Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam usaha ternak perah khususnya kambing perah, kandang sangat penting sekali
untuk dimanajemen dengan baik untuk mendapatkan produksi susu yang optimal. Pada sistem
pemeliharaan kambing perah secara intensif, selama 24 jam kambing berada didalam kandang
dan semua kebutuhan dari ternak kambing harus dipenuhi oleh manusia. Fungsi utama dari
kandang kambing adalah untuk memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang
menguntungkan (Asih, 2004). Selain itu, kandang juga berfungsi agar ternak kambing tetap
aman dari pencurian dan gangguan lainnya.
Kandang merupakan salah satu unsure dalam tata laksana yang harus mendapatkan perhatian
yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak yang positif baik bagi ternak itu
sendiri maupun bagi peternaknya. Produktivitas kambing perah dalam menghasilkan susu akan
optimal karena mampunyai tempat tinggal yang baik dan bersih.

Sasaran utama praktikum yang dilakukan dalam manajemen perkandangan ini adalah
melakukan sanitasi kandang (Kebersihan kandang). Kebersihan kandang mencakup kebersihan
dalam kandang, lantai kandang, tempat pakan, tempat minum, semua peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Selain itu, tujuan utama dilakukannya sanitasi kandang karena kambing perah yang
sedang laktasi membutuhkan tingkat kebersihan yang lebih baik agar susu yang dihasilkan
mampunyai kualitas yang bagus. Terutama pada saat melakukan pemerahan, kandang dan
peralatan harus dibersihkan terlebih dahulu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
kotoran-kotoran yang berada disekitar kandang. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu mudah
sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum
pemerahan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dari uraian diatas, dapat diketahui pentingnya menjaga kebersihan kandang kambing
perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu sekali dilakukan
praktikum kebersihan (sanitasi) kandang untuk memberikan pemahaman praktis terkait dengan
prinsip dan teknis sanitasi kandang di lapangan.

1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum sanitasi kandang kambing perah adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana prinsip dan teknis melakukan
sanitasi kandang serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang terkait dengan manajemen
kebersihan kandang kambing perah dilapangan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa setelah dilakukannya praktikum ini adalah
memberikan gambaran yang nyata terkait dengan kondisi kandang serta bagaimana menjaga
kebersihan kandang untuk mendapatkan produksi yang optimal. Selanjutnya diharapkan ilmu
yang diperoleh dari praktikum ini nantinya dapat diterapkan oleh mahasiswa di masyarakat
setelah serjana.

2
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 2 Desember digopala, Gunung Pengsong,
Kec. Labuapi. Kab. Lombok Barat.

2.2 Materi Praktikum


Adapun peralatan dan objek untuk praktikum kebersihan kandang kambing perah, antara
lain:
1. Sapu lidi
2. Sekop
3. Karung
4. Ember
5. Arco
6. Penggaruk besi (untuk mengumpulkan kotoran yang berada dilantai kandang)
7. Kamera (Untuk mengambil dokumentasi praktikum)
8. Kandang kambing perah yang belum dibersihkan

9. Air

2.3 Metode Praktikum


Berikut metode pelaksanaan praktikum kebersihan kandang, antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membersihkan kandang
2. Membersihkan tempat minum ternak, dan mengukur volume air sisa untuk mengetahui
berapa konsumsi air minum kambing perah selama sehari.
3. Membersihkan tempat pakan dari sisa-sisa pakan, kemudian dimasukan kedalam plastik
untuk dikumpulkan dan dihitung beratnya.
4. Menyapu sisa pakan yang jatuh dilantai kandang dengan sapu lidi
5. Kotoran ternak dibersihkan dengan cara mengumpulkannya di parit pembuangan kotoran,
kemudian kotoran tersebut disiram dengan air.

3
BAB III

HqASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Gambar 1.1. Kondisi Sebelum Dibersihkan

Gambar 1.2 Kondisi Kandang Setelah Dibersihkan

4
3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, model kandang kambing perah adalah kandang tipe panggung yang
jumlahnya 8 buah kandang. 1 kandang terdiri dari 2 bagian, masing-masing bagian diisi oleh 1
ekor induk dan 1 ekor cempe. Kelebiha dari kandang tipe panggung ini adalah kotoran dan air
kencing kambing jatuh ke tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga
kebersihan kandang terjamin; lantai kandang tidak becek dan kering sehingga kelembaban tinggi
didalam kandang dapat dihindari untuk mencegah tumbuhnya parasit penyebab penyakit.
Dalam pemeliharaan kambing perah, kebersihan kandang sangat perlu diperhatikan,
karena kebersihan kandang mampunyai kaitan yang erat sekali dengan kualitas susu yang
dihasilkan. Apabila kondisi kandang dan peralatan tidak bersih, maka nantinya dikhawatirkan
dapat memberikan kontaminasi terhadap susu yang dihasilkan sehingga susu tersebut
mampunyai kualitas yang kurang bagus dan lebih mudah rusak. Produksi susu kambing perah
juga erat kaitannya dengan kebersihan kandang, kondisi kandang yang bersih akan memberikan
keadaan yang nyaman bagi kambing dan memberikan dampak positif terhadap produksi susu
yang optimal. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu juga mudah sekali menyerap bau-bauan
yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan atau membersihkan
kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan menggunakan desinfektan pada
dosis yang dianjurkan (Miza, 2013). Kebersihan kandang dan peralatan merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan ternak. Menurut Nanik (2013), kandang harus dibersihkan setiap
hari secara teratur terutama lantai kandang, tempat pakan dan minum, peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Kotoran ternak yang tidak dibersihkan dikhawatirkan sebagai media tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit bagi ternak
kambing perah yang dipelihara. Dalam kegiatan sanitasi kandang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Membersihkan tempat minum
Ember yang digunakan sebagai tempat minum ternak kambing jika dibiarkan terlalu lama
akan berwarna hijau karena tumbuhnya lumut-lumutan, oleh karena itu ember tempat air minum
hendaknya dibersihkan kemudian air minum diganti dengan air yang baru.

5
2. Membersihkan tempat pakan
Tempat pakan kambing harus dibersihkan dari sisa-sisa rumput dihari sebelumnya yang
tidak dikonsumsi oleh kambing. Selain itu, biasanya cempe kambing yang masih kecil biasanya
naik ke tempat pakan dan mengeluarkan kotoran di tempat pakan, karena itulah tempat pakan
harus rutin dibersihkan. Setelah dibersihkan, barulah diganti pakan yang lama dengan pakan
yang baru. Rumput sisa yang tidak terkonsumsi oleh kambing dikumpulkan dan ditimbang untuk
mengetahui jumlah konsumsi rumput pada masing-masing kambing.
3. Membersihkan lantai kandang
Kondisi lantai kandang yang becek dan lembab sangat menguntungkan bagi tumbuhnya
mikroba atau parasit penyebab penyakit, hal ini tentunya harus dicegah dengan membersihkan
lantai kandang secara rutin. Dikutip dari Asih (2004) dalam Buku yang berjudul Manajemen
Ternak Perah, bahwa kondisi lantai kandang kambing sangat penting untuk diperhatikan, lantai
kandang sebaiknya selalu dalam keadaan kering dan hangat, karena kambing sangat rentan
dengan parasit.
Lantai kandang dibersihkan menggunakan penggaruk besi dengan cara menarik kotoran-
kotoran yang terdapat dilantai kandang dan dikumpulkan diparit kandang. Kotoran ternak
kambing diangkut menggunakan arco untuk dibawa ke tempat penampung kotoran. Sisa-sisa
kotoran ternak kambing yang belum bersih dialiri dengan air sambil disapu dengan sapu lidi
agar kotoran tersebut terbawa ke lubang tempat penampungan kotoran. Kotoran yang sudah
dikumpulkan nantinya dapat dijual untuk memberikan keuntungan yang lebih banyak dari
pemeliharaan kambing perah.
Setelah semua bagian kandang dan peralatan dibersihkan, maka ternak kambing perah
akan merasa nyaman sehingga diharapkan dapat memproduksi susu dengan optimal dan susu
yang dihasilkan bersih, higienis, aman dan berkualitas bagus.

6
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kebersihan kandang dan peralatan kandang sangat perlu diperhatikan, karena dapat
memberikan pengaruh tidak langsung terhadap produksi susu kambing perah.
2. Kebersihan kandang akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ternak kambing sehingga
dapat berproduksi yang optimal dengan kualitas susu yang bagus.

4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Untuk praktikum Manajemen Ternak Perah selanjutnya diharapkan kepada mahasiswa-
mahasiswa untuk lebih disiplin dan serius dalam mengikuti praktikum, sehingga dapat
memperoleh wawasan terkait dengan teknik melakukan sanitasi kandang ternak perah.
2. Bagi peternak
Peternak haruslah menjaga kebersihan kandang dan peralatan, karena hal ini berkaitan
dengan kesehatan ternak dan hasil produksi susunya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asih, R. S. 2004. Manajemen Ternak Perah. Universitas Mataram Press. Mataram

Sunarko, C., B. Sutrasno, T. H. Siwi, A. Kumalajati, H. Supriadi, A. Marsudi dan Budiningsih.


2009. Petunjuk Pemeliharaan Bibit Sapi Perah. BBPTU Sapi Perah Baturraden.
Baturraden.

Miza, 2013. Kesehatan Ternak. Http://mhyza.blogspot.sg/2019/10/kesehatan-ternak.thml?m=1.


[Diakses 5 Desember 2019]
Nanik,2019.Manajemen Kesehatan Ternak. Http://naniksaimina.blogspot.com/2019/12/makalah-
manajemen-kesehatan-ternak-perah.html [Diakses 5 Desember 2019]

8
LAMPIRAN

9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identifikasi adalah pemberian tanda pada ternak bertujuan untuk membedakan
antara hewan satu dengan hewan lainnya. Identifikasi ini digunakan terutama untuk hewan
yang mempunyai warna bulu dan bentuk tubuh yang mirip. Pemberian Tanda digunakan
juga untuk membedakan hewan yang dipakai dalam penelitian, untuk recording (program
breeding), tanda kepemilikan hewan kesayangan dan hewan yang di pelihara pada farm yang
luas.

Identifikasi bisa dilakukan dengan berbagi cara dan teknik, ada yang menggunakan
cara yang sudah modern dan adapula yang masih menggunakan teknik atau cara tradisional.
Seperti yang disebutkan dalam uraian sebelumnya identifikasi memiliki banyak manfaat.
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi
ternak serta manfaatnya.Tujuan dan Manfaat Praktikum

Seleksi Ternak Seleksi dari segi genetik diartikan menjadi suatu tindakan jatah
atau bisa juga dikatakan bakal membiarkan ternak-ternak tertentu berproduksi, sedangkan
ternak lain-lainnya tak diberi peluang berproduksi. Ternak-ternak pada generasi tertentu
mampu menjelma tetua pada generasi selanjutnya andai terdapat dua kekuatan. Kedua
kekuatan itu merupakan seleksi jagat raya serta seleksi buatan (Noor, 2004).
Cara memilih bibit hampir persis dengan seleksi jatah atau bisa juga dikatakan
bakal tujuan produksi. Seleksi didasari visual ini biasa disebut yang dengannya judging.
Ternak yang sehat bisa dipilih dengan melakukan penilaian lewat pandangan dari samping,
belakang, serta depan pada ternak yang telah di sebutkan jatah atau bisa juga dikatakan
bakal mengenal bahwasanya ternak intern kondisi sehat, maka butuh diketahui karakteristik
ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian bisa di lakukan yang dengannya pengamatan
tulang-tulang rusuk (ribs) jatah atau bisa juga dikatakan bakal memilih ternak yang gemuk
(Harjosubroto, 1994). .

10
Pada praktikum ini kita dituntun untuk mengenal yang namanya seleksi, dan
identifikasi. Yang dimana mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga kita bisa
memilih bibit ternak yang baik bahkan tahu mana bibit ternak yang baik dengan
memberikan penanda pada ternak (Purnomoadi, 2003).

1.2 Tujian Dan Manfaat Praktikum


1.2.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik serta cara
identifikasi dan seleksi pada ternak

1.2.2 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat secara langsung
mempelajari teknik dan cara identifikasi dan seleksi ternak .

11
BAB II

METODE DAN MATERI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 2 Desember 2019 di Peternak Gopala,
Gunung Pengsong Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.

