Anda di halaman 1dari 13

ANIMALIA

I. PENGERTIAN ANIMALIA
- Hewan atau Animalia (Latin, anima = jiwa)
- Ciri-ciri animalia :
 Eukariotik (memiliki membran inti sel)
 Multiseluler (bersel banyak)
 Tidak memiliki dinding sel
 Tidak berklorofil sehingga hidup sebagai organisme heterotrof
 Dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makanan atau mempertahankan
diri dari musuh.

- Dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh :


 Parazoa adalah hewan yang tidak memiliki jaringan sejati.
Contoh : Hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan spons).
 Eumetazoa adalah hewan yang memiliki jaringan sejati.
Contoh : Hewan-hewan anggota filum Cnidaria, Ctenophora,
Platyhelminthes,Nematoda, Annelida, Mollusca, dll.

- Eumetazoa dapat dibedakan berdasarkan simetri tubuhnya :


1. Simetri radiata/radial  memiliki bentuk tubuh simetri radial
- Ciri-ciri hewan dengan simetri radiata :
 Memiliki bagian tubuh atas dan bawah (oral dan aboral)
 Tidak ada kanan dan kiri (ujung keepala dan ujung belakang)
- Contoh : Hydra

2. Simetri bilateria
- Ciri-ciri hewan dengan simetri bilateria :
 Memiliki sisi dorsal (atas) dan sisi ventral (bawah)
 Memiliki ujung anterior (kepala) dan ujung posterior (ekor)
 Memiliki sisi kanan dan kiri
- Contoh : udang, belalang, dan luwing

- Hewan eumetazoa memiliki lapisan embrionik (lapisan lembaga/nutfah) yang


terbentuk melalui proses gastrulasi pada saat perkembangan embrio. Lapisan
tersebut akan membentuk berbagai jaringan dan organ tubuh. Terdapat tiga macam
lapisan embrionik :
1. Ektoderm  lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio. Akan
berkembang menjadi penutup luar tubuh hewan dan pada hewan anggota filum
tertentu akan menjadi sistem saraf pusat.
2. Endoderm  lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang sedang
berkembang (arkenteron). Akan berkembang menjadi saluran penceernaan, hati,
dan paru-paru pada Vertebrata.
3. Mesoderm  terletak diantara ectoderm dan eendoderem. Akan menjadi otott
dan organ lainnya yang terletak diantara saluran pencernaan dan penutup luar
tubuh.

- Hewan yang memiliki 2 lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm) disebut


diploblastik. Contoh : hewan kelompok Coelenterata (filum Cnidaria dan
Ctenophora)
- Hewan yang memiliki 3 lapisan emebrionik (ektoderm, endoderm, dan mesoderm)
diseebut triploblastik. Contoh : semua eumetazoa kecuali Coelenterata (filum
Cnidaria dan Ctenophora).
- Hewan triploblastik dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Triploblastik aselomata  hewan triploblastik yang solid/tidak memilikii
rongga diantara saluran pencernaan dan dinding tubuh. Contoh :
Platyheelminthes (cacing pipih)

2. Triploblastik pseudoselomata  hewan triploblastic yang memiliki rongga


tubuh yang tidak sepenuhnya dilapisi jaringan dari mesoderm. Contoh :
Nematoda (cacing gilik)

3. Triploblastik selomata  hewan triploblastic yang memiliki rongga tubuh


(selom) sejati dan dilapisi jaringan yang berasal dari mesoderm. Contoh :
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Vertebrata
- Hewan dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang :
1. Invertebrata (tidak memiliki tulang belakang)
2. Vertebrata (memeiliiki tulang belakang)
3. Filum Chordata (memiliiki korda dorsalis / tali punggung)
- Urchordata disebut Chordata Invertebrata (Chordata yang
- Cephalochordata tidak memiliki tulang belakang)

- Vertebrata

II. INVERTEBRATA
- Invertebrata (Latin, in: tanpa, vertebrae: tulang belakang) adalah hewan yang tidak
memiliki tulang belakang.
- Meliputi 95% dari seleuruh hewan yang hidup di bumi
- Dikelompokkan menjadi beberapa filium yaitu Porifera, Cnidaria, Ctenophora,
Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata

A. PORIFERA (HEWAN SPONS)


- Porifera (Latin, porus = pori, fer = membawa) adalah hewan Invertebrata yang tidak
memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ jaringan yang terspesialisasi, serta
banyak pori
- Ciri-ciri porifera :
1. Tubuhnya diploblastik (terdiri dari 2 lapisan), yaitu ektodermis (kulit luar) dan
endodermis (kulit dalam).
2. Disebut sebagai hewan spons dan juga hewan berpori, karena tubuhnya terdapat
lubang-lubang kecil.
3. Tubuhnya terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur (kalsium), zat
kersik (silikat) atau benang-benang spongin.
4. Hidup dengan tipe sessil (menetap) di dasar perairan.
5. Tubuh dilengkapi saluran air guna mensirkulasikan air didalam tubuhnya.
6. Reproduksi secara vegetatif dengan kuncup (budding) dan gemmulae, dan
secara generatif melalui pembuahan ovum oleh sperma.

1. Habitat dan Cara Hidup Porifera


- Hidup di air laut dan air tawar
- Hidup pada perairan dangkal dan jernih, namun juga ada yang di perairan
berpasir/berlumpur
- Porifera dewasa hidup sesil (melekat) di substrat
- Hidup secara heterotroph dengan memakan bakteri dan plankton

2. Ciri-Ciri Tubuh Porifera


a. Ukuran dan bentuk tubuh Porifera
- Ukuran  sebesar kacang polong hingga setingga 90 cm dengan diameter 1
meter.
- Warna  berwarna-warni, berwarna pucat, berwarna cerah
- Tubuhnya berbentuk asimetri (tidak beraturan) dengan pola variasi, namun
ada yang berbentuk simetri radial
- Pada permukaan tubuhnya ada lubang-lubang atau pori-pori (ostium) yang
merupakan lubang masuknya air. Air mengalir ke rongga tubuh (spongsol)
dan keluar melalui lubang pengeluaran (oskulum)
- Dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan tipe saluran airnya :
1) Askonoid (ascon)  bentuk yang paling sederhana, yaitu
menyerupai vas bunga atau jambangan.
- Saluran air pada sel porosit berbentuk tabung dan
memanjang dari permukaan tubuh hingga spongosol.
- Tidak ada yang berukuran besar karena getaran fagela
tidaly mampu mendorong air dari spongosol keluar
melalui ostium
- Contoh : Leucosolenia

2) Sikonoid (sycon)
- Memiliki dinding tubuh yang melipat secara
horizontal, schingga potongan melintang tubuhnya
tampak seperti jari-jari, tetapi bentuknya tetap
simetri radial.
- Lipatan sebelah dalam membentuk sejumlah
saluranberflagela (fagellated canal) atau kantong
yang dilapisi olchkoanosit, scdangkan liparan luar
sebagai saluran air masuk atau ostium.
- Contoh : Sycon ciliatum, Scypha

3) Leukonoid (leuconoid)  paling kompleks


- Saluran berflagela melipat-lipat membentuk
ronggakecil berflagela (flagellated chamber).
- Spongosol menghilang digantikan oleh
saluran-saluran kecil menuju ke oskulum.
- Banyaknya lipatan menyebabkan bentuk
hewan spons menjadi tidak beraturan.
- Contoh : Euspongia dan Spongida.

b. Struktur dan fungsi tubuh Porifera


- Tubuh porifera dibentuk oleh sekumpulan sel-sel yang tersusun longgar.
- Tidak memiliki sistem saraf dan otot
- Terdiri atas 3 lapisan sel :
1) Pinakosit / pinacoderm  sel lapisan tubuh terluar
- Pipih, tersusun rapat, berfungsi untuk meelindungi tubuh bagian
dalam
- Dapat berkontraksi sehingga tubuh membesar-mengecil
- Diantaranya terdapat pori-pori (ostiuim) yang membentuk saluran
ke spongosol

2) Mesohil / mesoglea  diantara lapisan luar dan lapisan dalam


- Berupa protein bergeelatin yang mengandung bahan tulang dan sel-
sel ameboid yaitu amebosit
- Fungsi amebosit :
 Mengedarkan sari makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh
 Membuang partikel sisa-sisa metabolisme
 Membuat spikula (serat spons)
 Membentuk sel reproduktif

3) Koanosit (sel leher)  sel lapisan paling dalam


- Melapisi rongga atrium / spongsol
- Berbentuk agak lonjong, salah satu ujungnya melekat di mesohil
dan yang satunya di spongsol, berflagea, dikelilingi serangkaian
penjuluran yang dilapisi mucus
- Fungsi : untuk mencerna makanan secara intraseluler

- Spongosel : rongga tubuh, tempat air dari pori berkumpul untuk disaring partikel
makanannya.
- Oskulum : lubang besar di ujung atas porifera yang berfungsi sebagai saluran
keluarnya air.
- Spikula : rangka sederhana porifera, berbentuk duri yang berfungsi menegakkan
tubuh, spikula membuat tekstur porifera menjadi kasar.
- Amebosit : mencerna makanan dan membawa hasil pencernaan ke seluruh bagian
tubuh yang membutuhkan.
- Ostium : berfungsi sebagai saluran air masuk yang membawa makanan yang
diperlukan oleh porifera.
- Flagelum : alat gerak koanosit
- Mikrovili: sekresi atau reabsorbsi elektrolit
- Nukleus: pusat kontrol sel

3. Fisiologi Porifera
- Bergantung pada air
- Air yang masuk melalui ostium membawa partikel makanan dan oksigen 
getaran flagela pada koanosit menyapu air ke arah osculum  partikel
makanan akan terjerat dalam mukus yang terdapat pada penjuluran, kemudian
ditelan secara fagositosis dan dicerna secara intraseluler di dalam koanosit 
sari makanan hasil pencernaan masuk ke dalam amoebosit yang terletak
bersebelahan dengan koanosit, kemudian diedarkan ke sel-sel lainnya 
pertukaran gas terjadi secara difusi.

PORIFERA

Lapisan sel pada dinding tubuh:


- Pinakosit/pinakoderm, sel-sel lapisan tubuh terluar  untuk melindungi tubuh bagian
dalam
- Mesofil (mesogle), terletak di antara pinakosit dan koanosit, untuk mengedarkan sari
makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh lainnya, membuanng partikel sisa-sisa
metabolisme, membuat spikula, dan membentuk sel reproduktif
- Koanosit, sel-sel lapisan tubuh paling dalam yang melapisi rongga atrium (spongosol) 
berfungsi untuk mencerna makanan secara intraseluler
- Spongosel : rongga tubuh, tempat air dari pori berkumpul untuk disaring partikel
makanannya.
- Oskulum : lubang besar di ujung atas porifera yang berfungsi sebagai saluran keluarnya
air.
- Spikula : rangka sederhana porifera, berbentuk duri yang berfungsi menegakkan tubuh,
spikula membuat tekstur porifera menjadi kasar.
- Amebosit : mencerna makanan dan membawa hasil pencernaan ke seluruh bagian tubuh
yang membutuhkan.
- Ostium : berfungsi sebagai saluran air masuk yang membawa makanan yang diperlukan
oleh porifera
- Flagellum : alat gerak koanosit
- Mikrovili: sekresi atau reabsorbsi elektrolit
- Nukleus: pusat kontrol sel

Dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan tipe saluran airnya :


1) Askonoid (ascon)  bentuk yang paling sederhana, yaitu menyerupai vas bunga atau
jambangan.
- Saluran air pada sel porosit berbentuk tabung dan memanjang dari permukaan
tubuh hingga spongosol.
- Tidak ada yang berukuran besar karena getaran fagela tidaly mampu mendorong
air dari spongosol keluar melalui ostium
- Contoh : Leucosolenia

2) Sikonoid (sycon)
- Memiliki dinding tubuh yang melipat secara horizontal, schingga
potongan melintang tubuhnya tampak seperti jari-jari, tetapi
bentuknya tetap simetri radial.
- Lipatan sebelah dalam membentuk sejumlah saluranberflagela
(fagellated canal) atau kantong yang dilapisi olchkoanosit,
scdangkan liparan luar sebagai saluran air masuk atau ostium.
- Contoh : Sycon ciliatum, Scypha

3) Leukonoid (leuconoid)  paling kompleks


- Saluran berflagela melipat-lipat membentuk ronggakecil
berflagela (flagellated chamber).
- Spongosol menghilang digantikan oleh saluran-saluran kecil
menuju ke oskulum.
- Banyaknya lipatan menyebabkan bentuk hewan spons menjadi
tidak beraturan.
- Contoh : Euspongia dan Spongida.

