Anda di halaman 1dari 15

e) Filum Annelida/Cacing Bersegmen

Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan cincin, gelang-gelang
atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani dari kata annulus yang berarti
cincin, dan oidos yang yang berarti bentuk.
1. Ciri- ciri Annelida
 Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki otot.
 Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
 Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus, dan anus).
 Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
 Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
 Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
 Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah
yang mempunyai hemoglobin
 Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
 Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)

Struktur Tubuh Annelida

 Sistem Organ Annelida


Sistem peredaran darah:. Annelida mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan
pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah.
Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke
seluruh tubuh. Di bagian kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, karena bernafas
melalui kulit
Sistem pernafasan. Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di seluruh kulit
permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies
yang melalui insang.
Sistem pencernaan: Annelida mempunyai sebuah sistem pencernaan lengkap yang
teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus.
Sistem ekskresi: Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi
yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori
tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-
masing.
Sistem reproduksi: Annelida mempunyai sebuah sistem perkembangbiakan secara
seksual. Satu Annelida memiliki 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina (hermafrodit),
tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua individu yang akan mengatur
dirinya sedimikian rupa sehingga dapat menukarkan sperma. Lalu, dari hasil sperma
tersebut, akan dilepas dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah.
Sebagian annelida bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan
regenerasi.

2. Klasifikasi Annelida
a. Kelas Polychaeta
Polychaeta berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu poly yang berarti
banyak, dan chaeta berarti rambut. Sehingga Polychaeta dapat diartikan sebagai cacing
berambut banyak.
Ciri-ciri Polycaeta :
- Mempunyai bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor palpus
- Berambut banyak, rambut dilapisi kutikula sehingga licin.
- Habitat di air
- Memiliki parapodia/kaki dayung dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip
dayung, yang berfungsi sebagai alat gerak. Di setiap parapodium terdapat rambut
halus yang sifatnya kaku yang biasanya disebut seta,
- Umumnya ukuran tubuh Polychaeta adalah 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm
Contoh Polychaeta :
1. Eunice viridis (cacing palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
2. Lysidice oele (cacing wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
3. Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
4. Arenicola sp,

b. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata oligo yang berarti sedikit, dan chaeta
yang berarti rambut. Kelas Oligochaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunya
sedikit rambut.
Ciri-ciri Oligochaeta :
- Tidak mempunyai parapodia
- Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen
- Memiliki sedikit rambut
- Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
- Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut dengan klitelum.
- Telur terbungkus oleh kokon
- Daya regenerasi tinggi
- Hidup air tawar atau darat
- Hermafrodit
Contoh Oligochaeta :
1. Moniligaster houtenil (cacing tanah sumatra)
2. Tubifex sp (cacing merah), berperan sebagai indikator pencemaran air.
3. Lumbricus terestris, Pheretima sp (cacing tanah), berperan membantu aerasi tanah
sehingga menyuburkan tanah
4. Perichaeta musica (C.Hutan)

c. Kelas Hirudinea
Tubuh Hirudinea pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit runcing.
Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan
menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah
mekanisme pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit
yang sering di dapati di permukaan luar inangnya dan menghisap darah. Jenis ini dikenal
dengan sebutan lintah. Saat menggigit korbannya, lintah mengeluarkan dua macam zat
yaitu zat anestetik yang berfungsi semacam obat bius yang menyebabkan korban tidak
merasa sakit saat digigit, kemudian mengeluarkan zat kedua yaitu zat hirudin yang
mencegah pembekuan darah [antikoagulasi] korban sehingga memungkinkan lintah
menghisap darah sebanyak-banyaknya.
Ciri-ciri Hirudenia :
- Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen tubuhnya
- Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm
- Tubuhnya pipih dengan ujunga anterior dan posterior yang meruncing
- Hidup di air tawar, darat dan laut
Contoh Hirudenia :
 Heaemodipso zeylanice (pacet), hidup di darat tempat lembap dan menempel pada
daun
 Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa)
 Dinobdelia ferox (lintah yang terdapat di india)
 Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar
3. Peranan Annelida
 Menguntungkan
- Dalam bidang pertanian cacing tanah membantu degradasi sampah organik menjadi zat
anorganik dan memperbaiki aerasi (pengudaraan) tanah. Dengan demikian cacing tanah
dapat meningkatkan kualitas tanah pertanian. Banyak juga yang membudidayakan cacing
tanah untuk bahan pembuatan konsentrat makanan ternak,khususnya ikan.
- Ekstrak cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai obat tifus
- Cacing wawo dan cacing palolo keduanya dapat dikonsumsi dan mengandung protein
tinggi
- Pada zaman dulu lintah dipergunakan dalam bidang kedokteran, terutama untuk
menyedot darah kotor atau cairan nanah dari bagian tubuh tertentu.
 Merugikan
- Di alam bebas lintah dan pacet bersifat ektoparasit yang merugikan bagi hewan, bahkan
manusia karena menghisap darah.

f) Filum Mollusca/Hewan Lunak


Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk
dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti dari
berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton, dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca
merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang dalam
bentuk fosil. Mollusca hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat berada
di palung laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan mudah di
sekitar rumah kita. Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi
(malacology).
1. Ciri-Ciri Mollusca
 Mempunyai ukuran dan tubuh yang bervariasi
 Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
 Merupakan tripoblastik selomata
 Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang belakang)
 Hidup di air dan didarat
 Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Mempunyai radula (lidah bergigi)
 Bersifat hewan heterotrof
 Berkembangbiak secara seksual
 Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral
 Merupakan hewan hermafrodit yaitu mempunyai 2 kelamin (jantan dan betina) dalam satu
tubuh.
 Tubuhnya terdiri atas kaki muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut
kelasnya. Kaki yang beradapatasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor
substrat, berang atau melakukan pergerakan.
 Struktur tubuh Mollusca
Tubuh Mollusca mempunyai 3 truktur utama antara lain sebagai berikut.
Kaki, merupakan penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca ini
berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis Mollusca kaki
digantikan dengan tentakel yang fungsinya dalam menangkap mangsa.
Massa Viseral, yaitu bagian tubuh yang lunak tempat terdapatnya organ-organ tubuh.
Massa yang dselubungi oleh jaringan tebal yang disebut dengan mantel.
Mantel, merupakan bagian yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada
mantel terdapat rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus dan
cairan hasil ekskresi. Mantel bisa mensekresikan komponen yang membentuk
cangkang.

Struktur Tubuh Mollusca

 Sistem organ Mollusca


Sistem Peredaran Darah Mollusca
Sistem peredaran darah Mollusca ialah sebuah sistem peredaran darah terbuka,
kecuali pada kelas cephalopoda. Arti sistem peredaran darah terbuka yaitu darah
mengalir dari rongga terbuka pada tubuh dan tidak ada arteri atau vena utamanya
yang bisa meningkatkan tekanan darah, sehingga tekanan darahnya lambat dan juga
organ tergenang oleh darah. Sistem peredaran darahnya terdiri dari jantung dan
pembuluh darah, jantung terdiri dari satu atau dua atrium dan satu ventrikel.
Sistem Pencernaan Mollusca
Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus.
Pada jenis Mollusca tertentu, dibagian mulutnya terdapat organ seperti rahang dan
lidah yang bergerigi yang bisa bergerak ke depan dan belakang.
Sistem Saraf Mollusca
Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang mengelilingi esofagus dan serabut
saraf lainnya dengan menyebar dari cincin tersebut untuk mempersarafi berbagai
organ.
Sistem Ekskresi Mollusca
Sistem ekskresi Mollusca yaitu berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal,
Nefridia juga mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan.
Sistem Respirasi Mollusca
Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, Bila hewan yang hidup di air maka yang
berperan yaitu insang, sedangkan yang hidup di darat melalui paru-paru namun juga
bisa terjadi melalui pertukaran udara dengan memakai terdapat di mantel, sistem ini
berfungsi mirip dengan paru-paru.

2. Klasifikasi Molusca
a. Kelas Amphineura
Amphineura adalah jenis Mollusca yang masih primitif. Amphineura mempunyai tubuh
simteri bilateral. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Hidup di sekitar
pantai. Contoh: Chiton.