2.2 Materi Praktikum


2.2.1Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat Praktikum
Adapun alat yang di gunakan sebagai berikut:
a. Gunting
b. Map BekasS
c. Silet
d. Spidol
e. Tali
f. Meteran
g. Alat tulis
2. Bahan
a. Kambing Peranakan Etawa
2.3 Metode Praktikum
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mempersiapkan ternak yang akan di identifikasi atau di berikan penanda
c. Membuat penanda dari map bekas yang telah dipersiapkan
d. Mengikatkan penanda yang telah dibuat dari map bekas tadi dengan tali yang telah
dipersiapkan dan mengikatnya harus kuat agar tidak mudah terbuka dan tidak boleh
terlalu kendor atau erat agar ternak tetap nyaman
e. Mengukur lingkar dada ternak
f. Memperhatikan keadaan tubuh ternak
g. Menimbang ternak

12
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil praktikum

Tabel 1.1 Identifikasi Pada Ternak Kambing

No. Ciri-Ciri
Kambin
g
C13.T1 1. Warna bulu putih, hitam kecoklatan (warna dominan
(Jantan) putih)
2. Punggung berwarna hitam kecoklatan
3. Mata bersinar dan bersih
4. Bagian perut sampai pinggul berwarna putih
5. Tanduk kecil dan pendek, berwarna hitam
6. Telinga berwarna abu-abu muda dan dibawahnya hitam
7. Bagian pergelangan kaki berwarna putih
8. Bulu disekitar mata berwarna coklat
9. Dahi berwarna putih
10. Hidung berwarna hitam
11. Ekor berwarna putih kekuningan
12. Kuku berwarna hitam
13. Testis normal
C13.T2 1. Bulu berwarna coklat muda campur putih
(Betina) 2. Bagian atas (kepala) sampai leher berwarna coklat dan
bagian tubuh lainnya berwarna putih
3. Mata bersinar dan bersih
4. Tanduk pendek berwarna hitam
5. Telinga berwarna coklat tua terdapat warna hitam diujung
6. Kaki berwarna hitam
7. Bulu mengkilat
8. Warna hidung coklat kehitaman

13
9. Disekitar lingkar mata berwarna hitam kecoklatan dan
derdapat bulu halus
10. Ambing besar dan terdapat bulu-bulu halus disekitarnya
C13.T3 1. Bagian kepala sampai leher Warna bulu dominan putih
(Betina) 2. Ambingnya normal dan terdapat bulu-bulu halus
disekitarnya
3. Tanduk pendek berwarna hitam
4. Bagian perut warna putih
5. Telinga panjang berwarna coklat
C13.T4 1. Bulu berwarna coklat campur putih
(Jantan) 2. Tanduk pendek berwarna hitam
3. Telinga panjang berwarna coklatt
4. Bagian atas (kepala) sampai leher berwarna coklat dan
bagian tubuh lainnya berwarna putih
5. Kaki berwarna hitam
6. Bulu mengkilat
7. Warna hidung coklat kehitaman
8. Disekitar lingkar mata berwarna hitam kecoklatan dan
9. Testis normal
10. Kakinya berwarna coklat kekuningan

B13.T2 1. Bagian kepala sampai leher Warna bulu dominan putih


2. Ambing normal dan terdapat bulu-bulu halus disekitarnya
3. Tanduk pendek berwarna hitam
4. Bagian perut warna putih
5. Warna hidung coklat kehitaman

14
Gambar 1.3 Penandaan Menggunakan Kalung Pada Ternak Kambing

3.2 Pembahasan

3.2.1 Usaha Beternak kambing

Kambing banyak dipelihara oleh penduduk pedesaan (Mulyono, 2003).Dijelaskan


lebih lanjut, alasannya pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan daripada ternak
ruminansia besar. Kambing cepat berkembang biak dan pertumbuhan anaknya juga
tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2005), nilai ekonomi, sosial, dan budaya beternak
kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih lanjut, besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan
keluarga petani bisa mencapai 14-25 % dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah
tingkat per luasan lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari
beternak kambing.

Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan semakin nyata jika kaidah-
kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-kaidah itu antara lain penggunaan bibit yang
baik, pemberian pakan yang cukup dari segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang
benar, serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar.

Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai
penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah bangsa kambing yang

15
paling populer  dan dipelihara secara luas di India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns,
1994). Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat
putih, hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki
tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang (Sosroamidjojo,
1991). Kambing PE telah beradaptasi  terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono,
2003).

Mulyono dan Sarwono (2005) menyatakan, bila tata laksana pemeliharaan ternak
kambing yang sedang bunting atau menyusui dan anaknya baik, maka  bobot anak kambing
bisa mencapai 10-14 kg/ekor ketika disapih pada umur 90-120 hari. Menurut Williamson
dan Payne (1993), untuk kambing pedaging ada kecenderungan menunda penyapihan untuk
memberikan kesempatan anak kambing memperoleh keuntungan yang maksimal dari susu
induknya.

16
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan di peternakan gopala
gunung pengsong adalah tatalaksana pemeliharaan ternaknya sudah dilaksanakan dengan baik.

4.2 Saran

Perlu adanya recording yang lebih jelas agar diketahui data tentang induk ternak,
kebuntingan, dan perkawinannya.Selain itu, limbah padat dan cair perlu dikelola dengan baik,
agar menambah penghasilan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Noor Rahman. R, 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya: Jakarta

Soetarno, T. 2003. Manajemen Budidaya Ternak Perah. Fakultas Peternakan. Universitas


Gadjah Mada. Yogyakarta.

Purnomoadi. 2003. Model Rekording Data Performans Sapi Potong Lokal di Indonesia. J.
Ternak Tropika. 11(2): 61 – 73. Jakarta

18
LAMPIRAN

19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha ternak kambing merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan,
disamping perawatannya yang cukup mudah, serta ketersediaan pakan yang bisa didapatkan
dari dedaunan maupun rerumputan yang banyak terdapat di lingkungan sekitar, kambing
juga mudah untuk dibudidayakan baik untuk konsumsi ataupun dari segi penjualannya.
Namun, usaha ternak kambing akan mengalami sedikit kendala ketika kambing-kambing
tersebut terinfeksi oleh berbagai penyakit.

Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi percepatan pengembangan ternak


kambing adalah penyakit. Penyakit tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi karena
menurunnya produktivitas ternak bahkan kematian, namun dapat pula menimbulkan dampak
negatif yang lain yaitu menurunnya minat peternak untuk mengembangkan usahanya.

Ternak kambing memang dikenal sebagai ternak yang sangat sporadis terserang
penyakit. Namun demikian, bukan mustahil juga ternak ini menderita penyakit. Pada
umumnya, penyakit-penyakit yang biasa menyerang ternak kambing lebih sering
diakibatkan oleh peternaknya sendiri. Melalui penerapan manajemen pengendalian penyakit
yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak
kambing dapat diminimalkan.

Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah semudah yang kita bayangkan.


Banyak hal yang menjadi masalah dalam perkembanganya, beberapa masalah tersebut
adalah pemeliharaan yang masih bersifat tradisional, terbatasnya ketersediaan bakalan yang
merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu proses produksi,keterbatasan fasilitas dan
manajemen kesehatan kurang baik yang dapat menimbulkan efek langsung pada proses
produks.

20
Oleh karena beberapa uraian diatas praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa
dapat secara langsung menyaksikan dan dapat belajar cara menyuntik ternak kambing serta
cara pemotongan kuku ternak kambing.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1.2.1 Tujuan praktikum

Adapun tujuan praktikum yaitu untuk:

1. Mengetahui cara penanganan keehatan ternak kambing perah.


2. Mengetahui cara melakukan pemotongan kuku dan penyuntikan pada kambing
perah.

1.2.2 Kegunaan Praktikum


Adapun kegunaan praktikum yaitu:

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemotongan kuku kabing perah.


2. Mahasiswa dapat mengetahui cara untuk melakukan penyuntikan kambing
perah.

21
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 2 Desember 2019 digopala, Gunung
Pengsong Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.

2.2 Materi
2.2.1 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Spet 1 cc
2. Spet 3 cc
3. Cutter
4. Tang potong

b. Bahan

1. Kambing PE

2.3 Metode Praktikum

2.3.1 Pemotongan kuku

1. Menyiapkan alat alat yang akan digunakan


2. Membersihkan kuku terlebih dulu agar bisa dilihat jelas kuku untuk dipotong
3. Merebahkan kambing agar mudah dalam melakukan pemotongan kuku
4. Memotong kuku sesuai dengan bentuk kuku yang baik.

2.3.2 Penyuntikan

1. Menyiapkan alat dan bahan

22
2. Menenangkan kambing yang akan disuntik
3. Membersihkan area sekitar kulit yang akan disuntik
4. Menyuntik kambing dengan vitamin B Kompleks sebanyak 5 ml pada intramuskuler
dan vitamin B12 6 ml pada subcutan.

23
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 3.1.1 Sebelum pemotongan kuku

Gambar 3.1.2 Proses pemotongan kuku

24
Gambar 3.1.3 Setelah pemotongan kuku

Gambar 3.1.4 Proses penyuntikan

25
Gambar 1.1. Medoxy – L

Gambar 1.2. Vit-B 12

26
Gambar 1.3. Vitamin B Kompleks

Gambar 1.4. Alkohol

Gambar 1.5. Wormectin

27
3.2 Pembahasan

Kesehatan kambing adalah hal yang patut dijaga karena dari kambing
yang sehatlah peternak akan menuai hasil. Menjaga kesehatan kambing bisa dilakukan
dengan cara preventif atau pencegahan dan kuratif atau pengobatan. Namun tentu saja
tindakan preventif jauh lebih baik. Selain lebih hemat karena tidak perlu membeli obat,
produktivitas kambing yang tidak sakit juga lebih baik (Kaleka dan Haryadi, 2013).

Pengontrolan penyakit terhadap ternak yang sakit akan memerlukan waktu untuk
penyembuhan. Selama proses penyembuhan itu pertumbuhan ternak menjadi tidak optimal.
Hal itu tentu merugikan dari peternak. Itulah pentingnya mengontrol dan melakukan
pencegahan terhadap penyakit. Meskipun terkenal sepele, beberapa hal tersebut bisa
mencegah datangnya penyakit pada kambing (Kaleka dan Haryadi, 2013).

1. Menjaga kebersihan kandang


Kandang yang bersih membuat kuman penyakit sulit berkembang. Artinya,
serangan kuman pada kambing akan jarang terjadi sehingga kesehatan kambing lebih
terjaga. Selain itu kambing akan menjadi lebih nyaman di kandang. Oleh karenannya,
sebaiknya kandang dibersihkan setiap hari. Selain membuang kotoran kambing celah
kandang juga perlu dibersihkan (Kaleka dan Haryadi, 2013).

2. Menjaga kelembaban dalam kandang


Kandang yang lembab tentu tidak baik bagi kesehatan kambing karena kondisi ini
membuat kuman mudah berkembang. Sirkulasi udara yang lancer bisa menjaga agar
kandang tidak terlalu lembab serta membuat udara dalam kandang selalu bersih dan
segar. Selain sirkulasi udara, sinar matahari dapat mengurangi kelembaban dalam
kandang. Oleh karena itu kandang sebaiknya dibuat menghadap ke Timur. Apabila tidak
memungkinkan diberi genting kaca sehingga sinar matahari bisa masuk kekandang
(Kaleka dan Haryadi, 2013).
3. Mengkarantina kambing yang sakit
Kambing yang terkena penyakit perlu dikarantina di kandang yang agak jauh agar
tidak menularkan penyakit kekambing lain. Di kandang karantina, kambing diobati dan
sebaiknnya tidak dikembalikan kekandang pemeliharaan sebelum benar-benar sembuh.

28
Kambing yang baru dibeli juga perlu dikarantina terlebih dahulu selama beberapa hari
untuk memastikan kondisi kesehatannya (Kaleka dan Haryadi, 2013).
4. Menjaga kualitas pakan yang diberikan
Pakan berkualitas yang diberikan dalam kuantitas yang cuku pakan mampu
memenuhi kebutuhan kambing terhadap serangan penyakit ataupun terhadap kondisi
lingkungan yang buruk (Kaleka dan Haryadi, 2013).

Pengetahuan tentang penyakit pada kambing memang perlu dikuasai oleh


peternak. Meskipun jarang sakit, bukan berarti kambing tidak bisa sakit.Dengan dasar
pengetahuan yang dimiliki peternak akan mampu mengatasi permasalahan penyakit yang
muncul. Menurut Kaleka dan Haryadi (2013), beberapa penyakit yang sering kali
menyerang ternak kambing antara lain sebagai berikut :

1. Kudis atau kurap (scabies)


Disebabkan oleh parasit kulit Sarcoptes. Bagian tubuh yang diserang
antara lain muka, telinga, pangkal ekor, dan leher. Serangan tersebut menyebabkan
kambing merasa gatal dan sering menggesekkan kulit sehingga kulit kambing
memerah dan bulunya rontok. Pencegahan bisa dilakukan dengan cara memandikan
kambing secara rutin minimal enam bulan sekali dan untuk pengobatannya dapat
menggunakan saleppenisilin (Kaleka dan Haryadi, 2013).
2. Mastitis
Mastitis adalah penyakit infeksi pada ambing oleh bakteri. Penyakit ini
menimbulkan peradangan pada kelenjar susu yang ditandai dengan ambing
membengkak. Penyakit ini bisa menular melalui luka pada kulit ambing dan putting
susu. Menjaga kebersihan kandang/sanitasi dan menyingkirkan benda-benda tajam
yang dapat melukai ambing merupakan cara terbaik untuk mencegah mastitis
(Kaleka dan Haryadi, 2013). Mastitis dapat diobati dengan antibiotic seperti
Penicillin, Tetracycline, atau Sulfamethasine. Air susu dikeluarkan atau diperah
setiap hari kemudian ambing dikompres dengan air hangat (Kaleka dan Haryadi,
2013).
3. Kuku busuk

29
Kuku busuk disebabkan oleh mikroorganisme Fusiformis necrophorus.
Mikroorganisme ini menyerang melalui luka yang terjadi di sela-sela kuku. Gejala
yang muncul adalah kaki pincang saat berjalan, kuku meradang dan berwarn amerah.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lantai dan kuku
kambing dipotong secara rutin. Penyakit ini dapat diobati dengan merendam kuku
yang sakit menggunakan larutan formalin 2% selama 1 – 3 menit (Kaleka dan
Haryadi, 2013).
4. Penyakit orf
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul dari serangan
virus ini antara lain muncul keropeng daerah bibir, hidung, putting susu, tungkai, dan
rongga mulut. Pada hewan yang menderita penyakit orfdiisolasi dari hewan yang
sehat, keropeng dibersihkan sampai berdarah dan diolesi iodine atau methylen blue
kemudian diulang setelah 3 hari (Adjid, 1989).

Pemotongan kuku pada ternak kambing umumnya dilakukan secara rutin yaitu
setiap 6 (enam) bulan sekali. Tetapi apabila ditemukan masalah seperti ternak kambing
yang kukunya sudah panjang atau antara kuku luar dan dalam panjangnya tidak
seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kondisi ternak
tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi normal kuku,
membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, mempermudah pada saat
penampungan dan deteksi dini terhadap laminitis dan kemungkinan terjadinya infeksi
pada kuku (Anonim, 2014).

Kuku harus mendapat perhatian terutama pada ternak yang selalu berada di
dalam kandang. Hal ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih lunak karena sering
terkena feses dan urine serta luka akibat terperosok dalam selokan pembuang kotoran
yang menyebabkan infeksi busuk kuku (Anonim, 2014).

Pemberian vitamin pada ternak kambing dilakukan secara rutin sebulan sekali.
Vitamin yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D,  B dan E. Pada praktikum kali
ini kami memberikan vitamin B Kompleks dan antibiotik (Medoxyi) dengan cara

30
menyuntikannya pada bagian paha belakang(Inta muskuler). Pemberian vitamin
dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak kambing sehingga produkstifitasnya
terjaga (Anonim, 2014).

Pemberian vitamin pada ternak kambing dilakukan secara rutin sebulan


sekali. Vitamin yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, B dan E. Pada
praktikum kali ini kami memberikan vitamin B Kompleks dan wormectin dengan cara
menyuntikannya pada bagian paha belakang(Inrta muskuler). Pemberian vitamin
dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak kambing sehingga produktifitasnya
terjaga. Namun da satu ternak yang tidak disuntikan wormcti karena ternak tersebut
dalam kondisi bunting.

31
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, sistem manajemen kesehatan ternak
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha agribisnis. Upaya yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak meliputitindakan karantina,pemeriksaan
kesehatan harian, penanganan kesehatan hewan, pemotongan kuku, desinfeksi kandang,
kontrol ektoparasit, pemberian obat.
4.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan bahwa untuk menjaga ternak kambing
tetap sehat maka perlu diperhatikan kesehatannya secara teratur agar tidak mudah diserang
oleh penyakit.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adjid, A. 1989. Penyakit Orfdi Jawa Barat: Infeksi alam dan buatan. Proceedings Pertemuan
Ilmiah Ruminansia,CisaruaBogor 8-10 Nopem ber 1988. Jilid 2., Ruminansia Kecil. pp. 123-
128.

Anonim.2014. http://www.usahaternak.com/2013/12/panduan-lengkap-cara-budidaya-
kambing.html. (Diakses 28 September 2017).

Anonim.2014. https://www.sipendik.com/cara-praktis-ternak-kambing/. (Diakses 28 September


2017).

Anonim.2014. http://hadipeternakan.blogspot.com/2011/12/tanda-tanda-ternak-kambing-yang-
akan.html. (Diakses 5 Desember 2019).

Kaleka, N dan Haryadi, N. K. 2013. Kambing Perah. Solo: Arcita

33
LAMPIRAN

34
35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha ternak perah khususnya kambing perah, kandang sangat penting sekali
untuk dimanajemen dengan baik untuk mendapatkan produksi susu yang optimal. Pada sistem
pemeliharaan kambing perah secara intensif, selama 24 jam kambing berada didalam kandang
dan semua kebutuhan dari ternak kambing harus dipenuhi oleh manusia. Fungsi utama dari
kandang kambing adalah untuk memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang
menguntungkan (Asih, 2004). Selain itu, kandang juga berfungsi agar ternak kambing tetap
aman dari pencurian dan gangguan lainnya.
Kandang merupakan salah satu unsure dalam tata laksana yang harus mendapatkan
perhatian yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak yang positif baik bagi
ternak itu sendiri maupun bagi peternaknya. Produktivitas kambing perah dalam menghasilkan
susu akan optimal karena mampunyai tempat tinggal yang baik dan bersih.
Sasaran utama praktikum yang dilakukan dalam manajemen perkandangan ini adalah
melakukan sanitasi kandang (Kebersihan kandang). Kebersihan kandang mencakup kebersihan
dalam kandang, lantai kandang, tempat pakan, tempat minum, semua peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Selain itu, tujuan utama dilakukannya sanitasi kandang karena kambing perah yang
sedang laktasi membutuhkan tingkat kebersihan yang lebih baik agar susu yang dihasilkan
mampunyai kualitas yang bagus. Terutama pada saat melakukan pemerahan, kandang dan
peralatan harus dibersihkan terlebih dahulu, untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari
kotoran-kotoran yang berada disekitar kandang. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu mudah
sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum
pemerahan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dari uraian diatas, dapat diketahui pentingnya menjaga kebersihan kandang kambing
perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu sekali dilakukan
praktikum kebersihan (sanitasi) kandang untuk memberikan pemahaman praktis terkait dengan
prinsip dan teknis sanitasi kandang di lapangan.

1.2 Tujuan Praktikum

36
Tujuan dilaksanakannya praktikum sanitasi kandang kambing perah adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana prinsip dan teknis melakukan
sanitasi kandang serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang terkait dengan manajemen
kebersihan kandang kambing perah dilapangan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa setelah dilakukannya praktikum ini adalah
memberikan gambaran yang nyata terkait dengan kondisi kandang serta bagaimana menjaga
kebersihan kandang untuk mendapatkan produksi yang optimal. Selanjutnya diharapkan ilmu
yang diperoleh dari praktikum ini nantinya dapat diterapkan oleh mahasiswa di masyarakat
setelah serjana.

37
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 2 Desember digopala, Gunung Pengsong,
Kec. Labuapi. Kab. Lombok Barat.

2.2 Materi Praktikum


Adapun peralatan dan objek untuk praktikum kebersihan kandang kambing perah, antara
lain:
1. Sapu lidi
2. Sekop
3. Karung
4. Ember
5. Arco
6. Penggaruk besi (untuk mengumpulkan kotoran yang berada dilantai kandang)
7. Kamera (Untuk mengambil dokumentasi praktikum)
8. Kandang kambing perah yang belum dibersihkan

9. Air

2.3 Metode Praktikum


Berikut metode pelaksanaan praktikum kebersihan kandang, antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membersihkan kandang
2. Membersihkan tempat minum ternak, dan mengukur volume air sisa untuk mengetahui
berapa konsumsi air minum kambing perah selama sehari.
3. Membersihkan tempat pakan dari sisa-sisa pakan, kemudian dimasukan kedalam plastik
untuk dikumpulkan dan dihitung beratnya.
4. Menyapu sisa pakan yang jatuh dilantai kandang dengan sapu lidi
5. Kotoran ternak dibersihkan dengan cara mengumpulkannya di parit pembuangan kotoran,
kemudian kotoran tersebut disiram dengan air.

38
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, model kandang kambing perah adalah kandang tipe panggung yang
jumlahnya 8 buah kandang. 1 kandang terdiri dari 2 bagian, masing-masing bagian diisi oleh 1
ekor induk dan 1 ekor cempe. Kelebiha dari kandang tipe panggung ini adalah kotoran dan air
kencing kambing jatuh ke tempat penampungan yang berada di kolong kandang, sehingga
kebersihan kandang terjamin; lantai kandang tidak becek dan kering sehingga kelembaban tinggi
didalam kandang dapat dihindari untuk mencegah tumbuhnya parasit penyebab penyakit.
Dalam pemeliharaan kambing perah, kebersihan kandang sangat perlu diperhatikan,
karena kebersihan kandang mampunyai kaitan yang erat sekali dengan kualitas susu yang
dihasilkan. Apabila kondisi kandang dan peralatan tidak bersih, maka nantinya dikhawatirkan
dapat memberikan kontaminasi terhadap susu yang dihasilkan sehingga susu tersebut
mampunyai kualitas yang kurang bagus dan lebih mudah rusak. Produksi susu kambing perah
juga erat kaitannya dengan kebersihan kandang, kondisi kandang yang bersih akan memberikan
keadaan yang nyaman bagi kambing dan memberikan dampak positif terhadap produksi susu
yang optimal. Menurut Sunarko et al. (2009), air susu juga mudah sekali menyerap bau-bauan

39
yang berasal dari kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Sanitasi kandang merupakan usaha dalam rangka membebaskan atau membersihkan
kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan menggunakan desinfektan pada
dosis yang dianjurkan (Miza, 2013). Kebersihan kandang dan peralatan merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan ternak. Menurut Nanik (2013), kandang harus dibersihkan setiap
hari secara teratur terutama lantai kandang, tempat pakan dan minum, peralatan kandang dan
lingkungan sekitar kandang.
Kotoran ternak yang tidak dibersihkan dikhawatirkan sebagai media tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme atau parasit yang dapat menyebabkan penyakit bagi ternak
kambing perah yang dipelihara. Dalam kegiatan sanitasi kandang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
4. Membersihkan tempat minum
Ember yang digunakan sebagai tempat minum ternak kambing jika dibiarkan terlalu lama
akan berwarna hijau karena tumbuhnya lumut-lumutan, oleh karena itu ember tempat air minum
hendaknya dibersihkan kemudian air minum diganti dengan air yang baru.
5. Membersihkan tempat pakan
Tempat pakan kambing harus dibersihkan dari sisa-sisa rumput dihari sebelumnya yang
tidak dikonsumsi oleh kambing. Selain itu, biasanya cempe kambing yang masih kecil biasanya
naik ke tempat pakan dan mengeluarkan kotoran di tempat pakan, karena itulah tempat pakan
harus rutin dibersihkan. Setelah dibersihkan, barulah diganti pakan yang lama dengan pakan
yang baru. Rumput sisa yang tidak terkonsumsi oleh kambing dikumpulkan dan ditimbang untuk
mengetahui jumlah konsumsi rumput pada masing-masing kambing.
6. Membersihkan lantai kandang
Kondisi lantai kandang yang becek dan lembab sangat menguntungkan bagi tumbuhnya
mikroba atau parasit penyebab penyakit, hal ini tentunya harus dicegah dengan membersihkan
lantai kandang secara rutin. Dikutip dari Asih (2004) dalam Buku yang berjudul Manajemen
Ternak Perah, bahwa kondisi lantai kandang kambing sangat penting untuk diperhatikan, lantai
kandang sebaiknya selalu dalam keadaan kering dan hangat, karena kambing sangat rentan
dengan parasit.

40
Lantai kandang dibersihkan menggunakan penggaruk besi dengan cara menarik kotoran-
kotoran yang terdapat dilantai kandang dan dikumpulkan diparit kandang. Kotoran ternak
kambing diangkut menggunakan arco untuk dibawa ke tempat penampung kotoran. Sisa-sisa
kotoran ternak kambing yang belum bersih dialiri dengan air sambil disapu dengan sapu lidi
agar kotoran tersebut terbawa ke lubang tempat penampungan kotoran. Kotoran yang sudah
dikumpulkan nantinya dapat dijual untuk memberikan keuntungan yang lebih banyak dari
pemeliharaan kambing perah.
Setelah semua bagian kandang dan peralatan dibersihkan, maka ternak kambing perah
akan merasa nyaman sehingga diharapkan dapat memproduksi susu dengan optimal dan susu
yang dihasilkan bersih, higienis, aman dan berkualitas bagus.

41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
3. Kebersihan kandang dan peralatan kandang sangat perlu diperhatikan, karena dapat
memberikan pengaruh tidak langsung terhadap produksi susu kambing perah.
4. Kebersihan kandang akan memberikan kondisi yang nyaman bagi ternak kambing sehingga
dapat berproduksi yang optimal dengan kualitas susu yang bagus.

4.2 Saran
3. Bagi mahasiswa
Untuk praktikum Manajemen Ternak Perah selanjutnya diharapkan kepada mahasiswa-
mahasiswa untuk lebih disiplin dan serius dalam mengikuti praktikum, sehingga dapat
memperoleh wawasan terkait dengan teknik melakukan sanitasi kandang ternak perah.
4. Bagi peternak
Peternak haruslah menjaga kebersihan kandang dan peralatan, karena hal ini berkaitan
dengan kesehatan ternak dan hasil produksi susunya.

42
DAFTAR PUSTAKA

Asih, R. S. 2004. Manajemen Ternak Perah. Universitas Mataram Press. Mataram


Sunarko, C., B. Sutrasno, T. H. Siwi, A. Kumalajati, H. Supriadi, A. Marsudi dan Budiningsih.
2009. Petunjuk Pemeliharaan Bibit Sapi Perah. BBPTU Sapi Perah Baturraden.
Baturraden.
Miza, 2013. Kesehatan Ternak. Http://mhyza.blogspot.sg/2013/10/kesehatan-ternak.thml?m=1.
[Diakses 5 Desember 2019]
Nanik,2013.Manajemen Kesehatan Ternak. Http://naniksaimina.blogspot.com/2013/12/makalah-
manajemen-kesehatan-ternak-perah.html [Diakses 5 Desember 2019]

43
LAMPIRAN

44
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kambing perah merupakan salah satu alternative ternak penghasil susu selain dari sapi
perah. Kambing perah merupakan jenis kambing yang dapat memproduksi susu dengan jumlah
melebihi kebutuhan ankanya (Atabany, 2001). Salah satu kambing perah yang banyak dipelihara
di Indonesia adalah kambing Peranakan Ettawa. Kambing Peranakan Ettawa merupakan
kambing hasil persilangan antara kambing ettawa dengan kambing lokal yang ada di Indonesia.
Kambing peranakan Ettawa sudah banyak dikembangkan di Indonesia dan sangat potensial
sekali karena sudah beradaptasi dengan lingkungan yang ada di Indonesia. Kambing Peranakan
Ettawa mampu menghasilkan susu berkisar 0,5-3 Liter/hari (Kaleka dan Haryadi, 2013).

Untuk mendapatkan susu dari kambing yag dipelihara perlu dilakukan pemerahan untuk
mengeluarkan susu dari ambing ternak kambing perah. Teknik pemerahan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing selain dari faktor lingkungan yang lainnya.
Untuk memerah susu dibutuhkan keterampilan yang khusus dari pemerah. Keahlian dari
seseorang pemerah sangat menentukan hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi (Sarwono,
2006).

Pemerah susu kambing harus memiliki kategori persyaratan yaitu sehat tanpa menderita
penyakit menular: tidak merokok pada saat memerah susu; mengenakan pakaian bersih; dan
sebelum memerah susu, pemerah membersihkan tangannya terlebih dahulu (Sitepoe, 2008). Hal
ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi susu kambing perah.
Selain dari faktor pemerah, peralatan yang digunakan untuk memerah susu juga harus
diperhatikan. Peralatan pemerahan seperti: kain lap, wadah penampung susu, ember/botol untuk
membawa air pada saat pembersihan ambing dan lain sebagainya. Semua peralatan yang
digunakan harus dalam kondisi yang steril atau bersih dan bebas dari kontaminasi
mikroorganisme. Dengan demikian, penting sekali diadakan praktikum pada Mata Kuliah
Manajemen Ternak Perah terkait dengan teknik pemerahan susu pada ternak kambing untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan teknik pemerahan yang baik serta
hal-hal yang penting untuk diperhatikan pada saat melakukan pemerahan susu.

45
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pemerahan susu pada Mata Kuliah Manajemen Ternak
Perah, antara lain:
2 Untuk memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswa tentang teknik yang baik dalam
melakukan pemerahan susu ternak kambing.
3 Untuk memahami cara menggunakan peralatan pemerahan pada ternak kambing.
4 Untuk mengetahui waktu pemerahan yang tepat pada ternak kambing.
1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa setelah melakukan praktikum ini antara
lain:
1. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuannya dilapangan terkait dengan teknik
pemerahan yang baik dan prosedur pemerahan pada kambing perah.
2. Mahasiswa dapat menentukan kualitas susu kambing yang baik.

46
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 September 2017 di Di Peternakan
Gopala, Gunung Pengsong, Kec. Labuapi, Kab. Lombok Barat.

2.2 Materi Praktikum

Adapun materi yang digunakan pada praktikum pemerahan susu ternak kambing, antara
lain:

1.Botol plastik (wadah)

2.Ember

3.Kain lap

4.Air bersih

5.Kambing PE laktasi

2.3 Metode Praktikum


Adapun metode pemerahan pada ternak kambing, antara lain:
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan pemeraha.
2.Kambing yang akan diperah susunya tidak boleh diperlakukan dengan kasar, harusnya
dielus-elus agar kambing tidak stress.
3.Tangan dibersihkan sebelum melakukan pemerahan.
4.Air bersih digunakan untuk membasuh bagian ambing ternak, kemudian di lap
mengunakan kain yang tadi sampai benar-benar bersih.
5.Pembersihan ambing bertujuan untuk merangsang air susu turun ke putting susu.
6.Pemerahan pertama, air susu dibuang
7.Wadah diarahkan ke putting ternak kambing, selanjutnya pemerahan dilakukan dengan
metode Kunavelens, yaitu dengan cara memijat antara ibu jari yang ditekkukan dengan dua
jari lainnya.
8.Setelah diperah, ambing ternak harus dibersihkan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
mokroorganisme.

47
48
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Gambar 3.1 Pemerahan

3.2 Pembahasan
Dalam pemeliharaan ternak perah, mempelajari teknik pemerahan yang baik merupakan
suatu keharusan bagi peternak. Pemerah susu kambing harus memiliki kategori persyaratan yaitu
sehat tanpa menderita penyakit menular: tidak merokok pada saat memerah susu; mengenakan
pakaian bersih; dan sebelum memerah susu, pemerah membersihkan tangannya terlebih dahulu
(Sitepoe, 2008). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi susu kambing perah.
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk memerah dipersiapkan dan harus dalam
keadaan steril (bebas dari kontaminasi mikroorganisme). Selain itu, pemerah juga diharuskan
membersihkan tangan sebelum memegang ambing. Air bersih yang akan digunakan untuk
membersihkan ambing diisi pada ember. Setelah kambing sudah siap untuk diperah, pemerah
membersihkan ambing dengan air dan kain lap. Tujuannya adalah untuk merangsang hormone
oxytocin bekerja untuk menurunkan susu ke ambing ternak. Setelah dibersihkan pemerah harus
cepat memerah susu, karena kerja dari hormone oxytocin sangat singkat yaitu sekitar 6 -7 menit.
Teknik pemerahan yang digunakan ada beberapa cara, penggunaanya tentu memperhatikan
panjang atau pendeknya puting, besar ambing dan sebagainya.

49
Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam pemerahan susu pada kambing perah:
3.1.1 Tahap persiapan
Sebelum pemerahan dimulai, pemerah harus mencuci tangannya sampaibersih, kuku
tangan pemerah juga harus dipotong pendek agar tidak melukai putting kambing, kambing
yang akan diperah dibersihkan dari dari segala kotoran, tempat dan peralatan yang telah
disediakan dalam keadaan bersih dan pemerah juga harus mengecek kesehatan putting
kambing.
3.1.2 Pelaksanaan Pemerahan
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat, dikerjakan
dengan kelembutan, pemerahan dilakukan sampai tuntas, menggunakan prosedur sanitasi,
serta efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Pemerahan dapat menggunakan 2 teknik
pemerahan yaitu: a) teknik pemerahan dengan menggunakan mesin perah dan b) pemerahan
dengan teknik manual/tangan.
Pada kegiatan praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah teknik
pemerahan secara manual/tangan. Menurut Asih (2004) teknik pemerahan ini dapat
dibedakan menjadi 3 cara, yaitu:
a) Pemerahan Legeartis
Pemerahan ini dilakukan dengan menggunakan kelima jari tangan. Putting susu dipegang
antara ibu jari dan keempat jari lainnya, kemudian seluruh jari menekan putting secara
bersamaan sampai susu keluar.
b) Pemerahan Kunevelens
Pemerahan ini dilakukan dengan cara memijit antara ibu jari yang ditekkukan dengan dua
jari lainnya.
c) Pemeraha cara Strip Method (Voipens)

Pemerahan ini dilakukan dengan cara menarik putting, yang berada diantara ibu jari dan
jari telunjuk.
Pada praktikum ini, teknik pemerahan yang digunakan adalah pemerahan Kunevelens.
Pemerahan susu hanya dilakukan sekali yaitu pada pagi hari setelah ternak kambing
diberikan pakan. Teknik pemerahan sangat penting diperhatikan karena mempengaruhi
produksi susu dan kualitasnya, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sarwono (2006),
bahwa teknik pemerahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi susu

50
kambing selain dari faktor lingkungan yang lainnya. Untuk memerah susu dibutuhkan
keterampilan yang khusus dari pemerah. Keahlian dari seseorang pemerah sangat
menentukan hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi.
3.1.3 Pasca Pemerahan
Setelah selesai memerah, ambing dibersihkan menggunakan kain lap yang telah
dibasahi oleh air bersih. Selain air bersih, kain lap juga dapat dibasahi dengan desinfektan.
Semua peralatan yang digunakan untuk memerah juga harus dibersihkan dan dikeringkan
(Budiansyah, 2013).
Kondisi kebersihan kandang dan peralatan penting sekali untuk perhatikan pada saat
pemerahan ternak, karena dapat mempengaruhi kualitas susu yang diperoleh. Sunarko et al.
(2009) menjelaska bahwa air susu mudah sekali menyerap bau-bauan yang berasal dari
kandang dan peralatan kandang, sehingga sebelum pemerahan harus dibersihkan terlebih
dahulu.

51
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Teknik pemerahan yang digunakan pada praktikum ini adalah pemerahan
Kunevelens.Kebersihan kandang dan peralatan pemerah perlu diperhatikan untuk mendapatkan
susu yang hieginis dan berkualitas.Keahlian dari seorang pemerah juga sangat mempengaruhi
hasil produksi susu dan lamanya masa laktasi.
4.2 Saran
Saran kami, untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan mau mencoba satu-
persatu memerah susu. Selain itu,sebelum praktikan memerah susu, disaranka untuk
membersihka tangan terlebih dahulu.

52
DAFTAR PUSTAKA

Asih, R. S. 2004. Manajemen Ternak Perah. Universitas Mataram Press. Mataram.

Atabany, A. 2001. Studi Kasus Produksi Kambing Peranakan Ettawa dan Kambing Saanen
pada Peternakan Kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis Program Pasca
Serjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Budiansyah,A.2019.MakalahTeknik Pemerahan. Http://perahsapi.blogspot.co.id/2013/10/teknik-


pemerahan.html?m=1 [Diakses 5 Desember 2019].

Kaleka, N. dan Haryadi, N. 2013. Kambing Perah. Arcita. Surakarta.

Sarwono. 2006. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. PT Indeks. Jakarta.

Sunarko, C., B. Sutrasno, T. H. Siwi, A. Kumalajati, H. Supriadi, A. Marsudi dan Budiningsih.


2009. Petunjuk Pemeliharaan Bibit Sapi Perah. BBPTU Sapi Perah Baturraden.
Baturraden.

53
LAMPIRAN

54

Anda mungkin juga menyukai