Anda di halaman 1dari 12

Ciri-ciri Animalia :

 Bersel banyak (multiseluler)


 memperoleh makanan dari makhluk hidup lain/tidak mampu membuat makanan
sendiri (heterotrof)
 tidak memiliki dinding sel
 tidak memiliki klorifil
 eukariotik / inti sel diselubungi oleh membran inti
 bergerak secara aktif
Klasifikasi Kingdom Animalia
1. invertebrate
 Phylum Porifera (Hewan berpori/spons)
 Phylum Coelenterata (Hewan berongga)
 Phylum Platyhelminthes ( Cacing pipih)
 Phylum Nemathelminthes ( Cacing Benang)
 Annelida (Cacing Gelang)
 Mollusca ( Hewan Lunak )
 Arthropoda  ( hewan kaki beruas)
 Echinodermata (Hewan berkulit duri)

2. Vertebrata
 Kelas AGNATHA (Cyclostomata)
 Pisces
 AMPHIBIA
 Reptilia
 Aves
 Mammalia

Ciri-ciri vertebrata dan klasifikasi

 Tubuh terdiri dari kepala badan dan 2 pasang alat gerak. Beberapa species
mempunyai ekor
 Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus, dilengkapi dengan kelenjar
pencernaan
 Sistem peredaran darah tertutup
 Alat ekskresi berupa ginjal
 Alat pernafasan berupa paru-paru, kulit, atau insang
 Sepasang alat reproduksi di kanan dan di kiri
 Sistem endokrin berfungsi menghasilkan hormon
 Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan
sistem saraf tepi (serabut saraf)
 Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, dan sel-sel dara
 Sistem gerak terdiri dari rangka sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak.

Klasifikasi Vertebrata
 Kelas AGNATHA (Cyclostomata)

 Pisces

 AMPHIBIA

 Reptilia
 Aves

 Mammalia

Ciri-ciri Invertebrata

1. Ciri utama yang memisahkan invertebrata dari organisme lain ialah  tidak adanya
tulang belakang serta tulang punggung.
2. merupakan organisme multiseluler, mereka benar-benar tidak mempunyai dinding sel.
3. Mereka tidak mempunyai tulang endoskeleton keras.
4. Karena kurangnya sistem tulang yang kompleks, beberapa invertebrata ini cenderung
lambat serta berukuran kecil di alam.
5. Karena kurangnya tulang punggung serta juga sistem saraf kompleks invertebrata ini
tidak dapat menempati beberapa lingkungan, walaupun mereka ditemukan di
lingkungan yang keras.
6. Invertebrata ini tinggal di seluruh dunia dalam berbagai habitat.
7. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian – kepala, dada serta perut.
8. Mereka tidak mempunyai paru-paru untuk respirasi.
9. Respirasi dengan melalui kulit.
10. Beberapa kelompok invertebrata ini mempunyai eksoskeleton keras dari kitin.
11. Kebanyakan dari mereka mempunyai jaringan, dengan organisasi sel tertentu.
12. Kebanyakan dari mereka itu bereproduksi dengan secara setsual oleh fusi gamet
jantan dan betina.
13. Beberapa invertebrata ini seperti spons yang menetap, namun sebagian besar
organisme itu adalah motil.
14. Kebanyakan invertebrata ini diatur dengan organisasi tubuh simetris.
15. Mereka tidak bisa membuat makanan sendiri, kata lain heterotrof.

Klasifikasi Invertebrata

 Phylum Porifera (Hewan berpori/spons)

 Phylum Coelenterata (Hewan berongga)

 Phylum Platyhelminthes ( Cacing pipih)


 Phylum Nemathelminthes ( Cacing Benang)

 Annelida (Cacing Gelang)

 Mollusca ( Hewan Lunak )

 Arthropoda  ( hewan kaki beruas)

 Echinodermata (Hewan berkulit duri)