Gambar Chiton sp.


b. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda hidup di laut atau di pantai, mempunyai cangkang yang tajam, berbentuk
seperti terompet, mempunyai kaki kecil, di kepalanya terdapat beberapa tentakel, dan tidak
mempunyai insang. Contoh: Dentalium vulgare.

Gambar Dentalium vulgare


c. Kelas Gastropoda
Gastropoda merupakan hewan yang berjalan dengan kaki perut. Hidupnya di darat, air tawar,
maupun di laut. Umumnya Gastropoda mempunyai cangkang. Contoh: bekicot [Achatina
fulica]

Gambar Bekicot/Achatina fulica


d. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda merupakan hewan yang memiliki kaki di bagian kepala sebagai alat geraknya,
memiliki endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya. Tubuhnya simetri bilateral.
Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan. Contoh: cumi-cumi [Loligo sp.], gurita
[Octopus sp.]

Gambar gurita [Octopus sp.] Gambar cumi-cumi [Loligo sp.],

Gambar Nautilus

e. Kelas Pelecypoda (Bilvalvia/Lamellibranchiata)


Pelecypoda mempunyai bentuk kaki pipih seperti kapak yang terletak di anterior. Bilvalvia
merupakan hewan bercangkang yang terdiri atas dua bagian. Mempunyai sistem saraf dan
otak yang berkembang baik. Hidup di air tawar dan laut. Contoh: Meleagrina (kerang
mutiara), Anadonta (kijing), Ostrea (tiram), Panope generosa (kerang raksasa).

Gambar Meleagrina (kerang mutiara) Gambar Ostrea (tiram)

3. Peranan Mollusca
 Menguntungkan
- Bahan makanan berptotein tinggi misalnya bekicot, cumi-cumi, kerang
- Menghasilkan mutiara sebagai bahan perhiasan, misalnya tiram mutiara dan kerang
mutiara
 Merugikan
- Merusak galangan kapal, yaitu Teredo navalis
- Hama di kebun, yaitu bekicot
- Merupakan perantara penyakit cacing hati yaitu Lymnaea/siput

g) Filum Arthopoda
Arthropoda berasal dari kata arthro dan poda, arthro artinya ruas, buku, atau segmen; dan
poda/podos artinya kaki. Dengan demikian, Arthropoda merupakan hewan yang memiliki tubuh
dan kaki berbuku-buku atau bersegmen. Arthropoda hidup pada
1. Ciri-Ciri Arthropoda
 Habitat daratan, air tawar, dan air laut.
 Tubuh dan kaki yang bersegmen.
 Termasuk golongan hewan triplobastik selomata, yaitu rongga tubuh sejati dan memiliki
tiga lapisan tubuh.
 Tubuh diselimuti eksoskeleton (terbuat dari senyawa protein dan kitin) yang berfungsi
untuk melindungi dan membentuk kerangka tubuh.
 Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut
(abdomen).
 Sudah memiliki sistem saraf, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem peredaran darah
maupun indra.
 Menggunakan insang, trakea, permukaan tubuh, atau paru-paru buku sebagai alat respirasi.
 Termasuk hewan berumah dua artinya jenis kelamin sudah terpisah antara jantan dan
betina.
 Sistem organ Arthropoda
Sistem Pencernaan
Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan
dilengkapi alat pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan
anus . Mulut dilengkapi dengan alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior
Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena
mengandung hemosianin.
Sistem Pernapasan
Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru buku atau
melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Sistem Ekskresi
Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan
pembuluh malpighi yang berupada pada usus belakang
Sistem Saraf
Sistem saraf arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena.
Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan
Sistem Reproduksi
Reproduksi dilakukan dengan seksual dan aseksual. Seksual, yaitu dengan fertilisasi
internal (pembuahan terjadi di dalam tubuh). Aseksual, yaitu dengan partenogenesis
(jantan tidak terlibat dalam proses pembuahan) dan paedogenesis (reproduksi terjadi
pada individu muda).

2. Klasifikasi Arthropoda
a. Kelas Arachnoidea
- Tubuh Arachnoidea terbagi menjadi dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala yang bersatu
dengan dada) dan abdomen. Pada sefalotoraks terdapat empat pasang kaki, sepasang
alat sengat yang beracun (kalisera), dan sepasang alat capit (pedicalpus).
- Pada Arachnoidea tidak terdapat antena. Arachnoidea menggunakan paru-paru buku,
trakea atau keduanya sebagai alat pernapasannya.
Gambar Struktur Tubuh Arachnoidea

- Arachnoidea memiliki 3 ordo, yaitu Scorpionidae (kalajengking), Arachnida (laba-laba),


dan Acarina (kutu, tungau, caplak). Arachnoidea merupakan sumber makanan bagi
predatornya, namun beberapa Arachnoidea merupakan hama bagi tumbuhan dan
parasit pada hewan ternak sehingga bersifat merugikan.
- Contoh spesies dari kelas Arachnoidea, yaitu Thelyphonus caudatus (kalajengking),
Heterometrus cyaneus (kalajengking biru), Nephila (laba-laba), dan Boophilus annulatus
(parasit pada sapi).

Gambar laba- laba Gambar Kalajengking

b. Kelas Crustacea
- Crustacea adalah hewan bercangkang. Cangkang merupakan rangka luar yang keras
terbuat dari zat kitin dan kapur.
- Tubuh Crustacea terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sefalotoraks dan abdomen. Terdapat
karapas yang befungsi untuk melindungi sefalotoraks. Pada bagian sefalotoraks
terdapat dua pasang antena yang dilengkapi bintik mata sebagai alat indra dan statolith
sebagai alat keseimbangan tubuh. Pada tiap ruas abdomen terdapat satu atau beberapa
pasang kaki.

Gambar Struktur Tubuh Custacea

- Crustacea memiliki dua ordo, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Crustacea banyak
diolah sebagai makanan oleh manusia karena memiliki protein yang tinggi seperti
udang dan lobster. Namun, beberapa Crustacea seperti ketam dan yuyu merupakan
hama bagi tanaman tertentu.
- Contoh spesies dari kelas Crustacea yaitu Penaeus (udang windu), Macrobium
resenbergi (udang galah), Cambarus virilis (udang air tawar), Parathelpusa tredenlata
(ketam), Portunus sexdentalus (kepiting), dan Neptunus pelagicus (rajungan)

Gambar Kepiting Gambar Udang Windu

a. Kelas Myriapoda
- Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki pada tiap ruas tubuh nya.
- Myriapoda tidak memiliki dada sehingga bagian tubuh Myriapoda hanya terbagi
menjadi kepala dan abdomen. Terdapat sepasang antena dan mulut bertaring pada
bagian kepala Myriapoda.
- Tubuh Myriapoda panjang dan bersegmen dan pada tiap segmen tubuh terdapat satu
hingga dua pasang kaki.

Gambar Struktur Tubuh Myriapoda

- Kelas Myriapoda memiliki dua ordo, yaitu Diplopoda dan Chilopoda. Diplopoda
merupakan hewan yang memiliki dua pasang kaki di setiap ruas abdomen, sementara
Chilopoda memiliki sepasang kaki pada setiap ruas abdomen.
- Contoh dari ordo Diplopoda yaitu Julus teristris (keluwing) dan Lulus sp. (kaki seribu).
Sedangkan contoh ordo Chilopoda adalah kelabang (Scutigera sp.).
- Myriapoda berperan sebagai hewan pendaur ulang atau pemakan sisa-sisa sampah
(detritivor).

Gambar Keluwing dan Kelabang


b. Kelas Insekta
- Insekta atau serangga medominasi jumlah hewan yang banyak ditemukan di alam.
- Tubuh insekta terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan abdomen. Pada
kepala terdapat mulut, reseptor kimia dan mekanik berupa antena, mata tunggal, dan
mata majemuk. Bagian tubuh insekta dilindungi oleh eksoskeleton. Pada umumnya
Insekta memiliki sayap dan bernafas menggunakan trakea.
Gambar Struktur Tubuh Insecta

- Insekta memiliki empat tipe mulut, yaitu tipe dipteran (penjilat dan pengisap), tipe
lepidopteran (penghisap), tipe hemipteran (penusuk dan pengisap), dan tipe
orthopteran (penggigit)

Gambar Tipe-tipe Mulut Insecta

- Insekta merupakan hewan yang mengalami metamorphosis. Metamorphosis merupakan


perubahan bentuk dari telur hingga menjadi hewan dewasa yang terjadi selama proses
pertumbuhan. Terdapat dua macam metamorfosis pada Insekta, yaitu:
 Metamorfosis sempurna/Holometabola
Proses:
Telur larva (ulat) pupa (kepompong) imago (hewan dewasa).
Contoh: lebah dan kupu-kupu.
 Metamorfosis tidak sempurna/Hemimetabola
Proses:
Telur hewan muda (nimfa) imago (hewan dewasa).
Contoh: belalang dan jangkrik.
- Berdasarkan keberadaan sayapnya, kelas Insekta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 Pterygota, merupakan kelompok serangga bersayap sayap. Pterygota memiliki 10
ordo, yaitu: Odonata (capung); Homoptera (kutu); Coleoptera (kepik, kumbang):
Orthoptera (belalang sembah); Hemiptera (walang sangit); Isoptera (laron);
Lepidoptera (kupu-kupu); Diptera (nyamuk); Siphonoptera (kutu anjing); dan
Hymenoptera (lebah).
 Apterygota, merupakan kelompok serangga tanpa sayap, seperti kutu buku
(Lepisma).
- Insekta bereperan dalam membantu penyerbukan pada tanaman, penghasil madu
(lebah), sutra (ulat sutra), predator hama, dan membantu menguraikan sampah. Namun,
beberapa Insekta juga bersifat hama (wereng padi), parasit, dan dapat menjadi vektor
penyakit (Trypanosoma sp. vektor malaria.)

3.. Peranan Arthropoda


 Menguntungkan
- Sumber bahan makanan, misalnya udang, kepiting
- Menghasilkan madu, yaitu lebah madu
- Menghasilkan sutera, yaitu ulat sutera
- Perantara penyerbukan pada tumbuhan misalnya kuPu-kupu
- Pemakan sisa-sisa sampah (detritivor).
 Merugikan
- Vektor perantara menyakit, misalnya nyamuk dan lalat
- Bersifat sebagai hama misalnya wereng yang menyerang tanaman padi
- Parasit pada beberapa jenis hewan

h) Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata echinos dan derma. Echinos artinya duri, derma artinya kulit.
Sehingga, Echinodermata adalah hewan yang memiliki duri pada bagian kulitnya.
1. Ciri-ciri Echinodermata
 Hidup pada habitat air laut
 Bagian luar tubuhnya sangat keras, tersusun dari zat kapur/kitin.
 Memiliki lima lengan secara radial dan simetris
 Memiliki kemampuan autotomi, yaitu kemampuan untuk memutuskan bagian tubuh
(umumnya pada lengan) jika merasa terancam dan dapat menumbuhkannya kembali ke
bentuk semula. Termasuk hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki rongga tubuh sejati
yang tersusun dari 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
 Pergerakan Echinodermata menggunakan sistem amburakral, yaitu gerakan lengan terjadi
akibat adanya perubahan tekanan air di dalam sistem pembuluh air. Selain untuk bergerak,
sistem amburakral pada Echinodermata juga dimanfaatkan untuk menangkap mangsa dan
bernapas. Berikut mekanisme pergerakan sistem amburakral yang dilakukan
Echinodermata:
Pada bagian atas tubuh Echinodermata terdapat suatu lubang disebut madreporit
yang dilengkapi oleh saringan (pori).
Air memasuki lubang madreporit menuju saluran cincin dan akan tersebar ke dalam
saluran radial kaki tabung
Air disemprotkan pada kaki tabung untuk memunculkan tekanan hidrolik agar kaki
tabung dapat menjulur keluar.
Hal tersebut menyebabkan ampula dapat melekat pada substrat lain dan
memungkinkan Echinodermata untuk bergerak dan berpindah tempat.

2. Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan karakteristiknya, Filum Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:
a. Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
Bentuk tubuh seperti bintang. Hidup pada habitat pesisir pantai. Memiliki lima
lengan yang berduri pendek dan tumpul pada permukaan tubuhnya. Alat gerak berupa kaki
ambulakral. Tubuh dibedakan menjadi sisi oral atau sisi bawah (tempat mulut) dan sisi
aboral atau sisi atas (tempat anus). Lapisan permukaan paling luar tersusun dari
lapisan sel epidermal yang bersilia dan memiliki endoskeleton dibawahnya.
Gambar Stuktur Tubuh Asteroidea

Contoh Asteroidea adalah Culcita (bintang laut berkulit), Linkia laevigata (bintang laut biru),
Pentaceros (bintang laut bertanduk), Astrias vulgaris (bintang laut besar), dan Ctenodiscus
(bintang laut lumpur).

Gambar Astrias vulgaris Gambar Ctenodiscus crispatus

b. Kelas Ophiuroidea
Sering disebut sebagai bintang ular karena memiliki lengan yang panjang dan
pergerakannya seperti ular.

Gambar Stuktur Tubuh Ophiuroidea

Habitatnya berada pada perairan laut dalam dan dangkal, khususnya di balik batu
karang atau terkubur dalam pasir. Memiliki madreporit yang terletak pada bagian bawah
(mulut) dan tidak memiliki anus, sehingga sisa makanan dikeluarkan melalui mulut.
Contoh Ophiuroidea adalah Ophiothrix fragillis dan Ophiopholis aculeata.
Gambar Ophiothrix fragillis Gambar Ophiopholis aculeata

c. Kelas Crinoidea
Berbentuk menyerupai bunga lili (lili laut) dan memiliki lima buah lengan yang
bercabang. Hidupnya menempel pada substrat dan membentuk koloni sehingga terlihat
seperti taman laut. Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, Crinoidea akan melepaskan
diri dari substrat dan berpindah ke tempat lain. Tidak memiliki madreporit, mulut dan anus
terletak pada bagian oral. Pada bagian aboral terdapat kaliks, yaitu lempengan kapur yang
berbentuk seperti cangkir. Contoh Crinoidea adalah Antedon sp. dan Holopus sp.

Gambar Antedon sp. Gambar Holopus sp.

d. Kelas Echinoidea
Echinoidea biasanya hidup di daerah pantai, atas batu karang, dasar laut, dalam
lumpur, sumur-sumuran daerah pantai, dan muara sungai, tubuh berbentuk bola, seperti
mangkuk, oval atau bentuk jantun, tubuh tertutup oleh cangkang endoskeleton dari
lempeng-lempeng kalkareus yang sebelah luar, dibedakan ke dalam 5 daerah ambulakral
berseling dengan 5 daerah inter-ambulakral, kaki tabung keluar dari lubang-lubang dari
lempeng-lempeng ambulakral dan berfungsi untuk pergerakan.

Gambar Struktur Tubuh Echinoidea

Mulut terletak pada pusat permukaan oral yang dikelilingi oleh peristomium yang
bersifat membrane. Anus terletak di kutub aboral dan dikelilingi oleh periproct bersifat
membrane. Lekuk-lekuk ambulakral tidak ada. Pedicellaria bertangkai dan mempunyai 3
jepit. Tidak memliliki lengan.
Contoh: Bulu babi (Diadema) dan landak laut (Echinus).
Gambar Echinus esculentus Gambar Diadema setosum

e. Kelas Holothuroidea
Tubuhnya simetri bilateral, biasanya memanjang atau dengan mulut terletak pada satu
ujung dan anus terletak pada ujung yang lain, permukaan tubuh kesat, tidak ada spina atau
duri, endoskeleton tereduksi berupa spikula berukuran mikroskopis atau lempeng-lempeng
tertanam di dalam dinding tubuh, mulut dikelilingi oleh sekumpulan tentakel, podia atau
kaki tabung biasanya ada dan berfungsi untuk pergerakan.

Gambar Struktur Tubuh Holothuroidea

Contoh anggota kelas Holothuroidea adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang
(Holothuria sp.)

Gambar Holothuria sp. Gambar Cucumaria sp.

3. Peranan Echinodermata
 Menguntungkan
- Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi.
- Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk
teripang dan obat
- Membersihkan laut karena memakan pemakan sisa-sisa
 Merugikan
- Echinoderma Dapat merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena
Echinoderamata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
- Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati
olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.
- Beberapa jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.

Anda mungkin juga menyukai