Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN LICHEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Yang diampu oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 6/Offering B

Farindra Septyanto (170342615512)

Furzania Mumtaza (170341615058)

Karin Anindita W.P. (170341615097)

Puspitasari C.S. (170341615104)

Salwa Nabilah A. (170341615067)

Yustica Arisna A. (170341615041)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI

Maret 2019

A. JUDUL : Pengamatan Lichen


B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui ciri umum lichen
2. Untuk mengetahui struktur lichen
3. Apakah manfaat dan peranan lichen

C. DASAR TEORI

Lichen sudah diketahui secara luas sebagai salah satu bioindikator untuk
pencemaran udara. Lichen adalah tumbuhan epifit yang tinggal di permukaan batu,
tanah dan beberapa substrat lainnya. Lichen sangat bergantung pada kondisi
atmosfer dalam perkembangannya. Polutan di udara yang terlarut di atmosfer
mampu merusak lichen. Lichen sangat sensitif terhadap pencemaran udara
(Boonpragob, 2003).

Lichenes (lichen) merupakan organisme kompleks yang terbentuk dari


hubungan dekat hifa jamur dan alga (Mishra, 2005: 197). Hal ini menjadikan
tumbuhan tersebut sebagai organisme yang autrotof dan heterotrof yang mampu
tumbuh di tempat yang ekstrim (Keller, 2005: 467). Tubuh yang masih berbentuk
talus, yang terbentuk dari hubungan simbiosis alga dan jamur, bervariasi tipenya.

Di suatu ekosistem, Lichen berperan sebagai dekomposer yang mampu


mempertahankan persediaan nutrien organik yang sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman. Tanpa dekomposer, elemen-elemen penting bagi tumbuhan seperti karbon,
nitrogen, dan unsur lainnya akan terakumulasi di dalam bangkai dan sampah
organik sehingga nutrien organik tidak tersedia bagi tumbuhan. Kemampuan
tumbuh di atas substrat yang cukup beragam yaitu di permukaan batang pohon,
permukaan batu dan tanah menjadikan Lichens sebagai salah satu dekomposer yang
baik bagi lingkungan. Selain sebagai dekomposer, jenis tumbuhan ini juga berperan
sebagai bioindikator pencemaran lingkungan (Campbell dkk., 2003: 197).

Faktor fisik lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi keberadaan


Lichen di suatu kawasan. Sebagai tumbuhan pioneer habitat Lichen tidak
dipengaruhi langsung oleh faktor fisik karena Lichen dapat tetap hidup sekalipun
dalam keadaan yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan pernyataan Davis et al (2000:
23) bahwa “Lichen dapat tumbuh dan hidup dalam batas ambang toleransi dan
dalam kekurangan nutrisi sekalipun. Menurut penelitian yang telah dilakukan,
Lichen dapat tumbuh dan hidup dalam batas ambang toleransi dan dalam
kekurangan nutrisi sekalipun.

D. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca preparat
c. Kaca penutup
d. Silet
e. Pipet tetes
2. Bahan
a. Tisu
b. Air secukupnya
c. Bahan segar: lichen

E. PROSEDUR

F. HASIL PENGAMATAN
Gambar Keterangan
1. Alga
2. Khamir
3. Layer Pelekatan?
1

3
2
G. PEMBAHASAN

Lichenes dikenal dengan nama lumut kerak, karena bentuknya menyerupai


kerak yang menempel di pohon-pohon, tebing atau batuan. Lichenes (lumut kerak)
sebenarnya bukan golongan lumut, tetapi merupakan tumbuhan perintis hasil
simbiosis antara golongan algae (Cyanophyta atau Chlorophyta) dan jamur
(Ascomycota atau Basidiomycota). Apabila sayatan tubuh Lichenes disayat tipis dan
dilihat menggunakan mikroskop maka akan terlihat adanya jalinan hifa atau miselium
jamur yang teratur dan di bagian lapisan permukaanya terdapat kelompok algae bersel
satu atau benang yang dijalin oleh hifa itu. Pada Lichenes jamur berperan untuk
mengokohkan tubuh dan menghisap air dan nutrisi, sedangnya algae berperan untuk
melakukan fotosintesis. Karena itu simbiosis antara kedua jenis tumbuhan tersebut
bersifat simbiosis mutualisme (Yudianto, 1992). Lichenes pada umumnya hidup
sebagai epiphyta, tahan terhadap kekeringan. Berkembang biak dengan fragmentasi
thallus atau soredium, yaitu potongan yang dapat tumbuh membesar. Pada mulanya
Lichenes terjadi bila spora jamur yang tumbuh bertemu dengan algae yang sesuai.
Jika tidak sesuai, algae ataupun jamurnya akan berkembang biak sendiri-sendiri
(Yudianto, 1992).
Lumut kerak atau lichenes memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki organisme
lain. Ciri-ciri lumut kerak atau lichenes antara lain :
1. Merupakan simbiosis antara jamur dari divisi Ascomycota atau
Basidiomycota dengan ganggang biru dan ganggang hijau.
2. Habitat berada di kulit pohon, tanah, dan batu-batuan.
3. Merupakan tumbuhan pioner karena dapat tumbuh di tempat yang tumbuhan
lain tidak dapat hidup, yaitu batu-batuan. Oleh karena kemampuannya untuk
hidup di bebatuan, maka lumut kerak merupakan tumbuhan pertama yang
mampu bertahan hidup di lahan baru.
4. Bentuk tubuhnya berupa talus tipis yang tersusun atas miselium dan hifa.
5. Melekat pada batu-batuan dengan menggunakan rhizoid.
6. Ketika terjadi perubahan cuaca dan kelembaban, lumut kerak akan
melepaskan fargmen talus dan zat kimia yang dapat melapukkan permukaan
batu, sehingga lumut kerak akan tetap hidup.
7. Perkembangbiakan lumut kerak secara aseksual dan seksual.
Struktur tubuh lichen yang merupakan simbiosis alga dan jamur, gambar
skematis diatas dapat mempermudah untuk mengetahui struktur lichen.
Berikut ini peranan pada Lichenes :
1. Dapat dibuat obat .
2. Dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma .
3. Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus dan indikator pH.
4. Dapat digunakan sebagai indikator pencemaran udara.
5. Pada daerah berbatu, lumut kerak memulai pembentukan tanah dengan
melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang
dimilikinya.
6. Sifatnya yang dapat melapukkan batuan-batuan, maka lumut kerak berperan
penting dalam pembentukan tanah. Contoh lumut kerak antara lain :
 Usnea barbata dan usnea dasypoga, sebagai obat tuberculosis dan sebagai
penghasil antibiotik asam usnin.
 Parmelia acetubulum, bentuknya berupa lembaran menyerupai kulit,
hidupnya di pohon dan batuan-batuan.
7. Lichen sebagai bioindikator pencemaran udara

H. KESIMPULAN
Lichen adalah tumbuhan epifit yang tinggal di permukaan batu, tanah dan
beberapa substrat lainnya. Lichenes (lichen) merupakan organisme kompleks yang
terbentuk dari hubungan dekat hifa jamur dan alga. Lichen berperan sebagai
dekomposer yang mampu mempertahankan persediaan nutrien organik yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanpa dekomposer, elemen-elemen penting
bagi tumbuhan seperti karbon, nitrogen, dan unsur lainnya akan terakumulasi di
dalam bangkai dan sampah organik sehingga nutrien organik tidak tersedia bagi
tumbuhan.
I. DAFTAR RUJUKAN

Boonpragob, K. 2003. Using Lichens as Bioindicator of air pollution.


http://www.nfofile.pcd.go.thair31_LichenAcidDep.pdf. (27 Juni 2012).
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Davis, W.C., Gries, C. & Nash, T.H. III.2000. The ecophysiological response of the
aquatic Lichen Hydrothyria venosa to nitrates in terms of weight
and photosynthesis over long periods of time. – In: Schroeter, B.,
Schlensog, M. & Green, T.G.A. (eds): New Aspects in Cryptogamic
Research. Contributions in Honour of Ludger Kappen. Biblioth.
Lichenol. 75, J. Cramer, Berlin-Stuttgart, pp. 201–208.
Hardini, Yunita. 2010. Keanekaragaman Lichen di Denpasar Sebagai Bioindikator
Pencemaran Udara. Makalah Seminar nasional Biologi 2010.
Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. 24-25 September 2010.
Keller, C. 2005. Artificial Substrata Colonized by Freshwater Lichenes.
Lichenologist: Schweiz, Kanton Graubunden.

Mishra, R, S. 2005. Morphology of Fungi. Discovery Publishing House, New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai