Anda di halaman 1dari 14

Jumat, 24 Juli 2009

Selaput luar embrio dan placenta

Selaput luar embrio dan placenta


Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari
kantung kuning telur dan susu uterus, tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat
menyuplai makanan kepada embrio tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang
lebih baik untuk kelangsungan hidupnya. Selaput luar embrio terdiri dari :
1. Kantung kuning Telur (yolk sac).
Kantung kuning telur ini hanya sedikit pada hewan mamalia, meskipun begitu kuning telur
ini dintuk juga oleh embrio. Kantung kuning telur ini tumbuh di ventral midgut. Kantung
telur ini merupakan bagian dari usus primitive, tetapi tidak termasuk bagian dari tubuh yang
berasal dari embrio yang membentuk usus. Bahkan sewaktu embrio melipat, tangkai kuning
telur berkembang memanjang dibawah menuju kantung kuning telur.
Dan selama itulah kuning telur memberi nutrisi makanan kepada embrio.pertumbuhan dari
kuning telur ini terjadi katika seluruh tubuh embrio menjorok kedorsal, kepala ke anterior
dan ekor ke posterior ,terjadi pelipatan sphangling mesoderm bersam endoderm daerah
midgut(Splangnopleura ). Sehingga terjadi 2 daerah coelum : yaitu, coelum intra-embrional
dan coelum extra embrional.
Kuning telur ini bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena funsi kerjanya dalam
pertumbuhan berikutnya akan dilanjutkan oleh alantois
2. Amnion.
Berasal dari sisi embrio dan terbentuk lipatan yang bersal dari selapis mesoderm dan
ectoderm kemudian tumbuh meninggalkan embrio.lapisan-lapisan inti bersatu di bagian atas
dan membentuk kantung yang berdinding 2 lapis dan menyelubungi embrio kira-kira usia
18 hari usia kebuntingan dan disebut amnion atau disebut kantung air berisi cairan bening
yang merendam embrio.
Amnion tersebut sebagai bantalan pelindung terhadap goncangan dari luar dan tekanan dari
luar dan tekanan dari badan nduk yang ada di sekitarnya dan mencegahnya bertautan kulit
embrio dengan lapisan yang menyelubunginya. Pada saat partus berfungsi sebagai pembuka
jalan untuk memperlebar saluran servix.
Pertumbuhan amnion ada 2 macam yaitu :
a. Pelipatan somatopleura ke dorsal.
b. Cavitasi inner cell mass.
3. Allantois.
Berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23 hari embrio
telah mmpunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois berkembang
sehingga embrio menjadi relative lebih pendek.dan akhirnya mengisi ruang antara amnion
dan serosa. Kantung air seni dapat berhubungan dengan allantois melalui urachus yang
keluar dari simpul umbilicalis yang berfungsi menampung air seni dari embrio. Allantois
dan serosa bersama membentuk chorion yang terdiri dari 4 lapis yang menyelubungi embrio,
amnion dan ruang allantois seluruhnya. Lapisan tersebut memeliki banyak pembuluh darah.

4. Chorion.
Berasal dari proses pembentukan amnion. Ketika somatopleura melipat ke dorsal lalu
bertemu di kiri kanan terbentuklah kantung baru di luar amnion itu dan sekaligus diluar yolk
sac.dindingnya terdiri dari somathopleura. Berbeda dari amnion chorion memiliki somatic
mesoderm berada di dalam dam ektoepidermis di sebelah luar
5. plasenta
Plasenta berfungsi sebagai pertukaran oksigen, karbon dioksida dan zat makanan dari
embrio ke induk dan sebaliknya. Plasenta terbentuk dari pertautan antara chorion dan
mukosa. Plasenta juga merupakan bagian dari induk dan embrio. Tetapi tidak ada
percampuran yang sempurna antara darah induk dan embrio. Zat makanan masuk ke
peredaran darah embrio melalui plasenta dengan cara difusa yang kemudian masuk kedalam
pembuluh darah allantois yang berhubungan dengan simpul umbilikalis membentuk jalan
pertukaran zat-zat makanan ke embrio. Pada plasenta hewan sapi termasuk bertipe
cotyledoner Karena villi terletak ratusan dalam bentuk cotyledon atau roset
Diposkan oleh hard study di 05:54
Label: Fertilisasi, gamet, Pembentukan, Peredaran darah awal, Selaput luar embrio dan
placenta, Tubulasi.
0 komentar:
Poskan Komentar

Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu
akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Sel-sel kelamin yang dibentuk seorang pria disebut
sel mani (spermatozoa). Seorang pria dewasa menghasilkan lebih dari seratus juta sel
sperma setiap hari. Adapun sel-sel kelamin yang dibentuk oleh seorang wanita disebut sel
telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis, sedangkan proses
pembentukan ovum disebut oogenesis. Kedua proses mengawali terjadinya
perkembangbiakan pada manusia.
Seorang wanita mampu memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal)
sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun seorang
wanita tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut
dinamakan menopause.
Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung
pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang
masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan
terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk
segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot
menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Zigot yang telah berada di rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio
sampai dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam
rahim embrio mendapat makanan dari tubuh induk melalui plasenta (ari-ari).

Embrio di dalam rahim dilindungi selaput pembungkus berikut.


a. Amnion, merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio.
Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga
embrio agar tetap basah dan menahan goncangan.
b. Korion, merupakan suatu selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion dan alantois
akan tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah
induknya melalui plasenta.
c. Sakus vitellinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta. Sakus
vitelinus merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama.
d. Alantois terletak di dalam tali pusat. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan,
dan ekskresi. Waktu embrio berkembang, jaringan epitelnya menghilang dan tinggal
pembuluh darah yang berfungsi sebagai penghubung embrio dan plasenta.
Jika setelah ovulasi sel telur tidak dibuahi sel sperma, jaringan dinding rahim yang telah
menebal dan mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh disebut haid (menstruasi).
Peristiwa tersebut terjadi pada wanita setiap 28 hari sekali.
Luruhnya dinding rahim tersebut ditandai dengan keluarnya darah melalui vagina.
Pola perkembangan embrio manusia berdasarkan usia
1 bulan (4 minggu)
Bagian kepala, jantung, dan hati mulai terbentuk; sistem pencernaan sebagai suatu saluran
sederhana; ada sebuah ekor yang khas; jaringan-jaringan ekstra embrionik mulai muncul.
2 bulan (8 minggu)
Telinga, mata, jari-jari, mulut, hidung, dan tumit merupakan bentuk-bentuk tersendiri; tulang
mulai dibentuk, sistem pencernaan terbentuk; sistem saraf dan sistem sirkuler mulai
berfungsi; adanya alat kelamin luar, tetapi belum dapat dibedakan jenis kelaminnya.
3 bulan (12 minggu)
Ginjal, hati, tangan, lengan, tungkai, kaki, dan sistem pencernaan telah berkembang baik; alat
kelamin luar antara pria dan wanita mulai dapat dibedakan; paru-paru mulai jelas; adanya
gerakangerakan kecil dari janin.
4 bulan (16 minggu)
Detak jantung sudah dapat dirasakan; terbentuknya tulang-tulang di seluruh tubuh; kulit
berkembang sepenuhnya; sudah dapat ditentukan jenis kelaminnya; munculnya alis, bulu
mata, dan rambut kepala; gerakan janin meningkat.
9,5 bulan (38 minggu)

Sejak minggu ke-16 sampai saat kelahiran terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang
minggu ke-22 janin mulai membuka matanya; gerakan-gerakan janin dirasakan oleh ibunya,
terjadi kenaikan gerak badan yang sangat cepat; pada bulan ke-7 posisi kepala ke bawah
sebagai persiapan untuk kelahiran.

PLASENTA DAN LIKOUR AMNII


PLASENTA
Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk
bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500
gram.
Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16 minggu.letak plasenta
umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
Hubungan plasenta dengan tali pusat :

Ditengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.

Agak kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.

Dipinggir : keadaan ini disebut Insersio marginalis.

Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan
plasenta melalui selaput janin.

Pembentukan plasenta :

Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan embrio yang
tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang berkembang, vili dibawah
bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.

Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan dan
pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian desidua basalis
endometrium bergabung membentuk plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung
(korda umbilicus) ke plasenta.

Fungsi plasenta :

1. sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).


2. sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi).
3. sebagai alat yang memberi zat asam (O2), dan mengeluarkan CO2 (respirasi).
4. sebagai alat pembentuk hormon.
5. sebagai alat menyalurkan pelbagai antibody ke janin.
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini
dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan
pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Perlu diketahui bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu.
Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan
trofoblas plasenta.
Sirkulasi plasenta :

o kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah
maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin
dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang
terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus
miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.

o Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin
dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena
umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki
hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah
melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal
memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada
janin.

c) Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit


lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi maternal ke sirkulasi janin. Sebagai
zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
LIKUOR AMNII ATAU CAIRAN AMNION
Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion
terdapat likuor amnii (air ketuban).
Lapisan amnion berasal dari mesoderm ekstra-embrionik dan trofoblas. Bagian ini membentuk
langit-langit rongga amniotik yang kemudian terisi cairan amniotik. Pada akhirnya, rongga
amniotik akan membesar dan amnion tumbuh untuk membungkus embrio dan korda
umbilikus.
Lapisan korion berasal dari trofoblas dan mesoderm ekstra-embrionik yang merupakan
membran terluar yang membungkus embrio dan janin yang sedang berkembang.bagian ini
membentuk vili korionik, yang kemudian membentuk bagian janin plasenta dan merupakan
sumber HCG. Korion berdifusi dengan amnion untuk membentuk kantong yang membungkus
embrio dan janin.
Volume likuor amnii atau air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1000 1500 ml. Warna
putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan
berat jenis 1,008 yang terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan
organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo, sel-sel epitel dan verniks kaseosa.
Pada air ketuban juga terdapat lesitin dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui
apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi.
Dari mana likuor ini berasal masih belum diketahui secara pasti, masih dibutuhkan penelitian
lebih lanjut. Ada teori yang mengatakan bahwa air ketuban berasal dari lapisan amnion, teori
lain mengatakan bahwa air ketuban berasal dari plasenta.
Peredaran likuor amnii dalam plasenta cukup baik. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih
kurang 500 ml. Menurut teori, bayi menelan air ketuban kemudian dikeluarkan melalui kencing.
Bila bayi tidak menelan air ketuban ini, maka dapat terjadi janin dengan stenosis sehingga
terjadi hidramnion.
Fungsi air ketuban :

1. melindungi janin terhadap trauma dari luar.


2. memungkinkan janin dapat bergerak bebas.

3. melindungi suhu tubuh janin.


4. meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga servix membuka.
5. membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan
mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi.

Daftar Pustaka

Bernischke K. A review of the patologic anatomy of the human placenta. Amer J


Obstet Gynec, 1962; 84:1995 diakses dari www.sagepub.com
Crawford JM. Vascular anatomy of the human placenta. America J Obstet Gynec,
1962; 84:1995 diakses dari www.sagepub.com
Wiknjosastro H.1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba

PROSES TERBENTUKNYA SELAPUT EKSTRA EMBRIO PADA AVES

Ada empat tahap pembentukan selaput ekstraembrional pada aves, yaitu :


1. Kantung kuning telur
Kantung kuning telur adalah selaput ekstra embrio yang dibentuk paling awal. Selaput
embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah dalam dan mesoderm
splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat pembuluh-pembuluh darah vitelin.
Terbentuknya kantung kuning telur sejalan dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi
atap arkenteron untuk membentuk saluran pencernaan makanan. Mesoderm splankniknya
merupakan sumber sel-sel darah dan merupakan organ hemopoletetik paling awal (Soeminto,
2000).
2. Kantung amnion
Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa kantung
yang tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas bergerak didalamnya. Lapisan
penyusun amnion adalah somatopleura dengan ektoderm dibagian dalam dan mesoderm
somatik diluar. Pembentukan amnion sejalan dengan terpisahnya bagian intra embrio dari
bagian ekstraembrio. Amnion berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organorgan tubuh yang sedang terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan memberi
perlindungan terhadap goncangan mekanik.
3. Albumen
Banyak mengandung air untuk menjaga kelembaban didalam telur. Selama
perkembangan albumen mengental karena airnya semakin berkurang. Setelah alantois
tumbuh membesar, albumen akan terdorong keujung stalalantois yang mengabsorbsi dan
mentransfer melalui pembuluh darah ke dalam embrio untuk digunakan sebagai nutrisi.
Splanknopleura pembungkus albumen disebut kantung albumen (Djuhanda, 1981).
4. Korion
Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan kearah luar dari
amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar) dan mesoderm somatik (didalam) korion
berlawanan dengan amnion, oleh karena itu korion kadang-kadang disebut amnion palsu
(false amnion). Korion akan membungkus selaputselaput embriolainnya. Korion dibentuk
dari somato pleura bersamaan dengan pembentukan amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk
oleh adanya pelipatan yang berlawanan dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm
somatik didalam. Korion berada dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur. Fungsi
penting korion adalah menyerap ion Ca dari cangkang telur dan mendistribusikannya untuk
pembentukan rangka (tulang) embrio melalui pembuluh darah allantois (Kosasih, 1975).

5. Allantois
Lapisan ini berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23
hari embrio telah mempunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois
berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih pendek dan akhirnya melapisi ruang
antara amnion dan serosa. Lapisan ini banyak mengandung banyak pembuluh darah.
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula sebagai
evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga endoderm dan mesoderm
splanknik, serupa dengankantung kuning telur, pad aayam, alantois dan korion (korioalantois)
berperan dalam respirasi melalui pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga
penyerapan kalsium melalui pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur
akan menjadi rapuh dan halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois
membentuk tangkai alantois yang pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian
distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam coelum ke strel embrio,
yang hampi rmemenuhi rongga telur, selain itu alantois berada dibawah korion (Carlson,
1999).

Mamalia memiliki tahap perkembangan selaput embrio. Perkembangan selaput ekstra


embrionik pada mamalia hampir sama tahapan yang terjadi pada pembentukan selaput
ekstraembrionik aves hanya letak perbedaannya pada kuning telurnya. Untuk lebih jelasnya,
ada beberapa tahapan dalam perkembangan selaput embrio mamalia :

1. Kantung Kuning Telur


Kantong kuning telur merupakan kantong yang berisi kuning telur dengan tubuh embrio
dihubungkan dengan tangkai kuning telur. Lapisan ini Merupakan diferensiasi mesodermal
lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom). Pada mamalia hanya
beberapa minggu sebagai tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan
makanan (tropoblas pada tubuh embrio).
2. Amnion
Amnion membentuk dinding ruang amnion. Kantung amnion berasal dari sisi mebrio dan
terbentuk lipatan yang berasal dari selapis mesoderm dan ektoderm kemudian tumbuh
meninggalkan embrio. Lapisan-lapisan inti bersatu dibagian atas dan membentuk kantung
yang berdinding dua lapis dan menyelubungi embrio kira-kira pada usia 18 hari dan disebut
amnion atau kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding amnion. Pertumbuhan janin menyebabkan
ruangan amnion semakin membesar, amnion dan korion menjadi lisut, tali penghubung
bersama dengan yolk sac membentuk tali pusat. Bila tidak ada cairan amnion yang memadai
selama hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan kematian.
3. Korion
Korion terbentuk dari trofoblast yang diliputi oleh mesoderm. Korion yang hanya terdiri
satu lapisan, menjadi dua lapisan yaitu:
a.

