Anda di halaman 1dari 40

Kingdom Animalia

Pengertian Kingdom Animalia


Kingdom Animalia merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota yang paling banyak dan
bervariasi. Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu
golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang
belakang. Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari
kingdom animalia.

Ciri-Ciri Kingdom Animalia


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kingdom animalia, antara lain sebagai berikut:

1. Eukariot multiseluler, artinya tubuhnya tersusun atas banyak sel yang memiliki membran
(selaput) inti.
2. Tidak memiliki dinding sel, tetapi membran sel tersusun dari protein structural.
3. Heterotrofik, artinya memerlukan bahan organik yang berasal dari makhluk hidup maupun tak
hidup untuk kebutuhan nutrisinya.
4. Memiliki sel atau jaringan yang dapat menghantarkan rangsang dan pergerakan yang berupa saraf
atau sistem saraf.
5. Umumnya cara reproduksi secara seksual, meskipun ada beberapa yang melakukan reproduksi
secara aseksual misalnya pada Porifera, Coelenterata.

Struktur Kingdom Animalia


Berikut ini terdapat beberapa struktur kingdom animalia, antara lain sebagai berikut:

1. Simetri tubuh

Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri, antara lain:

 Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian
lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat bagian tubuh
tubuh yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral selain memiliki sisi
puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi
kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping (lateral).

 Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan dengan
simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral).
Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.

2. Lapisan Tubuh

Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan
jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi:

 Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut
dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh dari hewan
diploblastik adalah cnidaria.

 Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut
eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma
akan berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan berkembang menjadi
kelenjar pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan berkembang menjadi jaringan otot.

3. Rongga Tubuh (selom)

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang
dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

 Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan tubuh
terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).

 Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh (pseudoselom).
Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan dinding tubuh terluar.
Rongga tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk
pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda.
 Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang berasal
dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan ini mengelilingi rongga
dan menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi
sebagai penggantung organ dalam. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk protoselomata antara lain
Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan hewan yang termasuk dalam deutroselomata
antara lain Echinodermata dan Chordata.

Klasifikasi Kingdom Animalia


Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi kingdom animalia, antara lain sebagai berikut:

1. INVERTEBRATA
Berdasarkan adanya lapisan kulit embrio,rongga tubuh dan bentuk tubuhnya, Invertebrata dibedakan
menjadi filum-filum, yaitu:

A. PORIFERA

Porifera (Latin, porus = pori, fer = membawa) adalah hewan multiseluler yang paling sederhana.

Porifera sering disebut sebagai hewan spons, karena kebanyakan dari spesiesnya mempunyai kerangka
dari serabut spongin sehingga membentuk bagian tubuh seperti spons.

Ciri-Ciri Porifera

Antara lain sebagai berikut:

 Ukuran dan bentuk tubuh


1. Ukuran tubuh bervariasi, antara 1 cm sampai dengan 2 m
2. Umumnya asimetri, sebagian ada yang simetri
3. Tubuh memiliki lubang-lubang kecil atau berpori yang disebut
 Struktur dan fungsi tubuh
1. Belum membentuk jaringan dan organ sehingga dikelompokkan dalam
2. Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal
disebut pinakosit yang berfungsi sebagai
3. Pori-pori terdapat di antara pinakosit yang membentuk saluran air yang bermuara di
spongosol (rongga tubuh). Spongosol dilapisi oleh sel leher berflagel atau bulu cambuk
yang disebut koanosit.
4. Flagelum pada koanosit berfungsi membentuk aliran air satu arah sehingga air yang
membentuk makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol yang ditelan secara
fagosit.
5. Sisa makanan dibuang melalui lubang pengeluaran yang disebut oskulum.
6. Amoebosit merupakan sel yang berfungsi mengedarkan makanan dan oksigen ke seluruh
sel-sel tubuh lainnya.

