Anda di halaman 1dari 18

1.

KUSKUS MAMALIA BERKANTUNG (PERALIHAN)



Kuskus merupakan salah satu
mamalia berkantung yang ada di
Indonesia. Seperti kanguru, kuskus
betina melahirkan anaknya kemudian
merawat dan membawa anaknya dalam
kantung yang terdapat di perutnya.
Kuskus sering dianggap hewan yang
sama dengan kukang, padahal keduanya berbeda. Ciri utama kus-kus selain
kantong yang terdapat di perutnya adalah bentuk muka yang bundar dengan daun
telinga yang kecil, serta bulu yang lebat.
Selain itu kuskus mempunyai ekor yang panjang dan kuat yang berIungsi
sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya.
Ekor kuskus juga menjadi senjata pertahanan dengan cara mengaitkan ekornya
kuat-kuat pada batang atau cabang pohon. Kuskus beruang (Ailurops ursinus)
merupakan kuskus terbesar (gambar: wikipedia)
Kuskus merupakan binatang herbivora dengan makanan utama dedaunan
dan buah-buahan. Satwa yang sangat pendiam ini hidup secara soliter. Kuskus
merupakan satwa australis yang persebarannya terbatas di Indonesia bagian timur
(Sulawesi, Maluku, Papua), Australia dan Papua New Guinea. Kuskus terbesar
adalah kuskus beruang (Ailurops ursinus) yang panjang tubuhnya mencapai 1
meter lebih. Sedangkan jenis kuskus terkecil adalah kus-kus kerdil yang memiliki
panjang tubuh hanya 29-38 cm dengan berat hanya 1 kg.
Selain dianggap sebagai spesies yang sama dengan kukang, orang juga
lebih sering menganggap kuskus sebagai satu spesies. Padahal kuskus terdiri atas
beberapa spesies yang terkelompokkan dalam 5 genus yakni Ailurops, Phalanger,
Spilocuscus, Strigocuscus, dan Trichosurus.
Macam Jenis Kuskus. Dari 5 genus kuskus, 4 genus terdapat di Indonesia
yakni Ailurops, Phalanger, Spilocuscus dan Strigocuscus. Beberapa spesies jenis
kuskus yang terdapat di Indonesia, diantaranya adalah:
O Kuskus Beruang (Ailurops ursinus); Kuskus yang dalam bahasa Inggris
disebut sebagai Bear Cuscus, Bear Phalanger, atau Sulawesi Bear Cuscus
ini terdapat di pulau Sulawesi, pulau Butung, pulau Peleng, pulau Togian,
Indonesia. Kuskus terbesar dengan panjang tubuh mencapai lebih dari 1
meter ini oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi
'Vulnerable (Rentan).
O Kuskus gebe (Phalanger alexandrae); Kuskus ini merupakan endemik
pulau Gebe, pulau kecil di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku,
Indonesia) dan baru ditemukan pada tahun 1995. Status konservasinya
'Endangered (terancam punah).
O Kuskus gunung atau 2ountain cuscus (Phalanger carmelitae); Terdapat di
Papua (Indonesia dan Papua New Guinea). Status konservasinya 'Least
Concern(Resiko rendah).
O Kuskus tanah atau ground cuscus (Phalanger gy2notis); Terdapat di
Papua (Indonesia dan Papua New Guinea). Status konservasinya 'Least
Concern.
O Kuskus matabiru atau Blue-eyed Cuscus (Phalanger 2atabiru);
Merupakan kuskus satwa endemik pulau Ternate dan Tidore, Maluku.
Kuskus yang baru teridentiIikasi pada tahun 1995 ini berstatus konservasi
'Vulnerable.
O Kuskus australia atau Southern Co22on Cuscus (Phalanger mimicus);
mempunyai sebaran yang luas meliputi Australia, Indonesia, (Papua) dan
Papua New Guinea. Status konservasi: 'Least Concern.
O Northern Common Cuscus (Phalanger orientalis); Kuskus yang disebut
juga sebagai Grey Cuscus dan Co22on Phalanger ini terdapat di
Indonesia (pulau Timor, Wetar, Leti, Ambon, Buru, Seram dan beberapa
pulau lain di Maluku), Timor Leste, Papua New Guinea, dan Kep.
Solomon. Status konservasi: 'Least Concern.
O rnate Cuscus atau Moluccan Cuscus (Phalanger ornatus); Terdapat di
pulau Halmahera, Bacan, dan Morotai. Status konservasinya 'Least
Concern.
O Kuskus pulau obi atau bi Cuscus (Phalanger rothschildi); Terdapat di
pulau bi dan Bisa, Maluku. Status konservasinya 'Least Concern.
O Silky Cuscus (Phalanger sericeus); Terdapat di pulau Papua (Indonesia
dan Papua New Guinea). Kuskus yang hidup di ketinggian antara 1.500-
3.600 meter dpl ini berstatus konservasi 'Least Concern.
O Stein`s Cuscus (Phalanger vestitus); Satwa ini terdapat di pulau Papua
(Indonesia dan Papua New Guinea). Kuskus yang hidup di ketinggian
antara 1.200-2.200 meter dpl ini berstatus konservasi 'Least Concern.
O Common Spotted Cuscus (Spilocuscus 2aculatus); Terdapat di Indonesia
(Maluku, pulau Yapen, kep. Aru, Papua), Australia, dan Papua New
Guinea. Status konservasinya 'Least Concern.
O Kuskus kerdil (Strigocuscus celebensis); Kuskus yang disebut juga sebagai
Small Sulawesi Cuscus, Little Celebes Cuscus, Small Cuscus ini
merupakan kuskus terkecil yang terdapat di Sulawesi dan pulau sekitarnya
seperti Sangihe dan Siau. Status konservasinya 'Vulnerable.
Spesies kuskus lainnya:
O Eastern Common Cuscus (P. intercastellanus); Papua New Guinea.
O Woodlark Cuscus (P. lullulae); Papua New Guinea.
O TeleIomin Cuscus (Phalanger 2atani2); Papua New Guinea.
O Short-eared Brushtail Possum (Trichosurus caninus); Australia.
O Common Brushtail Possum (T. vulpecula); Australia.
Dilindungi Tapi Banyak Dipelihara. Kuskus merupakan salah satu satwa
yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP. No. 7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Namun binatang lucu ini ternyata banyak
diperjualbelikan dan dipelihara dengan bebas.
Perundang-undangan Indonesia (PP. No. 7 Tahun 1999) ternyata hanya
memasukkan genus Phalanger saja tanpa merinci perspesies. Bahkan 3 genus
lainnya (Ailurops, Strigocuscus dan Spilocuscus) tidak termaktub di dalamnya.
KlasiIikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas:
Mammalia; Subkelas: Marsupialia; rdo: Diprotodontia; Sub-ordo:
PhalangeriIormes; Famili: Phalangeridae; Genus: Ailurops, Phalanger,
Spilocuscus, Strigocuscus, dan Trichosurus; Spesies: lihat artikel.
. KOMODO (PERALIHAN)

Komodo, atau yang selengkapnya
disebut biawak komodo (Varanus
komodoensis), adalah spesies kadal terbesar
di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca,
Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa
Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli
pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
@ermasuk anggota Iamili biawak Varanidae, dan klad ToxicoIera, komodo
merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya
yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan
meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait
dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju
metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki
posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar
dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang.
Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan
karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap
kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah
Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan
untuk melindungi mereka.
Anatomi dan morfologi
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70
kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot
tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang
sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang
belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar
yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh
biawak Papua (Varanus salvadorii). Komodo memiliki ekor yang sama panjang
dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar
2.5 cm, yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah
karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini
tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang
ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki
lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar
daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah
batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan
memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih
berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
isiologi
Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga.
Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya
memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan
malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu
membedakan obyek yang tak bergerak. Komodo menggunakan lidahnya untuk
mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera
vomeronasal memanIaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat
membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya
menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat
mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 49.5 kilometer. Lubang hidung
komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak
memiliki sekat rongga badan. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya,
hanya ada sedikit ujung-ujung saraI perasa di bagian belakang tenggorokan.
Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang,
memiliki sensor yang terhubung dengan saraI yang memIasilitasi rangsang
sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga
sensor rangsangan atau lebih.
Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa
bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi
(gangguan) pada komodo liar. Hal ini terbantah kemudian ketika karyawan Kebun
Binatang London ZSL, Joan Proctor melatih biawak untuk keluar makan dengan
suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak.
Komodo secara alami hanya ditemui
di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan
Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa
Tenggara. Hidup di padang rumput kering
terbuka, sabana dan hutan tropis pada
ketinggian rendah, biawak ini menyukai
tempat panas dan kering ini. Mereka aktiI pada siang hari, walaupun kadang-
kadang aktiI juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri,
berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil besar ini
dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek; berenang
dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter; serta pandai
memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat.|7|Untuk menangkap
mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki
belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang. Dengan
bertambahnya umur, komodo lebih menggunakan cakarnya sebagai senjata,
karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya memanjat pohon.
Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 13 meter
dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya dan
kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama
malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya.
|21|
Komodo
umumnya berburu pada siang hingga sore hari, tetapi tetap berteduh selama
bagian hari yang terpanas. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada
di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi,
dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya. Tempat ini umumnya juga
merupakan lokasi yang strategis untuk menyergap rusa.

. BURUNG MALEO SENKAWOR (PERALIHAN)
Male o beralih ke halaman ini.
Untuk kegunaan lain dari Maleo, lihat Maleo
(disambiguasi). Maleo Senkawor atau Maleo,
yang dalam nama ilmiahnya acrocephalon
2aleo adalah sejenis burung gosong
berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya
burung di dalam genus tunggal acrocephalon. Yang unik dari maleo adalah, saat
baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang. Ukuran telur burung maleo
beratnya 240 gram hingga 270 gram per butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan
perbandingannya sekitar 5 hingga 8 kali lipat dari ukuran telur ayam. Namun saat
ini mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit dan telur-telurnya
yang diambil oleh manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat
ini.

77
Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna
kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi
bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau
jambul keras berwarna hitam.
|1|

|7|

|8|
Jantan dan betina serupa. Biasanya betina
berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.

Populas
Tidak semua tempat di Sulawesi bisa ditemukan maleo. Sejauh ini, ladang
peneluran hanya ditemukan di daerah yang memliki sejarah geologi yang
berhubungan dengan lempeng pasiIik atau Australasia. Populasi hewan endemik
Indonesia ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi
khususnya daerah Sulawesi Tengah, yakni di daerah Kabupaten Sigi (Desa Pakuli
dan sekitarnya) dan Kabupaten Banggai. Populasi maleo di Sulawesi mengalami
penurunan sebesar 90 semenjak tahun 1950-an.
|9|
Berdasarkan pantauan di
Tanjung Matop, Tolitoli, Sulawesi Tengah, jumlah populasi dari maleo terus
berkurang dari tahun ke tahun karena dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus
diburu oleh warga.

Hab9a9
Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai
gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk menetaskan
telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali lebih besar dari telur ayam.
|10|

|5|
Setelah menetas, anak Maleo menggali jalan keluar dari dalam tanah dan
bersembunyi ke dalam hutan. Berbeda dengan anak unggas pada umumnya yang
pada sayapnya masih berupa bulu-bulu halus, kemampuan sayap pada anak maleo
sudah seperti unggas dewasa, sehingga ia bisa terbang, hal ini dikarenakan nutrisi
yang terkandung di dalam telur maleo lima kali lipat dari telur biasa, anak maleo
harus mencari makan sendiri dan menghindari hewan pemangsa, seperti ular,
kadal, kucing, babi hutan dan burung elang.

4. MONYET (PERALIHAN)
Monyet adalah istilah untuk semua
anggota primata yang bukan prosimia (pra-
kera, seperti lemur dan tarsius) atau kera,
baik yang tinggal di Dunia Lama maupun
Dunia Baru. Hingga saat ini dikenal 264 jenis
monyet yang hidup di dunia. Tidak seperti
kera, monyet biasanya berekor dan berukuran
lebih kecil. Monyet diketahui dapat belajar
dan menggunakan alat untuk membantunya
dalam mendapatkan makanan.
Pengelompokan monyet bersiIat
paraIiletik, karena monyet Dunia Lama (Cercopithecoidea) sebenarnya lebih dekat
kekerabatan genetiknya dengan kera (Hominidae), daripada monyet Dunia Baru
(Platyrrhini). Monyet terbesar adalah mandrill. Beberapa monyet dalam bahasa
sehari-hari juga sering disebut sebagai kera.
Beberapa monyet telah dimanIaatkan manusia sebagai hewan timangan
atau hewan untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Monyet ekor panjang (acaca
fascicularis) adalah hewan yang paling biasa berinteraksi dengan manusia dan
sering dipelihara sebagai hewan timangan, hewan sirkus, atau percobaan
laboratorium. Ia juga primata pertama yang pernah ke angkasa luar. Beruk
dipelihara di beberapa tempat di Sumatera dan Malaya untuk dilatih sebagai
pemetik kelapa. Monyet di hutan gunung Bunder menggerakkan pepohonan di
siang hari, berlompatan dari satu dahan ke dahan yang lain dan diam bila ada
pendaki gunung yang lewat. Mungkin di situ monyet hidup berdampingan dengan
macan akar dan ular. Di Sumatera Barat, tepatnya Danau Maninjau, penginapan
bersebelahan dibangunnya dengan hutan dan monyet dapat dengan mudah
menanjakan pohondan memasuki teras hotel dekat kolam renang. Di perjalanan
naik turun ke arah danau Maninjai, monyet monyet leluasa berkeliaran dan seperti
menunggu makanan yang dilepmar oleh pelancong.

5. KAKATUA (AUSTRALIATIS)

Kakatua (suku Cacatuidae) adalah
jenis burung hias yang memiliki bulu yang
indah dengan lengkingan suara yang cukup
nyaring. Spesies ini termasuk salah satu
burung dengan kecerdasan yang cukup
bagus, sehingga sering digunakan untuk
acara-acara hiburan di kebun binatang atau
tempat hiburan lainnya.
Spesies ini hidup pada ketinggian 0-
1520 meter dari permukaan laut, biasanya
berkelompok. Kakatua pada umumnya
berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun
bahkan lebih.

03s03s Kaka9ua
Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning (bahasa Inggris: ellow-crested
Cockatoo) biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil.
Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat
diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari
tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan
ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat
penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan
sekarang langka akibat kegiatan ini.
Hab9a9
Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan;
juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang
pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut
sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700
m (Flores), 950 m (Sumba) dan 500 m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua
Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo) biasanya hidup sendiri,
berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16
ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi
pohon tidur ketika petang dan menjelang Iajar. Walaupun terlihat terbang di atas
kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan
tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah
Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan
sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup diatas permukaan laut sampai
ketinggian 1000 m

. KASUARI GELAMBIRGANDA (AUSTRALIATIS)


Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius
adalah salah satu burung dari tiga spesies
Kasuari. Burung dewasa berukuran besar,
dengan ketinggian mencapai 170cm, dan
memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan
kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan
terdapat dua buah gelambir berwarna merah
pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat
tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan.
Burung betina serupa dengan burung jantan,
dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih
dominan.
Burung Kasuari mempunyai kaki yang
besar dan kuat dengan tiga buah jari pada
masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena
diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies burung-
burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat
terbang.

Populasi Kasuari Gelambir-ganda
tersebar di hutan dataran rendah di
Australia, pulau Irian dan pulau Seram di
provinsi Maluku. Spesies ini merupakan
satu-satunya burung di marga Casuarius
yang terdapat di benua Australia. Pakan
burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri
dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan.
Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim
berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan.
Penangkapan liar dan hilangnya habitat hutan mengancam keberadaan spesies ini.
Kasuari Gelambir-ganda dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List.

. NURI SAYAP HITAM (AUSTRALIATIS)
Nu7 sayap h9am atau Nu7 m07ah Bak, yang dalam nama ilmiahnya
os cyanogenia adalah sejenis nuri
berukuran sedang, dengan panjang sekitar
30cm, dari suku Psittacidae. Burung nuri
ini mempunyai bulu berwarna merah cerah,
bercak ungu di sekitar telinga, paruh merah
kekuningan, punggung hitam dan
mempunyai iris mata berwarna merah.
Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Nuri Sayap-
hitam hanya ditemukan di habitat hutan di
pesisir pulau Biak dan pulau-pulau di
Teluk Cenderawasih, Papua. Spesies ini sering ditemukan dan bersarang di
perkebunan kelapa.
Dikarenakan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus
berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas,
Nuri Sayap-hitam dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN Red List. Spesies
ini didaItarkan dalam CITES Appendix II.

. BURUNGBURUNG ENDRAWASIH (AUSTRALIATIS)


Burung-burung cendrawasih
merupakan anggota Iamili Paradisaeidae dari
ordo PasseriIormes. Mereka ditemukan di
Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres,
Papua Nugini, dan Australia timur. Burung
anggota keluarga ini dikenal karena bulu
burung jantan pada banyak jenisnya, terutama
bulu yang sangat memanjang dan rumit yang
tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya.
Ukuran burung cendrawasih mulai dari
Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm
hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod
Jambul-bergulung pada 430 gram.
Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus
Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea
apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi
dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap
dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para
penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah
mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula
nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda -
yang berarti 'tak berkaki'.
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis
Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing
memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara
jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan
yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorIik seksual bersiIat poligami.
Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa
spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu
telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).

