Anda di halaman 1dari 23

Dosen pengampuh : Dr.

Chairunnisa
Materi Annelida
Jl, M.Si

Anatomi

Fisiologi
Nama : Nur Afni Hunggaita
Nim : 433419036
Jurusan : Fisika
Prodi : Pendidikan IPA
Pengertian Annelida

Annelida berasal dari bahasa Latin yaitu Annulus yang


berarti cincin atau gelang. Annelida atau biasa disebut
cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh
bersegmen

Annelida biasanya disebut cacing yang


bersegmen-segmen atau beruas-ruas, tubuhnya terdiri
dari sederetan segmen sama (metameri), artinya tiap
segmen tersebut mempunyai rongga tubuh saperti alat
reproduksi, otot, pembuluh darah dan sebagainya yang
tersendiri teteapi segmen tersebut tetap berhubungan
satu sama lain dan terkoordinasi.
Anatomi dan Fisiologi
Ciri-ciri Annelida
1. Ciri Umum:
 Memiliki tubuh yang bersifat bilateral
 Tubuh bersifat triblobastik selomata dan
memiliki rongga tubuh
 Memiliki alat gerak berupa setai
2. Ciri khusus :
 Memiliki alat eksresi berupa nefridia
 Memiliki tubuh yang ditutupi rambut dan ada
juga yang tidak
Anatomi
Spesies Annelida salah satu contohnya yaitu
Lumbricus terrestris panjang selindris,± 2/3 bagian
posteriornya sedikit memipih kearah dorsoventral. Tubuh
bersegmen-segmen dan jelas ada annuli eksternal bersesuain Gambar penampang memanjang
dengan jumlah segmen dalam, yaitu ±150 segmen dalam lumbricus terrestris
seruh tubuhnya. Warna tubuh: permukaan atas (facies
dorsalis) berwarna merah sapai biru kehijau-hijauan dari
luar aorta dorsalis kelihatan jelas. Permukaan bawah (facies
ventralis) lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-
kadang putih. Mulut terdapat diujung anterior pada bagian
yang disebut prostomium yang bukan merupakan segmen
yang sebenarnya, bagian ventral mulut dibatasi oleh
peristonium, yang merupakan segmen pertama. Anus
terletak pada ujung segmen yang terakhir.
Sistem Gerak

Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapisan


otot, yaitu stratum criculare, adalah lapisan otot
sebelah luar dan stratum longitudinal, lapisan otot
sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan
menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing
tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestine
juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum
longitudinale
Struktur Tubuh Annelida
Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan makanan cacing tanah sudah lengkap dan


sudah terpisah dan sistem radio vaskular. Saluran pencernaan ini
terdiri atas: mulut, faring, esophagus, proventiculus, ventrikulus,
intestin, dan anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa
hewan dan tanaman. Cacing-cacing tanah itu mencari makanan di
luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui
mulutnya. Mulut dilengapi gigi kitin yang berada di ujung depan
sedangkan anus berada di ujung belakang. Makanan di dalam
esophagus tercampur dengan cairan hasilsekresi kelenjar kapur
(calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu
Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran cacing tanah adalah sistem peredaran
darah tertutup. Darah terdiri oleh bagian cair yang disebut plasma Sistem Respirasi
dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat didalam
plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai
kemampuat mengikat oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri Cacig tanah bernapas dengan
atas aorta dorsalis, aorta ventralis. Pada saat darah mengalir kulitnya, karena kulinya bersifat
menuju kulit, he,oglobin mengikat Co2, Co2 keluar melalui kulit lembab, tipis, banyak mengandung
sedangkan O2 dari udara masuk kedalam tubuh caing tanah kapiler-kapiler darah.
melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin.
Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi cacing tanah berupa


nephridia. Pada tiap segmen tubuh
terdapat sepasang nephridia, kecuali 3
segmen yang pertama dan terkahir
tidak ada
Sistem Saraf

Sistem saraf cacing tanah terletak disebeleh dorsal


phyrnx didalam segmen yang ketiga terdiri atas :
1. Ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2
kelompok sel-sel saraf dengan comissura phrynx,
didalam segmen ke3
2. Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari setuap kelompok sel-sel tersebut terdapat
saraf-saraf yang terinervasi daerah mulut dan
berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok,
sel tersebut dan cabang saraf yang menuju
keventral dan melingkar pharynx
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium
menghasilkan ova, dan terletak di segmen ke-13. Kedua oviductnya juga
terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Oviduct tadi
melalui septum yang terletak di antara segmen ke-13 dan ke-14, dan di
dalam segmen ke-14, membesar membentuk kantong telur. Testes ductus
spermaticus mulai dari testes bagian ujung, dan melanjutkan diri ke
posterior sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus itu
bermuara keluar

Organ Sensoris

Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulitnya


terdapat sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.
Cara Kopulasi

Dua ekor cacing tanah saling berdekatan. Kemudian


saling merapatkan diri pada bagian ventral segemen-
segmen ke-9 sampai ke-11. Dalam keadaan ini cacing
membentuk pipa lender dan tiap-tiap cacing itu
mengeluarkan spermatozoanya dari resicula seminalis-nya.
Spermatozoa dari cacaing pertama melalui pipa lender
masuk ke dalam recepta-culum seminalis cacing ke dua,
dan begitu juga sebaliknya. Kemudian masing-masing
cacing tadi saling memisahkan diri dengan tetap membawa
bagian pipa lendirnya. Di dalam pipa lender ini, cacing
mengelurkan suatu substansi, yang kemudian membentuk
cocon atau kantong. Cocon ini kemudian tergelincir ke
segmen-14 dan menerima ova. Selanjutnya dii atas segmen
ke 9 – 11 menerima spermatozoa. Akhirnya cocon
tergelincir di atas kepala cacing dan mengeras. Di dalam
cocon ini, spermatozoa membuahi ova, ova yang telah di
buahi ini, lama kelamaan akan mengalami perkembangan
lebih lanjut, sehingga nanti jika sudah menetas akan
keluarlah cacing-cacing muda
Regenerasi

Avertebrata mempunyai regenerasi dan begitu pula cacing tanah


dari genus Lumbricus dan Pheretima. Kemampuan regenerasi ini
tergantung pada bagian tubuh cacing yang dipotong. Bila seekor cacing
tanah di potong menjadi 2 bagian, maka pada potongan bagian anterior
akan segera terbentuk ekor baru, sedangkan pada potong bagian
posterior akan terbentuk kepala baru, tetapi prosesnya lebih lambat.
Banyak segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi, umumnya lebih
sedikit dari pada jumlah segmen yang hilang. Contohnya: bila 18 segmen
dari pada bagian anterior dipisahkan, ternyata hanya segmen-segmen
ke-1 sampai ke-5 saja yang mengalami regenerasi
Kelas Annelida

Polyychaeta
01 03 Hirudinea

Oligohchaeta
02
Gambar struktur morfologi polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bereregmen-regmen,
01 baik bagian luar maupun bagian dalamnya; coelom
umumnya terbagi oleh septa intersegmental, hidupnya di
laut, regmen tubuh banyak; mempunyai banyak setae
( poli= rambut – rambut kaku ). Satae terjadi dari bagian
dinding tubuh yang spesial yang dinamakan parapodia;
umumnya jelas mempunyai kepala yang dilengkapi
sejumlah alat tambahan atau ekstremitas hampir bersifat
gonochoristis dengan gonade memanjang di seluruh tubuh
dan fertilisasi eksternal; perkembangannya melalui
stadium larun; larva di sebut trochophora. Contoh-
Gambar bagian tubuh polychaeta contoh : rleanther, chartopterus, arenicola, spirorbis,
serpula, nereis
A. Kelabang laut (Nereis virens)
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Polychaeta
Ordo : Errantia
Famili : Nereidae
Genus : Nereis
Spesies : Nereis vrens.

B. KingdCacing palolo (Eunice viridis)


om : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Polychaeta
Ordo : Eunicida
Famili : Eunicedae
Genus : Eunice
Spesies : Eunice virens.
Kelas Oligochaeta
02
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit, chaetae =
rambut kaku) yang merupakan Annelida berambut sedikit. Oligochaeta
tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuh yang
bersegmen. Habitat Oligochaeta di air tawar atau di daratan (tanah).
Cacing Oligochaeta bersifat saprofit dengan memakan zat organik dan
organisme yang telah mati

ciri-ciri
1. Memiliki sedikit setae pada tubuhnya.
2. Segmen pada tubuhnya mencapai 200 segmen.
3. Panjang tubuh mulai 1 cm-3 m
4. Kulit dilapisi kutikula.
5. Habitat di tempat lembab dan perairan
6. Mamiliki klitellum.
7. Reproduksi bersifat hermaprodit.
Ordo Torrisclae, (Lumbricus rubellus)
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligichaeta
Ordo : Torrisclae
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus rubellus

Ordo Limicolae, (Lumbricus rubellus)


Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligichaeta
Ordo : limicolae
Famili : Limicolae
Genus : Aelosoma
Spesies : Aelosoma sp.
3 Kelas Hirudinae

Tubuh hirudinae pada keadadan diam atau


berbentuk langring atau oval dam memipin kearah
dorrovental. Pada permukaan tubuhnya terdapat
banyak lakukan-lakukan atau annuli, tidak terdapat
setae (kecuali pada acantopdela) atau parapudia pada
ujung anterior atau ujung partenur bebefrapa regmen
mengalami beberapa perubahan bentuk alat pengisap
(batil penghisap). Dengan demikian pada tubuh
seekor lintah terdapat dua batil pengisap.yaitu satu di
ujung anterior, terletak disekitar mulut dan satu lagi di
ujung partenor.bahil pengisap ini berguna untuk
meletakan diri pada permukaan tubuh hewan atau
manusia yang akan di hisap darahnya
Ciri-ciri Hirudinae

• Tubuh berpigmen.
• Dalam keadaan kosong tubuh agak pipih.
• Pada bagian posterior terdapat alat hisap
besar.
• Bagian anterior kecil.
• Tidak memiliki tentekel dan parapodia.
• Ruas berjumlah 34.
• Ruas luar jelas, terdiri atas bentuk cincin- Struktur morfologi
cincin. Hirudinae
• Tidak berlarva.
Ordo Gnathobdellia, (Lumbricus rubellus)
Ordo Acanthobdellia, (Lumbricus rubellus) Kingdom : Animalia
Kingdom : Animalia Filum : Annelida
Filum : Annelida Kelas : Oligichaeta
Kelas : Hirudinae Ordo : Torrisclae
Ordo : Acanthobdellia Famili : Lumbricidae
Famili : Acanthbdella Genus : Lumbricus
Spesies : Hirudo medicinalis
Ordo Rhynchobdellida.
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Hirudinae
Ordo : Rhynchodelida
Famili : Galssiphonia

Ordo Pharyngobdellida,
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Hirudinae
Ordo : Pharyngobdellida
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
1. Famili Achantnobdellidae
2. Famili Rhynchobdellidae

3. Famili Gnathobdellidae
DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. 1987. Invertebrate Zoology. Orlando, Florida:


Dryden Press.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya:
Sinar Wijaya.
Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UNM.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung:
Alfabeta.
Suwignyo, Sugiarti, dkk. 2005. Avertebrata Air Jilid I.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai