PENDAHULUAN
Sasaran utama praktikum yang dilakukan dalam manajemen perkandangan ini adalah
melakukan sanitasi kandang (Kebersihan kandang). Kebersihan kandang mencakup kebersihan
dalam kandang, lantai kandang, tempat pakan, tempat minum, semua peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Selain itu, tujuan utama dilakukannya sanitasi kandang karena kambing perah yang
sedang laktasi membutuhkan tingkat kebersihan yang lebih baik agar susu yang dihasilkan
mampunyai kualitas yang bagus. Terutama pada saat melakukan pemerahan, kandang dan
peralatan harus dibersihkan terlebih dahulu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
kotoran-kotoran yang berada disekitar kandang. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu mudah
sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum
pemerahan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dari uraian diatas, dapat diketahui pentingnya menjaga kebersihan kandang kambing
perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu sekali dilakukan
praktikum kebersihan (sanitasi) kandang untuk memberikan pemahaman praktis terkait dengan
prinsip dan teknis sanitasi kandang di lapangan.
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum sanitasi kandang kambing perah adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana prinsip dan teknis melakukan
sanitasi kandang serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang terkait dengan manajemen
kebersihan kandang kambing perah dilapangan.
2
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
9. Air
3
BAB III
4
3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, model kandang kambing perah adalah kandang tipe panggung yang
jumlahnya 8 buah kandang. 1 kandang terdiri dari 2 bagian, masing-masing bagian diisi oleh 1
ekor induk dan 1 ekor cempe. Kelebiha dari kandang tipe panggung ini adalah kotoran dan air
kencing kambing jatuh ke tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga
kebersihan kandang terjamin; lantai kandang tidak becek dan kering sehingga kelembaban tinggi
didalam kandang dapat dihindari untuk mencegah tumbuhnya parasit penyebab penyakit.
Dalam pemeliharaan kambing perah, kebersihan kandang sangat perlu diperhatikan,
karena kebersihan kandang mampunyai kaitan yang erat sekali dengan kualitas susu yang
dihasilkan. Apabila kondisi kandang dan peralatan tidak bersih, maka nantinya dikhawatirkan
dapat memberikan kontaminasi terhadap susu yang dihasilkan sehingga susu tersebut
mampunyai kualitas yang kurang bagus dan lebih mudah rusak. Produksi susu kambing perah
juga erat kaitannya dengan kebersihan kandang, kondisi kandang yang bersih akan memberikan
keadaan yang nyaman bagi kambing dan memberikan dampak positif terhadap produksi susu
yang optimal. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu juga mudah sekali menyerap bau-bauan
yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan atau membersihkan
kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan menggunakan desinfektan pada
dosis yang dianjurkan (Miza, 2013). Kebersihan kandang dan peralatan merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan ternak. Menurut Nanik (2013), kandang harus dibersihkan setiap
hari secara teratur terutama lantai kandang, tempat pakan dan minum, peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Kotoran ternak yang tidak dibersihkan dikhawatirkan sebagai media tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit bagi ternak
kambing perah yang dipelihara. Dalam kegiatan sanitasi kandang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Membersihkan tempat minum
Ember yang digunakan sebagai tempat minum ternak kambing jika dibiarkan terlalu lama
akan berwarna hijau karena tumbuhnya lumut-lumutan, oleh karena itu ember tempat air minum
hendaknya dibersihkan kemudian air minum diganti dengan air yang baru.
5
2. Membersihkan tempat pakan
Tempat pakan kambing harus dibersihkan dari sisa-sisa rumput dihari sebelumnya yang
tidak dikonsumsi oleh kambing. Selain itu, biasanya cempe kambing yang masih kecil biasanya
naik ke tempat pakan dan mengeluarkan kotoran di tempat pakan, karena itulah tempat pakan
harus rutin dibersihkan. Setelah dibersihkan, barulah diganti pakan yang lama dengan pakan
yang baru. Rumput sisa yang tidak terkonsumsi oleh kambing dikumpulkan dan ditimbang untuk
mengetahui jumlah konsumsi rumput pada masing-masing kambing.
3. Membersihkan lantai kandang
Kondisi lantai kandang yang becek dan lembab sangat menguntungkan bagi tumbuhnya
mikroba atau parasit penyebab penyakit, hal ini tentunya harus dicegah dengan membersihkan
lantai kandang secara rutin. Dikutip dari Asih (2004) dalam Buku yang berjudul Manajemen
Ternak Perah, bahwa kondisi lantai kandang kambing sangat penting untuk diperhatikan, lantai
kandang sebaiknya selalu dalam keadaan kering dan hangat, karena kambing sangat rentan
dengan parasit.
Lantai kandang dibersihkan menggunakan penggaruk besi dengan cara menarik kotoran-
kotoran yang terdapat dilantai kandang dan dikumpulkan diparit kandang. Kotoran ternak
kambing diangkut menggunakan arco untuk dibawa ke tempat penampung kotoran. Sisa-sisa
kotoran ternak kambing yang belum bersih dialiri dengan air sambil disapu dengan sapu lidi
agar kotoran tersebut terbawa ke lubang tempat penampungan kotoran. Kotoran yang sudah
dikumpulkan nantinya dapat dijual untuk memberikan keuntungan yang lebih banyak dari
pemeliharaan kambing perah.
Setelah semua bagian kandang dan peralatan dibersihkan, maka ternak kambing perah
akan merasa nyaman sehingga diharapkan dapat memproduksi susu dengan optimal dan susu
yang dihasilkan bersih, higienis, aman dan berkualitas bagus.
6
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kebersihan kandang dan peralatan kandang sangat perlu diperhatikan, karena dapat
memberikan pengaruh tidak langsung terhadap produksi susu kambing perah.
2. Kebersihan kandang akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ternak kambing sehingga
dapat berproduksi yang optimal dengan kualitas susu yang bagus.
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Untuk praktikum Manajemen Ternak Perah selanjutnya diharapkan kepada mahasiswa-
mahasiswa untuk lebih disiplin dan serius dalam mengikuti praktikum, sehingga dapat
memperoleh wawasan terkait dengan teknik melakukan sanitasi kandang ternak perah.
2. Bagi peternak
Peternak haruslah menjaga kebersihan kandang dan peralatan, karena hal ini berkaitan
dengan kesehatan ternak dan hasil produksi susunya.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
Identifikasi bisa dilakukan dengan berbagi cara dan teknik, ada yang menggunakan
cara yang sudah modern dan adapula yang masih menggunakan teknik atau cara tradisional.
Seperti yang disebutkan dalam uraian sebelumnya identifikasi memiliki banyak manfaat.
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi
ternak serta manfaatnya.Tujuan dan Manfaat Praktikum
Seleksi Ternak Seleksi dari segi genetik diartikan menjadi suatu tindakan jatah
atau bisa juga dikatakan bakal membiarkan ternak-ternak tertentu berproduksi, sedangkan
ternak lain-lainnya tak diberi peluang berproduksi. Ternak-ternak pada generasi tertentu
mampu menjelma tetua pada generasi selanjutnya andai terdapat dua kekuatan. Kedua
kekuatan itu merupakan seleksi jagat raya serta seleksi buatan (Noor, 2004).
Cara memilih bibit hampir persis dengan seleksi jatah atau bisa juga dikatakan
bakal tujuan produksi. Seleksi didasari visual ini biasa disebut yang dengannya judging.
Ternak yang sehat bisa dipilih dengan melakukan penilaian lewat pandangan dari samping,
belakang, serta depan pada ternak yang telah di sebutkan jatah atau bisa juga dikatakan
bakal mengenal bahwasanya ternak intern kondisi sehat, maka butuh diketahui karakteristik
ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian bisa di lakukan yang dengannya pengamatan
tulang-tulang rusuk (ribs) jatah atau bisa juga dikatakan bakal memilih ternak yang gemuk
(Harjosubroto, 1994). .
10
Pada praktikum ini kita dituntun untuk mengenal yang namanya seleksi, dan
identifikasi. Yang dimana mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga kita bisa
memilih bibit ternak yang baik bahkan tahu mana bibit ternak yang baik dengan
memberikan penanda pada ternak (Purnomoadi, 2003).