. HARIMAU (ASIATIS)
Ha7mau atau maca3
tergolong dalam kerajaan hewan
dalam Iilum kordata
(mempunyai saraI tulang
belakang), sub-Iilum vertebrata
(bertulang belakang), kelas
mamalia (berdarah panas,
berbulu dengan kelenjar susu),
pemakan daging (karnivora), keluarga Ielidae (kucing), genus panthera, spesies
tigris (harimau).
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar,
kijang, babi, kijang, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak
apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga
yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka
berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air.
sk
Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau pada dasarnya mirip
dengan singa ukurannya, walaupun sedikit lebih berat. Beda subspesies harimau
memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan
memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg.
Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75
meter. Di antara subspesies yang masih hidup, Harimau Sumatera adalah yang
paling kecil dan Harimau Siberia yang paling besar.
Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Bentuk
dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang lain, tapi
hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau Jawa yang
sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi. Pola
loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama
lain, mirip dengan Iungsi sidik jari yang digunakan untuk mengindentiIikasi
orang. Ini bukan, bagaimanapun juga, metode pengidentiIikasian yang disarankan,
terkait kesulitan untuk merekam pola loreng pada harimau liar. Sepertinya Iungsi
loreng adalah untuk kamuIlase, untuk menyembunyikan mereka dari mangsanya.

10.BERUANG KUTUB (ASIATIS)
Beruang Kutub (Inggris: polar bear)
atau beruang es atau dalam nama ilmiahnya
Ursus 2ariti2us adalah mamalia besar dalam
aturan marga keluarga biologi Ursidae. Dia
termasuk spesies circumpolar yang terdapat
di sekitar benua paling utara bumi, yaitu
benua Artik dan termasuk beruang paling karnivora di antara keluarga beruang
lainnya. Beruang kutub kadang-kadang juga diklasiIikasi sebagai mammalia laut.
Beruang kutub jantan memiliki berat antara 400 - 600 kilogram dan
kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 800 kg dengan tinggi mencapai lebih
dari 2,5 meter. Sedangkan Beruang kutub betina hanya separuh dari berat beruang
jantan dengan berat antara 200 - 300 kg dan tinggi sekitar 2 meter. Beruang kutub
memiliki indera penciuman yang sangat tajam. mereka dapat mencium bau
bangkai ikan paus atau anjing laut dari jarak 20 mil.
Beruang kutub adalah perenang yang handal karena dapat berenang sejauh
60 mil tanpa berhenti. Mereka menggunakan tungkai depannya untuk berenang
dan tungkai belakang sebagai kemudi. Kelenjar minyak pada kulitnya dapat
meminyaki bulunya dengan baik sehingga tahan air dan membuat tubuhnya tetap
kering selama berenang. Pada musim panas di Kutub Utara terutama pada bulan
Mei - Juni, bulu - bulu beruang yang tebal mulai rontok untuk menjaga suhu tubuh
tetap stabil.
Maka3a3
Makanan utama Beruang kutub adalah ikan dan anjing laut. Mereka adalah
hewan yang sabar ketika berburu, menunggu mangsa(anjing laut) yang sedang
menyelam selama berjam - jam hingga sang target melompat ke daratan dan
kemudian langsung diterkam beruang. Kekuatan melumpuhkan mangsanya berada
pada cakar beruang yang tajam dan pukulan yang kuat dari kaki depannya. Seekor
Beruang kutub dewasa membutuhkan asumsi lemak sebesar 2kg per hari untuk
dapat bertahan hidup disuhu yang dingin. Seekor anjing laut seberat 55kg dapat
memenuhi cadangan makanan bagi Beruang kutub untuk bertahan hidup selama 8
hari.

R0p7oduks
Musim perkawinan untuk
Beruang kutub terjadi pada musim panas
di Kutub Utara, yaitu antara bulan Maret
- Juni. Kemudian bayi - bayi Beruang
kutub akan lahir pada bulan Desember -
Januari, biasanya mereka akan
melahirkan 2 - 3 bayi.
Selama masa kehamilan, induk beruang akan menggali sarang di antara
tumpukan salju dan bahkan tidur sepanjang musim dingin di dalam sarang hingga
bayi - bayi beruang lahir. Meskipun begitu, induk beruang sama sekali tidak
merasa dehidrasi ataupun kekurangan makanan untuk menyusui bayi - bayi
beruang yang telah lahir. Bayi - bayi tersebut akan hidup di dalam sarangnya
selama kurang lebih 28 bulan. Bayi Beruang kutub yang baru lahir hanya sebesar
tikus. Tidak memiliki bulu, buta, dan lemah sama sekali. Seekor Beruang kutub
betina terbukti merupakan induk mammalia yang paling besar pengabdiannya
dalam hal menjaga anak - anak mereka.



Hab9a9 Hdup
Secara umum, Beruang kutub hidup secara individual. Akan tetapi,
Beruang kutub betina akan hidup secara berkelompok untuk saling melindungi
ketika mereka sedang mengandung dan pada saat akan mencari makanan. Beruang
betina biasanya akan hidup di sepanjang pantai Kutub Utara, sementara beruang
jantan tinggal di atas bongkahan - bongkahan es dan terapung - apung di laut
sekitar 180 mil jauhnya dari pantai. Beruang Kutub pada dasarnya adalah hewan
yang aktiI dan sama sekali tidak takut terhadap kehadiran manusia.

11.BADAK AWA (ASIATIS)

Badak jawa atau Badak
bercula-satu kecil (Rhinoceros
sondaicus) adalah anggota Iamili
Rhinocerotidae dan satu dari lima
badak yang masih ada. Badak ini
masuk ke genus yang sama dengan
badak india dan memiliki kulit
bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,13,2 m dan
tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam
besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada
20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak
menyebar. Meski disebut badak jawa, binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau
Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta
Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi
yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini
kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di
Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di
alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan
perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya
populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang
sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar
$30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga
disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang,
seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya
populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan. Tempat yang tersisa hanya
berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko
diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik
menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia
mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi
serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi
Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu,
karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan
sumber, maka populasinya semakin terdesak. Kawasan yang diidentiIikasikan
aman dan relatiI dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa
Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini
hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan
banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersiIat tenang, kecuali untuk masa kenal-
mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang
dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak
dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya
menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu.
Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena
kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam.
Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan
tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak
lainnya.




1.PANDA MERAH (ASIATIS)
Pa3da M07ah atau dalam nama
ilmiahnya Ailurus fulgens adalah sejenis
binatang menyusui di dalam ordo Carnivora.
Sesuai namanya, Panda Merah memiliki
bulu tebal berwarna merah kecoklatan dan
berkaki hitam. Mukanya berbentuk bulat
berwarna putih dengan garis merah
kecoklatan dari mata ke mulutnya.
Buntutnya panjang dengan duabelas cincin
merah dan coklat-muda berselang-seling.
Tapak kakinya ditutupi oleh bulu berwarna
putih, yang berguna untuk menjaga kehangatan tubuh serta untuk berjalan di atas
permukaan salju atau es.
Spesies ini pertama kali dideskripsikan ke dunia pengetahuan pada tahun
1825. KlasiIikasi taksonomi Panda Merah sudah lama menimbulkan kontroversi.
Sebelumnya Panda Merah ditempatkan dalam suku keluarga beruang Ursidae
karena mempunyai kesamaan dengan beruang Panda, keduanya memiliki lima jari
dengan ekstra jari di samping lima jarinya. Ekstra jari ini adalah tulang
pergelangan tangan yang termodiIikasi. Panda Merah juga ditempatkan dalam
suku tunggal Ailuridae. Namun sekarang spesies ini ditempatkan dalam suku
Procyonidae, karena kemiripannya dengan spesies hewan dalam keluarga rakun.
Panda Merah merupakan satu-satunya spesies di subsuku Ailurinae dan genus
tunggal Ailurus.
Daerah sebaran Panda Merah adalah di Asia Tengah. Spesies ini
ditemukan di hutan pegunungan Himalaya, Bhutan, Republik Rakyat Cina, India,
Laos, Myanmar dan Nepal. Panda Merah aktiI pada waktu pagi dan senja. Di
siang hari, mereka tidur dan beristirahat di dahan pohon. Walaupun memiliki
sistem pencernaan hewan karnivora, Panda Merah memiliki kebiasaan seperti
hewan herbivora. Makanan utamanya adalah bambu, dan termasuk aneka buah,
akar-akaran, rumput, beri dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Untuk tambahan gizi,
Panda Merah juga memakan telur, anak burung, serangga dan hewan-hewan kecil.

Anda mungkin juga menyukai