Klasifikasi
1) Calcarea (Calcispongiae)
- Spikulanya tersusun atas CaCO3
- Hidup di air dangkal dan koanositnya besar
- Memiliki rangka dari kapur
- Berwarna pucat dan memiliki tinggi kurang dari 15cm
- Permukaan tubuhnya berbulu
- Tipe saluran air : askonoid, sikonoid, dan leukonoid
- Contoh : Leucosolenia, Clathrina, Sycon ciliatum

2) Hexactinellida (Hyalospongiae)
- Spikulanya dari zat kersik (silika)
- Hidup di laut dalam
- Memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari silika (kaca) dengan bentuk tubuh
silindris, datar atau bertangkai
- Tinggi tubuhnya dapat mencapai 90 cm
- Tipe saluran air : sikonoid
- Hidup di laut dengan kedalaman 90 cm hingga 5.000 m
- Contoh : Euplectella aspergillum dan Hyalonema

3) Demospongiae (spons tebal)


- Rangkanya tersusun dari serabut spongin
- Saluran air : Leukonoid.
- Merupakan kelompok dengan jumlah spesies terbesar dari Porifera
- Tinggi dan diameter tubuh ada yang lebih dari 1 meter
- Umumnya berwarna cerah, namun ada yang berwarna hitam
- Umumnya hidup di tepi pantai dengan kedalaman 45m, tetapi ada yang hidup di
air tawar
- Contoh : Oscarella, Microciona, Halichondria, Aplysina fistularis, dan Cliona
celata

4) Sclerospongiae
- Rangkanya tersusun dari kalsium karbonat yang terjalin dalam serat-serat spons
- Diameter mencapai 1m
- Contoh : Ceratoporella dan Stromatospongia

- Demospongiae lebih bisa dimanfaatkan karena lebih empuk


- Tidak bisa mencuci piring dengan Hexactinellida karena keras

CNIDARIA

Cnidaria dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat berenang bebas
(motil) dan Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua bentuk tersebut memiliki
simetri radial :
1. Polip
- Berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal memiliki mulut yang
dilingkupi tentakel, berkoloni, serta gonad dapat eksternal maupun internal.
- Contoh : anemon (tidak gerak, hanya tentakelnya saja melambai-lambai)

2. Medusa
- Berbentuk menyerupai payung atau lonceng dengan tentakel yang menggantung di
permukaan.
- Contoh : ubur-ubur (yang bisa bergerak, berenang),

- Gastrodermis (lambung) : terdiri atas beberapa macam sel (sel otot pencerna
berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir) dan ada yang memiliki
nematosista (kapsul penyengat), ada yang tidak.
- Tentakel: alat untuk menangkap mangsa, pelindung tubuh, sistem muskuloskeletal,
memasukkan makanan ke dalam mulut
- Epidermis : sebagai pelindung
- Mesoglea : mengatur rangsangan yang masuk, entah serangan tidak sengaja seperti
kita berenang dekat ubur-ubur lalu mencentuh tentakel ubur-ubur, maka akan
menerima rangsangan dengan membuka kotak racun (nematotista  kapsul
penyengatnya)
- Ruang gastrovaskuler : tempat pencernaan dan peredaran makanan ke seluruh tubuh
- Mulut : memasukkan makanan dan mengeluarkan sisa pencernaan makanan

- Memiliki rongga perut yang cukup besar karena sebagian besar tubuhnya berisi
lambung (Gastrodermis ) untuk mencerna makanaan dengan akses keluar masuk
(mulut dan lubang anus) yang sama (primitif) yaitu untuk ekresi dan makan.