 Cara hidup

Porifera hidup secara heterotrof. Makanan berupa bakteri dan plankton yang dicerna secara intraselular
dalam koanosit dan amoebosit.

 Habitat

Sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar misalnya; haliciona dari kelas demospongia.

 Reproduksi

Melakukan reproduksi secara:

Reproduksi aseksual

Terjadi dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal), dan regenerasi (membentuk individu baru).

Reproduksi seksual

Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang dihasilkan oleh koanosit. Porifera
merupakan tumbuhan hermaprodit.
Struktur tubuh Porifera

Klasifikasi Porifera

Berdasarkan susunan kerangkanya, Porifera dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Calcarea

Mempunyai kerangka yang tersusun dari kalsium karbonat, memiliki koanosit besar. Hidup di air laut
yang dangkal.

Contoh:

 Leucosolenia
 Grantia
 Scypha

2. Hexactinellida

Mempunyai kerangka yang tersusun dari silica atau zat kersik, mempunyai system saluran air yang
sederhana. Hidup di air laut yang dalam.

Contoh:

 Euplectella
 Pheronema
3. Demospongiae

Mempunyai kerangka yang tersusun dari silikat bersama-sama spongin,atau hanya spongin saja.Sistem
saluran air umumnya rumit.

Contoh:

 Euspongia
 Spongilla

Sistem Saluran air Porifera

Contoh spesies Porifera

B. CNIDARIA/COELENTERATA

Ciri-ciri umum:

1. Ukuran dan bentuk tubuh


 Ukuran tubuh beranekaragam, ada yang mencapai 2
 Bentuk tubuh simetri radial yang menyerupai kantung dengan beberapa tentakel di sekitar mulut.

 Mempunyai 2 (dua) bentuk tubuh, yaitu :

1. Polip, tubuh berbentuk tabung. Salah satu ujungnya tertutup, berfungsi untuk melekatkan
tubuhnya pada benda lain dan pada salah satu ujungnya terdapat
2. Medusa, tubuh berbenttuk payung, di tepinya terdapat tentakel. Dengan bentuk sepeti ini
Coelenterata dapat berenang bebas dan biasanya disebut ubur-ubur.

2.  Struktur dan fungsi tubuh

 Golongan hewan diploblastik

Dengan jaringan ektoderm (epidermis) dan endoderm (gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai
pelindung, sedangkan endoderm berfungsi sebagai alat pencernaan.

 Sel-sel gastrodermis berbatasan

Dengan gastrosoel atau gastrovaskuler (rongga pencernaan yang berbentuk kantung). Pencernaan
berlangsung secara ekstraseluler (dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (di dalam sel-sel gastrodermis)

 Mempunyai sel-sel penyengat (nematokist/knidoblas).


 Pada nematokist terdapat penusuk yang disebut knidosit

3.  Cara hidup

Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton atau hewan kecil di air.
4.  Habitat

Hidupnya akuatik di air tawar laut. Umumnya hidup dilaut maupun air tawar.

5.  Reproduksi

Reproduksi pada Coelenterata terjadi secara seksual dan aseksual.

 Reproduksi aseksual

Dengan pembentukan tunas yang terjadi pada Coelenterata bentuk polip dan akan tetap melekat dekat
polip, sehingga membentuk koloni.

 Reproduksi seksual

Dilakukan dengan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang terjadi pada bentuk medusa, tetapi ada
beberapa pada bntuk polip misalnya pada Hydra.

Klasifikasi Coelenterata

Jenis Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies.

Pembagian spesies Coelenterata berdasarkan bentuk kehidupan yang dominan dalam siklus hidupnya,
terdiri dari 3 kelas yaitu:
1. Hydrozoa

Siklus hidup memiliki fase polip dan medusa, salah satu contoh organismenya adalah Hydra viridis yang
hidup di air tawar, bentuk tubuhnya selalu polip dan bertunas .

Contoh lainnya adalah Obelia geniculata yang hidup di air laut, bentuk tubuhnya polip & medusa, Obelia
memiliki Polip Hydrant yang berfungsi sebagai pemangsa dan Polip Gonagium sebagai alat reproduksi,
selain itu Obelia juga bertuna

2. Scyphozoa

Scypozoa mempunyai ciri-ciri tubuh medusa berukuran besar, berbentuk seperti paying atau lonceng, dan
memiliki tentakel yang mengandung sel penyengat. Reproduksinya mengalami metagenesis.

Contoh : Aurelia aurita

3.  Anthozoa

Anthozoa memilki tubuh yang mirip bunga, hanya bersifat polip dan tubunhya mengandung kerangka dan
zat kapur yang keras dan dapat membentuk terumbu karang atau atol. Anthozoa terbagi menjadi dua
yaitu:

 Hexacoralia

Contoh : Fungia patella, Acrophora, Oculina, Meandrina, Astrea pallida.

 Octacoralia

Contoh : Euplexaura anthipathes, Corralium rubrum, Tubifora musica.


C. CTENOPHORA

Ctenophora atau Ubur-Ubur sisir adalah filum hewan tak bertulang belakang yang hidup di


perairan laut di seluruh dunia. Anggota filum ini sekilas menyerupai hewan ubur-ubur walaupun
memiliki perbedaan yang mendasar. Fitur khas mereka adalah “sisir” yang berjumlah delapan
baris, sisir ini adalah kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang, dan mereka adalah
hewan terbesar yang berenang dengan menggunakan silia. Ctenophora ukurannya berkisar
dari beberapa milimeter sampai 1,5 m. Seperti cnidaria, tubuh mereka terdiri dari jeli, dengan
satu lapisan sel di luar dan yang lain melapisi rongga internal.
Sebelumnya Ctenophora dan Cnidaria (ubur-ubur, anemon laut, dll.) dimasukkan dalam satu
filum, yaitu Coelenterata, karena mereka sama-sama menggunakan aliran air lewat rongga
tubuh untuk mendapatkan makanan dan bernafas. Namun, perbedaan lainnya ditemukan dan
akhirnya kedua filum ini dipisah.
Hampir semua ctenophora adalah predator, makanannya terdiri dari larva mikroskopis sampai
krustasea kecil, bahkan ctenophora lain, sisanya adalah parasit. Ctenophora sering
dibandingkan dengan laba-laba yang mempunyai berbagai cara untuk menangkap mangsa, ada
yang berdiam diri dan menggunakan tentakelnya seperti jaring, dan ada yang menjadi predator
aktif dalam berburu mangsa. Hal itulah yang menyebabkan ctenophora beranekaragam
walaupun spesiesnya sedikit.
Yang membedakan cnidaria dan ctenophora, adalah cnidaria menggunakan alat sengat
nematosista yang mengandung knidosit untuk menangkap mangsanya, sedangkan ctenophora
menggunakan sel-sel pelekat koloblas yang banyak ditemukan di tentakelnya (kecuali
ctenophora dari kelas Nuda yang tidak punya tentakel dan Haeckelia rubra yang memanfaatkan
knidosit dari mangsanya yang berupa cnidaria).

