Oleh:
EGIT KALSUM
60700119092
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan prosesnya terganggu antara lain akibat ikut campur tangan manusia
pada suatu populasi spesies dan kematian mendadak pada hewan langka yang
periode), angka kawin per buntingan (service per conception), angka kelahiran
efisiensi reproduksi ditentukan oleh fakot-faktor non genetis, hal ini artinya
berfungsi utama dalam diferensiasi dan pelepasan sel telur (oosit) matang dalam
tiap siklus untuk proses fertilisasi. Ovarium berfungsi sebagai penghasil hormon
Oosit adalah sel gamet betina yang jika telah mengalami pematangan dan
berkembang menjadi embrio dan dalam keadaan yang normal makan akan dapat
terbentuknya folikel primordial hingga terbentuk folikel matang dan oosit akan
proses pertumbuhan dan pematangan oosit yang terdiri dari tiga tahapan proses
Adapun ayat yang berkaitan dengan praktikum ini adalah Q.S An-Nahl/6
sebagaimana firman-Nya
Terjemahannya:
“dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu
penggembalaan”
Makna yang tersirat dalam kutipan surat An-Nahl ayat 6 dapat dilihat
pemandangan yang indah pada binatang ternak ketika mereka melepas dan
juga dirasakan pada sore hari ketika ternak itu kembali ke kandangnya. Keindahan
yang diperoleh manusia dari binatang ternak itu termasuk nikmat Allah yang
quran.co).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini yaitu untuk mengetahui tentang
C. Tujun Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui tentang proses
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Integrasi
1. Fertilisasi
bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
(nuthfah) laki-laki dan ovum perempuan yang bercampur.Kedua unsur itu berasal
dari sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan dan keluar secara berpancaran.
ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes
mani yang bercampur yaitu dari sperma laki-laki dan indung telur perempuan
yang tujuan utamanya Kami hendak mengujinya dengan berbagai perintah dan
larangan, karena itu Kami jadikan dia mendengar dengan telinganya dan melihat
dengan matanya.
Proses fertilisasi, perkembangan embrio, hingga akhirnya memiliki sel
manusia lengkap yang menjadi organ tentunya juga dijelaskan dalam hadist.
Selain menciptakan, Allah SWT juga menentukan jenis kelamin, ajal, dan rezeki
Demi zat yang tida Ilah kecuali Dia, sesungguhnya setiap kalian ada yang
melaksanakan perbuatan ahli surge sehingga jarak antara dirinya dan surge
hanyalah sehasta, namun dia telah didahului oleh al kitab (ketetapan/takdir), maka
dia mengerjakan perbuatan ahli neraka, lalu dia masuk ke dalamnya. Di antara
kalian ada yang mengejarkan perbuatan ahlin naar (penduduk neraka), sehinga
jarak antara dirinya dan neraka Cuma sehasta, namun dia telah didahului oleh
taqdirnya, lalu dia mengerjakan perbuatan ahli surge, lalu dia memasukinya.“(HR
Bukhari Muslim).
B. Oosit
Oosit adalah sel gamet betina yang jika telah mengalami pematangan dan
berkembang menjadi embrio dan dalam keadaan yang normal makan akan dapat
terbentuknya folikel primordial hingga terbentuk folikel matang dan oosit akan
proses pertumbuhan dan pematangan oosit yang terdiri dari tiga tahapan proses
yaitu suhu dan lama waktu penyimpanan ovarium serta kualitas dan ukuran
folikel.Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas oosit adalah umur, jenis
hewan, siklus etrus, morfologi ovarium, kondisi tubuh dan nutrisi, status
dari RPH. Jumlah oosit yang berkualitas akan berpengaruh terhadap presentase
oosit yang bias difertilisasi. Pada ovarium lebih dari 99% oosit mengalami proses
degenerasi yang dikenal sebagai atresia. Pada umunya untuk bias menghasilkan
(maturasi inti), mampu fertilisasi dan embriogenesis (Ciptadi, G., dkk, 2011).
dan pematangan oosit yang terdiri dari tiga tahapan proses yaitu proliferasi,
pertumbuhan dan pematangan. Mitosis akan terjadi pada tahap prolifrasi, terjadi
diferensiasi dari oogonia menjadi oosit primer dan pada tahap ini telah terlihat
jelas adanya membrane inti yang utuh. Selanjutnya, oosit akan memasuki tahap
organel-organel sel, lalu melalui tahapan akhir yaitu pematangan yang ditandai
dengan beberapa proses perkembangan inti oosit (Arie F & Pamungkas 2017).
Perkembangan oosit terjadi di dalam folikel dan selama perkembangannya
hingga terbentuk folikel matang dan oosit akan memasuki tahap ovulasi (Li &
Chian 2017).
gelombang folikel dalam satu siklus estrus sehingga folikel-folikel kecil atau
besar, berkembang atau regresi dapat dijumpai dalam ovarium pada setiap siklus
pengaruh negative dari inhibin dan estradiol yang dihasilkan oleh folikel dominan
yang tumbuh menjadi lebih banyak pada pasangan ovarium yang memiliki corpus
luteum dari pada ovarium yang memiliki folikel dominan (Victor Lenda, 2015).
C. Preparasi Oosit
Teknik aspirasi merupakan salah satu metode dalam koleksi oosit pada
gauge dan berisi 2 ml medium koleksi, folikel pada ovarium ditusuk dan disedot
(pipet, syringe dan jarum, jarum aspirasi di bawah vacum pressure) adalah cara
yang paling sering dilakukan pada ovarium sapi yang telah dipotong. Kekurangan
dari metode ini adalah bahwa oosit yang dikoleksi dari sekali ambil dengan
dengan 18-22 g dan 3-20 syringe atau dengan 16-19 g jarum ditahan pada vacuum
menggunakan bantuan pisau scalpel (scalpel blade). Cairan folikel akan mengalir
dan bersamaan dengan cairan tersebut oosit juga akan keluar dan dapat dikoleksi
diperhatikan agar tidak mengenai pembuluh darah karena medium menjadi keruh
dan menyulitkan proses koleksi oosit saat dievaluasi di bawah mikroskop (Hoque
et al. 2011).
Teknik slicing ini dapat dilakukan pada ovarium setelah dilakukan aspirasi
dari aspirasi dan juga metode ini memberikan hasil yang lebih baik.Waktu yang
digunakan untuk slicing adalah 3 kali lebih lama dari aspirasi.Jumlah oosit yang
diambil dan jumlah blastosis yang dihasilkan dengan pengambilan oosit secara
slicing memberikan hasil 2 kali lipat daripada dengan aspirasi (Damayanti E,
2019).
kualitas baik, kemungkinan karena oosit tidak hanya dapat dikoleksi dari folikel
yang berada di permukaan ovarium akan tetapi hingga bagian dalam dari cortical
stroma. Selain teknik koleksi oosit, umur ternak, skor kondisi tubuh, siklus
reproduksi pada saat hewan tersebut dipotong dan ukuran serta fungsi folikel juga
D. Morfologi Oosit
perannya pada proses pematangan oosit in vitro. Semakin banyak lapisan pada
-sel kumulus oophorus, terdiri dari 3-5 lapisan tebal, dengan salah satu bagian
tidak utuh.
menjadi:
1. Oosit kategori baik, yakni oosit dengan morfologi complete dan expanded.
Morfologi yang ideal dari oosit setelah dimaturasi secara in vitro adalah
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu, pada hari jumat,
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, cawan
Spoit.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
b. Ambil ovarium
grade a, b, c atau d
2. Metode slicing
c. Ambil ovarium lalu simpan ke dalam cawan petri yang telah diberi
larutan NaCl
d. Lalu ovarium di iris sampai halus lalu tambahkan larutan NaCl,
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Teknik aspirasi pada koleksi oosit adalah teknik pengambilan oosit dengan
ukuran jarumnya 18-22 gauge dan berisi 2 ml medium koleksi, folikel pada
(slicing). Ovarium ditempatkan pada cawan petri yang telah diberi 5 ml medium
(scalpel blade). Cairan folikel akan mengalir dan bersamaan dengan cairan
tersebut oosit juga akan keluar dan dapat dikoleksi dengan pengamatan di bawah
mikroskop. Sayatan pada teknik ini perlu diperhatikan agar tidak mengenai
pembuluh darah karena medium menjadi keruh dan menyulitkan proses koleksi
dilakukan dengan menusuk bagian folikel yang terlihat pada permukaan ovarium
teknik slicing ini dapat dilakukan pada ovarium setelah dilakukan aspirasi atau
aspirasi dan juga metode ini memberikan hasil yang lebih baik.Waktu yang
digunakan untuk slicing adalah 3 kali lebih lama dari aspirasi.Jumlah oosit yang
diambil dan jumlah blastosis yang dihasilkan dengan pengambilan oosit secara
beraturan, culumusnya tidak kompak, tidak melindungi inti sel, lapisannya sedikit
dan tidak terdapat polar body. Grade ini terdiri dari beberapa bagian antara lainsel
fungsi sebagai penopang berbagai organel yang cukup penting.Hal ini sesuai
dengan pendapat, Arie F & Pamungkas 2017 yang mengatakan bahwa koleksi
didapat adalah grade C yang mana oosit dengan kategori kurang baik yang
ditandai dengan oosit yang kurang seragam dan warna sitoplasma lebih transparan
dan tidak merata, korona radiate dan sel-sel kumulus yang mengelilingi oosit tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran saya pada praktikum ini yaitu agar bahan dan alat yang digunakan
lengkap sehingga pada saat melakukan praktikum semua metode dapat dilakukan
Ciptadi, G., Siswanto, B., Rahayu, S., Fadli, M. F., & Humaidah, N. (2011).
REVIEW FISIBILITAS KULTUR ANTHRAL FOLIKEL SEBAGAI
SUMBER SEL OOSIT IN VITRO KAMBING DARI PRODUK
SAMPING RUMAH POTONG HEWAN. TERNAK TROPIKA
Journal of Tropical Animal Production, 12(2), 83-90.
Dwatmadji, D., Suteky, T., & Sutrisno, E. (2017). Manajemen reproduksi dan
pakan untuk meningkatkan performans ternak di desa tugu rejo-
kabawetan, kepahiang bengkulu. Dharma Raflesia: Jurnal Ilmiah
Pengembangan dan Penerapan IPTEKS, 15(1).
Handarini, R., Hardiansyah, D., & Sudrajat, D. (2014). Kualitas oosit dari
ovarium sapi peranakan ongole (PO) pada fase folikuler dan
luteal. PEMBANGUNAN PETERNAKAN INDONESIA BERBASIS
RISET INOVATIF, 14.
Hoque, S. M., Kabiraj, S. K., Khandoker, M. Y., Mondai, A., & Tareq, K. M. A.
(2011). Effect of collection techniques on cumulus oocyte complexes
(COCs) recovery, in vitro maturation and fertilization of goat
oocytes. African Journal of Biotechnology, 10(45), 9177-9181.
Li, H., & Chian, R. (2017). Development of in vitro maturation for human:
Follicular development and oocyte growth oocytes. Gewerbestrasse
(Switzerland): Springer International Publishing AG.
Parera, H., & Lenda, V. (2015). Pengaruh corpus luteum dan folikel dominan
Veteriner, 3(1), 63-70.