Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
• Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
• Tiap segmen dipisahkan oleh septa
• Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
• Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
• Punya parapodia
• Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen
(polygochaeta dan olygochaeta)
• Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
• Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
• Reproduksi: -seksual/genertif: konjugasi
• Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
• Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
• Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
• Habitat: -tanah yang lembab , air laut , air tawar
1.Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan
annelida berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala
(prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal
= parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat
gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti
insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta
yang tersusun dari kitin.
Anatomi polychaeta:
Reproduksi polychaeta
Polychaeta memiliki kelamin terpisah
• Perkembangbiakannya dilakukan secara seksual.
• Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan terutama di dalam air. Telur yang telah
dibuahi akan menjadi larva yang disebut trakofora. Beberapa spesies mengembangkan
segmen khusus yang berisi gamet dan melakukan epitoksi. Segmen itu dilepaskan dan
gamet meledak lalu membentuk individu baru.
Pada reproduksi aseksual, tubuh melakukan epitoksi (pembentukan individu
reproduktif) dan hewan menjadi tampak 2 bagian yang akhirnya akan membentuk
individu baru.
Contoh Polychaeta :
Yang Sesil :
– cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah
hidup bebas :
– Marphysa sanguinea
– Arenicola marina
– Kelabang laut ( Nereis virens )
– cacing palolo ( Eunice viridis )
– cacing wawo (Lysidice oele )
2.Oligochaeta
= rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki
parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat di air tawar
atau di daratan(tanah). Cacing ini bersifat saprofit dengan memakan zat organik dan
organisme yang telah mati.
Anatomi Oligochaete
Reprosuksi Oligochaeta
Contoh Oligochaeta :
– cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris)
– cacing tanah Asia (Pheretima)
– cacing merah/cacing sutera (Tubifex)
– cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani)
– cacing raksasa sumatra ( Momiligester hautenii )
3.Hirudinae
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 –
30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada
anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup
denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan
memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Saat merobek atau membuat lubang,hewan ini mengeluarkan zat anestetik (penghilang
sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang,
hewan ini akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin(zat anti
koagulan).Dengan zat tersebut dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Contoh Hirudinae
– Haemadipsa zeilanica (pacet)
– hirudo medicinalis(lintah).
– hirudinaria javanica (lintah kuning)
– Pontobdella
peranan Hirudinae bagi kehidupan manusia:
Terapi Sedot Lintah Dapat Mengobati Diabetes Mellitus,Kanker,Tumor,Kelenjar Getah
Bening, tyroid, Saraf Terjepit ,Cedera Otot, Migraine, Penyakit Jantung
ANNELIDA
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
– Triploblastis
– Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen
(polygochaeta dan olygochaeta)
– Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
– Sistem sirkulasi terbuka (darah beredar melalui pembuluh darah yang tidak
seluruhnya terhubung).
Ciri tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3
m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk
tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin, sehingga tibuh
Annelida menyerupai rangkaian cincin. Struktur dan fungsi tubuh Annelida
termasuk hewan yang memiliki lapisan tubuh triploblastik euselomata. Euselomata
artinya sudah terdapat selom sejati, sistem peredaran darahnya berupa sistem sirkulasi
terbuka, memiliki sistem saraf tangga tali. Tubuh hewan ini memiliki segmen dan
setiap segmen tersebut (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan,
reproduksi serta memiliki sistem ekskresi. Annelida memiliki segmen di bagian luar
dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang
disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen
dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida
berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan
kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang
(longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring,
esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung
hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus
memiliki struktur lebih berotot, berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem
saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring
pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia,
nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi
yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor
merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ
ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi
cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi
otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai seta yang
banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta ini terdapat
pada tonjolan di samping.
Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi, Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk
berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.
Cara hidup dan habitat. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada
sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat
annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian
hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan
membuat liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara aseksual yaitu
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organseksual annelida ada yang menjadi
satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
(gonokoris).
Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O 2 & CO2 berdifusi via kulit
menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang
menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi
lembab.
Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya
secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut,
faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang
berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari
saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori
permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap
segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa
cairan & keluar melalui nephridiofor.
– Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf,
membentuk “otak”
– Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls
saraf
– Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam
dua tabung utama sepanjang tubuh.
– Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa
makanan.
Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan
tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab.
Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Polychaeta
Ciri-ciri polychaeta
– Habitat: bahari à di lautan, hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di
daerah pasang surut air laut
Polychaeta (Yunani,poly = banyak,chaetae = rambut kaku) merupakan Annelida
berambut banyak. Permukaan luar dinding tubuh terdiri dari epitel kolumnar
sederhana ditutupi oleh kutikula tipis. Di bawah kutikula terdapat jaringan ikat yang
tipis, kemudian ada lapisan otot melingkar, otot longitudinal, dan sekitarnya
peritoneum rongga tubuh. Kutikula dibangun oleh serabut kolagen yang saling
berhubungan dengan ketebalan 200nm-13mm. memiliki sistem saraf tangga tali
dengan pusat sarafnya adalah ganglion. Umumnya tubuh Polychaeta dibedakan
menjadi daerah kepala atau prostomium dengan mata, antenna, dan sensor palpus.
Segmen pertama atau peristomium yang mengelilingi mulut dapat dilengkapi dengan
seta, palpus, dan rahang berkitin. Mulut Polychaeta berbeda-beda tergantung jenis
makanannya. Bagaimanapun, ia memiliki sepasang rahang dan faring yang dapat
bergerak dengan cepat, yang memungkinkan untuk menangkap mangsanya. Saluran
pencernaan merupakan tabung sederhana, biasanya dengan bagian perut di setiap
segmen. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebutparapodia
(tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Parapodia berfungsi sebagai
alat gerak. Parapodia juga mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat
berfungsi sebagai insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki beberapa
rambut kaku yang disebut sebagais eta yang tersusun dari kitin.
Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di
luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora.
Ada dua pembuluh darah utama, dengan kapal lebih kecil untuk memasok parapodia
dan usus. Darah mengalir maju dalam pembuluh dorsal, di atas perut, dan kembali
kembali ke tubuh dalam pembuluh ventral, di bawah usus. Pembuluh darah sendiri
kontraktil, membantu untuk mendorong darah bersama, sehingga sebagian besar
spesies tidak membutuhkan hati. Dalam beberapa kasus, otot analog pompa jantung
ditemukan di berbagai bagian dari sistem. Sebaliknya, beberapa spesies memiliki
sedikit atau tidak ada sama sekali sistem peredaran darah, mengangkut oksigen dalam
selom cairan yang mengisi rongga tubuh mereka.Contoh Polychaeta yang sesil adalah
cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan yang dapat
bergerak bebas, misalnya Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis (cacing
palolo), Lysidice oele (cacing wawo). Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly =
banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Alat Gerak
Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh &
cairan rongga tubuh. Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar &
berenang dengan cepat.
Sistem Respirasi
Bernafas dengan insang, Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi, Beberapa
jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior,Pada cacing yang
mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.
Sistem Pencernaan
Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual
Dioesious & monoesious, Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di
air). Zigot → trokofor → juvenile
Reproduksi Aseksual
Sistem saraf tangga tali, Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst, Mata
berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria), Fungsi mata:
fotoreseptor, Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan, Sel peraba
terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala
KLASIFIKASI
Kelompok Polychaeta
polycaheta Erratia memiliki sumbu tubuh bersegmen banyak yang serupa
(metameri), mempunyai kepala yang ditandai sejumlah palpus, antenna, dan siri
tentakel. Hewan-hewan itu hidup bergerak bebas dan kuat dan acap kali bersusunan
kompleks, yang dapat dijadikan ciri penentu jenis. Jumlah segmen tubuh
hewan Sedentaria relatif terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan
bagian anterior dapat tidak ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan
Errantia. Pada umumnya bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang
dikelilingi insang, sedangkan bagian tengah membentuk bagian abdomen yang
parapodianya pendek.
1. Subkelas Sedentaria
Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang, Sedentari &
bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur, Parapodia & organ saraf
mereduksi, Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai
ciliary feeder (pemakan substrat/memakan plankton dan butir-butir sampah.),
Contoh: Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut
radiola, Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium
mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara
periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers, Arenicola ; Hidup dalam tabung
berbentuk huruf J. yang termasuk errantia, jenis pelagis, merayap pada celah batu
karang, membuat lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur, ada yang membentuk
selubung. Cacing sedentaria tinggal dalam selubung permanen, tidak pernah
meninggalkan liang, hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan.
2. Subkelas Errantia
Segmen tubuh sama dari kepala – ekor, Parapodia sama dari depan – belakang, Hidup
bebas, pelagis, merayap, lubang, Organ indera berkembang baik,
Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen
PERANAN POLYCHAETA
Penting secara ekonomi (+,-): Sumber protein, Bahan baku obat & industri farmasi,
Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan), Budidaya (pakan ikan &
komoditi ekspor),Hiasan akuarium laut
Penting secara ekologi:
Indikator polusi organik ekosistem akuatik, Mata rantai dalam ekosistem, Mendaur-
ulang nutrien di alam, Membentuk ekosistem terumbu karang, Hama (penggerek &
penempel) badan kapal
Oligochaeta
Ciri-ciri oligochaeta
Memiliki sedikit setae pada tubuhnya, Segmen pada tubuhnya mencapai 200
segmen,Panjang tubuh mulai 1cm-3m,Kulit dilapisi kutikula,Tubuh mengandung
hemoglobin,Habitat di tempat lembab dan perairan,Hermaprodit.
Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia (pelebaran dinding tubuh yang pipih
biasanya biramus, beberapa uniramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium,
masing-masing disangga oleh sebuah batang kitin disebut acicula). seperti pada kelas
polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu
sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup
oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan
basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam
tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah,
udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas
dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.
Sistem Pencernaan
Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring,
kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa dedaunan. yang dikeluarkan oleh
getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik
tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa
pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu
karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel
kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan
organ reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32
sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir.
Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan
membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon)
lendir tadi akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur
dari masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang
kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh sperma dari
cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan.
Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-
telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
‘otak’ (ganglion cerebral), dua lobus di atas faring, dua syaraf penghubung disekitar
faring menuju ke ganglia sub paringeal, tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke
arah somit anal)., Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut. Tali syaraf
ventral dlm tiap somit mempunyai ganglion membesar & memberikan 3 pasang syaraf
lateral. Tiap syaraf lateral membentang setengah somit terdiri dari serabut sensoris &
motoris
Sistem Ekskresi
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung.
Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang
merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke
corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh
mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air,
molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-
bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan
sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa
ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh
karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida
mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem
ekskresi.
Peranan
Ordo Lumbriculida
– Contoh: LumbriculusOrdo
ordo Moniligastrida
– Contoh: Moniligaster
Ordo Haplotaxida
– Gonopore jantan sedikit satu ruas di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Limnodrillus, Chaetogaster
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus sp.
Hirudinea
Ciri-ciri hirudinea:
Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun
dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak
hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm,
walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah
Amazon). Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior
(biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang
digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau
lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut.
Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
Alat Gerak
Sebagian aktif malam, juga siang.,Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat
dengan sucker,Berenang dengan cara menggelombangkan badan.
Sistem Respirasi
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus
terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan penghisap anterior à mulut à faring à
tembolok à usus à usus buntu à anus à penghisap posterior.faring otot yang dilengkapi
rahang bergigi /probosis berotot. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga
rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil.
Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang
cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif
yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang
bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Sistem Reproduksi
Sistem Ekskresi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea
adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah
vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah
inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil
seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet)
dan hirudo (lintah).
Peranan
KLASIFIKASI
ORDO Acanthobdellia
Mempunyai setae; hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia,
Tidak punya alat isap pada anterior, Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap
ruas, Contoh: Acanthobdella
ORDO Gnathobdellia
Punya alat isap anterior & posterior,Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang
tereduksi); mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata
5 pasang.Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan. Contoh: Hirudo
medicinalis, Haemadipsa
ORDO 3. Rhynchobdellida
Lintah degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral;
kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup sebagai parasit
ikan, contoh: Galssiphonia.Punya anterior sucker/tidak, Tidak punya rahang, tapi
punya belalai. Contoh: Piscicola, Helobdella
ORDO 4. Pharyngobdellida
Mirip dengan Gnathobbdellida, tetapi faring tidak bergigi; bermata 6-8 pasang;
kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva insekta dan moluska.
Contoh: Erphobdella
• Pharink tidak dapat dijulurkan, Tidak punya gigi, tapi punya 1-2 stylet,
Contoh: Erpobdella, Dina
Pacet dan lintah menggunakan rahang seperti silet untuk merobek kulit inang. Jenis
yang lain mengeluarkan enzim untuk melubangi kulit. Saat merobek atau membuat
lubang, lintah mengeluarkan zatanestetik (penghilanh sakit). Zat anestetik tersebut
membuat korban tidak merasa sakit sehingga tidak menyadari adanya gigitan. Setelah
ada lubang, lintah mengeluarkan zat anti pembekuan darah, yaituhirudin. Adanya
hirudin menyebabkan lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. Bersifat
hermafrodit dan melakukan kawin silang, mempunyai klitelium tetapi hanya ada pada
saat musim kawin. Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan yang berotot
daging, krop (tembolok) yang memanjang dengan juluran-juluran krop, usus, dan
anus. Krop ini memungkinkan lintah menyerap nutrisi dari inangnya dengan volume 5
kali lebih besar dari tubuhnya. Pencernaan makanan tanpa bantuan enzim tetapi
dengan penguraian perlahan-lahan oleh bakteri. Reproduksi Hirudinea hampir sama
dengan cacing tanah. Di mana sperma akan melakukan perkawinan dengan ovum.
Dan pada saat yang hampir sama, klitelum menghasilkan kokon bergelatin yang
mengandung nutrisi sebagai cadangan makanan untuk telur. Kokon yang berisikan
telur biasanya disimpan oleh sang induk di dedaunan atau di bebatuan. Dan terkadang
kokon ini dapat bertahan hidup di dalam sistem pencernaan seekor bebek. Seekor
lintah akan mati apabila telah bereproduksi sebanyak 1-2 kali. Cacing ini termasuk
cacing pengisap darah. Adapun yang termasuk dalam kelas ini adalah bangsa lintah.
Contohnya adalah lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemadipsa javanica).
Lintah biasanya hidup di daerah yang lembap, sebelum mengisap darah, lintah akan
menyuntikkan zat anastesi atau bius ke dalam tubuh korbannya, sehingga ketika diisap
darahnya, korban tidak merasa sakit. Lintah juga dapat menghasilkan zat antikoagulan
(zat anti pembeku darah), yang disebut hirudin. Adanya zat antikoagulan tersebut
menyebabkan darah korban yang diisap tidak akan membeku. Lintah memiliki dua
alat pengisap yang terletak di bagian anterior dan posterior. Untuk dapat mencegah
agar kita tidak digigit atau ketika kita sedang digigit adalah dengan memberikan air
tembakau atau garam, dapat pula tubuh diolesi dengan balsem atau minyak kayu
putih.
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti
bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya
bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida dapat hidup di berbagai
tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup bebas, meskipun
ada juga yang bersifat parasit.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.
Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi
yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki
coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.
Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga
kelas.
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan
mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal =
parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk
bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Anatomi polychaeta
Reproduksi polychaeta
Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan terutama di dalam air. Telur yang telahdibuahi akan menjadi larva yang
disebut trakofora. Beberapa spesiesmengembangkan segmen khusus yang berisi gamet dan
melakukan epitoksi.Segmen itu dilepaskan dan gamet meledak lalu membentuk individu baru.
Pada reproduksi aseksual, tubuh melakukan epitoksi (pembentukan individu reproduktif) dan hewan menjadi
tampak 2 bagian yang akhirnya akan membentuk individu baru.
