentimun laut. Bagaimana struktur tubuh hewan ini? Perhatikan Gambar 8.34!

Gambar 8.34 Contoh hewan Echinodermata

1. Ciri-ciri Umum Echinodermata Hewan ini berhabitat di air laut, biasanya sesil atau menetap. Tubuh echinodermata tidak bersegmen atae beruas-ruas. Hewan ini mempinyai kaki amulakral (kaki buluh), tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak. 2. Klasifikasi Echinodermata Berdasarkan bentuk tubuhnya echinodermata terbagi menjadi 5 kelas, yaitu: a. Kelas Asteriodea (bintang laut) b. Kelas Opiuroidea (bintang ular) c. Kelas Echinoidea (landak laut) d. Kelas Holoturoidea (timun laut / teripang) e. Kelas Crinoidea (lili laut).

Agar lebih jelas, Anda bisa berwisata ke daerah pantai untuk menemukan Echinodermata dan mengamatinya! Dari hasil pengamatan, Anda dapat membuatnya menjadi sebuah artikel sehingga dapat mengomunikasikan pada teman-teman, misalnya ditempelkan pada majalah dinding! 1) Ciri-Ciri Umum Echinodermata. Bentuk tubuh Echinodermata bermacam-macam seperti bintang, tumbuhan, bunga, ular, sosis, dan bola. Jika dipegang kulitnya keras karena terbuat dari zat kapur/kitin sebagai rangka luar dan pada permukaan insang kulitnya terdapat duri-duri. Jika dipotong radial akan membagi tubuh secara simetris atau simetri radial (lima bagian). Echinodermata termasuk hewan triplobastik selomata. Mulutnya terletak di bawah dan anus berada di atas. Hewan ini memiliki sistem amburakal, yaitu gerakannya terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom. Sistem tersebut digunakan untuk bergerak, bernapas, dan membuka mangsanya. Bagaimana cara bergeraknya? Pada bagian atas terdapat suatu lubang yang disebut madreporit, dilengkapi dengan saringan (pori). Air masuk melalui madreporit menuju ke bawah kemudian bermuara pada saluran cincin (melingkar mengelilingi kerongkongan). Dari saluran ini terdapat 5 cabang saluran ke tiap-tiap lengan dan dari saluran inilah terdapat deretan kaki-kaki tabung (kaki amburakal) yang berpasangan. Kaki ini dapat dijulurkan keluar ke arah bawah. Ujung kakinya membesar dan mengandung otot yang disebut ampula. Jadi, bila ada air akan dipompakan ke dalam kaki amburakal, mengakibatkan kaki terjulur ke luar sehingga ampula dapat menyentuh benda. Jika kaki mengkerut maka volume air

dikurangi. Apabila tubuh bintang berpindah tempat, maka ampula melekat dan kaki berkontraksi.

Gambar 8.35 Sistem amburakal Hewan ini sudah mempunyai sistem pencernaan yang sempurna, tetapi ada beberapa jenis yang tidak mempunyai anus, yaitu bintang ular. Pada mulut terdapat gigi paruh, bergerak ke atas menuju kerongkongan, lambung, dan anus. Pada bintang laut, lambung bercabang lima yang masing-masing menuju ke arah lengan, dan setiap lengan bercabang dua dan ujungnya buntu. Sistem saraf pada hewan ini berupa cincin saraf mengelilingi mulut yang keluar lima batang saraf radial pada masing-masing lengannya. Respirasinya menggunakan kulit berupa tonjolan dinding rongga tubuh (selom) tipis yang dilindungi oleh silia. 2) Perkembangbiakan Echinodermata. Jenis kelamin pada hewan ini sudah terpisah, fertilisasi terjadi secara eksternal. Bila kemudian terbentuk zigot akan berkembang menjadi larva bersilia (bipinnaria) yang dapat berenang. Apabila berada di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi dewasa. Hewan ini juga mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi, yaitu kemampuan untuk memulihkan bagian tubuh yang rusak, hilang, atau putus. Misalnya, jika lengan terpotong, maka akan terbentuk lengan lagi. 3) Jenis-Jenis Echinodermata. Bentuk tubuh anggota hewan ini bermacam-macam. Berdasarkan hal tersebut Echinodermata dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Crinoidea, Holothuroidea, dan Echinoidea. a) Asteroidea. Bentuk tubuh kelompok Asteroidea seperti bintang. Bagian bawah disebut permukaan oral yang memiliki mulut dan permukaan atas disebut permukaan adoral yang terdapat anus, terdapat juga madreporit. Pada permukaan tubuhnya terdapat duri-duri pendek, di bagian ujung lengan terdapat bintik mata yang peka terhadap sinar. Warna tubuh asteroidea ada yang hitam, biru kecokelatan, dan merah menyala, misalnya Asteria forbesi (bintang laut), Linkia laevigata (bintang laut biru), Pentaceros (bintang laut bertanduk), Culcita (bintang laut berkulit). b) Ophiuroidea. Kelompok Ophiuroidea sering dinamakan bintang ular, karena memiliki lengan yang panjang dan gerakannya menyerupai gerakan ular. Ciri khas dari Ophiuroidea adalah madreporit yang terletak di daerah bawah, yaitu daerah mulut dan tidak mempunyai anus, jadi sisa makanan dimuntahkan melalui mulut. Pada siang hari, hewan ini bersembunyi di balik bebatuan, lumpur, atau tempat terlindung dan malam hari melakukan aktivitas. Makanannya berupa Mollusca, udang-udangan, dan sisa organisme. Contohnya, Ophiothrix. c) Crinoidea. Pernahkah Anda melihat bunga lili atau bunga bakung? Bentuk tubuh hewan ini menyerupai bunga tersebut. Hidupnya dengan cara menempel di dasar laut dan dapat membentuk taman laut yang sangat indah. Jika Anda berwisata ke daerah Kepulauan Seribu Anda dapat menikmati keindahan taman laut yang terdapat hewan ini. Tubuh Crinoidea mempunyai lima lengan yang bercabang-cabang. Pada daerah oral terdapat mulut dan anus, tetapi tidak memiliki madreporit. Pada dasar tubuh permukaan adoral terdapat kaliks, yaitu lempeng kapur berbentuk cangkir. Apabila kondisi tidak memungkinkan, maka Crinoidea

akan melepaskan diri dari dasar tempat melekatnya, kemudian pindah pada tempat yang sesuai. d) Echinoidea. Perhatikan Echinoidea pada Gambar 8.34 di depan! Terlihat bentuk tubuhnya seperti landak laut, yaitu bentuknya oval/setengah bola. Hewan ini tidak mempunyai lengan seperti Asteroidea. Tubuhnya tertutup cangkok tipis saling berhubungan, dan muncul duriduri panjang yang dapat digerakgerakkan. Mulutnya terletak pada permukaan oral dilengkapi dengan alat untuk mengambil makanan yang dinamakan Lantera aristoteles. Adapun anus, madreporit, dan lubang kelamin terdapat pada permukaan adoral. Echinoidea ini hidup di pasir, batu-batuan, contohnya bulu babi dan landak laut. e) Holothuroidea. Perhatikan teripang laut atau mentimun laut seperti tampak pada Gambar 8.36!

Gambar 8.36 (a,b) Holothuroidea, (c) Crinoidea Jika kita pegang, maka air dan amburakal akan dikeluarkan sehingga tubuhnya kempis. Hewan ini tidak dapat berlari, terlihat bergeletakan di atas pasir. Warna tubuhnya kehitaman, kecokelatan, dan agak putih. Susunan tubuhnya lima lipat, tubuhnya lunak, tidak mempunyai duri, dan tidak berlengan. Di sekitar mulutnya terdapat tentakel bercabang yang dihubungkan dengan sistem pembuluh air. Di daerah anus terdapat kaki amburakal untuk bergerak atau pengerutan otot tubuh. Respirasi dengan dua baris kaki pembuluh dorsal dan alat napas yang disebut paru-paru air. Hewan ini hidup di dalam pasir atau kapur, makanannya berupa zat organik yang ada dalam lumpur. Apa manfaat hewan ini? Teripang dapat digunakan sebagai bahan makanan dengan direbus terlebih dahulu dan dikeringkan. Struktur Tubuh Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.

2.3 Sistem Gerak Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula. Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lenganlengannya. 2.4 Sistem Reproduksi Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri.

Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri. 2.5 Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu. 2.6 Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh. 2.7 Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya .

eranan Echinodermata dalam Kehidupan Manusia


Peranan Echinodermata dalam Kehidupan Manusia Echinodermata dimanfaatkan manusia, antara lain: Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Jepang memiliki peternakan bulu babi yang luas. Di wilayah Indonesia, terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kendari. Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri China, mentimun laut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Echinodermata memakan bangkai-bangkai, sehingga pantai menjadi bersih Sedangkan peranan merugikan, antara lain: Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara. Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang, karena memakan polip Coelenterata.