11
BAB II
12
BAB III
No. Ciri-Ciri
Kambin
g
C13.T1 1. Warna bulu putih, hitam kecoklatan (warna dominan
(Jantan) putih)
2. Punggung berwarna hitam kecoklatan
3. Mata bersinar dan bersih
4. Bagian perut sampai pinggul berwarna putih
5. Tanduk kecil dan pendek, berwarna hitam
6. Telinga berwarna abu-abu muda dan dibawahnya hitam
7. Bagian pergelangan kaki berwarna putih
8. Bulu disekitar mata berwarna coklat
9. Dahi berwarna putih
10. Hidung berwarna hitam
11. Ekor berwarna putih kekuningan
12. Kuku berwarna hitam
13. Testis normal
C13.T2 1. Bulu berwarna coklat muda campur putih
(Betina) 2. Bagian atas (kepala) sampai leher berwarna coklat dan
bagian tubuh lainnya berwarna putih
3. Mata bersinar dan bersih
4. Tanduk pendek berwarna hitam
5. Telinga berwarna coklat tua terdapat warna hitam diujung
6. Kaki berwarna hitam
7. Bulu mengkilat
8. Warna hidung coklat kehitaman
13
9. Disekitar lingkar mata berwarna hitam kecoklatan dan
derdapat bulu halus
10. Ambing besar dan terdapat bulu-bulu halus disekitarnya
C13.T3 1. Bagian kepala sampai leher Warna bulu dominan putih
(Betina) 2. Ambingnya normal dan terdapat bulu-bulu halus
disekitarnya
3. Tanduk pendek berwarna hitam
4. Bagian perut warna putih
5. Telinga panjang berwarna coklat
C13.T4 1. Bulu berwarna coklat campur putih
(Jantan) 2. Tanduk pendek berwarna hitam
3. Telinga panjang berwarna coklatt
4. Bagian atas (kepala) sampai leher berwarna coklat dan
bagian tubuh lainnya berwarna putih
5. Kaki berwarna hitam
6. Bulu mengkilat
7. Warna hidung coklat kehitaman
8. Disekitar lingkar mata berwarna hitam kecoklatan dan
9. Testis normal
10. Kakinya berwarna coklat kekuningan
14
Gambar 1.3 Penandaan Menggunakan Kalung Pada Ternak Kambing
3.2 Pembahasan
Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika kaidah-
kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain penggunaan bibit yang
baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang
benar, serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar.
Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai
penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah bangsa kambing yang
15
paling populer dan dipelihara secara luas di India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns,
1994). Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat
putih, hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki
tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Sosroamidjojo,
1991). Kambing PE telah beradaptasi terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono,
2003).
Mulyono dan Sarwono (2005) menyatakan, bila tata laksana pemeliharaan ternak
kambing yang sedang bunting atau menyusui dan anaknya baik, maka bobot anak kambing
bisa mencapai 10-14 kg/ekor ketika disapih pada umur 90-120 hari. Menurut Williamson
dan Payne (1993), untuk kambing pedaging ada kecenderungan menunda penyapihan untuk
memberikan kesempatan anak kambing memperoleh keuntungan yang maksimal dari susu
induknya.
16
BAB IV
4.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan di peternakan gopala
gunung pengsong adalah tatalaksana pemeliharaan ternaknya sudah dilaksanakan dengan baik.
4.2 Saran
Perlu adanya recording yang lebih jelas agar diketahui data tentang induk ternak,
kebuntingan, dan perkawinannya.Selain itu, limbah padat dan cair perlu dikelola dengan baik,
agar menambah penghasilan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Purnomoadi. 2003. Model Rekording Data Performans Sapi Potong Lokal di Indonesia. J.
Ternak Tropika. 11(2): 61 – 73. Jakarta
18
LAMPIRAN
19
BAB I
PENDAHULUAN
Ternak kambing memang dikenal sebagai ternak yang sangat sporadis terserang
penyakit. Namun demikian, bukan mustahil juga ternak ini menderita penyakit. Pada
umumnya, penyakit-penyakit yang biasa menyerang ternak kambing lebih sering
diakibatkan oleh peternaknya sendiri. Melalui penerapan manajemen pengendalian penyakit
yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak
kambing dapat diminimalkan.
20
Oleh karena beberapa uraian diatas praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa
dapat secara langsung menyaksikan dan dapat belajar cara menyuntik ternak kambing serta
cara pemotongan kuku ternak kambing.
21
BAB II
2.2 Materi
2.2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Spet 1 cc
2. Spet 3 cc
3. Cutter
4. Tang potong
b. Bahan
1. Kambing PE
2.3.2 Penyuntikan
22
2. Menenangkan kambing yang akan disuntik
3. Membersihkan area sekitar kulit yang akan disuntik
4. Menyuntik kambing dengan vitamin B Kompleks sebanyak 5 ml pada intramuskuler
dan vitamin B12 6 ml pada subcutan.
23
BAB III
3.1 Hasil
24
Gambar 3.1.3 Setelah pemotongan kuku
25
Gambar 1.1. Medoxy – L
26
Gambar 1.3. Vitamin B Kompleks
27
3.2 Pembahasan
Kesehatan kambing adalah hal yang patut dijaga karena dari kambing
yang sehatlah peternak akan menuai hasil. Menjaga kesehatan kambing bisa dilakukan
dengan cara preventif atau pencegahan dan kuratif atau pengobatan. Namun tentu saja
tindakan preventif jauh lebih baik. Selain lebih hemat karena tidak perlu membeli obat,
produktivitas kambing yang tidak sakit juga lebih baik (Kaleka dan Haryadi, 2013).
Pengontrolan penyakit terhadap ternak yang sakit akan memerlukan waktu untuk
penyembuhan. Selama proses penyembuhan itu pertumbuhan ternak menjadi tidak optimal.
Hal itu tentu merugikan dari peternak. Itulah pentingnya mengontrol dan melakukan
pencegahan terhadap penyakit. Meskipun terkenal sepele, beberapa hal tersebut bisa
mencegah datangnya penyakit pada kambing (Kaleka dan Haryadi, 2013).
28
Kambing yang baru dibeli juga perlu dikarantina terlebih dahulu selama beberapa hari
untuk memastikan kondisi kesehatannya (Kaleka dan Haryadi, 2013).
4. Menjaga kualitas pakan yang diberikan
Pakan berkualitas yang diberikan dalam kuantitas yang cuku pakan mampu
memenuhi kebutuhan kambing terhadap serangan penyakit ataupun terhadap kondisi
lingkungan yang buruk (Kaleka dan Haryadi, 2013).
29
Kuku busuk disebabkan oleh mikroorganisme Fusiformis necrophorus.
Mikroorganisme ini menyerang melalui luka yang terjadi di sela-sela kuku. Gejala
yang muncul adalah kaki pincang saat berjalan, kuku meradang dan berwarn amerah.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lantai dan kuku
kambing dipotong secara rutin. Penyakit ini dapat diobati dengan merendam kuku
yang sakit menggunakan larutan formalin 2% selama 1 – 3 menit (Kaleka dan
Haryadi, 2013).
4. Penyakit orf
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul dari serangan
virus ini antara lain muncul keropeng daerah bibir, hidung, putting susu, tungkai, dan
rongga mulut. Pada hewan yang menderita penyakit orfdiisolasi dari hewan yang
sehat, keropeng dibersihkan sampai berdarah dan diolesi iodine atau methylen blue
kemudian diulang setelah 3 hari (Adjid, 1989).
Pemotongan kuku pada ternak kambing umumnya dilakukan secara rutin yaitu
setiap 6 (enam) bulan sekali. Tetapi apabila ditemukan masalah seperti ternak kambing
yang kukunya sudah panjang atau antara kuku luar dan dalam panjangnya tidak
seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kondisi ternak
tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi normal kuku,
membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, mempermudah pada saat
penampungan dan deteksi dini terhadap laminitis dan kemungkinan terjadinya infeksi
pada kuku (Anonim, 2014).
Kuku harus mendapat perhatian terutama pada ternak yang selalu berada di
dalam kandang. Hal ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih lunak karena sering
terkena feses dan urine serta luka akibat terperosok dalam selokan pembuang kotoran
yang menyebabkan infeksi busuk kuku (Anonim, 2014).
Pemberian vitamin pada ternak kambing dilakukan secara rutin sebulan sekali.
Vitamin yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, B dan E. Pada praktikum kali
ini kami memberikan vitamin B Kompleks dan antibiotik (Medoxyi) dengan cara
30
menyuntikannya pada bagian paha belakang(Inta muskuler). Pemberian vitamin
dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak kambing sehingga produkstifitasnya
terjaga (Anonim, 2014).
31
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, sistem manajemen kesehatan ternak
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha agribisnis. Upaya yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak meliputitindakan karantina,pemeriksaan
kesehatan harian, penanganan kesehatan hewan, pemotongan kuku, desinfeksi kandang,
kontrol ektoparasit, pemberian obat.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan bahwa untuk menjaga ternak kambing
tetap sehat maka perlu diperhatikan kesehatannya secara teratur agar tidak mudah diserang
oleh penyakit.
32
DAFTAR PUSTAKA
Adjid, A. 1989. Penyakit Orfdi Jawa Barat: Infeksi alam dan buatan. Proceedings Pertemuan
Ilmiah Ruminansia,CisaruaBogor 8-10 Nopem ber 1988. Jilid 2., Ruminansia Kecil. pp. 123-
128.
Anonim.2014. http://www.usahaternak.com/2013/12/panduan-lengkap-cara-budidaya-
kambing.html. (Diakses 28 September 2017).
Anonim.2014. http://hadipeternakan.blogspot.com/2011/12/tanda-tanda-ternak-kambing-yang-
akan.html. (Diakses 5 Desember 2019).
33
LAMPIRAN
34
35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha ternak perah khususnya kambing perah, kandang sangat penting sekali
untuk dimanajemen dengan baik untuk mendapatkan produksi susu yang optimal. Pada sistem
pemeliharaan kambing perah secara intensif, selama 24 jam kambing berada didalam kandang
dan semua kebutuhan dari ternak kambing harus dipenuhi oleh manusia. Fungsi utama dari
kandang kambing adalah untuk memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang
menguntungkan (Asih, 2004). Selain itu, kandang juga berfungsi agar ternak kambing tetap
aman dari pencurian dan gangguan lainnya.
Kandang merupakan salah satu unsure dalam tata laksana yang harus mendapatkan
perhatian yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak yang positif baik bagi
ternak itu sendiri maupun bagi peternaknya. Produktivitas kambing perah dalam menghasilkan
susu akan optimal karena mampunyai tempat tinggal yang baik dan bersih.
Sasaran utama praktikum yang dilakukan dalam manajemen perkandangan ini adalah
melakukan sanitasi kandang (Kebersihan kandang). Kebersihan kandang mencakup kebersihan
dalam kandang, lantai kandang, tempat pakan, tempat minum, semua peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Selain itu, tujuan utama dilakukannya sanitasi kandang karena kambing perah yang
sedang laktasi membutuhkan tingkat kebersihan yang lebih baik agar susu yang dihasilkan
mampunyai kualitas yang bagus. Terutama pada saat melakukan pemerahan, kandang dan
peralatan harus dibersihkan terlebih dahulu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
kotoran-kotoran yang berada disekitar kandang. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu mudah
sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum
pemerahan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dari uraian diatas, dapat diketahui pentingnya menjaga kebersihan kandang kambing
perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu sekali dilakukan
praktikum kebersihan (sanitasi) kandang untuk memberikan pemahaman praktis terkait dengan
prinsip dan teknis sanitasi kandang di lapangan.
36
Tujuan dilaksanakannya praktikum sanitasi kandang kambing perah adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana prinsip dan teknis melakukan
sanitasi kandang serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang terkait dengan manajemen
kebersihan kandang kambing perah dilapangan.
37
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
9. Air
38
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, model kandang kambing perah adalah kandang tipe panggung yang
jumlahnya 8 buah kandang. 1 kandang terdiri dari 2 bagian, masing-masing bagian diisi oleh 1
ekor induk dan 1 ekor cempe. Kelebiha dari kandang tipe panggung ini adalah kotoran dan air
kencing kambing jatuh ke tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga
kebersihan kandang terjamin; lantai kandang tidak becek dan kering sehingga kelembaban tinggi
didalam kandang dapat dihindari untuk mencegah tumbuhnya parasit penyebab penyakit.
Dalam pemeliharaan kambing perah, kebersihan kandang sangat perlu diperhatikan,
karena kebersihan kandang mampunyai kaitan yang erat sekali dengan kualitas susu yang
dihasilkan. Apabila kondisi kandang dan peralatan tidak bersih, maka nantinya dikhawatirkan
dapat memberikan kontaminasi terhadap susu yang dihasilkan sehingga susu tersebut
mampunyai kualitas yang kurang bagus dan lebih mudah rusak. Produksi susu kambing perah
juga erat kaitannya dengan kebersihan kandang, kondisi kandang yang bersih akan memberikan
keadaan yang nyaman bagi kambing dan memberikan dampak positif terhadap produksi susu
yang optimal. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu juga mudah sekali menyerap bau-bauan
39
yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan atau membersihkan
kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan menggunakan desinfektan pada
dosis yang dianjurkan (Miza, 2013). Kebersihan kandang dan peralatan merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan ternak. Menurut Nanik (2013), kandang harus dibersihkan setiap
hari secara teratur terutama lantai kandang, tempat pakan dan minum, peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Kotoran ternak yang tidak dibersihkan dikhawatirkan sebagai media tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit bagi ternak
kambing perah yang dipelihara. Dalam kegiatan sanitasi kandang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
4. Membersihkan tempat minum
Ember yang digunakan sebagai tempat minum ternak kambing jika dibiarkan terlalu lama
akan berwarna hijau karena tumbuhnya lumut-lumutan, oleh karena itu ember tempat air minum
hendaknya dibersihkan kemudian air minum diganti dengan air yang baru.
5. Membersihkan tempat pakan
Tempat pakan kambing harus dibersihkan dari sisa-sisa rumput dihari sebelumnya yang
tidak dikonsumsi oleh kambing. Selain itu, biasanya cempe kambing yang masih kecil biasanya
naik ke tempat pakan dan mengeluarkan kotoran di tempat pakan, karena itulah tempat pakan
harus rutin dibersihkan. Setelah dibersihkan, barulah diganti pakan yang lama dengan pakan
yang baru. Rumput sisa yang tidak terkonsumsi oleh kambing dikumpulkan dan ditimbang untuk
mengetahui jumlah konsumsi rumput pada masing-masing kambing.
6. Membersihkan lantai kandang
Kondisi lantai kandang yang becek dan lembab sangat menguntungkan bagi tumbuhnya
mikroba atau parasit penyebab penyakit, hal ini tentunya harus dicegah dengan membersihkan
lantai kandang secara rutin. Dikutip dari Asih (2004) dalam Buku yang berjudul Manajemen
Ternak Perah, bahwa kondisi lantai kandang kambing sangat penting untuk diperhatikan, lantai
kandang sebaiknya selalu dalam keadaan kering dan hangat, karena kambing sangat rentan
dengan parasit.
40
Lantai kandang dibersihkan menggunakan penggaruk besi dengan cara menarik kotoran-
kotoran yang terdapat dilantai kandang dan dikumpulkan diparit kandang. Kotoran ternak
kambing diangkut menggunakan arco untuk dibawa ke tempat penampung kotoran. Sisa-sisa
kotoran ternak kambing yang belum bersih dialiri dengan air sambil disapu dengan sapu lidi
agar kotoran tersebut terbawa ke lubang tempat penampungan kotoran. Kotoran yang sudah
dikumpulkan nantinya dapat dijual untuk memberikan keuntungan yang lebih banyak dari
pemeliharaan kambing perah.
Setelah semua bagian kandang dan peralatan dibersihkan, maka ternak kambing perah
akan merasa nyaman sehingga diharapkan dapat memproduksi susu dengan optimal dan susu
yang dihasilkan bersih, higienis, aman dan berkualitas bagus.
41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
3. Kebersihan kandang dan peralatan kandang sangat perlu diperhatikan, karena dapat
memberikan pengaruh tidak langsung terhadap produksi susu kambing perah.
4. Kebersihan kandang akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ternak kambing sehingga
dapat berproduksi yang optimal dengan kualitas susu yang bagus.
4.2 Saran
3. Bagi mahasiswa
Untuk praktikum Manajemen Ternak Perah selanjutnya diharapkan kepada mahasiswa-
mahasiswa untuk lebih disiplin dan serius dalam mengikuti praktikum, sehingga dapat
memperoleh wawasan terkait dengan teknik melakukan sanitasi kandang ternak perah.
4. Bagi peternak
Peternak haruslah menjaga kebersihan kandang dan peralatan, karena hal ini berkaitan
dengan kesehatan ternak dan hasil produksi susunya.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
44
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan susu dari kambing yag dipelihara perlu dilakukan pemerahan untuk
mengeluarkan susu dari ambing ternak kambing perah. Teknik pemerahan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing selain dari faktor lingkungan yang lainnya.
Untuk memerah susu dibutuhkan keterampilan yang khusus dari pemerah. Keahlian dari
seseorang pemerah sangat menentukan hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi (Sarwono,
2006).
Pemerah susu kambing harus memiliki kategori persyaratan yaitu sehat tanpa menderita
penyakit menular: tidak merokok pada saat memerah susu; mengenakan pakaian bersih; dan
sebelum memerah susu, pemerah membersihkan tangannya terlebih dahulu (Sitepoe, 2008). Hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi susu kambing perah.
Selain dari faktor pemerah, peralatan yang digunakan untuk memerah susu juga harus
diperhatikan. Peralatan pemerahan seperti: kain lap, wadah penampung susu, ember/botol untuk
membawa air pada saat pembersihan ambing dan lain sebagainya. Semua peralatan yang
digunakan harus dalam kondisi yang steril atau bersih dan bebas dari kontaminasi
mikroorganisme. Dengan demikian, penting sekali diadakan praktikum pada Mata Kuliah
Manajemen Ternak Perah terkait dengan teknik pemerahan susu pada ternak kambing untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan teknik pemerahan yang baik serta
hal-hal yang penting untuk diperhatikan pada saat melakukan pemerahan susu.
45
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pemerahan susu pada Mata Kuliah Manajemen Ternak
Perah, antara lain:
2 Untuk memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswa tentang teknik yang baik dalam
melakukan pemerahan susu ternak kambing.
3 Untuk memahami cara menggunakan peralatan pemerahan pada ternak kambing.
4 Untuk mengetahui waktu pemerahan yang tepat pada ternak kambing.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa setelah melakukan praktikum ini antara
lain:
1. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuannya dilapangan terkait dengan teknik
pemerahan yang baik dan prosedur pemerahan pada kambing perah.
2. Mahasiswa dapat menentukan kualitas susu kambing yang baik.
46
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
Adapun materi yang digunakan pada praktikum pemerahan susu ternak kambing, antara
lain:
2.Ember
3.Kain lap
4.Air bersih
5.Kambing PE laktasi
47
48
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Dalam pemeliharaan ternak perah, mempelajari teknik pemerahan yang baik merupakan
suatu keharusan bagi peternak. Pemerah susu kambing harus memiliki kategori persyaratan yaitu
sehat tanpa menderita penyakit menular: tidak merokok pada saat memerah susu; mengenakan
pakaian bersih; dan sebelum memerah susu, pemerah membersihkan tangannya terlebih dahulu
(Sitepoe, 2008). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi susu kambing perah.
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk memerah dipersiapkan dan harus dalam
keadaan steril (bebas dari kontaminasi mikroorganisme). Selain itu, pemerah juga diharuskan
membersihkan tangan sebelum memegang ambing. Air bersih yang akan digunakan untuk
membersihkan ambing diisi pada ember. Setelah kambing sudah siap untuk diperah, pemerah
membersihkan ambing dengan air dan kain lap. Tujuannya adalah untuk merangsang hormone
oxytocin bekerja untuk menurunkan susu ke ambing ternak. Setelah dibersihkan pemerah harus
cepat memerah susu, karena kerja dari hormone oxytocin sangat singkat yaitu sekitar 6 -7 menit.
Teknik pemerahan yang digunakan ada beberapa cara, penggunaanya tentu memperhatikan
panjang atau pendeknya puting, besar ambing dan sebagainya.
49
Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam pemerahan susu pada kambing perah:
3.1.1 Tahap persiapan
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah harus mencuci tangannya sampaibersih, kuku
tangan pemerah juga harus dipotong pendek agar tidak melukai putting kambing, kambing
yang akan diperah dibersihkan dari dari segala kotoran, tempat dan peralatan yang telah
disediakan dalam keadaan bersih dan pemerah juga harus mengecek kesehatan putting
kambing.
3.1.2 Pelaksanaan Pemerahan
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat, dikerjakan
dengan kelembutan, pemerahan dilakukan sampai tuntas, menggunakan prosedur sanitasi,
serta efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Pemerahan dapat menggunakan 2 teknik
pemerahan yaitu: a) teknik pemerahan dengan menggunakan mesin perah dan b) pemerahan
dengan teknik manual/tangan.
Pada kegiatan praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah teknik
pemerahan secara manual/tangan. Menurut Asih (2004) teknik pemerahan ini dapat
dibedakan menjadi 3 cara, yaitu:
a) Pemerahan Legeartis
Pemerahan ini dilakukan dengan menggunakan kelima jari tangan. Putting susu dipegang
antara ibu jari dan keempat jari lainnya, kemudian seluruh jari menekan putting secara
bersamaan sampai susu keluar.
b) Pemerahan Kunevelens
Pemerahan ini dilakukan dengan cara memijit antara ibu jari yang ditekkukan dengan dua
jari lainnya.
c) Pemeraha cara Strip Method (Voipens)
Pemerahan ini dilakukan dengan cara menarik putting, yang berada diantara ibu jari dan
jari telunjuk.
Pada praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah pemerahan Kunevelens.
Pemerahan susu hanya dilakukan sekali yaitu pada pagi hari setelah ternak kambing
diberikan pakan. Teknik pemerahan sangat penting diperhatikan karena mempengaruhi
produksi susu dan kualitasnya, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sarwono (2006),
bahwa teknik pemerahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi susu
50
kambing selain dari faktor lingkungan yang lainnya. Untuk memerah susu dibutuhkan
keterampilan yang khusus dari pemerah. Keahlian dari seseorang pemerah sangat
menentukan hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi.
3.1.3 Pasca Pemerahan
Setelah selesai memerah, ambing dibersihkan menggunakan kain lap yang telah
dibasahi oleh air bersih. Selain air bersih, kain lap juga dapat dibasahi dengan desinfektan.
Semua peralatan yang digunakan untuk memerah juga harus dibersihkan dan dikeringkan
(Budiansyah, 2013).
Kondisi kebersihan kandang dan peralatan penting sekali untuk perhatikan pada saat
pemerahan ternak, karena dapat mempengaruhi kualitas susu yang diperoleh. Sunarko et al.
(2009) menjelaska bahwa air susu mudah sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari
kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus dibersihkan terlebih
dahulu.
51
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Teknik pemerahan yang digunakan pada praktikum ini adalah pemerahan
Kunevelens.Kebersihan kandang dan peralatan pemerah perlu diperhatikan untuk mendapatkan
susu yang hieginis dan berkualitas.Keahlian dari seorang pemerah juga sangat mempengaruhi
hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi.
4.2 Saran
Saran kami, untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan mau mencoba satu-
persatu memerah susu. Selain itu,sebelum praktikan memerah susu, disaranka untuk
membersihka tangan terlebih dahulu.
52
DAFTAR PUSTAKA
Atabany, A. 2001. Studi Kasus Produksi Kambing Peranakan Ettawa dan Kambing Saanen
pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis Program Pasca
Serjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. PT Indeks. Jakarta.
53
LAMPIRAN
54