Anda di halaman 1dari 31

ANELIDA DAN NEMATODA

O
L
E
H
KELOMPOK 5
ANGGOTA :
1. RIKA SARI
2. DINANTI PUTRI DEWA
3. M.NAUFAL NUR IKHSAN
4. NOVENIA CATUR WISNU PUTRI
1. ANELIDA
Anelida berasal dari bahasa latin annelus yang artinya cincin kecil dan eidos yang
artinya bentuk. Anelida adalah cacing yang memilki bentuk seperti sejumlah cincin kecil
yang diuntai.
Ciri-ciri anelida :
 Berbentuk gilik, memanjang, tersusun atas ruas-ruas atau segmen.
 Pada setiap segmen terdapat alat-alat tubuh, misalnya alat pengeluaran,alat
reproduksi, dan serabut saraf.
 Tergolong triploblastik dan selomata (berongga tubuh sejati)
 Tempat hidup atau habitat: di darat, di air tawar, dan di laut. Ada pula yang
hidup parasit.
 Bersifat hermafrodit
 Cacing ini beruas-ruas yang setiap ruasnya terdapat rambut atau duri(seta),
yang digunakan untuk pergerakan
 Ukuran nya kurang dari 1 mm hingga 3 m
 Memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap, yaitu mulut,
faring, esofagus, tembolok, lambung otot (empedal), usus halus, dan anus.
Cacing ini memiliki sistem peredaran darah tertutup, yaitu darah mengalir
di dalam pembuluh darah. Terdapat dua pembuluh darah utama, yaitu
pembuluh darah dorsal dan pembuluh darah ventral yang sejajar dengan
saluran pencernaan. Pembuluh darah dapat berkontraksi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Darah Annelida mengandung protein pengikat
oksigen (hemoglobin) sehingga berwarna merah. Ada pula darah yang
berwarna kehijauan karena mengandung protein klorokruorin.
Annelida bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya, namun
ada pula yang bernapas dengan insang yang merupakan modifikasi
sebagian parapodia atau cirri (rambut-rambut kasar) dorsal. Annelida
memiliki alat ekskresi berupa metanefridia, yang terdiri atas nefrostom
(corong bersilia), nefridia (saluran yang terbungkus peritoneum), dan
nefridiopor (lubang ekskresi).
Struktur tubuh annelida
Cara reproduksi
Reproduksi anelida terjadi secara aseksual
maupun seksual. Aseksual dengan cara fragmentasi.
Namun sebagian besar bereproduksi secara seksual. Alat
kelamin terdapat pada individu yang sama (hermafrodit)
atau terdapat pada individu yang berbeda (gonorkis).
Pada cacing tanah meskipun bersifat hermafrodit, tetapi
individu tetap melakukan perkawinan silang dengan cara
saling mempertukarkan spermanya untuk membuahi sel
telur individu pasangannya.
Klasifikasi anelida
1. Kelas polychaeta
2. Kelas oligochaeta
3. Kelas hirudinea
1. Kelas polychaeta
PolyChaeta ( Yunani , Poly = banyak, dan Chaeta =rambut).,
Sehingga PolyChaeta adalah anelida yang memilki banyak seta
(rambut). Sebagia besar hidup di air. PolyChaeta mempunyai tubuh
bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip
dayung, hal ini disebut Parapodia (tunggal =parapodium). Berfungsi
sebagai alat gerak. Sebagian besar dari PolyChaeta, memiliki
Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat pembuluh darah
halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang sifatnya
kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga
licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.
bagian kepala terdiri atas prostomium dan peristomium.
Peristomium terletak setelah prostomium. Pada peristomium
terdapat mulut, alat indra, dan sirus. Pada prostomium terdapat
mata, anatena dan sepasang palpus.
Ciri-Ciri PolyChaeta
• Berambut banyak
• Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
• Mempunya parapodia (alat gerak)
• Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
• Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium
(segmen pertama).
• Bereproduksi secara seksual dan gonorkis.
• Indra berupa mata dan statosista
Contoh Jenis PolyChaeta
• Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
• Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan
(mengandung protein tinggi)
• Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air
laut).
• Arenicola sp,
2. Kelas oligochaeta
Oligchaeta (Yunani, Oligo = sedikit, dan Chaeta = rambut). Kelas
Oligochaeta merupakan kelas filum Annelida yang mempunyai sedikit rambut.
Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai parapodia,
sehingga kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik
mata. Pada lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima
rangsangan.
Oligochaeta dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Mikrodrile = spesies yang hidup di air, berukuran 1-30 mm, berdinding tubuh
tipis, dan agak transparan
2.Megadrile = spesies yang hidup di darat, bedinding tubuh tebal, berukuran 5-
30 cm dan ada yg mencapai 3m
Semua oligochaeta bersifat hermafrodit, tetapi melakukan perkawinan
silang. Oligochaeta memiliki klitelum,yaitu ruas-ruas yang berdinding tebal. Pada
klitelum terdapat banyak sel kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
perkawinan.
Contoh jenis oligochaeta
• Moniligaster houtenil (Cacing tanah sumatra)
• Tubifex sp (Cacing air tawar/sutra), berperan sebagai
indikator pencemaran air.
• Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah),
berperan membantu aerasi tanah sehingga
menyuburkan tanah
• Perichaeta musica (C.Hutan)
Ciri-Ciri OligoChaeta
• Tidak mempunyai parapodia
• Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen
• Memiliki sedikit rambut
• Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
• Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut
dengan klitelum.
• Telur terbungkus oleh kokon
• Hidup di air tawar atau darat
• Hermafrodit
3. Hirudenia
Hirudenia biasa disebut lintah. Tubuh lintah tidak
memilki parapodia maupun seta. Tubuh Hirudinea yang
pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit
runcing. Lintah memilki dua buah alat penghisap yang
terletak pada bagian anterior dan posterior. Ukuran
Hirudinea beragam dari 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap
darah dengan cara menempel. Sebagian mereka membuat
luka pada permukaan tubuh inang sehingga dapat
menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain
mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan
jika itu terjadi maka waktunya mensekresikan zat anti
pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat lintah
menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat
anastesi yang dapat menghilangkan rasa sakit.
Ciri-Ciri Hirudenia
• Tidak memiliki parapodia dan seta di segmen
tubuhnya
• Ukuran tubuh beragam mulai dari 1-30 cm.
• Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior
yang meruncing.
• Hidup air tawar, darat, dan air laut.
• Memiliki zat antikoagulasi
Contoh Jenis Hirudenia
• Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel
lembab, dan menempel pada daun
• Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
• Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)
• Hirudo medicinalis (lintah), hidup di air tawar.
E. Peranan Annelida
Annelida memiliki beberapa peran yang dapat dimanfaatkan atau
menguntungkan dan merugikan kehidupan manusia. Peran annelida adalah sebagai
berikut..
a. Peranan Annelida yang mengutungkan/bermanfaat
• Makanan manusia, karena cacing memiliki sumber protein yang berpotensi
dimasukkan sebagai bahan makan manusia seperti halnya daging sapi dan ayam
• Bahan baku ternak, memiliki kandungan protein, lemak dan mineral yang tinggi,
cacing tanah dimanfaatkan sebagai makanan ternak misalnya unggas, udang, kodok,
dan ikan.
• Bahan baku obat, Cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan
tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
• Bahan baku kosmetik, Cacing tanah diolah untuk dgunakan sebagai pelembab kulit
dan bahan baku pembuatan lipstik.
• Lintah digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi
• Hirudin bermanfaat menyimpan darah untuk keperluan transfusi darah
b. Peranan Annelida yang merugikan
• Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing
kremi, cacing tambang, cacing filaria.
• Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah.