NEMATODA
CIRI-CIRI UMUM : 1. mempunyai saluran pencernaan dan rongga badan, rongga badan tersebut dilapisi oleh selaput seluler sehingga disebut SPEUDOSEL atau PSEDOSELOMA. 2. Potongan melintangnya berbentuk bulat, tidak bersegmen dan ditutupi oleh kutikula yang disekresi oleh lapisan hipodermis (lapisan sel yang ada dibawahnya). STRUKTUR ANATOMI SISTEM INTEGUMEN, permukaan luar tubuh cacing diselubungi oleh kutikula yang merupakan ikatan paling sedikit tersusun oleh 5 macam protein dan dapat dibedakan menjadi

3 lapis mulai dari permukaan secara berturutan adalah sebagai berikut : korteks, matriks dan basal. Dibawah integumen adalah hipodermis dan lapisan otot. SISTEM DIGESTI, dimulai dari mulut pada ujung anterior tubuh yang dikelilingi oleh bibir, stoma atau rongga bukal/mulut (tidak selalu ada), esofagus, katup esofagointestina, intestinum atau mesonteron, sekum (ada/tidak), rektum (cacing betina) dan kloaka (cacing jantan) dan anus. SISTEM SYARAF, sejumlah ganglia dan syaraf membentuk cincin yang mengelilingi ismus esofagus, dari cincin syaraf tersebut keluar 6 batang syaraf menuju ke anterior dan 4 ke posterior. SISTEM REPRODUKSI, jenis kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah (uniseksual). Pada cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis tubuler. Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai tempat menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1atau 2 atau tidak spikula (alat untuk kopulasi). Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing. Ekor cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe , yaitu yang berupa sayap yang terbentuk dari kutikula sepanjang ekor cacing dan tidak terlalu melebar disebut ALA CAUDAL sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut BURSA (berfungsi untuk memegang cacing betina saat kopulasi). Sistem reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler, berikutnya masingmasing oviduks, uterus (bagian uterus ada yang meluas membentuk Reseptakulum Seminalis yaitu kantung sperma) , vagina dan terakhir vulva. SIKLUS HIDUP Siklus hidup cacing nematoda secara umum dapat dibagi menjadi dua : A. secara langsung : 1. Melalui larva infektif : 2. melalui telur infektif : Ancylostoma sp. Ascaris sp., Trichuris sp.

Telur menetas (diluar tubuh hospes) menghasilkan L1, kemudian melewati dua kali ekdisis (ganti selubung) menjadi L2 dan L3. Stadium L3 disebut stadium infektif, karena kalau termakan oleh hospes akan berkembang menjadi cacing dewasa. Sedangkan L1 dan L2 walaupun sama-sama termakan tidak akan menjadi dewasa. Ada pula L3 yang selain infektif melalui mulut (termakan) bisa pula menembus kulit. Telur berkembang diluar tubuh hospes, tetapi tidak menetas. Larva infektif (L2) tetap didalam telur . infeksi melalui mulut (termakan). contoh : Ascaris sp. B. secara tidak langsung : melalui hospes Intermidier (HI) Dirofilaria sp., Thelazia sp.

1. Telur menetas atau cacing vivipar dan larvanya masuk kedalam hospes antara. Setelah hidup bebas sebentar, misalnya Metastrongylus sp. . Hospes intermidier termakan oleh hospes definitif.

2. Telur tidak menetas dan tertelan oleh hospes antara, misalnya Thelazia sp., acuaria sp. Hospes antara dimakan oleh hospes definitif. 3. Cacing vivipar dan larvanya masuk kedalam darah hospes, dan dihisap oleh hospes intermidier penghisap darah (nyamuk) tempat tumbuhnya larva infektif. Pada waktu hospes antara menghisap darah hospes definitif, larva infektif keluar dari probosis hospes antara menembus masuk kedalam hospes definitif melalui kulit . misal : dirofilaria sp. Didalam siklus hidupnya larva cacing dalam tubuh hospes dapat mengalami : 1. Migrasi a. migrasi melalui pembuluh darah b. migrasi melalui pembuluh limpatic 2. tidak mengalami migrasi. Manfaat Bagi manusia atau kehidupan Nematoda dari segi peranannya biasanya dikelompokkan menjadi: a)parasit pada manusia dengan jumlah yang sedikit (kira-kira 30 spp) menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan juga menyebabkan kematian pada manusia misalnya Trichinella spiralis, penyebab trichinosis (parasit pada adenophoreanparasite). b)parasit pada mammalia lain, burung dan ikan kira-kira 8000 spp. Contohnya Syngamus trachea gapeworm of galliform birds, trachea partially blocked by worms (a secernentean parasite). c)parasit pada invertebrata (berhubungan dengan kontrol biologis, misalnya serangga) kira-kira 3500 spesies contoh Agamermis decaudata parasit pada orhtoptera. d)parasit pada tanaman kira-kira 4000 spp dari endo dan ektoparasit contohnya Nacobbus, Meloidogyne, Belonolaimus, Tylenchorhynchus and Scutellonema. e)nematoda laut yang hidup bebas kira-kira 4000 spp metazoa yang paling melimpah di sedimen dasar laut contohnya Draconema cephalatum. f)nematoda tanah dan air tawar yang hidup bebas kira-kira 6500 memakan bakteri, fungi, alga, detritus, dan juga sebagai hewan mangsa contohnya Cervidellus spitzbergensis nematoda pemakan bakteri.

Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Seblum lanjut ke materi tentang coelenterata ini, saya sarankan terlebih dahulu untuk membaca postingan sebelumnya yang berjudul Kingdom Animalia.

Coelenterata dan Ctenophora


Posted by _Triana_ Published in Pendidikan Zoologi Invertebrata Invertebata atau Avertebrata adalah kelompok hewan yang tidak bertulang belakang/ punggung. Zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan. Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang punggung, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Invertebrata atau Avertebrata bukanlah suatu nama filum, melainkan sebuah kelompok dari filum-filum yang anggotanya terdiri dari hewan-hewan yang tidak memiliki tulang punggung. Jadi zoologi invertebrata adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan yang tidak bertulang punggung/belakang.Filum-filum yang tergolong Invertebrata adalah Protozoa, Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes, Aschelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan Anthropoda. Perkembangan Lapisan Tubuh Berdasarkan jumlah lapisan sel, ada tidaknya ronga tubuh (selom), serta bentuk tubuhnya, hewan dibedakan menjadi hewan diplobastik, triplobastik, triplobastik aselomata, triplobastik pseudoselomata, dan triplobastik selomata. Filum hewan yang tingkat embriogeninya mempunyai dua lapisan sel, yakni lapisan ektoderma dan endoderma disebut hewan diplobastik, meliputi Porifera, Cnidaria dan Ctenophora. Filum hewan yang tingkat tingkat embriogeninya tiga lapisan yakni ektoderma, mesoderma, dan endoderma di sebut triplobastik. Contohnya adalah Plathyhelminthes (cacing pipih). Oleh karena cacing pipih tidak memiliki rongga tubuh, maka disebut hewan triplobastik aselomata (a = tidak, selom = rongga tubuh). Setingkat lebih tinggi dari cacing pipih adalah caing gilik Nematoda. Pada filum Nematoda, terbentuk rongga tubuh semu. Oleh karena itu cacing gilik tergolong hewan tripobastik psedooselomata Pada filum hewan lain yang tingkatannya lebih tinggi, muncul rongga tubuh, maka disebut sebagai hewan triplobastik selomata. Filum-filum hewan triplobastik selomata meliputi Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Semua hewan bertulang belakang atau vertebrata juga termasuk hewan triplobastik selomata.

Coelenterata (Cnidaria) Coelenterata sering disebut hewan berongga. Pemberian hewan berongga sebetulnya tidek tepat karena coelenterata adalah hewan yang tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya (acoelomata), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenterons (rongga gastrovaskuler), rongga tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan. Hewan karang termasuk salah satu anggota dari Cnidaria. Cnidaria bersama Ctenophora digolongkan ke dalam kelompok nontakson yang disebut Coelenterata. Coelenterata berasal dari kata koilos yang

berarti rongga tubuh atau selom dan enetron yang berarti usus, yang membentuk solenteron yang artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Hewan ini tidak memiliki usus yang sebenarnya, ususnya hanya berupa rongga tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam. Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh lengan-lengan (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang. Struktur dan Fungsi Tubuh Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan karena Coelenterata tidak memiliki anus. Tentak el berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas. Setiap knidosit mengandung k apsdl penyengat yang disebut k niooblas (nematosista).

Tipe Cnidaria
Ada dua tipe tubuh Cnidaria, yaitu bentuk polip dan medusa. 1. Bentuk polip (menempel) umumnya hidup soliter atau menyendiri, tetapi ada pula yang membentuk koloni. Hewan ini tidak dapat bergerak bebas karena melekat pada dasar perairan. Tubuh bagian tengah agak membesar, didalamnya terdapat rongga yang berfungsi sebagai usus. Tubuh bagian bawah mengecil dan menempel pada dasar batu atau nemda lain yang berada di dasar air. Bagian ini disebut sebagai bagian kaki. 2. Bentuk medusa (melayang/berenang di air) merupaka fase reproduksi secara seksual. Medusa dapat menghasilkan dua macam gamet, yakni gamet jantan dan betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di dalam air. Kita sering menamakannya sebagai ubur-ubur. Bentuknya seperti payung, dengan tentakel yang melambai-lambai. Ubur-ubur banyak dijumpai di laut dan sering terdampai di pasir pantai. Cara hidup dan Mendapatkan Makanan

Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada k nooosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air. Cnidaria hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel organik, plankton, atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan, misalnya jentik-jentik nyamuk yang menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblas, maka sel-sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik-jentik akan menjadi lemas oleh racun tersebut. Dengan segera tentakel tersebut menggulung, membawa hewan tangkapan tersebut masuk ke dalam mulut. Di bawah mulut terdapat kerongkongan yang pendek, kemudian makanan masuk ke dalam rongga ususnya atau gastrovaskuler. Jadi, kantong tubuhnya berfungsi sebagai usus. Di dalam usus, makanan dicerna melalui pencernaan luar sel. Sel-sel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulutnya, karena hewan ini tidak memiliki anus. Reproduksi Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra. Klasifikasi Coelenterata (Cnidaria) Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hyorozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. a. Hydra Hidup di air tawar secara soliter. Makanannya jentik-jentik nyamuk. Bereproduksi secara aseksual dan seksual.

b. Obelia Hidup di air laut secara koloni. Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip. Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant, sedang fase seksual (medusa) disebut gonangium. Scyphozoa Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora frdttescens. Anthozoa Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthds = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip

Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkangamet. Contoh Anthozoa adalah Tdbastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora. Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang). 1.Mawar Laut (Anemon Laut) Mawar laut menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut Mawar Laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih. 2.Koral (Karang) Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol. Contoh : 1. 2. Anemon laut : Metrioidm marginatdm, Utricina crasicaris Karang laut : Astrangia oenae, Tdbiphora mdsica

Peranan Coelenterata dalam Kehidupan Manusia 1. Makanan Ubur-ubur ada yang dapat dimakan, misalnya Adrelia 2. Hiasan Anemon laut atau mawar laut banyak digunakan sebagai hiasan pada akuarium air laut. 3. Kosmetik/Kecantikan Coelenterata yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan. 4. Terumbu Karang Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tinggi terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hingga Great Barier Reef di Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihunni oleh berbagai jenis ikan. Pengabilan terumbu karang yang tidak terencana, penangkapan ikan dengan tuba (racun) atau listrik mengakibatkan kerusakan ekosistem laut. Akibatnya, banyak terumbu karang dan anemon laut yang punah. Akibat selanjutnya populasi ikan menurun sehingga merugikan manusia. 5. Pencegah Abrasi Laut Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencegah pengikisan pantai. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut. 6. Objek Wisata Taman Laut

Anemon laut atau mawar laut membentuk terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan, misalnya Taman Laut Bunaken, Bali, dan Maluku. Ctenophora Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri, hidup di laut, permukaan tubuhnya memiliki 8 baris cilia, tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, sehingga dekat dengan kelompok hewan triploblastik. Perbedaan hewan ini dengan Cnidaria adalah pada sistem pencernaannya, Ctenophora memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain. Ctenophora tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Hanya diketahui ada 100 spesies Ctenophora dan semua hidup di laut. Tubuh hewan ini lunak, tak berwarna, dan mampu menghasilkan cahaya (bioluminesensi). Hewan Ctenpohora sering kali disebut ubur-ubur sisir (comb jellies) karena dibagian luar tubuhnya terdapat barisan silia yang membentuk lempengan hingga seperti sisir. Sebagian besar Ctenophora memiliki sepasang tentakel panjang yang mengandung struktur lengket yang disebut koloblas. Ketika mangsa menyentuh tentakel, koloblas membuka. Koloblas tersebut akan mengeluarkan semacam benang yang digunakan untuk menangkap makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Makanannya berupa plankton, larva, cacing, dan Crustacea. Contoh Ctenophora antara lain Mertensia ovdm, Mnemiopis, Pledrobranchia, dan Beroe cdcdmis Ctenophora memiliki siklus hidup yang sederhana. Gamet dihasilkan di dalam struktur yang disebut gonad, yang ada di dalam rongga gastrovaskuler. Gamet dilepaskan ke dalam rongga kemudian dikeluarkan melalui mulut. Pembuahan terjadi di air laut. Telur yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi Ctenophora kecil yang kemudian tumbuh menjadi Ctenophora dewasa. Perbandingan dengan Coelenterata No. Persamaan 1. Tidak bercoelom 2. 3. 4. 5. 6. Susunan syaraf difus Sistem organ belum berkembang Lapisan gelatin ektomesoderm (kolenkima) berkembang baik Simetri radial Mempunyai ujung oral dan aboral Perbedaan Ctenophora tidak memiliki nematokist kecuali Edchlola rdbra Perkembangan sel-sel otot Ctenophora berasal dari lapisan mesenkim Ctenophora memiliki lempengan sisir dan k oeloblast Ctenophora umumnya mempunyai stomodeum (faring) -

Contoh Ctenophora
Pleurobrachia berenang dengan trailing tentakel Mnemiopsis, yang asli rentang sepanjang pantai Atlantik tropis Amerika Selatan telah menjadi invasif di Laut Hitam dan Laut Kaspia. Beroe, sebuah ctenophore tanpa tentakel, feed pada ctenophore lain dengan berenang dengan besar menganga mulut nya terbuka. Coeloplana, sebuah ctenophore bentik dengan penampilan lebih seperti siput laut daripada ikan jelly. Hewan ini diamati dari Darwin di Australia.
Kepentingan Ekonomi

Dalam ekonomi Ctenophora tidak memiliki arti penting. Dalam ilmu pengetahuan digunakan untuk menjelaskan filogeni binatang untuk menjelaskan struktur Ctenophora sudah berkembang lebih maju bila dibandingkan dengan filum Coelenterata

Peran Coelenterata Bagi Manusia Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentu mereka yang unik.

Pisces Ciri ciri Pisces Ciri umum : - Hidup di air - Bersisik dan berlendir - Berenang dengan menggunakan sirip - Bernafas dengan insang

- Alat pencernaan sempurna - Bertelur/ovipar,walaupun ada juga yang ovovipipar (Membawa telurnya tetap di saluran telur) - Tidak menyusui Klasifikasi Kelas Agnatha - mempunyai rahang - Tidak kulit tidak bearsisik - Parasit pada kian besar - mulut berbentuk lingkaran - Mempunyai lidah Kelas Chondrichthyes - Mulut dan lubang hidung terletakdi bagian ventral - Mempunyai lidah dan rahang - Kulit bersisik plakoid dan berlendir - Mempunyai dua pasang sirip dan sirip ekor - Terdapat kloaka Kelas Osteichthyes - Mulut berahang - Bergigi dan berlidah - Kulit berlendir, dan bersisik - Terdapat gelmbung renang - Hidup di rawa dan laut juga air tawar Super filum pisces dibagi jadi 2, 1.Chondrichtyes (ikan berangka tulang rawan) 2.Osteichtyes.(ikan yg berangka dari tulang keras yg mengandung matriks kalsium fosfat) Contoh Pisces : Hiu termasuk Pisces Chondrichtyes,ciri-cirinya: 1.Tidak mempunyai tutup insang (operkulum) 2.kerangkanya terdiri dari tulang rawan. 3.Mulut berahang kuat terletak di bawah tubuh

Peranan Pisces : 1. Digunakan untuk kedokteran sebagai penguat denyut jantung 2. Untuk tes kehamilan 3. Keperluan praktikum zoologi bagi siswa dan mahasiswa 4. Membantu membinasahkan nyamuk 5. Untuk dikonsumsi 6. Sebagai natural biological control

Klasifikasi Vertebrata (Pisces) Seluruh anggota kelompok ikan hidup didalam air dan bereproduksi secara ovipar. Biasanya sel telur dan sperma disebarkan didalam air atau sarang. Pada kebanyakan ikan bertulang sejati, fertilisasi dan perkembangan embrio berlangsung diluar tubuh induk betina. Ikan terbagi menjadi beberapa kelas, kelas agnatha (ikan tanpa rahang), kelas gnatostomata (ikan berahang), kelas chondrichthyes (ikan bertulang rawan), kelas osteichthyes (ikan bertulang sejati). Pada bahan kajian ini kita akan membahas tentang Kelas Chondrichthyes dan Kelas Osteichthyes. Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)

Anggota ikan bertulang rawan (850 spesies) antara lain adalah ikan hiu dan ikan pari. Ikan tersebut memiliki skeleton berupa tulang rawan sebagai pengganti tulang keras. Pada kedua sisi faring terdapat lima hingga tujuh celah insang dan tidak mempunyai tutup insang (operculum). Ikan bertulang rawan memiliki dua tipe sisik, yaitu plakoid dan ganoid. Bagian dalam sisik plakoid disusun oleh bahan tulang dan bagian luarnya disusun oleh bahan email (mirip email gigi manusia). Pada sisik ganoid, bagian dalam disusun oleh bahan tulang dan bagian luarnya dari bahan ganoin. Gigi hiu teratur dalam enam sampai duapuluh baris, tetapi hanya baris pertama dan kedua yang aktif digunakan untuk makan (selebihnya merupakan gigi pengganti). Ikan hiu dan pari mempunyai beberapa indra yang sangat berguna untuk mendapatkan mangsa. Mereka dapat merasakan arus listrik didalam air yang ditimbulkan moleh gerakan otot hewan lainnya, mempunyai gurat sisi, dan mempunyai indra pembau yang sangat tajam. Gurat sisi tersebut berupa rangkaian yang sel peka terhadap rangsangan tekanan. Tekanan tersebut dapat disebabkan oleh gerakan ikan atu hewan lain yang berenang didekatnya. Kerjasama antara indra pembau dan otak dapat mendeteksi satu tetes darah didalam 115 liter air laut. Ikan hiu terbesar bukanlah predator, namun merupakan hewan penyaring makanan (filterfreeder). Seekor ikan hiu paus (whale shark) membutuhkan berton-ton crustacean kecil untuk dimakan. Beberapa jenis ikan hiu merupakan predator yang dapat berenang dengan kecepatan tinggi dilaut terbuka. Ikan hiu putih dengan panjang lebih kurang tujuh meter mempunyai hewan buruan tetap berupa lumba-lumba, singa laut, dan anjing laut. Habitat ikan pari adalah dasar laut. Ciri khas ikan pari adalah memiliki sirip pada dada yang lebar mirip sayap. Hewan ini memiliki sengatan listrik hingga 300 volt yang dapat digunakan untuk menangkap mangsa. Ikan bertulang sejati (Osteichthyes) Lebih kurang 20 ribu spesies ikan bertulang sejati mempunyai skeleton dari tulang sejati. Kelompok ini meruoakan vertebrata paling sukses dan beragam. Sifat dan cara hidupnya bermacamacam, antara lain sebagai penyaring makanan ataupun predator. Permukaan tubuh tertutup oleh sisik bertipe sikloid dan stenoid. Ciri-ciri sisik tipe sikloid antara lain adalah bebentuk sirkuler, jika diamati dibawah mikroskop akan tamnpak garis-garis konsentris berjumlah sesuai dengan umurnya, tampak mengilap kebiruan mengandung kristal guanine, dan sel-sel pigmen yang berbentuk bintang, mengandung zat warna hitam (melatonin). Bentuk sirip stenoid mirip dengan siri sikloid, tetapi bagian belakang memiliki gerigi.

Ikan bertulang sejati memiliki gelembung renang yaitu kantong udara yang dapat digunakan untuk mengubah daya apung dan sebagai alat bantu dalam bernafas. Beberapa anggotanya dapat berpindah dari perairan asin ke perairan tawar, misalnya ikan salmon dan belut laut. Pada saat berada di air tawar, ginjal mengeluarkan urin yang sangat encer dan insangnya menyerap garam dari air dengan cara transfor aktif. Selain memiliki endoskeleton, dibagian luar tubuh ikan dilindungi oleh eksoskeleton yang berupa sisik (squama). Dibawah sisik terdapat kulit yang banyak mengandung mukosa. Suhu tubuhnya bergantung pada lingkungan disekitarnya atau bersifat poikiloterm. Hal tersebut dimungkinkan karena ikan belum memiliki organ yang mengatur suhu tubuh. Pada bagian sisi tubuh terdapat gurat sisi (linea lateralis). Alat ini berfungsi untuk mengetahui

perubahan takanan air dan posisinya di dalam air. Ikan juga dilengkapi oleh gelembung renang (vesika natatoria) yang berguna sebagai alat hidrostatis dan membantu dalam proses pernafasan. Ikan memiliki tiga lubang pengeluaran (muara) didepan sirip dubur belakang. Ketika lubang tersebut (berturut-turut dari arah depan kebelakang) adalah sebagai berikut: anus, merupakan lubang pembuangan sisa makanan porus qeuitelis, merupakan lubang saluran kelamin yang berasal dari gonat porus ekskretorius, merupakn lubang saluran urin. Ikan memiliki tidak hanya memiliki satu sirip. Sirip ikan terdiri atas dua sirip dada, dua sirip perut, satu sirip punggung, satu sirip ekor, dan satu sirip belakang. Ikan telah memiliki saluran dan kelenjar pencernaan makanan. Saluran pencernaan ikan meliputi rongga mulut, faring, kerongkongan (esophagus), lambung, dan usus (intestinum). Didalam rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut (konus pada rahang), lidah yang tidak dapat digerak-gerakkan dan kelenjar mukosa. Ikan tidak memiliki kelenjar ludah. Usus ikan berbentuk tabung yang berkelok-kelok dan dilengkapi oleh alat penggantung usus (mesentrium) agar dapat dikaitka kedinding punggung. Kelenjar makanan ikan terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Hati (hepar) berfungsi untuk menghasilkan danmenyimpan empedu. Kantong empedu berwarna kehijauan. Kantong tersebut memiliki saluran, duktus sistikus, yang bermuara di lambung. Kantong empedu berfungsi untuk menampung cairan empedu dan mencurahkannya kedalam usus. Di dalam usus, cairan empedu digunakan untuk mencerna lemak. Pankreas bersifat mikroskopi yang berfungsi untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Sistem ekstresi (pengeluaran urime) dan kelamin ikan bergabung menjadi satu sehingga disebut sistem urogenitalia. Alat ekskresi terdiri atas ginjal (ren), ureter, kantong kemi dan korus ekskretorius. Sepasang ginjal ikan berwarna merah tua, keduanya dihubungkan kekandung kemih melalui ureter. Kandung kemih merupakan tempat penampung urine dari ureter kanan dan kiri, sedangkan korus ekskretorius merupakan lunbang pengeluaran urine. Kelenjar kelamin (gonad) jantan atau testis dan gonat betina atau ovarium. Testis tersebut berwarna putih dan menghasilkan spermatozoid alat pernafasan utama ikan berupa insang (brankia). Insang terdiri atas lengkung insang (arkus bankialis) dan lembaran insang (hemi brankia) yang mengandung banyak kapiler darah. Lembaran insang yang melekat pada insang disebut holobrankia. Pernafasan pada ikan berlangsung dalam dua fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Pada fase inspirasi, oksigenmasuk ke dalam rongga mulut, sedangkan fase ekspirasi udara dilepaskan dari alat pernafasan ke lingkungan sekitarnya. Ikan juga memiliki suatu alat yang digunakan untuk membantu mendapatkan oksigen dari lingkungan, yaitu gelembung renang (vesika natatoria atau pneumatosis). Alat ini berasal dari penonjolan dinding bawah saluran pencernaan (rongga perut) Gelembung renang tersebut memiliki bentuk oval dan berisi oksigen berisi nitrogen dan karbondioksida. Pneumatosisi berguna untuk membantu alat pernafasan atau berfungsi layaknya paru-paru sehingga disebut pulmosit. Selain itu, pneumatosisi juga berfungsi sebagai hidrostatis sehingga ikan dapat mengetahui daya berat badannya di suatu tempat dan menentukan tinggi rendah posisinya di dalam air. Alat peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh arteri dan pembunuh vena. Jantung ikan dibungkus oleh selaput perikardium dan terletak di rongga pericardium. Selain jantung, di dalam rongga perikardium terdapat gelembung renang, ginjal, dan alat reproduksi. Jantungnya beruang dua, yaitu satu atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik). Darah di dalam jantung tidak mengandung oksigen. Darah mengalir melalaui urat nadi kelembaran

insang. Di dalam lembaran insang tersebut CO2mdi keluarkan dan O2 diambil dari air. Darah yang mengandung O2mlangsung diedarkan ke berbagai jaringan. Peranan pisces dalam kehidupan manusia Secara umum, banyak jenis ikan yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu dapat pula dimanfaatkan untuk bahan penelitian, kesenangan dan rekreasi. Sebagai bahan pangan ikan merupakan salah satu sumber protein hewani. Di bidang yang lain, memancing ikan merupakan salah satu jenis olahraga (rekreasi) yang banyak digemari dan memelihara ikan hias di dalam akuarius atau kolam termasuk hobi yang dapat memberi hiburan bagi manusia.

Ciri-Ciri hewan Amfibi


1. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru; 2. Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yang terdiri dari 2 serambi dan 1 bilik; 3. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditori (pendengaran), yang disebut tympanum; 4. Hewan berdarah dingin; 5. Matanya mempunyai selaput yang dinamakan membrana niktitans 6. Pembuahan terjadi secara eksternal; 7. Kulit berlendir; 8. Mempunyai selaput renang pada bagian kaki-kaki nya; 9. Pada saat masih kecebong pernapasannya menggunakan insang, namun ketika dewasa berubah menjadi paru-paru

Dibawaah ini adalah contoh hewan amfibi.

Contoh Hewan Amfibi


Katak Salamanders Kodok Kadal air

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amfibia mempunyai ciri-ciri: tubuh diselubungi kulit yang berlendir dan bertubuh bilateral simetris merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm) mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). Terdapat 2 buah lubang nares (lubang hidung sebelah luar) yang menghubungkan dengan cavum oris, dan padanya terdapat klep yang menahan air (saat dalam air), dan mata berkelopak yang dapat digerakkan dan berlidah yang dapat dijulurkan keluar. Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat secara alami di

Indonesia, adalah salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik. Pergantian Kulit Seluruh kulit amphibia terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung dibawah kontrol hormon. Lapisan luar kulit tidak hanya satu bagian, tidak sebagaimana pada reptil, tetapi dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya utuh dan mengelupas bersamaan. Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spesies yang berbeda. Pengelupasan kulit pada katak pohon hijau, mungkin terjadi setiap bulan atau lebih Alat Gerak (appendages) Meskipun dipercaya, bahwa ansestor amphibia menpunyai dua pasang tungkai pentadaktil, ternyata ada variasi oleh karena adaptasi untuk hidup didarat, air, arboreal (hidup diatas pohon) dan di bawah tanah. Semua Caecillia di daerah tropis bertungkai, tubuhnya memanjang (wormlike) dan teradaptasi hidup diliang dengan cara menggali humus atau kayu-kayu yang membusuk. Sebagian besar amphibia berekor modern memiliki empat tungkai relatif lemah yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya, kaki depan memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pda beberapa spesies terjadi pengurangan. Secara umum katak dan kodok, jumlah jari tungkai depan biasanya 4 buah, tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan jari tambahan yang di ketahui sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada spedefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang yang tajam yang di gunakan untuk menggali, untuk bersembunyi didalam tanah. Beberapa katak jenis arboreal mempunyai jari lebih lebar dan adesive. Meskipun ada sejumlah amphibia bertanduk, tetapi jarang ditemukan jari-jarinya tumbuh kuku kecuali katak di Afrika dan salamander yang hidup dipergungan. Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput meluas sampai kejari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau bahkan tidak ada sama sekali. Anura tidak mampu regenerasi tungkai ataupun jari yang hilang tetapi pada salamander mampu melakukannya. Tabel ciri khusu amfibi : Penutup tubuh kulit yang berlendir dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang Alat gerak yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang. Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah

dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam. Habitat Suhu tubuh Peredaran darahnya Alat penglihatan air dan darat tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/poikiloterm) tertutup Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal) terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Berkembang biak Jantung

Katak dan kodok memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yaitu sebagai penyeimbang pada rantai makanan. Makanan katak dan kodok pada umumnya adalah serangga, dalam hal ini katak dan kodok dapat membantu menekan populasi serangga yang berpotensi sebagai hama atau pembawa sumber penyakit. Beberapa katak dan kodok seperti katak tanduk jawa(Megophrys montana) dan katak serasah(Leptobrachidm hasseltii) berudunya amat rentan terhadap perubahan kualitas air sehingga bias dijadikan sebagai pendeteksi biologis untuk memantau tingkat pencemaran air maupun indikator kondisi lingkungan

Amfibi pun tak kalah popular setelah diperkenalkan makanan yang bernama katak shuikei dari Jepang. Beberapa masyarakat di Indonesia, seperti di Kalimantan, mengkonsumsi jenis katak dan kodok tetapi hanya sebagai sumber protein alternatif. Selain sebagai sumber protein, katak juga digunakan sebagai umpan untuk memancing ikan (jenis katak kecil seperti Rana erythrea, Rana chalconota).

