Anda di halaman 1dari 6

Sonja V. T.

Lumowa
FKIP UNMUL

ANALISIS KANDUNGAN KIMIA DAUN GAMAL (Gliricidiasepium ) DAN KULIT BUAH


NANAS (Ananascomosus L ) SEBAGAI BAHAN BAKU PESTISIDA NABATI

Sonja V. T. Lumowa*, Vandalita Maria Magdalena Rambitan


FKIP Universitas Mulawarman, Jl. Muara Pahu Kampus Gunung Kelua, Samarinda
e-mail: verasonja@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia yang ada pada daun gamal (Gliricidia
sepium) dan kulit buah nanas (Ananas comosus L) serta untuk menghasilkan pestisida nabati dari ekstrak
daun gamal dan kulit buah nanas dengan kualitas berstandar laboratorium yang dapat diaplikasikan pada
tanaman pangan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis fitokimia. Sampel penelitian ini adalah daun gamal dan kulit buah nanas.
Pengambilan sampel dilakukan di kabupaten Mahakam Ulu. Selanjutnya dilakukan ekstraksi dan maserasi
terhadap daun gamal dan kulit buah nanas. Kemudian dilakukan uji fitokimia pada ekstrak daun gamal dan
kulit nanas yangmeliputi analisis alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, steroid, dan triterpenoid.
Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak daun gamal mengandung steroid, tanin, dan saponin, serta
ekstrak kulit buah nanas mengandung flavonoid dan alkaloid. Kandungan bahan aktif yang terdapat pada
kedua tanaman tersebut memiliki potensi sebagai pestisida nabati karena mampu menekan serangan serangga
hama dan insidensi penyakit.

Kata Kunci : uji fitokimia, daun gamal, kulit buah nanas

PENDAHULUAN Riptortus linearis,Spodoptera sp, Plusia chalsites


Kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah (ulat) dan kutu trips. Sedangkan penyakit pada
salah satu tanaman yang termasuk dalam family kacang hijau adalah Penyakit utama kacang hijau
Fabaceae (polong-polongan), tanaman ini antara lain bercak daun Cercospora canescens
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan (bercak daun), Scierotium rolfsii, busuk batang,
sehari-hari sebagai sumber bahan pangan embun tepung Eryshipe polygoni, dan penyakit
berprotein nabati tinggi dan merupakan sumber puru Elsinoe glycines(Nabihaty, F., 2011). Untuk
mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. menangulangi beberapa hama dan penyakit
Bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi pada tersebut para petani pada umumnya menggunakan
kacang hijau adalah bijinya. Sekarang ini, pestisida sintetis. Pestisida nabati relatif mudah
Mahakam Ulu merupakan kabupaten di didapat, aman terhadap serangga bukan sasaran,
Kalimantan Timur yang menerima pasokan biji mudah terurai di alam, memiliki toksisitas dan
kacang hijau dari luar daerah kabupaten bahkan fitotoksis yang rendah karena tidak meninggalkan
luar pulau. Padahal daerah Mahakam Ulu residu pada tanaman (Tohir, 2010).
memiliki potensi untuk budidaya tanaman kacang Beberapa tumbuhan yang dapat digunakan
hijau sendiri. Di Mahakam Ulu, kacang hijau sebagai pestisida nabati adalah daun gamal
merupakan alternatif sumber pangan yang sangat (Gliricidia sepium L) dan nanas (Ananas comosus
populer dan digemari oleh hampir seluruh lapisan L). Daun dan kulit batang gamal sejak lama sudah
masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk di dikenal rodentisida di Central Amerika dan
Mahakam Ulu berpengaruh besar terhadap ekstrak gamal bersifat anti jamur (Elevitch and
meningkatnya kebutuhan pangan termasuk Francis, 2006). Hasil penelitian Nismah dkk
permintaan produksi komoditas ini. Namun, (2009), menunjukkan ekstrak etanol dan air daun
menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim gamal segar dapat menyebabkan kematian 100%
(2016) produksi kacang hijau pada lima tahun pada imago hama bisul dadap (Quadrastichus
terakhir mengalami penurunan yang signifikan. erythriane) setelah perlakuan 72 jam pada skala
Beberapa hama dan penyakit penting pada laboratorium. Sedangkan ekstrak air serbuk daun
tanaman kacang hijau adalah Agromyza phaseolli gamal hasil maserasi bertingkat dengan
(lalat kacang), penggerek polong Meruca konsentrasi terendah 2,19% dapat mematikan 50%
testualitis dan Etiella zinckenella, kepik coklat hama penghisap buah lada (Dasynus piperis)

170
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

setelah 72 jam perlakuan uji bioassay pada skala Prosedur Pengambilan Sampel untuk
laboratorium. Ekstraksi
Di daerah Mahakam Ulu sering dijumpai Pelaksanaan pengambilan sampel daun
limbah kulit nanas banyak menumpuk dipasar dan gamal untuk proses identifikasi agar dapat
penjual buah yang terbuang begitu saja. Limbah dilakukan uji fitokimia dan pembuatan ekstraksi
kulit nanas ini termasuk limbah organik yang dilakukan di Kecamatan Long Apari, Kecamatan
masih mengandung banyak nutrisi yang dapat Long Pahangai, Kecamatan Long Bangun,
dimanfaatkan. Pada limbah kulit nanas di duga Kecamatan Laham dan di Kecamatan Long
terdapat senyawa alkaloid, yaitu sebuah golongan Hubung Kabupaten Mahakam Ulu. Adapun
senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan banyaknya daun yang diambil sekitar 3 kg.
heterosiklik dan terdapat di tumbuhan. Hampir Selanjutnya daun gamal yang telah diambil
seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan dibawah ke Laboratorium UGM untuk dilakukan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan proses identifikasi. Kemudian daun gamal dan
(Aminuddin, 2013). Kulit nanas yang dibuang kulit buah nanas dilakukan proses uji fitokimia,
begitu saja sebagai limbah, mengandung vitamin selanjutnya untuk proses ekstraksi dilakukan di
C, karotenoid dan flavonoid (Erukainure etal., Laboratorium MIPA Unmul.
2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Hatam,dkk (2013) dapat diketahui bahwa Prosedur Uji Fitokimia
ekstrak kulit nanas dengan metode ekstraksi Disediakan terlebih dahulu alat bahan yang
maserasi memiliki kandungan total flavonoid akan digunakan. Alat-alat yang akan digunakan
yaitu 3,51 µg/mL. Kandungan senyawa aktif lain yaitu, blender, pipet tetes, plat tetes, tabung reaksi,
yang terdapat pada kulit nanas adalah saponin, gelas kimia, botol tempat sampel, dan lainnya.
tanin, dan flavonoid yang bisa dimanfaatkan Bahan-bahan yang digunakan yaitu daun gamal
untuk pengendalian hama pada tanaman melalui (Gliricidia sepium L), HCl 2 N, serbuk logam Mg,
proses ekstraksi. pereaksi Dragendorff, pereaksi Liebermann-
Dengan melihat keunggulan dari pestisida Burchard, pereaksi asam sulfat (H2SO4) 50%, dan
nabati yang sangat ramah lingkungan, manfaat pereaksi FeCl3 1%.
dari senyawa kimia yang terdapat pada daun Daun gamal yang sudah disiapkan
gamal dan kulit buah nanas dan ketersediaannya dikeringkan atau dianginkan hingga kering,
yang melimpah serta belum termanfaatkan secara kemudian diblender hingga terbentuk serbuk dan
optimal maka hal tersebut yang mendorong siap diuji begitu juga dengan kulit buah nanas. Uji
penulis melakukan penelitian ini dengan fitokimia yang dilakukan meliputi:
menggunakan tanaman kacang hijau sebagai a. Analisa Alkaloid
tanaman uji untuk melihat pengaruh pemberian Disiapkan ekstrak isolat gamal dan kulit
ekstrak daun gamal (Gliricidia sepium L) dan buah nanas diambil beberapa tetes kemudian
kulit nanas (Ananas comosus L) sebagai pestisida dimasukkan ke dalam tabung reaksi. sampel
nabati dalam menekan serangga hama dan isidensi tersebut ditambahkan 2 tetes pereaksi
penyakit pada tanaman kacang hijau (Vigna Dreagendroff. Perubahan yang terjadi diamati
radiata L) dalam upaya peningkatan tanaman setelah 30 menit, hasil uji dinyatakan positif
pangan di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan apabila dengan pereaksi Dreagendroff terbentuk
Timur. Manfaat dari penelitian ini adalah warna jingga.
memberikan informasi kepada masyarakat luas b. Analisa Tanin
melalui publikasi dan seminar tentang Disiapkan ekstrak sebanyak 1 mL. Di
pemanfaatan daun gamal (Gliricidia sepium) dan tambahkan beberapa tetes larutan besi (III)
kulit nanas (Ananas comosus L) sebagai potensi Klorida 10%. Perubahan yang terjadi diamati,
pestisida nabati yang dapat dikembangkan. terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan
menunjukkan adanya senyawa tanin.
METODE PENELITIAN c. Analisa Flavonoid
Penelitian ini akan dilakukan di lahan Sejumlah sampel diambil dan dimasukkan
pertanian Kecamatan Bagun, Kabupaten ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan pada
Mahakam Ulu. Adapun waktu penelitian akan sampel berupa serbuk Magnesium 2 mg dan di
dilakukan selama 2 tahun (2017-2019) karena berikan 3 tetes HCl pekat. Sampel dikocok dan
untuk mencapai keberhasilan program ini tidak diamati perubahan yang terjadi, terbentuknya
dapat dilakukan hanya dalam jangka pendek. warna merah, kuning atau jingga pada larutan
menunjukkan adanya flavonoid.

171
Sonja V. T. Lumowa
FKIP UNMUL

d. Analisa Saponin Prosedur Kerja untuk Pengaplikasian Ekstrak


Sejumlah sampel dimasukkan ke dalam Daun Gamal dan Kulit Buah Nanas pada
tabung reaksi. Air panas ditambahkan pada Tanaman Kacang Hijau
sampel. Perubahan yang terjadi terhadap Ekstrak daun gamala di kombinasikan
terbentuknya busa diamati, reaksi positif jika busa dengan ekstrak kulit buah nanas perbandingan
stabil selama 30 menit dan tidak hilang pada 1:1. Setelah itu larutan ekstrak diencerkan sesuai
penambahan 1 tetes HCl 2 N. dengan konsentrasi yang diinginkan yaitu 15%,
e. Analisa Steroid 30%, 45%, 60% dan 75%. Ekstrak yang telah siap
Sejumlah sampel diambil dan dimasukkan diaplikasikan pada tanaman pada 7 hst (hari
ke dalam tabung reaksi. Sampel Ditambahkan 2 setelah tanam) dengan rentang 5 hari sekali pada
tetes larutan CHCl3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi sore hari.
Lieberman Burchard. Perubahan pada sampel
diamati, terbentuknya warna merah pada larutan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan Uji (skrining) fitokimia merupakan salah satu
hijau menunjukkan reaksi positif. langkah penting dalam upaya mengungkap
f. Analisa Triterpenoid potensi sumber daya tumbuhan. Hasil analisis
Sejumlah sampel diambil dan dimasukkan fitokimia dapat memberikan petunjuk tentang
ke dalam tabung reaksi. Sampel Ditambahkan 2 keberadaan komponen kimia (senyawa) jenis
tetes larutan CHCl3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi golongan steroid/triterpenoid, alkaloid, fenolik,
Lieberman Burchard. Perubahan pada sampel flavonoid, saponin, dan tanin pada tumbuhan.
diamati, reaksi positif jika terbentuknya warna Sebelum dilakukan skrining fitokimia dilakukan
Hijau dan biru atau terbentuknya cincin coklat. ekstraksi dan maserasi terhadap daun gamal dan
kulit buah nanas. Ekstraksi dilakukan dengan
Tahap Ekstraksi Daun Gamal (Gliricidia pelarut etanol 96% dan dimaserasi selama 24 jam.
sepium L) dan Kulit Buah Nanas (Ananas Didapatkan hasil ekstrak daun gamal dan kulit
comosus L) dengan Metode Maserasi buah nanas dengan warna hijau pekat. pada ektrak
Untuk tahap ekstraksi diperlukan alat yaitu, etanol daun gamal dan kulit buah nanas dengan
blender, batang pengaduk, kertas saring, corong menggunakan tes uji warna. Hasil skrining
pemisah, gelas kimia dan mesin rotary fitokimia kandungan kimia pada daun gamal
evaporator. Dan bahan yang diperlukan adalah terdapat pada Tabel 1 dan pada kulit buah nanas