Reproduksi dan Perkembangan


Kebanyakan spesies yang sudah dewasa dapat meregenerasi jaringan yang hilang atau
rusak[7], tetapi hanya platyctenida yang dapat bereproduksi dengan kloning, klon berpisah dari
tubuh induk dan berkembang menjadi individu baru.
Hampir semua spesies adalah hermafrodit (dua kelamin dalam satu individu). Gonad atau
organ reproduksi berada di kanal internal di bawah baris sisir, sel telur dan sperma dilepas
lewat pori-pori di epidermis. Ctenophora menggunakan fertilisasi eksternal, kecuali platyctenida
yang menggunakan fertilisasi internal dan menjaga telur di tubuh induk sampai
menetas. Mnemiopsis juga diamati melakukan fertilisasi sendiri, dimana sel sperma dan sel
telur adalah miliknya sendiri.[6]
Perkembangan telur yang telah difertilisasi menjadi dewasa berjalan langsung, dengan kata lain
telur langsung berkembang menjadi ctenophora muda yang mirip dengan yang dewasa tetapi
ukurannya lebih kecil dan tidak ada fase larva sebelumnya. Pada beberapa spesies, ctenophora
muda dapat memproduksi telur dan sperma dalam jumlah yang kecil, yang dewasa dapat
memproduksi telur dan sperma selama mereka mendapat makanan yang cukup. Jika mereka
kehabisan makanan, mereka berhenti memproduksi telur dan sperma, dan tubuh mereka
mengecil. ketika suplai makanan bertambah, mereka tumbuh ke ukuran normal dan
melanjutkan reproduksi. Kemampuan ini membuat ctenophora mengembangkan populasi
dalam waktu singkat.[5]
Warna dan Bioluminesen
Kebanyakan ctenophora yang tinggal dekat permukaan tanah hampir transparan dan tak
berwarna. Sebaliknya beberapa spesies laut dalam berwarna cerah, contohnya "Tortuga
merah" (lihat gambar), yang belum diberi nama. Platyctenida umumnya menempel pada
organisme di dasar laut dan beberapa dari mereka punya warna yang sama dengan inangnya.
Kebanyakan spesies memiliki kemampuan bioluminesen (memancarkan cahaya sendiri),
cahayanya biasanya berwarna hijau atau biru dan hanya dapat dilihat di kegelapan. Beberapa
spesies dapat memproduksi efek pelangi, tetapi bukan karena bioluminesen, tetapi
penghamburan cahaya oleh sisir ctenophora. Ctenophora yang terkenal seperti platyctenida
dan Pleurobrachia, tidak punya kemampuan bioluminesen.
Ilmuwan belum berhasil dalam menentukan kegunaan biolumesen pada ctenophora, dan
hubungan antara warna dengan lingkungannya, seperti kedalaman air[8].
Pada ctenophora, bioluminesen disebabkan oleh aktivasi fotoprotein di sel fotosit, yang sering
ditemukan di dalam kanal meridional di bawah delapan baris sisir. Mnemiopsis leidyi memiliki
sepuluh gen yang mengkode fotoprotein. Gen ini diko-ekspresikan dengan gen opsin di
fotosit Mnemiopsis leidyi, sehingga ilmuawan menduga akan hubungan kerjasama antara
produksi cahaya dengan deteksi cahaya di hewan ini.

Keanekaragaman
Ctenophora memiliki 100-150 spesies dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata (memiliki
tentakel) dan Nuda (tidak memiliki tentakel).
Tentaculata terdiri dari delapan ordo:

 Cydippida
 Lobata
 Platyctenida
 Ganeshida
 Cambojiida
 Cryptolobiferida
 Thalassocalycida
 Cestida
Sedangkan Nuda terdiri dari satu ordo:

 Beroida

Mnemiopsis leidyi salah satu ctenophora yang hidup dekat pantai

D. PLATYHELMINTHES

Platyhelminthes (Yunani, Platy = pipih; Helminthes = cacing) atau cacing pipih adalah kelompok hewan
yang lebih sempurna dibanding Porifera maupun Coelenterata. Termasuk hewan triplobastik karena
memiliki tiga lapisan sel yaitu, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
1. Ciri-Ciri umum

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuh simetris bilateral


 Bentuk tubuhnya pipih dan lunak
 Tubuh tidak bersegmen kecuali Cestoda
 Lapisan tubuh Triploblastik Aselomata
 Alat eksresinya menggunakan flame cell
 Mempunyai mata
 Bersifat Hermafrodit
 Tidak mempunyai alat respirasi
 Sistem pencernaannya Gastrovaskuler
 Sistem saraf Ganglion
 Hidup bebas di air tawar dan tempat lembab

2. Struktur Tubuh Platyhelminthes

Antara lain sebagai berikut:

 Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)


 Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus yang bercabang ke seluruh tubuhnya.
 Tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi, dan
 Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel
 Sistem ekskresi pada kelompok platyhelminthes tertentu berfungsi menjaga kadar air dalam
 Sistem saraf tangga tali yang terdiri dari; sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali
saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga. Beberapa kelompok yang
hidup parasit, sistem sarafnya tidak berkembang
 Organ reproduksi jantan (testis) dan reproduksi pada betina (ovarium) terdapat dalam satu
individu sehingga disebut hewan hermaprodit. Organ reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuhnya

3. Cara Hidup
Hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan atau tumbuhan kecil
maupun sisa organisme. Sedangkan yang hidup parasit kebutuhan hidupnya tergantung sepenuhnya pada
inangnya (host).

4.  Reproduksi

Reproduksi pada Platyhelminthes terjadi secara seksual dan aseksual.

1. Reproduksi aseksual, secara fragmentasi misalnya pada Planaria


2. Reproduksi seksual yaitu terjadinya fertilisasi silang antara dua individu maupun satu individu
(hermaprodit) melalui peleburan antara sperma dan ovum.

5. Klasifikasi Platyhelminthes

Berdasarkan segmentasi tubuhnya, ada tidaknya silia,alat pencernaan dan cara hidupnya, Platyhelminthes
dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu:

 Turbelaria (cacing getar)

Contoh : Planaria (Dugesia tigrina)

 Trematoda (cacing hati)

Contoh : Fasciola hepatica, Clonorchis sinensis, Schistosoma japonicum, Fasciolapsis


busci, Paragonimus westermani

 Cestoda (cacing pita)

Contoh : Taenia saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum

E. NEMATHELMINTHES/NEMATODA

Nemathelminthes (Yunani, nema = benang, helminthes = cacing). Disebut juga sebagai cacing gilig


karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan platyhelminthes yang
belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga
tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, maka Nemathelminthes disebut sebagai
hewan pseudoselomata.

1. Ciri-Ciri Nemathelminthes

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuh simetris bilateral


 Bentuk tubuh bulat dan panjang
 Tidak mempunyai segmen tubuh
 Lapisan tubuh Triploblastik pseudocelomata
 Alat ekskresi sel glanduler
 Reproduksi dengan Gonokoris
 Respirasi dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuh
 Alat pencernaan lengkap
 Sistem saraf Ganglion cerebral

2. Struktur Tubuh Nemathelminthes

Antara lain sebagai berikut:

 Permukaan tubuh dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing
parasit yang hidup di usus inang daripada yang hidup bebas. Kutikula ini berfungsi untuk
melindungi diri dari enzim pencernaan
 Sistem pencernaan yang lengkap, karena telah memiliki mulut, faring, usus, dan anus.Mulut
terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus pada ujung
 Tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
pseudoselom.
 Pernapasan dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan
 Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu

3. Cara hidup
Ada yang hidup sebgai parasit pada manusia, hewan, dan tumnbuhan, ada pula yang hidup bebas.

Nemathelminthes yang hidup bebas berperan dalam penguraian sampah organik. Sedangkan cacing
parasit memperoleh makanan berupa sari makanan atau darah dari tubuh inangnya.

4. Reproduksi

Antara lain sebagai berikut:

 Umumnya melakukan reproduksi secara


 System reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang
 Individu betina berukuran lebih panjang dari pada individu jantan.
 Fertilisasi secara internal. Hasil fertilisasi lebih dari seratus ribu telur per hari. Telur dapat
membentuk kista. Kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.