Lapisan langhans atau cytotrofoblast


Lapisan langhans atau cytotrofoblast yaitu lapisan dalam yang berhubungan dengan

mesoderm dan terdiri sel-sel yang batasnya jelas.


b. Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast
Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast yaitu lapisan luar yang berhubungan dengan
lapisan desidua yang terdiri dari protoplasma sel dan inti sel tanpa batas-batas sel.
Korion berdiferensiasi dan tumbuh pesat antara hari ke-9 dan 20. Korion mengeluarkan
cairan enzim yang mencairkan sel-sel desidua dan pembuluh darah, mengeluarkan cabang-

cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis. Korion yang
melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum. Sebaliknya villi
yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan oleh desidua
kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang makanan , yang
berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.
4. Alantois
Lapisan ini berasa dari terjadinya gerakan morfogenik evaginasi bagian ventro-median
usus belakang (splanknopleura). Kemudian lapisan ini meluas dan bersatu dengan khorion
menjadi khorioalantois. Lapisan ini terbentuk 24-28 hari post fertilisasi. Bagian apex
a.
b.
c.

menyempit (sedikit vaskularisasi menjadi ujung khorio-alantois nekrotik. Fungsi alantois :


Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
Untuk mencerna albumen pada reptil, aves dan mamalia bertelur.

TUGAS PERKEMBANGAN HEWAN 2015


SELAPUT EKSTRA EMBRIO
Selama perkembangan embrional, terbentuk beberapa selaput yang berasal dari
embrio tetapi terletak di luar tubuh embrio dan tidak menjadi bagian dari tubuh embrio.
Selaput ini disebut selaput ekstra embrionik. Meskipun nantinya tidak menjadi bagian dari
tubuh embrio, akan tetapi selaput ini memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan embrio. Selaput ekstra embrionik berfungsi sebagai media perantara bagi
pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio. Pada reptil dan unggas, selaput ekstra
embrionik memberikan perlindungan di sebelah dalam disamping kerabang telur di sebelah
luarnya.
Pada mamalia, selaput ekstra embrionik fetus bersama-sama dengan endometrium induk
merupakan bagian integral dari sistem plasenta. Secara umum perkembangan selaput ekstra
embrionik pada mamalia serupa dengan unggas kecuali jika disebutkan khusus.
Terdapat empat macam selaput ekstra embrionik, yaitu kantung kuning telur, anmion,
korion dan alantois. Keempat macam selaput ini sebenarnya terbentuk dari dua lapis yaitu
dari lapis ektoderm dengan mesoderm somatis (somatopleura) untuk amnion dan korion serta
dari lapis endoderm dengan mesoderm splanknis (splanknopleura) untuk kantung kuning
telur dan alantois.
1. Kantung Kuning Telur (kantung yolk)
Kantung yolk adalah selaput yang menyelubungi kuning telur, berkembang baik pada
unggas tetapi relatif tidak berkembang pada mamalia. Kantung yolk merupakan selaput ekstra
embrio yang paling awal dibentuk. Splanknopleura embrio ayam tidak membentuk suatu
saluran tertutup tetapi tumbuh diatas permukaan yolk, mengelilinginya sehingga membentuk
suatu kantung. Splanknopleura yang mengelilingi yolk awalnya berasal dari hipoblast primer
dan skunder. Bersamaan dengan melebarnya splanknopleura ekstra embrio, pada
splanknopleura intra embrio terjadi pula lipatan-lipatan sehingga terbentuk dinding
pencernaan atau usus di dalam embrio. Bagian tengah usus tengah yang menghadap ke yolk
tetap terbuka dan pada daerah ini dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus
pada tangkai yolk. Walaupun kantong yolk dihubungkan dengan usus oleh tangkai yolk,
tetapi makanan tidak dimasukkan lewat tangkai yolk. Lapisan endoderm kantung yolk
membuat lipatan masuk ke dalam yolk dengan bantuan enzim-enzim pencernaan yolk yang
telah dicerna diserap dan dialirkan ke embrio melalui vena vitelin, vena omfalomensenterika
yang terdapat pada tangkai yolk. Selama perkembangan embrio, albumen akan kehilangan

airnya sehingga menjadi lebih kental serta volumenya berkurang. Dengan tubuhnya alatois,
albumen teerdorong ke ujung distal dari kantung yolk. Albumen, seperti hanya yolk,
dikelilingi oleh perpanjangan splanknopleura kantung yolk (kantung albumen), yang
mengarbsorbsi dan mentransfernya melalui sirkulasi ekstra embrio ke dalam tubuh embrio.
Menjelang akhir masa inkubasi, sisa yolk beserta kantung yolk masuk ke dalam rongga perut
dan selanjutnya dinding perut menutup. Sisa yolk sangat penting bagi anak ayam yang baru
menetas, yang akan menggunakannya sebagai makanan kemudian selama awal masa
kehidupan bebasnya.
Pada mamalia kantung kuning telur bersifat sementara. Sel telur mamalia memiliki
jumlah kuning telur sedikit sehingga peran kuning telur sebagai sumber nutrisi digantikan
oleh darah induk melalui plasenta. Meskipun kantung kuning telur berkembang di awal
perkembangan embrional mamalia (kemudian akan mengecil dan hanya menjadi bagian dari
tali pusar), kantung kuning telur memiliki fungsi yang penting. Pada mamalia, kantung
kuning telur pada awal perkembangannya berfungsi sebagai hematopoesis (pembentuk sel-sel
darah) dan pada beberapa spesies sebagai sumber bakal sel gamet primordial.
2. Amnion
Suatu membran tipis berasal dari somatopleura berbentuk suatu kantung
menyelubungi embrio dan berisi cairan. Amnion terdapat pada reptilia burung dan mamalia
sehingga disebut kelompok amniota. Ikan dan amfibia tidak mempunyai amnion sehingga
disebut an amniota.
Pada unggas, amnion terbentuk sebagai akibat pelipatan somatopleura daerah kepala
ke arah dorsokaudal, daerah ekor ke arah dorsokranial, dan daerah dinding lateral ke arah
dorsomedial. Di daerah dorsal lipatan ini akan menyatu dan membentuk mesamnion atau
chorionic raphe yang pada ayam bersifat menetap. Selanjutnya somatopleura sebelah dalam
disebut amnion dan sebelah luar disebut korion. Amnion dan korion dipisahkan oleh ruang
ekstra embrionik (extraembryonic coelom). Amnion berisi cairan amnion yang berasal dari
ginjal fetus, kelenjar mulut dan alat pernafasan. Cairan amnion ini berfungsi sebagai media
untuk mengambang, melindungi serta memungkinkan pergerakan dari tubuh dan tungkai
embrio.
Pada mamalia dengan implantasi non invasive, pembentukan amnion dan korion
terjadi seperti pada unggas. Pada mamalia dengan implantasi invasive (seperti manusia dan
rodensia), pembentukan amnion terjadi sebagai akibat peronggaan dari inner cell mass (ICM)
pada saat proses gastrulasi.
3. Korion

Korion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. Pada unggas korion
menempel pada pada selaput kerabang sebelah dalam setelah hari ke 7-8 inkubasi. Korion
bersama-sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.
Pada marnalia korion merupakan selaput ekstra embrionik yang berhubungan dengan
endometrium induk untuk membentuk plasenta. Korion pada mamalia memiliki vili-vili yang
berfungsi untuk memperluas daerah permukaan korion untuk perlekatan dengan endometrium
induk serta kaya dengan pembuluh-pembuluh darah yang akan berfungsi di dalam pertukaran
darah dengan induk.
4. Alantois
Alantois merupakan selaput ekstra embrionik yang terbentuk dari penonjolan dinding
usus belakang yang berbentuk seperti kantung. Pada unggas dan mamalia (kecuali manusia)
alantois berkembang dan mengisi ruang ekstra embrionik dan bagian luarnya menyatu
dengan korion membentuk korioalantois.
Pada unggas, alantois pada awalnya berbentuk kantung kecil di sisi kanan embrio
pada hari ke 3 inkubasi dan te!ah memenuhi seluruh ruang ekstra embrionik (ruang antara
amnion dan korion) pada hari ke 10 inkubasi. Korioalantois kaya akan pembuluh darah
alantois yang berkembang dari mesodenn splanknis alantois. Pembuluh darah ini
memungkinkan korioalantois melaksanakan perannya di dalam pertukaran oksigen dan
karbon dioksida pada selaput kerabang telur. Selain itu alantois berfungsi untuk menampung
ekskresi urin embrio.
Pada embrio manusia, alantois tidak berkembang seperti pada mamalia yang lain.
Pada manusia, alantois seperti halnya dengan kantung kuning telur bersifat rudimenter dan
menjadi bagian di dalam tali pusar.

Anda mungkin juga menyukai