Anda di halaman 1dari 38

CASE BASED DISCUSSION (CBD)

PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh :

Raisya Haura P17324419027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,wr. wb.
            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dimana berkat rahmat dan
nikmat-Nya saya bisa  mendapat ilmu didalam  proses pembuatan CBD ini. CBD ini
merupakan salah satu tugas pokok pada saat dilaksanakannya Praktik Kebidanan II.
Dalam penyusunan CBD ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun,
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, bimbingan orang tua, dosen, serta kakak tingkat sehingga kendala-kendala sebagai
penulis dan penyusun hadapi dapat teratasi.
            CBD ini bertujuan untuk membahas mengenai pemeriksaan fisik pada ibu
hamil berdasarkan kasus yang ditemukan saat melakukan pengkajan data. Semoga CBD ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca dan dapat menjadi referensi ilmu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan dengan baik.
            Segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini mohon untuk dapat dimaafkan,
karena kemampuan kami sebagai penulis masih terbatas dan masih dalam  proses belajar.
Untuk itu kami sangat menyambut segala komentar dan saran yang dapat menjadi motivasi
kami kedepannya untuk menulis yang lebih baik lagi.   

Karawang, 11 Oktober 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan yang


bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan
pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan
wajPemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu
1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2
kali pemeriksaan pada trimester ketiga.

Apa tujuan ANC

1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu


serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi
saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan. 
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan
selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa
persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak
agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan
ASI eksklusif pada bayinya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANC (Antenatal Care)

1. Pengertian ANC

Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama

masa kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Sarwono, 2008).

2. Tujuan ANC

Menurut Kusmiyati, 2008 Tujuan ANC dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tujuan umum

Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

anak selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu

dan anak yang sehat.

b. Tujuan khusus adalah:

1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan

bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan

proses persalinan.

2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun

obstetrik selama kehamilan.

4
8

3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan

menghadapi komplikasi.

4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,

menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik,

psikologis dan sosial.

3. Kunjungan Antenatal

Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama

masa hamil. Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin

untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga

harus mengenal kehamilan berisiko tinggi atau adanya kelainan,

khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual

(PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi konseling

dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat

pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan

(Mufdlilah, 2010).

Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan

adanya standar pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatal

merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak,

pelayanan ini dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah

Sakit, pelayanan antenatal juga dapat dilaksanakan pada waktu

pelaksanaan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah bersalin atau

Puskesmas.

8
9

Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan RI (2003) meliputi :

a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada

trimester I, 1 kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III

untuk memantau keadaaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga

dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara

cepat dan tepat.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran

lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis

penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat

badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi (Mufdlilah,

2009). Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata – rata

berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi

untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat

badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator

pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan

pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat

badannya sebelum hamil. Pertambahan adalah kira – kira 20% dari

berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk,1997), jika berat

badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm menunjukan

ibu mengalami kurang gizi.

c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus

dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini

9
10

terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi,

protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas

atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan

lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan

terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan

tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami

kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1

jam. Ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 3 dari

2 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan

berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu faktor utama

penyebab terjadinya kematian maternal (Saefudin, 2000).

d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi

secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin

intra uterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini

terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang

ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal

(Mufdlilah, 2010). Pengukuran TFU dilakukan dengan menggunakan

cara Mc Donal untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian

dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam

cm) – n x 155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka

n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 11 (Kusmiyati,

2008).

10
11

e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui

usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan

janin tunggal atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin

untuk menentukan asuhan selanjutnya.

f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2

kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari

terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

kehamilan 30 minggu. Saat ini anemia dalam kandungan ditetapkan

kadar Hb <11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada

trimester II, Hb < gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 zat besi

perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya, dengan Hb

rendah harus diberi suplemen zat besi dan penyuluhan gizi

(Mufdlilah, 2010).

h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap

hari, ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh dan kopi,

suami/ keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu

mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi telah

diminum.

i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa)

pemeiksaan penyakit – penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil,

perawatan payudara, gizi ibu selam hamil, tanda – tanda bahaya

11
12

selama kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat

segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan

mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh

minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.

k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada

trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan

suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk

merujuk.

l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan

pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2003), standar pelayanan

antenatal ada 6:

1) Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan

dan memotivasi ibu dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2) Pemantauan dan pelayanan antenatal

Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan

antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu

dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS /

12
13

infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan

oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk

tindakan selanjutnya.

3) Palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian

terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga

panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat

waktu.

4) Pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia

lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6) Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan

13
14

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik-baik,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila

tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

Pemeriksaan Antenatal menurut Mufdlilah (2009), meliputi :

a. Pemeriksaan Pertama Antenatal Care

1) Tujuan

a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan.

b) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

c) Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

d) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada atau

tidaknya faktor risiko kehamilan.

e) Menentukan rencana pemeriksaan/ penatalaksanaan selanjutnya

2) Anamnesis

a) Identitas pasien

Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan

dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman

antara 20-35 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi

kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan

psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.

Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tinggi untuk

14
15

kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti

preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.

b) Keluhan utama

Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata

ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang

dirasakan.

c) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang

Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada

amenarche, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid

biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan

usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan saat persalinan

menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3+ x +1 mgg), untuk

siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa

kehamilan ini sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini

bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk

data dasar inisial pemeriksaan. Apakah ada keluhan yang

dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik yang

berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun

tidak.

d) Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin

mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit

jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi

15
16

makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat

operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan

(miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya).

e) Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan

sebagainya.

f) Riwayat khusus obstetrik ginekologi.

Adakah riwayat kehamilan/persalinan / abortus sebelumnya

(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus),

berapa jumlah anak hidup. Ada / tidaknya masalah pada

kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat

bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong

persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka

persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika

masih ingat. Riwayat menarche siklus haid, ada / tidak nyeri

haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan

lainnya. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah /

tidak.

g) Riwayat sosial / ekonomi

Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari tingkat

ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga

dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk

menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang

16
17

timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu

hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku

keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil

meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 2004).

a) Sosial Budaya

Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 2004).

b. Pemeriksaan Fisik

1) Status generalis / pemeriksaan umum.

a) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperatif.

Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi /

berat badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi

< 145cm, berat badan >75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan

yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk memprediksi

sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala

(anaemic headache nyeri frontal, hypersentive / tension

headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva

pucat / tidak, sklera

17
18

ikterik / tidak. Mulut / telinga, hidung tenggorokan (THT) ada

tanda radang / tidak, lender, perdarahan gusi, gigi geligi. Paru /

jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.

Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,

simetri (kecurigaan polio, mungkin terhadap kelainan bentuk

panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus

dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan

penatalaksanaannya.

2) Status obstetric / pemeriksaan khusus obtetrik

a) Abdomen

Infeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran

abdomen mugkin belum nyata).

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda

dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan

ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat

diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri

dengan tepi atas simfisis os pubis. Pemeriksaan palpasi

Leopold dilakukan dengan sistematika:

(1) Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin

yang difundus dengan kedua telapak tangan.

18
19

(2) Leopold II

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-

kanan, jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian

besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian

keras bulat (kepala) janin.

(3) Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak

dibawah (diatas simfisis) sementara tangan lainnya

menahan fundus untuk fiksasi.

(4) Leopold IV

Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari

kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian

terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut

sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya

dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam

palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun

kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada

kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat

menggunmakan rumus cara Johnson Tausac yaitu: tinngi

fundus (cm) - (12/13/14)x155gram). Auskultasi: dengan

stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang ditempelkan di

daerah punggung janin, dihitung frekuensi satu menit.