A. Filum animalia (vertebrata dan invertebrata)

a. Porifera

 Ciri-ciri:  Dipoblastik.  Habitat air laut dan tawar.  Sistem saraf: sel koanosit.  Sistem
pencernaan: ostium-spongosol-koanosit-oskulum.  Sistem respirasi: permukaan tubuh.  Sistem
reproduksi: aseksual (tunas dan gemma), seksual: (spermatozoid dan ovum)  Struktur tubuh
Morfologi atau struktur tubuh porifera yang paling sederhana adalah berbentuk silinder dan
mempunyai rongga yang besar di bagian tengahnya yang disebut spongocoel.Air dengan leluasa
masuk ke dalam spongocoel melalui pori-pori yang begitu banyak pada dinding tubuhnya. Air yang
masuk ke spongocoel diekstrusi melalui lubang besar yang disebut osculum. Saking banyak dan
bervariasinya bentuk dan ukuran porifera, sehingga struktur tubuhnya juga bervariasi. Termasuk
adanya variasi ukuran spongocoel, jumlah osculi, dan di mana sel-sel yang menyaring makanan dari
air berada.  Klasifikasi  Calcarea (spikula dari zat kapur). Contoh spesies: Leucosolenia sp. 
Hexactinellida (spikula dari sillica/kersik). Contoh spesies: Euplectella.  Demospongia (spikula dari
sillica dan spongia). Contoh spesies: Spongilla prespensis.  Contoh spesies:  Sycon (scypha) 
Spongilla (spons air tawar)  Euspongia (spons mandi). b. Coelenterata  Ciri-ciri:  Tubuh: multisel,
simetri radial, dipoblastik, punya tentakel.  Habitat: air laut dan tawar.  Sistem pencernaan:
ekstraseluler.  Respirasi dan ekskresi dengan difusi permukaan tubuh.  Reproduksi aseksual
(tunas), seksual (fertilisasi,ovum,dan sperma).  Struktur tubuh  Epidermis, merupakan lapisan
tubuh paling luar yang tersusun dari 5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit
atau knidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra.  Misolglea, merupakan rongga yang berisi
bahan seperti gelatin dan tidak mengandung sel-sel. Mesoglea terletak di antara epidermis dan
gastrodermis. Sistem syaraf pada cnidaria terdapat pada lapisan ini.  Gastrodermis, merupakan
terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel
kelenjar lendir.  Klasifikasi  Hydrozoa  Anthozoa  Scyprozoa  Contoh spesies:  Aurelia 
Adamis  Hydra c. Plathyhelminthes  Ciri-ciri:  Tubuh: pipih, tripoblastik aselomata.  Sistem
pencernaannya gastrovaskuler.  Tidak punya sistem peredaran darah.  Respirasi dengan
permukaan tubuh.  Sistem saraf: ganglion.  Reproduksi hermafrodit.  Struktur tubuh  Sistem
Pencernaan Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada Cacing Pipih atau Platyhelminthes.
Peredaran makanan pada sistem pencernaan Cacing Pipih melalui usus, yang dimulai dari mulut,
faring, dan kerongkongan. Di belakang kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh
tubuh, yang berarti makanan disebarkan keseluruh tubuh. Gas Oksigen dan karbondioksida
dikeluarkan melalui proses difusi. Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah dan rongga
tubuh(selom) sehingga disebut hewan aselomata.  Indera Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di
kepala. Oseli adalah bintik mata yang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya. Cacing pipih
memiliki indra peraba dan sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra tambahan
seperti aurikula(telinga), statosista (pengatur keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi untuk
mengetahui arah aliran sungai).  Reproduksi Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit,
beberapa cacing pipih tidak bisa melakukan perkawinan secara individu. Reproduksi dilakukan secara
aseksual dan seksual. Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi di dalam
tubuh. Fertilisasi bisa dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain.  Klasifikasi  Turbelaria 
Trematoda  Cestoda  Monogenea  Contoh spesies:  Taenia (cacing pita)  Fasciola (cacing
hati) d. Nematelminthes  Ciri-ciri:  Tubuh tidak bersegmen, tripoblastik psedeselomata, simetri
bilateral.  Habitat di air dan tanah lembap.  Sistem pencernaan sempurna.  Respirasi dengan
difusi permukaan.  Sistem ekskresi nefridium.  Tidak punya sistem peredaran darah.  Sistem
gerak kontraksi otot tubuh.  Struktur tubuh Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan
luar tubuhnya licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim inangnya.
Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yakni lapisan luar (Ektodermis), lapisan tengah
(Mesoderm), dan lapisan dalam (Endoderm). Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin.
Nemathelminthes sudah memiliki suatu organ saluran pencernaan yang lengkap, yakni mulut, faring,
usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung depan dan anus terdapat pada ujung belakang. Sesudah
makanan dicerna, sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
rongga tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sebuah sistem pembuluh darah, sehingga tidak memiliki
sebuah sistem respirasi, pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi, yakni
perpindahan zat dari tempat konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.  Klasifikasi 
Nematoda  Nematomorfa  Contoh spesies:  Ascaris lumbricoides  Ancylostoma duodenale 
Necator americanus e. Annelida  Ciri-ciri:  Tubuh bilateral, memiliki seta.  Sistem ekskresi
nefridium.  Sistem peredaran darah tertutup.  Respirasi dengan difusi permukaan tubuh. 
Sistem saraf sederhana.  Sistem pencernaan sempurna.  Reproduksi seksual.  Struktur tubuh
Annelida memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Annelida
sudah memiliki rongga tubuh sejati (selomata). Segmentasi pada Annelida membagi otot dinding
tubuh dan juga menyekat rongga tubuh. Penyekat rongga tubuh disebut septa. Septa terdiri atas dua
lapis peritoneum (lapisan mesodermal dari dinding organ tubuh) yang berasal dari ruas muka dan
belakang. Sistem pencernaan makanan, peredaran darah, sistem saraf, dan sistem ekskresi saling
berhubungan antarsegmen. Bagian ujung anterior tubuh disebut prostomium, sedangkan bagian
ujung posterior disebut pigidium (bukan merupakan ruas). Pada setiap sisi lateral ruas tubuh
terdapat parapodia dengan sejumlah seta (rambut). Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh
yang pipih. Annelida memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi. Bila sebagian tubuhnya
terputus atau rusak, akan segera tumbuh bagian tubuh yang baru. Beberapa jenis Annelida
melakukan autotomi, yaitu melepaskan sebagian anggota tubuh apabila mendapatkan gangguan. 
Klasifikasi  Polychaeta  Oligochaeta  Hirudinea  Contoh spesies:  Nereis  Pheretima (cacing
tanah)  Hirudinaria (lintah pengisap darah). f. Mollusca  Ciri-ciri:  Tubuh lunak, tripoblastik
selomata, simetri bilateral, bercangkang.  Sistem pencernaan sempurna.  Sistem pernafasan
insang atau paru-paru.  Sistem ekskresi nefridium.  Sistem saraf ganglion.  Sistem peredaran
darah tertutup.  Reproduksi seksual.  Struktur tubuh Mollusca memiliki tiga bagian utama berupa
kaki, massa visera, dan mantel. Kaki Mollusca berotot dan di bagian telapak kaki mengandung
banyak lendir dan silia yang digunakan untuk pergerakan. Massa visera mengandung organ-organ
internal, seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel merupakan lipatan jaringan
yang menutupi massa visera dan berfungsi menyekresikan cangkang.  Klasifikasi 
Amphineura/polyplachopora  Gastropoda  Cephalopoda  Schaphopoda  Pelecypoda  Contoh
spesies:  Chaetopleura (Chiton)  Loligo (cumi-cumi)  Pila (apple siput)  Pinctada (tiram
mutiara), g. Arhtropoda  Ciri-ciri:  Tubuh beruas-ruas, simetri bilateral, tripoblastik selomata,
punya eskoskeleton.  Sistem pernapasan insang atau trakea.  Sistem peredaran darah terbuka. 
Reproduksi seksual (oertemuan gamet), aseksual (parthenogenesis).  Sistem ekskresi tubulus
malphigi.  Struktur tubuh Secara umum, arthropoda memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga
segmen utama, yaitu kepala,dada (thoraks) dan Perut (Abdomen). Tubuh arthropoda berbentuk
simetri bilateral, artinya apabila tubuhnya dipotong melalui mulut dan anus, maka hewan ini akan
terbagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang sama persis. Arthropoda memiliki eksoskeleton,
yaitu pelindung atau kerangka luar tubuh keras dan kuat yang terbuat dari zat kitin. Umumnya
diantara segmen tubuhnya, ada bagian yang tidak mengandung zat kitin sehingga mudah untuk
melakukan pergerakan. Jumlah kaki pada arthropoda umumnya lebih dari 2 pasang, tetapi semua
tergandung kepada kelasnya. Selama masa pertumbuhan, ada banyak kelompok dari filum ini yang
mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dan pergantian rangka luar (ekdisis).  Klasifikasi 
Crustacea  Arachnida  Myriapoda  Hexapoda  Contoh spesies:  Apis (lebah madu)  Bombyx
(ulat)  Laccifer (lac serangga)  Limulus (kepiting). h. Echinodermata  Ciri-ciri:  Simetri tubuh
radial.  Sebagian besar rangka tubuh dari zat kapur.  Habitat di perairan laut dan pantai. 
Sebagian hidup sebagai pemakan sampah laut.  Bergerak dengan kaki pembuluh.  Respirasi
dengan paru-paru kulit.  Sistem ppencernaan sempurna  Struktur tubuh Echinodermata memiliki
kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ
tubuh yang berjumlah/kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat
tonjolan kerangka dan duri di tubunya. Untuk bentuk tubuh Echinodermata ini pada umumnya
seperti bintang bulat, pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada bagian
tubuhnya oral (yang memiliki mulut) dan aboral (tidak memiliki mulut). Pada permukaan tubuh
Echinodermata umumnya berduri, baik pendek tumpul maupun panjang berduri. Echinodermata
tidak memiliki otak dan memiliki Ambulakral yang berfungsi dalam mengatur pergerakan. 
Klasifikasi  Asteroidea  Echinoidea  Ophiuroidea  Crinoidea  Holothuroidea  Contoh spesies:
 Asterias (ikan bintang)  Echinus (landak laut)  Cucumaria (teripang)  Ophiura (bintang rapuh).
i. Pisces  Ciri-ciri:  Habitat di air.  Alat gerak sirip.  Ruang jantung 2.  Alat pernapasan insang.
 Fertilisasi eksternal.  Berkembang biak secara ovipar.  Penutup permukaan tubuh sisik. 
Struktur tubuh Caput (Bagian Kepala). Bagian ini meliputi ujung moncong terdepan sampai ujung
tutup insang paling belakang. Bagian kepala ikan terdiri dari mulut, rahang atas, rahang bawah,
hidung, mata, insang, gigi, tutup insang, otak , jantung dan sebagainya. Trucus (Bagian Badan).
Bagian ini dimulai dari ujung tutup insang belakang sampai permulaan sirip dubur. Di dalam trucus
terdapat sirip dada, sirip punggung, sirip perut dan organ-organ dalam (hati, empedu, lambung,
gonad, usus, ginjal, limpa, gonad dan sebagainya). Cauda (Bagian Ekor). Bagian cauda dimulai dari
permulaan sirip dubur hingga ujung sirip ekor bagian paling belakang.Pada bagian ini terdapat anus
dan sirip ekor.  Klasifikasi  Agnatha  Chondrichthyes  Osteichthyes  Contoh spesies: 
Petromyzon marinus  Heterodontida sp.  Hippocampus kuda j. Amphibia  Ciri-ciri:  Habitat di
air dan darat.  Alat gerak tungkai.  Ruang jantung 3.  Alat pernapasan paru-paru dan kulit. 
Fertilisasi eksternal.  Ovipar.  Permukaan tubuh kulit berlendir.  Struktur tubuh Struktur tubuh
pada amfibi terdiri atas kepala dan badan untuk katak. Sedangkan kepala, badan dan ekor untuk
salamander. Pada kepala katak terdiri atas suatu kelopak mata dan membrane niktitan. Membrana
niktitan yakni suatu selaput atau membran yang mempunyai fungsi untuk melindungi mata katak
sewaktu berada dalam air. Pada rongga mulut katak, terdapat suatu lidah yang panjang dan bisa
dijulurkan keluar yang fungsinya untuk menangkap mangsa. Di bagian samping kepala katak
terdapat sebuah mebrana timpani yang fungsinya sebagai penerima suara dan yang kemudian
diteruska oleh sebuah saluran eustachii. saluran eustachii inilah yang terhubung dengan rongga
mulut dan telinga pada katak. Pada badan katak, terdapat sebuah kaki depan yang terdiri atas
sebuah lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan jari yang berjumlah 4 buah. Sedangkan pada
sebuah kaki belakang, terdiri atas paha, betis, telapak kaki, jari-jari kaki serta selaput renang yang
berada di antara jari-jari kaki. Fungsi dari selaput renang ini yakni untuk membantu katak berenang
sewaktu didalam air.  Klasifikasi  Gymnophiona  Caudata  Anura  Contoh spesies  Lehtyopsis
 Hynobiidae  Bufo marmus k. Reptilia  Ciri-ciri:  Habitat darat.  Alat gerak tungkai.  Ruang
jantung 4.  Alat pernapasan paru-paru.  Fertilisasi internal.  Ovipar/Ovovivipar.  Permukaan
tubuh sisik.  Struktur tubuh Struktur tubuh pada amfibi terdiri atas kepala dan badan untuk katak.
Sedangkan kepala, badan dan ekor untuk salamander. Pada kepala katak terdiri atas suatu kelopak
mata dan membrane niktitan. Membrana niktitan yakni suatu selaput atau membran yang
mempunyai fungsi untuk melindungi mata katak sewaktu berada dalam air. Pada rongga mulut
katak, terdapat suatu lidah yang panjang dan bisa dijulurkan keluar yang fungsinya untuk
menangkap mangsa. Di bagian samping kepala katak terdapat sebuah mebrana timpani yang
fungsinya sebagai penerima suara dan yang kemudian diteruska oleh sebuah saluran eustachii.
saluran eustachii inilah yang terhubung dengan rongga mulut dan telinga pada katak. Pada badan
katak, terdapat sebuah kaki depan yang terdiri atas sebuah lengan atas, lengan bawah, telapak
tangan dan jari yang berjumlah 4 buah. Sedangkan pada sebuah kaki belakang, terdiri atas paha,
betis, telapak kaki, jari-jari kaki serta selaput renang yang berada di antara jari-jari kaki. Fungsi dari
selaput renang ini yakni untuk membantu katak berenang sewaktu didalam air.  Klasifikasi 
Chelonia  Rhynchocephalia  Squamata  Crocodilia  Contoh spesies:  Chelonia mydas 
Crocodylus americanus  Mabouya multifaciate l. Aves  Ciri-ciri:  Habitat darat.  Alat gerak
sayap-kaki.  Ruang jantung 4.  Alat pernapasan paru-paru.  Ovipar.  Permukaan tubuh bulu. 
Struktur tubuh Tubuh utama dari aves terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hampir semua aves
mempunyai sayap, dan kebanyakan dari mereka juga dapat terbang. Alat gerak seperti kaki pada
aves terdiri dari 4 jari, yang digunakan untuk berjalan, bertengger, mencengkram mangsa. Sebagian
besar burung memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka dengan cukup
ringan untuk terbang. Aves juga tidak memiliki gigi, setelah mereka memakan sesuatu, makanan
tersebut akan digiling hingga dapat ditelan. Dan setelah itu dengan mudah di cerna dilambung dan
makanan tersebut keluar sebagai feses melalui anus.  Klasifikasi  Archacornithes 
Stuthioniformes  Galliformes  Columbiformes  Passeriformes  Anseriformes  Contoh spesies
 Megacephlon maleo  Struthio camelus  Gallus gallus bankiva m. Mammalia  Ciri-ciri: 
Habitat di darat.  Ruang jantung 4.  Alat pernapasan Paru-paru.  Fertilisasi internal. 
Vivipar/ovipar.  Penutup permukaan tubuh rambut.  Struktur tubuh  Kepala. Kepala pada
mamalia terbentuk oleh tulang tengkorak. Pada kepala terdapat banyak organ pengindera seperti
mata, telinga, hidung, dan lidah. Organ pengindera ini berhubungan langsung dengan otak. Yang
mana terdapat sinyal sensoris (perasa) dari organ ke otak, dan sinyal motoris (pergerakan) dari otak
ke organ.  Leher. Leher adalah tempat berlalunya saluran pernafasan, yaitu disebut dengan trakea.
Trakea hanya tempat berlalu udara yang berawal dari hidung hingga sampai ke paru-paru nantinya.
Di leher juga terdapat tempat berlalunya makanan yang disebut dengan esofagus. Esofagus akan
bermuara ke dalam lambung untuk penyaluran makanan. Di bagian belakang tulang leher
merupakan tempat berlalunya saraf saraf penting. saraf ini akan mempersarafi otot-otot pernafasan,
sehingga ketika terjadinya gangguan pada tulang belakang di leher, seseorang dapat meninggal
diakibatkan oleh terjadinya gangguan pada saraf pernafasannya.  Badan. Corpus mamalia terdapat
organ organ penting seperti paruparu, jantung, lambung, ginjal, juga glandula mammae yaitu tempat
mamalia menyusui. Corpus mamalia dibentuk oleh tulang rusuk yang juga melindungi organ-organ
penting di dalamnya. Ketika mamalia mengalami fertilisasi internal dan kemudian hamil. Uterus
(rahim) yang berisi calon bayi akan memenuhi lebih dari setengah luas corpusnya.  Ekor. Struktur
pembentuk tubuh mamalia lainnya adalah ekor. Pada mamalia yang memiliki dua kaki, biasanya
hanya terdapat tulang ekor. Akan tetapi pada mamalia yang memiliki empat kaki, ekor akan tampak
nyata seperti pada kuda, kucing, dan harimau.  Klasifikasi  Monotremata  Marsupalia 
Chiroptera  Primata  Cetacea  Carnivora  Artiodactyla  Contoh spesies:  Nasalis larvatus 
Marcopus kangaroo B. Peranan filum animalia (vertebrata dan invertebrata) a. Porifera: Penyusun
keanekaragaman di laut, menghasilkan senyawa bioaktif. b. Coelenterata: Penyusun ekosistem
terumbu karang, pelindung pantai dari abrasi. c. Plathyhelminthes: Indikator pencemaran (planaria)
d. Nemathelminthes: hidup parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan menjadi parasit
pada tumbuhan. e. Annelida: Sumber proteion hwani, dekomposer. f. Mollusca: Sumber proteion
hewani, penghasil perhiasan (mutiara) g. Arthropoda: Sumber makanan, polinator, hewan model di
ilmu genetika. h. Echinodermata: Sumber makanan, obat tradisional, detritivor. i. Pisces: Sumber
protein hewani, bahan pembuatan dompet, jaket, dll. j. Amphibia: Pemberantas nyamuk, pengendali
hama. k. Reptilia: Kulit dimanfaatkan untuk bahan kerajinan tangan, telur reptil sering dikonsumsi
manusia. l. Aves: Bulu entok sebagai bahan shuttlecock dan pengisi bantal, bulu ayam untuk
membuat kemoceng. m. Mammalia: Sumber protein seperti susu dan daging, alat transportasi
seperti kuda. 6. SIKLUS HIDUP OBELIA, AURELIA, FASCIOLA HEPATICA, DAN TAENIA SOLIUM A. Obelia
Siklus atau daur hidup Obelia sp melalui tahapan sebagai berikut: 1) polip dewasa menghasilkan dua
jenis polip – polip yang dihasilkan adalah polip nutrisi (bertentakel) dan polip reproduktif (tanpa
tentakel). 2) polip tanpa tentakel bereproduksi secara vegetatif – cara perkembangbiakan polip
tanpa tentakel dilakukan melalui tunas. Tunas yang dihasilkan adalah tunas medusa. 3) tunas
medusa terlepas dari polip dan bebas di lautan. 4) Pembuahan – ada dua jenis medusa, yaitu jantan
dan betina. Medusa jantan melepaskan sel sperma dan medusa betina melepaskan sel ovum.
Pembuahan terjadi secara eksternal atau diluar tubuh. Sel ovum yang dibuahi akan menjadi zigot.
Sedangkan medusa akan segera mati setelah mengeluarkan gametnya. 5) Terbentuk planula –
setelah zigot terbentuk, zigot akan terus berkembang menjadi blastula berlapis tunggal dengan
blastoceole. Pada akhirnya lapisan ini berkembang dan menjadi solid membentuk gastrula. Gastrula
lalu memanjang dan lapisan luarnya berkembang menjadi silia. Bentuk ini disebut planula. 6) larva
planula menempel di substrat – siklus hidup planula yang bebas berakhir ketika planula mulai
menempel pada substrat. 7) Planula berkembang menjadi koloni baru dan seterusnya daur hidup
Obelia sp kembali terjadi. Dari tahapan kehidupan Obelia sp bisa dilihat bahwa selama hidupnya
hewan ini memiliki 2 bentuk yaitu polip dan medusa. B. Aurelia Siklus hidup Aurelia aurita: 1)
Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet (sperma atau telur) yang
haploid. 2) Sel telur (n) dibuahi oleh sperma (n) akan menghasilkan zigot (2n). Fertilisasi terjadi
secara eksternal didalam air. 3) Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh
menjadi balstula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia Planula yang berenang bebas beberapa
waktu. 4) Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva polip
berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma dapat membentuk tunas-
tunas. 5) Pada bulan-bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu melakukan pembelahan
secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira. 6) Efira
akan terlepas satu persatu . Setelah efira terlepas semua, skifistoma akan hidup sebagai polip
kembali. Skifistoma dapat hidup hingga beberapa tahun. Efira akan tumbuh menjadi ubur-ubur
dewasa. C. Fasciola hepatica Berikut ini penjelasan mengenai daur hidup Fasciola hepatica: 1) Telur
yang dihasilkan cacing dewasa akan keluar dari tubuh hewan ternak bersama feses/kotoran hewan
ternak. Apabila telur berada di lingkungan yang tepat/tempat yang basah, telur akan menjadi larva
bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang mencari hewan perantara
sementara yaitu siput Lymnea auricularis dan akan menempel pada mantel siput. Setelah berada
pada tubuh kemudian larva berkembang dan berubah menjadi sporokista. 2) Masih di dalam tubuh
siput, sporokista yang akan berkembang secara parthenogenesis menjadi redia (larva II).
Parthenogenesis adalah adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur
yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. 3) Redia kemudian melakukan metamorfosis
(berkembang secara paedogenesis) menjadi larva berekor yang disebut serkaria. Paedogenesis
adalah reproduksi pada hewan muda (belum dewasa seksual, jadi belum menghasilkan telur),
biasanya terjadi pada larva. 4) Serkaria akan meninggalkan tubuh siput. Kemudian akan tumbuh
menjadi metaserkaria (kista) yang menempel pada rumput. 5) Metaserkaria yang menempel pada
rumput akan termakan oleh domba, sapi atau hewan ternak lainnya kemudian berkembang menjadi
cacing dewasa Fasciola hepatica. 6) Cacing dewasa tersebut akan menghasilkan telur dan selanjutnya
akan masuk dalam daur hidup Fasciola hepatica berikutnya, begitu seterusnya. D. Taenia solium 1)
Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke lingkungan luar. 2) Inang
perantara, yaitu babi memakan makanan yang terkontaminasi telur atau proglotid Taenia solium. 3)
Dalam tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot membentuk
sistiserkus. 4) Sistiserkus pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.
5) Dalam usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan menempel menggunakan
skoleks. 6) Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan terbawa
kotoran. 7) Telur cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena makanan yang
terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena tidak mencuci tangan dengan bersih setelah
buang air. 8) Dalam tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant. 9)
Sistiserkus dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada jaringan di bawah kulit, juga
mata dan otak. 7. PROSES TERBENTUKNYA MUTIARA A. Pembentukan Mutiara Secara Alami Mutiara
terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya
irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel
kemudian benda ini pada akhirnya akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis,
Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006) mendeskripsikan
terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya
partikel padat dalam mantel moluska. Pembentukan mutiara secara alami terjadi karena faktor iritan
atau karena masuknya benda–benda padat ke dalam mantel kerang sehingga benda padat ini akan
terbungkus nacre, nacre merupakan zat unik yang dimiliki kerang dan berfungsi sebagai pelindung
tubuh. Teori lain juga mengatakan mutiara juga terbentuk karena apabila adanya kerusakan pada
bagian mantel dan cangkang kerang maka kerang akan menutup dan memperbaiki lubang tersebut
dengan menggunakan zat nacre. Proses ini sama dengan proses pembentukan tulang pada manusia.
Nacre ini lah yang disebut dengan Mother of pearls atau ibu dari mutiara. Proses pembentukan
mutiara dimulai jika sebutir pasir yang memasuki tubuh seekor tiram atau kerang di dasar lautan.
Karena pasir itu menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, kerang itu berusaha mengusirnya. Ia
menggunakan getah di perutnya untuk membalut pasir yang melukainya. Proses pembentukan
mutiara itu bisa berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya terbentuklah sebuah mutiara yang
cantik dan berharga. Akibat adanya partikel pasir atau zat asing yang masuk ke dalam cangkang
tiram untuk menenangkan iritasi ini, kerang mulai mendepositokan lapis demi lapis, bahan shell
Lapisan ini terdiri, dari kalsium karbonat. Setelah beberapa waktu pembentukan mutiara di dalam
shell selesai. Mutiara yang terbentuk bulat, putih dan bersinar. Ini disebut mutiara murni. Namun,
mutiara pada dasarnya tidak hanya berwarna putih saja. Warna mereka mungkin saja hitam, putih,
rose, biru pucat, kuning, hijau dan ungu. B. Pembentukan Mutiara Secara Budidaya Dalam budidaya
mutiara, manik-manik induk mutiara atau sepotong jaringan yang nucleus dimasukkan (oleh
manusia) ke moluska untuk memulai proses pembentukan mutiara. Dengan meniru cara kerja
kerang, mereka mampu memproduksi bahan baku mutiara yang memiliki struktur, perilaku mekanis
dan sifat optik mirip aslinya. Ada tiga cara yang ditempuh untuk memproduksi nacre sintetis.
Pertama, mereka harus mencegah supaya kalsium karbonat, komponen utama nacre. Tidak segera
mengkristal saat larutan diendapkan. Caranya adalah menggunakan campuran ion dan komponen
organik dalm larutan, seperti yang dilakukan kerang. Kedua, endapan dibiarkan terserap ke
permukaan alat dan membentuk lapisan dengan ketebalan tertentu. Lapisan endapan kemudian
ditutupi lapisan organik yang memiliki pori-pori selebar 10 nanometer. Ketiga, lapisan yang sudah
terkristalisasi selanjutnya diinduksi. Semua langkah itu dilakukan berulang-ulang untuk menciptakan
tumpukan bola kristal dan lapisan organik hingga membentuk bulatan-bulatan mutiara. 8.
METAMORFOSIS SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA A. Metamorfosis sempurna Pada metamorfosis
sempurna hewan mengalami 4 tahap yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan imago (hewan dewasa).
1) Telur , pada fase ini hasil dari fertilisasi antara sel telur dan sel sperma yaitu embrio akan
mengalami pembelahan sel sampai terbentuknya organ-organ utama. 2) Larva, pada fase ini
beberapa jenis hewan eksoskeleton akan mengalami perubahan fisik yaitu mengalami pergantian
kulit. Dengan seiringnya waktu tubuh hewan akan semakin tumbuh membesar sehingga terjadi
pergantian kulit. 3) Pupa, pada fase ini terjadi transisi secara total dimana akan terbentuk bentuk
yang baru. Pada tahap ini hewan akan mengurangi kebiasaan makannya. Akan tetapi pupa akan
melakukan pertumbuhan hingga pada saatnya matang akan memasuki fase dewasa. 4) Imigo, pada
fase ini akan terbentuk hewan dengan bentuk baru yang berbeda pada saat hewan tersebut muda.
Dan hewan akan bereproduksi untuk membentuk telur baru yang nantinya akan mengalami tahap
telur, larva, pupa dan menjadi imigo. Contoh hewan yang bermetamorfosis sempurna adalah kupu-
kupu, nyamuk, lalat, dan katak. B. Metamorfosis tidak sempurna Fase metamorfosis tidak sempurna
yaitu telur, nimfa dan imago (hewan dewasa). 1) Fase telur, pada fase ini induk akan menyiman telur
pada tempat yang aman dengan tujuan mempertahankan embrio dari berbagai serangan hewan
lainnya. Maka telur dilapisi cangkang dengan lapisan zat kitin yang mempunyai fungsi pelindung
embrio sampai akhirnya telur menetas menjadi nimfa. 2) Fase nimfa, pada fase ini mulai terbentuk
organ yang hampir menyerupai organ pada hewan dewasa. 3) Fase imago, pada fase ini berbagai
perubahan telah terjadi pada hewan hingga tewan telah matang dan siap bereproduksi. Contoh
hewan bermetamorfosis tidak sempurna adalah kecoa dan belalang. 9. SIKLUS AIR PORIFERA DAN
SISTEM AMBULAKRAL ECHINODERMATA A. Siklus air porifera  Askon Tipe Ascon merupakan tipe
Porifera yang mempunyai sistem saluran air sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke
spongocoel (rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon, misalnya Leucoslenia
berbentuk jambangan bunga yang merupakan tipe paling sederhana dapat melihat suatu rongga
sentral yang disebut spongocoel atau paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat lubang besar
yang disebut osculoum. Pada dinding hewan terdapat pori-pori kecil porosofil atau dengan pori dan
sering disebut ostium. Sel ephitelium sebenarnya yaitu sel pinacocyt dan kadang-kadang memiliki
satu flagellum dan terdiri atas jajaran sel yang berleher dan disebut sel choanocyt. Yang berbentuk
botol memiliki flagellum.dan diantaranya terdapat gelatin, serta terdapat sel amoboit yang berfungsi
untuk mengedarkan makanan. Sel pori yang berfungsi sebagai membuka dan menutup pori dan
sering disebut mycocyt. Dan penyusun tubuh yang tersusun oleh skleroblas.  Sycon Tipe Sycon
merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air, tetapi hanya radialnya yang mempunyai
koanosit. Air masuk melalui pori ke saluran radial yang berdinding koanosit ’spongocoel’ keluar
melalui oskulum, misalnya : Scypha.  Rhagon Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran
air yang paling kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal dengan sistem
saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu rongga yang bersilia berbentuk bulat. Air
masuk melalui pori-pori saluran radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum. misalnya
Euspongia dan Spongida. B. Sistem ambulakral echinodermata Sistem Ambulakral Merupakan sistem
aliran air lewat pembuluh yang dilakukan oleh kelompok Echinodermata kelompok hewan berkulit
duri). sistem kerjanya diawali dari masuknya air dari laut melalui lubang madreporit dabagian
punggung yang kemudian dasalurkan ke saluran saluran yang berakhir ke ampula yang menyerupai
balon/tabung (kaki tabung) ampula yang berisi air ini nanti akan di tekankan ke obyek batuan
sehingga bisa membawa badannya bergerak , tentu penekanan ampula mempunyai konsekwensi air
di ampula keluar sehingga kempes lagi air bergerak ke mulut - begitu seterusnya. 10. WUJUD RASA
SYUKUR BERLIMPAHNYA SUMBER DAYA HEWAN DI INDONESIA  Melestarikan hewan salahsatunya
dengan tidak membuang sampah sembarangan agar habitat hewan tidak terganggu. 
Memanfaatkan sumber daya hewan sebaik-baiknya tanpa mengeksploitasi.  Tidak memelihara
hewan yang dilindungi negara.  Senantiasa berbagi informasi kepada sesama bahwa perburuan liar
akan merusak keanekaragaman fauna agar semua orang lebih sadar.

Anda mungkin juga menyukai