daun gamal, kulit buah nanas, dan etanol 96%. terdapat pada Tabel 2.
Daun gamal dan kulit buah nanas yang Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia
sudah dikeringkan ditimbang sebanyak masing- pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa daun gamal
masing 3 kg. Selanjutnya daun gamal dan kulit mengandung senyawa kimia steroid/terpenoid,
buah nanas diblender hingga halus. Proses tanin/polifenol, dan saponin. Hasil uji skrining
maserasi dimulai dengan mencampurkan pelarut fitokimia ini memperlihatkan hasil yang sama
etanol pada daun gamal ataupun kulit buah nanas dengan uji skrining fitokimia yang dilakukan oleh
yang telah halus dengan perbandingan 1:2 (1 gram Martin dkk (2012) dimana kandungan senyawa
serbuk dengan 2 ml etanol). Pelarut yang kimia yang terdapat pada ekstrak daun gamal
digunakan etanol karena sifatnya yang mampu yaitu steroid, tanin/polifenol, dan saponin.
melarutkan hampir semua zat, baik yang bersifat Sementara itu, terdapat perbedaan hasil uji
polar, semi polar, dan non polar. Etanol yang skrining fitomimia daun buah gamal yang
lazim digunakan adalah etanol 96%. Setelah dilakukan oleh Suwastika dkk (2015), bahwa hasil
dicampurkan larutan diaduk dengan alat pengaduk uji fitokimia pada ekstrak daun buah gamal
hingga homogen. Selanjutnya larutan direndam mengandung senyawa kimia alkaloid,
selama 48 jam dan disaring hingga mendapatkan steroid/terpenoid, tanin/polifenol, dan saponin.
ekstrak yang diinginkan. Ekstrak yang diperoleh Perbedaan hasil uji ini dapat disebabkan oleh
kemudian diuapkan dengan rotary evaporator. karena kemampuan deteksi uji fitokimia yang
Kemudian dilakukan prosedur pengenceran sesuai tidak mampu mendeteksi senyawa metabolit yang
konsentrasi yang diinginkan berjumlah sedikit di dalam berbagai ekstrak yang
digunakan pada penelitian (Tami dkk, 2014).

172
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Daun Gamal Kering dengan Pelarut Etanol 96% sebagai Pengikat
Kandungan Kimia Metode Pengujian Hasil Keterangan
Flavonoid Wilstater Kuning keruh -
Alkaloid Dragendroff Kuning muda, tidak -
terbentuk endapan
Steroid/Terpenoid CHCl3+ Liebermen-Burchad Cincin hijau +
Tanin/Polifenol FeCl3 1 % Hijau kehitaman +
Saponin Forth Busa selama ±30 menit +
Antrakuinon/Antracena NaOH 5% + HCl 2N Kuning keruh, tanpa -
reaksi bolak-balik
Triterpenoid Liebermen-Burchad Kuning keruh -
Keterangan:
+ = Terdapat kandungan kimia
− = Tidak terdapat kandungan kimia

Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Kulit Buah Nanas Kering dengan Pelarut Etanol 96% sebagai Pengikat
Kandungan Kimia Metode Pengujian Hasil Keterangan
Flavonoid Wilstater Warna jingga +
Alkaloid Dragendroff Terbentuk endapan dan +
berwarna jingga
Steroid/Terpenoid CHCl3 + Liebermen-Burchad Tidak terbentuk cincin -
hijau dan larutan berwarna
kuning keruh
Tanin/Polifenol FeCl3 1 % kuning -
Saponin Forth Tidak menunjukkan busa -
masih terbentuk/telah
hilangBusa selama ±30
menit
Antrakuinon/Antracena NaOH 5% + HCl 2N Kuning keruh, tanpa reaksi -
bolak-balik
Triterpenoid Liebermen-Burchad Kuning keruh -
Keterangan:
+ = Terdapat kandungan kimia
− = Tidak terdapat kandungan kimia

Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia Penelitian yang dilakukan oleh Martin et al (2012)
pada kulit buah nanas yang terdapat pada Tabel 2 memperlihatkan hasil bahwa senyawa kimia yang
diketahui bahwa kandungan kimia kulit buah terkandung pada kulit buah nanas setelah melalui
nanas yaitu flavonoid dan alkaloid. Aminuddin uji skrining fitokimia antara lain flavonoid dan
(2013) Pada limbah kulit nanas terdapat senyawa alkaloid.
alkaloid, yaitu sebuah golongan senyawa basa Sementara itu, hasil pengujian skrining
bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan fitokimia sari kulit buah nanas ini berbeda dengan
terdapat di tumbuhan. Hampir seluruh alkaloid hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakasiwi
berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam (2013) menggunakan ekstrak etanol kulit buah
berbagai jenis tumbuhan. Hasil penelitian ini nanas yang menyebutkan bahwa adanya
menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian kandungan senyawa bioaktif metabolit sekunder
yang dilakukan oleh Manaroinsong dkk (2015), golongan flavonoid, glikosida, saponin,
dimana hasil penelitiannya mengungkapkan triterpenoid/steroid. Perbedaan tersebut dalam hal
bahwa kulit buah nanas setelah diuji fitokimia kandungan senyawa triterpenoid yang dalam
menunjukkan hasil kandungan senyawa kimia pengujianya tidak terdapat perubahan warna
yaitu flavonoid dan alkaloid. Selain itu, penelitian merah kecoklatan. Adanya perbedaan kandungan
yang dilakukan oleh Makalew dkk (2016) senyawa kimia tersebut kemungkinan terjadinya
memperlihatkan hasil uji skrining fitokimia pada aktivitas farmakologis yang dihasilkan (Sangi
kulit buah nanas yaitu alkaloid dan flavonoid. dkk, 2008). Selain perbedaan aktivitas