5. Klasifikasi Nemathelminthes

Nemathelminthes yang sudah teridentifikasi sekitar 80.000 spesies. Namun jumlah spesies sesungguhnya
diperkirakan mencapai 10 kali lipat dari spesies yang telah diidentifikasi.

Beberapa contoh spesies Nemathelminthes :

 Ascaris lumbricoides (cacing perut)

Hidup parasit pada usus halus manusia dan menyebabkan penyakit Ascariasis atau cacingan. Hewan ini
bersifat kosmopolit (dapat hidup di segala tempat), terutama di daerah tropis.

Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan bagian ujung meruncing. Mulut terletak pada bagian anterior yang
dilengkapi 3 buah bibir, sedangkan lubang ekskresi terdapat di permukaan ventral di belakang mulut.
Dibawah epidermis terdapat otot memanjang, tetapi tidak ditemukan otot melingkar.

Daur hidup :

 Telur yang telah dibuahi keluar bersama fases


 Jika telur tersebut tertelan bersama makanan/minuman, maka di dalam usus telur akan menetas
menjaddi larva kecil, kemudian menembus dinding usus, bersama aliran darah menuju ke jantung
dan paru-paru. Dari paru-paru larva ini dapat mencapai trachea kemudian tertelan lagi dan sampai
di usus halus kemudian tumh menjadi cacing dewasa.

 Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis. Cacing tambang
dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.

Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing tambang Ancylostoma
memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1-4 pasang kait kitin atau gigi
pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.

Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan untuk menangkap
dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang
terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.

 Oxyuris vermicularis (cacing kremi)

Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi
hidup di dalam usus besar manusia.

Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing
kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang
terkontaminasi telur cacing ini.

Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri. Cacing
ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.
Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi
cacing kremi akan terjadi kembali.

 Wuchereria bancrofti (cacing rambut)

Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria. Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa. Cacing ini
menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.

Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria
dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak
terdapat di daerah tropis.

 Trichinella spiralis

Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia
yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.

F. ANNELIDA

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh
bersegmen.

Berbeda dengan Platyhelmintes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang


sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur
tubuhnya paling sederhana.

1. Ciri-Ciri Annelida

Antara lain sebagai berikut:

 Triploblastik Selomata
 Simetris Bilateral
 Panjang, bersegmen, berambut
 Sekresi dengan nephridia
 Hemafrodit dan gonokoris
 Reproduksi dengan seksual
 Pernafasan difusi & insang
 System syaraf tangga tali
 Pencernaan lengkap
 Peredarn darah dengan 5 lengkung aorta

2. Struktur Tubuh Annelida

Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya
terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu
segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.

Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus
melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).

Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan
anus. Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.

Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari
esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.

Nefridia (tunggal-nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan
corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat
sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

3. Cara hidup dan habitat


Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada
vertebrata, termasuk manusia.

Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di
tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.

4. Reproduksi

Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga yang
bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.

Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada
individu lain (gonokoris).

5. Klasifikasi Annelida

Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a) Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut
banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan
sensor palpus.

Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal=parapodium) pada
setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah
halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut
kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.

Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan
yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing palolo), dan
Lysidice oele (cacing wawo).

b) Oligochaeta

Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida
berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang
bersegmen.

Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing
tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing
tanah raksasa Australia (Digaster longmani).
Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.
Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.

Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan
berprotein tinggi bagi hewan ternak.

c) Hirudinea

Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun
seta pada segmen tubuhnya.

Panjang Hirudinea bervariasi dari 1-30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang
meruncing.

Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.
Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.

Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah
inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh
Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).

Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga
korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti
pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.

G. Mollusca
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya
lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong
triploblastik selomata.

1. Ciri-Ciri Mollusca

Antara lain sebagai berikut:

 Tubuhnya bilateral simetris


 Dinding tubuhnya bersifat tripoblastik
 Tubuh pendek terlindung cangkokyang tersusun atas zat kapur yang dihasilkan oleh zat mantel.
Struktur kepala Mollusca semakin berkembang
 Alat pencernaan telah berkembang sempurna
 Kecuali Cephalopoda, peredaran darahnya terbuka jantungnya terdiri atas bagian dorsal yang
dikelilingi pericardium
 Pernapasannya dilakukan oleh pulmonum, epidermis, insang atau mantel
 Alat ekskresinya berupa ginjal
 Reproduksi secara seksual
 Sistem syarafnya berupa tiga pasang simpul syaraf (ganglion) yaitu ganglion serebral, ganglion
visceral, dan ganglion pedal, ketiganya dihubungkan oleh serabut-serabut syaraf
 Alat kelamin umumnya terpisah (dioesus), tetapi ada pula yang hermaphrodit. Yang berkelamin
terpisah, pembuahannya eksternal

2. Struktur Tubuh Mollusca

Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :


Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap
atau menggali. Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi
untuk menangkap mangsa.

Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian
besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang
ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca
bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang
melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.

Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu. Lidah bergigi yang melengkung
kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan.

Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki
insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai
paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.

3. Cara hidup dan habitat

Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.
Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

4. Reproduksi

Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu
lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang
menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

5. Klasifikasi

Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi
kaki, dan tipe cangkang, yaitu:
a) Gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula
javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian
ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung
tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada
tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang,
sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

b) Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan
Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda dapat
dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda ada yang hidup
menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang
hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.

Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia. Kedua
cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti
engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.

Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara
mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.

Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang
nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala. Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan
labial palpus.

Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula. Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa,
diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga
Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).

Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel
melalui sifon (corong). Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling
berhubungan. Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.

Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.
Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan
menjadi larva.

c) Cephalopoda
Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki
kaki di kepala. Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan
gurita (Octopus sp.) Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut.

Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir semua
Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan
berupa kantong tinta.

Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral
tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.

Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Cephalopoda
memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Untuk reproduksi hewan ini
berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan
berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

H. ECHINODERMATA
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan
triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang
menembus kulit.

1. Ciri-Ciri Echinodermata

Antara lain sebagai berikut:

 Memiliki tiga lapisan embrional (triploblastik)


 Simetri tubuh bilateral pada fase larva dan radial pada fase dewasa
 Terdapat pembagian tubuh anterior dan posterior
 Euselomata / selomata
 Tidak memiliki segmen tubuh
 Sistem pencernaan sempurna, ada beberapa jenis yang tidak memiliki anus
 Tidak memiliki sistem peredaran darah
 Sistem pernapasan berupa insang kecil atau papulaedan ada juga    yang menggunakan kaki
ambulakral (kaki tabung), atau teripang laut
 Tidak memiliki sistem ekskresi
 Sistem saraf dibentuk oleh saraf cincin, saraf radial dan saraf jala
 Reproduksi secara aseksual (regenerasi) dan seksual. Pada umumnya memiliki kelamin yang
terpisah namu beberapa jenis bersifat hermaprodit
 Penyokong tubuh berupa kerangka dalam (endoskleton), berupa pelat dan berada dibawah kulit.

2. Struktur Tubuh Echinodermata


Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri
berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.

Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur
pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.

Kaki ambulakral memiliki alat isap. sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan
anus.Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan
kulit.

Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.
Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak
memiliki otak. Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.

3. Cara hidup dan habitat

Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan
organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.

4. Reproduksi

Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.
Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia. Hewan ini juga dapat beregenerasi.

5. Klasifikasi Echinodermata

Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu:

a) Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies.
Asteroidea juga sering disebut bintang laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan
Pentaceros sp.

Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk
seperti catut yang disebut Pediselaria.

Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.
Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut
aboral.

Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat
melekat kuat pada suatu dasar.

Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :

 Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh.
 Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
 Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
 Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.

Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya dapat
beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.

Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi
terjadi di luar tubuh.

b) Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam
bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel.

Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul.
Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya.
Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.

c) Echinoidea

Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi
(diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.

Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.
Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa
organisme.

Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral
tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan
rapat.

Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki
ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.

d) Holothuroidea

Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang. Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp.,
Holothuria sp., dan Bohadschia argus.
Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Daerah
ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral
tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.

Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon
respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga
tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus.

e) Crinoidea

Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan
tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai
dikenal sebagai bintang laut berbulu.

Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus
benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih.

Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua kelompok tersebut
memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian kaliks
(dasar tubuh).

Pada kaliks terdapat mulut dan anus. Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil
yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah pemakan
cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.

I. ARTHROPODA

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang
memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.
Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata.

1. Ciri tubuh

Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

2. Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm.,
namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.

3. Struktur tubuh

Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut
terdapat sepasang kaki yang beruas.

Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).

Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton).
Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit
membentuk perlindungan tubuh yang kuat.

Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan
lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.

Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama
dan pembentukan eksoskeleton baru.
Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan
ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.

Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi
ventral tubuhnya.

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.

Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang
lebih besar berfungsi sebagai otak.

Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mulutnya
dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.

Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.

Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi,
kelenjar ekskresi, atau keduanya.

Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah
pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga
hemolimfa.
4. Cara hidup dan habitat

Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.
Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu,
capung, belalang, dan lebah.

Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang
rumput.

5. Reproduksi

Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual,
yaitu dengan partenogenesis.

Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang
dihasilkan bersifat steril.

Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada
individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

6. Klasifikasi

Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan
diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu”:

a) Arachnoidea

Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun
anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang
jumlahnya sekitar 32 spesies.
Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.
Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea
yang hidup bebas bersifat karnivora.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida
memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking
(Uroctonus mordax) dan ketunggeng (Buthus after).

Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat),
contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila
maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).

Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen
pada bagian posterior.

Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada
sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki
untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.

Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior
abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.

Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau
kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.
Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk
menjebak mangsa.
Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis
banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.

Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi. Tubula Malpighi merupakan
tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.
Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.

Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada
kaki insecta).

b) Myriapoda

Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.
Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.

Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.
Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti
cacing.

Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila
(rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).

Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen
terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.

Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual
secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
c) Chilopoda

Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.

Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.

Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel. Pasangan pertama kaki termodifikasi
menjadi alt beracun. Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.
Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit. Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.).

d) Diplopoda

Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu. Ada
yang menyebutkan nama lain seperti keluwing. Tubuhnya bulat panjang.

Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah. Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua
pasang kaki dan dua pasang spirakel. Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini
bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.

Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang. Bila terganggu hewan ini akan
menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati. Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

e) Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras. Udang, lobster, dan kepiting
adalah contoh kelompok ini.

Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea
dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.

f) Entomostraca

Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di
perairan, dan juga ada yang sebagai parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan
Cyclops sp.

g) Malacostraca

Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca. Hewan yang termasuk
kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting. Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan
kelompok satu ini.

Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya. Tubuhnya terdiri dari dua bagian,
yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.

Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri
di ujung anterior yang disebut rostrum. Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.
Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen. Dibagian kaput terdapat sepasang antenula,
sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut. Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena
sebagai alat keseimbangan tubuh.

Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada bagian toraks terdiri
dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki
jalan(periopod).

Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan
melindungi diri dari musuh. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod). Pada
ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod). Pada udang jantan,
pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod. Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat
kopulasi.

Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya. Saluran pencernaan
udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah
sefalotoraks.

Lambung (terletak di sefalotoraks) dan usus (terletak di abdomen) berada disepanjang bagian dorsal
tubuh. Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen.

Makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil. Sisa metabolisme dikeluarkan
melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.

Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki. Sistem
peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ
kelamin bersifat dioseus.

i) Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar
kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri
khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah.

Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.

Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya
kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.

Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ
yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal
(oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus.

Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki
anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.

Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt
ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya
dioseus.

Anda mungkin juga menyukai