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Subordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993). Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993).

Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia. (Zug, 1993). Pada anggota lacertilia, lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk identifikasi. Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata. Pada saat jouvenile, reptil memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur untuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat mencapai dewasa. Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan transparan. Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia. Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara) Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman). mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari reptil adalah herpetologi. Ciri-ciri hewan melata adalah sebagai berikut: - Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat kertin - Bernafas dengan paru-paru - Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan - Umumnya bersifat avivar (bertelur), contoh kadal, dan vivipar beranak, contohnya ular. - Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih belum sempurna. Pada beberapa reptilia, ventrikel itu hampir-hampir sempurna terbagi menjadi 2 bilik, walaupun kebanyakan pembagian itu belum sempurna betul. Arteri-arteri pulmoner sudah terpisah dari arteri sistemik , karena fungsi arteri cardinal posterior dikerjakan seluruhnya oleh vena cava posterior. Ginjal bertipe metanefros. System porta renal tereduksi. Fertilisasi internal. Reptilian itu ovipar atau ovovivipar. Yang ovipar meletakan telur-telurnya dengan kulit cangkang yang keras. Embrio reptilia terlindung di dalam amnion dan allantois seperti pada burung dan hewan menyusui. Yang ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk ( saluran telur)

hewan betina. Saluran telur itu, karenanya, dapat disebut uterus. Contoh: bengkarung dan ratlle-snake. Baik yang telah punah (fosil) maupun yang masih hidup, ukuran reptilia itu bervariasi. Reptilia terbesar (fosil) adalah dari ordo Dinosaurus. Contoh: Brontosaurus (25 m), Diplodocus ( hamper 30 m) dengan berat kira-kira 25-35 ton, Stegosaurus (6 m). disbanding badannya, otaknya sangat kecil ( 0,25 kg). fosil lainnya dari ordo Pterydactyla ( bersayap). Contoh: Rahmphorhynchus sp, dan Pteronodon sp dengan jarak ujung-ujung sayap 8 m. Reptilia yang hidup sekarang juga bervariasi besarnya. Anaconda dari Amerika Latin panjangnya 11 m, varanus komodoensis dari Indonesia panjangnya 3,5 m. Buaya pemakan orang panjangnya 7 m. Ular Leptotyphlops sp, dari Siria hanya sebesar jarum songket dari logam. Kadal lepidoblepharis sp, dari Panama panjangnya hanya 5 cm. A. ORDO ( BANGSA ) REPTILIA Reptilia 1.1 Karakteristik 1.1.1 Ciri Umum Reptilia Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang. Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempattempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macammacam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawarawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon. Secara umum reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut : Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.

Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular. Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital. Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti. Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka. Terdapat 12 pasang saraf cranial. Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis). Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina. Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya: Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat. Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari. Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung. Skeleton terdiri dari tulang sejati. Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat. 1.1.2 Ukuran Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh 285 cm.

Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm. 1.1.3 Struktur Morfologi (Eksternal) Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor, angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang. 1.1.4 Penutup Tubuh Semua Reptilia memiliki kulit yang kering yang terdiri dari epidermis berlapis dan dermis kompleks. Epidermis menghasilkan beberapa lapisan sel yang tumbuh kearah luar. Mengalami kornifikasi dan menutup seluruh bagian tubuh. Sel-sel epidermis saling melekat dengan kuat sehingga tahan terhadap gangguan mekanik. Lapisan dermis terdiri dari jaringan ikat dan mengandung pigmen, pembuluh darah dan saraf, pada jenis tertentu dilengkapi dengan tulang dermal. Serat jaringan ikat berupa lapisan kuat yang membatasi permukaan, saling menumpuk membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu tubuh. Selain itu terdapat serat yang lebih halus yang melekatkan dermis ke lapisan epidermis. Struktur dermis dan epidermis seperti ini memberikan kekuatan mekanis yang sifatnya elastis sehingga kulit dapat meregang, seperti yang diperlukan ular jika menelan mangsa yang besar. Pola sisik dermal pada satu spesies selalu sama, sehingga bentuk dan susunannya digunakan untuk melakukan klasifikasi. Ular dan kadal mengalami pergantian kulit 2-6 kali dalam setahun. Pada pergantian kulit, lapisan epidermis luar yang mengalami kornifikasi terlepas dan digantikan. Sebelumnya, sel epidermal menghasilkan kutikula dibawah lapisan yang akan lepas. Kemudian dihasilkan secret diantara lapisan baru dan lama, sehingga sel-sel di bagian bawah lapisan epidermis yang akan melepas melarut, dan epidermis lama menjadi longgar. Pada ular, secret yang dihasilkan menutupi kutikula di bagian mata sehingga dapat mempengaruhi pandangan. Pada ular dan beberapa jenis kadal, selongsong kulit terlepas secara utuh, tetapi ada juga kadal yang melepaskan kulitnya dalam beberapa potongan. Ujung ekor rattlesnake

mengalami kornifikasi lebhi serta tidak terlepas pada saat ganti kulit. Kura-kura dan buaya tidak mengalami pergantian kulit, tapi permukaan luarnya dapat terlepas. Ular dan bebrapa jenis kadal memiliki pola motif dan warna yang menarik, garis-garis atau pita dengan macam-macam warna, dengan penanda bintik-bintk, bentuk wajik atau segi empat. Bunglon dapat berubah warna secara terus menerus. Control pigmen pada Reptilia ditentukan oleh peranan kelenjar adrenalin. Kulit yang keras membungkus tubuh dan ekor buaya. Sisik berbaris melebar secara transversal dengan diantaranya terdapat celah dan kulit yang lunak. Hewan dengan penutup tubuh terkornifkasi tidak mengalami pergantian kulit, tapi ada proses pergantian dengan lapisan baru yang terkornifikasi yang berasal dari epidermis di bawahnya. Buaya dewasa memiliki eksoskeleton berupa keping dermal dan leher sampai ekor dan terletak dibawah sisik dorsal. Keping dermal ada yang berbentuk segi empat ada yang oval atau meruncing. Terdapat tiga pasang kelenjar di bagian bawah kepala, di dalam mulut dan di dalam kloaka 1.1.5 Skeleton Tengkorank buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang. Rahang bawah memanjang sampai ke batas posterior tengkorak. Di bagian ventral cranium terdapat tulang palatal keras, tepat diatas saluran pernafasan. Kolom vertebra terdiri lima tipe vertebra, yaitu 9 sevical, 10 toraks, 5 lumbar, 2 sacral, dan sekitar 39 caudal. Pada vertebra servical terdapat rusuk servical bebas. Vertebra toraks dan sternum dihubungkan oleh rusuk toraks yang mengandung kartilago pada bagian ventral. Diantara sternum dan tulang pubis terdapat tujuh pasang rusuk abdominal berbentuk V. 1.1.6 Sistem Otot jika dibandingkan dengan katak, otot buaya lebih variatif untuk membantu pergerakan di darat dan di air. Otot bagian kepala, leher dan kaki sudah mengalami diferensiasi sempurna. 1.1.7 Sistem Pencernaan Mulut Reptilia misalnya, buaya berukuran besar dapat terbuka lebar dengan dilengkapi gigi yang digunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri, selain itu juga untuk menarik dan memutar mangsa yang berukuran besar. Lidah tipis terdapat di dasar rongga mulut. Pada bagian belakang lidah, terdapat lipatan melintang, yang berhadapan dengan lipatan yang terdapat pada langit- langit mulut, jika kedua lipatan menempel, maka rongga mulut tertutup kearah faring, sehingga ketika buaya berada di dalam air mulutnya dapat terbuka tanpa ada air yang masuk ke paru-paru. Diatas faring terdapat esofgus, berupa

saluran panjang menuju lambung. Lambung terdiri dari fundus yang berbentuk bulat berukuran besar, dan pylorus yang berukuran lebih kecil di sebelah kanannya. Selanjutnya terhubung ke usus halus dan rectum menuju kloaka dan anus. Hati terdiri dari dua lobus terletak anterior dari lambung. Pancreas merupakan terdapat pada lekukan duodenum dari usus halus. Saluran hati dan pancreas bermuara ke usus halus bagian awal. Kloka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan, eksresi dan reproduksi. 1.1.8 Sistem Sirkulasi Jantung buaya terdapat pada bagian anteroventral dari toraks, terdiri dari satu sinus venosus kecil, dua serambi dan dua bilik. Pada buaya kedua bilik terpisah dengan sempurna, tetapi tidak demikian pada hewan Reptilia lainnya. Darah dari vena mengalir dengan arah sebagai berikut: 1) Sinus venosus 2) Serambi kanan 3) Bilik kanan 4) Arteri pulmonary ke setiap lobus paru-paru 5) Vena pulmonary dari paru-paru 6) Serambi kiri 7) Bilik kiri Selanjutnya darah keluar dari jantung melalui sepasang pembuluh aorta yang melewati dorsal esofagus, pembuluh bagian bawah bercabang menjadi dua arteri carotid yang menuju leher dan kepala, sedangkan pembuluh aorta satunya berlanjut ke kiri depan. Kedua pembuluh aorta bergabung di bagian dorsal sebagai aorta dorsal dan bercabang ke berbagai organ di dalam rongga badan dan ke kaki belakang serta ekor. Darah kotor mengalir dari : 1) Vena cava anterior di setiap sisi kepala 2) Vena cava posterior yang mengumpulkan darah dari ginjal dan organ reproduksi 3) Vena porta hepatica mengumpulkan darah dari saluran pencernaan yang ke kapiler di hati dan berperan sebagai vena hepatica yang pendek

