Anda di halaman 1dari 95

PERTEMUAN I :

ORGAN REPRODUKSI JANTAN


Organ reproduksi : Testes dan saluran pengeluarannya
(urethra, dan kelenjar-2 asesoris yang
Jantan bertautan, disebut organ genitalia dalam.
Penis beserta preputiumnya dan scrotum,
disebut organ genitalia luar.

Testis terbungkus scrotum, bulat telur,


diameter 7-9 cm, panjang 10-13 cm.

Lingkaran kedua testis kira2 42 cm,


berat kira2 200g pada kuda, 275g pada
domba dan 350g pada sapi dan babi,
manusia 25g.

Jika didasarkan persentase berat


badan, babi (0.4%), domba (0.8%).
Ukuran testes manusia, sapi, dan kuda
(0.08% dari BB).
DASAR
REPRODUKSI
TERNAK
Fungsi utama testis adalah dalam spermatogenesis (penghasil
spermatozoa) dan steroidogenesis (penghasil hormon steroid
atau testosteron).
Testis babi dan domba adalah penghasil spermatozoa yang baik
sekali, per unit berat testis (24-30 x106/g) dibandingkan
spesies lain.
Pada mamalia domestik, spermatogenesis terjadi sepanjang
tahun, tetapi pada beberapa spesies terjadi penurunan
kecepatan produksi spermatozoa dan fertilitas sesuai musim.

Urethra berfungsi sebagai saluran urogenital karena selain


mengangkut atau menyalurkan urine, juga sebagai
pengangkut sperma.
Testis dibungkus jaringan ikat tunica vaginalis visceralis (tunica vaginalis
propria). Fungsinya untuk menunjang testes.

Di bawah tunica vaginalis visceralis ada tunica albuginea testis, yang


membungkus masa testes sekaligus berfungsi menopang testis.

Penebalan tunica albuginea memasuki masa testis disebut mediastinum.


Dari mediastinum dilepaskan sekat-sekat, septula testis menembus masuk
ke dalam substansi testis, parenchyma yang berwarna kekuningan dan
membaginya menjadi beberapa lobus (lobuli testis) yang berbentuk
kerucut.

Parenchyma testis terdiri dari saluran-saluran kecil yang sangat berliku-liku,


tubuli seminiferi, tempat spermatozoa dihasilkan.

Kedua ujung tubulus seminiferous dihubungkan oleh suatu jaringan


pembuluh pengumpul yang disebut rete testis, terletak di dalam
mediastinum testis dan menampung sperma yang baru keluar dari tubulus
seminiferous.

Parenchyma testes tersusun atas tubulus seminiferous, jumlahnya antara


80-90% pada domba dan sapi,60-70% pada babi, kuda, dan manusia.
• Di dalam lobuli terdapat tubuli seminiferi (tempat spermatozoa
dihasilkan), diameter kedua ujungnya disatukan rete testis 200,
panjangnya 50 sampai 100 cm, jika diluruskan seluruhnya
panjanynya 5 km
• Pada tikus, setiap tubulus panjangnya kira-kira 1 m. Apabila dihitung
maka untuk setiap gram testis didapati kira-kira 12 sampai 15
tubulus seminiferus.
• Jumlah tubulus bervariasi menurut spesies, pada marsupial
jumlahnya kurang dari 5, 30 pada tikus dan lebih banyak lagi pada
manusia dan domba.
• Pada manusia, tubulus tertata di dalam kira-kira 300 lobuli, setiap
lobulus berisi 1 sampai 4 tubulus, namun lobulasi ini kurang begitu
jelas pada beberapa spesies
• Rete testes bersambung dengan 13-15 ductus eferentis testes
membentuk epididymis
• Ruang diantara tubulus seminiferus disebut interstisial, bagian luas
interstisial disebut sel-sel interstisial dari leidig, penghasil
testosteron
SCROTUM

Temperature control  40 temperatur tubuh


= pertahan spermatogenesis-fertilitas
= Funiculus spermaticus : arteri, vena,
nervus testicularis, lymphe, vas
deferens, m.c. interna

THERMOREGULATORIS
PERTEMUAN II
EPIDIDYMIS
EPIDIDYMIS

• Ductus epididymis sangat berliku, menempel pada testes dengan


panjang 40 cm
• Terdiri dari : caput, corpus dan cauda epididymidis
• Caput muncul dari ductuli efferentes berbentuk tonjolan pada ujung
proksimal testis, bersambung dengan badan (corpus) epididymidis,
berakhir pada bagian ekor (cauda) epididymidis
• Pada sapi cauda sebesar ujung ibu jari.
• Cauda epididymis dipertautkan oleh serabut ligamentum testis
proprium pendek pada testis dan oleh ligamentum pada tunica
vaginalis.
• Ekor epididymis bersambung ke proksimal sebagai ductus deferens

= Caput : 12-15 vasa efferentia jadi satu


= Corpus : lanjutan caput
= Cauda : 34 m (sapi, domba, babi, kuda
Fungsi epdidiymis:
- Tempat pendewasaan atau pematangan spermatozoa (maturasi
spermatozoa : new spermatozoa tidak motil/infertil , motil/fertil
setelah di epididymis mulai sejak di corpus fertilitas naik,
semakin fertil di cauda epidymis).
- Meningkatkan konsentrasi spermatozoa (di epididymis = 4 x 109
atau 4 milyar / ml ejakulat, untuk IB spermatozoa + media = 100
juta sperma/dosis). Pemadatan karena cairan diserap sel-sel
epithel epididymis
- Tempat penyimpan spermatozoa sebelum ejakulasi (cauda, 50-70
milyar di epididymis pada sapi, hidup selama 60 hari = long term
no sexual activity = short term infertility).
– Saluran untuk transport spermatozoa dari rete testis hingga ke
ductuli atau vas defferens.
VAS DEFERENS
• Kelanjutan dari cauda epididymis.
• AMPULA terdapat pada ujung vas deferens
(10-14 cm pada sapi dan 15-24 cm pada kuda).
• Penyimpanan sementara sperma menuju
urethra.
• Sperma tdk tahan lama di ampula.
ACCESSORY GALAND

• Vesicularis glands (glandula vesikularis)


• Prostate galnd (galandula prostata)
• Bulbourethralis glands (glandula bulbouretralis) atau cowper.

Fungsi :
• Meningkatkan volume, buffer, nutrients dsb. utk
motilitas optimum
Glandula vesikularis
Panjang 10 - 15 cm, lebar 2 - 4 cm (50 - 75% seminal plasma dengan
pH : 5,7 - 6,2).
Sekresi : protein, kalium, asam citrat, fructosa, enzim.

Prostate gland
• Mengelilingi urethra, terdiri dari corpus prostata (badan prostata
dan prostata dissemination)
• Sedikit sekresi untuk volume semen
• Sekresi mengandung ion organik : sodium, chlorine, kalsium,
magnesium

Bulbourethral gland (Cowper)


- Sepasang, bulat, lebih kecil dari prostat
- Sekresi sedikit, 25% (sekrresi cowper + prostata)
URETHRA
• Saluran sekresi : urin dan sperma (semen)
• Pelvis–penis sebagai orificium urethra externa
• 3 bagian
• pelvis, 15-20 cm, letak pada lantai pelvis
• bulbourethrae
• bagian penis

PENIS
• Organ kopulasi jantan
• Saluran urine dan alat deposisi sperma
Terdiri dari : akar, badan dan ujung (gland penis)
Akar penis
• Dua cabang cross penis kanan dan kiri
• Musculus ischio covernosus/erector penis =
ereksi
• Musculus retraktor penis = menarik penis ke
preputium setelah ejakulasi
• Musculus urethralis = membantu ejakulasi
dan mikturisi (pengeluaran urin)
• Musculus bulbourethralis = mengosongkan
urethra
Badan penis
terdiri dari : CORPUS covernosum – digungkus tunica
albugenia
Bag. Ventral terdpt. CORPUS covernosum urethra

CORVUS bersifat SPONES

Gland penis dibungkus preputium


Pintu luar preputium disebut : orificium praepuiti
Bagian empat preputium bertaut dengan penis tepat di
caudal land penis : FORMIX PRAEPUTII
Ejakulasi
• Spermatozoa meninggalkan testes melalui ductuli efferentis. Sperma dan
cairan pelengkap ditambahkan oleh kelenjar-kelenjar vesiculares, kelenjar
prostata, dan kelenjar-kelenjar bulbourethrales (Cowper). Campuran sperma
dengan cairan kelenjar pelengkap dinamakan semen.

• Semen ini kemudian berjalan melalui urethra, melewati kurva S (felksura


sigmoidea) dari penis ke glans penis dan akhirnya kebagian luar (eksterior).
Otot-otot retractor penis membantu menarik penis kembali ke dalam sarung
pelindung (prepuce) ketika dalam keadaan istirahat (tenang).

• sperma dari tubulus seiniferous belum bergerak (motil), mencapai saluran


epididymis secara mengambang bersama cairan dari sel-sel sertoli.

• Di epididymis sperma dipicu oleh perakan peristaltis otot-otot pembungkus


epididymis, sperma didorong ke bagian ampula dan keluar sangat cepat saat
ejakulasi

• Ejakulasi disebabkan karena ereksi,penis tipe fibroelastis (sapi), sedikit darah


yg ditahan, ereksi cepat, flexura sigmoidea lurus, setelah ejakulasi tekanan
darah turun cepat, penis mengkerut dan melembek
Organ Fungsi
Testis Menghasilkan spermatozoa dan hormon androgen
Scrotum Kantong, pelindung, pengatur suhu testes
Spermatic cord Menyangga dan menjaga suhu testes tetap stabil
Epidymis Pemadatan, penyimpanan, pendewasaan dan
Transportasi spermatozoa
Vas deferens Transportasi spermatozoa
Urethra Transportasi semen
Galandula Vesicularis Menghasilkan cairan sebagai sumber energy dan
penyangga bagi semen
Glandula prostata Menghasilkan cairan dan ion inorganic untuk
semen
Glandula bulbouretralis Mensterilkan bekas cairan urin dari urethra
Penis Organ kopulasi jantan
Preputium Melindungi ujung penis
PERTEMUAN III
Organ reproduksi Betina
Terdiri dari : dua buah ovarium dan saluran-saluran reproduksi
yaitu oviduct, uterus, servic, vagina dan vulva
Ovarium : ukuran 35 x 25 x 15 mm, orgam rep. primer
(penghasil ovum dan hormon betina estrogen
dan progesteron)
Oviduct (tubafalopii) :
• Sepasang. dekat ovarium, bersambung dengan uterine horn.
• Fungsi : transportasi ovum dan sperma, fertilisasi. terdiri 3 lapis,
luar (tunica serosa), tengah (tunica muscularis) dan dalam (tunca
mucosa).
• Panjang 20-30 cm. ada 3 bagian yaitu, infundibulum didekat
ovarium, ampula bagian tengah, diameter 3-5 mm, panjang
setengah dari panjang oviduct, ishtmus dihubungkan oleh
ampulary-isthmus junction.
• Fertilisasi terjadi pada ampula insthmus junction. Diameter
isthmus 0,5-1 mm, tersambung dengan ujung tanduk uterus pada
uterotubal junction.
Uterus :
• Lanjutan uterotubal junction, bersambung dengan
cervic. Panjang 35-60 cm.
• Lapisan terluar tunica serosa, ltengah myometrium.
estrogen meningkatkan peregangan myometrium.
• Progesteron menstimulasi glandula endometrium
dan mengeluarkan uterine milk, nutrisi bagi embryo.
• Estrogen dan progesteron bersinergi mempersiap-
kan uterus menjelang kebuntingan, menempelnya
membran extra embryonic, terbentuknya placenta.
• Nutrisi dari induk kepada embryo melalui peredaran
darah foetus dan residu dari ermbryo keluar melalui
system peredaran darah induk
Servic,
- Bagian dari uterus, sbh saluran tipis tidak elastis.
- Bagian depan tersambung dengan uterus dan bagian belakang
tersambung dengan vagina, panjang 5-10 cm.
Fungsi utama, mencegah contaminasi microorganisme ke
uterus dan saluran sperma
• Vagina, tipis elastis. Panjang 25-30
cm. Tempat deposisi sperma, ujung
bagian dalam vagina, didekat mulut
servic. organ copulasi hewan betina.
cairan dari vagina indikasi status birahi
pada ternak
• Vulva adalah alat kelamin paling
luar terdiri dari vestibula yang
berhubungan dengan bagian labia.
vestibula
PERTEMUAN V
HORMON REPRODUKSI

a. Anatomi organ reproduksi baik


b. Gametogenesis baik (spermatogenesis dan oogenesis)
c. Terjadi pubertas, estrus dan ovulasi
d. Perkawinan normal, bunting dan lahir anak

 Semuanya dikendalikan oleh hormon

Proses Reproduksi dapat berlangsung : perlu hormon

Hormon ??
Kelenjar Endokrin

Hormon : hormaein (Yunani) » menimbulkan gairah /


rangsangan

Dihasilkan oleh kelenjar endokrin ( yg tidak bersaluran = buntu =


ductless gland ) : berupa zat organik

• Hormon : zat atau substansi organik yang dihasilkan oleh sel-sel


khusus tak bersaluran (kelenjar endokrin), disalurkan
melalui pembuluh kapiler menuju berbagai organ sasaran
(target) untuk merangsang atau menghambat aktivitas
fungsional organ sasaran.
• A. Kelenjar endokrin (hormon) B. Kelenjar eksokrin (cairan
tubuh)

• Kalau buntu bagaimana cara kerjanya/penyalurannya ?


 Dia dibantu oleh pembuluh-2 kapiler
 Hormon merupakan pesuruh kimia yang berfungsi
merangsang (inisiator/stimulating) atau menghambat
(inhibitor) suatu peristiwa / proses di dalam tubuh.

Kerja hormon di dalam tubuh dikoordinasikan oleh sistim


saraf secara cepat dan tepat (waktu, jumlah dan
sasarannya), namun tetap secara pulsatil.
SISTIM KERJA HORMON REPRODUKSI

Keterlibatan hormon dalam proses reproduksi :

- Secara langsung, sebagai hormon reproduksi utama (primer), misal


untuk stimulasi folikel atau pengadaan spermatozoa
» FSH-LH.

- Secara tidak langsung, regulasi lingkungan di dalam tubuh (hormon


reproduksi skunder dan metabolik), misal sistim pengadaan
gula darah diatur oleh insulin dan glukagon. Insulin tinggi >
gula darah menurun, insulin rendah –glukagon naik > gula
darah meningkat >> diabetes melitus (kencing manis)

 Alur kerja hormon reproduksi adalah :

Hypotalamus  Pituitari/hypofisa  Gonad



(teses / ovarium)
Hypotalamus dan hypofisa
•Hormon yang berhubungan dengan proses reproduksi
terutama berasal dari hypotalamus, pituitari (hypofisis),
gonad, plasenta dan uterus.

•Konsep penting kerja hormon reproduksi adalah melalui


hubungan vertikal antara :
Hypotalamus  Pituitari  Gonad.

Apabila salah satunya terganggu, maka sistim tidak bekerja


dan proses reproduksi tidak dapat berlangsung.
• Hypotalamus : merangsang / menghambat pelepasan hormon
pituitari.
• Pituitari : meregulasi aktivitas organ tubuh atas pengaruh
hypotalamus.
• Pada proses reproduksi : gonad (testes /ovarium) adalah organ
sasaran yang menerima pengaruh pituitari.
• Pada unggas : rangsangan luar adalah induktor (cahaya, bau,
rasa, perabaan, visual, dll) kepada hypotalamus  pituitari 
organ target/sasaran.
Alur poros HPG :
Hypotalamus
  : GnRH
Pituitari
  : FSH, LH, PRL
Gonad : - Ovarium : E2, I, P4
- Testes : ABP, I, T4, DHT, DHEA
Anatomi Betina
Macam dan Fungsi Hormon Reproduksi
• Aliran darah dari hypotalamus ke hypofisis mengikuti konsep/teori : portal
vessel chemotransmitter hypothesis, bahwa hypotalamus dapat melaku-
kan kontrol fungsi hypofisis melalui jalur pembuluh darah portal yg langsung
mengalir dari hypotalamus ke hypofisis (hypothalamo-hypophyseal blood
vessel).

≈ Pengaliran dan produksi hormon ini harus selalu dalam waktu dan jumlah
yang tepat dan seimbang » agar tidak berlebih atau kurang. Pengaliran
ini diatur dengan suatu sistim, yang disebut mekanisme umpan balik
(feedback machanism), bisa bersifat positif () atau negatif ().

≈ Hypotalamaus sebagai pusat kontrol, hypofisis sebagai intermedia atau


perantara dan gonad sebagai organ target atau pengguna hormon.
Hormon yang dihasilkan hypotalamus, berupa releasing hormone atau
faktor pelepas :

Hormon atau faktor Fungsinya


1. Gonadotropin releasing hormo- - Stimulasi pelepasan hormon gonado-
ne (GnRH). tropin (FSH dan LH ).
2. Thyrotropin releasing hormone - Stimulasi pelepasan hormon TSH dan
(TRH) atau TSH-RH (RF). PRL; menekan gonadotropin.
3. Prolactin inhibiting factor - Inhibisi (menghambat) pelepasan
(PIF=PIH). prolaktin.
4. Prolactin releasing factor (PRH). - Merangsang sekresi prolaktin (PRL)
dengan menghambat kerja PIH.
5. Corticotropin releasing factor - Stimulasi pelepasan ACTH; menekan
(CRF). gonadotropin.
6. Somatotropic hormone releas- - Stimulasi pelepasan STH; menghambat
ing factor (STH-RF). sekresi hormon tumbuh (GH), TSH,
gastrin, sekretin, renin dan insulin.
Hormon yang dihasilkan hypofisis, ada 2 jalur :
1. Jalur anterior (hormon reproduksi primer) :

Jenis hormon Kelenj. penghasil Fungsi


1.Folikel stimulating Adenohypofisa - Spermatogenesis; pertumbuhan
hormone (FSH). folikel.
2. Luteinizing hor- Adenohypofisa - Pelepasan estrogen; ovulasi;
mone (LH). pelepasan progesteron.
3. Interstitial cell stimu- Adenohypofisa - Merangsang fungsi sel-sel interstisial
lating hormone (ICSH) testis (Leydig).
4. Prolactin (PRL) atau Adenohypofisa - Pelepasan estrogen dan progeste-
Luteotropic hormone ron; laktasi.
(LTH)
5. Oxytocin Neurohypofisa - Partus; kontraksi uterus; penurunan
(letdown) susu.
6. Testosteron Testis - Mempertahankan sistim saluran dan
sifat-sifat kelamin skunder jantan; kelaku-
an kelamin jantan; spermatogenesis.
7. Estradiol Ovarium ; - Mempertahankan sistim saluran dan
Plasenta sifat-sifat kelamin skunder betina; kelaku-
an kelaminj betina; stimulasi kelenjar susu.
8. Progesteron - Idem – - Implantasi; kebuntingan; stimulasi
kelenjar susu.
9. Relaxin - Ralaksasi servik; inhibisi kontraksi uterus;
- Idem –
relaksasi symphysis pubis.
10. Hormon chorionic Plasenta - LH-like = seperti LH.
gonadotropin (HCG)
= primata
11. Pregnant mare - Idem – - FSH-like = seperti FSH.
serum gonadotropin
(PMSG)
12. Prosataglandin Plasenta Luteolisis; kontraksi otot licin.
(PG)
2. Jalur posterior (hormon reproduksi skunder dan metabolik) :

Jenis hormon Kelenj. penghasil Fungsi

1. Somatotropic Adenohypofisa - Sintesa protein; pertumbuhan tubuh.


hormone (STH)
2. Thyroid stimulat- - Idem – - Pelepasan thyroxin dan pengikatan jodium
ing hormone (TSH) oleh thyroid; stimulasi kelenjar thyroid.
3. Adrenocorticotropic - Idem – - Stimulasi cortex adrenal; pelepasan
hormone (ACTH) corticoid.
4. Vasopressin atau Neurohypofisa - Pertumbuhan dan perkembangan
Antidiuretic tubuh; oksidasi zat-zat makanan.
hormone (ADH)
5. Tri-iodothyronin - Idem – - Idem –
6. Thyrocalcitonin - Idem – - Metabolisme kalsium (Ca).
7. Aldosteron Cortex adrenal - Metabolisme air dan elektrolit.
8. 17-OH corticoid - Metabolisme karbohidrat; protein dan
(cortison; cortisol; lemak.
corticosteron)
9. Insulin Pancreas -Idem –
10. Parathormon Parathyroid - Metabolisme kalsium (Ca) & posfor (P).
Penghasil Hormon Reproduksi
1. Hormon-hormon Hypotalamus, berupa hormon pelepas
(releasaing hormon = releasing factor).

2. Hormon Gonadotropin, berupa hormon reproduksi primer.

3. Hormon-hormon Gonadal, berupa hormon reproduksi yang dihasil-


kan oleh organ reproduksi primer (gonad).

Fungsi gonad :
- gametogenesis (penghasil gamet), pada yang jantan adalah
spermatozoa dan pada betina adalah ovum.
- steroidogenesis (penghasil hormon), dimulai setelah pubertas.
Hormon yang dihasilkan disebut hormon gonadal
(steroid hormon).
• Hormon2 Gonadal
1. Hormon Steroid :
a. Androgen/Testosteron (T4), diproduksi oleh sel-sel Leydig,
sertoli, sel germinal, korteks adrenal,ovari, dll.
Fungsi : deferensiasi seks luar, orchid, pmisahan glans penis
dari preputium, pertumbuhanpenis, maturasi sperma-
tozoa, stimulasi pertumbuhan otak, hati, tulang dan
sumsum tulang.
b. Estrogen (E2), dihasilkan oleh ovarium (theca interna folikel de
Graaf) : Estradiol-17; juga terdapat pada jaringan
testis, adrenal, plasenta & sedikit pada sperma.

 Jenis estrogen, ada 8 :


- Estradiol-17 - Estrosn
- Estriol - Equilin
- 16-epiestriol - 16-hydroxestron
- Equilenin - Hippulin
Fungsi E4 :
- gejala klinis dan syaraf pada kelakuan birahi, pertumbuhan endome-
trium, uterus dan servik, sensitivitas kontraksi uetrus, relaksasi servik
dan vagina, sekresi mukus kental servik dan vagina, relaksasi dan
oedematus vulva.

- Sensitivitas saluran kelamin untuk siap berkopulasi, pelepasan


oxytosin.

- Sifat kelamin skunder pada betina, kelenjar mamae, konvigurasi


tubuh betina.
c. Progesteron (P4), dihasilkan oleh Corpus Luteum (CL), plasenta,
testis dan kelenjar adrenal.

 merupakan hormonkebuntingan pd. sapi, kambing, babi & anjing


 CL.

 pd. Domba & kuda, CL tidak begitu berarti karena P4  plasenta.

Fungsi : pertumbuhsn kelenjar endometrium bersama-sama dengan


E2 untuk mempersiapkan kebuntingan, menghambat
sekresi FSH & LH , bersama E2 memacu pertumbuhan
kelenjar mamae.
2. Hormon Non Steroid
a. Relaxin, dihasilkan oleh CL, plasenta dan uterus.
Fungsi : relaksasi pelvis dan servik, menghambat kontraksi uterus,
pertumbuhan utereus dan kelenjar mamae bersama E2
dan P4.
b. Hormon steroid lainnya : Dietilstilbestrol (DES), Hexestrol,
Placental Lactogen (PL), dll.
Hormon Plasenta :
a. HCG  dari wanita hamil 30 – 60 hari  LH-like.
b. PMSG  dari kuda bunting 40 -120 hari  FSH-like.

Hormon Uterus :
PGF2  sebagai hormon luteolytic.
 fungi : meregresi CL dan penurunan LTH.
Mekanisme Umpan Balik
1. Mekanisme umpan balik simpai panjang (long feedback mechanism).
2. Mekanisme umpan balik jarak pendek (short feedback mechanism).
3. Mekanisme umpan balik sangat pendek(ultrashort feedback
mechanism).

HYPOTALAMUS ultrashort

long PITUITARI
short

GONAD
Ovarium Testis
PUBERTAS dan SIKLUS ESTRUS

PENDAHULUAN
Pubertas (dewasa kelamin) : periode (saat) dimana organ
reproduksi mulai berfungsi
 ditandai dengan kemampuannya memproduksi sel benih.
Tandanya ??
 Pada ternak jantan : kesanggupan berkopulasi
menghasilkan sperma
perubahan kelamin sekunder lain
 Pada ternak betina : sudah terjadi estrus dan ovulasi
Catatan :
- Umumnya dewasa kelamin terjadi lebih cepat dari dewasa
tubuh.
- Setelah mulai pubertas pertumbuhan terjadi lebih cepat dari
sebelumnya, sehingga diperlukan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
- O.s. itu, sebaiknya tidak mengawinkan ternak (betina) pada
waktu munculnya tanda- tanda pubertas yang pertama
karena tubuhnya belum cukup dewasa dan akan terjadi
persaingan nutrisi dengan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang dalam kandungan. Akibatnya adalah perkem-
bangan induk menjadi kurang sempurna.
PUBERTAS

1. Pubertas dan Hormonal


 Sebelum pubertas, ukuran saluran reproduksi betina dan
ovarium bertambah secara perlahan sejalan dengan per-
tambahan berat badan ketika ternak belum mencapai
dewasa, tetapi tidak terjadi aktivitas fungsional.
 Sesudah mencapai berat tertentu dan telah terjadi estrus
& ovulasi, maka akan diikuti dengan kenaikan ukuran
dan berat organ reproduksi secara cepat.
 Pertumbuhan dan perkembangan organ kelamin (betina)
sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormon gonadotropin
dan hormon gonadal.

 Permulaan pubertas disebabkan oleh pelepasan secara tiba-


tiba hormon gonadotropin (FSH dan LH) dari kelenjar
adenohypophysa, yang selanjutnya mempengaruhi pelepa-
san hormon-hormon gonadal (estrogen dan progesteron)
untuk memulai aktivitas fungsional, yaitu melanjutkan
pembelahan oosit dan perkembangan organ kelamin
skunder.
2. Umur Pubertas
Umur pubertas pada setiap ternak bervariasi. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti bangsa,
spesies dan lingkungan.
Namun ternak sebaiknya
dikawinkan berdasarkan ukuran dan berat badan,
bukan menurut umurnya karena ukuran dan berat
menunjukkan kedewasaan suatu individu.
Umur pubertas pada berbagai spesies ternak betina

Ternak Umur Pubertas Variasi


Sapi (Eropah) -- 6 – 18 bulan
Sapi (Brahman, Zibu) -- 12 – 30 bulan
Kuda 18 bulan 10 – 24 bulan
Domba 8 bulan 4 – 12 bulan
Kambing 8 bulan 4 – 12 bulan
Kerbau 24 bulan 12 – 40 bulan
Babi 6 bulan 5 – 8 bulan
- Umumnya sapi-sapi dara Eropah yang tumbuh baik tidak
dikawinkan sebelum umur 14 – 18 bulan karena pubertas
sudah terjadi jauh sebelum dapat terjadi konsepsi, kebun-
tingan maupun kelahiran normal.
- Sapi potong dan sapi perah yang pertumbuhannya kurang
baik dapat dikawinkan setelah umur 18 sampai 24 bulan .
- Kuda betina tidak dikawinkan sebelum 2 atau 3 tahun, babi
sebelum 8 – 9 bulan, dan domba/kambing sebelum umur
12 bulan.
3. Faktor yang mempengaruhi pubertas
Faktor herediter dan lingkungan sangat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi
ternak (betina), yang pada gilirannya akan mentu-
kan cepat atau lambatnya terjadi pubertas.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
pubertas adalah bangsa / keturunan, iklim / musim,
suhu, makanan dan sosial
a. Faktor keturunan, sangat menentukan tercapainya
pubertas.

Keturunan sapi perah lebih cepat pubertas dibanding


dengan sapi potong, yaitu ketika berat badan
mencapai :
• Sapi perah biasanya : bb = 30 – 40 %
• Sapi potong : bb = 45 – 55 %
• Domba Romney : bb = 40 %
• Domba Suffolk : bb = 50

.
b. Iklim / musim
Sapi Madura yang dipelihara di pulau Madura
mencapai dewasa kelamin pada umur 11 – 12
bulan dengan berat badan  125 kg, sedang-
kan sapi Madura yang dipelihara di Sukabumi
dengan iklim yang lebih sejuk dan curah hujan
lebih banyak, mencapai pubertas lebih awal.
Hal ini berhubungan dengan ketersediaan ma-
kanan yang berbeda.
c. Suhu
- Sapi-sapi dara yang dikandangkan pada suhu
28,9ºC, pubertas dicapai rata-rata pada umur 398
hari, lebih lambat dibandingkan pada suhu 10ºC
(300 hari).
- Sapi dara yang ditempatkan di kandang terbuka
dan berhubungan dengan kondisi udara luar,
pubertas dicapai pada umur 320 hari.
d. Makanan

Makanan yang cukup akan berdampak baik pada


pertumbuhan dan perkembangan ternak, serta
sintesa maupun pelepasan hormon yang dibutuh-
kan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ
reproduksi betina.
Selanjutnya hal ini akan mempercepat terjadinya
pubertas.
e. Sosial
Faktor sosial dalam lingkungan ternak sangat
berpengaruh terhadap waktu tercapainya pu-
bertas.
Misalnya : adanya pejantan di sekitar anak-
anak sapi betina dapat memperce-
pat tercapainya pubertas.
Sedangkan sekumpulan ternak betina tanpa
adanya pejantan di sekelilingnya akan meng-
alami keterlambatan pubertas.
SIKLUS ESTRUS (BIRAHI)
PENDAHULUAN
Periode birahi atau estrus merupakan periode terpenting
dalam siklus estrus, dimana ternak betina bersedia mene-
rima pejantan dan setelah itu terjadi ovulasi.
Sepanjang siklus estrus beberapa bagian saluran reproduksi
mengalami perubahan yang dikendalikan oleh hormon
hipo-
fisa dan hormone ovarium.
Hormon juga mempersiapkan alat reproduksi untuk dapat
menghasilkan telur, menerima sperma, mempersiapkan
implantasi, kebuntingan dan pemberian makanan bagi
SIKLUS BIRAHI

Birahi (estrus), yaitu saat ternak betina memperlihatkan ke-


inginan kelamin yang menonjol dan ternak betina bersedia
menerima pejantan untuk kopulasi (peak mounting).

Siklus birahi adalah jarak antara birahi yang satu sampai


birahi berikutnya. Jika tidak terjadi/terganggu oleh adanya
kebuntingan, maka siklus estrus akan terjadi secara teratur
terus-menerus sampai tua.

Pada ternak jantan tidak ada siklus birahi dan umumnya


Fase atau periode pada siklus birahi
• Dalam satu siklus birahi terjadi perubahan-
perubahan fisiologik dari alat kelamin atau alat
reproduksi betina.
• Beberapa hewan liar seperti beruang dan serigala
tergolong dalam hewan monoestrus, artinya
hanya mengalami satu (mono) kali estrus
pertahun (siklus tahunan).
Sapi, kambing, domba, babi, kuda dsb. adalah hewan polyestrus
dengan banyak siklus estrus dalam setahun menurut musim atau
dapat terjadi sepanjang tahun.

Secara umum siklus birahi dibagi 4 fase, yaitu :


a. Fase Proestrus (fase persiapan), dimana pada periode ini terjadi
pertumbuhan folikel (fase folikuler), dipengaruh oleh FSH.
Folikel yang tumbuh & berkembang menghasilkan estradiol/estro-
gen yang merangsang pertumbuhan alat/saluran kelamin (vagina
dan uterus) dan memulai pelepasan ovum dari ovarium.
 Gejala : terjadi perubahan tingkah laku (sedikit gelisah, menge-
luarkan suara khas atau berdiam diri), tetapi masih menolak
pejantan.
b. Fase Estrus
≈ periode yang ditandai oleh keinginan kelamin yang mencolok
dan ternak betina siap menerima pejantan untuk berkopulasi.
≈ Folikel membesar, menjadi matang dan mensekresikan estradial
yang banyak (fase estrogenik).
Gejala : ternak betina tampak gelisah, nafsu makan menurun/hilang
dan diam jika dinaiki pejantan.
Pada beberapa betina diikuti dengan ovulasi , jika dikawinkan
kemungkinan akan bunting.
Umumny ternak betina berovulasi pada akhir fase estrus.
c. Fase Metestrus
Metestrus terjadi segera setelah estrus. Corpus luteum (CL) mulai
tumbuh atas stimulasi LH dari adenohypohysa yang akan merang-
sang pelepasan progesterone (P4).
P4 yang direlease dalam jumlah banyak oleh CL menghambat
sekresi FSH, sehingga mencegah pertumbuhan folikel dan estrus
kembali.
Atas pengaruh P4 dari CL, endometrium uterus menjadi subur dan siap untuk
menerima implantasi dan memberi makan embrio. Jika tidak terjadi
kebuntingan uterus dan saluran reproduksi akan menyusut kembali ke
keadaan normal.
Gejala : ada sisa-sisa gejala estrus, ternak betina menolak pejantan
untuk berkopulasi.
d. Diestrus dan/anestrus
Diestrus merupakan periode terakhir yang ditandai oleh tidak
adanya kebuntingan, tidak ada aktivitas kelamin dan ternak
menjadi tenang. Fase ini sering diistilahkan fase istirahat.
CL dalam keadaan matang dan pengaruh progesteron nyata.
Mucosa vagina pucat, otot uterus kendor, endometrium
dan kelenjarnya menyusut. Mulai terjadi pertumbuhan
folikel primer, sekunder dan kembali ke proestrus.
Anestrus adalah keadaan istirahat yang lebih lama estrus .
Ini bisa terjadi karena adanya kebuntingan ataupun
keadaan lain akibat kelainan atau penyakit reproduksi yang
mengganggu siklus estrus, bahkan siklus reproduksi.
Lama berbagai periode siklus birahi pada ternak

Jenis Ternak Proestrus Estrus Metestrus Diestrus

Sapi 3 hari 12 – 24 jam 3–5 13

Kuda 3 4 – 7 hari 3–5 6 – 10

Babi 3 2 – 4 hari 3–4 9 – 13

Domba 2 1 – 2 hari 3–5 7 - 10


2. Tanda-tanda birahi

Gejala birahi yang terlihat dari luar hampir sama pada


semua ternak mamalia, walaupun terdapat beberapa
variasi antar spesies .
Intensitas gejala birahi dipengaruhi oleh kadar hormon
estradiol/estrogen (E4) dalam tubuh ternak.
Ada ternak yang sedang birahi tetapi tidak memperlihatkan
gejala birahi yang jelas, disebut Silent Heat (birahi
tenang).
Gejala
Sapi : tidak birahi padamakan
tenang, nafsu berbagai
kurang,ternak antara
menguak, lain
mencari :
pejantan,
mencoba menaiki betina lain, diam bila dinaiki pejantan, vulva
bengkak, merah, keluar lendir dari vulva.

Domba : mendekati pejantan, menggoyang ekor, diam bila dinaiki


pejantan, tidak ada lendir dan vulva tidak bengkak.

Babi : memisahkan diri dari kelompok, mengeluarkan suara rendah,


vulva bengkak, diam bila dinaiki pejantan/ditekan punggungnya.

Kuda : diam bila dicium dan digigit pejantan, mengangkat ekor,


sering kencing, clitoris erektlf, diam bila dinaiki pejantan.

Anjing : keluar darah dari vulva (seperti sedang menstruasi).


3. Lama birahi
Lama birahi bervariasi antar spesies. Hal ini disebabkan
oleh faktor umur dan musim.

Lama birahi sapi dan domba dara lebih pendek dibanding


betina yang lebih tua.

Pada kuda, saat musim semi sampai pertengahan musim


panas lama birahi lebih pendek dibanding musim lain.
Siklus dan lama birahi

Ternak Siklus Lama birahi

Sapi 21 hari 13 - 17 jam


Kambing 18 – 20 hari 39 jam
Kuda 19 – 23 hari 4 – 7 hari
Anjing 6 bulan 7 – 9 hari
Manusia 28 hari
4. Birahi postpartus
Setelah partus, uterus membutuhkan waktu untuk kembali ke
ukuran normal dan posisi semula (involusi uteri), guna
mempersiapkan diri untuk kebuntingan berikutnya.
Waktu yang diperlukan untuk proses involusi uterus
bervariasi
- Pada sapi antara 30 – 50 hari, biasanya menjelang periode
estrus pertama sesudah partus.
- Interval antara partus dengan estrus pertama berkisar antara
50 – 60 hari, pada keadaan involusi uteri 20 – 40 hari.
5. Pengendalian Siklus Birahi
Pengendalian siklus birahi dilakukan untuk program sinkronisasi
(penyerentakan) birahi, yaitu membuat sekelompok betina birahi
dalam waktu yang bersamaan.
Dasar fisiologinya adalah menghambat pelepasan FSH dari adeno-
hyphophysa guna menghambat pematangan falikel (de Graaf,)
atau penyingkiran corpus luteum (CL) secara mekanik/fisiologik
dengan pemberian preparat luteolitik.
Pemberian progesterone eksogenus bekerja menghambat pelepasan
FSH, pertumbuhan folikel, estrus dan ovulasi.
Apabila sumber progesterone dicabut (pemberian P4) dihen-
tikan, maka FSH dan LH akan meningkat dan terjadi per-
tumbuhan folikel dan sekelompok ternak masuk ke dalam
fase falikuler. Kadar estradial semakin meningkat,
sehingga ternak akan menunjukkan tanda-tanda birahi dan
diakhiri dengan ovulasi secara serempak.
Penyingkiran CL secara mekanik/fisiologik dengan pemberian
preparat luteolitik, seperti PGF-2 akan efektif pada saat
fase luteal. Apabila seluruh Cl diregresi, maka
pertumbuhan dan pematangan folikel pada sekelompok
ternak betina akan terjadi secara serempak.
Gametogenesis Hewan Jantan
Gametogenesis Hewan Betina
Transportasi Gamet & daya Kesuburan
Pert. 13
Fisiologi Semen
Fisiologi semen

semen = sekresi jantan saat ejakulasi, terdiri dari spermatozoa dan


plasma semen

Jenis
Volume Konsentrasi Abnormalitas
terna ph Motilitas (%)
(ml) (juta/ml) (%)
k

sapi 5-8 100-180 6,8 65 15

Domba 0,8 -1,2 200-300 6,8 75 10

Kambing 0,8 – 1,2 200-300 6,8 75 20

Kuda 60 – 100 100- 150 7,4 65 20

Babi 150 – 200 200 – 300 7,4 70 20


• Plasma semen : berasal dari kel aksesoria
• Vol semen : vol sperma = 90 : 10% (sapi) dan 95-98% :
2,5% (babi).
• Plasma semen mengandung buffer, citrat, bicarbonat.
• Plasma semen juga mengandung ; glukosa, sorbitol,
inositol, gliceril, phosporyl, choline, Ergotionine dan
prostaglandin, dihasilkan oleh kelenjar kelamin
pelengkap (glandula accessaris).
• Fruktosa, sorbitol asam citrat dan inositol pada plasma
semen sapi, domba, babi, dan kuda dihasilkan oleh
kelenjar vesilularis dalam jumlah yang berbeda. pada
ternak sapi dan domba, fruktosa didalam plasma semen
sangat tinggi sbg sumber energi bagi spermatozoa.
Sorbitol dalam plasma semen juga sebagai sumber
energi bagi spermatozoa
• Asam citrat : sebagai bahan makanan
Fungsi plasma semen adalah :

•media pembawa spermatozoa dan saluran


reproduksi hewan jantan kedalam saluran
reproduksi hewan betina.
•Sumber energi bagi spermatozoa
•Buffer (penyangga),mempertahankan PH,
agar spermatozoa dapat tahan hidup.
•Kontraksi myometrium uterus, karena
didalam plasma semen mengandung
PGF2
•Media spermatozoa dapat sampai ke
tubapallofii,
• PGF2alfa, pada plasma domba, kambing,
kera dan manusia
• Dihasilkan oleh kelenjar frostata dan
vesilularis. Konsentrasi tinggi pada jaringan
otak, thymus, paru-paru, diaphragma, ginjal,
tempat-tempat pertemuan otot dan syaraf,
cairan mensturasi, cairan amnion, saluran
darah vena pada domba betina selama
siklus berahi.
• Fungsi PGF2alfa : merangsang libido dan
tonus kontraksi myometryum
uterus,mempunyai daya luteolitik dan
mengatur umur carpus luteum pada tikus,
marmot, kelinci, domba dan kera.
• Prostaglandin ada beberapa macam seperti
PGE, PGF, PGE I dan PGF 2 dan PGF2.
• Morfologi semen
• Panjang : 50 – 70 mikron
• Kepala (mikron) sapi Domba/babi kuda
-Panjang 8-10 7 7
- Lebar 4-4,5 2,7-4 2,7-4
- Tebal …………………....0,5-1,5……………..…

Panjang Badan : 10 – 15 mikron


Lebar badan : 1 mikron
Panjang ekor : 35-45 mikron
Lebar ekor : 0,4 – 0,8 mikron
Kepala sperma
• Materi inti
chromosome (DNA + Protein)
Informasi genetik (l/k 2,5 milyar
informasi)
sifat-sifat herediter : Chomosome
X = jantan dan Chomosome Y =
betina

Anda mungkin juga menyukai