Anda di halaman 1dari 20

1.

CIRI-CIRI ANIMALIA
 Multiseluler.
 Heterotrof.
 Memiliki sel otot untuk bergerak dan sel saraf untuk rangsangan
 Umumnya bereproduksi secara seksual, namun beberapa filum bereproduksi
secara aseksual.
 Bentuk dewasanya selalu diploid.
 Tidak memiliki dinding sel.
 Tidak memiliki klorofil.
 Eukariotik.

2. KLASIFIKASI ANIMALIA
A. Vertebrata (Memiliki tulang belakang)
B. Invertebrata (Tidak memiliki tulang belakang.

3. VERTEBRATA
A. Ciri-ciri vertebrata
 Memiliki otak yang berkembang.
 Otak bersarang di tempurung kepala (kranium).
 Memiliki sistem peredaran darah sebagian terbuka.
 Umumnya endoskeleton vertebrata terbuat dari tulang rawan atau tulang.
 Berkelamin tunggal, gonad hanya satu pasang.
 Reproduksi biasanya seksual dan gonohostric.

B. Klasifikasi vertebrata
 Pisces

 Amphibia
 Reptilia

 Aves

 Mammalia

4. INVERTEBRATA

A. Ciri-ciri
 Tidak memiliki tulang endoskeleton keras.
 Sistem rangka terdiri atas cangkang luar dan eskoskeleton.
 Cenderung lambat dan berukuran kecil.
 Tidak dapat menempati beberapa lingkungan, meskipun mereka ditemukan
di lingkungan yang keras.
 Tubuh dibagi menjadi kepala, dada, dan perut.
 Tidak memeiliki paru-paru untuk respirasi.
 Respirasi melalui kulit.
 Kebanyakan memiliki jaringan dengan organisasi sel tertentu
 Kebanyakan reproduksi seksual dengan cara fusi gamet jantan dan betina.
 Sebagian besar motil.
B. Klasifikasi
 Porifera

 Coelenterata

 Plathyhelminthes

 Nemathelminthes

 Annelida
 Mollusca

 Arthropoda

 Echinodermata

5. FILUM ANIMALIA (VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA) DAN


PERANANNYA
A. Filum animalia (vertebrata dan invertebrata)
a. Porifera
 Ciri-ciri:
 Dipoblastik.
 Habitat air laut dan tawar.
 Sistem saraf: sel koanosit.
 Sistem pencernaan: ostium-spongosol-koanosit-oskulum.
 Sistem respirasi: permukaan tubuh.
 Sistem reproduksi: aseksual (tunas dan gemma), seksual:
(spermatozoid dan ovum)

 Struktur tubuh
Morfologi atau struktur tubuh porifera yang paling sederhana adalah
berbentuk silinder dan mempunyai rongga yang besar di bagian tengahnya
yang disebut spongocoel.Air dengan leluasa masuk ke dalam spongocoel
melalui pori-pori yang begitu banyak pada dinding tubuhnya. Air yang
masuk ke spongocoel diekstrusi melalui lubang besar yang disebut osculum.
Saking banyak dan bervariasinya bentuk dan ukuran porifera, sehingga
struktur tubuhnya juga bervariasi. Termasuk adanya variasi ukuran
spongocoel, jumlah osculi, dan di mana sel-sel yang menyaring makanan
dari air berada.
 Klasifikasi
 Calcarea (spikula dari zat kapur). Contoh spesies: Leucosolenia sp.
 Hexactinellida (spikula dari sillica/kersik). Contoh spesies:
Euplectella.
 Demospongia (spikula dari sillica dan spongia). Contoh spesies:
Spongilla prespensis.
 Contoh spesies:
 Sycon (scypha)
 Spongilla (spons air tawar)
 Euspongia (spons mandi).

b. Coelenterata
 Ciri-ciri:
 Tubuh: multisel, simetri radial, dipoblastik, punya tentakel.
 Habitat: air laut dan tawar.
 Sistem pencernaan: ekstraseluler.
 Respirasi dan ekskresi dengan difusi permukaan tubuh.
 Reproduksi aseksual (tunas), seksual (fertilisasi,ovum,dan sperma).
 Struktur tubuh
 Epidermis, merupakan lapisan tubuh paling luar yang tersusun dari
5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau
knidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra.
 Misolglea, merupakan rongga yang berisi bahan seperti gelatin dan
tidak mengandung sel-sel. Mesoglea terletak di antara epidermis dan
gastrodermis. Sistem syaraf pada cnidaria terdapat pada lapisan ini.
 Gastrodermis, merupakan terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel
otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir.
 Klasifikasi
 Hydrozoa
 Anthozoa
 Scyprozoa
 Contoh spesies:
 Aurelia
 Adamis
 Hydra