173
Sonja V. T. Lumowa
FKIP UNMUL

farmakologis, pelarut yang digunakan juga dapat digunakan larutan FeCl3. Perubahan warna
mempengaruhi uji bioaktif senyawa metabolit coklat kekuningan dari larutan FeCl3 menjadi
sekunder (Harborne, 1987). coklat kehijauan atau biru kehitaman
menunjukkan adanya tanin. Menurut Syarifuddin
Alkaloid (1994 dalam Mustarichie, dkk., 2011)
Alkaloid merupakan senyawa organik disampaikan bahwa hal ini terjadi disebabkan
bahan alam yang terbesar jumlahnya baik dari karena terbentuknya Fe3+-tanin dan Fe3+-
segi jumLah maupun sebarannya. Alkaloid dapat polifenol.
didefinisikan sebagai kelompok senyawa yang
bersifat basa (alkalis), karena mengandung atom Saponin
nitrogen yang berasal dari tumbuhan maupun Saponin merupakan senyawa glikosida
hewan. Hasil positif alkaloid pada uji kompleks, yaitu senyawa hasil kondensasi suatu
Dragendorff juga ditandai dengan terbentuknya gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang
endapan coklat muda sampai kuning. Endapan apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula
tersebut adalah kaliumalkaloid. Pada penelitin ini (glikon) dan non-gula (aglikon) serta busa.
larutan ekstrak daun gamal setelah diuji Timbulnya busa inilah yang menjadikan
Dragendorff larutan berubah berwarna Kuning mudahnya indikasi adanya saponin ketika
muda, tidak terbentuk endapan. dilakukan uji skrining fitokimia.
Pada uji alkaloid dengan pereaksi
Dragendorff, nitrogen digunakan untuk Steroid/Terpenoid
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ Adanya kardenolin/bufadienol dapat
yang merupakan ion logam. Reaksi pada uji dilakukan juga uji Lieberman-Burchard yang
Dragendorff ditunjukkan pada Gambar 4 merupakan uji karakteristik untuk sterol tidak
(Miroslav, 1971). Untuk menegaskan hasil positif jenuh dan triterpen (Santos et al., 1978). Hasil
alkaloid yang didapatkan, dilakukan uji Mayer, positif pada uji Lieberman-Burchard ditandai
Wagner dan Dragendorff pada fraksi CHCl3 dan dengan terbentuknya cincin hijau yang berasal
fraksi air dari sampel. dari reaksi antara sterol tidak jenuh atau triterpen
dengan asam (CH3COOH dan H2SO4). Adanya
Flavonoid kardenolin/bufadienol dapat dilakukan juga uji
Untuk mengetahui adanya kandungan Lieberman-Burchard yang merupakan uji
flavonoid digunakan Uji Wilstater cyaniding. Uji karakteristik untuk sterol tidak jenuh dan triterpen
ini biasa digunakan untuk mendeteksi senyawa (Santos et al., 1978). Hasil positif pada uji
yang mempunyai inti -benzopyron. Warna orange Lieberman-Burchard ditandai dengan
yang terbentuk pada uji Bate Smith-Mertcalf dan terbentuknya cincin hijau yang berasal dari reaksi
warna merah pada uji Wilstater disebabkan karena antara sterol tidak jenuh atau triterpen dengan
terbentuknya garam flavilium (Tukiran et al, asam (CH3COOH dan H2SO4).
2014). Marliana et al (2005) menyatakan bahwa
senyawa yang positif mengandung senyawa KESIMPULAN
flavonoid terjadi perubahan warna merah sampai Penelitian pada tahap pertama bertujuan
jingga yang diberikan oleh senyawa flavon, warna untuk mengetahui kandungan fitokimia daun
merah tua diberikan oleh flavonol atau flavonon, gamal dan kulit buah nanas. Berdasarkan skrining
warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon fitokimia yang telah dilakukan, ekstrak etanol
atau glikosida. Pada penelitian ini yang positif daun gamal mengandung bahan aktif
mengandung senyawa flavonoid adalah ekstrak tanin/polifenol, saponin, steroid/terpenoid dan
kulit buah nanas yang diindikasikan dengan ekstrak etanol kulit buah nanas mengandung
terjadinya perubahan warna menjadi jingga. alkaloid dan flavonoid.

Tanin SARAN
Senyawa tannin merupakan senyawa yang Pada hasil skrining fitokimia dan hasil kaji
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan, literatur terdapat beberapa perbedaan kandungan
memiliki peran proteksi terhadap predator kimia pada ektrak daun gamal dan ekstrak kulit
(sebagai pestisida) dan mengatur pertumbuhan buah nanas. Pada penelitian lain sejenis
suatu tumbuhan. Tanin merupakan gambaran hendaknya dilakukan pengujian fitokimia dengan
umum untuk senyawa golongan polimer fenolik menggunakan pelarut yang berbeda,misalnya
(polifenol). Untuk mengetahui senyawa tanin klorofom, air, dan petroleum eter agar dapat

174
Prosiding Seminar Nasional Kimia 2017 ISBN 978-602-50942-0-0
Kimia FMIPA UNMUL

diketahui kandungan kimi pada kedua daun [12] Purwono, 2011. Budidaya 8 Jenis Tanaman
dengan lebih lengkap. Pangan Unggul. Penebar Swadaya : Jakarta
[13] Rakasiwi, M. 2013. Efek Antiagregasi
DAFTAR PUSTAKA Platelet Ekstrak Etanol Buah Nanas
[1] Badan Pusat Statistik Kaltim, 2016, (online) (Ananas comosus Merr) Pada Mencit Putih
kaltim.bps.go.id, diakses 10 Oktober 2016. Jantan. Skripsi Sarjana Fakultas MIPA
[2] bagai Konsentrasi. Universitas Program Ekstensi Sarjana Farmasi
Muhammadyah Surakarta Universitas Sumatera Utara, Medan
[3] Dinata, L. P. 2009. Formulasi Tablet [14] Suwastika,A. A. N. G., Sutari, N, W. S., &
Ekstrak Herba Tapak Dara (Catharantus Muriani, N. W. 2015. Analisis Kualitas
ros Larutan Mikroorganisme Lokal Daun
[4] Elevitch C.R. and John, K. 2006. Gliricidia Gamal (Gliricidia sepium) pada Beberapa
sepium (Gliricidia) Fabacceae (legume Waktu Ink ubasi. AGROTROP, 5 (2): 206 –
family) Species Profiles For Pacific Island 215
Agrofrorestry. www.traditionaltree.org. [15] Trengginas, F., 2012. Metode Ekstraksi dan
Diakses 10 Oktober 2016 Uji Fitokimia Pada Genjer (Limnocharis
[5] Katno. 2008. Pengelolaan Pasca Panen Flava), Departemen Teknologi Hasil
Tanaman Obat. Jakarta: B2P2TOOT Badan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Depkes RI. Hal. 21-37. [16] Tukimin dan Rizal. 2002. Pengaruh Ekstrak
[6] Makalew, M.A.J, Nangoy, e, & Wowor, Daun Gamal Terhadap (Gliricidia sepium)
P.M. 2016. Uji Efek Antibakteri Air Terhadap Mortalitas Kutu Daun Kapas
Perasan Daging Buah Nanas (Ananas (Aphis gossypii) Glover. Balittas. Litbang.
Comosus (L)Merr) Terhadap Deptan.
Bakteriklebsiella Pneumoniae. Jurnal e- [17] Tukiran, 2013. Phytochemical Analysis of
Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Some Plants In Indonesia, Journal of
Januari-Juni Biology, Agriculture and Healthcare, 3(4),
[7] Martin, A.F., Aviana, A. A., Hapsari, B.W., pp. 6-10.
Rantau, D. E., & Ermayanti, T.M. 2012. Uji [18] Wardani, Ratih Sri dkk. 2010. Pengaruh
Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Pada Konsentrasi Ektrak Daun Tembelekan
Tanaman Ex Vitro Dan In Vitro Tacca (Lantana camara L) terhadap Kematian
Leontopetaloides. Prosiding Seminar Larva Aedes aegypti. Fakultas Kesehatan
Nasional XV “Kimia dalam Pembangunan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
“ Yogyakarta, 6 September 2012. ISSN Semarang Vol.6 no.2 tahun 2010
:0854-4778.
[8] Moore, K. L. (2010). Clinically Oriented
Anatomy. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
[9] Nismah, E.L. Widiastuti dan E. Sumiyani.
2009. Uji Efikasi Daun Gamal (Gliricidia
maculata Hbr.) Terhadap Hama Bisul
Dadap (Quadrastichus erythrinae Kim.).
Seminar Nasional Biologi XX Dan Kongres
Perhimpunan Biologi Indonesia XIV.
Biologi Fmipa Universitas Lampung.
[10] Nukmal, N, N.Utami, dan Suprapto. 2010.
Skrining Potensi Daun Gamal (Gliricidia
maculata Hbr.) Sebagai Insektisida Nabati.
Laporan Penelitian Hibah Strategi Unila.
Universitas Lampung. 2010
[11] Oktari, T, Fitmawati, & Sofiyanti, N. 2014.
Identifikasi dan Uji Fitokimia Ekstrak
Alami . Tanaman Antiurolithiasis. JOM
FMIPA Volume 1 No. 2 OktobeR 2014.

175

Anda mungkin juga menyukai