Anda di halaman 1dari 37

RUANG LINGKUP TEKNOLOGI

REPRODUKSI

By: Rasyidah Mappanganro


llmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari
tahun ke tahun bertambah maju dan
berkembang pesat

Ruang Lingkup MK Teknologi Reproduksi dan


hubungannya dalam peningkatan efiseinsi
reproduksi
Efisiensi Reproduksi

• Efisiensi: mencegah dan menghindarkan


pemborosan
• Reproduksi: menghasilkan kembali
• Reproduksi ternak: menghasilkan anak
• Meningkatkan efisiensi reproduksi melalui:
teknologi2 reproduksi yang selalu berkembang
Pengertian Teknologi Reproduksi
 Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu
tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan serta
prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk
(keturunan).
 Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan
meliputi inseminasi buatan, perlakuan hormonal (sinkronisasi
estrus, superovulasi), donor sel telur dan sel sperma, kultur
telur dan embrio, pembekuan sperma dan embrio, GIFT
(gamet intrafallopian transfer), ZIFT (zygote intrafallopian
transfer), IVF (in vitro fertilization), dan kloning.
Tujuan

Penemuan teknologi di bidang


reproduksi ternak tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
masalah dan tantangan yang dihadapi
subsektor peternakan terutama dalam
meningkatkan populasi, produksi dan
produktifitas ternak baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Tujuan-tujuan dibentuknya Bayi Tabung,
Kloning, dan Inseminasi Buatan:
 Bayi Tabung : Untuk membantu pasangan yang
tidak subur agar memperoleh keturunan
 Kloning : Untuk memperoleh keturunan yang
identik dengan induknya.
 Inseminasi Buatan : Untuk memperoleh
keturunan hewan ternak yang berkualitas baik.
Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan (IB) atau kawin


suntik merupakan teknologi
reproduksi generasi pertama yang
bertujuan memanfaatkan seekor
hewan jantan unggul secara maksimal
dengan cara memasukkan semen ke
dalam saluran alat kelamin betina
dengan metode atau alat khusus yang
disebut insemination gun.
Transfer Embrio
. Teknik TE umumnya merupakan suatu
manipulasi fungsi alat reproduksi dengan
perlakuan hormon superovulasi pada betina
donor yang menyebabkan pematangan dan
ovulasi sel telur dalam jumlah yang besar.
Sel telur hasil superovulasi setelah dibuahi
sperma pejantan unggul dikoleksi dari donor
dan dievaluasi sebelum dibekukan atau
ditransfer ke induk resipien sampai terjadi
kebuntingan dan kelahiran.
Transfer embrio (TE)
merupakan generasi kedua bioteknologi
reproduksi setelah IB.
Transfer embrio bertujuan meningkatkan
kemampuan reproduksi sapi betina unggul,
memperpendek interval generasi dan
menyeleksi anak sapi dalam jumlah besar yang
diperoleh dari donor unggul, sehingga
mempercepat perbaikan ternak sapi
TEKNOLOGI PEMISAHAN SPERMATOZOA X DAN
SPERMATOZOA Y (SEXING)
Keberadaan spermatozoa dalam proses
pembentukan jenis kelamin mempunyai arti
penting, karena sebagai penentu jenis kelamin
seekor ternak.
Berdasarkan kromosom seks yang dibawanya,
spermatozoa mamalia dapat dibedakan atas
spermatozoa pembawa kromosom X dan
spermatozoa pembawa kromosom Y.
FERTILISASI IN VITRO

Sel telur (oosit) diambil dari ternak hidup atau


ovarium ternak yang baru dipotong. Oosit
dimatangkan dan dibuahi di laboratorium serta
dikultur sampai tahap tertentu untuk
selanjutnya ditransfer ke ternak resipien atau
dibekukan untuk ditansfer kemudian.
TEKNOLOGI KRIOPRESERVASI GAMET
Kriopreservasi adalah suatu penyimpanan beku dalam
waktu lama pada suhu minus 196°C dalam media yang
mengandung krioprotektan.

PEMBENTUKAN TERNAK
TRANSGENIK
Transfer gen (transgenik) artinya penyatuan suatu gen
dari spesies lain atau bangsa ternak lain dalam satu
spesies, sehingga gen itu berfungsi pada ternak
penerima dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Transfer materi genetik dengan teknologi
rekombinan DNA merupakan suatu metode
penemuan baru untuk menghasilkan ternak
transgenik.
Ternak transgenik dihasilkan dengan injeksimikro
gen ke dalam pronukleus sesaat setelah
fertilisasi dan sebelum terjadi pembelahan
pertama zigot, selanjutnya ditanam di dalam
rahim induk pengganti.
Kloning
Kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu
yang secara genetik identik. Metode ini dapat dilakukan
melalui proses sexual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual
dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen Pada
kloning seksual, langkah awal yang dilakukan adalah
fertilisasi in vitro.
Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai 4
sampai 8 sel maka dilakukan splitting (pemotongan dengan
teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau empat bagian.
Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali
dalam inkubator hingga berkembang menjadi embrio
normal yang memiliki genetik sama. Setelah mencapai fase
blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim
ibu sampai umur 9 bulan.
Cloning pada Sel Tubuh

(Somatic). Cloning sebelumnya dihasilkan dari


sel-sel yang diambil dari jaringan embrio dan
janin, namun saat ini dapat diambil dari sel
dewasa yang telah berkembang menjadi sel
yang mempunyai fungsi khusus seperti sel
jaringan ambing (mammae) yang dapat
dikembalikan ke bentuk semula.
Berbeda dengan kloning seksual, pada kloning
aseksual, fertilisasi tidak dilakukan menggunakan
sperma, melainkan hanya sebuah sel telur
terfertilisasi semu yang dikeluarkan pronukleusnya
dan sel somatis. Karenanya, bila pada kloning
seksual, genetik anak berasal dari kedua orang
tuanya, maka pada kloning aseksual, genetik anak
sama dengan genetik penyumbang sel somatis.
Organisme Transgenik
 Adalah organisme yang telah diubah urutan informasi genetik
di dalam kromosomnya melalui penyisipan gen baru ke dalam
kromosom.
 Hal tersebut menyebabkan individu yang dihasilkan sifatnya
berubah, tidak sama dengan induknya.
PEMBENTUKAN TERNAK CHIMERA

Ternak chimera dibentuk dengan


menggabungkan blastomer berbagai jenis
ternak. Sel-sel dari beberapa embrio dapat
digabungkan dalam suatu zona pelucida untuk
menghasilkan seekor hewan yang merupakan
kombinasi dari beberapa hewan yang telah
digabung.
Keuntungan dilakukannya Kloning
Embrio dan DNA :
 Kloning Embrio dan DNA dapat membantu
sejumlah orang yang memiliki ciri seperti berikut,
yaitu:
 Betina yang tidak subur, sehingga peluang untuk
bunting menjadi lebih besar
 Induk yang diketahui memiliki kelainan genetik
yang dapat diturunkan pada anaknya.
 Pemilik ternak yang ingin menghasilkan anak
ternak yang memiliki keunggulan tertentu.
Kerugian Kloning:

Keragaman Populasi akan hilang


Bila secara genetik sama maka terdapat
resiko mendapatkan penyakit yang fatal
dapat memusnahkan semuanya.
Kloning dianggap tidak etis, tidak
manusiawi, dan tidak bermoral.
Contoh-contoh Penelitian dibidang
Reproduksi di lapangan

• Tampilan reproduksi hasil IB sapi perah pada


berbagai paritas Sapi perah/sapi potong/kambing
• Tampilan reproduksi hasil IB dengan sistem
deposisi semen yang berbeda
• Tampilan reproduksi hasil IB dengan kualitas
semen yang berbeda
• Jumlah anak dan kidding interval kambing ettawah
dengan sistem pemberian pakan yang berbeda
35
Contoh-contoh Penelitian dibidang
Reproduksi di lapangan
• Kualitas semen dan proporsi spermatozoa X dan
Y hasil sexing menggunakan metode sentrifugasi
gradien densitas percoll pada sapi limosin
• Pengaruh metode preparasi spermatozoa
terhadap keberhasilan fertilisasi in vitro pada
kambing
• Pengaruh lama penyimpanan pada suhu 5oC
terhadap Kualitas semen menggunakan
pengencer tris kuning telur
36
Kesimpulan
Pemanfaatan teknologi reproduksi ternak
tersebut memerlukan dukungan peralatan yang
memadai dan dana yang cukup serta tenaga ahli
yang terampil, sehingga menjadi kendala
negaranegara berkembang seperti Indonesia.
Aplikasi kemajuan mutakhir di bidang biologi
reproduksi yang banyak dilaksanakan oleh
petani peternak di Indonesia baru sampai pada
tahap IB dan TE.

Anda mungkin juga menyukai