SISTEM - SISTEM PADA CNIDARIA


A. PERGERAKAN
- Pergerakan terjadi karena kontraksi otot yang berpengaruh terhadap cairan dalam
rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebaga rangka hidrostatik.
- Polip bergerak meliuk-liuk sedangkan medusa berenang bebas dengan cara
berdenyut akibat kontraksi otot melingkar.
- Gerakan dihasilkan searah vertikal, sedangkan gerakan horizontal bergantung
pada arus laut.

B. PENCERNAAN MAKANAN
1. Makanan masuk ke mulut dengan bantuan tentakel,
2. Kemudian masuk ke dalam gastrovaskuler. di rongga gastrovaskuler makanan
akan hancur oleh enzim tripsin dan kemudian diaduk merata oleh gerakan flagela.
3. Partikel makanan akan ditangkap dan ditelan oleh sel otot pencerna yang memiliki
pseuopodia. pencernaan dilanjutkan secara intraseluler.
4. Sari makanan hasil pencernaan tadi akan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi
dan sebagiannya disimpan sebagai cadangan makanan berupa lemak dan glikogen.
5. Sisa-sisa makanan akan dibuang melalui mulut karena Cnidaria tidak memiliki
anus

C. PERNAPASAN & EKSKRESI


- Cnidaria tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi.
- Pertukaran gas melalui seluruh tubuh secara difusi.
- Sisa metabolisme berupa amonia, dibuang juga secara difus

D. REPRODUKSI
OBELIA AURELIA

Reproduksi pada obelia  seperti tumbuhan dan ujungan terdapat tentakel, memiliki
polip untuk makan dan polip untuk membuat medusa baru

Reproduksi pada aurelia  stifisoma dengan menumpuk dan nanti tunas paling atas
akan lepas dan menjadi ubur-ubur baru, hanya membuat medusa baru
Persamaan reproduksi pada obelia dan aurelia
- Terdapat 2 medusa, jantan dan betina  peembuahan secara eksternal 
bertemu dan fertilisasi  menjadi sesuatu
- Zigot dan blastula (akhirnya juga menjadi zigot)
- Memiliki larva planula (fertilisasi  membentuk zigot  membentuk larva
planula (bisa beregerak)  akan menempel pada suatu substrat di dasar laut)

Perbedaan reproduksi pada obelia dan aurelia


- Obelia (membentuk koloni muda/tunas)

- Aurelia (membentuk struktur skifistoma)

Reproduksi obelia
- (Tambahan tahap 6)  koloni muda membentuk percabangaan lalu akan tumbuh
dewasa dan menjadi gambar koloni dewasa (gambar hijau besar). Koloni
memiliki 2 macam polip (makan dan reproduksi).
o Pada polip untuk reproduksi, dalamnya banyak tunas-tunas medusa yang
kecil, ketika perkembangannya sudah sempurna baru akan keluar dari
polip.
o Pada polip untuk makan dilenegkapi oleh tentakel yang fungsinya untuk
membantu menangkap makanan (plankton2)
- Medusa dewasa  fertilisasi  membentuk zigot  membentuk larva planula
(bisa beregerak)  akan menempel pada suatu substrat di dasar laut 
membentuk koloni muda  bertumbuh dewasa menjadi koloni dewasa 
memiliki percabangaan polip  polip untuk makan dilengkapi oleh tentakel
untuk menangkap makanan sedangkan polip untuk reproduksi yang dalamnya
terdapat tunas medusa  ketika medusa sudah berkembang dengan sempurna
akan keluar dengan sendirinya.

Reproduksi aurelia
- (tambahan tahap 5) Skifistoma akan terus bertunas keatas seperti menumpuk
(efiranya berupa tumpukkan), yang paling atas yang perkembangannya sudah
menuju sempurna, dan jika sudah sempurna maka akan lepas lalu akan berenang
bebas sampai menjadi medusa
- Efira  ubur-ubur kecil, warnanya putih bening
- Medusa dewasa  fertilisasi menjadi zigot  zigot melakukan pembelahan
secara miosis  membeentuk planula  menempel pada substrat menjadi
skifistoma  melakukan strobiliasi  menumpuk keatas atau disebut efira 
tumpukan paling atas akan melepaskan diri  efira tumbuh menjadi ubur-ubur
dewasa.

