Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

“ Phylum Annelida “
Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Zoologi Invertebrata

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Uus Toharudin M.Pd

Ida Yayu N.H., S.Pd., M.Si.

Saiman Rosamsi M.Pd

DISUSUN OLEH :

Rafika Amelia 195040025

Dinar Rosmania 195040027

Ugi Hermawati 195040028

Siti Marhayanti 195040037

Puput Kartika 195040045

Biologi A

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2019 - 2020
IDENTITAS
Judul : Phylum Annelida
Hari/tanggal: Sabtu 19 Desember 2020

TUJUAN
1. Apa yang dimaksud phylum Annelida ?
2. Apa morfologi dari phylum Annelida?
3. Apa anatomi dari phylum Annelida?
4. Bagaimana pengklasifikasian dari phylum Annelida?
5. Bagaimana peranan Annelida dalam kehidupan ?

DASAR TEORI
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau
ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing
gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi gambaran
struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom bersepta (bersekat), tetapi
saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf memanjang menembus septa itu.
Annelida yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk
pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk menjaga kesuburan tanah. Beberapa
contoh kelas Oligochaeta yang penting adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu
menghancurkan sampah dan membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta sebagai
makanan sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex
(cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat untuk
mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus (kelabang laut), Eunice viridis (cacing wawo),
Lysidice oele (cacing palolo) merupakan cacing yang menghuni lautan. Hirudinea merupakan
kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat hirudin, semacam bahan kimia yang
mencegah koagulasi atau pembekuan darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa
javanica.

 Ciri-Ciri Annelida
a. Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang bersifat parasit
(merugikan karena menempel pada inangnya).
b. Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi
Perut ( ventral)
c. Sistem saraf terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang
memanjang sehingga berupa tangga tali.
d. Alat eksresi disebut nephridium.
e. Respirasi dengan menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan
berlangsung secara difusi. Sistem peredaran darah tertutup.
f. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
g. Alat pencernaan makanan sempurna mulai dari mulut, saluran pencernaan dan
anus.
h. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di
ujung belakang.
i. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
j. Metameri merupakan bentuk segmen-segmen yang antara segmen itu memiliki
organ-organ yang sama.
k. Organ-organ yang dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat
ekskresi (nefridium) lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem
pencernaan lengkap/sempurna.
l. Sistem peredaran darah tertutup.
m. Klasifikasi Annelida ini didasarkan atas tidaknya seta / rambut / parapodium yang
ada di permukaan tubuhnya.
n. Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang terletak di atas epithelium yang
bersifat glanduler (Kastawi, 2005: 155).

 Anatomi Annelida
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan salah satu
contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum Annelida. Lumbricus terrestris ini
akan digunakan sebagai contoh dalam pembahasan selanjutnya. 
Struktur tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik
selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun oleh gelang
kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau gelang. Jika cacing ini
dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk tubuhnya simetri bilateral.
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas berwarna
merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas. Permukaan
bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulut terdapat di
ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium (Kastawi, 2005: 156).
Pada segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut clitellum.
Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak terdapat annuli.
Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen pertama dan terakhir, 2
pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak
bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus retractor.
Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara keluar dari berbagai
alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah:
a. mulut, berbentuk bulan sabit terletak di medio ventral segmen pertama
b. anus, terletak pada segmen terakhir
c. lubang muara keluar ductus spermaticus atau vas deferens, terletak pada segmen
ke-15
d. Lubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14
e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa 2 pasang pori. Receptaculum
seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom
g. sepasang nephridiofor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan
terletak pada tiap segmen, keculi segmen terakhir dan 3 segmen pertama.  

 Fisiologi Annelida
1) Sistem Gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum
circulare (lapisan otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah
dalam). Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.

Dinding intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong
setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae.
Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.

2) Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab,
tipis, banyak mengandung kapiler-kapiler darah.

3) Sistem Pencernaan Makanan


Saluran pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut,
pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine dan anus. Makanan
cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari
makanannya di luar liang pada saat malam hari. Makanan diambil melalui
mulutnya. Makanan di dalam esophagus tercampur dengan cairan hasil sekresi
kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding esophagus itu.
Dari esophagus, makanan terus masuk ke dalam proventriculus yang merupakan
tempat penyimpan makanan yang bersifat sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus. Disini makanan
dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, partikel makanan ini
masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan dicerna lebih lanjut
sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh
dinding intestine tersebut. Dinding intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel
makanan tadi dicernakan menjadi monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan
asam amino yang siap untuk diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi
oleh dinding intestin dan selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah
diangkut ke seluruh bagian-bagian tubuh.

4) Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing tanah adalah sistem peredaran darah
tertutup. Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang mempunyai kemampuan mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh
darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis.
Aorta dorsalis terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah
terlihat dari luar pada cacing yang hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit
transparent. Aorta ventralis terletak di sebelah ventral saluran pencernaan dan di
sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju ke kulit, hemoglobin mengikat CO 2 ,
CO2 keluar melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing
tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk
oxyhemoglobin.

5) Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada
tiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama
dan segmen yang terakhir tidak ada.

6) Sistem Saraf
Sistem saraf cacing tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen
yang ke 3 dan terditi atas :
a. ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan
comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3
b. berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah
mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang
saraf yang menuju ke ventral dan  melingkari pharynx. 

7) Organ Sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat
sel-sel saraf tertentu yang peka terhadap sinar.

8) Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya terletak di dalam
segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di dalam suatu
rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.

 Klasifikasi Annelida
1. Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental, segmen
tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya mempunyai kepala yang
dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis,
dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan fertilisasi eksternal,
perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut trochophora.
Ciri khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan
tubuhnya. Seta terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia
merupakan tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga
terdapat insang. Seluruh anggotanya hidup di air laut (sehingga sering disebut
kelabang laut). Contohnya, cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo
(Lysidice oele).

2. Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit seta. Cacing tersebut hidup di
tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya tidak memiliki parapodia.
Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang dibantu oleh seta. Contohnya,
cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180 segmen. Bagian mulut
(prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen pertama dan anus pada segmen
terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat penebalan kulit yang disebut
klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon, yaitu kantong untuk meletakkan
sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh cacing tanah memiliki testis dan
ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut melangsungkan pembuahan
silang.

3. Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan pengisap darah. Pada
sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya mengandung
se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan darah)
bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit. Meskipun begitu, hewan tersebut
elangsungkan perkawinan secara silang dan pembuahannya terjadi di kokon.
Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo sp.) dan pacet (haemadipsa
sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar, sedangkan pacet di darat. 

ALAT dan BAHAN

ALAT

Cutter

Loupe

Jarum Pentul BAHAN

Sarung Tangan Namalycastis sp

Pinset

Alkohol
LANGKAH KERJA

1. Tiap jenis hewan dipersiapkan dari tiap kelas dan siap diamati
2. Amati morfologi dan anatomi dengan menggunakan lup
3. Cari link video dari tiap kelas filum molusca
4. Translit dan analisis video dan gambar hasil pengamatan
5. Catat hasil pengamatan

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukan praktikum mengenai anatomi dan
morfologi pada fillum annelida. Kelompok kami melakukan praktikum dengan mengamati tiga
kelas yang termasuk fillum annelida yaitu:

I. Kelas Polychaeta

Pada kelas Polychaeta kelompok kami melakukan mengamatan dengan


mengamati video praktikum Internasional. Pada video praktikum tersebut dapat
kami ketahui bahwa Nereis virens Nereis virens hidup dalam liang yang
biasanya berupa liang pasir. Hewan ini membenamkan diri dalam pasir dan
hanya kepalanya yang ditonjolkan keluar. Selain itu, hewan ini juga dapat
ditemukan berenang-renang dalam air laut.
Tubuh Nereis virens terdiri atas somit-somit eksternal dan interla
serta berbentuk pipih. Caput terlihat jelas serta memiliki badan yang tertutup
oleh kutikula dan memiliki sejumlah besar seta. Pada bagian lateral dari hewan
ini terdapat parapodium yang digunakan dalam respirasi dan sebagai alat
gerak.  Tiap-tiap parapodium mempunyai dua tonjolan, yakni notopodium di
bagian doral dan neuropodium di bagian ventral.
Sistem muscular Nereis  virens terletak di bawah epidermis dan terdiri
dari dua lapisan, yakni stratum cyrculare di bagian luar dan stratum
longitudinal pada bagian dalam. Nereis virens juga memiliki lapisan otot pada
dinding intestinum.  Hewan ini bergerak dengan menggunakan parapodia.
Sistem pencernaan  pada Nereis virens terdiri atas rongga mulut yang
memiliki rahang yang bersifat kitin dan pharynx yang bersifat muskuler,
esophagus, ventriculus, intestinum dan anus. Nereis virens berrsifat carnivore.
Sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah dorsal dan
pembulkuh darah ventral. Pembuluh darah ini dihubungkan dengan pembuluh
darah transversal pada tiap segmen. Darah mengandung hemoglobin sehingga
berwarna merah.
Nereis virens bernapas dengan kulitnya.  Pertukaran gas
berlangsung melalui kulitnya yang tipis dan menganding banyak pembuluh-
pembuluh kapiler. Respirasi terjadi secara difusi, diman oksigen masuk dan
karbondioksida keluar dari tubuh. Pertukaran ini dipacu oleh perbedaa
konsentrasi kedua gas tersebut di dalam dan di luar tubuh.
System saraf terdiri atas otak, konektif faringeal, tali saraf ventral,dan
sepasang ganglion pada tiap somit, yang melepaskan sepasang saraf lateral.
Nereis virens bersifat diesius, dimana  alat kelamin jantan dan betina
terpisah. Gonad hanya berkembang pada musim perkawinan. Gonad terdapat
pada semua segmen,kecuali pada bagian ujung anterior badan. Ova dan
spermatozoa terdapat di bagian tepi selom.

II. Kelas Oligochaeta


Kelompok kami melakukan pengamatan anatomi dan morfologi pada
spesies Namalycastis sp. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa
Namalycastis sp tubuhnya bersegmen dan memiliki sedikit seta. Semua
anggota cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan
otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200
segmen. Pada segmen (somit) ke 32 hingga 37 (pada lumbricus) dan somit
ke 10 hinnga ke 11 (pada pheretima) terdapat penebalan kulit yang biasa di
sebut klitelum atau sadel yang mentgandung kelenjar.
Cacing tanah bereproduksi secara seksual. Pada umumnya cacing
tanah bersifat hemafrodit, akan tetapi fetilisasi tidak dilakukan sendiri,
melainkan secara silang dengan melibatkan cacing lainnya. Dua cacing
yang kawin secara silang menempel tubuhnya dengan ujung kepala yang
berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan di terima oleh
klitelum cacing pasangannya.
Pada saat bersamaan, klitelum mengeluarkan mukosa (kelenjar)
kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reprodukasi betina
dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovariu
akan di buahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah di buahi masuk ke
dalam kokon. Telur bersama kokon akan lepas dari tubuh cacing dan
menetas menjadi individu baru.
Cacing tanah memiliki kepala berukuran kecil, tetapi tidak memiliki
rahang, mata, atau alat peraba. Binatang ini hidup sebagai saprozoik,
pernapasan dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh secara difusi. Cacing
tanah memiliki sistem peredaran darah yang tertutup, dan permukaan tubuh
tertutup oleh kutikul. Cacing tanah dikenal memiliki daya regenerasi yang
tinggal.
Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui
tanah, dan mengekresikan nutrien sementara tanah di lewati melalui saluran
pencernaan. Bahan-bahan yang tidak tercerna, tercampur dengan mukus yang
di ekresikan ke dalam saluran pencernaan, dikeluarkan sebagai kotoran melalui
anus.
Petani menghargai cacing tanah karena hewan tersebut mengolah tanah, dan
kotorannya memperbaiki tekstur tanaha. Dan darwin menaksir bahwa 1 are
tanah pertanian inggris memiliki sekitar 50.000 cacing tanah yang
menghasilkan 18 ton kotoran pertahun.

III. Kelas Hirudinae


Pada kelas Polychaeta kelompok kami melakukan mengamatan
dengan mengamati video praktikum Internasional. Pada video praktikum
tersebut dapat kami ketahui bahwa Hirudo medicinalis memiliki habitat di
tanah lembab di daratan. Hewan ini umumnya aktif pada malam hari.
Namun, ia dapat pula aktif pada siang hari terutama jika ada rangsangan
mangsa.
Badan dari Hirudo medicinalis ketika istirahat berbentuk
memanjang atau oval, dan biasanya pipih dorsoventral. Tubuh hewan ini
bersifat sangat fleksibel dan dapat mengendur,  berkerut ataupun  melebar.
Tubuh terdiri atas 34 somit. Dari luar tampak adanya alur-alur transversal
yang membagi segmen menjadi banyak annulus. Pada bagian ujung
posterior terdapat alat pengisap, bulat yang terbentuk dari tujuh somit.
Dinding tubuh diselimuti oleh kutikula otot dan otot diagonal yang sangat
halus. Di bawah kutikula  terdapat epitel yang diantarai oleh kelenjar
lendir.
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, faring otot dengan kelenjar
uniseluler dan biasanya mengandung belalai  atau rahang tanduk,
esophagus yang pendek, tembolok yang panjang dengan 20 pasang
kantung lateral atau sekum, usus, rectum yang pendek, dan anus yang
bermuara di bagian dorsal di muka alat pengisap posterion.
Pernapasan dilakukan secara difusi dengan menggunakan anyaman
kapiler di bawah epidermis.
Lintah bersifat monoesius. Sistem reproduksi jantan meliputi 4-12
pasang testis di bawah tembolok.  Setiap testis berhubungan dengan vas
deferns yang menujuu anterior, yang bermuara di penis medial yang
berhubungan dengan kelenjar aksesori. Alat kelamin betina terdiri atas dua
ovary, oviduk yang berhubungan dengan sebuah kelenjar albumin, dan
vagina medial bermuara  di belakang porus jantan.
Kesimpulan
Dari pengamatan praktikum kali ini yang dilakukan secara virtual baik dengan
menggunakan zoom dan dengan melihat video praktikum di youtube, kita dapat mengetahui
banyak sekali informasi tentang phylum Annelida, yaitu penjelasan tentang Annelida merupakan
cacing gelang. Kita dapat mengetahui morfologi dari annelida yaitu memiliki tubuh simetri
bilateral karena sudah memiliki punggung di dorsal dan sisi perut, tempat hidup di air tawar, laut
dan udara, memiliki tubuh bersegmen, beruas yang mirip dengan cinci. Secara keseluruhan tubuh
terbagi menjadi kepala, badan, pygidum (ekor). Kita juga dapat mengetahui anatomi annelida
yaitu memiliki epidermis yang dilindungi oleh aseluler, kutikula, eksternal. Pada cacing terdapat
mulut, faring berotot, kerongkongan, tanaman, ampela, anus. Kita dapat mengetahui
pengklasifikasian annelida terbagi menjadi 3 kelas berdasarkan ciri-ciri rambut (seta), pada
tubuhnya yaitu kelas polychaeta, kelas oligochaeta, kelas hirudinea yang memiliki karakteristik
berbeda-beda. Kita juga dapat mengetahui peranan dari annelida cacing wawo dan cacing polo
sebagai bahan makanan untuk makan ikan dan burung, cacing tanah dapat sebagai obat tipus,
lintah air dapat memperlancar peredaran darah dengan sengatannya, tetapi juga dapat merugikan
karena bisa menghisap darah pada manusia maupun hewan, pheretima yaitu cacing tanah yang
memiliki peran untuk menggemburkan tanah saat sedang budidaya tanaman. Banyak sekali
materi dan manfaat yang kita dapatkan dari praktikum kita kali ini meskipun dilakukan secara
virtual semoga bisa menambah ilmu. Sekian dan terimakasih hasil laoran praktikum kelompok
kami semoga bermanfaat Kurang lebihnya mohon maaf, tentu saja sangat banyak sumber lain
yang dapat dibaca guna menambah ilmu.

Anda mungkin juga menyukai