Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH BIOLOGI LAUT

“ORGANISME LAUT DALAM POLYCHAETA (ANNELIDA)”

Disusun oleh :

ERIK ASHAR ERIYANTO


2227061101244

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PERIKANAN MALANG
( STIP )
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena


dengan perkenan-Nya Makalah Organisme laut dalam Polychaeta (Annelida)
telah terselesaikan.
Makalah ini diharapkan dapat melengkapi perkuliahan Biologi Laut
sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa.
Diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan-
pengetahuannya tentang Biologi Laut dan melengkapi pengetahuan tersebut
melalui berbagai sumber informasi diluar .
Atas bantuan semua pihak, khususnya Bapak Sunanto Arifin, Spi, MAgr
yang telah memberikan tugas ini dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 27 Juni 2023

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata.
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga
tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan
sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh
atau coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari
mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi
yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing
tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan
tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga
tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur
dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan
untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior
dipergunakan untuk menghisap darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ciri-ciri umum Annelida ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi Annelida ?
3. Bagaimana habitat Annelida ?
4. Bagaimana klasifikasi Annelida ?
5. Apa peranan Annelida ?
1.2 Tujuan

Secara khusus makalah ini disusun agar :


1. Mengetahui dan memahami ciri-ciri umum Annelida.
2. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi Annelida.
3. Mengetahui dan memahami habitat Annelida.
BAB II
PEMBAHASAN

Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-
gelang atau ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida
juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida
dapat digunakan untuk memberi gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh
cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan,
pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon
dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu
baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang
diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang
lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada
yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis,
dan ada juga yang bersifat parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya
bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidermis dan sudah ada rongga tubuh.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta yang penting
adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu menghancurkan sampah dan
membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai makanan
sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan),
Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena
berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman
kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis
(cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni
lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat
hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah koagulasi atau pembekuan
darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa javanica.
2.1 Ciri-ciri Umum Annelida

Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :


1. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya).
2. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan
Sisi Perut (ventral)
3. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
4. Alat eksresi disebut nephridium.
5. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh
dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
6. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan
dan anus.
8. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
9. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu
memiliki organ-organ yang sama.
11. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem
pencernaan lengkap/sempurna.
12. Sistem peredaran darah tertutup.
13. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium
yang ada di permukaan tubuhnya.
14. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler
2.2 Anatomi dan Fisiologi Annelida
a. Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan
salah satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum
Annelida. Lumbricus terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam
pembahasan selanjutnya.
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati
disebut triplobastik selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh
kutikula, tersusun oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti
cincin atau gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama,
maka bentuk tubuhnya simetri bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis
kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan
kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut
prostomium.
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut
clitellum. Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak
terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen
pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral.
Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh
musculus retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara
keluar dari berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut
ialah:
A. mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
B. anus, terletak pada segmen terakhir
C. lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada
segmen ke-15
D. ubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
E. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori.
Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
F. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
G. sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi
dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3 segmen
pertama.
b. Fisiologi
1. Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika
otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa
pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang
mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae
masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung
dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-
otot dinding tubuh.

2. Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab,
tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.

3. Sistem Pencernaan Makanan


Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut,
pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan
cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari
makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui
mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi
kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu.
Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan
tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan
dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini
masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut
sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi
oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-
partikel makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan
gliserol, dan asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut
diabsorbsi oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi
darah diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.
4. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah
tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah
atau korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit
mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen.
Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di
sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO 2 ,
CO2keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing
tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin.
5. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada
tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama
dan segmen yang terakhir tidak ada.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam
segmen yang ke 3 dan terditi atas :
a) ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan
comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3
b) berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi
daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan
cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx.
7. Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.

8. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam segmen
ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu rongga yang
dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.
2.3 Habitat Annelida
Cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat
tertentu saja. Pada siang hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali
pada saat hujan. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka
masuk ke dalam liang, seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini
beberapa cacing seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di
atasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya.

2.4 Klasifikasi Annelida


Seta berguna untuk bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka
filum ini dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen
tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang
dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis,
dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal,
perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan
tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen
tubuh. Parapodia merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak.
Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut
(sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice
viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).

Gambar 1. Struktur tubuh cacing wawo, palolo, dan kelabang laut.


Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada
segmen terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit
yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk
meletakkan sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah
memiliki testis dan ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut
melangsungkan pembuahan silang.

Gambar 2. Cacing Tanah


Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada
sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung
se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah)
bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet
(haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di
darat.

Gambar 3. Anatomi Lintah.

2.5 Peranan Annelida


Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo
dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia.
Cacing tanah memiliki kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga
sangat baik untuk bahan pakan ternak.
Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing
tersebut dapat menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat
menambah unsur hara tanah.
Lintah dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah
terinfeksi. Selain itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk
keperluan transfusi darah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
a) Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat
parasit. Simetri tubuhnyabilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion
otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa
tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan
epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi.
Sistem peredaran darah tertutup.
b) Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur
dan suhunya tidak rendah.
c) Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu
Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
d) Beberapa jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo
dan palolo dapat digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia,
cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat
digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain
itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan
transfusi darah.

3.2 Saran
Dengan memiliki pengetahuan tentang Annelida, disarankan untuk
1. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar agar cacing tanah
tetap lestari.
2. Memanfaatkan cacing tanah sebaik mungkin sehingga dapat berguna bagi
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Annelida, (online), (http://cacingtanahqu.blogspot.com/p/


lumbricus-rubellus.html), diakses 25 ferbruari 2016
Anonim2. 2010. Filum Annelida, (online), (http://biologi-kintan.blogspot.com/
2010/05/annelida.html), diakses 25 ferbruari 2016
Ardianz. 2010. Filum Annelida, (online), ( http://:annelida\filum-annelida.
htmlhtyjyk.htm), 25 ferbruari 2016
Priadi Arif dan Herlanti Yanti. 2014. Biologi untuk SMA/MA kelas X K13. Jakarta:
Yudistira.

Anda mungkin juga menyukai