Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

EMBRIOLOGI HEWAN

ACARA PRAKTIKUM KE : IV

TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM : PREPARAT SEGAR

Nama : Faradila Rahmita Andari

NIM : 24020120120037

Kelompok :3

Hari, tanggal : 29 April 2021 – 20 Mei 2021

Asisten : Khevalin Kwardoyo

LABORATORIUM BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
ACARA III

TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM: PREPARAT SEGAR

I. TUJUAN
Mampu mengamati, membedakan dan mendeskripsikan tahap perkembangan e
mbrio ayam preparat segar umur 1, 5, 7, dan 14 hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ayam dan Klasifikasi
Unggas didomestikasi dan diklasifikasikan menjadi 4 ordo yaitu; Cori
nifes (vertebrata bertulang belakang), AnserFormes (itik dan angsa), Galliform
es (ayam kalkun, ayam mutiara dan burung kuau), Columbuformes (burung tek
ukur dan merpati). Ordo Galliformes paling besar perannya dalam perekonomi
an dan spesiesnya dibagi menjadi 3 famili yaitu; Phasianidae (ayam), Mumini
odar (kalkun, ayam mutiara asal Afrika) dan Mellagride (kalkun Amerika). A
yam merupakan hewan ungags yang termasuk dalam aves. Ayam dibagi menja
di dua jenis yaitu auam pedaging dan ayam petelur. Ayam pedaging di budida
yakan untuk menghasilkan daging dalam jumlah yang banyak dengan kuaitas
yang baik. Demikian juga halnya dengan ayam petelur di budidayakan untuk
menghasilkan telur yang banyak dengan kualitas yang baik pula. Ayam petelur
adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara dengan tujuan untuk diambil
telurnya (Hendrizal, 2011). Klasifikasi Ayam menurut Hendrizal (2011) yaitu :
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Aves
Subkelas : Neonithes
Ordo : Galliformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus domestika
Gambar 2.1 Ayam dan Klasifikasi
(Hendrizal, 2011)

2.2 Bagian-Bagian Telur


Telur ayam merupakan alat perkembangbiakan bagi unggas ayam. Tel
ur secara alami disiapkan oleh induknya untuk menunjang kehidupan dan perk
embangan embrio dengan sempurna. Selain dibungkus dengan kulit yang kera
s sebagai pelindung, telur juga dilengkapi dengan bahan makanan yang lengka
p. Telur ayam mempunyai struktur yang sangat khusus yang mengandung zat
gizi yang cukup untuk mengembangkan sel yang telah dibuahi menjadi seekor
ayam. Bila ditinjau secara umum telur memiliki tiga komponen utama yakni k
erabang (kulit telur, cangkang telur), putih telur (albumen) dan kuning telur (y
olk). Ada dua jenis telur ayam yaitu telur ayam kampung (buras) dan telur aya
m negeri (ras). Telur ayam kampung memiliki warna cangkang yang lebih puti
h, sementara telur ayam ras berwarna kecokelatan. Telur ayam ras berukuran l
ebih besar dan memiliki cangkang yang teksturnya kasar. Telur ayam kampun
g memiliki kuning telur yang berwarna lebih orange daripada kuning telur
pada ayam ras (Kumaji, 2019).

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Telur


(Umar, 2017)
2.3 Fase Perkembangan Embrio Ayam
Telur ayam akan menetas setelah 21 hari inkubasi dengan melalui sera
ngkaian perkembangan embrio secara komplek. Perkembangan embrio ayam d
imulai dari fertilisasi, blastulasi, gastrulasi, neurolasi dan organogenesis. Fertil
isasi merupakan penggabungan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mem
bentuk zigot. Tahap selanjutnya adalah pembelahan secara mitosis pada zigot.
Blastula merupakan lanjutan dari stadium pembelahan berupa massa blastomer
membentuk dasar calon tubuh ayam, pada tahap ini terbentuk blastoselom. Ga
strula adalah proses kelanjutan stadium blastula, tahap akhir proses gastrulasi
ditandai dengan terbentuknya gastroselum dan sumbu embrio sehingga embrio
mulai tumbuh memanjang. Tubulasi merupakan kelanjutan dari proses stadiu
m gastrula. Embrio pada stadium ini disebut neurula karena pada tahap ini terj
adi neurulasi yaitu pembentukan bumbung neural. Organogensis merupakan ta
hap selanjutnya yaitu perkembangan dari bentuk primitif embrio menjadi bent
uk definitif yang memiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam satu spesies
(Murphy, 2013).

