Anda di halaman 1dari 10

6

BAB 3. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN


III.1 Struktur Populasi
Populasi. Peternakan CV. Mitra Prayoga Agrisatwa pada Close House memiliki
ayam dengan jumlah 16.000 ekor ayam, keseluruhan memiliki populasi ayam
petelur sejumlah 52.000 ekor yang terbagi ke dalam 10 kandang. Saat ini open
house ada 9 kandang dengan masing-masing kandang sejumlah 4.000 ekor
ayam,dan close house ada 16.000 ekor ayam
Umur Produksi ayam petelur di peternakan CV. Mitra Prayoga Agrisatwa
adalah 50 minggu. Sejak bibit ayam dipindahkan ke dalam kandang produksi
yaitu ketika berumur sekitar 16 minggu dengan bobot ayam kira-kira sudah
mencapai sekitar 1,4 kg per ekor ayam. Puncak produksi ayam petelur di
peternakan tersebut adalah ketika ayam berumur sekitar 25 minggu dan kemudian
ayam tersebut dilakukan culling atau pengafkiran ketika sudah berumur lebih dari
85 minggu atau rata-rata sekitar umur 90 minggu. Menurut Zulfikar (2013),
umumnya produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam
mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus
menurun. Dewasa ini yang dianggap lingkaran produksi yang optimal adalah
ayam-ayam umur 1,5 sampai 2 tahun. Ayam petelur yang lebih dari 2 tahun tidak
ekonomis lagi, sebab mereka tak mampu mengimbangi lagi makanan yang
dihabiskan. Itulah sebabnya maka ayam-ayam yang sudah mencapai umur 2 tahun
harus diafkir. Penundaan pengafkiran berarti mengurangi keuntungan.
III.2 Tata laksana Rutin
III.2.1 Model Kandang
Model kandang yang dimiliki peternak CV. Mitra Prayoga Agrisatwa jember
ada dua tipe yaitu close house dan open house dengan kapasita mulai dari 1.000
sampai dengan 60.000 ekor. Model kandang milik Nathalia Chandra adalah close
house dengan kapasitas total 16.000 ekor, ditambah dengan open house 36.000
dengan masing masing kandang 4.000 ekor per kandang, kandang open house ada
10 kandang dengan isi per kandang 4.000 ekor per kandang, yamg 1 kandang
kosong karena diperbaiki
6

III.2.2 Kontruksi Kandang


Sistem kandang milik Nathalia Chandra adalah sistem kandang merupakan
sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap
air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang,
tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.
Kandang memiliki panjang 100 meter, lebar 10 meter serta tinggi 11 meter dan
dibangun dengan rangka beton dengan atap kandang tipe A. Berdasarkan ini,
kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu meminimalkan
pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang
dipunyai ayam. Secara konstruksi, kandang sistem tertutup dibedakan atas dua
sistem yakni pertama sistem tunnel dengan beberapa kelebihan yang dimilikinya
seperti mengandalkan aliran angin untuk mengeluarkan gas sisa, panas, uap air
dan menyediakan oksigen untuk kebutuhan ayam. Sistem tunnel ini lebih cocok
untuk

area

dengan

temperatur

maksimal

tidak

lebih

dari

30

0C.

Sistem kedua adalah evaporative cooling sistem (ECS). Sistem ini memberikan
benefit pada peternak seperti mengandalkan aliran angin dan proses evaporasi
dengan bantuan angina. Sistem kandang tertutup ini hanya cocok untuk daerah
panas dengan suhu udara di atas 35 0C.
Namun yang menjadi kendala di Indonesia, terutama di daerah adalah
ketersediaan

infrastruktur

yang

memadai

untuk

membangun

sebuah

kandang closed house. Infrastruktur tersebut meliputi ketersediaan listrik dan


akses jalan. Untuk membangun kandang closed house dibutuhkan listrik yang
besar karena semua peralatan tergantung pada listrik. Hal ini yang membuat
kandang closed house di Indonesia terutama di level peternak tidak terlalu
berkembang. Untuk kemitraan MSP saja baru sekitar 25% peternaknya yang
menggunakan kandang closed house. Sedangkan untuk di Indonesia jumlah
peternak yang menggunakan kandang closed house masih kurang dari 5%, dan
itupun masih terpusat di Pulau Jawa, terutama di Jawa Timur.

Closed house untuk eminimalisir kontak antara ayam dengan kondisi


lingkungan di luar kandang. Tujuan closed house adalah menciptakan lingkungan
ideal dalam kandang, meningkatkan produktivitas ayam, efisiensi lahan dan
tenaga kerja serta menciptakan usaha peternakan yang ramah lingkungan. Sejauh
ini rekonstruksi kandang terbuka menjadi kandang tertutup dihadapkan pada
kendala modal yang dimiliki peternak masih jauh dari cukup untuk
pengembangannya.
III.3 Penanganan Hasil
III.3.1 Manajemen Penanganan Telur
Kualitas eksterior telur antara lain ditentukan oleh cangkangnya, yaitu
meliputi kebersihan, bentuk, tekstur, dan keutuhan. Pengambilan telur dalam satu
hari maximal tiga kali supaya telur yang didapat bersih dan mengurangi resiko
telur pecah karena terinjak oleh ayam. Penimbangan telur dilakukan bersamaan
dengan pengepakan dan tidak mengikutkan telur yang pecah. Penimbangan
diperlukan dalam suatu penjualan peternak ke pedagang atau konsumen terakhir,
satuan yang dipakai adalah berat dan kilogram.
Tujuan pengepakan telur konsumsi adalah untuk mencegah kebusukan dan
berperan dalam menjaga agar telur tetep bersih dan biasanya pembungkusan
dengan plastik dan peti kayu.

3.2.2 Teknik Memilih Telur


Ada beberapa teknik dalam memilih telur yang masih baik yaitu:
1. Kulit telur masih baik dan tidak retak.
2. Jika dilihat/diteropong di sinar matahari, telur tampak jernih.
3. Telur akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
4. Telur tidak berbunyi jika digoyang-goyang.
5. Kuning telur masih bulat dan terletak di tengah-tengah.
6. Telur tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Sedangkan

telur

yang

sudah

tersimpan

lama,

ruang

udaranya

akan

semakin besar akibat berkurangnya kadar air dalam telur. Putih telur akan mencair
8

kemudian diikuti oleh bagian kuning sehingga bagian putih dan bagian merah
akan menjadi satu. Selanjutnya telur akan mengeluarkan bau busuk dan berat telur
akan ringan.
3.2.2

Menentukan Kualitas Telur


Kualitas telus dapat dibedakan berdasarkan berat dan ukuran telur

serta berdasarkan kebersihan telur.


1.

Penentuan berdasarkan berat dan ukurannya :

a. Golongan telur besar sekali, berat telur di atas 60 gram (ekstra large.
b. Golongan telur besar, apabila berat telur rata-rata 54 gram atau 5060gram.
c. Golongan telur medium, berat rata-rata telur 47 gram atau 40-50 gram.
d. Golongan telur kecil, berat telur kurang dari 40 gram.
2.

Penentuan berdasarkan kebersihannya

a. Kelas mutu 1, kulit telur tidak retak atau pecah, penampakannya


bersihdan tidak ada kotoran atau noda.
b. Kelas mutu 2, yaitu telur yang kulitnya retak dan kenampakannya kotor.
c. Kelas mutu 3, yaitu telur yang kulitnya retak, tetapi isinya belum
keluar.
d. Kelas muti 4, yaitu telur yang kulitnya sudah pecah dan sebagian isinya
keluar

10

III.4 Pemasaran
Peternakan CV. Mitra Prayoga merupakan peternakan yang tujuannya adalah
menghasilkan telur ayam. Pemasaran produk telur tersebut dilakukan dengan
mengirimkan ke beberapa wilayah seperti di daerah Jember, serta di luar Jember
seperti Situbondo, Banyuwangi, Surabaya, dan daerah lainnya. Konsumen dari
telur produk peternakan CV. Mitra Prayoga kebanyakan adalah dari toko roti, agen
took, pasar dan di jadikan sebagai Telur organik yang di setor ke Indomaret
karena indomaret dengan perusahaan tersebut sudah kontrak sebelumnya. Harga
jual dari telur di peternakan tersebut mengikuti dari harga pemerintah, jadi tidak
pasti berapa harga untuk setiap harinya, tetapi untuk harga ketika Magang Kerja
Industri sedang dilakukan yaitu berada di kisaran Rp 17.500 per kilogram telur.
selain dari penjualan telur sebagai produk utama, peternakan CV. Mitra Prayoga
juga menjual ayam petelur yang sudah diafkir. Penjualan dari ayam petelur afkir
sendiri dijual per ekor. Afkir global atau afkir keseluruhan kandang yang sudah
waktunya fkir di jual ke RPA di daerah sidoarjo dan sekitarnya untuk di jadikan
masakan masakan seperti sup ayam, soto, lalapan dan lain lain.
Menurut Mappingau dan Esso (2011), pemasaran merupakan kegiatan
menyalurkan produk dari produsen ke konsumen, yaitu dari peternak ayam layer
ke konsumen telur ayam, yang di dalamnya juga terlibat distributor untuk
memperlancar penjualan telur. alur yang biasa digunakan untuk pemasaran telur
yaitu peternak (produsen) lalu ke pedagang pasar besar ke pengecer dan yang
terakhir ke konsumen. Pemasaran telur juga biasa disampaikan melalui media
cetak maupun elektronik, dapat juga melalui komunikasi personal oleh peternak
ataupun pedagang.

10

11

3.4 Pupuk Kandang


Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,
dan biologi tanah. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pupuk
kandang padat dan cair.
3.4.1 Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi
tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Penanganan
pupuk kandang padat akan sangat berbeda dengan pupuk kandang cair.
Penanganan pupuk kandang padat oleh petani umumnya kotoran ternak besar
dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang dan dikumpulkan
dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Petani yang telah maju ada yang
memberikan mikroba dekomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan
mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang hanya sekedar ditumpuk dan
dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
3.4.2 Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang berbentuk cair berasal dari
kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau
kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya
urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine
sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing.
Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari
kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya
membuat pupuk kandang cair dari 30-50 kg kotoran hewan yang masih segar
dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat kasar rami diikat kuat,
ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk menggantung
karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran
200 l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk

11

12

dengan mengangkat dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan


pupuk kandang dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Pupuk kandang yang melarut
siap digunakan bila air sudah berwarna coklat gelap dan tidak berbau. Cara
penggunaan pupuk kandang cair dengan disiramkan ke tanah bagian perakaran
tanaman dengan takaran satu bagian pupuk kandang cair dicampur dengan satu
atau dua bagian air. Ampas dari pupuk kandang cair dimanfaatkan sebagai mulsa
(Matarirano, 1994).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupupuk kandang ayam yang dilarutkan
dalam air mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih
baru dimasukkan ke karung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong
bervolume 130 l. Untuk kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen yang terlarut
mencapai maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam
ditingkatkan menjadi 17,5 dan 25 kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3
minggu dengan kadar nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin tinggi
konsentrasi kotoran ayam yang dilarutkan maka kadar Nitrogen semakin rendah.
Kualitas pupuk kandang ayam diencerkan seperempat kali konsentrasi
awalnya tersebut dibandingkan dengan larutan hara (hidroponik) cukup memadai.
Perbandingan kadar hara dari pupuk kandang ayam yang terlarut adalah sebagai
berikut: nitrogen total (219:75), nitrat (4:145), amonium (215:30), fosfor (54:65),
kalium (295:400), kalsium (6:197),natrium (62:0), magnesium (0:2), besi (0:2),
mangan (0:0,5), tembaga (0:0,03), dan seng (0,05:0,05). Unsur-unsur hara makro
dan seng kadarnya mencukupi, hanya kalsium dan sejumlah kecil besi, mangan
dan tembaga perlu diperoleh dari sumber lain. Kadar Nitrogen total pada larutan
kotoran ayam sudah ideal, meskipun akan lebih baik bila terdapat dalam bentuk
nitrat daripada dalam bentuk amonium (Price, 1984).

12

13

Tabel 2. Kandungan hara dari pupuk kandang padat/segar


kandang

rganik
%
Kambing

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan


respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk
kandang ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara
yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk
kandang lainnya (Widowati et al., 2005). Pemanfaatan pupuk kandang ayam ini
bagi pertanian organik menemui kendala karena pupuk kandang ayam
mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.
3.5 Penyemprotan Mikro Organisme Lokal (MOL)
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan
kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam
biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia
untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke
dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae
(Darwis dkk., 1992). Mikroorganisme menguraikan bahan organik dansisasisa
jasad hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana (Sumarsih, 2003). Menurut
Budiyanto (2002), mikroorganisme mempunyai fungsi sebagai agen proses
biokimia dalam pengubahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang
berasal dari sisa tanaman dan hewan.
Mikro Organisme Lokalatau (MOL) adalah bahan pengurai untuk membuat
pupuk organik berupa kompos dan pupuk cair. MOL ini sangat banyak sekali
manfaatnya, karena sangat berperan penting dalam dunia Pertanian Organik. Salah

13

14

satu prinsip pertanian organik adalah mendaur ulang sisa-sisa pertanian yang ada
untuk dijadikan sumber pupuk maupun sebagai pestisida nabati. Pupuk yang
digunakan dalam pertanian organik berasal dari hijauan seperti : jerami, batang
pisang dan dedaunan lainya di tambah kotoran ternak,yang dipermentasi
menggunakan MOL.
Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan pemanfaatan bakteri yang
bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari
hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan
yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL (Anonim, 2012)

3.5.1 Kenggunaan MOL

MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya,


pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL
mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya, MOL dapat digunakan
langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan
juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan
tanaman karena sudah berupa larutan (Pranata, 2004).
3.5.1.1 Manfaat MOL
MOL adalah cairan yang mengandung mikro organisme hasil produksi sendiri
dari bahan bahan alami aisekeliling kit ( lokal), dimana bahan bahan tersebut
tempat yang sebagai media uuntuk hidup dan berkembang nya mikroorganisme
yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan bahan organik
(decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.
Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung
bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga
MOL dapat digunakan sebagai pendecomposer, pupuk hayati dan sebagai
pestisida organik terutama sebagai fungisida. Keunggulan pengunaan MOL yang
paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya.

14

15

Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat MOL harus mengandung


Karbohidrat, glukosa, dan Bakteri, ketiga komponen itu menjadi sangat penting
untuk diperhatikan agar MOL yang dihasilkan berkualitas dan sesuai dengan
harapan
MOL atau singkatan Mikro Organisme Lokal sering dimanfaatkan untuk
budidaya pertanian organik atau semi organik. MOL memiliki banyak kegunaan,
seperti:
1. Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
2. Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan
kompos
3. Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman

15

Anda mungkin juga menyukai