4) Vena epigastrik yang terdapat di setiap sisi rongga perut, mengumpulkan darah dari kaki belakang, ekor dan tubuh. Keempat vena mengalirkan darah ke sinus venosus. 1.1.9 Sistem Respirasi Udara masuk ke lubang hidung, melewati bagian atas langit-langit keras menuju rongga hidung yang terdapat di bawah velum, melewati glottis pada faring yang terletak di belakang lidah. Glottis terdiri dari tiga tulang katilago dan pita suara, dan selanjutnya terhubung ke trakea yang berupa cicin kartilago. Trakea memanjang ke bagian depan toraks, selanjutnya bercabang menjadi dua bronchi pendek, menuju lobus paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru terdiri dari kapiler pulmonary. 1.1.10 Sistem Ekskresi Terdapat dua ginjal berbentuk bulat pipih pada buaya, yang terletak pada rongga tubuh bagian dorsal posterior. Dari setiap ginjal terdapat ureter yang memanjang ke kloaka. 1.1.11 Sistem Saraf dan Alat Indera Otak Reptilia contohnya buaya memiliki dua lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cerebral hemispher yang berukuran besar. Dibelakang cerebral hemisphere terdapat lobus optikus. Berikutnya cerbellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih besar daripada yang terdapat pada hewan Amphibia. Medula oblongata terletak di bawah cerebellum, dan memanjang ke sumsum tulang belakang. Di bagian ventral, terdapat saraf optic dilanjutkan infundibilum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial dan saraf spinal berpasangan. Di lidah terdapat saraf pengecap (laste bud), dan di setiap lubang hidung terdapat organ olfaktori. Pada mata terdapat kelenjar lachrymal yang menjaga kornea atau permukaan bola mata tetap lembab, ketika hewan berada dipermukaan air. Telinga buaya memiliki tipe telinga vertebrata darat. Setiap telinga memiliki saluran auditori eksternal yang pendek, yang terdapat dibawah daun telinga. Saluran telinga berlanjut ke membrane timpani, didalam rongga timpani atau telinga tengah terdapat tiga saluran semisirkuler dan organ pendengar. Dari setiap rongga timpani, terdapat tabung eustachian di bagian tengah yang terhubung ke rongga bagian atas faring di belakang rongga hidung. 1.1.12 Sistem Reproduksi Pada buaya yang masih muda, gonad jantan dan betina tampak serupa. Pada jantan dewasa, dua testis berbentuk bulat terdapat sebuah vasdeferens menuju kloaka, yaitu

disebelah anterior dan ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagia yang sama, yang melekat dekat ventral kloaka. Pada betina dewasa terdapat dua ovarium yang sama melekat dekat dengan ginjal. Disebelah anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct, yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Selanjutnya telur yang sudah di fertilisasi akan di selaputi albumin, membrane dan cangkang, kemudian dikeluarkan dari tubuh betina untuk ditetaskan. 1.1.13 Habitat Habitat dari kelas reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Subkelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia. Reptilia hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi laut. Untuk tempat perlindungan, misalnya buaya menggali lubang di tepi sungai. Makanan terdiri dari berbagai hewan. Reptilia mencakup empat ordo besar yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, Rhynchocephalia, dan Crocodilia

b. Reproduksi dan Perkembangan Organ kopulasi primitif, berupa penis beralur yang terbentuk dari dindig kloaka. Telur dengan dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit, diletakkan dalam lubang galian (oleh induknya) embrio terbungkus dalam membrane disebut amnion, dan bernapas dengan allantois. A. Ordo Squamata Reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang fleksibel. Tidak ada rusuk abdominal. Terdiri dari sub-ordo : Sub-ordo Lacertilia (Sauria) Tubuh panjang, tetapi kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang sam sekali. Mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas ( tidak seperti ular ). Kelopak mata biasanya dapat digerakkan. Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa (vastigum). Bentuk lidah bercabang. Mempunyai kandung kemih, contohnya: bengkarung ( kadal, Lacerta sp ), tokek ( hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp.), bunglon (agama sp, Draco sp), komodo ( varanus komodoensis), kamelion ( Chameleon Chameleo, claret gombel) Kadal ( Lacerta sp.) a. Karakteristik Eksternal

Tubuh memanjang, tertekan lateral. Kaki empat, kuat dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang pterigoid berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral berkembang baik. Mulut lengkap. Mempunyai kandung kemih. Gendang telinga terlihat dari luar. Ekornya digunakan keseimbangan gerak ketika berlari. Kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting, sisik-sisik ini lunak. a. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ System Skeleton Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, teapi cacat mengalami regenerasi. Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks, lumbar, sacral, dan kaudal. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang Nampak jelas. Sistem pencernaan Lidah dapat dijulurkan keluar dengan mudah ( bebas ). Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum, rektum, dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi. Sistem respirasi Udara masuk melalui lubang hidung kehidung dalm ( dibelakang velum) kemudian keglottis (dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-paru ( dengan kapiler-kapilernya). Sistem sirkulasi Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, artei pulmonary ( bercabang dua ), vena paru-Paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis kekepala dan kaki depan. Yang ke belakang member darah untuk ruang tubuh , kaki belakang dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior ( di kedua belah sisi kepala dan leher ), vena cava posterior, vena porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya di alirakan kembali ke sinus venosus tersebut. Gambar struktur dalam tubuh Lacerta Sistem ekskresi Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid ( setengah keras), seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama tinja.ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kenicng, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur. Sistem saraf dan sensori Otak terdiri dari 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus cptikus, serebellum, dan medulla obiongata yang melanjut ke korda saraf. Dibawah hemisfer terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial dan pasang-pasang saraf spinal pada tiap scmit tubuh. Lidah sebagai organ perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal ( di bawah kulit, dengan

membrane timpani), dan tiga buah saluran semisirkular yang merupakan organ pendengar. Terdapt saluran Eustacius yang bermuara pada atap faring dibelakang hidung dalam. a. Reproduksi dan Perkembangan Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada penyu ) di dekat kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke dalam kloaka kadal betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas, tetapi kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur yang diletakkan di tanah brkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan mudah merupakan miniature hewan dewasa. Sub-Ordo Ophidia (ular) Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ). Lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada. Mandibula dihubungkan di bagian anterior oleh sebuah ligamentum. Bola mat tidak dapat digerakkan , tertutup oleh sisi transparan. Tidak mempunyai kelopak mata. Lidah panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar. Paru-paru tereduksi. Gigi panjang dan geling, terdapat pada rahang atas langit-langit mulut, dan juga pada tualng pterigoid. Terdapat 2.500 spesies ular. Ular (termasuk Sub_ordo Ophidia) Ular adalah reptilian yang kehilangan apendiks, sternum, kelopak, mata, telinga luar, dan kandung kemih. Tengkorak lemah, karena bagian-bagian tulangnya dapat bergerak satu di atas lainnya. Ular berbisa mempunyai sepasang taring pada maksila untuk menyalurkan bisa. Pada ular kobra, taring itu dapat dilipat ke belakang bila tidak di gunakan. Lidah pasang, sempit, bercabang dua. Walaupun mulut tertutup, lidah dapat dijulurkan ke luar melalui lekuk rahang bawah. Di dalam rongga hidung terdapat organ Jacobson yang dapat terangsang secara kemis untuk membau. Lidah membantumembawah rangsangan kemis itu. System pencernaan berupa saluran lurus dari mulut ke anus. Semua organ internal dalam tubuh ular itu terbentuk memanjang sesuai dengan kondisi. Hanya ada satu paru-paru (kiri). Pada yang jantan terdapat alat kopulasi hemipenis. Jumlah vertebrae tergantung pada panjang ular ( ada yang sampai 200 atau 400). Otot-otot tubuh menghubungkan vertebrae dengan; vertebrae, vertebrae dengan rusuk, rusuk dengan rusuk, rusuk dengan kulit, dan kulit dengan kulit. Otot-otot itu ada yang panjangnya melebihi jarak yang ada, sehingga memungkinkan ular dapat bergerak melingkar-lingkar. Ular juga dapat bergerak lurus ke depan, dengan jalan meluncur dengan bantuan sisik-sisik ventral di tanah, atau melekukkan tubuh dengan membuat sudut tajam ( contoh : ular gemercak, ratlle snake). Ular tidak mengunyah atau merobek mangsanya, tetapi menelannya secara utuh. Mangsanya mungkin lebih besar dari penampang tubuhnya. Hal itu mungkin karena: a. Pertautan ujung dua mandibula oleh ligamentum yang elastic. b. Tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibula. c. Tulang langit-langit bergrak bebas.karena hal-hal tersebut, mulut dapat terbuka lebar. Penelanan mangsa di bantu oleh gigi-gigi yang mengarah kebelakang. d. Tidak ada tulang dada ( sternum) dan rusuk-rusuk bebas sehingga dada dapat di atasi. e. Kulit lunak dan elastic

f. Esophagus dan lambung dapat melebar. Ketika menelan mangsa yang besar, pernafasannya tidak terganggu, karena glottis terletak jauh di depa di antara rahang di belakang lidah.

Beberapa golongan ular yang perlu diketahui:

1. Phyton : tidak berbisa. Contohnya: ular piton ( Phyton reticulates 9- 10 m, P. molurus 8 m, terdapat di seluruh dunia, kecuali di selandia Baru. Dapat menelan babi hutan, kambing. 2. Aglypha : tidak berbisa. Conoh :Natrix sp. ( ular air ) dan ular anak gembala ( Thamnaophis sp) makanannya ikan dan katak. Ualr raja ( Lampropeltisboylii) mangsanya berupa reptilia, termasuk ular 3. Opisthoglypha: agak berbisa. Contoh: ular pohon ( Boiga sp), terbesar di seluruh dunia kecuali di Selandia Baru, Tantilla sp. Di Amerika. 4. Proteroglypha : sangat berbisa contoh ular laut ( Hydrophis sp, Hydrus platyurus) makanannay ikan. Naja tripudians (kobra). 5. Solenoglypha: berbisa, vivipar. Contoh: Vipera sp.( di Eropa dan Asia). Ular Gemercak ( rattle snake, Crotalus viridis, c. ceratus, Sistrurus sp) A. Ordo crodilia Reptilia besar, berkulit tebal, dengan rusuk-rusuk abdominal. Bilik ( ventrikel) jantung terbagi sempurna menjadi ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Hidup di laut dan di air tawar. Tubuh panjang, kepala besar dan panjang. Rahang sangat kuat dengan gigi-gigi konis, tumpul. Kaki berjumlah 4, pendek. Jari-jari dengan kuku. Ekor panjang, pipih. Kulit tebal dengan skutum berzat tanduk. Lubang telinga kecil, tertutup kulit. Lidah tidak dapat dijulurkan. Tidak mempunyai kandung kemih. Ovipar. Telur diletakkan dalam daun-daun yang membusuk. Ada 23 jenis buaya, Contoh: Crocodylus sp.., Alligator sp). BUAYA (Crocodylus) a. Karakteristik Eksternal Tubuh menjadi kepala, leher, badan, ekor. Kaki dengan jari yang bercakar kuat. Mulut panjang. Dua lubang hidung pada moncongnya. Mata besar lateral, mempunyai kelopak mata atas dan bawah. Membrane niktitans tembus cahaya. Lubang telinga tetutup oleh lipatan kulit. Anus merupakan celah longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang. Kulit dengan lempeng-lempeng berzat tanduk, tersusun membujur tubuh. Buaya mempunyai 3 pasang kelenjar kasturi ( musk glands ) yang terletak di sisi kepala, dalam mulut, dan dalam kloaka. b. Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ Sistem skeleton Tengkorak dengan moncong kuat. Rahang bawah bersendi pada tualng kuadrat dengan tulang kepala. Cranium dengan tulang langit-langit yang keras, dan di atas langit-langit terdapat saluran udara. Koluman vertebralis dengan 5 tipe vertebrae: 9 servikal, 10 toraks, 5 lumbar, 2 sakral, da kira-kira 39 kaydal. Pada vertebrae servikal ada rusuk-rusuk pendek, bebas. Vertebrae torakal dan sternum dihubungkan oleh rusuk dada. Antara sternum dan tulang pubik terdapat 7 pasang rusuk abdominal berbentuk huruf V. Sistem otot

Dibanding dengan katak, system otot buaya itu lebih rumit, karena gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki tumbuh baik, walaupun kurang jika dibandingkan pada mamalia. Segmentasi otot jelas pada kolumna vertebralis dan rusuk. Sistem Pencernaan Mulut lebar dengan gigi kuat unuk menerkam dan memutar mangsanya. Lidah pipih dapat dijulurkan. Di belakang pangkal lidah terdapat lipatan transversal yang jika tertekan akan menutup lubang faring. Ini berarti, di dalam air buaya dapat membuka mulutnya tetapi tidak memungkinkan air masuk ke dalam paru-paru. Dari faring terus ke esophagus, lambung (dengan bagian lundus dan pylorus), terus ke usus halus, rectum yang besar, kemudian ke kloaka dan anus. Mempunyai hati. Dan pankreas dengan saluran ke usus halus. Kloaka di gunakan untuk membuang sisa pencernaan, eskret, dan reproduksi. Sistem sirkulasi Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 serambi dan 2 bilik. Bilik terpisah secara sempurna menjadi 2 bagian. Darah dari sinus venosus ke serambi kanan, bilik kanan, arteri paru-paru (2), vena paru-paru (2), terus ke serambi kiri, dan bilik kiri. Dari bilik kiri keluar sepasang lengkung aorta. Satu ke dorsal kemudian menjadi arteri karotis dan member darah ke kepala, leher dan kaki depan. Yang lainnya terus ke aorta dorsal dan memberi darah untuk rongga tubuh dan kaki belakang serta ekor darah vena dari kepala, leher dan kaki depan. Yang lainnya terus ke aorta dorsal dan memberi darah untuk rongga tubuh dan kaki belekang serta ekor darah vena dari kepala, leher dan kaki depan terkumpul dalam vena cava anterior. Darah dari gijal dan alat reproduksi terkumpul dalam vena cava posterior. Darah dari saluran pencernaan terkumpul dalam vena hepatis terus ke hati. Vena epigastrica menerima darah vena dari kaki belakang, ekor dan rongga tubuh. Semua darah terkumpul dalam sinus venosus. Sistem respirasi Udara masuk melalui lubang hidung menuju ke hidung dalam ( di belakang velum ), melalui glottis ( dalam faring) tempat terdapat pita suara, menuju ke trakea, kemudian bronki yang bercabang dua masing-masing ke paru-paru. Sistem ekskresi Ginjal dua buah, pipih. Ada ureter dan bermuara di samping kloaka. Sistem saraf dan sensori Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan saraf optiku, infundibulu, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial. Pasangan-pasangan saraf spinal menuju ke somit-somit tubuh. Pada lidah terdapat kucu-kucup perasa, dan terdapat organ pembau pada rongga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup, kulit dengan membrane timpani. Telinga dalam dengan 3 saluran Eustachius dan bermuara dalam faring di belakng hidung dalam. c. Reproduksi dan perkembangan Yang jantan mempunyai penis, yang menyalurkan sperma dari testes melalui vas deferns. Yang betina mempunyai 2 ovarium dengan oviduk. Telur yang telah di buahi tertutup dengan albmin dan membrane kulit sebelum di letakkan oleh buaya betina. Seekor betina bertelur sebanyak 30-60 butir telur dan di eramkan dalam daun-daun membusuk selama kira-kira 60

hari. Ketika menetes, panjangnya kira-kira 30 cm. buaya dewasa jantan beratnya kira-kira 125 kg, yang betina 60 kg. MANFAAT REPTILE BAGI MANUSIA sebagai bahan obat (ular) sebagai predator yang menguntungkan (ular sawah) sebagai pembasmi serangga (cicak) sebagai bahan barang yang memiliki nilai estetika (kulit buaya dan ular) dan masih banyak lagi!!

Aves dan Mamalia Kelas aves disebut juga unggas atau burung.Burung merupakan hewan berbulu Dan bersayap yang pada umumnya dapat terbang.aves memiliki ciriciri umum di antaranya : 1.Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis. 2.Mempunyai sepasang sayap. 3.Alat penglihatan,pendengaran,dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya.

4.Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya. 5.Bernapas dengan paru-paru.


Kelas aves di kelompokan kedalam beberapa Ordos bb: a.Ordo ratites,merupakan burung yang tidak dapat terbang. Contohnya:burung unta (Struhio camelus) b.Ordo galliformes,yang memiliki kaki untuk mengorek dan berlari Contohnya:ayam kampong (Gallus gallus bankiva) c.Ordo natatores,merupakan yang berenang,kaki pendek dan memiliki selaput renang diantara jari kakinya. Contohnya:angsa (Olor columbianus) d.Ordo grallatores,merupakan burung yang memiliki paruh,leher,dan tungkai yang panjang, Contohnya:Flaminggo (phoenicoptenoruber) e.Ordo coraciformes,merupakan burung yang memiliki paruh dan kepala yang beser tungkai pendek. Contohnya:Rangkong (buceros rhinoceros) f. Ordo columbiformes,merupakan burung yang memiliki tembolok yang besar pemakan biji-bijian Contohnya:burung merpati (Columba domestica) g. Ordo apodiformes,Contohnya:wallet (chaetura plagica) h.Ordo oscines,merupakan burung yang memiliki suara bagus karena pita suaranya yang baik. Contohnya:burung kenari (serinus canaria) MAMMALIA Anggota kelas mamalia disebut juga hewan menyusui.mereka merupakan hewan berambut dan menyusui anaknya pada masa tertentu.ciri-ciri umumnya adalah: 1.Mempunyai kelenjar susu 2.Tubuhberanbut 3.sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan penbuluh-pembuluh darah 4mempunyai Anus 5.mempunyai daun telinga 6.pada kulit banyak terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak Mamalia di kelompokanke dalam banyak Ordo diantaranya sbb: a.Ordo monotremata,merupakan mamalia berparuh dan bertelur, Contohnya:platypus(Ornitorhyncus anatinus) b.Ordo marsupilia,merupakan mamalia berkantung Contohnya:kangguru(macropus giganteus) c.Ordo intsectivora,merupakan mamalia pemakan serangga Contohnya:landak(hyctrir javanica) d.Ordo dermoptera,merupakan mamalia bersayap kulit dengan sayap mirip pada kelelewar.Contohnya:Galeopithecus e.Ordo chiroptera,merupakan mamalia bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hangga tungkai depan bagian belakang,Contohnya:kelelawar codot f.Ordo primate,merupakan mamalia yang memiliki anggota gerak yang panjang Contohnya:gorilla(Gorilla-gorilla) g.Ordo pholidota,merupakan mamalia berbisik dan tidak bergigi Contohnya:tregiling(manis javanica) h.Ordo rodentia,merupakan mamalia pengerat Contohnya:tikus mencit(mus nigricollis) i.Ordo lagomorpha,merupakan mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri.atau lebih Contohnya:kelinci(lepuhnigri collis)

j.Ordo carnivore,merupakan mamalia pemakan daging Contohnya:Anjing(canis familiaris) k.Ordo sirenia,biasa disebut sebagai sapi laut Contohnya:dugong Australia(halicore dugong)

CIRI-CIRI UMUM AVES (BURUNG)

1. Suhu tubuh tidak di pengaruhi oleh perubahan suhu disebut juga homolotermis. 2. Mempunyai sepasang sayap. 3. Alat penglihatan, pendengaran, dan alat suara rendah lebih sempurna dari pada kelas sebelumnya. 4. Mempunyai kemampuan melindungi anak-anaknya dan tubuhnya. 5. Bernapas dengan paru-paru dan pundi-pundi hawa. 6. Badannya berbulu. 7. Mulut tidak bergigi 8. Paruh dibentuk oleh maksila (rahang atas), mandi bula (rahang Bawah) 9. Peredaran darah tertutup dan berganda. 10. Berkembang biak dengan bertelur (ovipar). 11. Tulangnya tipis dan berlubang. 12. Pada sebagian besar spesies, anggota gerak atas berfunfsi untuk terbang. 13. Kulit kakinya diselubungi semacam sisik yang disebut tasometatarsus. 14. Memiliki kantong udara untuk membantu pernapasan pada saat terbang. Ciri Umum Aves dan Mamalia 1.1 Ciri Umum Aves Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh aves (burung). Tubuh Aves terutup oleh bulu. Tubuh aves ditutupi oleh bulu yang ditutupi oleh zat keratin. Tulang-tulang burung berongga untuk memperingankan tubuhnya. Tulang dadanya pipih dan kuat. Tulang dada berguna sebagai tempat melekatnya otot-otot dada yang besar dan kuat. Burung termasuk hewan ovipar karena menghasilkan telur. Sel telur burung yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio. Embrio dilengkapi dengan kuning telur. Aves termasuk hewan homoiterm karena suhu tubuhnya tetap walaupun suhu disekitarnya berubah-ubah. Dengan melihat paruhnya maka kita dapat mengetahui jenis makanannya dan dengan melihat bentuk kakinya kita dapat mengenal tempat ia hidup, apakah burung itu dapat berenang atau tidak, bertenger di pohon, memanjat, atau berjalan. Burung bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan pundi-pundi udara. I. 1.2 Ciri umum Mamalia

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau berdarah panas. Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia memiiki 3 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan 1 tulang (dentari) di setiap sisi rahang bawah. Vertebrata lain yang memiliki telinga hanya memiliki 1 tulang pendengaran (yaitu, stapes) dalam setiap telinga dan paling tidak 3 tulang lain di setiap sisi rahang. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari 3 lapisan: paling luar adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis. Epidermis biasanya terdiri atas 30 lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas; epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar). Bagian tengah, dermis, memiliki ketebalan 15-40 kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar. Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak, penahan benturan, dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies. II. Klasifikasi Aves dan Mamalia 2.1 Klasifikasi Aves Klasifikasi Ekologis (berdasarkan kebiasaan dan tempat hidupnya) I. Burung yang hidup di tanah (terrestrial), dengan ciri adaptasi kaki untuk berjalan. Ordo : Strutioniformes - Terrestrial (hidup di daratan) - Pada kaki (belakang) hanya ada 2 jari Contoh : Stenthio camelus II. Burung Akuatik, dengan ciri khas pada kaki yang berselaput, bulu berminyak dan bentuk paruh yang khas yang disesuaikan dengan jenis makanannya. Ordo : Sphenisciformes - Tungkai muka berbentuk sirip yang berguna untuk berenang - Tidak dapat terbang - Bulu kecil menyerupai sisik menutupi seluruh tubuh - Tidak ada apteria, tidak ada remiges Contoh : Aptenodytes forsteri III. Burung yang banyak diburu, umumnya berbulu indah atau daging dan telurnya enak dimakan. Ordo : Passeriformes - Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang , berguna untuk bertengger - Dengan bulu-bulu hias di bawah sayap Contoh : Paradisea minor, burung cendrawasih Ordo : Columbiformes - Paruh pendek dan langsing pada pangkalnya - Ingluvies besar Contoh : Columba livia, burung merpati IV.Burung Petengger (Arboreal) Ordo : Passeriformes - Tiga jari kaki (belakang) menunjuk ke muka, satu jari menunjuk ke belakang; berguna untuk bertengger - Kebanyakan dapat berkicau dengan indah - Mereka yang memakan biji-bijian mempunyai paruh yang berbentuk conus

Mereka yang memakan insecta, mempunyai paruh yang runcing Contoh : Mirafra javanica, branjangan V. Burung Berkicau Ordo : Charadriiformes - Di antara jari-jari kaki (belakang) kebanyakan ada selaput berenang - Tungkai belakang agak panjang - Sayap kuat - Ada yang mempunyai tiga jari kaki (belakang) - Paruh panjang - Lidah tebal dan berbentuk silinder Contoh : Cacatua triton, kakatua Mamalia Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi, maka binatang mamalia secara umum mempunyai ciri- ciri sebagai berikut: a. Mempunyai kelenjar susu b. Melahirkan anak dan atau menyusui c. Berambut d. Homoiothermia (berdarah panas) e. Jantung empat bilik f. Otak berukuran besar g. Heterodinta, yaitu memiliki beraneka jenis gigi h. Jalannya tegak I. Subclassis Prototheria Ordo : Monotremata - Diketemukan di Australia, Tasmania, Papua Nugini, dan Irian Jaya - Pada tubuh terdapat spina dan rambut - Moncong memanjang dan berbentuk silinder dengan mulut yang kecil, tidak ada gigi - Lidah panjang, semut dan anai yang merupakan makanannya dapat melekat di lidah - Glandula mammae ada sepasang dan bermuara di dinding perut Contoh : Tachyglossus spec. II. Infraclass Metatheria Ordo : Marsupialia - Rumus gigi : I 3/3 C 0/0 PM 5/5 - Betina memiliki marsupium, kandungan di dinding perut yang menutupi papilla mammae - Tidak terjadi plasenta - Fertilisasi ovum intern : perkembangan ovum di dalam uterus, tetapi sebelum perkembangan selesai, fetus keluar dan masuk marsupium, dengan mulut ia melekat pada satu papilla mammae dan tetap demikian sampai perkembangannya selesai Contoh : Macropus spec, kanguru III. Infraclass Eutheria Ordo : Chiropterari Fertilisasi ovum intern, perkembangan terus berlangsung di dalam uterus, terjadi chorion dan plasenta Membri anterius memanjang, begitu pula jari tangan kedua sampai dengan kelima, di antara jari-jari itu ada lipatan kulit yang dipakai untuk terbang dengan menggerakkannya seperti sayap pada burung Gigi-gigi runcing Cotoh : Rhinolophus affinis, kelelawar 2.2

Ordo : Primates jari-jari dengan kuku Arboreal atau terrestrial, dan diurnal Ada sepasang glandula mammae yang terletak pectoral (pada dinding ventral thorax) Rumus gigi : I 2/2 C 1/1 P 2/2 M 3/3 Nares menunjuk ke bawah, jarak antara kedua nares kecil Sering dengan kandung pipi Ada ekor, tidak untuk memegang Kulit pada bokong mengalami cornifikasi yang tebal disebut belulang duduk Moncong agak menonjol dan menyerupai moncong anjing Contoh : Presbytis pyrrhus, lutung Ordo : Carnivora Ada linea jari, semuanya dengan cakar radius, ulna, tibia, fibula lengkap terpisah Dentes incisivi kecil, biasanya 3 buah pada tiap belah rahang Dentes canini ada, langsing dan panjang Plasenta zonalis, plasenta melingkari chorion Familia : Canidae Rumus gigi : I 3/3 C 1/1 P 4/4 M 2/3 Biasanya ada 5 pasang glandula mammae yang terletak pectoral, abdominal, dan inguinal (dekat lipat paha) Contoh : Canis familiaris, anjing Jenis-Jenis kaki pada mamalia Plantigrad ( Homo sapiens ) Digigrad ( Felis ) Unguligrad ( Equus )

MANFAAT AVES BAGI MANUSIA Burung adalah salah satu hewan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia, kenapa?; karena salah satu yang bias diambil dari manfaat burung adalah merupakan sumber protein yang penting (daging maupun telurnya). Seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek. Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, dan murai batu dan lain-lain. Dan khusus untuk burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu, dan burung juga memberikan nilai estetika terhadap keragaman fauna indonesia, seperti burung merak, kasuari, sendrawasih dll. MANFAAT MAMALIA BAGI MANUSIA

Setiap elemen kehidupan tentunya memiliki peranan yang dapat memberikan kontribusi yang positif bagi lingkungannya. Mamalia memiliki peranan yang penting dalam kelestarian .

Mamalia sangat berperan dalam kehidupan manusia karena dimanfaatkan untuk memenuhi banyak kebutuhan. Manusia dapat memenuhi kebutuhan dengan memakan daging sapi, kambing, kerbau, unta atau babi. Kulit sapi dan kambing merupakan bahan baku sandang, baik pakaian maupun sepatu. Gajah dapat digunakan untuk mengangkut batang pohon atau balok kayu yang besar. Anjing atau sipanse telah dijadikan bahan penelitian untuk eksplorasi angkasa luar. Selain itu, beberapa jenis mamalia lainnya bermanfaat pula untuk penelitian dibidang kesehatan (kedokteran). Kemampuan indra penciuman anjing juga dimanfaatkan pihak kepolisian untuk menangani masalah criminal misalnya pembunuhan atau perampokan. Mamalia memiliki peranan yang penting dalam kelestarian ekosistem hutan. Suyanto (2002) menjelaskan peranan mamalia, antara lain sebagai penyubur tanah, penyerbuk bunga, pemencar biji, serta pengendali hama secara biologi. Selain peranannya secara ekologis, mamalia juga memiliki peranan dalam bidang kesehatan, ekonomi, serta estetika.
Makanan sapi kambing Minuman susu sapi susu kuda Peliharaan lepus Sp (kelinci) canis familiaris (anjing) Hiasan ikan ditaruh di akuarium Obat.

Anda mungkin juga menyukai