Gambar 2.3 Fase Perkembangan Embrio Ayam


(Husna, dkk., 2020)

2.3.1 Embrio Usia 1 Hari


Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam nampak sep
erti blastoderm. Embrio pada umur 24 jam dapat dibedakan antara daer
ah intra embrional dan daerah ekstra embrional. Daerah intra embriona
l meliputi head fold, margin of foregut, anterior intestinal portal, neural
fold, neural plate, somite, dan primitive streak. Daerah ekstra embriona
l terdiri atas area pelusida dan area opaka. Setelah embrio berumur 24 j
am inkubasi terjadi pembentukan bagian kepala dan neural groove, ser
ta terdapat lipatan yang berkembang membentuk foregut di bagian hea
d region. Embrio umur 25 jam, somite sudah berkembang sebanyak 5 p
asang. Embrio telah mulai memasuki tahapan transisi pada umur 23 ja
m inkubasi, ketika lipatan kepala di anterior dan somite mulai terlihat d
engan jelas. Pada umur 20 jam somite pertama mulai terbentuk dan aka
n terus bertambah sepasang setiap jamnya. Pada embrio umur 25 jam, s
omite berkembang sebanyak 5 pasang. Proamnion, lipatan kepala, area
opaca, dan area pelusida terlihat dengan jelas. Somite, pulau darah, bat
as mesoderm, dan foregut mulai terlihat (Kusumawati, 2016).

Gambar 2.3.1 Embrio Usia 1 Hari


(Fatikhasuri, 2017)

2.3.2 Embrio Usia 5 Hari


Embrio pada hari ke-5 terlihat strukturnya sudah membentuk h
uruf C dengan adanya jantung dan pembuluh darah yang terlihat makin
jelas. Embrio sudah mengalami peningkatan ukuran. Pada hari ke-5 su
dah tampak kuncup-kuncup anggota badan. Terjadi perkembangan am
niotik yang berisi cairan amnion, berfungsi melindungi embrio dari go
ncangan. Adanya gelembung alanthois yang berperan utama dalam pen
yerapan kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa. Embrio me
ngalami peningkatan ukuran, kepala bergerak mendekati ekor. Rongga
yang terdapat antara endocardium dan epymicardium pada ayam berisi
serabut-serabut retikuler yang jarang disebut cardium jelly, berupa sub
stansi yang ventral kaya dengan glukosamin glicans seperti myalurenal
chandrotin sulfat serta colagen dan glycoprotein. Bagian sebelah luar a
rea apaca menjadi area vitellina. Perkembangan pembuluh darah di dal
am daerah area. Ekor dan kepala berdekatan sehingga tampak seperti h
uruf C (Fatikhasuri, 2017).
Gambar 2.3.2 Embrio Usia 5 Hari
(Fatikhasuri, 2017)

2.3.3 Embrio Usia 7 Hari


Pada hari ke-7 struktur embrio sudah mulai terbentuk jantung.
Bakal mata, dan pembuluh darah serta bakal sayap yang terlihat makin
jelas dan makin berkembang. Perkembangan embrio ayam pada hari k
e-7 ditandai dengan nampaknya cairan yang makin mengencer dan di b
agian leher sehingga memperlihatkan perpisahan antara bagian kepala
dan bagian badan, terjadi pembentukan paruh dan nampak pula otak pa
da bagian kepala yang ukurannya lebih kecil di bandingkan dengan em
brio. Perkembangan embrio ayam pada hari ke-7 ditandai dengan mata
yang menonjol dan mengeras, kuning telur yang semakin berkurang ka
rena sudah terambil oleh embrio sebagai zat makanannya. Jari kaki dan
sayap sudah terlihat. Perut mulai menonjol karena organ-organ dalam
mulai berkembang. Paruh muncul berupa titik gelap di dasar mata. Pe
mbentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seper
ti burung dan mulutnya terlihat mulai membuka. Otak, leher, jari, kaki
dan sayap terbentuk. Pada umur 7 hari, paruhnya sudah nampak seperti
bintik gelap pada dasar mata dan leher juga sudah mulai terbentuk (Fat
ikhasuri, 2017).
Gambar 2.3.3 Embrio Usia 7 Hari
(Fatikhasuri. 2017)

2.3.4 Embrio Usia 14 Hari


Pada embrio berumur 14 hari, terlihat perubahan struktur embri
o ayam tahap selanjutnya. Perkembangan yang terlihat yaitu sayap dan
kaki mulai terlihat jelas. Paruh mulai mengeras, sisik dan kuku sudah
mulai terlihat juga. Alantois menyusut menjadi membran chorioalantoi
s. Embrio akan berputar sehingga kepalanya tepat berada di bagian tum
pul telur. Punggung telah tampak meringkuk atau melengkung sementa
ra bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya. Kepala sudah mengarah ke
sayap sebelah kanan, karena mendekati rongga udara dan amnion suda
h mulai berkurang. Sudah terlihat struktur anak ayam yang sederhana,
kerangka mengeras dan alat tubuh dapat di bedakan. Perut sudah mem
besar, organ mulai jelas yang di tandai dengan yolk sudah berkurang k
arena masuk ke perut calon individu ayam (Fatikhasuri, 2017).

Gambar 2.3.4 Embrio Usia 14 Hari


(Fatikhasuri, 2017)
III. METODE
3.1 Alat
1. Alat tulis
2. Buku laporan sementara
3. Laptop dan hp
3.2 Bahan
1. Materi PPT mengenai perkembangan embrio ayam preparat segar umur
1, 5, 7, dan 14 hari
2. Foto dan video hasil pengamatan preparat segar embrio ayam umur 1,
5, 7, dan 14 hari
3.3 Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. PPT dan video yang ditampilkan, diperhatikan dan diamati
3. Gambar yang ditampilkan, digambar dan diberi keterangan
IV. HASIL PENGAMATAN

No Tahap Perkem Gambar Tangan Gambar Referensi Keterangan


bangan
1. 1 Hari 1. Albumin cair
2. Albumin ken
tal
3. Yolk

(Dokumen Pribadi, 2021) 4. Membran vit


alline
(Warin, 2013)
5. Kalaza
2. 5 Hari 1. Tunas kepala
2. Mata
3. Anggota bad
an bagian ba
wah
(Dokumen Pribadi, 2021) 4. Calon sayap
(Warin, 2013)
3. 7 Hari 1. Mata
2. Rongga amn
iotic
3. Tali pusar
(Warin, 2013) 4. Yolk
5. Calon paruh
(Dokumen Pribadi, 2021)
6. Calon sayap
7. Calon kaki
8. Membran vit
eline
4. 14 Hari 1. Yolk
2. Kaki
3. Jantung
4. Mata
5. Calon say
ap
6. Organ
7. Allantois
(Dokumen Pribadi, 2021) (Fatikhasuri, 2017)
8. Albumin
V. PEMBAHASAN
Praktikum Embriologi Hewan acara IV yang berjudul “Tahap Perkembangan
Embrio Ayam Preparat Segar” telah dilaksanakkan pada tanggal 29 April 2021 sampa
i 20 Mei 2021 pada pukul 09.30-12.20 WIB secara virtual via Microsoft Teams. Tujua
n praktikum yaitu mampu mengamati, membedakan dan mendeskripsikan tahap perke
mbangan embrio ayam preparat segar umur 1, 5, 7, dan 14 hari. Alat yang digunakan
antara lain, alat tulis, buku laporan sementara, laptop, dan hp. Bahan yang digunakan
antara lain materi PPT mengenai perkembangan embrio ayam preparat segar umur 1,
5, 7, dan 14 hari, foto dan video hasil pengamatan preparat segar embrio ayam umur
1, 5, 7, dan 14 hari. Cara kerja antara lain alat dan bahan disiapkan, PPT dan video
yang ditampilkan, diperhatikan dan diamati, gambar yang ditampilkan, digambar dan
diberi keterangan

5.1 Pengertian Embrio dan faktor Pendukung Perkembangan Embrio


Embrio adalah sel atau organisme hidup pada awal pertumbuhan yang t
idak bias bertahan hidup sendiri. Faktor pendukung perkembangan embrio ant
ara lain asupan makanan, lingkungan, gizi, kesehatan induk, dan lain-lain. Hal
ini sesuai dengan Odho (2011) yang menyatakan bahwa Embrio (bahasa Yuna
ni: έμβρυον) yaitu, merupakan sel atau organisme yanghidup pada masa di aw
al pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri.Sebenarnya definisi ten
tang embrio itu bervariasi, tergantung pada organismemasing-masing. Misal p
ada manusia--, yaitu organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika s
atu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot ya
ng memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan
dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah untuk menghasilkan organi
sme multisel. Didalam tahap pertumbuhan dan perkembangan selalu dipengar
uhi oleh faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal berasal
dari dalam diri makhluk hidup seperti gen dan hormon. Sednagkan faktor inter
nal berasal dari luar tubuh, seperti suhu dan kelembaban. Hal ini sama dengan
Cahyani (2021), pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu internal dan eksternal. Faktor Faktor internal sendiri juga ada sejak awal
pertumbuhan, faktor internal juga mempengaruhi bagaimana menerima faktor
eksternalnya atau faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup. Faktor
eksternal juga dipengaruhi oleh keadaan lingkunganya seperti makanan atau n
utrisi, suhu, cahaya. Contoh faktor internal adalah genetik dan hormon.

5.2 Fase Perkembangan Embrio Ayam


Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Embrio me
mperoleh makanan dan perlindungan dari telur yang berupa kuning telur. Perk
embangan embrio ayam dimulai dari terjadinya fertilasi yang membentuk zigo
t. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berlangsung selama masa perk
embangan hingga masa dewasa. Hal ini sependapat dengan Sadler (2012) bah
wa Pertumbuhan pasca embrionik dimulai ketika hewan lahir atau menetas. S
emua anggota tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Namun dem
ikian kecepatan pertumbuhan dan perkembangan antara bagian tubuh yang sat
u dengan bagian tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsun
g terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia tertentu. Perkemba
ngan dimulai ketika alat kelamin telah mampu memproduksi sel-sel gamet.
Perkembangan awal terjadi pembelahan segmentasi, kemudian morulas
i, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis. Pada tahap morula, zigot
mengalami pembelahan mitosis secara terus menerus yang disebut proses mor
ulasi. Hal ini sejalan dengan Zahariah (2017), bahwa morula adalah suatu bent
uk pertama perubahan ovum di antara beberapa perubahan yang akan terjadi p
ada fase-fase berikutnya. Fase ini disebut dengan fase pembelahan diri. Morul
asi yaitu proses terbentuknya morula. Blastula merupakan proses lanjutan setal
ah morula. Didalam blastula terdapat cairan bernama blastosoel. Hal ini sejala
n dengan Bekri (2014), blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya peruba
han sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastul
a terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses te
rbentuknya blastula. Pada tahap gastrula, perkembangan dari tahap blastula ini
terbentuk tiga lapisan embrionik yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Ha
l ini didukung oleh Cahyani (2021), bahwa Gastrula merupakan hasil pertumb
uhan dan perkembangan blastula yang ditandai dengan terbentuknya tig lapisa
n embrionik yaitu lapisan bagian luar (ektoderem), lapisan bagian tengah (mes
oderem), dan lapisan bagian dalam (endoderem). Ketiga lapisan ini nantinya a
kan berkembang menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini dis
ebut gastrulasi. Setelah terbentuk tiga lapisan embrionik, organ tubuh mulai m
emasuki tahap pembentukan dan perkembangan yang disebut organogenesis.
Hal ini sama dengan Nugroho (2015), tahap berikutnya dalam embriogenesis a
dalah organogenesis, yaitu pembentukan organ-organ definitif sehingga menja
di individu sederhana yang terus tumbuh dan berkembang hingga masa partus.
Hal ini juga didukung oleh Cahyani (2021), bahwa organogenesis merupakan
proses pembentukan berbagai organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan s
aat proses gastrulasi. Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel
membentuk struktur dan fungsi khusus) dari 26 ektodrem, mesoderm, endoder
m. Ektoderm struktur yang menjadikan kulit, sistem saraf, hidung (alat-alat in
dra), anus, kelenjar-kelenjar kulit, dan mulut. Mesoderm struktur yang menjad
ikan tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh darah, dan alat kelamin. Endoderm
struktur yang menjadikan kelenjar-kelenjar yang mempunyai hubungan denga
n alat pencernaan, paru-paru, dan alat-alat pencernaan. Tahap neurulasi terjadi
setelah gastrulasi. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tu
mbuh menjadi sistem saraf pusat. Neurulasi sering juga disebut dengan proses
awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm b
akal neural pusat. Tahapan Neurulasi pada katak yaitu diawali dengan terbentu
knya notocord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas ga
strocoel atau arkenteron, tahap kedua neurulasi, lempeng neural melipat dan m
enggulung. Tahap ketiga neurulasi, lipatan membentuk sebuah jaringan berlub
ang (neural tube). Pada tahap ini, jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pin
ggir tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest). Neural cest
merupakan sumber sel-sel yang akan bermigrasi untuk membentuk banyak str
uktur, meliputi tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit, sel-sel adrenal,
dan ganglia periferal sistem saraf. Tahap keempat neurulasi, embrio dengan ta
bung neuron sudah selesai terbentuk dan mempunyai banyak somit yang meng
api notokord.
5.2.1 Embrio Usia 1 Hari
Bagian yang terlihat pada pengamatan embrio usia 1 hari yaitu
albumin cair, albumin kental, yolk, membran vitalline, dan kalaza. Alb
umin berfungsi sebagai pelindung embrio. Yolk atau kuning telur berfu
ngsi sebagai sumber makanan embrio. Membran vitallinebagian telur y
ang membungkus kuning sehingga tidak tercampur dengan putih telur.
Kalaza akan membuat kuning telur tetap ditengah. Hal ini sesuai deng
an Fatikhasuri (2017) yang menyatakan bahwa Lipatan kepala di anteri
or dan somite mulai terlihat jelas. Telur masih mengandung albumin sa
n terlihat khalaza. Yolk dan calon embrio masih belum tampak dan mu
lai terbentuk 1 pasang somit. Nampak ada rongga segmentasi yang ber
ada di bawah area pellucida terdapat pada cincin yang berwarna lebih g
elap dari sekitarnya.
Ciri khas pada embrio berusia 1 hari terjadi perubahan struktur
dengan adanya area pelusida dan opaca. Telur mengandung 2 albumin
yang jelas. Terlihat adanya kalaza. Hal ini sesuai dengan Fatikhasuri (2
017) yang menyatakan bahwa belum memperlihatkan adanya perubaha
n struktur embrio ayam yaitu adanya area pelucida dan area opaca pada
telur ayam. Telur masih mengandung 2 albumin yang jelas yaitu album
in encer dan pekat Terlihat adanya khalaza. Yolk dan calon embrio ma
sih belum nampak. Yolk (kuning telur) strukturnya masih utuh, dan mu
lai terbentuk 1 pasang somit. Somit merupakan potongan-potongan epi
mere menurut letak anterior-posterior.

5.2.2 Embrio Usia 5 Hari


Embrio berusia 5 hari bagian yang terlihat yaitu tunas kepala,
mata, anggota badan bagian bawah, dan calon sayap. Tunas kepala
berfungsi merangsang pembentukan kepala. Mata berfungsi sebagai in
dra penglihat. Anggota badan bagian bawah akan membentuk kaki, da
n calon sayap akan membentuk sayap. Hal ini sesuai dengan Fatikhasu
ri (2017) yang menyatakan bahwa pada hari ke-5 inkubasi seharusnya
embrio mengalami peningkatan ukuran dan mulai membentuk huruf C
dengan kata lain calon bakal kepala bergerak mendekati ekor. Perkemb
angan embrio ditandai dengan sudah tampak kuncup-kuncup anggota b
adan, sudah mulai terbentuk mata yang lebih berkembang dibandingka
n inkubasi hari sebelumnya, terdapat pula arteri umbilicalis (suplai ma
kanan). Selain itu, juga ditandai dengan terbentuknya kepala, ekor, jant
ung yang semakin berdetak. Kemudian adanya selaput otak, paruh yan
g terlihat dan adanya cikal bakal terbentuknya sayap. Selain itu, pada h
ari ke-4 inkubasi seharusnya terjadi perkembangan sayap, tunas kepala,
mata, anggota bagian atas dan bawah, telah terjadi perkembangan alat r
eproduksi dan sudah berbentuk jenis kelaminnya.
Ciri khas pada embrio ayam usia 5 hari terjadi perkembangan a
mniotik yang berisi cairan amnion, berfungsi melindungi embrio dari g
oncangan. Adanya gelembung alanthois yang berperan utama dalam pe
nyerapan kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa. Embrio
mengalami peningkatan ukuran, kepala bergerak mendekati ekor. Hal i
ni sesuai dengan Sugiyarto (2016) yang menyatakan bahwa pada tahap
ini embrio sudah mulai terbentuk kepala, kepala bergerak mendekati ek
or, sayap juga telah mengalami perkembangan.

5.2.3 Embrio Usia 7 Hari


Bagian yang terlihat pada embrio berusia 7 hari yaitu mata, ron
gga amniotic, tali pusar, yolk, calon paruh, calon sayap, calon kaki, da
n membran viteline. Mata sebagai indra penglihat. Tali pusar seabagai
penghubung embrio. Yolk sebagai sumber makanan embrio. Calon par
uh sayap kaki sebagai bakal terbentuknya paruh, sayap, dan kaki. Hal i
ni sesuai dengan Fatikhasuri (2017) yang menyatakan bahwa ada gamb
ar pengamatan terlihat bagian-bagian struktur perkembangan ayam, ant
ara lain Bakal sayap yaitu bagian yang akan berkembang menjadi saya
p, Mata yaitu organ penglihatan, Bakal ekstremitas yaitu bagian yang a
kan berkembang menjadi kaki, Paruh yaitu struktur anatomi luar aves y
ang berfungsi untuk makan, Pembuluh darah yaitu untuk menyuplai nu
trisi, Yolk yaitu kuning telur. Sedangkan pada gambar referensi terlihat
bagian-bagian struktur perkembangan ayam, antara lain : bakal ekstre
mitas, bakal sayap, paruh, mata, pembuluh darah, tali pusar, amnion da
n membran vitelin.
Ciri khas pada embrio berusia 7 hari ditandai dengan mata yang
menonjol dan mengeras, kuning telur yang semakin berkurang karena s
udah terambil oleh embrio sebagai zat makanannya. Jari kaki dan saya
p sudah terlihat. Perut mulai menonjol karena organ-organ dalam mulai
berkembang. Paruh muncul berupa titik gelap di dasar mata. Pembentu
kan bulu juga dimulai. Hal ini sesuai dengan Sugiarto (2016) yang men
yatakan bahwa pada tahap ini organ sudah berkembang, paruh sudah m
ulai tumbuh, persendian ayam dan kaki mulai terbentuk. Organ viscera
l juga sudah mulai berkembang.

5.2.4 Embrio Usia 14 Hari


Bagian yang terlihat pada embrio berusia 14 hari yaitu yolk, ka
ki, jantung, mata, calon sayap, organ, allantois, dan albumin. Yolk seba
gai cadangan makanan. Kaki sebagai alat gerak. Jantung sebagai pered
aran darah. Mata sebagai indra penglihat. Calon sayap sebagai pemben
tuk sayap. Hal ini sesuai dengan Fatikhasuri (2017) yang menyatakan b
ahwa pada hari ke 14, embrio ayam sudah menunjukkan stuktur tubuh
serupa anak ayam. Bagian-bagian yang terlihat yaitu yolk, mata, paruh,
bakal kaki, bakal sayap, pembuluh darah, dan embrio. Kuning telur (yo
lk) adalah cadangan makanan bagi embrio. Mata sebagai Indra
penglihatan. Paruh memiliki sebuah fungsi guna untuk mengambil ber
bagai macam bentuk makanan. Pembuluh darah adalah saluran yang
berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
sebaliknya. Embrio adalah suatu keadaan awal dari perkembangan org
anisme multiseluler, eukariotik, dan diploid yang dilindungi dalam stru
ktur organisme induk.
Ciri khas pada embio berusia 14 hari terlihat perkembangan say
ap dan kaki mulai jelas. Paruh sudah mulai mengeras. Sisik dan kuku s
udah mulai terlihat. Kepalanya sudah di posis tumpul telur. Hal ini ses
uai dengan Fatikhasuri (2017) yang menyatakan bahwa pada hari ke-1
4, terlihat perubahan struktur embrio ayam ke tahap selanjutnya. Perke
mbangan yang terlihat yaitu sayap dan kaki mulai terlihat jelas. Paruh
mulai mengeras, sisik dan kuku sudah mulai terlihat juga. Alantois me
nyusut menjadi membran chorioalantois. Embrio akan berputar sehing
ga kepalanya tepat berada di bagian tumpul telur. Punggung telah tamp
ak meringkuk atau melengkung sementara bulu hampir menutupi selur
uh tubuhnya. Kepala sudah mengarah ke sayap sebelah kanan, karena
mendekati rongga udara dan amnion sudah mulai berkurang. Sudah terl
ihat struktur anak ayam yang sederhana, kerangka mengeras dan alat tu
buh dapat di bedakan. Perut sudah membesar, organ mulai jelas yang d
i tandai dengan yolk sudah berkurang karena masuk ke perut calon indi
vidu ayam.
VI. KESIMPULAN
Pada embrio berusia 1 hari terjadi perubahan struktur dengan adanya area pelu
sida dan opaca. Bagian yang terlihat pada pengamatan embrio usia 1 hari yaitu albumi
n cair, albumin kental, yolk, membran vitalline, dan kalaza. Pada embrio ayam usia 5
hari terjadi perkembangan amniotik yang berisi cairan amnion, berfungsi melindungi
embrio dari goncangan. Embrio berusia 5 hari bagian yang terlihat yaitu tunas kepala,
mata, anggota badan bagian bawah, dan calon sayap. Pada embrio berusia 7 hari ditan
dai dengan mata yang menonjol dan mengeras, kuning telur yang semakin berkurang
karena sudah terambil oleh embrio sebagai zat makanannya. Bagian yang terlihat pada
embrio berusia 7 hari yaitu mata, rongga amniotic, tali pusar, yolk, calon paruh, calon
sayap, calon kaki, dan membran viteline. Pada embio berusia 14 hari terlihat perkemb
angan sayap dan kaki mulai jelas. Bagian yang terlihat pada embrio berusia 14 hari ya
itu yolk, kaki, jantung, mata, calon sayap, organ, allantois, dan albumin.
DAFTAR PUSTAKA

