Anda di halaman 1dari 16

A.

PORIFERA

Kata Porifera berasal dari Bahasa Latin, yakni Phorus=Pori / lubang dan Ferre =


Membawa. Porifera merupakan suatu filum yang merujuk pada organisme yang
memiliki pori-pori (spons). Pori-pori ini terbagi menjadi dua jenis, yakni pori tempat
masuknya air yang disebut Ostia  dan pori tempat keluarnya air yang
disebut Oskulum.

Untuk memperoleh makanan dan oksigen, Porifera


menggunakan Ostia > Spongosol > Oskulum  yang akan membentuk sistem saluran
air dalam tubuh porifera.  Struktur tubuh Porifera terbagi menjadi 3 lapisan, yakni:

1. Lapisan luar, yang tersusun dari sel epitel pipih yang disebut
sel Pinakosit yang berfungsi untuk melindungi organ didalam tubuh Porifera.

2. Lapisan pembatas, yang disebut Mesoglea. Mesoglea tersusun atas dua sel,


yakni Sel Sklerobas yang berfungsi sebagai pembentuk Spikula (duri-duri yang
membentuk tubuh Porifera) dan Sel Ameboid yang berfungsi sebagai
pengangkut zat makanan dan zat sisa antar sel dalam tubuh.

3. Lapisan dalam, yang disebut Koanosit yang berfungsi sebagai alat pencernaan


Porifera.

Porifera tidak mempunyai sel syaraf, akan tetapi sel-sel tubuh mempunyai Porifera
rangsangan yang amat sensitif terhadap lingkungan, seperti sel Choanocyt dan
sel Myocyt. Rangsangan sel Choanocyt  meliputi rangsangan dari flagellum terhadap
lingkungan. Rangsangan sel Myocyt meliputi menutup dan membukanya oskulum.

Porifera dewasa tidak bisa berpindah tempat, biasanya Porifera Dewasa menempel
pada bebatuan dan benda lainnya di lautan. Karena menempel itu, untuk
mendapatkan makanan Porifera biasanya mengendurnkan rongga oskulumnya.
Dalam proses pengambilan oksigen berlangsung secara difusi ke sel-sel amoeboid.

KLASIFIKASI PORIFERA

Porifera dapat dibedakan menajdi 3 kelas, yaitu  Calcarea, Hexactinellida, dan


Demospongia. 

  Calcarea  memiliki struktur tubuh yang tersusun dari CaCO3 (zat kapur).
Kelas Calcarea mempunyai rongga ostium yang terhubung lurus langsung
menuju spongosol (rongga dalam). Contoh: Leucettusa lancifer
 Hexactinellida memiliki struktur tubuh yang tersusun dari SiO2 (Silikat
Oksida). Kelas Hexactinellida memiliki rongga ostium yang bercabang menuju
spongosol (rongga dalam). Contoh: Hyalonema.

 Demospongia mempunyai struktur tubuh dari zat spongin atau spongin dengan
silikat. Kelas Demospongia memiliki rongga ostium yang bercabang-cabang
dan tidak terhubung dengan spongosol (rongga dalam). Contoh: Niphates
digitalis

REPRODUKSI PORIFERA
Porifera memiliki dua cara reproduksi, yakni scara Aseksual dan Seksual. Secara
Aseksual melalui pembentukan tunas (gemmule), sedangkan secara Seksual terjadi
melalui peleburan gamet jantan dan betina. Walaupun Porifera bersifat Hemaprodit
(Memiliki dua kelamin dalam satu tubuh), akan tetapi dalam
perkembanganbiakannya tetap membutuhkan Porifera lainnya.

B. Coelenterata/Cnidaria

Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelos yang berarti rongga dan
enteron yang berarti usus. Ini berarti, Coelenterata adalah hewan yang memiliki
rongga usus atau rongga gastrovaskuler. Coelenterata juga disebut Cnidaria yang
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu cnide yang berarti sengat, karena memiliki sengat.

1. Ciri-Ciri

Ciri-ciri dari Coelenterata/Cnidaria adalah sebagai berikut.

a. Bersifat diploblastik, karena tubuhnya tersusun dari dua lapisan embrional.


Lapisan endoderm akan berkembang menjadi gastroderm.

b. Memiliki rongga gastrovaskuler yang terdapat di lapisan gastroderm. Rongga


gastrovaskuler berfungsi untuk mencerna makanan.

c. Rongga gastrovaskuler hanya memiliki satu lubang oskulum yang berfungsi


sebagai mulut dan anus.

d. Tubuh sudah tersusun dari jaringan sejati.

e. Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari ukuran beberapa milimeter hingga yang
berdiameter mencapai 2 meter.

2. Cara Reproduksi

Coelenterata dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.


a. Reproduksi aseksual Reproduksi
aseksual dilakukan dengan membentuk tunas. Tunas dibentuk oleh Coelenterata
yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip. Coelenterata memiliki daya
regenerasi yang tinggi. Contohnya, seekor Hydra yang tubuhnya dipotong menjadi
dua bagian, setiap potongan akan tumbuh menjadi individu baru.

b. Reproduksi seksual Reproduksi


seksual biasanya dilakukan oleh Coelenterata yang berbentuk medusa,dengan cara
membentuk gamet jantan dan betina. Hydra merupakan bentuk polip yang dapat
bereproduksi secara seksual. Pada kondisi lingkungan yang buruk, Hydra dapat
membentuk sel-sel gamet. Selanjutnya, zigot yang terbentuk akan melakukan
dormansi hingga lingkungan kembali membaik.

3.klasifikaasi

HYDROZOA Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra,  yang hidup di dalam air
tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang
melekat pada dasar
disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan
cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia.
SCYPOZOA Sebagian besar hidup dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada
tingkat larva.
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Aurelia sp.  (ubur-ubur kuping)
yang sering terdampar di pantai-pantai.
Larva disebut =>Planula, kemudian menjadi polip yang
disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut
Efira.
ANTHOZOA Tidak mempunyai bentuk sebagai medusa (sepanjang
hidupnya => Polip).
Contoh jenis dari kelas tersebut adalah anemon laut (Cribinopsis
fernaldi). Mempunyai alat pernafasan sederhana disebut => Sifonoglifa.
CTENOPHORA Satu-satunya Coelenterata yang tidak memiliki mematokis.

C.MOLLUSCA
Mollusca berasal dari Bahasa Latin Mollucus yang berarti Lunak. Mollusca merupakan suatu filum yang
merujuk pada organisme yang memiliki tubuh Simetris Bilateral dan bersifat
Triploblastik Selomata (Mempunyai 3 embrional dan memiliki selom). Tubuh Mollusca
terbagi atas 3 bagian, yakni kaki, massa viseral, dan mantel. Mantel ini bisa berupa
cangkok atau cangkang. Tubuh Mollusca diliputi oleh lendir yang memungkinkan
pergerakan mereka.

-Sistem Respirasi Mollusca terbagi menjadi dua kelompok, yakni untuk Mollusca
darat berespirasi menggunakan paru-paru dan Mollusca air yang berespirasi dengan
ingsang. Sistem Syaraf Mollusca berbentuk cincin dengan serabut syaraf yang
menyebar. Mollusca memiliki Sistem Pencernaan yang lengkap yang terdiri dari
mulut-faring-kerongkongan-lambung-usus-anus.
-Sistem Peredaran Darah Mollusca bersifat terbuka (tidak selamanya beredar dalam
pembuluh darah). Mollusca memiliki jantung dan Pembuluh darah yang sederhana.
Selai itu, Mollusca mempunyai Hemaglobin didalam Eritrosit-nya (Sel Darah Merah).

KLASIFIKASI

Mollusca dapat dibedakan menjadi lima kelas, yakni Lamellibranchiata, Celaphoda,


Gastropoda, Scapoda, dan Amhineura.

1. Amphineura

Amphineura adalah jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura mempunyai


tubuh simteri bilateral. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya.
Hidup di sekitar panta. Contoh: Chiton.

2. Scaphopoda

Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, mempunyai cangkang yang tajam, berbentuk
seperti terompet, mempunyai kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel,
dan tidak mempunyai insang. Contoh: Dentalium Vulgare.

3. Gastropoda

Gastropoda merupakan hewan yang memakai perutnya sebagai kaki. Hidupnya di


darat, air tawar, maupun di laut. Umumnya Gastropoda mempunyai cangkang.
Contoh: Siput.

4. Cephalopoda

Cephalopoda memakai kepalanya sebagai alat gerak. memiliki endoskeleton,


eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari
kepala, leher, dan badan. Contoh: Cumi-Cumi

5. Pelecypoda (Bilvalvia)

Pelecypoda mempunyai bentuk kaki seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia
merupakan hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Mempunyai sistem
saraf dan otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut. Contoh:
Meleagrina (kerang mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram), Panope Generosa
(kerang raksasa).

Sistem Reproduksi Mollusca terbagi menjadi dua cara, yakni secara seksual dengan
fertilitas eksternal (pembuahan diluar tubuh) dan fertilitas internal (pembuahan
didalam tubuh). Pada umumnya Mollusca memiliki organ reporduksi yang terpisah
antar individu (Gonochoris), kecuali pada Gastropoda yang memiliki organ reproduksi
yang menyatu dalam satu indiviudu (Hermaprodit).

D. ARTHROPODA

Arthropoda berasal dari bahasa Latin, yaitu arthros yang berarti ruas atau sendi dan
podos yang berarti kaki. Arthropoda adalah kelompok hewan yang kaki dan
tubuhnya beruas- ruas atau berbuku-buku. 

1. ciri-ciri 

Arthropoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 

a. Bersifat triploblastik selomata, karena tubuhnya tersusun dari tiga lapisan


embrional dan memiliki selom (rongga tubuh). Tiga lapisan embrional tersebut
adalah ektoderm, mesoderm, dan endoderm. 

b. Memiliki ukuran tubuh bervariasi, mulai dari ukuran kurang dari 0,1 mm hingga
berukuran lebih dari 3 m. Bentuk tubuh juga bervariasi dan dilindungi oleh
eksoskeleton (rangka luar) dari bahan kitin. 

c. Memiliki simetri tubuh bilateral. 

d. Tubuh beruas-ruas dengan jumlah ruas yang bervariasi. Segmen-segmen


tubuhnya dapat dibedakan menjadi bagian kepala (kaput), dada (toraks), dan perut
(abdomen). 

e. Melakukan molting atau ekdisis, yaitu pelepasan eksoskeleton dalam


pertumbuhannya. 

f. Memiliki beberapa sistem organ, yaitu sebagai berikut. 

1.) Sistem pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan, usus, dan


anus. 

2.) Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah terbuka. Alat-alat
peredaran darahnya terdiri atas jantung, arteri pendek, dan sinus. Cairan darah
disebut hemolimfa. 

3.) Sistem pernapasan bervariasi. Ada yang menggunakan insang, trakea,


paru- paru buku, atau melalui permukaan tubuhnya. 

4.) Alat ekskresi berupa tubulus Malpighi atau kelenjar ekskresi. 

5.) Sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali yang dilengkapi dengan
ganglion atau otak. 

6.) Memiliki mata sebagai indra penglihat, antena sebagai indra peraba,
dan respons olfaktori sebagai indra pencium.
g. Reproduksi dilakukan secara seksual. Umumnya Arthropoda bersifat gonokoris,
tetapi ada juga yang bersifat hermafrodit. Reproduksi dapat melalui perkawinan
(kopulasi) atau partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru
tanpa melalui pembuahan. Sel telur yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi
individu jantan dengan kromosom yang haploid (n). 

h. Cara hidup Arthropoda beragam. Ada yang hidup bebas sebagai karnivor
atau herbivor, parasit pada organisme lain, atau membentuk simbiosis. 

i. Banyak ditemukan di darat, perairan tawar, dan perairan laut. Arthropoda


memiliki penyebaran yang paling luas dibandingkan dengan kelompok hewan lain. 

1. klasifikasi 
-Kelas Crustacea: udang-udangan.
-Kelas Myriapoda: berkaki banyak.
-Kelas Arachnida: laba-laba.
-Kelas Insecta: serangga.

E.ECHINODERMATA

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani, yaitu echino yang berarti landak dan
derma yang berarti kulit. echinodermata adalah kelompok hewan yang berkulit
duri. 
Echinodermata memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Bersifat triploblastik selomata

2. Tubuh memiliki ukuran bervariasi dengan diameter 1 – 36 cm.

3. Simetri tubuh saat berupa larva adalah bilateral dan saat dewasa adalah
radial.

4. Bentuk tubuh bervariasi. Ada yang seperti bintang, bulat seperti bola, pipih
bundar, bulat memanjang, atau seperti tumbuhan. Permukaan tubuh ditutupi
oleh duri panjang atau pendek, tetapi ada juga yang tubuhnya tidak ditutup
oleh duri. Tidak memiliki kepala dan tubuhnya tersusun dalam sumbu oral-
aboral.

5. Hidup bebas atau membentuk simbiosis komensalisme.

6. Merupakan karnivor pemakan udang, kepiting, siput, ikan kecil, atau bangkai.

7. Habitatnya di pantai hingga dasar laut dengan kedalaman mencapai 6.000 m.


Echinodermata mempunyai cara dalam berpindah diri dengan menggunakan
Sistem Ambulakral. Sistem Ambulakral memiliki pola aliran sebagai berikut:

 KLASIFIKASI ECHINODERMATA

Echinodermata dapat diklasifikasikan menjadi lima kelas,


yakni Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea,  dan Holothuroidea.

-Kelas Asteroidea, contoh : Asterias forbesi  (Bintang Laut)


-Kelas Echinoidea, contoh: Diadema antillarum  (Bulu Babi)
-Kelas Ophiuroidea, contoh:  Ophiuroidea sp. 
-Kelas Crinoidea, contoh: Ptilocrinus pinnatus
-Kelas Holothuroidea, contoh: Holothuria atra

F. PLATYHELMINTHES (Cacing Pipih) 


Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu platy yang berarti pipih dan
helminthes yang berarti cacing. Ini berarti, Platyhelminthes adalah cacing yang
berbentuk pipih. 

1. Ciri-Ciri 

Ciri-ciri dari Platyhelminthes adalah sebagai berikut. 

a. Bentuk tubuh pipih dorsiventral, bersegmen-segmen atau tidak bersegmen-


segmen. 

b. Bersifat triploblastik aselomata, karena tubuhnya memiliki 3 lapisan embrional,


yaitu 
ektoderm, mesoderm, dan endoderm, serta tidak memiliki selom (rongga
tubuh). 

c. Memiliki simetri tubuh bilateral. 


d. Ukuran tubuh bervariasi, mulai dari ukuran kurang dari 1 mm hingga yang
berukuran 
lebih dari 20 m. 

e. Hidup bebas di air tawar, air laut, atau di tempat-tempat yang lembap. Selain itu,
bisa 
juga hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. 
• Octocorallia memiliki rongga tubuh yang bersekat 8. Contohnya adalah
Tubipora musica (karang suling) dan Euplexaura sp. (akar bahar). 

7.) Contohnya adalah Acropora sp., Corallium sp. (koral merah), Cerianthus sp.,
dan 
Fungia sp. 
2. Struktur Tubuh 

Platyhelminthes memiliki struktur tubuh sebagai berikut. 

a. Tubuh tersusun dari 3 lapisan embrional (triploblastik) dan tidak memiliki rongga 
tubuh (aselomata). 

b. Ada yang sudah memiliki saluran pencernaan dan ada yang belum memiliki
saluran 
pencernaan. 

c. Tidak memiliki sistem pernapasan dan peredaran darah, sehingga pertukaran


gas 
dan transportasi zat dilakukan secara difusi. 

d. Memiliki sistem saraf berupa beberapa pasang benang saraf. 

e. Alat ekskresi berupa sel api (flame cell). 

f. Cacing yang hidup bebas memiliki bintik mata sebagai alat untuk sensor
cahaya. 

3. Cara Reproduksi 

Platyhelminthes bereproduksi secara aseksual, seksual, atau


keduanya. 

a. Reproduksi aseksual 

Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi atau memutus


tubuhnya menjadi beberapa bagian kecil. Potongan-potongan tubuh tersebut
kemudian beregenerasi menjadi individu baru yang lengkap seperti induknya.
Contohnya adalah Planaria sp. 

b. Reproduksi seksual 
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk gamet jantan (sperma) di
dalam testis dan gamet betina (ovum) di dalam ovarium. Hasil pembuahan
antara ovum dan sperma akan menghasilkan zigot. Pada umumnya,
Platyhelminthes bersifat hermafrodit, yaitu dalam satu tubuh dapat memiliki
ovarium dan testis. 
4.KLASIFIKASI :
1 TURBELARIA (Cacing Berambut Getar)
Satu-satunya kelas yang hidup bebas (non-parasit), contohnya adalah Planaria  yang
mempunyai sistem ekskresi dari sel-sel api (Flame Cell). Bersifat Hermafradit dan
berdaya regenerasi cepat.
2 TREMATODA (Cacing Isap)
Jenis-jenis kelas ini adalah :
1. Fasciola hepatica  (cacing hati ternak), bersifat hetmafrodit.

2. Clonorchis sinensis / Opistorchis sinensis  (cacing hati manusia)

3. Schistosoma
Contohnya adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma
haematobium  dan Schistosoma mansoni.  hidup dipembuluh darah dan
merupakan parasit darah
4. Paragonimus westermani  (cacing paru)
Cacing yang menjadi parasit dalam paru-paru manusia. Sebagai hospes perantara
ialah ketam (Eriocheirsinensis)  dan tetumbuhan air. Menyebabkan Paragonimiasis.
5. Fasciolopsis buski
Cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia. Hidup di dalam usus halus.
Hospes perantaranya adalah tetumbuhan air. Menyebabkan Fasciolopsiasis.
3.CESTODA (Cacing Pita)

Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing


disebut Proglottid.
Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker) yang memiliki
kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing
pita disebut Strobilasi.

G. ANNELIDA (Cacing Gelang) 

Annelida berasal dari bahasa Latin, yaitu annelus yang berarti cincin kecil dan
eidos yang berarti bentuk. Cacing ini dinamakan Annelida karena memiliki bentuk
tubuh seperti deretan atau untaian cincin kecil atau gelang. 

27 
1. Ciri-Ciri 
Ciri-ciri dari Annelida adalah sebagai berikut. 

a. Memiliki bentuk tubuh gilik dengan segmen-segmen yang tersusun berderet


seperti 
cincin atau gelang. 

b. Bersifat triploblastik selomata karena memiliki 3 lapisan embrional dan rongga


tubuh 
sejati (selom). 

c. Panjang tubuh bervariasi, mulai dari sekitar 1 mm hingga 3 m. 

d. Simetri tubuh bilateral, dengan bagian luar tubuh diselubungi oleh lapisan
kutikula. 

e. Pada setiap sisi lateral ruas tubuh, terdapat parapodia dengan sejumlah seta
(rambut). 
Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih. 

f. Memiliki daya regenerasi yang tinggi. Jika sebagian tubuhnya terputus atau
rusak, 
bagian tubuh yang baru akan segera tumbuh. 

g. Sebagian besar Annelida hidup bebas dan sebagian kecil ada yang parasit
dengan menempel pada Vertebrata, termasuk manusia. Pada yang hidup bebas,
umumnya berada di dasar laut dan perairan air tawar. Selain itu, ada juga sebagian
yang hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. 

2. Struktur Tubuh 

Annelida memiliki struktur tubuh sebagai berikut. 

a. Tubuh bersegmen-segmen. Segmen-segmen tubuh ini disebut metameri atau


somit. Segmentasi tubuh membagi otot dinding tubuh dan juga menyekat tubuh.
Penyekat tubuh disebut septa. 

b. Memiliki sistem pencernaan lengkap yang terdiri atas mulut, faring, esofagus, 
tembolok, lambung otot (empedal), usus halus, dan anus. 

c. Memiliki sistem peredaran darah tertutup, karena darah mengalir di dalam


pembuluh darah. Pembuluh darah utama ada dua macam, yaitu pembuluh darah
dorsal (punggung) dan pembuluh darah ventral (perut) yang sejajar dengan saluran
pencernaan. Darah mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. 

d. Annelida bernapas melalui seluruh permukaan tubuhnya dengan cara difusi.


Selain itu, ada pula yang menggunakan insang hasil modifikasi dari parapodia atau
sirri (rambut-rambut kasar) dorsal. 
e. Alat ekskresi berupa metanefridia (nefridium) yang terdiri atas nefrostom (corong
bersilia), nefridia (saluran yang terbungkus peritoneum), dan nefridiofor (lubang
ekskresi). 

f. Memiliki sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali, dengan ganglion otak di
bagian 
dorsal depan faring. 

28 
g. Memiliki sel indra atau sel peraba di seluruh permukaan tubuhnya. 

h. Memiliki bintik mata dan alat keseimbangan statosista. 

3. Cara Reproduksi 

Annelida dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan


seksual. 

a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian 


tubuhnya). 

b. Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk gamet jantan dan gamet


betina. Annelida umumnya merupakan hewan yang hermafrodit, karena memiliki
alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Meskipun bersifat hermafrodit,
Annelida tetap melakukan perkawinan silang dengan cara menukarkan spermanya
untuk membuahi sel telur individu pasangannya. 

4.Klasifikasi

POLYCHAETA Habitatnya di lautan, tubuhnya terdiri dari banyak rambut => (poly =


banyak, chaeta =  rambut/bulu). Contoh cacing
tersebut adalah : Nereis viren, Eunice viridis  (cacing wawo)
dan Lysidice oele  (cacing palolo). Dua jenis terakhir sering
dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan maluku.
OLIGOCHAETA Habitatnya di tanah, memiliki sedikit rambut (oligo =  sedikit, chaeta
=  rambut/bulu). Contoh cacing tersebut
adalah : Lumbricus terestris  dan Pheretima sp.  (keduanya disebut
cacing tanah). Mempunyai organ KIitellum yang berisi semua
kelenjar, termasuk kelenjar kelamin. Pernafasan dilakukan oleh
pemukaan tubuhnya. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh dengan
sistem peredaran darah.
Contoh lain => Moniligaster houtenii  (endemik di Sumatera).
HIRUDINAE Tidak memiliki rambut (chaeta) tetapi menghasilkan zat
antikoagulasi (anti pembekuan darah) yang dinarnakan
Hirudin.

H. Nemathelminthes (Cacing Gilik) 


Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu nema yang berarti benang dan
helminthes yang berarti cacing. Ini berarti, Nemathelminthes adalah cacing yang
berbentuk seperti benang. Nemathelminthes disebut juga Nematoda yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitu nema yang berarti benang dan ode yang berarti seperti. 

1. Ciri-Ciri 
Ciri-ciri dari Nemathelminthes adalah sebagai berikut. 
a. Bentuk tubuh bulat panjang (gilik) dan tidak bersegmen-segmen. 

b. Bersifat triploblastik pseudoselomata, karena tubuhnya memiliki 3 lapisan


embrional dan memiliki rongga tubuh semu. 

c. Simetri tubuh bilateral. 

d. Ukuran tubuh bervariasi, mulai kurang dari 1 mm hingga berukuran lebih dari 1 m. 

e. Hidup bebas di alam dengan penyebaran yang sangat luas, mulai dari daerah tropis
yang panas hingga kutub yang dingin, dari padang pasir hingga laut dalam.
Nemathelminthes dapat ditemukan hidup di tanah, air tawar, maupun air laut. Selain
itu, Nemathelminthes juga banyak yang hidup sebagai parasit pada manusia, hewan,
dan tumbuhan.

2. Struktur Tubuh 

Struktur tubuh dari Nemathelminthes adalah sebagai berikut. 

a. Tubuh bersifat triploblastik karena tersusun dari 3 lapisan embrional dan


memiliki rongga tubuh semu (pseudoselomata). 

b. Nemathelminthes yang hidup di air tawar dan daratan biasanya memiliki ukuran
tubuh kurang dari 1 mm. Sementara itu, yang hidup di laut mencapai panjang 5 cm. 

c. Cacing betina berukuran lebih besar daripada cacing jantan. Tubuh cacing
jantan memiliki ujung posterior berbentuk kait. 

d. Permukaan tubuh dilapisi kutikula transparan. Pada hewan yang hidup


sebagai parasit, lapisan kutikulanya lebih tebal daripada hewan yang hidup bebas. 

e. Memiliki sistem pencernaan yang lengkap, yaitu terdiri atas mulut, faring,
kerongkongan (gelembung faring), usus, dan anus. Di sekitar mulut terdapat 3 atau
6 bibir, papila, dan seta. 
f. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Transportasi
dan pertukaran gas terjadi secara difusi. 

g. Memiliki alat ekskresi berupa sistem sel kelenjar yang dilengkapi saluran atau
tanpa saluran. Pada individu yang hidup di laut, alat ekskresinya berupa satu atau
dua buah kelenjar renet (rennet gland) yang terdapat di dekat faring. 