2. NEMATODA
Nematoda merupakan phylum dari Aschelminthes yang
mempunyai jumlah species dan penyebaran terbesar. Disebut juga
dengan ”round worm”. Berasal dari kata ”nema” yang berarti
benang. Ciri-cirinya antara lain :
• Memiliki bentuk bulat pajang ( gilik )atau mirip dengan benang.
• Hewan tripoblastik dan pseudoselomata ( berongga tubuh semu ).
• Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan,
tanaman yang membusuk , ganggang, jamur dan hewan kecil
lainnya.
• Dapat ditemukan di air tawar, air laut dan air payau serta tanah.
• Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
• Hidup parasit di hewan, manusia dan tumbuhan.
• Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetru radial.
• Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang ( gilik ) dan tidak
bersegmen.
• Semakin kea rah posterior membentuk ujung yang meruncing.
• Berukuran bervariasi mulai dari air tawar dan darat berukuran
kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
• Terdapat di organ seperti anus, usus halus, pembuluh darah,
pembuluh limfa, jantung, paru-paru dan mata.
Nematoda memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm,
mesoderm, dan endoderm. Tubuhnya memiliki rongga tubuh semu.
Permukaan tubuh ditutupi oleh lapisan kutikula yang keras dan
transparan. Cacing yang hidup parasit di saluran pencernaan inang
memiliki lapisan kutikula lebih tebal dibanding cacing yang hidup
bebas. Di bawah lapisan kutikula cacing, terdapat epidermis yang
biasanya terdiri atas sel-sel. Dinding tubuh Nematoda tersusun dari
otot longitudinal yang kontraksinya menghasilkan gerakan memukul
seperti cemeti. Pseudoselom berisi cairan yang berfungsi sebagai
rangka hidrostatik dan menunjang gerakan meliuk-liuk.
Struktur tubuh nematoda
Nematoda memiliki sistem pencernaan yang lengkap,
mulai dari mulut, faring, esofagus (gelembung faring), usus, dan
anus. Mulut terletak di ujung anterior dan di sekitarnya terdapat
tiga atau enam bibir, papila, dan seta. Mulut berhubungan
dengan buccal capsule atau rongga mulut yang terkadang
dilengkapi rahang yang kuat. Nematoda karnivora atau herbivora
memiliki stilet yang berbentuk seperti jarum suntik atau gigi di
dalam rongga mulutnya, yang berfungsi untuk menusuk dan
mengisap sari makanan dari tanaman atau mangsanya.
Nematoda memiliki usus panjang sebagai tempat penyerapan
sari makanan, rektumnya pendek, dan diakhiri oleh anus yang
terletak di bagian posterior.
Nematoda tidak memiliki sistem peredaran darah
dan sistem pernapasan. Transportasi dan pertukaran zat
terjadi secara difusi. Nematoda memiliki alat ekskresi
berupa sistem sel kelenjar dengan saluran atau tanpa
saluran. Pada spesies yang hidup di laut, alat ekskresi
berupa kelenjar renet (renette gland) yang terletak di
dekat faring, berjumlah satu atau dua.
Nematoda memiliki alat indra berupa sensila,
papila, seta, amfid, dan phasmid. Seta terdapat di kepala
dan seluruh permukaan tubuh. Kemoreseptor terdapat di
amfid (kepala) dan phasmid (ujung posterior). Nematoda
yang hidup bebas biasanya memiliki bintik mata. Sistem
saraf berupa lingkaran saraf yang mengelilingi esofagus,
berhubungan dengan enam benang saraf anterior dan
empat atau lebih benang saraf posterior.
Nematoda bereproduksi secara seksual. Pada
umumnya diesis atau gonorkis, yaitu organ kelamin
jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda.
Fertilisasi terjadi secara internal. Telur yang sudah
dibuahi memilki cangkang yang tebal dan keras. Telur
menetas mnjadi larva yang mirip induknya. Larva
mengalami molting atau pergantian kulit hingga 4 kali.
dalam hidupnya, nematoda memrlukan satu inang atau
lebih.
Klasifikasi nematoda
1. Adenophorea
Tidak memiliki phasmid (organ kemoresptor) sehingga
disebut aphasmid. Banyak yang hidup bebas, namun ada yang
menjadi parasit pada berbagai hewan, contohnya :Trichuris ovis
yang menjadi parasit pada domba. Cacing Trichinella spiralis
menjadi parasit di usus karnivor dan manusia.
2. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
disebut cacing tambang karena sering ditemulkan didaerah
pertambangan, seperti di Afrika. Cacing ini hidup parasit di usus halus manusia
dan menghisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia pada penderita
ankilostomiasis.
setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur
keluar bersama feses penderita. Ditempat yang becek telur menetas dan
menghasilkan larva. Larva masuk ketubuh manusia
melalui pori-pori telapak kaki. Larva mengikuti aliran darah menuju jantung,
paru-paru, faring, dan usus halus hinggatumbuh dewasa.
3. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Berukuran 10-15 mm. Cacing ini hidup di usus besar
manusia, terutama pada anak-anak. Cacing dewasa betina
menuju ke dubur pada malam hari untuk bertelur dan
mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal
menyebabkan penderita menggaruk sehingga telur cacing mudah
terselip dikuku-kuku.
Telur cacing dapat terletelan
kembali ada saat penderita makan.
Di usus telur akan menetas menjadi
cacing kremi baru. Cara penularan
cacing kremi tersebut disebut
autoinfeksi.
4. Wuchereria bancrofti (cacing filaria atau cacing
rambut)
Hidup parasit di kelenjar getah bening. Menyebabkan penyakin
kaki gajah atau filariasis. Cacing dewasa berdiameter 0.3 mm. Cacing
betina berukuran panjang 8 cm dan jantan 4 cm.
Setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan
mikrofilaria. Pada siang hari mikrofilaria berada di pembuluh darah
besar dan malam hari pindah ke pembuluh darah kecip; dibawah kulit.
Bila nyamuk perantara menggigit pada malam hari, mikrofilaria
bersama darah masuk ke perut nyamuk. Mikrofilaria menembus
dinding usus nyamuk menuju otot toraks dan bermetamorfosis. Bila
telah berukuran 1,4 mm, mikrofilaria pinda ke belalai nyamuk, dan
siap ditularkan ke orang lain.
Pada saat nyamuk menggigit, mikrofilaria keluar dari
belalai nyamuk, masuk ke kulit manusia, danmenuju ke pembuluh
limfa. Cacing akan menggulung di kelenjar limfa dan tumbuh
hingga dewasa. Cacing dewasa yang berjumlah banyak akan
menghambat sirkulasi getah bening, sehingga setelah beberapa
tahun mengakibatkan pembengkakan kaki.
5. Onchocerca volvulus
merupakan cacing mikroskopis penyebab onchocerciasis
yang mengakibatkan kebutaan. Vektor pembawa adalah lalat
kecil penghisap darah black fly (simulium). Cacing ini banyak
terdapat di Amerika Selatan d
an Afrika.
Peranan nematoda
Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan
dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan tumbuhan.
Contohnya Globodera Rostochiensis yang menjadi parasit pada
tanaman kentang dan tomat dan sebagai vector dari virus sebagian
tanaman pertanian. Tetapi ada juga Nematoda yang menjadi predator
hama, misalnya ulat tanah, Caenorhabditis elegan merupaKan
Nematoda yang hidup bebas di tanah, telah lama digunakan sebagai
organisme model untuk penelitian mengenai perkembangan hewan,
termasuk perkembangan saraf, karena mudah dikembangbiakan dan
mudah dianalisis struktur genetiknya. NASA bahkan menggunakan
Caenorhabditis elegans untuk meneliti dampak dari gravitasi nol pada
perkembangan otot dan fisiologinya dengan mengirim sampel cacing
tersebut ke luar angkasa selama dua minggu.
Maciw!!!

Anda mungkin juga menyukai