Contoh Polychaeta :
Yang Sesil :
hidup bebas :
- Marphysa sanguinea
- Arenicola marina
Cacing
wawo, cacing palolo mengandung protein tinggi dansering dikonsumsi oleh
orang-orang di Kepulauan maluku.
Nereis sp merupakan jenis polychaeta yang umum digunakan sebagai pakan alami
pada usaha budidaya udang secara intensif, karena jenis inimemiliki kandungan nutrisi tinggi
bagi pertumbuhan udangwindu dan meningkatkan mutu udang.
Oligochaeta
Anatomi Oligochaete
Reprosuksi Oligochaeta
Reproduksi
Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacingini tidak melakukan pembuahan sendiri, melainkan secara
silang . Dua cacing yangmelakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan.
Alatkelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya.Pada saat
bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon.Sperma bergerak ke alat
reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovumyang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh
sperma. Selanjutnya, ovum yang telahdibuahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari
tubuh cacing danmenjadi individu yang baru.
Contoh Oligochaeta :
- Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara
menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam
menggemburkan tanah.
Digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi
hewan ternak.
Hirudinae
Contoh Hirudinae
- Haemadipsa zeilanica (pacet)
- hirudo medicinalis(lintah).
- Pontobdella
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
• Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
• Tiap segmen dipisahkan oleh septa
• Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
• Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
• Punya parapodia
• Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan
olygochaeta)
• Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
• Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
• Reproduksi: -seksual/genertif: konjugasi
• Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
• Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
• Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
• Habitat: -tanah yang lembab , air laut , air tawar
1.Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata,
antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal =
parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.
Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Anatomi polychaeta:
Reproduksi polychaeta
Polychaeta memiliki kelamin terpisah
• Perkembangbiakannya dilakukan secara seksual.
• Pembuahannya dilakukan di luar tubuh dan terutama di dalam air. Telur yang telah dibuahi akan
menjadi larva yang disebut trakofora. Beberapa spesies mengembangkan segmen khusus yang
berisi gamet dan melakukan epitoksi. Segmen itu dilepaskan dan gamet meledak lalu membentuk
individu baru.
Pada reproduksi aseksual, tubuh melakukan epitoksi (pembentukan individu reproduktif) dan hewan
menjadi tampak 2 bagian yang akhirnya akan membentuk individu baru.
Contoh Polychaeta :
Yang Sesil :
– cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah
hidup bebas :
– Marphysa sanguinea
– Arenicola marina
– Kelabang laut ( Nereis virens )
– cacing palolo ( Eunice viridis )
– cacing wawo (Lysidice oele )
2.Oligochaeta
= rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia,
namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat di air tawar atau di daratan(tanah).
Cacing ini bersifat saprofit dengan memakan zat organik dan organisme yang telah mati.
Anatomi Oligochaete
Reprosuksi Oligochaeta
Reproduksi Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacingini tidak melakukan pembuahan sendiri,
melainkan secara silang . Dua cacing yangmelakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan
ujung kepala berlawanan. Alatkelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium
cacing pasangannya.Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk
kokon.Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovumyang
dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telahdibuahi masuk ke
dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing danmenjadi individu yang baru.
Contoh Oligochaeta :
– cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris)
– cacing tanah Asia (Pheretima)
– cacing merah/cacing sutera (Tubifex)
– cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani)
– cacing raksasa sumatra ( Momiligester hautenii )
3.Hirudinae
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium
maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih
dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat
pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan
ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.
Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan
memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Saat merobek atau membuat lubang,hewan ini mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit),
sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, hewan ini akan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin(zat anti koagulan).Dengan zat tersebut dapat
mengisap darah sebanyak mungkin.
Contoh Hirudinae
– Haemadipsa zeilanica (pacet)
– hirudo medicinalis(lintah).
– hirudinaria javanica (lintah kuning)
– Pontobdella
peranan Hirudinae bagi kehidupan manusia:
Terapi Sedot Lintah Dapat Mengobati Diabetes Mellitus,Kanker,Tumor,Kelenjar Getah Bening,
tyroid, Saraf Terjepit ,Cedera Otot, Migraine, Penyakit Jantung