3. Cara Reproduksi 

Nemathelminthes bereproduksi secara seksual. Pada umumnya, Nemathelminthes


merupakan hewan yang diesis atau gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betina
terletak pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh
induk betina. Telur yang sudah dibuahi akan dilindungi oleh cangkang yang keras. Jika
sudah menetas, larva akan mengalami pergantian kulit atau molting hingga 4 kali.
Setelah dewasa, tubuhnya akan membesar tanpa mengalami pergantian kulit

4. Klasifikasi
1. Kelas Nematoda
Nematoda mempunyai kutikula tubuh yang transparan. memiliki mulut
dan lubang ekskresi, alat reproduks pada jantan dengan testis dan
betina dengan ovarium. Umur cacing pada umumnya mencapai 10
bulan. Contoh anggota Nematoda, antara lain yaitu Ascaris
lumbricoides (cacing pern pada manusia)
2. Kelas Nematomorfa
Nematomorfa adalah cacing yang mempunyai dun di kepala. Hidup
dalam usus Vertebrata dan biasanvii melekat pada dinding usus dengan
belalai bengkok berkan duri. Cacing ini memiliki sebuah alat
pencernaan makanan yang sempurna dan alat reproduksinya terpisah.
Nematomorfa memiliki hospes intermedier, yakni bangsa Crustacea
(udang dan Insecta (serangga), misalnya Neoechi norhynchus emydis
yang menyerang penyakit kura-kura, dan bulus.

I. CHORDATA

Chordata berasal dari bahasa Yunani, yaitu chorde yang berarti dawai/ tali/ senar. chordata
adalah kelompok hewan yang memiliki notokord atau korda dorsalis yang memanjang sebagai
kerangka sumbu tubuhnya. 

1. ciri-ciri 
Chordata memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
a. Terdapat empat ciri utama yang membedakannya dengan hewan lain, yaitu sebagai 
berikut. 
1.) Memiliki notokord atau korda dorsalis pada tahap perkembangannya. Notokord terletak di
sebelah dorsal dari saluran pencernaan dan bertindak sebagai penguat rangka tubuh. 
2.) Memiliki tali saraf dorsal berlubang. 
3.) Memiliki celah faring yang akan termodifikasi menjadi celah insang. Dengan adanya celah
insang, air yang masuk ke dalam mulut dapat dikeluarkan melalui insang. 
4.) Memiliki ekor pasca-anus yang berotot. 
b. Simetri tubuh bilateral. 
c. Memiliki sumsum punggung yang terdapat di sebelah dorsal dari korda dorsalis. 
Pada bagian anterior sumsum punggung terdapat otak. 

Berikut ini adalah gambar struktur tubuh Chordata. 

2. Klasifikasi 
Chordata dibagi menjadi empat subfilum, yaitu Hemichordata, Urochordata, Cephalochordata, dan
Vertebrata. 
a. Subfilum Hemichordata 
Hemichordata adalah anggota Chordata dengan korda dorsalis yang belum sempurna. Ciri-
ciri Hemichordata adalah sebagai berikut. 
1.) Bentuk tubuh memanjang seperti cacing yang terdiri atas probosis, leher, dan 
badan. 
2.) Notokord berongga, pendek, dan merupakan lanjutan ke depan dari saluran 
pencernaan. Notokord masuk ke dalam probosis. 
3.) Celah insang banyak dan terdapat di sisi lateral. 
4.) Sistem saraf terdiri atas jaringan saraf dorsal dan jaringan saraf ventral. 
5.) Jantung terletak di sebelah dorsal bagian anterior yang dilengkapi dengan 
pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral. 
6.) Merupakan hewan yang gonokoris dengan fertilisasi secara eksternal. 
7.) Hidup di laut dengan membentuk liang-liang di pantai atau di laut dalam. 
8.) Contohnya adalah Saccoglossus (cacing pohon) dan Balanoglossus (cacing laut). 

b. Subfllum Urochordata 
Urochordata disebut juga Tunicata. Urochordata memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
1.) Tubuh pendek tebal dan melekat pada benda lain. 
2.) Notokord lenyap atau mengalami reduksi pada masa perkembangannya. 
3.) Sistem sirkulasi secara periodik dapat memutarbalikkan arah aliran darah. 
4.) Reproduksi dilakukan secara seksual dan merupakan hewan yang hermafrodit. Larva
mengalami metamorfosis seperti berudu. Reproduksi secara aseksual dapat dilakukan
dengan membentuk tunas (budding). 
5.) Hidup di laut secara bebas atau parasit. 
6.) Contohnya adalah Polycarpa pomaria dan Ecteinascidia turbinata. 

c. Subfilum Cephalochordata 
Cephalochordata dikenal sebagai lancelet. Cephalochordata memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 
1.) Memiliki tubuh kecil, pipih, memanjang seperti ikan, tetapi tanpa sirip dan memiliki bentuk
kepala yang jelas. Panjang tubuh antara 4 – 8 cm. Dinding tubuhnya berwarna merah muda
dan transparan, sehingga organ dalamnya tampak jelas. 
2.) Tubuh dilapisi oleh epidermis tanpa kutikula atau tunik. 
3.) Notokord, saraf dorsal, dan celah faring berkembang bagus. 
4.) Sistem sirkulasi tanpa jantung. Aliran darah di bagian ventral mengalir ke 
belakang. 
5.) Memiliki alat peraba pada mulutnya yang disebut sirus. Sirus berfungsi sebagai 
saringan. 
6.) Pada ujung anterior terdapat bintik mata dan pembau. 
7.) Reproduksi dilakukan secara seksual, gonokoris, dan fertilisasi terjadi secara 
eksternal. 
8.) Biasanya hidup terkubur di bawah pasir perairan dangkal. 
9.) Contohnya adalah Amphioxus sp. 

d. Subfilum Vertebrata 
Vertebrata dikenal sebagai hewan bertulang belakang. Vertebrata memiliki ciri-ciri sebagai
berikut. 
1.) Memiliki kolumna vertebralis atau ruas-ruas tulang belakang. Korda dorsalis (kerangka
sumber primer atau notokord) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. 
2.) Vertebrata disebut juga craniata, karena sudah memiliki otak yang terlindung 
di dalam kranium (tulang tengkorak). 
3.) Memiliki endoskeleton (rangka dalam) yang tersusun dari tulang rawan dan tulang keras. 
4.) Ukuran tubuh bervariasi, dari ukuran kecil hingga besar. 
5.) Simetri tubuh bilateral. 
6.) Memiliki dua pasang rahang, kecuali pada kelompok Agnatha (Cyclostomata). 
7.) Memiliki anggota badan yang berfungsi sebagai alat gerak, misalnya ekor, sirip, 
kaki, atau tangan yang tersusun dari otot dan tulang. 
8.) Sistem pencernaan lengkap yang terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, 
usus, dan anus. 
9.) Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yaitu darah mengalir di dalam pembuluh darah.
Jantung terdiri atas bilik (ventrikel) dan serambi (atrium). Darah mengandung pigmen
hemoglobin yang terdapat di dalam sel-sel eritrosit. 
10.) Memiliki alat pernapasan berupa insang atau paru-paru. Pada Vertebrata 
tingkat tinggi, celah insang hanya terdapat pada masa embrio. 
11.) Alat ekskresi berupa sepasang ginjal. 
12.) Memiliki alat indra berupa sepasang mata dan sepasang telinga. 
13.) Reproduksi dilakukan secara seksual dan bersifat gonokoris atau hermafrodit. Fertilisasi
terjadi secara internal atau eksternal. Cara reproduksi adalah ovipar (bertelur), vivipar
(melahirkan), atau ovovivipar (embrio berkembang di dalam telur, tetapi telur pecah di dalam
tubuh induk betina). 
14.) Hidup di darat, perairan tawar, dan perairan laut. 

Subfilum Vertebrata dibagi menjadi lima kelas, yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia. 

Anda mungkin juga menyukai