c. Plathyhelminthes
 Ciri-ciri:
 Tubuh: pipih, tripoblastik aselomata.
 Sistem pencernaannya gastrovaskuler.
 Tidak punya sistem peredaran darah.
 Respirasi dengan permukaan tubuh.
 Sistem saraf: ganglion.
 Reproduksi hermafrodit.
 Struktur tubuh
 Sistem Pencernaan
Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada Cacing
Pipih atau Platyhelminthes. Peredaran makanan pada
sistem pencernaan Cacing Pipih melalui usus, yang dimulai dari
mulut, faring, dan kerongkongan. Di belakang kerongkongan
terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh, yang
berarti makanan disebarkan keseluruh tubuh. Gas Oksigen dan
karbondioksida dikeluarkan melalui proses difusi. Platyhelminthes
tidak memiliki sistem peredaran darah dan rongga tubuh(selom)
sehingga disebut hewan aselomata.
 Indera
Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di kepala. Oseli adalah
bintik mata yang mengandung pigmen yang peka terhadap
cahaya. Cacing pipih memiliki indra peraba dan sel kemoresptor.
Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra tambahan
seperti aurikula(telinga), statosista (pengatur keseimbangan),
dan reoreseptor (berfungsi untuk mengetahui arah aliran sungai).
 Reproduksi
Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit,
beberapa cacing pipih tidak bisa melakukan perkawinan secara
individu. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi bisa dilakukan
sendiri atau dengan pasangan lain.
 Klasifikasi
 Turbelaria
 Trematoda
 Cestoda
 Monogenea
 Contoh spesies:
 Taenia (cacing pita)
 Fasciola (cacing hati)

d. Nematelminthes
 Ciri-ciri:
 Tubuh tidak bersegmen, tripoblastik psedeselomata, simetri
bilateral.
 Habitat di air dan tanah lembap.
 Sistem pencernaan sempurna.
 Respirasi dengan difusi permukaan.
 Sistem ekskresi nefridium.
 Tidak punya sistem peredaran darah.
 Sistem gerak kontraksi otot tubuh.
 Struktur tubuh
Tubuh dari cacing ini tidak memiliki segmen dan lapisan luar tubuhnya
licin serta dilindungi oleh kutikula agar tidak terpengaruh oleh enzim
inangnya. Tubuhnya dilapisi oleh tiga lapisan (tripoblastik), yakni lapisan
luar (Ektodermis), lapisan tengah (Mesoderm), dan lapisan dalam
(Endoderm). Kulit hewan ini tidak berwarna dan licin.
Nemathelminthes sudah memiliki suatu organ saluran pencernaan yang
lengkap, yakni mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung
depan dan anus terdapat pada ujung belakang. Sesudah makanan dicerna,
sari makanan tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
rongga tubuhnya. Tubuhnya belum memiliki sebuah sistem pembuluh
darah, sehingga tidak memiliki sebuah sistem respirasi, pertukaran oksigen
dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi, yakni perpindahan zat dari
tempat konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah.
 Klasifikasi
 Nematoda
 Nematomorfa
 Contoh spesies:
 Ascaris lumbricoides
 Ancylostoma duodenale
 Necator americanus

e. Annelida
 Ciri-ciri:
 Tubuh bilateral, memiliki seta.
 Sistem ekskresi nefridium.
 Sistem peredaran darah tertutup.
 Respirasi dengan difusi permukaan tubuh.
 Sistem saraf sederhana.
 Sistem pencernaan sempurna.
 Reproduksi seksual.
 Struktur tubuh
Annelida memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm,
dan endoderm. Annelida sudah memiliki rongga tubuh sejati (selomata).
Segmentasi pada Annelida membagi otot dinding tubuh dan juga menyekat
rongga tubuh.
Penyekat rongga tubuh disebut septa. Septa terdiri atas dua lapis
peritoneum (lapisan mesodermal dari dinding organ tubuh) yang berasal
dari ruas muka dan belakang. Sistem pencernaan makanan, peredaran darah,
sistem saraf, dan sistem ekskresi saling berhubungan antarsegmen. Bagian
ujung anterior tubuh disebut prostomium, sedangkan bagian ujung posterior
disebut pigidium (bukan merupakan ruas). Pada setiap sisi lateral ruas tubuh
terdapat parapodia dengan sejumlah seta (rambut).
Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih. Annelida
memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi. Bila sebagian tubuhnya
terputus atau rusak, akan segera tumbuh bagian tubuh yang baru. Beberapa
jenis Annelida melakukan autotomi, yaitu melepaskan sebagian anggota
tubuh apabila mendapatkan gangguan.
 Klasifikasi
 Polychaeta
 Oligochaeta
 Hirudinea
 Contoh spesies:
 Nereis
 Pheretima (cacing tanah)
 Hirudinaria (lintah pengisap darah).

f. Mollusca
 Ciri-ciri:
 Tubuh lunak, tripoblastik selomata, simetri bilateral, bercangkang.
 Sistem pencernaan sempurna.
 Sistem pernafasan insang atau paru-paru.
 Sistem ekskresi nefridium.
 Sistem saraf ganglion.
 Sistem peredaran darah tertutup.
 Reproduksi seksual.
 Struktur tubuh
Mollusca memiliki tiga bagian utama berupa kaki, massa visera, dan
mantel. Kaki Mollusca berotot dan di bagian telapak kaki mengandung
banyak lendir dan silia yang digunakan untuk pergerakan. Massa
visera mengandung organ-organ internal, seperti organ pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi. Mantel merupakan lipatan jaringan yang menutupi
massa visera dan berfungsi menyekresikan cangkang.
 Klasifikasi
 Amphineura/polyplachopora
 Gastropoda
 Cephalopoda
 Schaphopoda
 Pelecypoda

 Contoh spesies:
 Chaetopleura (Chiton)
 Loligo (cumi-cumi)
 Pila (apple siput)
 Pinctada (tiram mutiara),

g. Arhtropoda
 Ciri-ciri:
 Tubuh beruas-ruas, simetri bilateral, tripoblastik selomata, punya
eskoskeleton.
 Sistem pernapasan insang atau trakea.
 Sistem peredaran darah terbuka.
 Reproduksi seksual (oertemuan gamet), aseksual (parthenogenesis).
 Sistem ekskresi tubulus malphigi.
 Struktur tubuh
Secara umum, arthropoda memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga
segmen utama, yaitu kepala,dada (thoraks) dan Perut (Abdomen). Tubuh
arthropoda berbentuk simetri bilateral, artinya apabila tubuhnya dipotong
melalui mulut dan anus, maka hewan ini akan terbagi menjadi dua bagian
kiri dan kanan yang sama persis. Arthropoda memiliki eksoskeleton, yaitu
pelindung atau kerangka luar tubuh keras dan kuat yang terbuat dari zat
kitin. Umumnya diantara segmen tubuhnya, ada bagian yang tidak
mengandung zat kitin sehingga mudah untuk melakukan pergerakan.
Jumlah kaki pada arthropoda umumnya lebih dari 2 pasang, tetapi semua
tergandung kepada kelasnya. Selama masa pertumbuhan, ada banyak
kelompok dari filum ini yang mengalami perubahan bentuk (metamorfosis)
dan pergantian rangka luar (ekdisis).
 Klasifikasi
 Crustacea
 Arachnida
 Myriapoda
 Hexapoda
 Contoh spesies:
 Apis (lebah madu)
 Bombyx (ulat)
 Laccifer (lac serangga)
 Limulus (kepiting).

h. Echinodermata
 Ciri-ciri:
 Simetri tubuh radial.
 Sebagian besar rangka tubuh dari zat kapur.
 Habitat di perairan laut dan pantai.
 Sebagian hidup sebagai pemakan sampah laut.
 Bergerak dengan kaki pembuluh.
 Respirasi dengan paru-paru kulit.
 Sistem ppencernaan sempurna
 Struktur tubuh
Echinodermata memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan
lima lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ tubuh yang
berjumlah/kelipatan lima. Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena
terdapat tonjolan kerangka dan duri di tubunya.
Untuk bentuk tubuh Echinodermata ini pada umumnya seperti bintang
bulat, pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada
bagian tubuhnya oral (yang memiliki mulut) dan aboral (tidak memiliki
mulut). Pada permukaan tubuh Echinodermata umumnya berduri, baik
pendek tumpul maupun panjang berduri. Echinodermata tidak memiliki
otak dan memiliki Ambulakral yang berfungsi dalam mengatur pergerakan.
 Klasifikasi
 Asteroidea
 Echinoidea
 Ophiuroidea
 Crinoidea
 Holothuroidea
 Contoh spesies:
 Asterias (ikan bintang)
 Echinus (landak laut)
 Cucumaria (teripang)
 Ophiura (bintang rapuh).