Reproduksi seksual  pertemuan antara ovum dan sperma


Reproduksi aseksual  saat bertunas, melepaskan tunasnya

KLASIFIKASI CNIDARIA
A. Hydrozoa
- Sebagian besar hidup di laut, sebagian lainnya hidup di air tawar
- Hidup sebagai polip, medusa, atau keduanya
- Saat polip soliter, hydra membentuk tunas, tunas yang memiliki mulut kan lepas
dari induknya.
- Namun polip koloni tunas tetap menempel (koloni hidroid)
- Memiliki dua macam alat indra
a) oseli sebagai pengindra cahaya
b) statosista sebagai alat keseimbangan
- Beberapa medusa melakukan gerak fototaksis negatif, tetapi ada juga yang positif
- Contoh : Physalia, Obelia, dan Hydra
- Bisa dalam bentuk polip atau medusa

B. Scyphozoa
- Hidup di laut
- Ubur-ubur sejati karena medusa merupakan bentuk dominan dalam siklus
hidupnya.
- Berenang bebas , berbentuk seperti payung diameter 2- 4cm hingga 2m) &
medusanya
- Berwarna menarik
- Ada yang memiliki polip (Cth :Pelagia dan Atolla)
- Ada yang tidak memilik polip tapi berukuran kecil berupa skifistoma (Cth :
Aurelia Scyphozoa)
- Pada umumnya diesis & memiliki gonad yg terdapat di gastrodermis
- Sel telur atau sperma masuk ke dalam rongga gastrovaskuler & dikeluarkan
melalui mulut.
- Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal
- Contoh : Periphylla, Chrysaora, Aurelia, Cyanea, & Rhizostoma
- Ada yang polip, ada yang medusa
C. Cubozoa (Ubur-ubur kotak)
- Ciri-ciri :
o Mengalami metamorfosis lengkap, dari polip hingga medusa
o Berbentuk kotak
o Memiliki lensa mata kompleks
o Memiliki tubuh lonceng mencapai 17 cm
o Tentakel yang dimiliki berjumlah 4 buah dengan panjang 2m
o Mampu berenang cepat secara horizontal dengan bagian aboral sebagai
bagian anterior
- Beberapa jenis cubozoa membahayakan karena terdapatan sengatan nematosisnya
yang menyebabkan luka yang sulit untuk disembuhkan dan mematikan
- Contohnya : Chironex fleckeri (Sea Wasp)
- Polip dan medusa

D. Anthozoa (anemone)
- Hewan laut yang berbentuk seperti bunga
- Punya polip tapi tidak punya medusa
- Reproduksi secara seksual (sperma dan telur) dan aseksual (tunas)
- Membentuk rangka luar dan dalam dari zat kapur, tapi ada juga yang tidak
membentuk rangka
- Memiliki rongga mulut yang dikelilingi oleh tentakel (untuk memburu mangsa)
- Contoh spesies : Metridium, Edwardsia, Corallium/ red coral (untuk perhiasan)
- Hanya polip, tidak punya medusa. Sehingga hanya berada didasar dan yang
beregerak hanya tentakelnya untuk mencari makan

E. Ctenophora
- Hanya melewati fase medusa
- Tidak punya sel sengat
- Warnanya mencolok dan berkilauan
- Berada di laut-laut dalam

PERANAN CNIDARIA
- Anthozoa merupakan pembentuk ekosistem terumbu karang yang nantinya menjadi
habitat untuk ikan dan hewan laut lainnya, juga menjadi objek wisata dan mencegah
erosi pantai
- Ubur-ubur yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-
ubur asin
- Beberapa kerangka luar Cnidaria dapat digunakan sebagai hiasan akuarium seperti
koral merah, karang piring, akar bahar, karang otak, dan karang buku
Plathyhelminthes (cacing pipih) (planaria)
- Bentuknya pipih
- Punya sel api
- Memiliki bintik mata
- Memiliki regenerasi yang tinggi

Nemathelminthes (cacing gilig)


- Badannya licin

Annelida (cacing gelang)


- Badannya beruas-ruas

OCTOPUS
- Tiap teentakelnya punya otak kecil dan bisa menyelesaikan masalah sendiri
- Punya sel kromatofora di bawah permukaan kulit makanya bisa berubah warna

Anda mungkin juga menyukai