4. Chorion.
Berasal dari proses pembentukan amnion. Ketika somatopleura melipat ke dorsal lalu
bertemu di kiri kanan terbentuklah kantung baru di luar amnion itu dan sekaligus diluar yolk
sac.dindingnya terdiri dari somathopleura. Berbeda dari amnion chorion memiliki somatic
mesoderm berada di dalam dam ektoepidermis di sebelah luar
5. plasenta
Plasenta berfungsi sebagai pertukaran oksigen, karbon dioksida dan zat makanan dari
embrio ke induk dan sebaliknya. Plasenta terbentuk dari pertautan antara chorion dan
mukosa. Plasenta juga merupakan bagian dari induk dan embrio. Tetapi tidak ada
percampuran yang sempurna antara darah induk dan embrio. Zat makanan masuk ke
peredaran darah embrio melalui plasenta dengan cara difusa yang kemudian masuk kedalam
pembuluh darah allantois yang berhubungan dengan simpul umbilikalis membentuk jalan
pertukaran zat-zat makanan ke embrio. Pada plasenta hewan sapi termasuk bertipe
cotyledoner Karena villi terletak ratusan dalam bentuk cotyledon atau roset
Diposkan oleh hard study di 05:54
Label: Fertilisasi, gamet, Pembentukan, Peredaran darah awal, Selaput luar embrio dan
placenta, Tubulasi.
0 komentar:
Poskan Komentar
Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu
akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Sel-sel kelamin yang dibentuk seorang pria disebut
sel mani (spermatozoa). Seorang pria dewasa menghasilkan lebih dari seratus juta sel
sperma setiap hari. Adapun sel-sel kelamin yang dibentuk oleh seorang wanita disebut sel
telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis, sedangkan proses
pembentukan ovum disebut oogenesis. Kedua proses mengawali terjadinya
perkembangbiakan pada manusia.
Seorang wanita mampu memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal)
sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun seorang
wanita tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut
dinamakan menopause.
Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung
pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang
masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan
terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk
segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot
menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Zigot yang telah berada di rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio
sampai dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam
rahim embrio mendapat makanan dari tubuh induk melalui plasenta (ari-ari).
Sejak minggu ke-16 sampai saat kelahiran terjadi akumulasi lemak di bawah kulit; menjelang
minggu ke-22 janin mulai membuka matanya; gerakan-gerakan janin dirasakan oleh ibunya,
terjadi kenaikan gerak badan yang sangat cepat; pada bulan ke-7 posisi kepala ke bawah
sebagai persiapan untuk kelahiran.
Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan
plasenta melalui selaput janin.
Pembentukan plasenta :
Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan embrio yang
tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang berkembang, vili dibawah
bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.
Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan dan
pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian desidua basalis
endometrium bergabung membentuk plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung
(korda umbilicus) ke plasenta.
Fungsi plasenta :
o kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah
maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin
dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang
terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus
miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
o Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin
dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena
umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki
hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah
melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal
memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada
janin.
Daftar Pustaka
5. Allantois
Lapisan ini berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23
hari embrio telah mempunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois
berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih pendek dan akhirnya melapisi ruang
antara amnion dan serosa. Lapisan ini banyak mengandung banyak pembuluh darah.
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula sebagai
evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga endoderm dan mesoderm
splanknik, serupa dengankantung kuning telur, pad aayam, alantois dan korion (korioalantois)
berperan dalam respirasi melalui pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga
penyerapan kalsium melalui pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur
akan menjadi rapuh dan halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois
membentuk tangkai alantois yang pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian
distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam coelum ke strel embrio,
yang hampi rmemenuhi rongga telur, selain itu alantois berada dibawah korion (Carlson,
1999).
cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis. Korion yang
melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum. Sebaliknya villi
yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan oleh desidua
kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang makanan , yang
berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.
4. Alantois
Lapisan ini berasa dari terjadinya gerakan morfogenik evaginasi bagian ventro-median
usus belakang (splanknopleura). Kemudian lapisan ini meluas dan bersatu dengan khorion
menjadi khorioalantois. Lapisan ini terbentuk 24-28 hari post fertilisasi. Bagian apex
a.
b.
c.
airnya sehingga menjadi lebih kental serta volumenya berkurang. Dengan tubuhnya alatois,
albumen teerdorong ke ujung distal dari kantung yolk. Albumen, seperti hanya yolk,
dikelilingi oleh perpanjangan splanknopleura kantung yolk (kantung albumen), yang
mengarbsorbsi dan mentransfernya melalui sirkulasi ekstra embrio ke dalam tubuh embrio.
Menjelang akhir masa inkubasi, sisa yolk beserta kantung yolk masuk ke dalam rongga perut
dan selanjutnya dinding perut menutup. Sisa yolk sangat penting bagi anak ayam yang baru
menetas, yang akan menggunakannya sebagai makanan kemudian selama awal masa
kehidupan bebasnya.
Pada mamalia kantung kuning telur bersifat sementara. Sel telur mamalia memiliki
jumlah kuning telur sedikit sehingga peran kuning telur sebagai sumber nutrisi digantikan
oleh darah induk melalui plasenta. Meskipun kantung kuning telur berkembang di awal
perkembangan embrional mamalia (kemudian akan mengecil dan hanya menjadi bagian dari
tali pusar), kantung kuning telur memiliki fungsi yang penting. Pada mamalia, kantung
kuning telur pada awal perkembangannya berfungsi sebagai hematopoesis (pembentuk sel-sel
darah) dan pada beberapa spesies sebagai sumber bakal sel gamet primordial.
2. Amnion
Suatu membran tipis berasal dari somatopleura berbentuk suatu kantung
menyelubungi embrio dan berisi cairan. Amnion terdapat pada reptilia burung dan mamalia
sehingga disebut kelompok amniota. Ikan dan amfibia tidak mempunyai amnion sehingga
disebut an amniota.
Pada unggas, amnion terbentuk sebagai akibat pelipatan somatopleura daerah kepala
ke arah dorsokaudal, daerah ekor ke arah dorsokranial, dan daerah dinding lateral ke arah
dorsomedial. Di daerah dorsal lipatan ini akan menyatu dan membentuk mesamnion atau
chorionic raphe yang pada ayam bersifat menetap. Selanjutnya somatopleura sebelah dalam
disebut amnion dan sebelah luar disebut korion. Amnion dan korion dipisahkan oleh ruang
ekstra embrionik (extraembryonic coelom). Amnion berisi cairan amnion yang berasal dari
ginjal fetus, kelenjar mulut dan alat pernafasan. Cairan amnion ini berfungsi sebagai media
untuk mengambang, melindungi serta memungkinkan pergerakan dari tubuh dan tungkai
embrio.
Pada mamalia dengan implantasi non invasive, pembentukan amnion dan korion
terjadi seperti pada unggas. Pada mamalia dengan implantasi invasive (seperti manusia dan
rodensia), pembentukan amnion terjadi sebagai akibat peronggaan dari inner cell mass (ICM)
pada saat proses gastrulasi.
3. Korion
Korion merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. Pada unggas korion
menempel pada pada selaput kerabang sebelah dalam setelah hari ke 7-8 inkubasi. Korion
bersama-sama dengan alantois berfungsi di dalam pertukaran gas dan air.
Pada marnalia korion merupakan selaput ekstra embrionik yang berhubungan dengan
endometrium induk untuk membentuk plasenta. Korion pada mamalia memiliki vili-vili yang
berfungsi untuk memperluas daerah permukaan korion untuk perlekatan dengan endometrium
induk serta kaya dengan pembuluh-pembuluh darah yang akan berfungsi di dalam pertukaran
darah dengan induk.
4. Alantois
Alantois merupakan selaput ekstra embrionik yang terbentuk dari penonjolan dinding
usus belakang yang berbentuk seperti kantung. Pada unggas dan mamalia (kecuali manusia)
alantois berkembang dan mengisi ruang ekstra embrionik dan bagian luarnya menyatu
dengan korion membentuk korioalantois.
Pada unggas, alantois pada awalnya berbentuk kantung kecil di sisi kanan embrio
pada hari ke 3 inkubasi dan te!ah memenuhi seluruh ruang ekstra embrionik (ruang antara
amnion dan korion) pada hari ke 10 inkubasi. Korioalantois kaya akan pembuluh darah
alantois yang berkembang dari mesodenn splanknis alantois. Pembuluh darah ini
memungkinkan korioalantois melaksanakan perannya di dalam pertukaran oksigen dan
karbon dioksida pada selaput kerabang telur. Selain itu alantois berfungsi untuk menampung
ekskresi urin embrio.
Pada embrio manusia, alantois tidak berkembang seperti pada mamalia yang lain.
Pada manusia, alantois seperti halnya dengan kantung kuning telur bersifat rudimenter dan
menjadi bagian di dalam tali pusar.