i. Pisces
 Ciri-ciri:
 Habitat di air.
 Alat gerak sirip.
 Ruang jantung 2.
 Alat pernapasan insang.
 Fertilisasi eksternal.
 Berkembang biak secara ovipar.
 Penutup permukaan tubuh sisik.
 Struktur tubuh
Caput (Bagian Kepala). Bagian ini meliputi ujung moncong terdepan
sampai ujung tutup insang paling belakang. Bagian kepala ikan terdiri dari
mulut, rahang atas, rahang bawah, hidung, mata, insang, gigi, tutup insang,
otak , jantung dan sebagainya.
Trucus (Bagian Badan). Bagian ini dimulai dari ujung tutup insang
belakang sampai permulaan sirip dubur. Di dalam trucus terdapat sirip dada,
sirip punggung, sirip perut dan organ-organ dalam (hati, empedu, lambung,
gonad, usus, ginjal, limpa, gonad dan sebagainya).
Cauda (Bagian Ekor). Bagian cauda dimulai dari permulaan sirip dubur
hingga ujung sirip ekor bagian paling belakang.Pada bagian ini terdapat
anus dan sirip ekor.
 Klasifikasi
 Agnatha
 Chondrichthyes
 Osteichthyes
 Contoh spesies:
 Petromyzon marinus
 Heterodontida sp.
 Hippocampus kuda
j. Amphibia
 Ciri-ciri:
 Habitat di air dan darat.
 Alat gerak tungkai.
 Ruang jantung 3.
 Alat pernapasan paru-paru dan kulit.
 Fertilisasi eksternal.
 Ovipar.
 Permukaan tubuh kulit berlendir.
 Struktur tubuh
Struktur tubuh pada amfibi terdiri atas kepala dan badan untuk katak.
Sedangkan kepala, badan dan ekor untuk salamander. Pada kepala katak
terdiri atas suatu kelopak mata dan membrane niktitan. Membrana niktitan
yakni suatu selaput atau membran yang mempunyai fungsi untuk
melindungi mata katak sewaktu berada dalam air.
Pada rongga mulut katak, terdapat suatu lidah yang panjang dan bisa
dijulurkan keluar yang fungsinya untuk menangkap mangsa. Di bagian
samping kepala katak terdapat sebuah mebrana timpani yang fungsinya
sebagai penerima suara dan yang kemudian diteruska oleh sebuah saluran
eustachii. saluran eustachii inilah yang terhubung dengan rongga mulut dan
telinga pada katak.
Pada badan katak, terdapat sebuah kaki depan yang terdiri atas sebuah
lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan jari yang berjumlah 4 buah.
Sedangkan pada sebuah kaki belakang, terdiri atas paha, betis, telapak kaki,
jari-jari kaki serta selaput renang yang berada di antara jari-jari kaki. Fungsi
dari selaput renang ini yakni untuk membantu katak berenang sewaktu
didalam air.
 Klasifikasi
 Gymnophiona
 Caudata
 Anura
 Contoh spesies
 Lehtyopsis
 Hynobiidae
 Bufo marmus

k. Reptilia
 Ciri-ciri:
 Habitat darat.
 Alat gerak tungkai.
 Ruang jantung 4.
 Alat pernapasan paru-paru.
 Fertilisasi internal.
 Ovipar/Ovovivipar.
 Permukaan tubuh sisik.
 Struktur tubuh
Struktur tubuh pada amfibi terdiri atas kepala dan badan untuk katak.
Sedangkan kepala, badan dan ekor untuk salamander. Pada kepala katak
terdiri atas suatu kelopak mata dan membrane niktitan. Membrana niktitan
yakni suatu selaput atau membran yang mempunyai fungsi untuk
melindungi mata katak sewaktu berada dalam air.
Pada rongga mulut katak, terdapat suatu lidah yang panjang dan bisa
dijulurkan keluar yang fungsinya untuk menangkap mangsa. Di bagian
samping kepala katak terdapat sebuah mebrana timpani yang fungsinya
sebagai penerima suara dan yang kemudian diteruska oleh sebuah saluran
eustachii. saluran eustachii inilah yang terhubung dengan rongga mulut dan
telinga pada katak.
Pada badan katak, terdapat sebuah kaki depan yang terdiri atas sebuah
lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan jari yang berjumlah 4 buah.
Sedangkan pada sebuah kaki belakang, terdiri atas paha, betis, telapak kaki,
jari-jari kaki serta selaput renang yang berada di antara jari-jari kaki. Fungsi
dari selaput renang ini yakni untuk membantu katak berenang sewaktu
didalam air.
 Klasifikasi
 Chelonia
 Rhynchocephalia
 Squamata
 Crocodilia
 Contoh spesies:
 Chelonia mydas
 Crocodylus americanus
 Mabouya multifaciate

l. Aves
 Ciri-ciri:
 Habitat darat.
 Alat gerak sayap-kaki.
 Ruang jantung 4.
 Alat pernapasan paru-paru.
 Ovipar.
 Permukaan tubuh bulu.
 Struktur tubuh
Tubuh utama dari aves terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hampir
semua aves mempunyai sayap, dan kebanyakan dari mereka juga dapat
terbang. Alat gerak seperti kaki pada aves terdiri dari 4 jari, yang digunakan
untuk berjalan, bertengger, mencengkram mangsa. Sebagian besar burung
memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka
dengan cukup ringan untuk terbang. Aves juga tidak memiliki gigi, setelah
mereka memakan sesuatu, makanan tersebut akan digiling hingga dapat
ditelan. Dan setelah itu dengan mudah di cerna dilambung dan makanan
tersebut keluar sebagai feses melalui anus.
 Klasifikasi
 Archacornithes
 Stuthioniformes
 Galliformes
 Columbiformes
 Passeriformes
 Anseriformes
 Contoh spesies
 Megacephlon maleo
 Struthio camelus
 Gallus gallus bankiva

m. Mammalia
 Ciri-ciri:
 Habitat di darat.
 Ruang jantung 4.
 Alat pernapasan Paru-paru.
 Fertilisasi internal.
 Vivipar/ovipar.
 Penutup permukaan tubuh rambut.
 Struktur tubuh
 Kepala. Kepala pada mamalia terbentuk oleh tulang tengkorak. Pada
kepala terdapat banyak organ pengindera seperti mata, telinga,
hidung, dan lidah. Organ pengindera ini berhubungan langsung
dengan otak. Yang mana terdapat sinyal sensoris (perasa) dari organ
ke otak, dan sinyal motoris (pergerakan) dari otak ke organ.
 Leher. Leher adalah tempat berlalunya saluran pernafasan, yaitu
disebut dengan trakea. Trakea hanya tempat berlalu udara yang
berawal dari hidung hingga sampai ke paru-paru nantinya. Di leher
juga terdapat tempat berlalunya makanan yang disebut dengan
esofagus. Esofagus akan bermuara ke dalam lambung untuk
penyaluran makanan. Di bagian belakang tulang leher merupakan
tempat berlalunya saraf saraf penting. saraf ini akan mempersarafi
otot-otot pernafasan, sehingga ketika terjadinya gangguan pada
tulang belakang di leher, seseorang dapat meninggal diakibatkan
oleh terjadinya gangguan pada saraf pernafasannya.
 Badan. Corpus mamalia terdapat organ organ penting seperti paru-
paru, jantung, lambung, ginjal, juga glandula mammae yaitu tempat
mamalia menyusui. Corpus mamalia dibentuk oleh tulang rusuk
yang juga melindungi organ-organ penting di dalamnya. Ketika
mamalia mengalami fertilisasi internal dan kemudian hamil. Uterus
(rahim) yang berisi calon bayi akan memenuhi lebih dari setengah
luas corpusnya.
 Ekor. Struktur pembentuk tubuh mamalia lainnya adalah ekor. Pada
mamalia yang memiliki dua kaki, biasanya hanya terdapat tulang
ekor. Akan tetapi pada mamalia yang memiliki empat kaki, ekor
akan tampak nyata seperti pada kuda, kucing, dan harimau.
 Klasifikasi
 Monotremata
 Marsupalia
 Chiroptera
 Primata
 Cetacea
 Carnivora
 Artiodactyla
 Contoh spesies:
 Nasalis larvatus
 Marcopus kangaroo

B. Peranan filum animalia (vertebrata dan invertebrata)


a. Porifera: Penyusun keanekaragaman di laut, menghasilkan senyawa bioaktif.
b. Coelenterata: Penyusun ekosistem terumbu karang, pelindung pantai dari
abrasi.
c. Plathyhelminthes: Indikator pencemaran (planaria)
d. Nemathelminthes: hidup parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan
menjadi parasit pada tumbuhan.
e. Annelida: Sumber proteion hwani, dekomposer.
f. Mollusca: Sumber proteion hewani, penghasil perhiasan (mutiara)
g. Arthropoda: Sumber makanan, polinator, hewan model di ilmu genetika.
h. Echinodermata: Sumber makanan, obat tradisional, detritivor.
i. Pisces: Sumber protein hewani, bahan pembuatan dompet, jaket, dll.
j. Amphibia: Pemberantas nyamuk, pengendali hama.
k. Reptilia: Kulit dimanfaatkan untuk bahan kerajinan tangan, telur reptil sering
dikonsumsi manusia.
l. Aves: Bulu entok sebagai bahan shuttlecock dan pengisi bantal, bulu ayam
untuk membuat kemoceng.
m. Mammalia: Sumber protein seperti susu dan daging, alat transportasi seperti
kuda.

6. SIKLUS HIDUP OBELIA, AURELIA, FASCIOLA HEPATICA, DAN TAENIA


SOLIUM
A. Obelia
Siklus atau daur hidup Obelia sp melalui tahapan sebagai berikut:
1) polip dewasa menghasilkan dua jenis polip – polip yang dihasilkan adalah
polip nutrisi (bertentakel) dan polip reproduktif (tanpa tentakel).
2) polip tanpa tentakel bereproduksi secara vegetatif – cara perkembangbiakan
polip tanpa tentakel dilakukan melalui tunas. Tunas yang dihasilkan adalah
tunas medusa.
3) tunas medusa terlepas dari polip dan bebas di lautan.
4) Pembuahan – ada dua jenis medusa, yaitu jantan dan betina. Medusa jantan
melepaskan sel sperma dan medusa betina melepaskan sel ovum.
Pembuahan terjadi secara eksternal atau diluar tubuh. Sel ovum yang
dibuahi akan menjadi zigot. Sedangkan medusa akan segera mati setelah
mengeluarkan gametnya.
5) Terbentuk planula – setelah zigot terbentuk, zigot akan terus berkembang
menjadi blastula berlapis tunggal dengan blastoceole. Pada akhirnya lapisan
ini berkembang dan menjadi solid membentuk gastrula. Gastrula lalu
memanjang dan lapisan luarnya berkembang menjadi silia. Bentuk ini
disebut planula.
6) larva planula menempel di substrat – siklus hidup planula yang bebas
berakhir ketika planula mulai menempel pada substrat.
7) Planula berkembang menjadi koloni baru dan seterusnya daur hidup Obelia
sp kembali terjadi.
Dari tahapan kehidupan Obelia sp bisa dilihat bahwa selama hidupnya hewan ini
memiliki 2 bentuk yaitu polip dan medusa.

B. Aurelia

Siklus hidup Aurelia aurita:


1) Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet
(sperma atau telur) yang haploid.
2) Sel telur (n) dibuahi oleh sperma (n) akan menghasilkan zigot (2n).
Fertilisasi terjadi secara eksternal didalam air.
3) Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh
menjadi balstula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia Planula yang
berenang bebas beberapa waktu.
4) Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva
polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma
dapat membentuk tunas-tunas.
5) Pada bulan-bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu
melakukan pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk
menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira.
6) Efira akan terlepas satu persatu . Setelah efira terlepas semua, skifistoma
akan hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat hidup hingga beberapa
tahun. Efira akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.

C. Fasciola hepatica

Berikut ini penjelasan mengenai daur hidup Fasciola hepatica:


1) Telur yang dihasilkan cacing dewasa akan keluar dari tubuh hewan ternak
bersama feses/kotoran hewan ternak. Apabila telur berada di lingkungan
yang tepat/tempat yang basah, telur akan menjadi larva bersilia yang
disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang mencari hewan perantara
sementara yaitu siput Lymnea auricularis dan akan menempel pada mantel
siput. Setelah berada pada tubuh kemudian larva berkembang dan berubah
menjadi sporokista.
2) Masih di dalam tubuh siput, sporokista yang akan berkembang secara
parthenogenesis menjadi redia (larva II). Parthenogenesis adalah adalah
bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang
berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
3) Redia kemudian melakukan metamorfosis (berkembang
secara paedogenesis) menjadi larva berekor yang
disebut serkaria. Paedogenesis adalah reproduksi pada hewan muda (belum
dewasa seksual, jadi belum menghasilkan telur), biasanya terjadi pada larva.
4) Serkaria akan meninggalkan tubuh siput. Kemudian akan tumbuh
menjadi metaserkaria (kista) yang menempel pada rumput.
5) Metaserkaria yang menempel pada rumput akan termakan oleh domba, sapi
atau hewan ternak lainnya kemudian berkembang menjadi cacing
dewasa Fasciola hepatica.
6) Cacing dewasa tersebut akan menghasilkan telur dan selanjutnya akan
masuk dalam daur hidup Fasciola hepatica berikutnya, begitu seterusnya.
D. Taenia solium

1) Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke


lingkungan luar.
2) Inang perantara, yaitu babi memakan makanan yang terkontaminasi telur
atau proglotid Taenia solium.
3) Dalam tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant,
lalu di otot membentuk sistiserkus.
4) Sistiserkus pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar dimakan
oleh manusia.
5) Dalam usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan
menempel menggunakan skoleks.
6) Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan
terbawa kotoran.
7) Telur cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena
makanan yang terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena
tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air.
8) Dalam tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi
heksakant.
9) Sistiserkus dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada
jaringan di bawah kulit, juga mata dan otak.

7. PROSES TERBENTUKNYA MUTIARA


A. Pembentukan Mutiara Secara Alami
Mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel kerang
mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya
pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akhirnya akan
terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara.
Secara teoritis, Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls
tahun 2006) mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian
besar, terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska.
Pembentukan mutiara secara alami terjadi karena faktor iritan atau karena
masuknya benda–benda padat ke dalam mantel kerang sehingga benda padat ini
akan terbungkus nacre, nacre merupakan zat unik yang dimiliki kerang dan
berfungsi sebagai pelindung tubuh. Teori lain juga mengatakan mutiara juga
terbentuk karena apabila adanya kerusakan pada bagian mantel dan cangkang
kerang maka kerang akan menutup dan memperbaiki lubang tersebut dengan
menggunakan zat nacre. Proses ini sama dengan proses pembentukan tulang pada
manusia. Nacre ini lah yang disebut dengan Mother of pearls atau ibu dari mutiara.
Proses pembentukan mutiara dimulai jika sebutir pasir yang memasuki tubuh
seekor tiram atau kerang di dasar lautan. Karena pasir itu menimbulkan rasa sakit
yang amat sangat, kerang itu berusaha mengusirnya. Ia menggunakan getah di
perutnya untuk membalut pasir yang melukainya. Proses pembentukan mutiara itu
bisa berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya terbentuklah sebuah mutiara
yang cantik dan berharga.
Akibat adanya partikel pasir atau zat asing yang masuk ke dalam cangkang
tiram untuk menenangkan iritasi ini, kerang mulai mendepositokan lapis demi lapis,
bahan shell Lapisan ini terdiri, dari kalsium karbonat. Setelah beberapa waktu
pembentukan mutiara di dalam shell selesai. Mutiara yang terbentuk bulat, putih
dan bersinar. Ini disebut mutiara murni. Namun, mutiara pada dasarnya tidak hanya
berwarna putih saja. Warna mereka mungkin saja hitam, putih, rose, biru pucat,
kuning, hijau dan ungu.

B. Pembentukan Mutiara Secara Budidaya


Dalam budidaya mutiara, manik-manik induk mutiara atau sepotong jaringan
yang nucleus dimasukkan (oleh manusia) ke moluska untuk memulai proses
pembentukan mutiara. Dengan meniru cara kerja kerang, mereka mampu
memproduksi bahan baku mutiara yang memiliki struktur, perilaku mekanis dan
sifat optik mirip aslinya. Ada tiga cara yang ditempuh untuk memproduksi nacre
sintetis.
Pertama, mereka harus mencegah supaya kalsium karbonat, komponen utama
nacre. Tidak segera mengkristal saat larutan diendapkan. Caranya adalah
menggunakan campuran ion dan komponen organik dalm larutan, seperti yang
dilakukan kerang.
Kedua, endapan dibiarkan terserap ke permukaan alat dan membentuk lapisan
dengan ketebalan tertentu. Lapisan endapan kemudian ditutupi lapisan organik yang
memiliki pori-pori selebar 10 nanometer.
Ketiga, lapisan yang sudah terkristalisasi selanjutnya diinduksi. Semua langkah
itu dilakukan berulang-ulang untuk menciptakan tumpukan bola kristal dan lapisan
organik hingga membentuk bulatan-bulatan mutiara.

8. METAMORFOSIS SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA


A. Metamorfosis sempurna
Pada metamorfosis sempurna hewan mengalami 4 tahap yaitu mulai dari telur,
larva, pupa dan imago (hewan dewasa).
1) Telur , pada fase ini hasil dari fertilisasi antara sel telur dan sel sperma yaitu
embrio akan mengalami pembelahan sel sampai terbentuknya organ-organ
utama.
2) Larva, pada fase ini beberapa jenis hewan eksoskeleton akan mengalami
perubahan fisik yaitu mengalami pergantian kulit. Dengan seiringnya waktu
tubuh hewan akan semakin tumbuh membesar sehingga terjadi pergantian
kulit.
3) Pupa, pada fase ini terjadi transisi secara total dimana akan terbentuk bentuk
yang baru. Pada tahap ini hewan akan mengurangi kebiasaan makannya.
Akan tetapi pupa akan melakukan pertumbuhan hingga pada saatnya
matang akan memasuki fase dewasa.
4) Imigo, pada fase ini akan terbentuk hewan dengan bentuk baru yang berbeda
pada saat hewan tersebut muda. Dan hewan akan bereproduksi untuk
membentuk telur baru yang nantinya akan mengalami tahap telur, larva,
pupa dan menjadi imigo.
Contoh hewan yang bermetamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, nyamuk,
lalat, dan katak.

B. Metamorfosis tidak sempurna


Fase metamorfosis tidak sempurna yaitu telur, nimfa dan imago (hewan
dewasa).
1) Fase telur, pada fase ini induk akan menyiman telur pada tempat yang aman
dengan tujuan mempertahankan embrio dari berbagai serangan hewan
lainnya. Maka telur dilapisi cangkang dengan lapisan zat kitin yang
mempunyai fungsi pelindung embrio sampai akhirnya telur menetas
menjadi nimfa.
2) Fase nimfa, pada fase ini mulai terbentuk organ yang hampir menyerupai
organ pada hewan dewasa.
3) Fase imago, pada fase ini berbagai perubahan telah terjadi pada hewan
hingga tewan telah matang dan siap bereproduksi.
Contoh hewan bermetamorfosis tidak sempurna adalah kecoa dan belalang.

9. SIKLUS AIR PORIFERA DAN SISTEM AMBULAKRAL ECHINODERMATA


A. Siklus air porifera
 Askon
Tipe Ascon merupakan tipe Porifera yang mempunyai sistem saluran air
sederhana. Air masuk melalui pori yang pendek, lurus ke spongocoel
(rongga tubuh) lalu keluar melalui oskulum. Contoh tipe Ascon,
misalnya Leucoslenia berbentuk jambangan bunga yang merupakan tipe
paling sederhana dapat melihat suatu rongga sentral yang disebut
spongocoel atau paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat lubang
besar yang disebut osculoum. Pada dinding hewan terdapat pori-pori kecil
porosofil atau dengan pori dan sering disebut ostium. Sel ephitelium
sebenarnya yaitu sel pinacocyt dan kadang-kadang memiliki satu flagellum
dan terdiri atas jajaran sel yang berleher dan disebut sel choanocyt. Yang
berbentuk botol memiliki flagellum.dan diantaranya terdapat gelatin, serta
terdapat sel amoboit yang berfungsi untuk mengedarkan makanan. Sel pori
yang berfungsi sebagai membuka dan menutup pori dan sering disebut
mycocyt. Dan penyusun tubuh yang tersusun oleh skleroblas.
 Sycon
Tipe Sycon merupakan Porifera yang mempunyai dua tipe saluran air,
tetapi hanya radialnya yang mempunyai koanosit. Air masuk melalui pori
ke saluran radial yang berdinding koanosit ’spongocoel’ keluar melalui
oskulum, misalnya : Scypha.

 Rhagon
Tipe Rhagon merupakan Porifera dengan tipe saluran air yang paling
kompleks/rumit. Porifera ini mempunyai lapisan masoglea yang tebal
dengan sistem saluran air bercabang-cabang. Koanosit dibatasi oleh suatu
rongga yang bersilia berbentuk bulat. Air masuk melalui pori-pori saluran
radial yang bercabang-cabang keluar melalui oskulum.
misalnya Euspongia dan Spongida.

B. Sistem ambulakral echinodermata


Sistem Ambulakral Merupakan sistem aliran air lewat pembuluh yang
dilakukan oleh kelompok Echinodermata kelompok hewan berkulit duri). sistem
kerjanya diawali dari masuknya air dari laut melalui lubang madreporit dabagian
punggung yang kemudian dasalurkan ke saluran saluran yang berakhir ke ampula
yang menyerupai balon/tabung (kaki tabung) ampula yang berisi air ini nanti akan
di tekankan ke obyek batuan sehingga bisa membawa badannya bergerak , tentu
penekanan ampula mempunyai konsekwensi air di ampula keluar sehingga kempes
lagi air bergerak ke mulut - begitu seterusnya.

10. WUJUD RASA SYUKUR BERLIMPAHNYA SUMBER DAYA HEWAN DI


INDONESIA
 Melestarikan hewan salahsatunya dengan tidak membuang sampah
sembarangan agar habitat hewan tidak terganggu.
 Memanfaatkan sumber daya hewan sebaik-baiknya tanpa mengeksploitasi.
 Tidak memelihara hewan yang dilindungi negara.
 Senantiasa berbagi informasi kepada sesama bahwa perburuan liar akan
merusak keanekaragaman fauna agar semua orang lebih sadar.

Anda mungkin juga menyukai