19
20

Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal

adalah denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama

satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin normal

adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukkan

adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada

janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukan

kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal

distres / gawat janin).

b) Genetalia eksterna

Inspeksi luar : Keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda

radang, luka, perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia

dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih

jelas. Inspeksi dalam menggunakan speculum (inspeculo): labia

dipisahkan dengan kedua jari pemeriksa, alat speculum Cusco

(cocor bebek) dimasukan ke vagina dengan bilah vertikal

kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehingga

horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks

(permukaan, warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah,

cairan, discharge divorniks, dilihat keadaan dinding dalam

vagina, ada atau tidak tumor, tanda radang dan kelainan

lainnya.

20
21

c) Genetalia interna

Palpasi: colok vagina (Vaginal toucher) dengan dua jari

sebelah tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan

fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah

dan ada garis miring tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa

ada tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan.

Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu palpasi

bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksaan diatas

34-

36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk

pemeriksaan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau

sefalopelvik. Kontra indikasi relatif colok vagina adalah:

(1) Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga,

karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi

pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh

dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan

fornices dengan sangat hati-hati).

(2) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran

infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal

toucher) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan

antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya

pemreriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk

kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada

usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan

21
22

ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan

keadaan jalan lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian

kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan

lainnya, pada usia kehamilan <36 minggu, elastisitas

jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit

dan sakit untuk eksplorasi.

d) Pemeriksaan rectal (rectal toucher): dilakukan atas indikasi.

c. Pemeriksaan
Lanjutan

1) Jadwal kunjungan

Idealnya seperti diatas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan,

29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan diatas 36 minggu setiap

minggu sekali). Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa:

a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus

uteri.

b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin,

presentasi dan letak janin, denyut jantung janin, aktivitas janin,

perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika

memungkinkan dengan USG).

2) Laboratorium

Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang

terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin

dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34

minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,

22
23

Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada

kunjungan pertama, bila normal,periksa ulang pada kunjungan

minggu ke 26 - 28, untuk dideteksi dini diabetes mellitus

gestational.

3) Pemeriksaan penunjang Lain-lain

Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan,

untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan

dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga

kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan

pada trimester pertama atau kedua. Tetap harus digunakan dosis

radiasi sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahya

karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan

dari 3.5, 5.0, 6.5, atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi

yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam,

karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.

5. Frekuensi Antenatal Care

a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care

Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas

kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi

dalam kehamilan, ibu hamil harus melakukan antenatal care sesuai

yang telah dianjurkan yaitu:

23
24

1) Satu kali pada trimester pertama (K1)

K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya

terlambat menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil

yang sehat dan selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya

(Dewi & Sunarsih, 2010).

2) Satu kali pada trimester kedua

Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali

komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih,

2010).

3) Dua kali pada trimester ketiga (K4)

Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan

setelah kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih

difokuskan dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan

kelahiran dan kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010).

b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC

1) Faktor predisposisi (Predisposing factor)

a) Tenaga kesehatan

Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan

dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

wewenang untuk melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

24
25

b) Masyarakat dan keluarga

Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan

dalam prilaku kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu

diperoleh dari pendidikan formal ataupun informal, penyuluhan

atau pengindraan( Notoatmodjo, 2003).

2) Faktor pemungkin (Enabling factor)

a) Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan

(1) Tenaga kesehatan

Setiap orang yang mengabdikan diri dalam

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan

melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya

kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan, perawat.

Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan

oleh petugas kesehatan yang terampil dan

berkesinambungan (Kusmiyati, 2008).

(2) Sarana kesehatan

Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya

pelaksanaan pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu,

Puskesmas, dan rumah sakit, selain itu tersedianya alat

pelayanna kehamilan yang baik dan masih dapat digunakan,

obat – obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan

25
26

dan mencatat semua hasil temuan pada KMS ibu hamil

untuk menentukan tindakan selanjutnya (Mufdlilah, 2010).

b) Ekonomi

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan,

keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu

untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah

yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah

yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK).

(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

c) Sosial Budaya

Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya

merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan

ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk &

Jensen, 2004).

d) Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan

kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit

memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang

sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Bobak, Lowdermilk

& Jensen, 2004).

26
27

3) Faktor penguat (Reinforcing factor)

a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan

Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak

langsung sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat

disekitarnya untuk sadar tentang prilaku kesehatan karena dala

masyarakat tenaga kesehatan dianggap sebagai contoh, selain

itu peran petugas ksehatan itu sendiri juga sebagai pelaksana

dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo, 2003)

b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga

Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang bersifat emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan,

berpikir, keyakinan dan emosi. Respon ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik

tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap

kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 2003).

B. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan

kepribadian atau proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan

penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan mengembangkan potensi

27
28

dirinya, berupa rohani, (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Pendidikan

merupakan kemajuan – kemajuan masyarakat dan kebudayaannya dalam

satu kesatuan. (Notoatmodjo, 2002).

2. Tingkatan Pendidikan

Jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003

tentang SISDIKNAS adalah:

a. Pendidikan dasar

Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

ketrampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta

mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan menengah.

Merupakan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan baik pribadi

maupun masyarakat, oleh karena itu warga Negara diberi kesempatan

memperoleh pendidikan dasar. Terdiri dari SD dan SMP.

b. Pendidikan menengah

Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampua mengadakan hubungan

timbal balik dengan hubungan sosial budaya dengan alam sekitar serta

dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan

menengah umum (SMA, MA) dan Kejuruan.

c. Pendidikan tinggi

Adalah pendidikan yang memepersiapkan peserta didik untuk

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi

28
29

yang bersifat akademik atau professional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia.

Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi dan

Universitas.

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang diperoleh dari

pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui pancaindra

manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoajmodjo, 2003).

2. Tingkatan Pengetahuan

a. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat kedua

adalah mengingat kembali (recall) terhadap Sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

29
30

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paha terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dikatakan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi in dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja:

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis mrnunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

30
31

menyusun suatu formulasi – formulasi yang ada. Misalnya: dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo, 2003 dalam bukunya menyebutkan bahwa,

Pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keteraturan antenatal care,orang yang memiliki pendidikan tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan

datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan akan mereka peroleh

dari gagasan tersebut, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

ia akan lebih mudah menerima informasi sehingga mungkin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki.

Menurut Notoatmodjo, 2003, pengetahuan yang dimiliki seseorang

tidaklah sama melainkan tergantung pada upaya untuk mempelajarinya

lebih mendalam dan prilaku yang dilandasi pengetahuan akan lebih

31
32

langgeng dari pada yang tidak dilandasi pengetahuan. Pendidikan dan

pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam prilaku kesehatan

masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal ataupun

informal, penyuluhan atau pengindraan, respon ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keteraturan antenatal care.

Menurut Yohana dalam hasil penelitiannya tahun 2010

menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pendidikan dengan

frekuensi kunjungan antenatal care.

Menurut Rosyidah dalam hasil penelitiannya tahun 2010,

menyebutkan bahwa ada hubungan yang berbanding lurus antara

pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi kunjungan antenatal.

32
33

D. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi
(Predisposing Factor)
Pengetahuan Tenaga
kesehatan:
Pendidikan
Pelatihan
Kompetensi: 1). Pengalaman
2). Ketrampilan

Pengetahuan Ibu:
Pendidikan
Penyuluhan atau Informasi

Faktor Pemungkin Frekuensi ANC


(Enabling Factor) (Antenatal Care)
Tenaga kesehatan
Sarana Kesehatan
Ekonomi
Sosial Budaya
Geografis

Faktor Penguat
(Reinforcing Factor)

Sikap dan Perilaku Petugas


Kesehatan
Sikap dan perilaku Keluarga

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Kusmiyati, 2008, Lawrence Green, Mufdlilah, 2009,

(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004). Sarwono, 2008, Depkes RI 2003.

33
34

E. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pendidikan Ibu Hamil


Frekuensi ANC
(Antenatal Care)
Pengetahuan Ibu
Hamil

Gambar 2.3 Skema Kerangka Konsep

F. Hipotesa Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

- Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan frekuensi antenatal

care.

- Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan frekuensi

antenatal care.
35

BAB III
PEMBAHASAN

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
Jalan Kertabummi No. 74
FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL CARE
No. Register : 11/ANC/21 Tanggal/Waktu Pengkajian :11/10/2021, 09.10
Nama Pengkaji : Raisya Haura Tempat Pengkajian : Puskesmas

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. BIODATA
Nama Klien : Ny. N Nama Suami : Tn. B
Umur : 32 tahun Umur : 32 tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Golongan darah : Golongan darah :
Alamat rumah : Rengasjaya I 53/12 Alamat rumah : Rengasjaya I 53/12

B. KELUHAN : Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit pinggang, kaki bengkak sudah 3
hari

C. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Kehamilan ke : 4 Bersalin : 2 Kali Keguguran : 1 Kali
HPHT : 31-12-2020 Taksiran Persalinan : 8-10-2021 Usia Kehamilan : 38 minggu
Siklus haid : 28 hari Lamanya Haid : 3-5 hari, Teratur
Dismenorrhea : Tidak Banyaknya : 3 kali ganti pembalut/hari
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : 4 bulan
Gerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : sering kali, Kuat
Imunisasi : TT1 tanggal : - Tempat : -
TT2 tanggal : - Tempat : -
Periksa Kehamilan : 10 Kali Tempat : Puskesmas Oleh : Bidan
Tablet Fe : 120 Tablet, Habis Cara minum : Diminum dengan air putih pada malam hari

D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU

Penyulit Anak
kehamila
No Tahu Usia Jenis Keadaa
Penolong n& L B P Keadaan H/
. n Kehamilan Persalinan n Nifas ASI
persalina /P B B saat lahir M
n
1 2009 Aterm normal Paraji Tidak Baik P 3 4 Normal H Ya
ada 9
2 2012 Aterm Normal Bidan Tidak Baik L 3 5 Normal H Ya
ada 0

E. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


36

1. Diet
a. Nutrisi
1) Pola makan :3 kali/hari
2) Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi. Sayuran, Ayam
3) Makanan yang dipantang : Tidak ada
4) Perubahan pola makan : Tidak ada
5) Alergi terhadap makanan : Tidak ada
b. Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : Air putih dan teh
2) Jumlah cairan yang diminum sehari : 8 gelas

2. Istirahat dan Tidur


Malam : 6-7 jam/hari Siang : 1 jam/hari
3. Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari Gosok Gigi : 2 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari
Jenis pakaian yang dipakai saat hamil : Pakaian longgar seperti daster
4. Aktivitas Seksual
Adakah Perubahan : Tidak ada
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Keluhan/masalah : Tidak ada
5. Eliminasi
BAK : 4-5 x/hari Banyaknya : 150 cc
BAB : 1 x/hari Konsistensi : Lembek

F. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang sedang/pernah diderita

No Nama Penyakit Sejak Kapan Terapi


.
Tidak ada Tidak ada Tidak ada

2. Riwayat penyakit keluarga


Hipertensi : Tidak Ada DM : Tidak ada Ashma : Tidak ada Lain-lain :
Tidak ada
3. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Perilaku Kesehatan
a. Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenis : ya/(tidak)
Jenisnya : tidak
Banyaknya : tidak
Waktu mengkonsumsi : tidak
b. Obat-obatan/jamu yang sering dikonsumsi : ada/(tidak)
Jenisnya : tidak
Banyaknya : tidak
Waktu mengkonsumsi : tidak
c. Merokok : ya/(tidak)
Jenisnya : tidak
Banyaknya : tidak
Waktu mengkonsumsi : tidak
5. Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
37

Alasan : Menunda kehamilan


Lama pemakaian : 3 tahun
Keluhan : Tidak ada
Rencana KB yang akan datang : IUD

G. RIWAYAT SOSIAL
Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan : Ya
Status Perkawinan : Menikah Nikah ke : 1 Lamanya : 12 tahun
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Pendamping persalinan : Suami Dukungan keluarga : Sangat baik
Pendodonor darah : Keluarga
Hubungan klien dengan suami : Baik
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik
Rencana persalinan : Normal Tempat : Puskesmas Oleh Siapa : Bidan
Keluarga yang tinggal serumah
Hubungan
No. Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
Keluarga
1 Tn. B L 32 Suami SMP Buruh
th
2 An. R P 12th Anak SD -
3 An. L L 9 th Anak SD

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


A. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status Emosional : Stabil
B. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg Nadi : 82kali/menit,
regular/irregular
Respirasi : 25 kali/menit, regular/irregular Suhu : 36,5 oC
C. Tinggi badan : 150 cm
Berat badan sekarang : 79,8 Kg IMT : kg/m2
Berat badan sebelum hamil : 65 Kg
Kenaikan berat badan : 14 Kg
Lingkar Lengan : 33 cm
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Inspeksi
a. Warna rambut : Hitam
b. Kebersihan : Bersih, tidak ada kotoran
Palpasi
a. Keadaan rambut : Tidak rontok
b. Benjolan : Tidak ada benjolan
2. Muka
Inspeksi
a. Oedema : Tidak ada oedema
b. Pucat atau tidak : Pucat
Palpasi
a. Oedema : Tidak ada oedema
3. Mata
Inspeksi
a. Konjungtiva : Merah muda
b. Sklera : Putih
38

4. Hidung
a. Kebersihan : Bersih
b. Pengeluaran : Tidak ada
c. Polip : Tidak ada
5. Telinga
a. Kebersihan : Bersih
b. Pengeluaran : Tidak ada
c. Fungsi pendengaran : Baik
6. Bibir
Inspeksi
a. Pucat : tidak
b. Stomatitis : Tidak stomatitis
7. Gigi
a. Caries : Tidak ada
b. Gigi palsu : Tidak ada
8. Lidah
a. Warna : Merah muda
9. Leher
a. Pembengkakan kelenjar thyroid : Tidak ada
b. Pembengkakan KGB : Tidak ada
c. Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
10. Dada
Jantung
a. Irama : Tidak dilakukan Gallop : Tidak dilakukan Mur-mur : Tidak
dilakukan
Paru-paru
a. Bunyi : Tidak dilakukan Ronchii : Tidak dilakukan Wheezing : Tidak
dilakukan
Payudara
Inspeksi : Simetris/tidak : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Hyperpigmentasi : Tidak ada
Palpasi : Benjolan : Tidak ada
Puting susu : Menonjol
Kelainan
Retraksi : Tidak ada
Lecet : Tidak ada
11. Abdomen
Inspeksi
a. Bentuk perut : Sesuai usia kehamilan
b. Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
c. Striae : Ada
d. Hyperpigmentasi : ada
Palpasi
a. TFU : 32 cm
b. Leopold I : teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
c. Leopold II : Kiri : Teraba bagian – bagian terkecil janin ( Ekstremitas )
Kanan : Teraba jelas,cembung, ada tahanan seperti papan
(Punggung)
d. Leopold III : Teraba bulat, keras dan tidak melenting (Kepala)
e. Leopold IV : Tidak dilakukan
f. Perlimaan : Tidak dilakukan
39

g. TBJ : gram
Auskultasi
a. DJJ : 131x/menit
12. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
a. Oedema : Tidak ada
b. Kuku : Bersih, tidak panjang
Palpasi
a. Oedema : Tidak ada
b. Capillary refill : Kembali < 2 detik
Ekstremitas bawah
Inspeksi
a. Bentuk : Simetris
b. Oedema : Ada
c. Capillary refill : Kembali < 2 detik
d. Varises : Tidak ada
Perkusi
a. Reflex patella : (+) Positif
13. Genetalia
Inspeksi
a. Oedema : Tidak ada
b. Varises : Tidak ada
c. Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada
d. Pengeluaran : Tidak ada
e. Luka perineum : Tidak ada
Palpasi
a. Oedema : Tidak ada
b. Varises : Tidak ada
c. Pembesaran kelenjar bartholin : Tidak ada
d. Pengeluaran : Tidak ada
14. Anus
Inspeksi
a. Haemorroid : Tidak ada

E. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : Hb : 12,4 gr%
2. Urine : Protein : tidak dilakukan
Glukosa : tidak dilakukan

III. ASSESMENT (A)


Diagnosa : G4P2A1 Hamil 38 minggu janin tunggal intra uteri
dalam keadaan baik
Masalah potensial :
Antisipasi masalah potensial :

IV. Penatalaksanaan (P)


1. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami kenaikan tekanan darah tinggi
Evaluasi : Ibu mengetahui keadaan yang dialaminya saat ini
40

2. Menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakannya yaitu pusing, kaki bengkak. Ibu
dijelaskan bahwa harus mengontrol tekanan darah ibu agar ibu bisa bersalin secara
normal di puskesmas
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan saran bidan
3. Anjurkan kepada ibu untuk bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari
berdiri terlalu lama dan kurangi aktifitas yang berat
Rasional : ibu mengerti dan akan melakukannya agar dapat meringankan keluhan
sering pusing dan ibu dapat beradaptasi dengan keluhan dan ketidaknyamanan
4. Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang
dikonsumsinya. Ibu dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat dan
lemak. Ibu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang digoreng.
Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang tinggi garam
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan yang dianjurkan oleh bidan
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya seperti mengganti celana
dalam setiap kali merasa lembab atau basah. Mandi 2x sehari, gosok gigi dan
keramas.
Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2 jam dan
pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina ibu tetap terjaga.
Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan bidan
7. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu
 Pendarahan pervaginam
 Sakit kepala yang hebat
 Pandangan mata kabur
 Bengkak pada wajah, mata dan kaki
Evaluasi : Ibu mengerti
8. Menyarankan ibu untuk segera mempersiapkan dokumen persyaratan seperti foto
copy KTP, KK, KIS atau BPJS
evaluasi : ibu mengerti
9. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan peralatan persalinan :
 Baju bayi
 Bedongan
 Kain sarung
 Gurita ibu
 Pembalut
 Handuk
 Alat mandi bayi
Evaluasi : ibu mengerti
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 18 Oktober 2021 atau pada
saat ibu ada keluhan maka bisa langsung ke faskes terdekat
Evaluasi : ibu bersedia.
41

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Antenatal care adalah sebuah istilah kesehatan yang mengacu pada program


pelayanan kesehatan ibu hamil, sehingga bisa ditangani oleh tenaga medis secara
lebih profesional. Di Indonesia berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan
RI tahun 2009, antenatal care dikenal dengan rumus 10 T sebagai sebuah standar
yang telah ditetapkan sebagai pedoman rumah sakit dan puskesmas setempat. 

Antenatal care bertujuan sebagai pemeriksaan selama masa kehamilan


dengan bantuan dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental serta
fisik ibu hamil. Perlu diketahui juga bahwa antenatal care dapat memberikan
manfaat positif untuk kesehatan ibu hamil

B. SARAN

a. Ibu dianjurkan untuk memeriksakan tekanan darah secara berkala agar


terkontrol apabila terjadi kenaikan tekanan darah

b. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan serta asupan gizi yang
dikonsumsinya

c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari dan malam hari
agar kondisi ibu terjaga

d. Rutin mengontrol kandungan ke faskes terdekat

e. Menganjurkan ibu ke poned apabila ibu mengalami mulas-mulas

Anda mungkin juga menyukai