Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara garis besar pengertian yaitu perngorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan
perfornasi mengenai peralatan produksi dan fasilitas industry. Dasar pemikiran yang sehat dan logis
adalah suatu persyaratan terbaik dalam mengorganisansikan pemiliharaan. Pengorganisasian ini
mencakup penerapan dari metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis.

Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguh- sungguh dalam mengatur
perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau
tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan memgetahui tujuan dan sistem
manajemen yang di terapkan, maka akan dapat mengatasi masalah, mengambil tindakan serta mengerti
dengan jelas permasalahan yang sedang di hadapi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam broiler antara

Lain perkandangan, pemilihan bibit manajemen pakan, sanitasi dan kesehatan,

Recording dan pemasaran.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang penulisan ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimanakah cara pemiliharaan ayam broiler


2. Bagaimanakah manajemen pemiliharaan ayam broiler
1.3. Tujuan Dan Masalah
Penulisan laporan ini bertujuan untuk
1. Untuk mengetahui sistem pemiliharaan ayam broiler
2. Utuk mengetahui manajemen pemiliharaan ayam broiler
Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah
1. Bagi penulis
- Diharapkan penulisan laporan ini dapat menambah pengetahuan
Dan pengalaman. Yang pastinya berguna di masa yang akan datang.
2. Bagi perusahaan
- Diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukkan untuk
kebijakan-kebijakan perusahaan di periode-periode berikutnya
- Diharapkan hasil penulisan laporan ii dapat bermanfaat untuk
dapat menambah pengetahuan atau bahan masukkan untuk penulisan laporan di masa yang
akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Broiler
Ayam broiler di Indonesia baru di kenal menjelang periode 1980-an,

Sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an, Akan tetapi, ayam broiler komersial
seperti sekarang ini baru popular pada tahun 1980-an [Rasyaf, 2001]. Ayam broiler merupakan suantu
ternak unggas hasil dari budidaya yang bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam
menghasikan daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relative singkat, baik jenis jantan
atau pun betina [Kanisius, 1986].

Menurut Rasyaf [1999] ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat
pada umur 1-5 mimggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama
besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler
tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperature
lingkungan dan pemiliharaan. Pada umumnya di Indonesia ayam broiler sudah dipasarkan pada 5 – 6
minggu dengan berat 1,3 – 1.6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam
broiler yang sudah berat sulit dijual [rasyaf,1999].

2.2. Sistem Pemeliharaan dalam Farm


2.3. 1 All In Out System
Sistem ini digunakan oleh para peternak karena praktis. AII in Aii out

System artinya adalah hanya ada satu macam umur dalam farm pada satu saat. semua anak
ayam mulai masuk dalam farm pada hari yang sama dan dijual pada hari yang sama. Setelah itu,
kandang di kosongkan selama 2 minggu untuk memotong siklus hidup penyakit dalam kandang. Dengan
demikian, ayam yang masuk pada periode berikutnya akan sehat karena tidak tertular penyakit dari
ternak periode sebelumnya.

2.2.2. Multiple Brooding

Pememiliharaan berbagai macam umur dalam farm, dilihat dari segi kesehatan memang lebih
menguntungkan. Namun, untuk menghasilkan produksi yang berkesinambungan sesuai dengan
permintaan pasar, pemeliharaan dalam fram harus lebih ketat karena dikhawatirkan terjadi
penularan penyakit dari ayam-ayam lebih tua kepada ayam-ayam yang lebih mudah. Saat ini para
peternak lebih suka menggunakan program multiple brooding.

2.3. Manajemen pemeliharaan


2.3.1 Persiapan Ternak Broiler

Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum mendatangkan bibit
ayam broiler yang akan dipelihara.Tersedianya saran yang lengkap akan memudahkan dalam
pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks
atau kandang, DOC, boks ini diletakan di atas lantai kandang, tirai plastic dipasang pada keempat sisi
boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, thermometer untuk mengontrol panas bisa
digantung atau diikat pada kandang [ Murtidjo, 1987].
Pemeliharaan saat DOC, tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnta. DOC yang baru
datang biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum
dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya
diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ada libitum [berlebihan] dan
ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada
umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air
minum di tambah suplemen [vitamin] dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus mengandung
kadar protein 23 o/o dan metabolism energy [ME] 2000-3000 kcal [Ginsono, 1986].

2.3.2. Periode stater

Periodes stater ayam pedaging [umur 0-21] merupakan masa pertumbuhan awal bagi ayam
pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Menurut Rasyaf [2008]
pemilihan DOC dilihat dari

1] induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan,

2] anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama,

3] matanya cerah atau bercahaya aktif,

4] tidak cacat secara fisik,

5] tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penaganan awal DOC saat datang di kandang yaitu;

Kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang yang dilengkapi dengan pemanas buatan [brooder]
sebagai pengganti induk, pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu 15 menit sebelum DOC datang. DOC
di keluarkan dari kotak untuk pindah ke brooder, dan diberi minum air gula aren dan vitamin, dengan
tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua DOC dipastikan
minum, baru di kasih pakan, Vitamin dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu
memulihkan kesegaran anak ayam.

Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble.

Pakan bentuk crumble adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat menghasilkan berat bedan
lebih besar dibandingkan tepung komplit.

Penggunaan alas litter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa untuk
daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas
litternya tidak lebih dari 5 cm.

Penggunaan alas litter yaitu untuk,

1] Kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,

2] Ayam broiler relative lebih tahan,

3] Pengelolaan lebih mudah [Rasyaf,2008].

Awal pemiliharaan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang,


kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alas an supaya suhu ruangan lebih hangat dan mudah
dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan ayam kekandang lain, karena ruangan
sudah penuh [padat]. Program pemanas dilakukan sampai umur 21 hari [3 minggu]. Fase brooding
dimulai pada umur 1-21 hari.

Suhu ruangan 28 – 31’C dan kelembapan 55 – 60 o/o sehingga hampir

sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf [2008] mengatakan bahwa ayam broiler dapat
tumbuh secara optimal 19 – 21’C.

2.3.3. Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar

5 – 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan [Rasyaf, 2008].
Ayam umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu kandang yang
dingin pada waktu malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai samping harus di tutup rapar. Umur
25 hari bobot badan diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor,

Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini dikarenakan ayam mengalami stres,
akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam
harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam yang
mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya kosong [ayam tidak mau makan
kaena stress].

3.4 Jenis Kegiatan/ Jenis Usaha Yang Dikembangkan Oleh DUDI

Jenis kegiatan/jenis usaha yang ada dan dikembangkan oleh peternakan ini adalah ‘’Perternakan
Ayam Broiler’’ , yang mencakup wilayah Kabupaten Bone Bolanggo dan sebagai Wilayah Kota
Gorontalo. Jenis kegiatan yang dilakukan diantaranya;

3.5 Alat, Bahan,Dan Prosedur Kerja

3.5.1. Alat

. Hygrometer ruang

. Kandang ayam broiler

. Pemanas [lampu pijar]

. Sapu lidi

. Sekat kandang dari bamboo

. Sprayer

. Tempat minum

. Tempat ransum

. Timbangan

. Thermometer ruang
2.5.2. Bahan

. Anak ayam broiler [DOC]

. Desinfektan

. Gula merah

. Kertas Koran

. Obat-obatan dan vitamin

. Ransum stater

. Sekam

3.5.3. Prosedur Kerja

1. Membersihkan kandang dari bekas kotoran atau litter dengan mengunakan skop

2. Setelah dibersihkan kandang dicuci dengan iar sabun sampai bersih, lalu keringkan satu sampai

Dengan dua hari.

3.Kandang yang telah kering dikapur sampai merata

4. Pelatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum sebaiknya dicuci dengan larutan

Desinfektan yang telah disediakan

5. Mengukur dan menghitung luas lantai sesuai dengan jumlah broiler yang akan dipeliharas

Anda mungkin juga menyukai