Bekri, A., Billaud, M., & Thelu, J. 2014. Analysis of NUAK1 and NUAK2 expression during
early chick development refeals specific patterns in the developing head. The Internas
ional Journal of Developmental Biology. Vol 58(5): 379–384.

Cahyani, NH. 2021. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Pertumbuhan dan Perkembang
an Hewan Kelas XII. Skripsi.

Fatikhasuri, Azhari. 2017. Struktur Perkembangan Ayam. Surakarta: Universitas Sebelas Mar
et.

Hendrizal, Mai. 2011. Performans Produksi Ayam Broiler yang Dipelihara dengan
Kepadatan Kandang yang Berbeda. Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.

Husna, Fatimatuz Zahrotul, Hari Santoso, dan Ratna Djuniwati Lismi. 2020. Studi Osifikasi
Anggota Tubuh Embrio Ayam Buras dengan Pewarnaan Alizarin Red. Jurnal Ilmiah
Biosaintropis. 5 (2) : 30-37.

Kumaji, Syam. 2019. Pengaruh Lama Penyimpanan Telur Ayam Ras Pada Suhu Refrigerator
Terhadap Jumlah Bakteri. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal. 5(2): 120-122.

Kusumawati, A., Rina F., Shella H., dkk. 2016. Perkembangan Embrio dan Pennetuan Jenis
Kelamin DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner. 34 (1)
: 29-41.

Murphy. P. 2013. The First Steps to Forming a New Organism Descriptive Embryo. Develop
mental Biology.

Ondho, Y.S and Johari, Seno and Nugroho, G. G. W. 2011. Pengaruh Perbedaan Waktu
Koleksi Sel Blastoderm Terhadap Perkembangan Pasca Inokulasi Pada Embrio Ayam.
(Effect Of Different Time Blastoderm-Cell Collection On Growth And Survival Devel
opment Embryo Post Innoculation Of Kedu Chicken). Prosiding. Seminar Nasional K
ebangkitan Peternakan.

Sadler TW. 2012. Langmans’s Medical Embryology, 12thEd. Philadelphia: Lippincot Willia
ms & Wilkins.
Sugiyarto. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta: Depdikbud.

Umar, Rafikah Zahra. 2017. Karakteristik Fisik dan Fungsional Telur Konsumsi yang
Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus pantarum Pada Suhu dan Lama Inkubasi
yang Berbeda. Makassar : Universitas Hassanuddin.

Warin, Stephan. 2013. Embryonic Development. Avian Embryo Development. EggInject Bio
medical.

Zahariah, S., Winarsih, S., Baktiyani, S. C. W., Rahardjo, B., & Kalsum, U. 2017. The Effect
of Turmeric Decoctum to the Angiogenic Molecules Expression on Chicken Embryo.
Journal of Tropical Life Science. 7(1): 61-65.
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 20 Mei 2021

Mengetahui,

Asisten Praktikan

Khevalin Kwardoyo Faradila Rahmita Andari


24020118140061 24020120120037
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai